Anda di halaman 1dari 23

CARA MEMBUAT KOLAM IKAN

Selain nutrisi pakan dan bibit ikan, keberhasilan budidaya ikan juga sangat dipengaruhi oleh
konstruksi kolam ikan tempat ikan dibudidayakan. Pembuatan kolam ikan menurut kaidah
yang benar mampu menciptakan iklim kondusif bagi kelangsungan hidup ikan budidaya.
Bahkan di negara dengan sektor perikanan maju seperti di Thailand, konstruksi kolam yang
benar menjadi faktor penting keberhasilan budidaya ikan.

TEKNIK PEMBUATAN KOLAM IKAN

Cara membuat kolam ikan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pembuatan kolam ikan
permanen, semipermanen, serta nonpermanen.

Pembuatan kolam ikan secara permanen merupakan salah satu cara membuat kolam ikan
bermodal besar, proses pembuatannya dilakukan dengan menggali tanah seluas yang
diperlukan, kemudian dasar dan tepi kolam dibuat dinding permanen (terbuat dari tembok).

Pada proses ini membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti kapur atau gamping, pasir,
batu, serta semen atau PC (portland cement). Cara membuat kolam ikan seperti ini tentunya
membutuhkan biaya lebih besar daripada pembuatan nonpermanen, akan tetapi dilihat dari
segi manfaat jangka panjang, pembuatan kolam ikan permanen justru lebih efisien karena
biaya perawatannya menjadi lebih sedikit untuk budidaya ikan berkelanjutan.

Langkah awal cara membuat kolam ikan semipermanen hampir sama pada cara permanen,
hanya saja dinding kolam ditutup menggunakan mulsa PHP (mulsa plastik hitam perak) atau
bisa juga menggunakan terpal.

Sedangkan pembuatan kolam ikan nonpermanen merupakan cara membuat kolam ikan
beralaskan tanah, pada proses pembuatannya cukup menggali tanah seluas yang diperlukan
secara benar.

BAHAN PEMBUATAN KOLAM IKAN

1. Anyaman terbuat dari kawat atau anyaman bambu untuk saringan air, baik di pintu
masuk maupun pintu pembuangan.
2. Kolam permanen membutuhkan batu, semen (PC), pasir, kapur. Penggunaan kapur
sebenarnya mengurangi kekuatan dinding kolam ikan, akan tetapi juga diperlukan
untuk mempercepat pertumbuhan lumut sehingga membantu
menambah nutrisi kebutuhan ikan.
3. Papan kayu untuk pintu air model monik.
4. Peralon atau pipa PVC untuk membuat pintu masuk maupun pintu keluarnya air.
Dapat juga menggunakan bambu dilubangi bagian dalamnya tepat di pertemuan dua
ruas sehingga air dapat mengalir.
5. Bilah bambu untuk tiang pancang (patok) benang pemandu, pembatas bentuk, dan
ukuran setiap bagian kolam.
6. Benang sebagai pemandu ukuran dan bentuk bagian-bagian kolam.
7. Pensil maupun alat tulis lain untuk membuat gambar sket, mencatat ukuran-ukuran
serta ketentuan lain yang diperlukan.

ALAT PEMBUATAN KOLAM IKAN

Secara umum peralatan membuat kolam ikan permanen adalah peralatan tukang bangunan
seperti cangkul, cetok, penggosok dinding (lepan), dll. Pada pembuatan kolam ikan
semipermanen, membutuhkan paku pasak terbuat dari bambu untuk memasak mulsa PHP
pada dinding tanah.
1. Cangkul. Cangkul digunakan untuk menggali tanah, melumatkan serta mencampur
tanah atau material (pembuatan kolam ikan permanen).
2. Linggis. Linggis diperlukan untuk menggali tanah keras (wadas/cadas/napal).
3. Lempak. Lempak diperlukan untuk merapikan dinding kolam.
4. Selang plastik, digunakan untuk mengukur kemiringan maupun bagian-bagian lain.
5. Martel (palu). Martel digunakan untuk menancapkan patok, memasang pasak
bambu pada pembuatan kolam semipermanen.
6. Saringan pasir dari kawat. Saringan kawat digunakan untuk menyaring pasir.
7. Cetok/Centong. Cetok digunakan untuk menembok dan memoles adonan material
pada pembuatan kolam permanen.
8. Penggosok (lepan/rusa). Penggosok (lepan) digunakan untuk memoles lapisan semen
dan kapur.
9. Meteran atau teodolith. Meteran atau teodolith digunakan untuk mengukur baik
panjang, lebar maupun tinggi kolam.

CARA MEMBUAT KOLAM IKAN

Sebelum membuat kolam ikan, langkah pertama tentukan lokasi pembuatan kolam ikan,
kemudian ukur luas lahan, kemiringan lahan, serta batas-batas pembuatan kolam ikan.
Buatlah skesta gambar dan skema atau gambar konstruksi kolam ikan yang akan dibuat.
Kemudian lakukan penggalian tanah dan pembuatan tanggul (pematang). Setelah selesai
melakukan penggalian, langkah selanjutnya adalah pembuatan caren serta melakukan
pemasangan perlengkapan seperti saringan air, pemasangan pintu air baik pintu masuk
maupun pintu keluar.
1. Menentukan Lokasi Kolam Ikan

Sebelum melakukan pembuatan kolam ikan, perlu diperhatikan lokasi yang akan dibuat
kolam. Hal ini penting untuk mengetahui jenis tanah, menentukan pusat pengambilan air
pintu masuk, serta pembuangan air. Tanah yang baik untuk pembuatan kolam ikan adalah
tanah berstruktur liat berpasir. Cara mengetahui jenis tanah pasir, liat, atau gembur secara
sederhana dapat dilakukan dengan mengambil lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan
bawah, kemudian masing-masing ditambahkan air sampai kondisi tanah menjadi jenuh
(lembek). Setelah tanah lembek, kemudian ambil dan kepal, tekan kuat-kuat. Jika di telapak
tangan meninggalkan sedikit pasir berarti tanah tersebut merupakan tanah jenis liat atau
gembur. Sedangkan jika di telapak tangan meninggalkan banyak pasir berarti tanah tersebut
merupakan jenis tanah pasir.

2. Pengukuran Lokasi Kolam Ikan

Pengukuran luas lahan untuk budidaya ikan dapat dilakukan menggunakan meteran biasa
atau menggunakan teodolith. Kemiringan tanah diukur menggunakan selang plastik (water
pass) dengan cara menarik salah satu ujung selang ke bagian tepi batas kemudian
direntangkan sampai ke sisi lain yang akan diukur kemiringan tanahnya. Cara pengukuran ini
dilakukan oleh dua orang untuk mempermudah pekerjaan. Permukaan air di kedua ujung
selang menjadi batas tingkat kerataan tanah. Ukur permukaan air dari permukaan tanah
pada kedua ujung selang. Selisih jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada satu
sisi dengan jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada sisi lain merupakan tingkat
kemiringan lahan. Lakukan sampai berapa kali di tempat lain untuk diambil rata-ratanya,
kemudian dijumlahkan lalu dibagi jumlah titik pengukuran.

3. Pengamatan Lokasi Kolam Ikan

Pengamatan lokasi pembuatan kolam ikan diperlukan untuk mempermudah pembuatan


sketsa konstruksi kolam ikan serta mempermudah pekerjaan pembuatan. Hal-hal yang perlu
dilakukan disini adalah pengamatan terhadap jenis tanaman sekitar, bebatuan, serta saluran
irigasi. Tanaman di sekitar lokasi lahan perlu diamati untuk menentukan apakah mau
dipertahankan atau ditebang dengan melihat aspek nilai manfaatnya terhadap kolam ikan di
kemudian hari. Saluran irigasi sangat penting pada pembuatan kolam ikan, karena
menentukan pembuatan pintu masuk air sekaligus pintu keluarnya.

4. Pembuatan Sketsa Lokasi Kolam Ikan

Setelah melakukan beberapa langkah seperti di atas, langkah selanjutnya adalah membuat
sketsa gambar sebelum melakukan pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan pembuatan konstruksi. Hal-hal yang dijumpai di
lapangan ketika melakukan pengamatan dituangkan dalam gambar sketsa.

5. Pembuatan Gambar Skema Konstruksi Kolam Ikan

Langkah selanjutnya adalah pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan disesuaikan
ukuran dan luas lahan tersedia. Pembuatan gambar skema konstruksi harus lengkap dan
detail, setiap bagian dalam gambar juga dibuatkan gambar tersendiri untuk memperjelas
saat proses pembuatan kolam ikan. Contoh gambar skema konstruksi pembuatan kolam
ikan dapat dilihat di bawah ini:

Pembuatan gambar konstruksi pintu air kolam ikan, meliputi:

1. Pembuatan gambar pintu masuk air.


2. Pembuatan gambar pintu pembuangan air.

3. Pintu pembuangan air model monik.


4. Pintu pembuangan air dari bambu atau pipa PVC siku atau model “L”.

5. Penggalian Tanah dan Pembuatan Pematang atau Tanggul Kolam Ikan

Langkah cara membuat kolam ikan selanjutnya adalah melakukan penggalian terhadap
tanah menggunakan peralatan seperti cangkul, linggis maupun lempak untuk memudahkan
serta mempercepat pekerjaan. Penggalian tanah dengan memperhatikan skema gambar
konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya. Tanggul atau pematang harus kuat agar tanah
tidak mudah longsor karena tanggul atau pematang kolam ini tidak hanya menampung air
tetapi juga menahan tekanan air terutama saat terjadi hujan deras.

Pada pembuatan kolam tradisional (nonpermanen), pembuatan pematang atau tanggul


kolam dengan cara memadatkan tanah galian. Agar tanggul lebih kuat, pembuatan tanggul
jangan sekali jadi, harus dilakukan secara bertahap. Dalam pembuatan tanggul kolam ini,
faktor tanah mempengaruhi tingkat kepadatan. Kekuatan tanggul atau pematang selain
dipengaruhi oleh jenis tanah juga oleh lebar sempitnya ukuran tanggul. Semakin lebar
ukuran tanggul akan semakin kuat meskipun dari sudut efisiensi penggunaan lahan kurang
efisien.

Tanggul pembuatan kolam ikan semipermanen sama seperti pada cara membuat kolam ikan
nonpermanen hanya saja permukaan dan bagian dinding kolam ditutup menggunakan
mulsa PHP (mulsa palstik hitam perak). Penutupan mulsa PHP dilakukan sampai di dasar
dinding kolam kemudian permukaan dasarnya ditutup lagi menggunakan tanah. Hal ini
bertujuan menghindari terjadinya kebocoran akibat lubang tikus, kepiting maupun hama
pengganggu lainnya. Sedangkan pada tanggul kolam secara permanen selain lebih kuat juga
aman dari kebocoran atau rembesan akibat hama sawah karena kolam permanen terbuat
dari dinding semen. Pembuatan tanggul atau pematang secara permanen sebetulnya lebih
kuat, tetapi memerlukan biaya lebih banyak.

Beberapa contoh pembuatan tanggul kolam ikan :

a. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Datar


Pada contoh ini, tanggul dibuat dengan cara membuat timbunan tanah yang diambil dari
masing-masing sisi dasar kolam. Tanah dasar kolam dicangkul secara merata, dan cangkulan
tanah tersebut digunakan sebagai timbunan tanggul pada masing-masing sisi dengan
pembagian secara merata.

b. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Agak Miring

Pada contoh ini, tanggul dibangun menggunakan lapisan tanah permukaan dengan cara
penimbunan dari setiap sisi lahan. Sisi lahan yang lebih rendah memperoleh timbunan tanah
lebih banyak dibanding sisi lahan lebih tinggi. Misalnya, dua bagian dari tanah yang akan
dijadikan kolam diangkat lalu diletakkan pada sisi lahan lebih rendah, sedangkan satu
bagiannya diangkat lalu diletakkan pada sisi lahan lebih tinggi.

c. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Miring

Pada contoh ini, tanggul dibuat dengan cara mencangkul salah satu sisi bagian dasar kolam
ikan yang permukaannya lebih rendah. Kemudian tanah galian tersebut digunakan sebagai
timbunan tanah yang berfungsi sebagai tanggul pada sisi kolam tersebut. Sedangkan sisi
kolam yang memiliki permukaan lebih tinggi dengan sendirinya akan membentuk dinding,
setelah dasar kolam digali.

d. Membuat Sumbatan

Sumbatan berfungsi memperkuat tanggul agar tidak mudah terjadi kebocoran. Sumbatan
dibuat dari tanah liat berpasir yang dilumatkan. Waktu pembuatan sumbatan ini bersamaan
dengan pembuatan tanggul kolam ikan. Beberapa peternak ikan kadang-kadang membuat
sumbatan ini setelah tanggul selesai dibangun. Cara membuat sumbatan tanggul adalah
dengan terlebih daahulu menggali lokasi atau tempat tanggul akan dibangun. Kedalaman
galian tanah tersebut kurang lebih 0,25 m, lebar disesuaikan lebar tanggul yang akan
dibangun di atasnya. Pada lubang galian tersebut, masukkan lumatan tanah liat berpasir
(jawa=jledrogan) setinggi 50 cm. Setelah timbunan jledrogan tersebut agak keras, kemudian
di atasnya pada bagian tengah, dengan ketebalan kurang lebih sepertiga bagian dari
rencana lebar tanggul, ditambahkan lagi lumatan atau jledrogan tersebut setinggi kira-kira
sebatas permukaan air kolam yang telah direncanakan.

Teknis pembuatan taggul ini dibuat secara bertahap. Yaitu dengan terlebih dahulu membuat
sumbatan bagian bawah setinggi 50 cm hingga selesai. Setelah sumbatan agak mengering
dan keras maka tambahan sumbatan tersebut (berupa lumatan tanah berpasir seperti pada
lumatan di bawahnya), bisa ditambahkan. Jika rencana lebar tanggul adalah 90 cm, maka
ketebalan sumbatan bagian bawah juga 90 cm, dengan ketebalan sumbatan bagian atas 30
cm. Jika rencana ketinggian air dari dasar kolam 60 cm, maka ketinggian sumbatan bagian
atas adalah 35 cm.

Setelah pembuatan sumbatan mengering, maka langkah selanjutnya adalah melakukan


penimbunan pada kedua sisi sumbatan bagian atas hingga membentuk tanggul setengah
jadi. Demikian pembuatan sumbatan tanggul kolam telah selesai, seperti tampak pada
gambar di bawah.

Setelah pembuatan tanggul selesai, untuk memperkuat tanggul agar tidak mudah terkikis
oleh air, maka pada bagian sisi dalam tanggul bisa dipasang penguat terbuat dari pasangan
batu kali atau batu bata yang pasang menggunakan campuran atau adukan semen dan
pasir.

Jika merencanakan untuk membuat tanggul yang diperkuat dengan pasangan batu kali atau
batu bata, maka pembuatan sumbatan pada tanggul tidak perlu dibuat. Pemasangan
penguat tanggul dari pasangan batu kali atau batu bata ini sudah cukup kokoh, sehingga
tanggul yang dibuat tidak perlu mengikuti aturan pembuatan tanggul seperti di atas. Bahkan
begitu tanggul dipasang, tanpa menunggu tanah mengeras terlebih dahulu sudah bisa
langsung dipasang penguat pada sisi bagian dalamnya.

Dengan pemasangan penguat dinding kolam menggunakan tembok ini, maka tanggul tidak
perlu dibuat miring. Lebar penguat tanggul atau dinding kolam juga harus disesuaikan
dengan komposisi campuran semen (PC) dan pasir. Semakin banyak komposisi PC dalam
campuran, maka dinding semakin kuat, tetapi biaya untuk pembuatan penguat ini juga
cukup besar. Sebagai komposisi standar

Tanggul tidak harus lebar di bagian bawah. Tebal maupun lebar tanggul penguat tergantung
pada komposisi campuran semen (PC) dan komponen lain. Semakin banyak semen PC akan
semakin kuat, hanya saja biayanya cukup besar. Patokan komposisi campuran material yang
dapat digunakan sebagai referensi membuat dinding kolam adalah 1 semen dan 5 pasir,
dengan ketebalan dinding kolam ideal 50 cm.

Dasar dinding penguat tanggul sedalam 30 cm di bawah permukaan dasar kolam. Dinding
penguat yang dibuat dari pecahan bata penataannya harus dibuat sedemikian rupa sehingga
permukaan yang menghadap ke kolam terlihat rata dan rapi.

Saat melakukan pemasangan pecahan batu atau batu bata, maka cara pemasangannya
harus disusun sedikit sigsag saling berseberangan agar saling memperkuat posisi masing-
masing pecahan batu maupun batu bata tersebut.
Bagi kolam yang potensi airnya terbatas atau minim, maka pembuatan dinding sebaiknya
diperkuat oleh dinding tembok, menggunakan semen sebagai komposisi campuran dalam
pembuatan dinding tembok. Selain itu, permukaan yang menghadap ke kolam juga perlu
diplester agar bisa mengurangi rembesan air.

6. Pembuatan dan Pemasangan Perlengkapan Kolam Ikan

Pemasangan dan pembuatan pintu keluar maupun pintu masuk air dilakukan bersamaan
saat pembuatan tanggul. Sebelum tanggul selesai dibuat, pintu masuk air dan saluran
pembuangan, yang merupakan kesatuan dari dinding kolam, harus mulai dikerjakan agar
proses pembuatannya lebih efisien.

Untuk mengoptimalkan fungsinya selama kegiatan pemeliharaan, kolam ikan perlu diberi
pintu-pintu air. Disamping untuk memudahkan pemeliharaannya, pintu air berfungsi
mengatur sirkulasi air di dalam kolam. Dilihat dari fungsinya, pintu air pada kolam ikan
terdiri dari 2 macam, yitu pintu masuk dan pintu pembuangan atau saluran pembuangan.
Standar teknis pembuatan kolam ikan ideal paling tidak memiliki satu pintu masuk air dan
satu saluran pembuangan. Pintu masuk air berfungsi mengatur besar kecilnya debit air yang
masuk ke dalam kolam. Sementara itu, pintu atau saluran pembuangan berfungsi mengatur
ketinggian permukaan air kolam serta sebagai saluran menguras air saat dilakukan
pengeringan maupun pemanenan.

Kolam ikan yang memiliki tanggul atau dinding kolam dari tanah serta tidak diperkuat
menngunakan penguat dari pasangan batu atau batu bata, sebaiknya menggunakan pintu
air terbuat dari PVC atau bambu, agar saat ingin melakukan perbaikan, saluran air tersebut
tidak terlalu mahal untuk diganti. Selain itu, cara pemasangan pintu air dari PVC maupun
bambu ini boleh dibilang mudah, yaitu cukup membenamkan bagian tengah PVC atau
bambu ke dalam dinding atau tanggul. Kedua ujungnya dibiarkan terbuka, posisi mendatar
serta sejajar permukaan saluran sumber air. Salah satu ujung PVC atau bambu tersebut
dibuat mencuat di atas permukaan kolam.

Untuk pemasangan pintu pengeluaran atau saluran pembuangan pada kolam ikan tidak
berbeda jauh dengan pemasangan pintu pemasukan air. Saluran pembuangan dibuat
sebanyak dua buah. Saluran pembuangan pertama berfungsi sebagai saluran pengurasan air
yang dipasang di bawah permukaan dasar kolam atau sejajar permukaan caren. Saluran
pembuangan kedua berfungsi sebagai pintu keluar air dan pengatur ketinggian permukaan
kolam. Pemasangan saluran pembuangan kedua ini ditentukan berdasarkan rencana
ketinggian permukaan air kolam. Cara pembuatan kedua saluran pembuangan ini sama
dengan pemasangan pada pintu masuk air, yaitu membenamkan pipa PVC atau bambu ke
dalam tanggul.

Pintu pembuangan air dari pipa PVC dapat dibuat dua model. Model pertama dibuat seperti
pintu air dari bambu, dan model kedua dipasang dengan posisi mendatar pada kolam. Ujung
pipa yang satu mencuat di bagian dalam pematang tepat di dasar kolam dan ujung lainnya
mencuat di luar tanggul. Ujung pipa PVC yang mencuat di luar tanggul disambung
menggunakan pipa siku serta disambung lagi dengan potongan pipa PVC setinggi tanggul
kolam. Bila dilihat secara utuh, model pintu pengeluaran ini tampak seperti huruf L.
Keuntungan pintu air model ini adalah dapat diputar ke kiri atau ke kanan sehingga ujung
luar pipa posisinya dapat diatur tegak atau miring. Dengan mengatur kemiringan pipa
pengeluaran air ini, kedalaman air kolam dapat diatur sesuai kehendak.

Jumlah dan ukuran pintu keluar air disesuaikan dengan kapasitas air masuk. Minimal jumlah
maupun ukuran pintu sama dengan jumlah pintu masuk air. Biasanya kolam yang cukup luas
mempunyai dua buah atau lebih pintu masuk maupun pintu keluar air. Letak pintu air ini
disesuaikan pula dengan bentuk kolam maupun letak sumber air ataupun saluran
pembuangan. Letak pintu masuk dan pembuangan air ideal adalah bersilangan. Bila pintu
masuk terletak di bagian depan sisi kanan, maka pintu pembuangannya berada di bagian
belakang sisi kiri.
Pada kolam ikan dengan tanggul atau dinding permanen, pintu pemasukan dibuat dengan
cara membuat cekungan atau dalam Bahasa Jawa coakan pada dinding kolam yang berada
tepat pada saluran sumber air. Pada cekungan atau coakan tersebut diberi jeruji bersi yang
dipasang secara berjajar ke samping atau ke atas. Jarak antar jeruji besi disesuaikan
kebutuhan. Untuk menghindari masuknya hama ikan lele, pada sisi yang menghadap arah
aliran air masuk dipasang saringan dengan kerapatan sesuai kebutuhan. Pemasangan
saringan maupun jeruji besi ini juga berfungsi sebagai penahan sampah atau kotoran yang
masuk ke dalam kolam.

Jeruji besi dapat diganti menggunakan kawat yang dianyam serta diberi bingkai bambu
sebagai saringan. Pemasangan saringan pada pintu ini harus diberi patok di sisi dalam
cekungan agar cukup kuat menahan aliran air atau sampah yang terangkut. Patok ini
dipasang pada sisi tegak serta masing-masing dipasang minimal 2 patok berseberangan.
Pada cekungan ini dapat pula dibuat cekungan lagi dengan posisi membujur searah dengan
posisi tanggul untuk menancapkan saringan air.

Model pintu air lain yang juga cukup dikenal di masyarakat adalah pintu air sistem monik.
Pintu air sistem monik ini dapat diaplikasikan untuk pintu pemasukan dan pintu
pembuangan. Selain dapat mempermudah kegiatan pengurasan, pintu air sistem monik ini
pun memiliki fungsi sangat besar, terutama untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam
kondisi baik.

Pintu air model monik dibuat secara permanen dari pasangan batu bata, dan bangunan
utamanya dibuat mirip dengan pintu masuk pada tanggul permanen. Bedanya pada pintu
model monik adalah celah penyekat dibuat lebih dari satu, dimana celah penyekat berfungsi
untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Dengan cara ini, aliran air
masuk maupun keluar dapat diatur. Demikian pula ketika melakukan pengurasan kolam
untuk panen tidak perlu merusak pintu air, tetapi cukup melepas papan-papan penyekatnya
saja. Untuk mengeluarkan sampah pun cukup dengan membuka salah satu potongan papan
penyekat paling atas, sehingga tidak perlu masuk ke dalam kolam.

Membuat pintu monik pada tanggul tanah maupun permanen tidak berbeda. Pintu air ini
berdiri tegak dari dasar kolam sampai permukaan tanggul.

Saringan pada pintu air model monik dipasang di bagian bawah pelapis kayu pada sekat sisi
dalam atau bagian atas pelapis kayu sisi luar. Untuk mempermudah pengambilan sampah
kolam dan menyumbat aliran air, sebaiknya saringan dipasang di bagian atas dari pintu air
yang berada di sisi luar. Berbeda dengan pemasangan saringan pada pintu air dari bambu
atau pipa PVC, saringannya dipasang di bagian depan sesuai arah aliran air.
Perangkat lain yang harus tersedia pada kolam ikan adalah caren atau kemalir. Caren
merupakan saluran atau parit yang dibuat di dasar kolam dengan cara menggali tanah di
dasar kolam dengan ukuran serta bentuk yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuk
konstruksi kolam. Dalam konstruksi kolam, caren memiliki fungsi mempermudah
pemanenan atau penangkapan ikan saat melakukan kegiatan panen. Selain itu, tidak kalah
pentingnya bahwa keberadaan caren ini sekaligus sebagai tempat penimbunan endapan
lumpur maupun sisa-sisa pakan ikan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam ikan.
Kebanyakan peternak ikan belum memahami fungsi teknis dari keberadaan caren ini
sehingga mereka membuat caren atau kemalir secara sembarangan. Bahkan para ahli
perikanan pun kebanyakan beranggapan bahwa pembuatan caren ini hanya berfungsi
mempermudah penangkapan ikan saat dilakukan kegiatan panen.

Dari segi teknis, dalam konstruksi kolam ikan, caren merupakan saluran yang berperan
sebagai penyambung fungsi pintu masuk air dengan saluran pembuangan. Salah satu ujung
parit berfungsi sebagai muara pintu masuk air sedangkan ujung lainnya bermuara ke pintu
pembuangan. Agar pembuatan caren tidak mengalami kesulitan saat dikerjakan di lahan,
sebelumnya perlu dibuatkan gambar konstruksi terlebih dahulu. Bagaimana stuktur pintu
masuk air serta bagaimana arah dan bentuk caren yang akan dibuat.

Untuk kolam ikan yang memiliki pintu pemasukan air lebih dari satu buah, maka jumlah
caren yang dibutuhkan juga sama dengan jumlah pintu air tersebut. Caren dibuat dengan
arah menyesuaikan keberadaan pintu air pada kolam ikan. Sementara itu, ukuran caren
menyesuaikan ukuran kolam, kurang lebih 10% dari luas kolam. Berikut ini beberapa
gambaran mengenai ukuran caren pada kolam ikan.

 Untuk luas kolam 100 m², maka luas caren ideal adalah 5 m²
 Untuk luas kolam1.000 m², maka luas caren ideal adalah 50 m²
 Untuk luas kolam 10.000 m², maka luas caren ideal adalah 1.000 m²
CARA MERAWAT KOLAM IKAN

PERAWATAN KOLAM IKAN (1)

Kegiatan perawatan kolam ikan merupakan faktor penting yang dapat menunjang
keberhasilan usaha budidaya di sektor perikanan. Di banyak negara, seperti di Thailand,
banyak pelaku agribisnis perikanan yang menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha
budidaya ikan tidak terlepas dari kegiatan perawatan kolam ikan. Ikan gurami (Osphronemus
gouramy) akan mengalami keterlambatan pertumbuhan jika dipelihara di kolam yang tidak
memenuhi standar untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Misalnya
jika ikan tersebut dipelihara di kolam dangkal. Sementara itu ikan tawes atau Puntius
javanicus akan memiliki pertumbuhan jauh lebih cepat jika dibudidayakan di kolam perairan
dangkal.

Gambaran lain tentang pentingnya kolam ikan terhadap keberhasilan usaha budiaya di
sektor perikanan adalah penentuan bentuk kolam. Secara umum, ikan air tawar dan air
payau akan memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat jika dibudidayakan di kolam
berbentuk bulat atau segi empat sama sisi dimana tingkat perputaran air akan lebih tinggi
sehingga debit oksigen terlarut dalam kolam juga lebih tinggi. Kelangsungan hidup ikan juga
akan lebih tinggi jika dibudidayakan di kolam ikan dengan intensitas perawatan yang lebih
baik.

Kurangnya informasi akan pentingnya peranan kolam ikan terhadap keberhasilan budidaya,
pada umumnya para petani ikan atau bahkan para ahli di bidang perikanan tidak
memperhatikan faktor tersebut sehingga bentuk dan konstruksi kolam yang dibuat tidak
dipertimbangkan dengan baik. Kolam-kolam ikan yang mereka miliki tidak lebih dari
cekungan (Jawa: kowakan) tanah berisi air yang dipergunakan untuk menampung ikan.
Bahkan tidak sedikit peternak ikan yang belum memahami prinsip dan cara pembuatan
kolam ikan.

Kegiatan merawat kolam ikan merupakan kegiatan yang sering diabaikan oleh petani atau
peternak ikan. Banyak diantara mereka mengesampingkan kegiatan tersebut. Kegiatan
pemeliharaan pada budidaya ikan di kolam akan mengalami kesulitan jika usaha budidaya
tersebut dilakukan di kolam dengan perawatan sembarangan atau bahkan tidak dirawat
sama sekali. Sementara itu, kegiatan budidaya yang dilakukan dalam perawatan kolam yang
lebih baik, pengelolaanya akan jauh lebih mudah, praktis, dan lebih hemat biaya.

Pada budidaya ikan secara intensif, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh faktor
pemberian pakan semata, tetapi pengelolaan kolam menjadi faktor penunjang keberhasilan
tersebut. Pengelolaan kolam yang baik meliputi kegiatan pengeringan kolam, pengapuran,
pemberian pupuk kandang, serta kegiatan-kegiatan perbaikan lain. Proses pengeringan
dilakukan dengan membuka saluran pengurasan hingga kering. Agar air pada dasar kolam
bisa terbuang semua, maka permukaan dasar kolam ikan harus dibuat miring ke arah caren.
Sementara itu, caren juga dibuat miring dari pintu masuk air ke arah saluran pembuangan.
Untuk mempermudah pengaturan tinggi rendah air, saluran pembuangan sebaiknya dibuat
menggunakan sistem monik dengan membuat papan pembatas berlapis. Agar pemanfaatan
lahan dan sumber air yang tersedia bisa optimal, maka perencanaan pembuatan kolam ikan
harus mempertimbangkan bentuk, ukuran, tata letak, serta jumlah petakan kolam yang
akan dibuat.

Di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang kondisi tanahnya memiliki tingkat
kemiringan relatif besar, perencanaan tata letak dan bentuk kolam ikan relatif lebih mudah.
Tetapi jenis tanah di daerah pegunungan biasanya lebih ringan dan gembur, sehingga lebih
mudah tergerus air. Pematang atau tanggul dari jenis tanah gembur berlumpur ini lebih
mudah dalam pembuatannya, tetapi pematang dari jenis tanah tersebut tidak kuat
menahan tekanan air, tida kedap, terlalu porous sehingga mudah rembes yang berpotensi
menimbulkan kebocoran, dan mudah retak sehingga tanggul kolam ikan tersebut mudah
ambrol atau jebol. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi tanah di daerah yang memiliki
tanah liat. Tanah liat berisfat sangat lembek, sehingga dalam pembuatan tanggul atau
dinding kolam akan lebih sulit dan memerlukan waktu lebih lama. Demikianlah,
pengetahuan dan keterampilan dalam merawat kolam merupakan hal yang sangat penting,
sehingga akan lebih mudah dalam melakukan perawatan.

PERAWATAN KOLAM IKAN (2)

Kolam ikan beserta seluruh perlengkapannya perlu dirawat secara baik. Selama masa
pemeliharaan, kolam ikan selalu tergenang air, terguyur hujan, tercemar lumpur dan
sampah atau terpanggang oleh panasnya sinar matahari. Akibatnya, kolam sering
mengalami kerusakan, misalnya tanggul bocor atau retak, pintu air tersumbat, dan caren
menjadi dangkal tertimbun lumpur atau sampah. Selain itu, banyak sekali hewan dan
organisme liar yang hidup di dalam atau di sekitar kolam ikan yang termasuk dalam
golongan hewan perusak, yaitu kepiting, tikus, dll.

Kolam ikan yang tidak dirawat dengan baik akan berkurang fungsinya dan bahkan akan
kehilangan manfaatnya sebagai tempat memelihara atau budidaya ikan. Oleh karena itu,
prinsip pemeliharaan atau perawatan kolam ini tidak sekedar memperbaiki kerusakan-
kerusakan pada kolam ikan, tetapi juga sekaligus memulihkan dan kegunaan kolam tersebut
sebagai tempat untuk memelihara ikan, sehingga kegiatan atau usaha budidaya ikan tetap
bisa dilangsungkan di kalam ikan tersebut.
Bagian-bagian kolam ikan yang perlu dilakukan perawatan secara rutin, terutama setelah
melakukan selesai melakukan panen adalah tanggul atau dinding kolam, caren atau parit,
pintu air, dan saringan atau papan-papan penutup pintu air.

Perawatan Kolam Ikan Permanen

 Pada kolam ikan yang dibuat dari tanggul atau dinding permanen ini kerusakan biasanya
berupa geripis dan kebocoran. Dinding tanggul yang rusak tersebut ditambal dengan
campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1:5.
 Jika terjadi keretakan pada bagian tanggul atau dinding kolam, maka retakan tersebut
harus disuntik atau dalam bahasa Jawa dicokol. Penyuntikan atau penyumbatan retakan
dinding kolam tersebut dilakukan dengan campuran semen dan pasir, tetapi jika
retakannya kecil, penyuntikan cukup dilakukan menggunakan semen saja.
 Menyumbat lubang-lubang kecil di bawah pondasi tanggul dengan tanah liat berpasir.
Tanah sumbatan ditimbunkan di atas lubang, lalu diinjak-injak hingga keras.
 Lakukan penimbunan dengan tanah pada bagian dasar tanggul di sekitar pintu, meskipun
tidak bocor, kemudian diinjak-injak hingga keras
 Membersihkan celah-celah papan kayu dan saringan pintu air yang tertutup oleh lumpur
dan lumut. Sedangkan papan kayu yang rusak harus diganti.
 Mengeluarkan lumpur, sisa pakan dan kotoran serta sampah yang tertimbun di caren.
Caren dibuat lagi sesuai dengan bentuk semula.
 Bersihkan seluruh saluran disekitar kolam, jika ada perakaran tanaman yang menembus
dinding kolam harus dipotong.
 Pasangan batu atau batu bata yang goyah dikencangkan kembali dengan cara melapisi
dan menyuntik rongga pasangan batu atau batu bata tersebut dengan semen.
Perawatan Kolam Ikan Non Permanen (Tanah)

 Setiap kali selesai melakukan kegiatan pemanenan, lakukan pembersihan tanggul atau
dinding kolam dengan cara dicangkul tipis-tipis atau dikepras dengan bentuk miring
menggunakan cangkul yang tajam. Tanah dari keprasan ini disebar ke dasar kolam bagian
tepi. Tanggul atau dinding kolam yang bocor disumbat dengan lumatan tanah liat
berpasir. Lubang bocoran tersebut ditutup dengan lumatan tanah, kemudian diinjak-injak
dengan tumit hingga benar-benar terisi penuh dan padat. Setelah selesai melakukan
penyumbatan pada seluruh bocoran tanggul atau dinding kolam, seluruh permukaan
tanggul atau dinding kolam yang menghadap ke kolam ikan dilapisi kembali dengan
lumatan tanah liat berpasir atau tanah bekas keprasan tersebut.
 Dasar tanggul di sekitar saluran pembuangan atau pengurasan harus dipadatkan kembali,
bila terjadi kebocoran, perlu diberbaiki dengan cara seperti pada penyumbatan tanggul
yang bocor.
 Perbaikan pada caren kolam ikan dilakukan dengan cara membuang endapan lumpur
yang memenuhi caren, bersihkan dari sampah plastik dan sebagainya, sehingga caren
atau kemalir dapat berfungsi seperti semula. Bila lumpur yang terdapat pada caren
terlanjur padat, buatkan caren baru dengan bentuk dan ukuran seperti semula.
 Lakukan pengontrolan terhadap pintu pemasukan air dan pintu pembuangan kolam ikan
yang terbuat dari PVC atau bambu. Pengontrolan dilakukan dengan membongkar pintu
air tersebut kemudian dibersihkan, bila ditemukan kerusakan segera diganti dengan yang
baru. Setelah pintu air dipasang kembali, lakukan penimbunan saluran tersebut dengan
lumatan tanah berpasir yang diambil dari dasar kolam. Penimbunan juga dimaksudkan
untuk mengembalikan posisi tanggul seperti semula.
 Lakukan pengecekan terhadap saringan air, jika ada kerusakan segera diperbaiki bila perlu
diganti dengan yang baru kemudian pasang kembali seperti semula.
 Jika kolam ikan menggunakan pintu air yang dibuat permanen, harus dilakukan
pengontrolan secara khusus. Bagian-bagian yang retak, pecah, atau geripis segera
ditambal. Papan kayu pembatas yang rusak juga harus diganti. Celah yang digunakan
sebagai tempat pemasangan papan pembatas dibersihkan dari lumpur atau lumut.
 Saluran pintu pemasukan air dan saluran pembuangan perlu dijaga kebersihannya.
Lakukan perbaikan dengan segera jika ditemukan kerusakan pada saluran-saluran
tersebut. Rumput-rumput yang perakarannya dapat merusak dinding kolam ikan juga
harus dibersihkan dengan cara dicabut atau diptong.
 Tanggul harus dijaga dari hewan-hewan perusak, seperti kepiting, tikus, atau belut. Selain
itu, untuk menghindari permukaan tanggul akibat dilewati binatang-binatan besar, seperti
kerbau atau sapi, maka tanggul tersebut harus diberi pagar yang dibuat mengelilingi
kolam.
Kolam Semipermanen (Kolam Terpal)

Cara Membuat Kolam Terpal Untuk Budidaya Ikan Lele


Sebelum masuk ke inti pembuatan kolam terpal, perlu tau dulu kenapa sih pembudayaan
ikan lele ini harus menggunakan kolam terpal dan apa sih keunggulannya menggunakan
kolam terpal?
Beberapa manfaat menggunakan kolam terpal yang digunakan untuk budidaya ikan lele:
1. Murah dan Fleksibel
2. Produktivitas tinggi
3. Pemeliharaan lebih mudah
4. Terhindar dari serangan atau serbuan predator dan hama
5. Volume air mudah diatur
6. Mutu ikan lele lebih baik
7. Resiko kematian yang rendah
8. Dapat digunakan di ruang gelap yang dapat meningkatkan produktivitas ikan lele
9. dll
Atas beberapa manfaat di ataslah kenapa perlu membahas tentang pembudidayaan ikan
lele dengan menggunakan kolam terpal.
Dalam membuat kolam terpal, sebenarnya gak perlu cari guru privat buat belajar bikinnya,
karena pembuatan ini tidak memerlukan keahlian khusus atau pun jurus-jurus rahasia. Gak
perlu orang satu kampung juga buat mbuatnya, seorang diri pun juga bisa.
Tapi kalau merasa kesusahan tidak ada salahnya kita memanggil bala bantuan. (Yaaaa, sama
aja donk...intermezo..)
Perlu diketahui untuk, ada 3 tahapan dalam pembuatan kolam terpal untuk pembudidayaan
ikan lele, yang pertama yaitu pembuatan kerangka, yang kedua pemasangan terpal, dan
yang ketiga adalah pemasangan pengaturan volume air secara otomatis pada kerangka yang
telah dibuat. Untuk menghematan penggunaan biaya, kerangka kolam yang akan kita buat
nanti adalah berbahan dasar dari kayu atau bambu.
Yang terpenting bahan-bahan tersebut di atas mudah dicari dan didapat disekitar rumah
kita? Bahan utama lain adalah sejumlah paku, tali nilon dll (nanti akan disebutkan di bawah).
Persiapan Bahan :
- Terpal Bambu Pipa paralon yang berukuran 1,5 inci, kalau panjangnya, emm,
sekitar 2 meteran aja lah
- Knee dengan diameter 1,5 inci
- Kayu reng Lem karet
- Tali nilon
- Paku reng 0,5 (setengah) kg
- Paku kasau 1 kg terakhir adalah sebuk gergaji atau sekam
- Knee.
Alat :
- Cangkul Linggis
- Mesin bor tangan
- Pensil
- Meteran
- Cutter
- Palu
- Golok dan gergaji
- Mesin Bor Tangan.
- Bagaimana apakah sudah tersedia semua?

Persiapan Lokasi
Pertama-tama jelas kita harus siapkan tempatnya dulu, untuk kriteria tempat tidak boleh
sembarangan memilih lokasi tempat berkembangnya bibit ikan lele atau indukkannya. Jika
lokasi tempat budidaya ikan lele tidak aman dalam artian banyak faktor pengganggu seperti
ular, katak, atau hewan-hewan lainnya yang bisa mengancam keselamatan jiwa si lele),
maka lokasi tempat itu dinyatakan tidak layak, jangan sampai dipaksa kalau gak mau merugi.
Faktor pengganggu lain misal susahnya dalam pengontrolan tempat lokasi budidaya,
susahnya dalam mencari pakan si ikan lele, atau sumber airnya yang sulit dan kotor, dll.
Ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan buat para pembudidaya yang sering
menganggap hal ini sebagai hal sepele. Penempatan lokasi untuk pembuatan tempat
budidaya ikan lele hendaknya di tempatkan ditempat yang teduh, namun jangan diletakkan
di bawah pohon yang mempunyai daun yang mudah rontok, bisa kotor semua tempatnya
nanti.
Setelah tersedia tempat yang cocok, sekarang sobat bersihkan daerah sekitar tempat yang
akan di pakai sebagai pembudidayaan ikan lele nantinya. Bisa menggunakan cangkul atau
alat apa lah yang sudah sobat siapkan sebelumnya. sebelum pemasangan kolam terpal,
sobat harus memberi alas atau bagian dasar tanah dengan sekam setebal kira-kira 10-15 cm.
Pastinya seluas ukuran kolam yang akan dibuat. Persiapan Bahan Sobat harus menyiapkan
terpal untuk kolam yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan. Sediakan bambu atau
kayu laso yang digunakan untuk tiang penyangga utama yang panjangnya kira-kira 75 cm
sebanyak 10 buah. Penyangga dinding yang bentuknya memanjang dengan ukuran kira-kira
300 cm sebanyak 4 buah. Penyangga dinding yang bentuknya melebar dengan ukuran kira-
kira 200 cm sebanyak 4 buah. Siapkan kayu reng yang digunakan untuk penyangga
tambahan dinding-dinding yang bentuknya memanjang dengan ukuran kurang lebih 300 cm
yang banyaknya empat buah. Serta penyangga tambahan yang bentuknya melebar dengan
ukuran kurang lebih 200 cm yang banyakknya empat buah. Siapkan paku jenis kaso dan
paku jenis reng dengan banyaknya kira-kira segenggam tangan orang dewasa. Kalau masih
ada yang tanya untuk apa paku ini Pak? Pak HaBe jawab, untuk DIMAKAN !!! Haha, ya buat
maku donk sobat, maku kerangka yang akan dibentuk menjadi kolam nantinya. Siapkan tali
bisa benang, tali bol, tali rafia, tali rafi’i, rafi ahmad atau apalah yang pokoknya bisa buat nali
bagian atas terpal. Kalau hal di atas sudah tersedia, sekarang masuk ke pembuatan
pengaturan volume air dan pembuatan pipa saringan. Sebelum melanjutkan ke tahap
selanjutnya sobat harus siapkan dahulu alat untuk pengaturan volume air yang bisa dibuat
dari pipa paralon. Alat ini pastinya berfungsi untuk pengaturan secara otomatis dalam
ketinggian air di kolam, hal ini sangat penting khusunya nih buat sobat yang memutuskan
tempat budidayanya ikan lelenya yang diletakkan dibagian luar rumah yang sering terkena
hujan pastinya. Loh emang boleh Pak budidaya ikan lele di dalam ruangan?? boleh donk,
justru malah bagus. Besok-besok pasti Pak HaBe uraikan penjelasan secara detail tentang
Budidaya ikan lele di ruang tertutup yang minim pencahayaan. Jangan sekarang ya, hehe.
Oke kembali ke topik, selain hal fungsi yang sudah Pak HaBe sebutkan di atas. Fungsi lain
dari pipa pengatur ketinggian volume air di dalam kolam ini adalah saat proses pengurasan
kolam dan saat pemanenan, alat buatan ini akan sangat-sangat membantu mempercepat
kerja sobat nantinya. Dan berikut adalah tahapannya dalam pembuatan pipa pengaturan
ketinggian volume air dan pipa saringan di kolam terpal untuk pembudidaya ikan lele :
URUTAN MEMBUAT GAMBAR
1. Sobat siapkan dulu alat-alatnya seperti pipa paralon, gergaji, palu, knee, serta
bor tangan kecil.

2. Potong pipa paralon menjadi 3 bagian dengan ukuran masing-masing 50 cm,


50 cm, dan 100 cm

3. Buat lubang-lubang kecil seperti gambar di samping menggunakan bor.


Letakkan lubang kecil tepat berada 30 cm dari pangkal lubang lalu tutup
lubang atas pipa dengan papan yang seukuran dengan lubang paralon

4. Perhatikan gambar di samping. Gambar tersebut adalah gambar dimana pipa


yang disambungkan dengan knee dan bagaimana cara meletakkannya.
5. Selanjutnya buat pipa saringan menggunakan sisa paralon yang berukuran 50
cm tadi. Buat lubang kecil seperti gambar disamping sampai ke pangkal pipa.
Tutup juga bagian pangkalnya menggunakan papan yang seukuran

6. Jika disambungkan dengan knee sama halnya dengan nomer 4 di atas.Pipa


saringan ini berfungsi hanya untuk digunakan saat menguras kolam atau saat
panen saja.

7. Ada cara yang lebih praktis untuk tahap ke 6 Sobat bisa menggunakan pipa
saringan. Perhatikan gambar disampingkan

Dan itulah tahap-tahap cara membuat kolam terpal untuk budidaya ikan lele
bagian (2). Seperti yang Pak HaBe sebutkan di awal, tahap ini masih masih
belum selesai, masih tahap terakhir yang sobat harus lakukan untuk
menyempurnakan kolam terpal untuk budidaya ikan lele nantinya. Dan
semua akan di paparkan di Cara Membuat Kolam Terpal Untuk Budidaya Ikan
Lele (3). Sekian dulu dari Pak HaBe, jangan lupa do’ain Pak HaBe lulus ujian
skripsi dengan nilai yang memuaskan,
Cara Membuat Kolam Terpal Untuk Budidaya Ikan Lele (3) Kembali lagi untuk meneruskan
bagian (1) dan (2), kali ini kita masuk ke dalam tahap terakhir sobat yaitu Cara Membuat
Kolam Terpal Untuk Budidaya Ikan Lele (3). Prosesnya nanti Pak HaBe uraikan dalam bentuk
tabel yang disertai gambar, sama halnya pada bagian ke (2), jadi sobat perhatikan dengan
baik-baik ya. TAHAPAN KERJA GAMBAR
1. Sobat siapkan bambu yang sudah dipotong-potong untuk dibentuk menjadi
kerangka kolam ikan lele

2. Tancapkan bambu-bambu ke dalam tanah membentuk seperti persegi/persegi


panjang

3. Bentuk kerangka menyerupai kotak, sobat bisa lihat gambar disamping

4. Lengkapi bilah-bilah kosong dengan bambu untuk memperkuat kerangka kolam

5. Sekarang waktunya untuk memasang pipa pembuangan. Lihat kembali gambar di


samping
6. Setelah selesai, pasang terpal di kerangka kolam dan ikan bagian tepi-tepinya

7. Untuk bagian terpal yang dekat dengan bagian pipa pengeluaran, tekan lalu buat
lubang di terpal seukuran lubang pipa pengeluaran menggunakan cutter.

8. Pasang pipa pengaturan yang sudah kita buat sebelumnya. Agar tidak bocor beri
lem.

9. Dan kolam terpal siap dilaksanakan

10. Pembuatan kolam sudah rampung, tapi ada 2 hal perlu diperhatikan. Yang pertama
terpal masih dalam keadaan baru, pasti ada bau-bau yang gak diinginkan ikan lele
di sana. Untuk menetralisir isi kolam dengan air dan gosoklah dengan busa lalu
keringkan. Dan yang kedua adalah pembuatan saluran pembuangan, jangan sampai
air hasil pembuangan menggenangi daerah sekitar kolam. Sobat bisa membuat
tempat saluran pembuangan sesuai kreatifitas sobat. Dan kolam terpal untuk
budidaya ikan lele siap digunakan :) Bagaimana sobat, ada yang dibingungkan dari
bagian (1), (2) dan (3) dalam pembuatan kolam terpal untuk budidaya ikan lele ini?
Perhatikan dengan benar step by step cara pembuatannya. Dari cara-cara di atas
sobat bisa memodifikasi sesuai kreatifitas, jadi gak harus persis seperti tutorial di
atas. Demikianlah tuntas sudah penjelasan tentang Cara Membuat Kolam Terpal
Untuk Budidaya Ikan Lele. Semoga bermanfaat dan ketemu lagi di postingan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai