Anda di halaman 1dari 31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Pleret Tema : Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Sub Tema : Continuously Variable Transmission
Kelas / Semester : XI / Genap Pembelajaran ke- : 2
KD : 3.8. dan 4.8. Alokasi Waktu : 10 Menit
Menganalisis sistem transmisi otomatis dan merawat secara berkala pada sistem transmisi
otomatis

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat
1. Menjelaskan komponen sistem transmisi otomatis pada gambar dengan tepat dan bertanggung jawab.
2. Menjelaskan prinsip kerja sistem transmisi otomatis pada gambar secara detail dan bertanggung jawab.
3. Menganalisis sistem transmisi otomatis secara detail dengan diberi beberapa kondisi permasalan pada sepeda
motor
4. Melakukan perawatan transmisi otomatis pada sepeda motor sesuai SOP dengan percaya diri dan tepat.

B. Kegiatan Pembelajaran
Media : gambar, video, power point.
Alat : laptop, lcd projector, screen, white board.
Sumber : 1. Jama, Jalius. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta: Kemendikbud
2. BSE.2013. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor Kelas XI Jilid 2. Jakarata: Kemendikbud

No Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan 2 menit
a. Memberi salam dan mengajak berdoa bersama, dan memeriksa kehadiran/kesiapan peserta
didik (penanaman sikap disiplin).
b. Mengaitkan materi transmisi otomatis dengan materi sebelumnya (alat ukur).
c. Menyampaikan hikmah dan manfaat yang diperoleh dari mempelajari mengenai sistem
transmisi otomatis
d. Menyampaikan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai dan metode
belajar yang akan ditempuh.
2 Inti 5 Menit
Dibimbing/difasilitasi guru, peserta didik ...
Literasi mengamati gambar dan video komponen sistem transmisi otomatis pada
sepeda motor dan fungsinya
Critical thinking mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan saling tanya-jawab terkait
komponen dan fungsi yang terdapat pada sistem transmisi otomatis.
Collaboration membentuk beberapa kelompok untuk melakukan praktik dalam
pemecahan suatu permasalahan pada sistem transmisi otomatis, berdiskusi,
mengumpulkan informasi, dan saling tukar informasi dari hasil analisis.
Communication mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas (peserta didik
kelompok lain memberikan pendapat dan ditanggapi oleh presenter) (guru
memberi penghargaan verbal).
Creativity membuat kesimpulan terkait hal-hal yang dipelajari dari transmisi
otomatis dan menanyakan kembali yang belum dipahami (guru
memberikan konfirmasi).
3 Penutup 3 Menit
a. Guru dan peserta didik melakukan refleksi pembelajaraan.
b. Guru menyampaikan link post test kepada peserta didik peserta didik untuk mengetahui
sejauh mana taraf pengetahuan siswa setelah mengikuti materi pembelajaran
c. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya
d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam.

C. Penilaian Pembelajaran
Sikap : Lembar pengamatan
Pengetahuan : Lembar kerja peserta didik (LKPD) Teori
Keterampilan : Lembar kerja peserta didik (LKPD) Praktik

Bantul, 6 Desember 2022


Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah,

Pariyana, S.Pd., M.T. Eka Budi Prasetyo, S.Pd.


NIP 197203281997031003 NIP 198609082019031005
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SELAMA KERJA KELOMPOK
Lamp.
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 1.a.
Kelas : XI / Genap
Tema/Sub Tema : Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu, sopan, komunikatif
sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan keputusan.

No Nama Peserta Didik Aspek Perilaku Yang Diamati Keterangan


Kerja sama Rasa ingin tahu sopan Komunikatif
1
2
3

* Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai: 4 Sangat Baik, 3 Baik, 2 Cukup, atau 1 Kurang.
LEMBAR PENILAIAN KETEPATAN PENGUNAAN JANGKA SORONG
Lamp.
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 1.b.
Kelas : XI / Genap
Tema/Sub Tema : Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Indikator : Peserta didik mampu Menjelaskan komponen sistem transmisi otomatis dan fungsinya

Kode Tujuan Pembelajaran Level Jenis Butir Soal


TP Penilaian
1 Siswa dapat menjelaskan komponen sistem transmisi Lots Piliha 2, 7,
otomatis pada gambar dengan tepat ganda
2 Lots Pilihan 3, 4, 6
Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja sistem
ganda
transmisi otomatis pada gambar secara detail

3 Siswa dapat menganalisis sistem transmisi otomatis Hots Pilihan 1, 5, 8, 9, 10


secara detail dengan diberi beberapa kondisi ganda
permasalahan pada sepeda motor

Rubrik Penilaian
No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1 c. V-belt cleaner Benar 1
Salah 0
2 a. Weight,cam Benar 1
Salah 0
3 b. Continuosly variable Benar 1
transmission Salah 0
4 e. Menghubungkan pulley Benar 1
sekunder dengan clutch Salah 0
housing
5 b. Semakin kecil Benar 1
Salah 0
6 a. Mereda gesekan antara Benar 1
cam dengan primary Salah 0
sliding sheave
7 e. torque cam Benar 1
Salah 0
8 e. 4,1,7,5,3,2,6 Benar 1
Salah 0
9 a. putaran puli primer Benar 1
bertambah, gaya Salah 0
centrifugal pemberat
semakin besar sehingga
diameter puli primer
berubah kurang lebih sama
dengan puli sekunder
10 c. pegas lemah Benar 1
Salah 0
Total Skor 10
Lampiran

SMKN 1 PLERET
TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR
Semester I PERAWATAN TRANSMISI OTOMATIS 60 menit
No. TBSM/JOB.3.8/PMSM Tgl

Nama Siswa : ..........................................


Kelas : ..........................................
No Urut : ..........................................

Pertanyaan
Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang paling benar!
1. Untuk menghilangkan suara noise/berdecit kita dapat mempergunakan pembersih…
a. Air
b. Alcohol
c. V-belt cleaner
d. Udara kompresor
e. Bensin
2. Komponen dibawah ini yang termasuk komponen pulley primer adalah…
a. Weight,cam
b. Torsi cam
c. Spring
d. Clutch carier
e. Drive axle
3. Apa kepanjangan dari CVT…
a. Constan velocity transmission
b. Continuosly variable transmission
c. Continuosly variable trans
d. Component vakum transmission
e. Component variable transmission
4. Apa fungsi dari kopling centrivugal ..
a. Menghubungkan ke roda belakang
b. Menghubungkan tenaga dari mesin ke roda belakang
c. Memutarkan ke gear reduksi
d. Penghubung roda belakang
e. Menghubungkan pulley sekunder dengan clutch housing
5. Jika piringan pulley secondary semakin melebar, maka diameter v-belt pada pulley akan..
a. Semakin besar
b. Semakin kecil
c. Melebar
d. Besar
e. Tetap
6. Apa fungsi dari slider....
a. Mereda gesekan antara cam dengan primary sliding sheave
b. Meredam semua gesekan
c. Bantalan v-belt
d. Meredam desekan primary sliding sheave
e. Tumpuan cam
7. Komponen dibawah ini yang termasuk komponen pulley skunder adalah…
a. Cam,slider
b. V-belt
c. Clutch housing,clutch carier
d. weight
e. torque cam
8.

komponen-komponen pada gambar, jika diurutkan berdasarkan urutan pemasangannya adalah….


a. 1,2,3,4,5,7,6
b. 1,3,5,2,4,6,7
c. 1,6,5,4,3,2,7
d. 4,2,5,3,6,1,7
e. 4,1,7,5,3,2,6
9.

penjelasan gambar kerja CVT di atas adalah…..


a. putaran puli primer bertambah, gaya centrifugal pemberat semakin besar sehingga diameter puli primer
berubah kurang lebih sama dengan puli sekunder
b. puli primer dan sekunder belum banyak berubah, kopling centrifugal mulai mengembang,roda mulai
berputar
c. puli primer dan sekunder belum banyak berubah, kopling centrifugal mulai mengembang,roda belum
berputar
d. putaran mesin semakin tinggi, diameter puli primer pada posisi terbesar dan puli sekunder terkecil
e. putaran mesin semakin tinggi, diameter puli primer pada posisi terkecil dan puli sekunder terbesar
10. Pada putaran tinggi, sepeda motor matic (CVT) tidak mampu menaiki tanjakan, salah satu penyebabnya
adalah….
a. torque cam aus
b. pemberat aus
c. pegas lemah
d. v-belt kendor
e. oli gear reduksi bocor
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN JANGKA SORONG
(KETERAMPILAN) Lamp.
1.c.
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor
Kelas : XI / Genap
Tema/Sub Tema : Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Indikator : Merawat secara berkala sistem tranmisi otomatis

Kelompok : .............................................
Nama : 1. .........................................
2. .........................................
3. .........................................
4. .........................................

Skor
No Komponen Penilaian
1 2 3 4
1 Persiapan Kerja
1.1. Penggunaan Pakaian Kerja
1.2. Persiapan Tool dan Equipment
Skor Komponen
2 Proses Sistematika dan Cara Kerja
2.1. Melepas dan membersihkan drive pulley
2.2. Memeriksa keausan roller
2.3. Melepas driven pulley.
2.4. Memeriksa keausan sepatu kopling sentrifugal.
2.5. Merakit drive pulley.
2.6. Merakit driven pulley.
2.7. Memasang Cover CVT.
Skor Komponen
3 Hasil kerja
3.1. Kinerja Sistem CVT
Skor Komponen
4 Sikap Kerja
4.1. Keselamatan kerja
4.2. Penggunaan Tool dan Equipment
Skor Komponen
Keterangan :
Skor masing masing komponen ditetapkan berdasarkan jumlah perolehan skor sub komponen.
Perhitungan Nilai Praktek
Nilai
Prosentase Bobot Komponen Penilaian Praktek
(NP)
Persiapan Proses Hasil Sikap
1 2 3 4 ∑ NK
Bobot 20 % 40% 20% 20%
Skor
Komponen
Jumlah
Maksimum
Komponen
Nilai
Komponen

Keterangan :
Bobot di isi dengan prosentase setiap komponen besarnya di tentukan secara proporsional sesuai
karakteristik program keahlian

SK : Skor Komponen
JMKP : Jumlah Maksimum Komponen
NP : Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen
Norma Penilaian Praktek
No Komponen Penilaian Indikator Skor
1 Persiapan Kerja
1.1. Penggunaan Pakaian Kerja Memakai pakaian, sepatu, dan alat
keselamatan kerja sesuai ketentuan, 4
lengkap, dan rapi
Memakai pakaian, sepatu, dan alat
keselamatan kerja sesuai ketentuan, 3
lengkap tetapi kurang rapi
Memakai pakaian, sepatu dan alat
keselamatan kerja sesuai ketentuan, 2
kurang lengkap dan kurang rapi
Memakai pakaian, sepatu, dan alat
1
keselamatan kerja tidak sesuai ketentuan
1.2. Persiapan Tool dan Menyiapkan bahan dan peralatan servis
Equipment lengkap serta sesuai kebutuhan ujian 4
praktik
Menyiapkan bahan dan peralatan servis
lengkap, tetapi kurang sesuai kebutuhan 3
ujian praktik
Menyiapkan bahan dan peralatan servis
kurang lengkap, serta kurang sesuai 2
kebutuhan ujian praktik
Bahan dan alat tidak dipersiapkan 1
2 Proses Sistematika dan Cara Kerja
2.1 Melepas Cover CVT. Proses melepas Cover CVT dilaksanakan
sesuai dengan SOP tanpa ada baut atau 4
sekrup yang belum dilepas.
Proses melepas Cover CVT dilaksanakan
sesuai dengan SOP ada baut atau sekrup 3
yang belum dilepas.
Proses melepas Cover CVT dilaksanakan
tidak sesuai dengan SOP dan tidak 2
menggunakan peralatan dengan benar.
Proses tidak dilaksanakan 1
2.2 Melepas dan membersihkan Proses melepas drive pulley sesuai
drive pulley. dengan SOP dengan menggunakan 4
peralatan yang benar.
Proses melepas drive pulley sesuai
dengan SOP tidak menggunakan 3
peralatan yang benar.
Proses melepas drive pulley tidak sesuai
2
dengan SOP.
Proses tidak dilaksanakan 1
2.3 Memeriksa keausan roller. Pemeriksaan keausan roller dilakukan
dengan benar menggunakan alat ukur
4
yang benar dan mengetahui batas
keausan yang diijinkan.
Pemeriksaan keausan roller dilakukan
dengan benar tidak menggunakan alat
3
ukur yang benar dan mengetahui batas
keausan yang diijinkan.
Pemeriksaan keausan roller dilakukan
dengan benar tetapi tidak mengetahui 2
batas keausan yang diijinkan.
Proses tidak dilaksanakan 1
2.4 Melepas driven pulley. Proses melepas drive pulley sesuai
dengan SOP dengan menggunakan 4
peralatan yang benar.
Proses melepas drive pulley sesuai
dengan SOP tidak menggunakan 3
peralatan yang benar.
Proses melepas drive pulley tidak sesuai
2
dengan SOP.
Proses tidak dilaksanakan 1
2.5 Memeriksa keausan sepatu Pemeriksaan keausan dilakukan dengan
kopling sentrifugal. benar menggunakan alat ukur yang benar
4
dan mengetahui batas keausan yang
diijinkan.
Pemeriksaan keausan dilakukan dengan
benar tidak menggunakan alat ukur yang
3
benar dan mengetahui batas keausan
yang diijinkan.
Pemeriksaan keausan dilakukan dengan
benar tetapi tidak mengetahui batas 2
keausan yang diijinkan.
Pekerjaan tidak dilakukan 1
2.6 Merakit drive pulley. Proses merakit drive pulley sesuai
dengan SOP dengan menggunakan 4
peralatan yang benar.
Proses merakit drive pulley sesuai
dengan SOP tidak menggunakan 3
peralatan yang benar.
Proses merakit drive pulley tidak sesuai
2
dengan SOP.
Pekerjaan tidak dilakukan 1
2.7 Merakit driven pulley. Proses merakit driven pulley sesuai
dengan SOP dengan menggunakan 4
peralatan yang benar.
Proses merakit driven pulley sesuai
dengan SOP tidak menggunakan 3
peralatan yang benar.
Proses merakit driven pulley tidak sesuai
2
dengan SOP.
Pekerjaan tidak dilakukan 1
3 Hasil Kerja
3.1. Kinerja Sistem CVT Sistem CVT bekerja dengan baik, dan
4
lengkap.
Sistem CVT bekerja dengan baik tetapi
3
tidak lengkap.
Sistem CVT bekerja dengan tidak baik. 2
Sistem CVT tidak bekerja. 1
4 Sikap Kerja
4.1. Keselamatan kerja Mengenakan pakaian dan sepatu kerja,
memakai alat keselamatan kerja, serta 4
bekerja secara aman sesuai SOP
Mengenakan pakaian dan sepatu kerja,
memakai alat keselamatan kerja, tetapi 3
tidak bekerja secara aman sesuai SOP
Mengenakan pakaian dan sepatu kerja,
tetapi tidak memakai alat keselamatan
2
kerja, serta tidak bekerja secara aman
sesuai SOP
Pakaian kerja, sepatu kerja, alat
keselamatan kerja, dan prosedur kerja 1
aman diabaikan
4.2. Penggunaan Tool dan Penggunaan peralatan servis motorsesuai
4
Equipment SOP dan hasil pembacaan alat ukur tepat
Penggunaan peralatan servis motorsesuai
SOP, tetapi hasil pembacaan alat ukur 3
tidak tepat
Penggunaan peralatan servis motorkurang
sesuai SOP dan hasil pembacaan alat 2
ukur tidak tepat
Penggunaan peralatan servis motortidak
sesuai SOP dan hasil pembacaan alat 1
ukur tidak tepat
SMKN 1 PLERET
TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR
Semester I PERAWATAN TRANSMISI OTOMATIS 320 menit
No. TBSM/JOB.4.8/PMSM Tgl Okt 2021

Kelompok : .................................
Nama Peserta : 1. ..............................
2. ..............................
3. ..............................
4. ..............................

A Judul PraktIk
Praktek Perawatan Berkala Transmisi Otomatis
B Tujuan PraktIk
4.8.1 Siswa dapat menunjukkan komponen transmisi otomatis pada sepeda motor dengan tepat.
4.8.2 Siswa dapat melakukan perawatan transmisi otomatis pada sepeda motor dengan percaya diri dan
tepat.
C Keselamatan Kerja
1. Pilihlah pakaian yang benar-benar cocok sehingga tidak mengganggu pekerjaan anda.
2. Jagalah kebersihan pakaian anda waktu bekerja sebab oli atau kotoran pada pakaian anda akan
mengotori kendaraan.
3. Pilihlah sepatu kerja yang mempunyai sol yang tidak licin dan berkulit keras
4. Jagalah agar tempat kerja selalu bersih, dan saat pekerjaan selesai kembalikan segala sesuatunya dengan
teratur.
5. Parkirlah kendaraan yang akan diperbaiki di dalam garis stall, jangan sampai keluar karena akan
mengganggu kendaraan lain.
6. Bersihkan dengan segera setiap bahan bakar, oli atau gemuk yang tertumpah.
7. Bersihkan alat-alat atau SST yang telah dipakai.
8. Apabila ada keraguan dalam bertindak sebaiknya menghubungi guru praktek untuk meminimalisir
kerusakan

D Alat dan Bahan PraktIk


1. Unit Sepeda motor matic (CVT)
2. Bike lift
3. Tool Box
4. SST (Tracker Pulley CVT)
5. Majun
6. Vernier Caliper

E Langkah Langkah PraktIk


Identifikasi Komponen-komponen transmisi otomatis
Nama Komponen
No Nama Komponen Fungsi
1

Menjelaskan Prinsip kerja Transmisi Otomatis


Buka cover penutup CVT kemudian amati pergerakan transmisi otomatis dalam berbagai kondisi kecepatan:
1) Putaran Langsam
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2) Saat Mulai berjalan
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3) Saat putaran Menegah
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

4) Saat Putaran Tinggi


.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Perawatan Berkala Transmisi Otomatis
Langkah-Langkahnya Sebagai Berikut:
1. Langkah pertama buka cover CVT menggunakan kunci shock 8
2. Langkah kedua buka pulley primer menggunakan kunci ring /kunci shock 22,bagian dalam pulley ditahan
pakai baut.
3. Langkah ketiga lepaskan face drive dan face comp.
4. Langkah keempat buka mur driven pulley(pulley belakang) dengan menggunakan kunci shock 19 dan alat
penahan pulley.
5. Langkah kelima buka outer comp clutch dan kendorkan mur kopling jangan sampai lepas,menggunakan
kunci mur kopling 39 dan ditahan pakai alat penahan pulley.
F Pemeriksaan Komponen
Pemeriksaan pada komponen CVT
DRIVE BELT
Periksa/bersihkan ‘V’ belt / drive belt
terhadap keausan atau kerusakan
setiap 8,000 km dan ganti setiap
24.000 km
- Ukur lebar drive belt ................ mm
Batas servis : 18,00mm

WEIGHT ROLLER
Periksa masing-masing roller
terhadap keausan dan tidak normal
menggunakan jangka sorong.
Ukur D.L. weight roller ....................
mm
BATAS SERVIS: 17,5 mm.

MOVABLE DRIVE FACE


Periksa movable drive face terhadap
goresan, gerusan
atau kerusakan.
Ukur D.D. drive face
bushing................ mm
BATAS SERVIS: 22,11 mm

CLUTCH OUTER
Periksa clutch outer terhadap
keausan atau kerusakan.
Ukur D.D. clutch
outer........................ mm
BATAS SERVIS: 125,5 mm

DRIVEN FACE SPRING


Ukur panjang bebas driven face
spring
........................... mm
BATAS SERVIS: 108,0 mm

DRIVEN FACE
Periksa driven face terhadap
goresan, gerusan atau kerusakan.
Ukur D.L. driven face boss................
mm
BATAS SERVIS: 33,94 mm
MOVABLE DRIVEN FACE
Periksa movable driven face
terhadap goresan, gerusan
atau kerusakan.
Periksa alur-alur guide terhadap
keausan bertingkat atau
kerusakan.
Ukur D.D. movable driven face
................. mm
BATAS SERVIS: 34,06 mm

DRIVEN PULLEY
Olesi gemuk pada bibir oil seal baru
dan pasang pada
movable driven face.
Lapisi O-rings baru dengan oli mesin
dan pasang mereka
pada alur-alur movable driven face

Bersihkan oli dan gemuk dari pulley


face (muka pulley).
Pasang movable driven face pada
driven face.
Pasang guide rollers dan guide pins.
Pakailah 2,0 – 2,5 g gemuk (Shell
ALVANIA R3 atau IDEMITSU
AUTOREX B atau sejenisnya) pada
masing-masing
alur guide.

B. Pelumasan Yang Diperlukan Untuk Pulley Primary


Titik pelumasan pulley primary :
a Primary sliding sheave
b Collar

Catatan : Teteskan gemuk pada primary sliding sheave pada bagian diameter dalam.
Gemuk yang disarankan Shell Sunlight 3 grease
Shell Sunlight 3 grease adalah gemuk serbaguna dan sangat cocok untuk melumasi roller dan plain
bearing , derajat temperatur antara 20 0C sampai dengan 135 0C
C. Pelumasan Yang Diperlukan Untuk Secondary Sheave
Titik pelumasan pada bagian secondary sheave :
1. Titik pelumasan
a Secondary fixed sheave 1
b Secondary sliding sheave 2
c Bearing

Gemuk yang dianjurkan Shell Dolium grease R


Catatan : Jangan sampai gemuk menyentuh permukaan pulley jika terdapat gemuk atau oli, bersihkan
dengan ALKOHOL .
2. Titik pelumasan
a Guide pin groove 1
b O-rings 2

Pelumas yang dianjurkan Shell Dolium grease R


Shell Dolium grease R dipakai pada bagian pin guide pada secondary sheave , gemuk ini tahan
terhadap panas dan tahan terhadap kebocoran karena bersifat lengket .
C. Pemberian Gemuk
A. Collar inside primary sheave
Service point: Pertama , lumasi gemuk pada permukaan collar selanjutnya sebelum dipasang pada
primary fixed sheave bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar dari seal oli agar tidak terjadi
slip pada bagian primary .
B. Guide pin pada secondary sheave .
Service point . Pertama lumasi gemuk disekitar pin guide dan setelah terpasang pada collar dari
secondary sheave bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar secondary sliding sheave , untuk
menghindari agar gemuk tidak menyentuh kopling centrifugal dan rumah kopling .
C. Bagian dalam starter wheel gear , starter idle gear, drive axle dari secondary sheave.
D. Penggantian Oli Gear
Jalankan terlebih dahulu sepeda motor untuk beberapa saat selanjutnya matikan mesin dan buka baut
penguras oli gear yang berada dibawah, kapasitas oli gear (100 cc) jarak penggantian pertama pada jarak
tempuh 500 km selanjutnya setiap 10.000 km .
Lamp.
MATERI BAHAN AJAR
2.a.

PRINSIP KERJA TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

A Deskripsi Singkat
Sistem transmisi otomatis merupakan salah satu dari sekian banyak Sistem yang terdapat pada
kendaraan bermotor yang mempunyai peranan yang sangat vital. Sistem transmisi otomatis yang
dimana didalamnya terdapat berbagai macam komponen pendukung perlu mendapatkan perawatan
agar komponen itu tidak mudah rusak. Komponen – Komponen Sistem transmisi otomatis juga perlu
pemeriksaan dimana pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah komponen itu masih
berfungsi dengan baik atau tidak dan juga dapat diketahui apakah komponen itu perlu penggantian
atau tidak dan juga dapat mengetahui apakah komponen tersebut bisa dilakukan perbaikan atau tidak.
Atas dasar-dasar itulah materi ” Merawat sistem transmisi otomatis ” ini disusun. Pada materi ini
dipaparkan tentang pengetahuan dimana berisi informasi tentang Fungsi dan Jenis sistem transmisi
otomatis, juga akan dipaparkan tentang Fungsi, cara kerja dan Jenis – jenis sistem transmisi otomatis
. Dibagian terakhir akan dipaparkan tentang bagaimana melakukan Pemeriksaan sistem transmisi
otomatis. Dengan disusunnya materi ” Merawat sistem transmisi otomatis ” ini diharapkan akan dapat
membantu dalam menjelaskan tentang sistem transmisi otomatis itu sendiri dan juga dapat membantu
siswa dalam memahami dan belajar tentang merawat sistem transmisi otomatis.

B Tujuan pembelajaran
Materi “ merawat sistem transmisi otomatis ” ini bertujuan agar siswa mampu untuk melakukan
Perawatan sistem transmisi otomatis sesuai SOP. Dimana sistem transmisi otomatis yang diberikan
dalam materi ini adalah Sistem transmisi otomatis Sepeda motor . Disamping itu juga bertujuan agar
siswa mampu melakukan pemeriksaan Komponen – Komponen Sistem transmisi otomatis sebelum
merawat sistem transmisi otomatis dan juga dapat melakukan perbaikan dari komponen – komponen
sistem transmisi otomatis

C Uraian Materi
a. Penjelasan Umum

Gambar 1. Konstruksi Transmisi otomatis sepeda motor


CVT merupakan cara paling fleksibel dalam memindahkan tenaga yang dihasilkan
mesin kepada roda-roda kendaraan.Sistem ini menghasilkan pergerakan secara otomatis sesuai
dengan putaran mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi. Hasilnya,
pengendara lebih nyaman dan santai dalam mengendarai motor. CVT juga menghindari hentakan
mesin yang biasa timbul pada pemindahan transmisi manual pada mesin-mesin konvensional.
Pergantian transmisi pada sistem CVT pun sangat lembut, seiring dengan penambahan tenaga
mesin dan kecepatan.

Yang pertama adalah pulley depan atau Drive Pulley (primer), kemudian pulley
belakang atau Driven Pulley (sekunder), dan yang terakhir adalah V-belt yang berperan
menghubungkan keduanya. Secara singkat, kinerja pulley depan dihubungkan kruk-as mesin, dan
bertugas menampung tenaga dari mesin dan memindahkannya ke pulley belakang yang
dihubungkan ke as roda. Fungsi V-belt tak ubahnya rantai di motor manual yang tugasnya
meneruskan putaran mesin ke roda. V-belt ini dibuat sedemikian rupa sehingga terbebas dari
kotoran, debu, dan air. Pabrik motor sengaja merancang lubang pemasukan udara pendingin
lebih tinggi dari as roda untuk menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di daerah
banjir.

b. Gambaran Tentang Transmisi Otomatis ( CVT )


1) Sabuk V Matic Transmisi Otomatis
V Matic adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang melalui sabuk V
yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya
gesek.

Sistem ini dilengkapi dengan kopling otomatis sentrifugal dan tidak memerlukan operasi
kopling ketika jalan maupun berhenti. Ketika pengendara menyesuaikan putaran gas, secara
otomatis akan memindahkan rasio transmisi sehingga daya mesin akan secara efektif
ditransmisikan dalam semua kondisi kecepatan ketika motor berjalan.

Dengan demikian, pengendara akan terbebas dari beberapa gangguan yang berhubungan
dengan sistem operasi kopling dan perpindahan gigi. Bahkan pengendara pemula pun akan
mudah untuk menikmati kenyamanan dalam mengendara.

Sistem V Matic memiliki design yang jauh lebih ringan dan compact dibandingkan dengan
transmisi otomatis menggunakan torque conventer seperti yang digunakan pada mobil. V
matic banyak diaplikasikan untuk skuter baik model kecil maupun model besar.
Gambar 2. Sepeda Motor dengan transmisi otomatis

2). Komponen Dasar

Dalam sistem V matic, drive belt menghubungkan antara drive pulley (terpasang di
crankshaft) dengan driven pulley (terpasang didrive shaft). Gaya penggerak yang
ditransmisikan melalui drive shaft selanjutnya akan ditransmisikan menuju roda belakang
melalui reduction gear.

Kopling sentrifugal otomatis yang diperlukan untuk jalan maupun berhenti terinstal pada
driven pulley. Putaran mesin ditransmisikan ke driven pulley melalui drive belt, dan kopling
otomatis akan terhubung apabila kecepatan driven pulley bertambah.

Drive pulley tersusun atas drive face (secara baik dan tepat terpasang pada crankshaft) dan
moveable drive yang dapat bergerak sliding di crankcase, memberikan perubahan diameter
dari drivepulley, yang merupakan hasil yang dipengaruhi oleh putaran mesin.

Didalam V matic belt casing, temperatur meningkat akibat panas dari mesin melalui
crankshaft, selain itu juga panas muncul akibat dari gesekan antara pulley dan sabuk.

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada drive belt yang terbuat dari karet sintetis akibat
panas yang ekstrim, maka untuk mendinginkan sabuk tersebut, beberapa design model dari
drive face mulai menggunakan fan untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam casing.

Gambar 3. Komponen dasar transmisi otomatis


3). Konstruksi dari Moveable Drive Face

Movable drive face adalah komponen utama untuk mengontrol rasio transmisi sistem V matic.
Antara ramp plate dan movable drive face (dapat sliding) dipasang weight roller yang dapat
bergerak radial akibat gaya sentrifugal seiring dengan meningkatnya putaran mesin.

Sebuah pegas terpasang pada driven pulley, pulley lainnya dari system V matic, selalu
memberikan gaya pada arah mengencangkan sabuk. Ketika gaya sentrifugal yang dihasilkan
kecil akibat putaran mesin yang rendah, diameter drive pulley juga dalam keadaan kecil. Hal
tersebut diakibatkan movable drive face tertekan kearah ramp plate oleh ketegangan sabuk
yang dimunculkan akibat gaya pegas pada driven pulley.

Apabila gaya sentrifugal pada roller meningkat seiring dengan meningkatnya putaran mesin,
weight roller mulai untuk bergerak secara radial kearah luar sepanjang permukaan dalam dari
ramp plate. Weight roller tersebut akan mendorong movable drive face menuju arah drive face
sehingga mereduksi jarak antara movable drive face dan drive face , mengangkat drive belt dan
meningkatkan diameter.

Gambar 4. Konstruksi drive face

4). Konstruksi driven Pulley

Driven pulley terpasang pada drive shaft. Terdiri dari driving pulley untuk menerima gaya dari
sabuk, dan kampas tipe kopling kering (dry clutch) sentrifugal otomatis.

Driven pulley memiliki driven face dan movable driven face yang bergeser pada poros.
Movable driven face selalu menekan kearah driven face yang lain akibat gaya pegas. Dengan
demikian, kedua driven face mencoba untuk saling mendekat, meningkatkan diameter dari
pulley, dan akan memberikan tegangan sabuk yang sesuai selagi menghindari slip. Mekanisme
ini akan selalu memberikan rasio transmisi yang rendah.
Gambar 6. Komponen driven face

5). Transmisi Daya dan Bagaimana kecepatan akan berubah

Selama idle ketika unit baru saja dijalankan, rasio transmisi


dalam keadaan rendah karena putaran mesin juga kondisi
rendah.

Gambar 7. Transmisi otomatis pada posisi idle

Apabila putaran/kecepatan mesin ditingkatkan, gaya sentrifugal


mulai bekerja pada weight roller dan rasio gigi akan meningkat
secara otomatis.

Gambar 8. Transmisi otomatis pada posisi mulai berjalan


Cara kerja sistem transmisi otomatis berdasarkan putaran mesin adalah sebagai berikut:

A. Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke
Pulley Primary – V-belt – Pulley Secondary – dan Kopling Centrifugal.

Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling centrifugal belum


mengembang. Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat dari gaya
centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh rumah kopling dan roda
belakang tidak berputar.

B. Saat Mulai Berjalan


Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya centrifugal
bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling
mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-belt
di bagian pulley primary pada posisi diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley
secondary pada posisi luar (besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi
yang besar nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling centrifugal menyentuh
rumah kopling. Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm.
Kopling terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm

C. Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar karena
gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave ( piringan pulley yang dapat
bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt
kelingkaran luar dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary
membesar dan menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.

Ini dimungkinkan karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley primary
membesar dan diameter pulley secondary mengecil sehinggga diameter pulley menjadi
sama besar dan pada akhirnya putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.

D. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar pusat
dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar
dari pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin
mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggi

Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada pulley semakin kecil
, sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat.

6). Cara Kerja Kopling sentrifugal Otomatis.

Secara umum, V matic diperlengkapi dengan kampas kering tipe kopling sentrifugal otomatis.
Pelat Clucth drive diperlengkapi dengan clutch weight yang dapat berputar pada pivot
centernya akibat gaya sentrifugal. Clucth weight akan tertarik oleh pegas sehingga diameter
kopling secara keseluruhan akan menjadi lebih kecil. Lining terpasang pada bagian luar dari
clutch weights dan lining ini akan mentransmisikan daya melalui gesekan.
Clutch drive plate terpasang pada driven face dan keduanya berputar ketika mesin dalam
keadaan hidup. Lebih lanjut, clutch outer ditempatkan diluar permukaan lining dan terpasang
pada drive shaft.

Dengan kampas kering kopling Sentrifugal, apabila putaran mesin ditingkatkan, clutch weights
akan mengembang ke arah luar akibat gaya sentrifugal, menekan clucth shoe lining ke clucth
outer dan mentransmisikan gaya gesek.

Untuk motor skuter yang dilengkapi dengan V matic system, kopling akan senantiasa tidak
terhubung walaupun clutch outer berputar dengan kecepatan tinggi, kecuali kopling akan
terhubung jika putaran mesin ditingkatkan. Dengan demikian, apabila pengendara mengendarai
motornya dengan kondisi jalan menurun, engine braking tidak akan bekerja walaupun
kecepatan kendaraan bertambah.

Gambar 8. Konstruksi kopling sentrifugal

7). Sistem operasi Dry Shoe Tipe sentrifugal otomatik

Ketika mesin dalam keadaan idle atau tidak berjalan, clutch shoe lining dan clutch outer tidak
saling kontak, dan kopling dalam keadaan tidak terhubung penuh.

Ketika clutch shoe lining mengembang dan kontak dengan clutch outer, ini dinamakan kondisi
”Clutch-In”. Putaran mesin pada kondisi ini disebut dengan ”Clutch-In Speed”.

Sesaat setelah ”clutch-in”, masih terdapat perbedaan kecepatan antara clutch weights dan
clutch outer, dan kopling masih berlanjut slip, belum terhubung penuh. Apabila throttle dibuka
lebih lanjut pada saat tersebut, dan putaran mesin meningkat dan kampas rem akan menekan
kuat clutch outer akibat gaya sentrifugal. Sebuah kondisi dimana daya yang ditransmisikan
oleh kopling dan keluaran mesin akan setimbang dan putaran mesin tidak akan meningkat lagi
pada titik tertentu. Putaran mesin pada kondisi ini disebut ”Clutch stall speed”. Untuk kopling
sentrifugal otomatis, torsi yang dapat ditransmisikan pada saat clutch stall speed dengan
kopling setengah terhubung adalah torsi maksimum.

Ketika kopling setengah terhubung, kecepatan clutch outer secara bertahap akan meningkat,
dan akan berjalan tanpa ada slip yang terjadi. Kondisi ini dinamakan Kopling penuh terhubung.
Gambar 9. Kopling sentrifugal dry shoe tipe

8). Torque Cam Dan Pengenalan Kick Down

Ketika rasio berpindah dengan perubahan lebar driven pulley, movable driven face akan
berputar dan bergeser sepanjang torque cam. Pin yang membatasi pergerakan dari cam
terpasang pada driven face, dan movable driven face akan terdorong ke arah driven face oleh
gaya pegas.

Ketika sejumlah besar gaya penggerak dibebankankan terhadap drive belt pada waktu
kendaraan berjalan dengan kecepatan konstan, movable driven face lebih lanjut akan tertarik ke
arah dimana movable driven face berputar relatif terhadap driven face. Lebih lanjut, movable
driven face akan bergerak ke sisi rasio yang lebih rendah tertarik oleh kerja dari torque cam.

Gambar 10. Posisi Torsi cam pada saat low ratio dan top ratio

Sebaliknya, ketika sejumlah driving force diturunkan, gaya thrust yang dihasilkan dihasilkan
torque cam akan semakin kecil dan movable driven face akan bergerak ke bagian atas menuju
sebuah titik dimana gaya sentrifugal yang bekerja pada weight roller akan setimbang dengan
gaya pegas.

Dengan kerja torque cam, apabila throttle ditutup


ketika akselerasi, rasio akan berpindah ke Top, yaitu
sama dengan perpindahan transmisi ketingkat lebih
tinggi secara automatis. Sebaliknya, apabila throttle
dibuka ketika motor berjalan dengan kecepatan kostan,
rasio akan berpindah turun, yaitu sama dengan
pemindahan turun otomatis. Perpindahan turun
transmisi secara otomatis ketika throttle terbuka
dinamakan ”kick down”.

9). Konstruksi Dan Pengecekan Sabuk

Sabuk V dibuat dari material komposit karet sintetis,


fiber aramid, polyester atau aramid, sebagai inti. Inti
fiber akan memberikan resistansi melawan tegangan,
membuat mulur yang terjadi, dalam skala kecil dan
meredam gaya impak yang terjadi.

Sabuk V akan mendapat beban yang sangat kuat,


terdorong ke arah lateral, mentransmisikan daya melalui
gaya gesek dengan permukaan pulley. Sangat perlu
untuk memberikan luas penampang yang cukup untuk
melindungi kekakuan sehingga tidak akan berubah
bentuk ketika dilakukan pepindahan transmisi.

Akan tetapi, apabila luas penampang diperbesar untuk mendapatkan sabuk yang lebih tebal,
akan mengakibatkan sabuk untuk sulit melengkung pada kondisi radius pulley yang kecil.

Dengan demikian, untuk alasan ini maka sabuk memiliki gigi agar sabuk sulit untuk
dideformasi tetapi mudah untuk dilengkungkan (bend). Gigi-gigi ini akan terhubung dengan
puli untuk mentransmisikan daya.

Untuk motor skuter kecil, sabuk memiliki gigi hanya didalam, sedangkan untuk motor skuter
besar, menggunakan double gigi, dibagiandalam maupun bagian luar.

Sebagai penambahan untuk melakukan pengecekan terhadap retakan maupun kerusakan dari
permukaan karet seperti pengerasan maupun lapisan yang menjadi buruk, maka tingkat keausan
dari sabuk harus dapat diliha melalui lebar dari sabuk tersebut. Ketika lebar sabuk melebihi
batas servis maka sabuk tersebut harus diganti. Sedangkan pada sabuk double gigi, untuk
melakukan pengukuran harus sesuai seperti yang terlihat pada gambar dan bukan ukuran lebar
sabuk yang terlebar.
3 N.m (0,3 kgf.m, 2,2

108 N.m (11,0 kgf.m,


80 lbf.ft)

49 N.m (5,0 kgf.m,


35 lbf.ft)

Gambar 11. Momen pengencangan pada baut transmisi otomatis

D Rangkuman
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis
dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis “V” belt
atau yang dikenal dengan CVT (Continuous Variable Transmission). CVT adalah sistem transmisi
daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley
dengan driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.
PERAWATAN TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

A Deskripsi Singkat
CVT merupakan penerus daya dari mesin ke roda pada motor matic seperti Yamaha Mio maupun
Honda Beat. Agar kerja dari CVT itu sendiri tetap maksimal maka perlu perawatan rutin, paling tidak
6 bulan sekali. Perawatan dilakukan sesuai dengan standar prosedur yang sudah ditentukan oleh
masing-masing pabrikan. Antara motor satu dengan lainnya berbeda-beda. Jadi untuk memulai
perawatan berkala pada transmisi otomatis sebaiknya disediakan manual repair sebagai bahan rujukan.
Bagian-bagian yang mendapatkan perawatan pada komponen CVT antara lain drive pulley, driven
pulley, v belt dan sistem pelumasan pada gigi reduksi.

B Tujuan Pembelajaran
Materi “ merawat sistem transmisi otomatis ” ini bertujuan agar siswa mampu untuk melakukan
perawatan berkala sistem transmisi otomatis sesuai SOP. Dimana sistem transmisi otomatis yang
diberikan dalam materi ini adalah sistem transmisi otomatis Sepeda motor. Disamping itu juga
bertujuan agar siswa mampu melakukan pemeriksaan Komponen – Komponen Sistem transmisi
otomatis sebelum merawat sistem transmisi otomatis dan juga dapat melakukan perbaikan dari
komponen – komponen sistem transmisi otomatis

C Materi
Perawatan Transmisi otomatis (CVT) pada dasarnya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Perawatan berkala mesin (baca perawatan berkala motor)


2. Perawatan transmisi matic, yang akan dibahas di sini adalah khusus perawatan transmisi motor
matic
Sistim transmisi CVT sangat memerlukan perawatan periodik, terutama dalam hal pelumasan
komponen-komponennya. Pada sistim CVT ada bagian-bagian part yang perlu pelumasan, akan tetapi
ada juga part yang tidak memerlukan pelumasan. Hal ini harus menjadi perhatian, berikut adalah peta
pelumasan sistim CVT :

A. Pelumasan Yang Diperlukan Untuk Pulley Primary


Titik pelumasan pulley primary :

c Primary sliding sheave


d Collar

Catatan : Teteskan gemuk pada primary sliding sheave pada bagian diameter dalam.

Gemuk yang disarankan Shell Sunlight 3 grease

Shell Sunlight 3 grease adalah gemuk serbaguna dan sangat cocok untuk melumasi roller dan
plain bearing , derajat temperatur antara 20 0C sampai dengan 135 0C
B. Pelumasan Yang Diperlukan Untuk Secondary Sheave
Titik pelumasan pada bagian secondary sheave :

1. Titik pelumasan

d Secondary fixed sheave 1


e Secondary sliding sheave 2
f Bearing

Gemuk yang dianjurkan Shell Dolium grease R

Catatan : Jangan sampai gemuk menyentuh permukaan pulley jika terdapat gemuk atau oli,
bersihkan dengan ALKOHOL .

2. Titik pelumasan

c Guide pin groove 1


d O-rings 2

Pelumas yang dianjurkan Shell Dolium grease R

Shell Dolium grease R dipakai pada bagian pin guide pada secondary sheave , gemuk ini tahan
terhadap panas dan tahan terhadap kebocoran karena bersifat lengket .

C. Pemberian Gemuk
V- Belt roller, dan clutch adalah tipe kering, sebab gesekan yang terjadi pada V- Belt dan kopling
centrifugal sangat mempengaruhi dalam rangkaian gerak CVT , tetapi pelumasan juga sangat perlu
untuk bagian-bagian yang bergeser pada sistim CVT.

1. Parts yang tidak perlu pelumasan :


A) V- Belt, Surface of primary sheave, Surface of secondary sheave.

Sebab : Timbul suara berisik atau slip jika terdapat oli pada bagian ini.

B) Clutch carrier, Clutch housing.

Sebab : Timbul clutch juddering / getaran jika terdapat oli pada bagian ini .
2. Parts yang perlu pelumasan :
A. Collar inside primary sheave

Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak smooth / halus karena
gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik .

Service point: Pertama , lumasi gemuk pada permukaan collar selanjutnya sebelum
dipasang pada primary fixed sheave bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar
dari seal oli agar tidak terjadi slip pada bagian primary .

B. Guide pin pada secondary sheave .

Sebab : Jika tidak terdapat gemuk atau pelumas bagian ini , akselerasi tidak lembut begitu
juga pada saat mendaki tenaga tidak kuat karena secondary sheave tidak bekerja dengan
baik dan pin guide dan alur pin guide terjadi keausan .

Service point . Pertama lumasi gemuk disekitar pin guide dan setelah terpasang pada collar
dari secondary sheave bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar secondary
sliding sheave , untuk menghindari agar gemuk tidak menyentuh kopling centrifugal dan
rumah kopling .

C. Bagian dalam starter wheel gear , starter idle gear, drive axle dari secondary sheave.

Sebab : Putaran tidak lancar, lihat CVT poster untuk pedoman pelumasan .

D. Penggantian Oli Gear


Jalankan terlebih dahulu sepeda motor untuk beberapa saat selanjutnya matikan mesin dan buka
baut penguras oli gear yang berada dibawah, kapasitas oli gear (100 cc) jarak penggantian pertama
pada jarak tempuh 500 km selanjutnya setiap 10.000 km .
E. Pemeriksaan V – Belt
1. Cara pemakaian alat pemeriksa V – Belt :

Pada saat alat pemeriksa V- Belt diletakkan pada V- Belt seperti pada gambar A, harus ada
kelebihan dari V- Belt ( lebih dari 0 mm ) antara V- Belt bagian bawah dan bagian bawah alat
pemeriksa V- Belt .

Gambar 12 ( Kondisi V- Belt baik )

Tidak ada kelebihan antara bagian bawah V- Belt dan bagian bawah alat pemeriksa V- Belt
seperti gambar B, V – Belt saatnya harus diganti. Pada bagian bawah alat pemeriksa sudah rata
dengan V- Belt bagian bawah, menandakan V- Belt telah aus.

Gambar 13 ( Kondisi V- Belt saatnya harus diganti )

2. Pemeriksaan V-BELT dengan cara cepat :

1. Buka baut pemeriksa pada bagian penutup crankcase dan masukkan alat pemeriksa V- Belt /
V- Belt check gauge pada bagian V- Belt.

2. Ukur ketebalan V- Belt dengan alat pemeriksa V- Belt / check gauge ( untuk lebih jelasnya
lihat halaman depan ).

Gambar 14. Pengecekan V-Belt

F. Mengatasi V- belt Slip


Pada kondisi normal sistim CVT kadang-kadang terjadi gesekan / slip pada permukaan V – Belt
saat terjadi penambahan kecepatan / akselerasi, hal ini memungkinkan timbulnya noise / suara
berdecit , Oleh karena itu pertama-tama periksa keausan dan permukaan singgung dari V- Belt,
jika kondisi mamungkinkan untuk dipakai lagi, pergunakan ” V- Belt Cleaner ” larutan pembersih
untuk menghilangkan suara berdecit / noise .
G. Arah Pemasangan ” Conical Spring Washer ” ( Ring Payung )
1. Pemasangan conical spring washer pada primary fixed sheave

Jangan sampai tarbalik pada saat memasang conical spring washer / ring payung pada as poros
engkol, yang menghubungkan dengan primary fixed sheave (lihat gambar di bawah ini )

Akibat : Jika pemasangan conical spring washer / ring payung posisinya terbalik maka akan
mempermudah kendornya baut pengikat poros engkol, jika baut pengikat kendor, maka akan
merusakkan poros engkol dan harus mengganti satu set poros engkol dengan, biaya yang cukup
mahal .

2. Pemasangan dua buah conical spring washers pada bagian gear transmisi

Gambar dibawah menjelaskan arah posisi pemasangan dua buah conical washer pada bagian
gear transmisi .

Akibat : Jika pemasangan terbalik , akan timbul suara berisik / tidak normal pada bagian
gearbox .

H. Pemasangan Mur Kopling Secondary


Kencangkan mur kopling secondary sesuai dengan standart torsi pengencangan, sebab jika tidak
mur ini akan mudah lepas. (lihat gambar)

Akibat : Jika mur kopling socondary kendor akan rnenyentuh rumah kopling dan putaran mesin
akan diteruskan keroda belakang meskipun dalam kondisi langsam dan timbul suara noise .

Torsi standart : 50 Nm (5 kg.m)

I. Mengatasi Kopling Bergetar / Clutch Juddering


Yang mengakibatkan terjadinya clutch juddering / kopling bergetar adalah adanya gemuk/ oli/
kotoran lain yang menempel pada sepatu kopling

Perlu anda ketahui yang dimaksud ” clutch juddering ” adalah sulitnya start awal pada saat sepeda
motor mulai berjalan, terjadi getaran sehingga kurang halus .

Untuk itu ikuti petunjuk ini untuk mengatasi clutch juddering :


1. Periksa permukaan singgung sepatu kopling dan permukaan rumah kopling bagian dalam, jika
mengandung oli atau gemuk pada permukaannya bersihkan dengan cairan pembersih .

Catatan : Lakukan analisa penyebab adanya oli dan kotoran lain kemungkinan adanya
kebocoran seal oli dan lain-lain.

2. Jika bukan dari kotoran lain / oli kemungkinan dikarenakan tidak ratanya permukaan singgung
kopling dan rumah kopling , untuk hal ini gosok permukaan kopling agar merata dengan
amplas .

D Rangkuman
Perawatan pada sistem transmisi otomatis lebih ditekankan pada pelumasan bagian-bagian yang
bergerak. Tetapi ada beberapa bagian yang tidak boleh terkena oli antara lain V- Belt, Surface of
primary sheave, Surface of secondary sheave, Clutch carrier, dan Clutch housing. Sedangkan bagian
yang dilakukan pelumasan adalah Collar inside primary sheave, Guide pin pada secondary sheave,
Bagian dalam starter wheel gear , starter idle gear, drive axle dari secondary sheave.

Anda mungkin juga menyukai