Anda di halaman 1dari 2

BB 1.

CONTOH-CONTOH
PEMBANGUNAN YANG TIDAK BERTUMPU PADA PEMBANGUNAN MANUSIA

1. Pembangunan Jembatan Antar Pulau

Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata, ahli konstruksi yang sangat terkenal di
Indonesia dan dikenal sebagai Bapak Beton Indonesia, yang merupakan
perancang jembatan Selat Sunda, dan berpengalaman dalam berbagai
pembangunan kosntruksi bersejarah di Indonesia, belakangan ini
menyampaikan penolakannya terhadap konsep pembangunan yang
menyerahkan kepada Konsultan dari Cina termasuk penyediaan
pendanaannya (pinjaman) sekitar Rp. 200 triliun.

Alasan yang beliau kemukakan terutama adalah: Enggak sudi kalau asing
mendominasi proyek ini. Proyek ini harus memberikan kesempatan
kepada para insinyur dalam negeri untuk berpartisipasi.

Dalam wawancara dengan wartawan Majalah Tempo, selanjutnya diperoleh


jawaban-jawaban demikian:

Bukankah pengalaman Indonesia memang terbatas untuk proyek


sebesar itu?

Benar. Kita memang harus bekerjasama dengan tenaga ahli dari seluruh
dunia. Saya tak menyangkal mereka punya lebih banyak pengalaman. Tapi
tenaga asing itu harus di bawah koordinasi tenaga Indonesia. Mereka hanya
mendampingi. Dengan begitu, kita bisa belajar. Proyek ini harus memberikan
nilai tambah luar biasa bagi insinyur kita . Jangan seperti Jembatan
Suramadu (Surabaya-Madura)

Ada apa dengan Jembatan Suramadu?

Kita tidak mendapat apa-apa dari proyek tersebut, kecuali jembatan.


Seluruhnya dikerjakan oleh kontraktor Cina. Tenaga kita hanya kebagian
menggarap beton yang tidak ada apa-apanya. Kesempatan untuk belajar
tidak ada.

[Sumber: Majalah TEMPO, Edisi 13-19 Mei 2013]


BB 1.3
2. Menyiapkan anak untuk masa depan

Dalam rangka menyiapkan masa depan anaknya, ada orangtua tertentu yang
memilih menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan anaknya bersamaan
dengan meminta anaknya hanya berkonsentrasi kepada belajar formal saja.
Dengan cara demikian ternyata banyak ditemukan anak yang disiapkan
ternyata tidak siap menghadapi kehidupan karena tidak terbiasa menghadapi
tantangan kehidupan secara mandiri.

3. Sarana terbangun tapi perilaku tidak berubah

Pengalaman dari beberapa program, pembangunan sarana (misalnya:


Jamban/WC, Hidran Umum, dll) yang tidak melibatkan masyarakat tidak
berlanjut ke pemanfaatan, pemeliharaan apalagi pengembangan.
Banyak WC/jamban terbangun, tapi masih banyak pula masyarakat yang
tidak mau menggunakannya dan tetap BAB di sembarang tempat.
Banyak Hidran Umum dibangun, tetapi sesudah mengalami kerusakan
masyarakat membiarkannya dan menyebut “menunggu pemerintah
memperbaikinya”.

Anda mungkin juga menyukai