GIZI
PELAYANAN BALITA GIZI BURUK
Nomor
Revisi Ke 00
Berlaku Tgl
PUSKESMAS JETIS
Jl. Jendral Sudirman 51. telp. (0352) 312100 Kode Pos : 63473
Email: puskesmas_jetis@yahoo.co
JETIS
1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAYANAN BALITA GIZI BURUK
A. PENDAHULUAN
Gizi buruk terjadi karena kekurangan gizi tingkat berat yang bila tidak ditangani
dengan segera dapat mengakibatkan kematian. Untuk itu surveilens gizi buruk dilakukan
dengan baik sehingga upaya menanggulangi balita gizi buruk dapat ditingkatkan.
Berdasarkan Riskesdas 2010 sebanyak 13% anak berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9%
berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6%
anak sangat kurus dan 17% anak sangat pendek. Keadaan ini berpengaruh pada tingginya
angka kematian bayi. Menurut WHO > 50% kematian bayi dan anak terkait gizi kurang dan
gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani dengan cepat.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga terutama pada
anak balita berdampak pada asupan makanan yang dikonsumsi balita mulai sumber
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Gizi kurang dan gizi buruk yang terus
terjadi dapat menjadi factor penghambat dalam pembangunan nasional.
Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan ini harus mengacu pada Visi Puskesmas Jetis
yaitu “Mewujudkan Kecamatan Jetis HEBAT (Harmonis, Elok, Bergas, Amanah dan
Taqwa)”, melalui pelayanan kesehatan profesional menuju masyarakat sehat dan
mandiri memberikan pelayanan kesehatan paripurna melalui pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan, pemberian pelayanan yang cepat dan
tepat sasaran sesuai dengan tata nilai Puskesmas Jetis yang telah ditetapkan yaitu
Profesional, Inovatif dan Aman (PRIMA)
1. Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik.
2. Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan
sekerja.
3. Inisiatif & Inovatif : Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
4. Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
5. Akuntabel : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar pelayanan
yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan.
B. LATAR BELAKANG
Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah
sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan, dan lingkungan. Faktor pencetus
munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok masyarakat,
bahkan akar masalahnya dapat berbeda antar kelompok usia balita
2
Keadaan gizi kurang dan buruk dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap berbagai
penyakit, terutama penyakit infeksi yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
fisik, mental dan jaringan otak yang akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
Salah satu cara menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk adalah dengan
menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan.
Pada saat ini tatalaksana gizi buruk menunjukkan kasus dapat ditangani dengan 2
pendekatan yaitu gizi buruk dengan komplikasi harus dirawat dirumah sakit atau pusat
pemulihan gizi (TFC) sedangkan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat
jalan. Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan jawaban
terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perbaikan Gizi yaitu
setiap anak gizi buruk yang ditemukan harus mendapatkan perawatan sesuai standar.
F. SASARAN
Balita BGM, BBSK, kurus, sangat kurus
1. Pelayanan Gizi √ √ √ √
Buruk
Ponorogo,
Mengetahui Pelaksana Program Gizi
Kepala Puskesmas Jetis Puskesmas Jetis