Anda di halaman 1dari 3

INSISI AREA OPERASI

A. Pengertian
Irisan pada kulit merupakan awal dimulainya operasi dan merupakan pintu masuk
kedaerah operasi yang dituju. Dalam pembedahan saata atau insisi bedah adalah sayatan yang
dibuat melalui kulit dan jaringan lunak untuk memulai operasi.
Insisi atau drainse merupakan tindakan tatalaksana untuk abses kulit dan abses lainnya,
seperi abses gigi dan abses peritnsilar. Insisi dan drainase abses dilakukan untuk evakuasi pus
dari abses dengan ukuran >5mm pada lokasi yang aksesibel, sehingga mengurangi nyeri,
memfasilitasi penyembuhan dan membantu diagnosis. Tindakan medis ini merupakan salah satu
tindakan rawat jalan yang sering dilakukan.
Luka insisi akibat operasi merupakan luka yang penyembuhannya dapat mewakili
berhasil atau todaknya operasi yang dilakukan. Luka insisi adalah terputusya kntinuitas suatu
jaringan karena adanya pembedahan. (Fossum, 2007).
Penandaan luka operasi adalah sutu tindakan pemberian tanda pada daerah yang akan
dioperasi, dilakukan oleh dokter yang akan melakukan operasi (dokter operator) untuk
memverifikasi lokasi pembedahan dan melibatkan pasien dalam proses pemberian tanda.
Insisi area operasi yang dilakukan dengan menembus benjolan. Ia dilakukan pada abses
atau kelainan curiga ganas. Bagi abses, tujuannya adalah pengobatan dengan mengeluarkan
nanah. Bagi kelainan curiga ganas untuk diagnisa dan disebut juga sebagai biopsi insisi.

B. Syarat-syarat
1) Psikis: pasien merasa tidak takut, pasien merasa aman, nyaman dan percaya.
2) Posisi pasien: tepat, nyaman buat operator, anestesi dan pasien
3) Daerah operasi: bersih dari kotoran dan rambut

C. Prinsip dari insisi


Pilihan insisi tergantug pada beberapa faktor yaitu insisi ditentukan untuk menentukan
akses yang baik atau jarak terdekat dari organ yang dituju (termasuk organ yang akan diperiksa.
Jenis operasi, obesitas, bekas operasi terdahulu. Insisi juga harus mudah diperluas bila
diperlukan, aman dan memiliki kosmetik yang baik. Pilihan inisisi ini sangat individual dan juga
tergantung para ahli bedah atau dilakukan berdasarkan kebiasaan operator yang paling aman
dan apakah tindakan operasi tersebut adalah tindakan emergency atau tidak.

D. Tipe insisi
1) Insisi vertical: contohnya, insisi midiline, insisi paramedian, dan insisi pararectal.
2) Insisi transversal: cintihnya, transverse epigastric incision, transerve supropublik, lanz’s
incision. Keuntungan dari insisi ini adalah jarang terjadi herniasi paska bedah, kosmetik lebih
baik, kenyamanan paska bedah bagi pasien lebih baik. Sedangkan kerugiannya pada pasien
insisi ini adalah daerah pemaparan (lapangan operasi) lebih terbatas, teknik relatik lebih
sulit, perdarahan akibat pemisahan fascia dari lemak lebih banyak.
3) Insisi oblique: contohnya kocher’s subcostal incision, mc burney’s incision.
E. Macam-macam insisi

1) Insisi midline epigastric


Adalah insisi pada garis tengah abdomen, biasanya untuk operasi abdomen bagian
atas, seperti lambung, saluran empedu, hati dan lain-lain. Keuntungan insisi ini adalah tidak
memotong otot rektus.
2) Insisi midline subumbiliksl/mid line incision
Merupakan paparan bidang pembedahan yang baik, dapat diperlukan kea rah kranial.
3) Insisi paramedian atas
Insisi paramedian atas ada dua yaitu paramedian kanan dan kiri. Paramedian kanan
digunakan untukmoperasi lambung , kantung empedu, eksplorasi pancreas, organ velvis,
caecum dan usus bagia bawah. Sedangkan paramedian kiri digunakan untuk operasi seperti
eksplorasi lambung dan spelenectomy.
4) Insisi paramedian bawah
5) Insisi kocher subtotal

Prinsip dari insisi


Pilihan insisi tergantug pada beberapa faktor yaitu insisi ditentukan untuk menentukan
akses yang baik atau jarak terdekat dari organ yang dituju (termasuk organ yang akan diperiksa.
Jenis operasi, obesitas, bekas operasi terdahulu. Insisi juga harus mudah diperluas bila
diperlukan, aman dan memiliki kosmetik yang baik. Pilihan inisisi ini sangat individual dan juga
tergantung para ahli bedah atau dilakukan berdasarkan kebiasaan operator yang paling aman
dan apakah tindakan operasi tersebut adalah tindakan emergency atau tidak.

F. Komplikasi Insisi
1) Perluasan infeksi, seperti selulitis, limfangitis, osteomyelitis, tenosynovitis, tromboflebitis,
septik, netrotizing fascilitis, hingga sepsis. Perluasan infeksi umumnya terjadi akibat drainase
yang adekuat
2) Rekurensi abses
Apabila rekurensi abses terjadi meskipun drainase sudah adekuat, perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menyingkirkan penyakit yang mendasari seperti infeksi,
misalnya staphylococcus spp, osteomyelitis, kelainan anatomis dan imunokompromais
seperti HIV.
3) Kegagalan untuk mendiagnosis suatu aneurisma yang tampak seperti abses, atau abses yang
berdampingan dengan aneurisma dapat mengakibatkan perdarahan yang membahayakan
jika dilakukan insisi.

Anda mungkin juga menyukai