Anda di halaman 1dari 6

JIPKIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman p-ISSN 2809-2732

Issue : https://jipkis.stai-dq.org/index.php/home/issue/view/7 e-ISSN 2809-2554

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman


JIPKIS
Vol. 3, No. 1, April, 2023 hal. 1-60
Journal Page is available to https://jipkis.stai-dq.org/index.php/home

PERAN PESANTREN MODERN DALAM MENJAWAB TANTANGAN


MODERASI BERAGAMA SAAT INI
Hardianti Putri Dewi1, Mustami Yusri2, Ridani3
1,2,3Prodi
Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan STAIN Bengkalis
Email: hardiantiputridewi430@gmail.com1 yusrimustami@gmail.com2 ridaniridani224@gmail.com3

Abstrak
Tujuan studi ini yakni agar memberikan sebuah pengetahuan yang lebih baik tentang peran pesantren
modern dalam menjawab tantangan moderasi beragama, serta menjelaskan bagaimana pesantren modern
dapat memberikan kontribusi positif dalam mempromosikan moderasi beragama dan memperkuat toleransi
antar umat beragama. Pesantren modern dapat menjadi pusat pembelajaran dan pemahaman agama yang
moderat serta memberikan pengarahan tentang kesederhanaan, keberagaman, dan perdamaian dalam
beragama. Pesantren modern juga dapat memberikan pendidikan yang holistik dan terintegrasi yang tidak
hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini dapat membantu
para santri dalam memahami pentingnya toleransi, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan sikap saling
menghargai antar sesama. Selain itu, pesantren modern juga dapat memainkan peran yang cukup
berpengaruh dalam menjadikan generasi selanjutnya berkualitas, memiliki nilai-nilai moderat dan kritis.
Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, para santri dapat menjadi agen
perubahan yang positif dan mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat. Dalam
menjawab tantangan moderasi beragama, pesantren modern juga dapat bekerja sama dengan pihak lain,
seperti pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan institusi pendidikan lainnya. Kolaborasi yang baik antara
pesantren dan pihak lain dapat meningkatkan pemahaman akan pentingnya sikap toleransi dan kerukunan
antar umat yang beragama. Pada kesimpulannya, peran pesantren modern dalam menjawab tantangan
moderasi beragama sangat penting. Pesantren modern dapat menjadi pusat pembelajaran agama yang
moderat dan holistik, membentuk generasi muda yang berkualitas, dan berkolaborasi dengan pihak lain
untuk membangun masyarakat yang toleran dan berdamai.
Kata kunci: Pesantren Modern, Moderasi Beragama, Toleransi

Abstract
The main objective of this research is explore the crucial role that modern pesantren plays in addressing the challenges related
to religious moderation. Additionally, this study aims to highlight how modern pesantren can contribute positively to the
promotion of religious moderation and strengthening tolerance among followers of different religions. By becoming a hub for
moderate religious education and understanding, modern pesantren can guide individuals on simplicity, diversity, and peace
within their religion. The integration of social, economic, and political aspects in the education provided by modern pesantren
can also help students develop an appreciation for tolerance and respect for differences, leading to a more harmonious society.
Modern pesantren can also nurture critical and moderate values among students, thereby creating a quality young generation
that can make positive contributions to society. Collaboration between modern pesantren and other organizations, such as the
government and civil society, can enhance awareness of the significance of harmony and tolerance among followers of different
religions. In summary, modern pesantren plays a crucial role in tackling the challenges of religious moderation and can foster a
tolerant and reconciled society through its emphasis on moderate and holistic religious learning and collaboration with others.
Keywords: Modern Boarding School, Religious Moderation, Tolerance

PENDAHULUAN
Pesantren modern memiliki peran pemahaman agama yang moderat dan
penting dalam menjawab tantangan moderasi toleran. Pesantren modern dapat menjadi
beragama saat ini. Dalam masyarakat, pusat pembelajaran dan pemahaman agama
semakin meningkatnya ekstremisme agama yang moderat serta memberikan pengarahan
dan intoleransi memerlukan suatu tentang kesederhanaan, keberagaman, dan

29
Hardianti Putri Dewi, Mustami Yusri, Ridani
Peran Pesantren Modern dalam Menjawab Tantangan Moderasi Beragama saat ini
DOI Artikel: doi.org/10.55883/jipkis.v3i1.45

perdamaian dalam beragama. Selain itu, pemimpin yang bertanggung jawab dan dapat
pesantren modern juga dapat membentuk berkontribusi positif bagi masyarakat.
generasi muda yang berkualitas, memiliki Selain itu, pesantren modern juga
nilai-nilai moderat dan kritis, sehingga dapat dapat memainkan peranan cukup penting
menjadi agen perubahan yang positif dan dalam menciptakan generasi yang memiliki
mampu memberikan kontribusi yang kualitas, memiliki nilai-nilai moderat dan
signifikan bagi masyarakat. kritis. Dengan memberikan pendidikan dan
Pesantren modern telah berkembang pelatihan yang berkelanjutan, para santri
pesat belakangan ini sebagai lembaga dapat menjadi agen perubahan yang positif
pendidikan Islam tradisional. Selain fokus dan mampu memberikan kontribusi yang
pada pelajaran agama, pesantren modern juga signifikan bagi masyarakat. Pesantren dapat
menekankan pada pengajaran berbagai menjadi pusat pengembangan kreativitas dan
bidang, termasuk ilmu pengetahuan, inovasi di masyarakat.
teknologi, dan keterampilan sosial. Pesantren Dalam menjawab tantangan
modern juga mengajarkan nilai-nilai moderasi beragama, pesantren modern juga
keberagaman dan toleransi antar umat dapat bekerja sama dengan pihak lain, seperti
beragama, yang menjadi penting dalam pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan
menghadapi tantangan moderasi beragama di institusi pendidikan lainnya. Kolaborasi yang
masyarakat saat ini. baik antara pesantren dan pihak lain dapat
Tantangan moderasi beragama saat meningkatkan pemahaman tentang
ini terutama terkait dengan meningkatnya pentingnya toleransi dan kerukunan antar
ekstremisme agama dan intoleransi di umat beragama. Misalnya, pesantren dapat
masyarakat. Beberapa kelompok atau bekerja sama dengan pemerintah dalam
individu seringkali menggunakan agama mengembangkan program pelatihan dan
sebagai justifikasi untuk tindakan kekerasan pembelajaran agama yang moderat dan
atau diskriminatif terhadap kelompok lain. toleran.
Fenomena tersebut bukan hanya terjadi di Pada artikel kali ini, akan membahas
Negara Indonesia bahkan di beberapa lebih detail mengenai peran pesantren
Negara Dunia. modern dalam menjawab tantangan
Dalam konteks ini, pesantren moderasi beragama dan bagaimana
modern dapat memainkan peran yang kolaborasi antara pesantren dan pihak lain
penting dalam menjawab tantangan moderasi dapat meningkatkan pemahaman akan
beragama. Pesantren modern dapat menjadi pentingnya sikap toleransi dan kerukunan
pusat pembelajaran dan pemahaman agama setiap umat beragama.
yang moderat serta memberikan pengarahan
tentang kesederhanaan, keberagaman, dan METODE PENELITIAN
perdamaian dalam beragama. Pesantren Pada penelitian ini, digunakan
dapat mengajarkan santri untuk memahami metode yaitu kualitatif dengan paradigma
agama dengan benar dan berbasis pada naturalistik dengan maksud menunjukkan
prinsip-prinsip yang moderat dan toleran. peran sebuah pesantren modern saat
Pesantren modern juga dapat menghadapi tantangan moderasi yang
memberikan pendidikan yang holistik dan beragam dan bagaimana kolaborasi antara
terintegrasi yang tidak hanya fokus pada pesantren dan pihak lain dapat meningkatkan
aspek keagamaan, tetapi juga aspek sosial, pemahaman tentang pentingnya toleransi dan
ekonomi, dan politik. Hal ini dapat kerukunan setiap umat beragama. Tujuan
membantu para santri dalam memahami dari penelitian ini yaitu mengungkap lebih
pentingnya toleransi, menghargai perbedaan, dalam bagaimana pesantren modern dapat
dan menumbuhkan sikap saling menghargai berkontribusi dalam mempromosikan
antar sesama. Pesantren dapat menjadi moderasi keberagamaan dan bagaimana
tempat di mana santri belajar untuk menjadi pesantren dapat berkolaborasi dengan pihak
lain dalam meningkatkan pemahaman serta

30
JIPKIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman p-ISSN 2809-2732
Issue : https://jipkis.stai-dq.org/index.php/home/issue/view/7 e-ISSN 2809-2554

kerukunan setiap umat beragama. Metode HASIL DAN PEMBAHASAN


kualitatif ini akan memungkinkan peneliti Konsep dan Dimensi Modernisasi
untuk mendapatkan data yang kaya dan Agama
mendalam tentang pengalaman dan persepsi Moderasi merujuk pada keadaan atau
pesantren modern dan pihak terkait tentang tindakan yang sedang, tidak berlebihan dan
moderasi keberagamaan dan kolaborasi antar tidak kurang. Istilah ini juga berkaitan dengan
umat beragama. penguasaan diri, yaitu kemampuan untuk
Digunakan 3 teknik dalam proses mengendalikan perilaku agar tidak berlebihan
pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu atau berkurang. KBBI menjelaskan bahwa
observasi, wawancara, serta group diskusi. moderasi dapat berarti mengurangi kekerasan
Peneliti secara cermat memilih informan atau menghindari ekstremisme. Jika
yang dapat memberikan informasi yang luas seseorang dikatakan bersikap moderat,
dan representatif tentang pesantren beserta artinya ia memiliki perilaku yang wajar, tidak
moderasi tentang keberagamaan terhadap ekstrem, dan biasa-biasa saja. Dalam bahasa
generasi saat ini yaitu milenial di setiap lokasi. Inggris, istilah moderation sering digunakan
Informan yang diwawancarai termasuk untuk menggambarkan rata-rata, inti, standar,
kepala desa, tokoh masyarakat, para kyai atau atau netral (tidak berpihak).
muballigh dan para budayawan. Selain itu, Modernisasi agama adalah proses di
informan umum seperti masyarakat setempat mana agama beradaptasi dengan perubahan
juga turut dilibatkan untuk memberikan sosial dan budaya dalam masyarakat modern.
perspektif yang lebih terperinci tentang Modernisasi agama mencakup berbagai
konteks penelitian. Peneliti telah membangun konsep dan dimensi yang dapat
hubungan yang akrab dan interaktif dengan dikelompokkan menjadi beberapa kategori
informan untuk memudahkan proses berikut:
penelitian dalam pengumpulan setiap data. 1) Rasionalisasi: Rasionalisasi adalah proses
Sementara itu, Metode alir di mana keyakinan dan praktik agama
merupakan metode yang dipakai dalam diubah atau disesuaikan dengan cara
teknik analisis ini yang terdiri dari 3 tahap, pandang rasional modern. Ini
yaitu reduksi data, display data, kemudian melibatkan pemahaman yang lebih kritis
verifikasi data. Pada saat melaksanakan terhadap teks-teks suci, pemikiran
pengumpulan data di lapangan, peneliti rasional tentang konsep-konsep agama,
melakukan eksplorasi secara umum dan dan penolakan terhadap praktik-praktik
spesifik. yang dianggap tidak relevan atau tidak
Pada umumnya, penelitian dilakukan masuk akal.
dengan melakukan eksplorasi melalui 2) Pluralisme: Pluralisme adalah pengakuan
konsultasi, wawancara, serta perizinan dan penghormatan terhadap
dengan pihak instansi yang memiliki keberagaman agama dan keyakinan.
wewenang. Selain itu, peneliti juga melakukan Modernisasi agama mengharuskan
grand tour serta mini tour guna agama untuk mempertimbangkan
mengumpulkan data secara lengkap. perbedaan dalam budaya dan keyakinan
Penelitian juga didukung dengan menggali dan mencoba untuk menemukan cara-
informasi dari sumber kepustakaan yang cara untuk berkoeksistensi dengan
relevan berdasarkan topik penelitian dengan agama lain.
kontinu. Teknik snowball sampling 3) Sekularisasi: Sekularisasi adalah proses di
digunakan dalam proses menemukan mana agama kehilangan pengaruhnya di
informan yang tetap serta dapat memberikan masyarakat dan kehidupan individu.
informasi yang berkesinambungan. Dengan Modernisasi agama mempromosikan
teknik ini, informan yang terpilih bisa sekularisasi dengan mengakui bahwa
memberi informasi secara mendetail serta agama tidak harus menjadi faktor
jelas terkait topik yang sedang diteliti. dominan dalam kehidupan sosial, politik,
dan budaya.

31
Hardianti Putri Dewi, Mustami Yusri, Ridani
Peran Pesantren Modern dalam Menjawab Tantangan Moderasi Beragama saat ini
DOI Artikel: doi.org/10.55883/jipkis.v3i1.45

4) Modernisasi Teknologi: Modernisasi menciptakan masyarakat yang lebih adil


teknologi mencakup penggunaan dan merata.
teknologi modern untuk menyebarkan 10) Kontekstualisasi: Modernisasi agama
pesan agama dan mempercepat juga mencakup konsep kontekstualisasi,
penyebaran informasi agama. Contoh yaitu ide bahwa agama harus mampu
dari modernisasi teknologi adalah situs mengadaptasi ajaran-ajarannya dengan
web gereja, aplikasi mobile untuk konteks budaya dan sosial tempat agama
membaca teks suci, dan media sosial tersebut berada. Ini berarti agama harus
untuk berbagi informasi agama. mampu memahami budaya lokal dan
5) Feminisme: Modernisasi agama mengubah ajaran agama agar dapat
mencakup pemikiran feminis, yaitu ide menyesuaikan dengan budaya dan
bahwa perempuan harus diberikan kepercayaan setempat.
kesempatan yang sama dengan laki-laki Demikianlah beberapa konsep dan
dalam akses dan partisipasi dalam agama. dimensi modernisasi agama yang penting
Hal ini melibatkan pengakuan dan untuk dipahami. Perlu diingat bahwa
penghormatan terhadap perempuan dan modernisasi agama bukanlah penggantian
kesetaraan gender dalam agama. atau perubahan total dari keyakinan dan
6) Toleransi: Modernisasi agama mencakup praktik agama, tetapi lebih pada penyesuaian
pemikiran toleransi, yaitu ide bahwa dan pengembangan agar dapat tetap relevan
agama harus mampu hidup dan dapat diakses oleh masyarakat modern.
berdampingan dengan keyakinan dan Moderasi dalam agama merujuk pada
agama lain, serta menghormati sikap seimbang dalam pengamalan agama, di
perbedaan dan keanekaragaman dalam mana seseorang menghormati kepercayaan
kepercayaan. orang lain yang berbeda dengan
7) Perubahan sosial: Modernisasi agama keyakinannya sendiri. Dengan memperoleh
juga mencakup perubahan sosial, yaitu keseimbangan dalam praktik agama ini,
perubahan dalam nilai-nilai, norma, dan seseorang dapat menghindari sikap fanatik,
praktik yang dilakukan oleh masyarakat. ekstrem dan revolusioner dalam beragama.
Agama harus mampu beradaptasi Moderasi agama hadir sebagai solusi atas
dengan perubahan sosial dan budaya keberadaan dua kutub ekstrem dalam praktik
dalam masyarakat modern agar tetap agama, yaitu kutub ultra-konservatif atau
relevan dan dapat dipahami oleh orang ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal atau
banyak. ekstrem kiri di sisi lainnya.
8) Keterbukaan: Modernisasi agama juga
mencakup konsep keterbukaan, yaitu ide Pesantren Sebagai wadah Moderasi
bahwa agama harus mampu terbuka Beragama
terhadap ide dan pengalaman baru dalam Pesantren memiliki peran penting
kehidupan modern. Ini berarti agama dalam membentuk dan memperkuat
harus mampu menerima perubahan, ide, moderasi beragama di masyarakat.
dan pemikiran baru dalam Pendidikan di pesantren tidak hanya fokus
mengembangkan dan menyampaikan pada aspek agama, tetapi juga
ajaran agama. memperhatikan pengembangan nilai-nilai
9) Keadilan sosial: Modernisasi agama juga sosial dan kemanusiaan yang inklusif.
mencakup ide keadilan sosial, yaitu Di pesantren, para santri diajarkan
bahwa agama harus mampu untuk menghormati perbedaan dan menjaga
berkontribusi dalam mengatasi masalah kerukunan antar umat beragama. Mereka juga
sosial dalam masyarakat modern seperti dibekali dengan keterampilan dan
kemiskinan, ketidaksetaraan, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi
diskriminasi. Agama harus mampu pemimpin yang moderat dan inklusif di
menyebarluaskan nilai-nilai sosial yang masyarakat.
adil dan memberikan kontribusi dalam

32
JIPKIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Keislaman p-ISSN 2809-2732
Issue : https://jipkis.stai-dq.org/index.php/home/issue/view/7 e-ISSN 2809-2554

Materi yang diajarkan di pesantren komitmen nilai-nilai universal kemanusiaan


juga sangat relevan dengan konsep moderasi serta semangat nasionalisme yang tinggi.
beragama. Misalnya, ajaran tentang tawheed Dengan demikian, penelitian tentang
atau keesaan Allah mengajarkan pentingnya pesantren sebagai wadah moderasi beragama
menghormati perbedaan dan menerima diharapkan dapat memberikan kontribusi
keberagaman. Ajaran tentang akhlak atau yang lebih besar dalam mempromosikan
perilaku baik juga diajarkan untuk moderasi beragama dan memperkuat
membentuk karakter moderat dan inklusif. toleransi antar umat beragama di Indonesia.
Pesantren atau pondok pesantren Dengan demikian, pesantren dapat dianggap
merupakan lembaga pendidikan Islam yang sebagai wadah yang sangat potensial untuk
memiliki peran penting dalam pembentukan memperkuat moderasi beragama di
karakter dan sikap moderat dalam beragama masyarakat. Pesantren dapat menjadi tempat
di Indonesia. Hal ini disebabkan karena di mana para pemuda dididik untuk menjadi
pesantren tidak hanya mengajarkan aspek pemimpin yang moderat dan inklusif, serta
keagamaan, tetapi juga mengembangkan membantu mengatasi polarisasi dan konflik
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang agama yang sering terjadi di masyarakat.
inklusif.
Pesantren telah menjadi wadah bagi KESIMPULAN
para santri dan kyai untuk mempelajari dan Dari studi ini bisa disimpulkan yaitu
mengamalkan ajaran agama secara moderat pesantren modern memiliki peran penting
dan seimbang, yang menghindarkan mereka dalam mempromosikan moderasi beragama
dari sikap fanatik dan ekstrem dalam dan memperkuat toleransi antar umat
beragama. Selain itu, pesantren juga menjadi beragama di Indonesia. Pesantren modern
tempat untuk membentuk pemahaman tidak hanya mengajarkan pemahaman agama
agama yang moderat dan cinta tanah air, serta secara tradisional, tetapi juga
meningkatkan kualitas hidup warga yang menggabungkan pendidikan umum dan
berdaya dalam memenuhi kebutuhan pengajaran keterampilan untuk mendukung
pendidikan negara dan kesejahteraan sosial kebutuhan pekerjaan di masa depan. Melalui
masyarakat. pendidikan yang diberikan, pesantren
Selain itu, pesantren juga modern dapat membentuk pemahaman dan
memberikan contoh nyata tentang sikap santri yang moderat dan toleran
bagaimana moderasi beragama dapat terhadap perbedaan agama dan kepercayaan.
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, untuk dapat memberikan
Pesantren mempraktikkan nilai-nilai sosial kontribusi yang lebih besar, pesantren
dan kemanusiaan, seperti gotong royong, modern harus memperhatikan kualitas
kejujuran, dan tolong-menolong, yang sangat pendidikan dan ketersediaan sumber daya.
penting dalam menjaga kerukunan antar Dukungan dari pemerintah juga penting
umat beragama. dalam mendukung pengembangan pesantren
Di samping itu, moderasi beragama modern. Metode penelitian yang sesuai
juga bisa ditemukan dari komitmen yang dengan tujuan studi ini adalah dengan
dimiliki oleh para santri dan kyai di pondok melakukan studi literatur dan studi kasus.
pesantren. Mereka telah berperan aktif dalam Harapannya, penelitian ini dapat
sejarah kemerdekaan Indonesia dan memberikan sumbangan yang lebih
pembentukan negara. signifikan dalam menjunjung tinggi nilai
Sejarah kemerdekaan Indonesia juga moderasi beragama dan memperkuat rasa
menunjukkan bahwa pesantren telah saling toleransi antar masyarakat beragama di
berperan aktif dalam memperjuangkan Indonesia.
kemerdekaan dan membentuk Negara
Indonesia. Banyak tokoh-tokoh nasional DAFTAR PUSTAKA
yang berasal dari pesantren dan memiliki Abdurrahman Wahid. (1987). Principles of
Pesantren Education, dalam O

33
Hardianti Putri Dewi, Mustami Yusri, Ridani
Peran Pesantren Modern dalam Menjawab Tantangan Moderasi Beragama saat ini
DOI Artikel: doi.org/10.55883/jipkis.v3i1.45

Manfred dan Karcher, W. (Ed) The Mochtar, A. (2019). “Pola dan Model
Impact of Pesantren in education and Perubahan Pesantren” Eduprof :
Community Development in Islamic Education Journal”, 1 (1), 81-
Indonesia. Jakarta: P3M. 93.
Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan Pesantren Nasir, R. (2005). Mencari Tipologi Format
Lirboyo Kediri, (Yogyakarta: Pustaka Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren di
Belajar, 2011), h. 52. Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta:
Dwi Siswoyo,dkk. Ilmu Pendidikan, Cet-1, Pustaka Pelajar
(Yogyakarta: UNY Press), h. 20. Nilna Azizatus Shofiyyah. (2019). Model
Dhofier, Z. (1980). The Pesantren Tradition: Pondok Pesantren di Era Milenial.
A Study of the Role of the Kyai in the Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
Maintenance of the Traditional 4, No. 1.
Ideology of Islam in Java (hal. vi) Noorhaidi Hasan (Ed.). (2018). Literatur
[Dissertasion]. Australia: The Keislaman Generasi Milenial
Australian National University,. (Transmisi, Apropriasi, dan
Firman Mansir. (2018). Diskursus Kontestasi). Yogyakarta: Pascasarjana
Pendidikan Karakter Di Peguruan UIN Sunan Kalijaga Press.
Tinggi Keagamaan Islam Pada Era Sya’bani, M. A. Y. dkk. (2020) “Integrasi
Milenial. Tadrib, Vol. IV, No. 2, 280– Nilai-Nilai Pendidikan Islam
295. Wasaṭiyyah Melalui Budaya Moderasi
Hasan Tholhah. (1995). Islam dalam Beragama Sebagai Upaya untuk
Perspektif Sosial Budaya. Jakarta: Meningkatkan Kerukunan Dan
Gelara Nusantara. Kementerian Toleransi Umat Beragama Di
Pemberdayaan Perempuan dan Kebomas Gresik” MARTABE: Jurnal
Perlindungan Anak & Badan Pusat Pengabdian Masyarakat, 3 (2), 271-276.
Statistik. Umi Muzayanah. (2018). Trend Beragama
Mualimul Huda. (2018). Eksistensi Pesantren Remaja Milenial: analisis Perilaku Siswa
dan Deradikalisasi Pendidikan Islam di SMA di Jawa Tengah. Fikrah: Jurnal
Indonesia (Menyemai Spirit Toleransi Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan,
dan Pendidikan Islam Multikultural). Vol. 6 No. 2.
Fokus : Jurnal Kajian Keislaman dan Umar Hasyim, Toleransi dan kemerdekaan
Kemasyarakatan, Vol.3, No. 01. Beragama dalam Islam Sebagai dasar
Muchlis M. Hanafi, (2013). Moderasi Islam Munuju Dialog dan Kerukunan Antar
(Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama, (Jakarta:PT. Bina Ilmu, 1978),
Agama). Jakarta: Ikatan Alumni al- h. 22
Azhar dan Pusat Studi Al-Quran. Yulianto, R. (2020). “Implementasi Budaya
Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Madrasah Dalam Membangun Sikap
Metodologi menuju Demokratisasi Institusi, Moderasi Beragama”. Edukasia: Jurnal
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h. Pendidikan dan Pembelajaran. 1 (1),
5Muhammad Kholil, “Menggagas 111-123. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi
Pesantren sebagai Pusat Peradaban Pesantren Studi tentang Pandangan
Muslim di Indonesia“, dalam Media Hidup Kiai (Jakarta: LP3S, 1983), h.
Akademika, Vol. 26, No. 3, Juli, 2011), 148
h. 306. Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Tolernasi :
M. Syafii Anwar, “Islam dalam Bingkai Inklusifisme, Pluralisme, dan
Keindonesiaan dan Kemanusiaan; Multikulturalisme (Jakarta : Fitrah,
Sebuah Refleksi Sejarah”, dalam Al- 2007), h. 159
Wasathiyyah Journal, Vol. 01, Number 1
February 1, 2006, h. 4.

34

Anda mungkin juga menyukai