Dr. Nimrot MANALU. M.Kes. - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) - Latihan Pengembangan Daya Aerobik Pemain Sepakbola
Dr. Nimrot MANALU. M.Kes. - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) - Latihan Pengembangan Daya Aerobik Pemain Sepakbola
Dr. Nimrot MANALU M.Kes merupakan dosen FIK UNIMED Medan dan lahir di Siborongborong
17.Oktober 1964, S1. Sarjana Pendidikan Kepelatihan FPOK IKP Medan. 1988, S2. Magister
Kesehatan Olahraga. UNPAD Bandung. 1993, dan S3. Doktor Pndidikan Olahraga. UNJ. 2017
dari orang lain untuk mengkonsumsi oksigen yang lebih tinggi dan
mempunyai suplai pembuluh darah kapiler yang lebih baik terhadap otot-otot,
mempunyai kapasitas paru-paru yang lebih besar, dapat mensuplai
hemoglobin dan sel darah merah yang lebih banyak, dan jantung yang lebih
kuat.
4. Komposisi Tubuh ; Komposisi tubuh manusia terdiri atas endomorph (gempal
pendek), mesomorph (atletis) dan ektomorph (kurus tinggi ). Ketiga bentuk
tubuh ini, memiliki keeratan hubungan yangtinggi dengan daya aerobik
maksimal. Bentuk tubuh yang endomorph cenderung memiliki serabut otot
putih yang lebih banyak dibandingkan dengan bentuk tubuh mesomorph dan
ekomorph. Sedangkan bentuk tubuh yang ektomorph memiliki serabut otot
merah yang lebih banyak dibandingkan dengan bentuk yubh mesomorph dan
endomrph. Karena bentuk tubh ektomorph cenderung memiliki serabut otot
merah yang lebi banyak, maka bentuk tubuh ini cenderung memiliki daya
aerobik maksimal yang lebih tinggi.
5. Fungsi Paru ; Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi
peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan
oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaran oksigen dalam paru-paru.
Konsumsi oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat
ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal. Dalam fungsi paru, dikenal
juga istilah perbedaan oksigen arteri-vena (A-VO2diff). Selama aktivitas fisik
yang intens, A-VO2akan meningkat karena oksigen darah lebih banyak
dilepas ke otot yang sedang bekerja, sehingga oksigen darah vena berkurang.
Hal ini menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan naik hingga tiga kali
lipat daripada kondisi biasa. Peningkatan A-VO2diff terjadi serentak dengan
peningkatan cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap
olahraga berat.
6. Fungsi Kardiovaskuler ; Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap
aktivitas fisik adalah peningkatan cardiacoutput. Peningkatan ini disebabkan
oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat
mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya, karena pemakaian oksigen
oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskuler
menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem
kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO2maks.
7. Sel Darah Merah (Hemoglobin) ; Karena dalam darah oksigen berikatan
dengan hemoglobin, maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh
kadar hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah
normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah juga lebih
rendah. Sebaliknya, apabila kadar hemoglobin lebih tinggi dari normal,
seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen dalam darah akan
meningkat.untuk mendapatkan peningkatkan kesiapan dan kemampuan dari
atlet agar mencapai puncak prestasi.
Small Sided Games.
Small sided games merupakan latihan dengan menggunakan bola pada saat
latihan berlangsung. Inti daripada small sided games adalah pembatasan dari
permainan sepakbola sesunguhnya. Pembatasan dimaksud meliputi :
a. Ukuran lapangan ; Ukuran lapangan yang digunakan dalam permainan small
sided games tidak sama dengan ukuran lapangan permainan sepakbola
sesungguhnya, namun merupakan ukuran yang disepakati atau seuai dengan
kebutuhan. Contoh; ukuran lapangan untuk 6 orang pemain ukran lapangan
yang digunakan adalah 12x12m.
b. Jumlah pemain ; Idealnya jumlah pemain pada saat pertandingan sepakbola
adalah 22 orang. Namun dalam small sided games, jumlah itu dapat
ditentukan sesuai kebutuhan. Misalnya 4 orang untuk 2 v 2 atau 3 v 1, 5
orang untuk 3 v 2, atau 6 orang untuk 3 v 3, atau 4 v 2
c. Sentuhan bola ; Biasanya dalam pertandingan sepakbola, sentuhan bola yang
dilakukan oleh peman adalah bebas, sesuai kempuan dan keadaan. Namun
dalam small sided games, sentuhan ke bola dapat dibatasi sesuai kebutuhan,
misalnya 1 sentuhan, 2 sentuhan, 3 sentuhan, atau modifikasi lain yang
menggabungkan sentuhan dengan aturan yang dibuat tersendiri. Sentuhan
bola ini akan terkait dengan irama permainan cepat atau lambat serta
kematangan teknik individual.
d. Waktu Permainan ; Idealnya lama permainan sepakbola adalah 2x45 menit
dengan masa istirahat 15 menit. Namun untuk kebutuhan latihan small sided
games, lama permainan ditentukan sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan
latihan. Misalnya 5 x 20 menit atau 4x 25 menit.
e. Peraturan permainan ; Peraturan yang lazim berlaku pada pertandingan
sepakbola adalah peraturan yang merujuk pada FIFA. Namun peraturan yan
berlaku pada small sided games adalah peraturan yang disepakati oleh pemain
atau yang ditentukan oleh pelatih. Tujuan utama modifikasi aturan tersebut
adalah memudahkan pencapaian tujuan latihan dengan smalll sided games.
Kelebihan Small Sided Games
Keunggulan dengan permaian small sided games mengembangkan daya
aerobik maksimal adalah :
1. Small Sided Games dikerjakan dengan intensitas yang sub maksimal hingga
maksimal, dengan demikian unjuk kerja pemain relatif cepat.
2. Predominan anaerobik relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aerobik
3. Peraturan permainan lebih dapat diarahkan pada pencapaian tujuan
Kekurangan Small Sided Gamest
Kekurangan permainan small sided game adalah pemain dituntut sebelumya
harus memiliki teknik individu yang mumpuni. Contoh latihan small sided games
untuk pengembangan daya aerobik maksimal, cepat : Formasi latihan 3v3,
Formasi latihan 4v4 with 2 wall, 5v5v5 change Attacking and Defenc.
Jumlah Pemain : 5 orang dalam satu group (A, B, C)
Area Lapangan : 25 x 40 m
Waktu : 8 x 30 menit
Sentuha : Maksimal 3 sentuhan
Organisasi Latihan : Pemain dibagi dalam 3 group dengan 5 orang setiap group
terdapat 2 penjaga gawang, Latihan dimulai dengan group A bertindak sebagai
pemain penyerang memainkan bola dan melakukan penyerangan ke daerah
lapangan II dan group B di lapangan II bertindak sebagai pemain bertahan. Ketika
bola yang bersama group A berada di area kotak penalti lapangan II, maka pemain
group A yang bersama bola wajib melakukan shooting ke gawang group B, dan
group B berusaha menggagalkan usaha group A. Jika group A berhasil
menciptakan goal pada gawang group B atau group B berhasil merebut bola di
daerah kotak penalti lapangan II, secara otomatis group B bertindak sebagai
pemain penyerang ke lapangan I, group A keluar lapangan dan berada di sisi
gawang lapangan II dan bersamaan dengan itu group C yang menunggu di sisi
gawang lapangan I, masuk dan bertindak sebagai group bertahan di lapangan I.
Demikian seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adam W. & Trevor L., Junior Football, (London : Bounty Books, 2004)
Greg Gataz. Compelete conditioning for soccer. United States Human Kinetics.
2009.
Kadir Jusuf, Sepakbola Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1982)
Krempel Jonath. Konditions Training. Rowohlt. Tausend. 1994.
Sneyers Jef. Sepakbola Latihan Dan Strategi Bermain. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung.
2002.
Tudor Bompa. Periodization Theory and Methodology of Training New York
University, Champaign: Human Kinetics Books.
Halouani, Jamel; Chtouro. /Small_Sided_Games_in_Team_Sports_Training
https://journals.lww.com/nsca-jscr/Fulltext/2014/12000
__A_Brief.36.aspx
Marco Auigar. Effects of_Soccer_Small-Sided_Games
https://www.researchgate.net/publication/236042833