Anda di halaman 1dari 9

Rancangan Sistem Informasi Enterpise untuk UMKM “Piscok

Lumer” menggunakan SDLC Waterfall

Penyusun :
Nama : Ilham Sidik Saksena
NIM : 210113003
Prodi : S1 Teknologi Informasi

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS


HARAPAN BANGSA
TA. 2023/2024
A. PENDAHULUAN

1. Deskripsi UMKM “Piscok Lumer”


UMKM Piscok Lumer adalah sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah yang
bergerak di bidang makanan ringan, khususnya pisang cokelat leleh (piscok). UMKM
ini didirikan pada tahun 2010 oleh Bapak Ahmad dan Ibu Rina dengan visi untuk
menghadirkan camilan lezat yang inovatif dan menarik bagi para pecinta pisang dan
cokelat.
Piscok Lumer telah berhasil membangun reputasi yang kuat di kalangan
masyarakat dengan menawarkan berbagai variasi rasa pisang cokelat leleh yang unik
dan berkualitas. Dalam beberapa tahun terakhir, UMKM Piscok Lumer berhasil
membuka beberapa cabang di berbagai lokasi strategis, termasuk pusat perbelanjaan
dan pusat bisnis.
UMKM Piscok Lumer memiliki komitmen yang kuat terhadap kualitas produk,
pelayanan pelanggan, dan inovasi dalam pengembangan resep dan varian baru. Dalam
usahanya untuk terus mempertahankan keunggulan kompetitifnya, UMKM Piscok
Lumer menyadari pentingnya sistem informasi enterprise yang terintegrasi untuk
meningkatkan efisiensi operasional, manajemen persediaan, pelayanan pelanggan, dan
pengambilan keputusan bisnis.

2. Tujuan Sistem Informasi Enterprise


Melalui sistem informasi enterprise yang dirancang khusus, UMKM Piscok
Lumer bertujuan untuk memperkuat manajemen persediaan dengan mengoptimalkan
pengelolaan bahan baku, pemantauan stok, dan pemenuhan pesanan. Selain itu, sistem
ini juga akan memberikan informasi yang akurat dan real-time mengenai penjualan,
pelanggan, dan performa cabang, sehingga memungkinkan tim manajemen untuk
mengambil keputusan berdasarkan data yang tepat dan mendukung pertumbuhan bisnis
secara strategis.
Dengan dukungan sistem informasi enterprise yang handal, UMKM Piscok
Lumer berharap dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, mengoptimalkan
penggunaan sumber daya, memperluas jangkauan pasar, serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas operasional di seluruh cabang.
B. PENERAPAN MODEL SDLC WATERFALL

1. Analisis Kebutuhan
Dalam tahap analisis kebutuhan sistem informasi enterprise untuk UMKM
Piscok Lumer, langkah ini akan melibatkan interaksi dengan pemilik usaha, manajer
cabang, dan staf terkait untuk memahami kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Berikut ini adalah contoh analisis kebutuhan untuk sistem informasi enterprise Piscok
Lumer:
a. Manajemen Persediaan:
1) Memiliki sistem yang dapat mengelola inventaris dengan efisien, termasuk
pemantauan persediaan bahan baku seperti pisang, cokelat, dan bahan
pendukung lainnya.
2) Kemampuan untuk melakukan pemesanan otomatis saat stok mencapai level
tertentu, mencegah kekurangan persediaan yang dapat mengganggu produksi
dan penjualan.

b. Penjualan:
1) Mengintegrasikan sistem penjualan di setiap cabang UMKM Piscok Lumer agar
data penjualan dapat terpusat dan diakses secara real-time.
2) Melacak penjualan harian, mingguan, dan bulanan serta menghasilkan laporan
penjualan yang dapat membantu dalam pemantauan performa penjualan dan
identifikasi tren pasar.

c. Pelayanan Pelanggan:
1) Memiliki sistem yang mencatat informasi pelanggan seperti data kontak,
riwayat pembelian, preferensi, dan umpan balik.
2) Kemampuan untuk mengelola pesanan pelanggan dengan efisien, melacak
status pesanan, dan memberikan pembaruan kepada pelanggan.

d. Analisis Bisnis:
1) Mengumpulkan dan menganalisis data penjualan, inventaris, dan pelanggan
untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang tren pasar, preferensi
pelanggan, dan performa cabang.
2) Melakukan analisis terhadap data penjualan dan persediaan untuk membantu
dalam pengambilan keputusan bisnis, seperti perencanaan produksi, strategi
pemasaran, dan pengembangan produk baru.

e. Keamanan dan Aksesibilitas:


1) Memastikan sistem informasi enterprise dilengkapi dengan fitur keamanan yang
memadai untuk melindungi data pelanggan, data penjualan, dan informasi
bisnis yang sensitif.
2) Menetapkan hak akses pengguna yang berbeda sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka dalam organisasi.
f. Skalabilitas:
1) Memiliki sistem yang dapat dengan mudah diintegrasikan dengan cabang baru
jika UMKM Piscok Lumer berencana untuk melakukan ekspansi di masa depan.
2) Memastikan sistem dapat menangani pertumbuhan volume transaksi dan data
dengan baik.
Analisis kebutuhan ini akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang apa
yang diharapkan dari sistem informasi enterprise Piscok Lumer. Informasi yang
diperoleh dari analisis ini akan membantu dalam perancangan sistem yang tepat dan
memastikan sistem dapat mengatasi tantangan operasional yang dihadapi oleh UMKM
tersebut.

2. Desain Sistem
a. Perancangan Sistem:
1) Arsitektur sistem informasi enterprise: Sistem informasi terdiri dari modul-
manajemen persediaan, penjualan, pelayanan pelanggan, dan analisis bisnis.
Modul-modul ini saling terhubung untuk memastikan alur kerja yang lancar dan
berintegrasi.
2) Alur Kerja Manajemen Persediaan: Ketika persediaan bahan baku mencapai
tingkat yang ditentukan, sistem secara otomatis akan mengirim pesanan
pembelian ke pemasok terpercaya. Setelah bahan baku diterima, sistem akan
memperbarui inventaris.
3) Alur Kerja Penjualan: Pelanggan dapat membuat pesanan melalui aplikasi atau
melalui cabang fisik UMKM. Pesanan akan dicatat dalam sistem dan diarahkan
ke pusat pengolahan pesanan untuk diproses. Setelah pesanan selesai, sistem
akan menghasilkan faktur dan memperbarui stok produk.
4) Alur Kerja Pelayanan Pelanggan: Pelanggan dapat menghubungi pusat layanan
pelanggan untuk pertanyaan atau keluhan. Staf layanan pelanggan akan mencari
data pelanggan dan riwayat pembelian mereka dalam sistem untuk memberikan
respon yang cepat dan memuaskan.
5) Alur Kerja Analisis Bisnis: Sistem akan mengumpulkan data penjualan,
inventaris, dan pelanggan secara terus-menerus. Data ini akan dianalisis untuk
menghasilkan laporan penjualan, laporan inventaris, dan analisis tren bisnis
yang akan membantu dalam pengambilan keputusan strategis.

b. Perancangan Database:
1) Skema Database: Tabel-tabel seperti produk, pelanggan, pesanan, inventaris,
dan laporan akan direpresentasikan dalam skema database yang terstruktur dan
konsisten. Misalnya, tabel Produk akan memiliki atribut seperti ID Produk,
Nama Produk, Harga, dan Kategori.
2) Hubungan Tabel: Tabel-tabel tersebut akan saling terhubung melalui kunci
asing, seperti relasi antara tabel Pesanan dan Produk yang merepresentasikan
produk yang dipesan dalam satu pesanan.
3) Normalisasi Database: Proses normalisasi akan dilakukan untuk memastikan
data tersimpan dengan efisien dan tanpa redundansi. Misalnya, atribut yang
berkaitan dengan pelanggan, seperti alamat dan nomor telepon, akan
ditempatkan dalam tabel Pelanggan untuk menghindari duplikasi data.

c. Perancangan Antarmuka Pengguna:


1) Tata Letak Antarmuka: Antarmuka pengguna akan memiliki tata letak yang
intuitif dan mudah dipahami. Misalnya, menu utama akan menyediakan akses
cepat ke modul-manajemen persediaan, penjualan, pelayanan pelanggan, dan
analisis bisnis.
2) Tombol dan Ikons: Antarmuka akan menggunakan tombol dan ikon yang jelas
dan mudah diidentifikasi. Misalnya, tombol "Tambah Produk" akan digunakan
untuk menambahkan produk baru ke dalam sistem.
3) Antarmuka Responsif: Antarmuka akan dirancang agar responsif dan dapat
diakses dari berbagai perangkat, termasuk komputer, tablet, dan ponsel pintar.

d. Perancangan Laporan:
1) Format Laporan: Laporan akan dirancang dengan format yang mudah dibaca
dan dipahami. Misalnya, laporan penjualan harian akan mencantumkan
informasi seperti tanggal, produk yang terjual, jumlah penjualan, dan total
pendapatan.
2) Parameter Laporan: Sistem akan menyediakan parameter laporan yang dapat
disesuaikan, misalnya, pengguna dapat memilih rentang tanggal tertentu atau
memfilter laporan berdasarkan kategori produk.

e. Perancangan Keamanan:
1) Otentikasi Pengguna: Pengguna akan menggunakan username dan password
unik untuk mengakses sistem. Misalnya, setiap karyawan akan memiliki akun
dengan hak akses yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.
2) Hak Akses Pengguna: Sistem akan menetapkan tingkat akses dan izin pengguna
berdasarkan peran mereka dalam organisasi. Misalnya, manajer cabang akan
memiliki hak akses untuk melihat laporan penjualan dan inventaris cabang
mereka sendiri, sedangkan staf produksi hanya akan memiliki akses ke modul
manajemen persediaan.
3) Enkripsi Data: Data pelanggan, data penjualan, dan informasi bisnis yang
sensitif akan dienkripsi untuk melindungi kerahasiaan dan integritasnya.
Desain ini memberikan gambaran tentang bagaimana sistem informasi enterprise
Piscok Lumer akan dibangun, termasuk struktur, antarmuka pengguna, laporan,
keamanan, dan integrasi modul. Desain ini akan menjadi panduan bagi tim pengembang
dalam mengimplementasikan sistem yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan UMKM
Piscok Lumer.
3. Implementasi
a. Pengembangan Modul Manajemen Persediaan:
1) Tim pengembang akan mulai dengan menganalisis kebutuhan persediaan
Piscok Lumer dan merancang struktur database yang sesuai.
2) Mereka akan membangun modul manajemen persediaan dengan fitur seperti
pemantauan stok, pembaruan inventaris, dan pemesanan otomatis bahan baku.
3) Modul ini akan diimplementasikan dalam bahasa pemrograman tertentu dan
diintegrasikan dengan basis data yang telah dirancang sebelumnya.

b. Pengembangan Modul Penjualan:


1) Tim pengembang akan membangun modul penjualan yang mencakup
penerimaan pesanan, pemrosesan pesanan, dan pembuatan faktur.
2) Mereka akan mengimplementasikan fungsi untuk memvalidasi pesanan,
mengurangi stok produk yang dipesan, dan menghasilkan faktur yang akurat.
3) Modul ini juga akan mengintegrasikan data penjualan dengan modul lain seperti
manajemen persediaan dan pelayanan pelanggan.

c. Pengembangan Modul Pelayanan Pelanggan:


1) Tim pengembang akan membangun modul pelayanan pelanggan yang
memungkinkan staf layanan pelanggan untuk mencari data pelanggan,
mengelola pesanan, dan memberikan respon cepat.
2) Mereka akan mengimplementasikan fitur seperti pencarian pelanggan
berdasarkan nama atau nomor telepon, pembaruan status pesanan, dan
pengiriman pesan kepada pelanggan.
3) Modul ini akan terintegrasi dengan modul penjualan untuk memastikan
konsistensi data pelanggan dan pesanan.

d. Pengembangan Modul Analisis Bisnis:


1) Tim pengembang akan membangun modul analisis bisnis yang akan
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data penjualan, inventaris, dan
pelanggan.
2) Mereka akan mengimplementasikan fungsi untuk menghasilkan laporan
penjualan, laporan inventaris, dan analisis tren bisnis.
3) Modul ini akan menggunakan algoritma dan teknik analisis data yang relevan
untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam
mengambil keputusan bisnis.

e. Pengujian dan Pemeliharaan:


1) Setelah modul-modul selesai dikembangkan, tim pengembang akan melakukan
serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan.
2) Mereka akan melakukan uji coba pada berbagai skenario, termasuk pengujian
integrasi antar modul dan simulasi situasi bisnis yang berbeda.
3) Setelah sistem dianggap stabil dan siap, mereka akan melanjutkan ke tahap
pemeliharaan rutin dan pembaruan sesuai kebutuhan dan perubahan dalam
bisnis Piscok Lumer.
Implementasi atau pengerjaan sistem ini melibatkan tim pengembang yang bertanggung
jawab untuk membangun modul-modul yang telah dirancang sebelumnya, menguji
fungsionalitas sistem, dan memastikan kehandalan dan keefektifan operasional. Dalam
tahap ini, kolaborasi antara tim pengembang dan pengguna bisnis sangat penting untuk
memastikan bahwa sistem yang dihasilkan memenuhi kebutuhan dan ekspektasi UMKM
Piscok Lumer.

4. Verifikasi
a. Verifikasi Kebutuhan
Tim pengembang melakukan pertemuan dengan pemilik UMKM Piscok Lumer
dan memastikan bahwa kebutuhan bisnis seperti manajemen persediaan, penjualan,
pelayanan pelanggan, dan analisis bisnis telah terdokumentasi dengan jelas dan
disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Verifikasi Implementasi Modul Manajemen Persediaan


Tim pengembang memastikan bahwa modul manajemen persediaan telah
diimplementasikan dengan benar. Mereka memverifikasi bahwa sistem dapat
memantau stok, memperbarui inventaris, dan melakukan pemesanan otomatis
bahan baku.

c. Verifikasi Implementasi Modul Penjualan


Tim pengembang memverifikasi implementasi modul penjualan yang
mencakup penerimaan pesanan, pemrosesan pesanan, dan pembuatan faktur.
Mereka memastikan bahwa sistem dapat memvalidasi pesanan, mengurangi stok
produk, dan menghasilkan faktur yang akurat.

d. Verifikasi Implementasi Modul Pelayanan Pelanggan


Tim pengembang memverifikasi implementasi modul pelayanan pelanggan.
Mereka memastikan bahwa sistem memungkinkan staf layanan pelanggan untuk
mencari data pelanggan, mengelola pesanan, dan memberikan respon yang cepat.

e. Verifikasi Implementasi Modul Analisis Bisnis


Tim pengembang memastikan bahwa modul analisis bisnis telah
diimplementasikan dengan benar. Mereka memverifikasi bahwa sistem dapat
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data penjualan, inventaris, dan
pelanggan untuk menghasilkan laporan penjualan, laporan inventaris, dan analisis
tren bisnis.
5. Pemeliharaan
a. Pemantauan Kinerja Sistem:
1) Tim pemeliharaan akan melakukan pemantauan kinerja sistem secara rutin.
Mereka akan menggunakan alat pemantauan untuk memantau pemakaian
sumber daya, waktu respons sistem, dan kinerja database.
2) Jika terdapat indikasi masalah atau penurunan kinerja, tim pemeliharaan akan
melakukan investigasi dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan, seperti memperbaiki indeks database atau meningkatkan kapasitas
server.

b. Pembaruan Perangkat Lunak dan Keamanan:


1) Tim pemeliharaan akan memastikan bahwa sistem informasi enterprise Piscok
Lumer selalu menggunakan versi perangkat lunak terbaru dan memiliki patch
keamanan yang diperlukan.
2) Mereka akan memonitor pembaruan perangkat lunak dan keamanan yang dirilis
oleh vendor atau penyedia sistem, dan mengimplementasikan pembaruan
tersebut secara teratur untuk melindungi sistem dari kerentanan keamanan.

c. Pemeliharaan Database:
1) Tim pemeliharaan akan melakukan tugas pemeliharaan database, seperti
mencadangkan data secara berkala dan melakukan pemulihan data dalam situasi
darurat.
2) Mereka juga akan melakukan optimasi database, seperti mengindeks tabel yang
diperlukan, melakukan analisis kinerja query, dan mengoptimalkan struktur
database untuk meningkatkan efisiensi operasional.

d. Perbaikan dan Peningkatan Sistem:


1) Tim pemeliharaan akan menangani permintaan perbaikan atau peningkatan
sistem yang diajukan oleh pengguna atau pemilik UMKM Piscok Lumer.
2) Mereka akan melakukan analisis masalah, merancang solusi yang sesuai, dan
mengimplementasikan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi
dan kinerja sistem.

e. Dukungan Pengguna:
1) Tim pemeliharaan akan memberikan dukungan teknis kepada pengguna dalam
hal penggunaan sistem, pemecahan masalah, dan permintaan bantuan lainnya.
2) Mereka akan menjawab pertanyaan pengguna, memberikan pelatihan jika
diperlukan, dan memberikan panduan pengguna untuk memastikan penggunaan
yang efektif dan efisien dari sistem.
Dalam tahap pemeliharaan, tim pemeliharaan akan bertanggung jawab untuk
menjaga dan meningkatkan sistem informasi enterprise Piscok Lumer setelah sistem
tersebut diimplementasikan. Melalui pemantauan, pembaruan, pemeliharaan database,
perbaikan, dan dukungan pengguna yang terus-menerus, sistem akan tetap berfungsi
dengan baik, aman, dan mendukung operasional UMKM Piscok Lumer secara
berkelanjutan.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam proses perancangan dan pengembangan Sistem Informasi Enterprise Piscok
Lumer, telah dilakukan serangkaian tahapan yang meliputi analisis kebutuhan, desain
sistem, implementasi, verifikasi, dan pemeliharaan. Kesimpulan dari semua proses ini
adalah sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan adalah tahapan awal yang penting dalam memahami kebutuhan
bisnis UMKM Piscok Lumer. Dalam tahap ini, kebutuhan yang spesifik telah
diidentifikasi dan disepakati, yang menjadi dasar untuk perancangan sistem yang
efektif.

b. Desain sistem melibatkan perancangan struktur, fungsi, dan komponen sistem


berdasarkan kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam tahap ini,
rancangan sistem yang menyeluruh telah dibuat, termasuk modul-manajemen
persediaan, penjualan, pelayanan pelanggan, dan analisis bisnis.

c. Implementasi sistem melibatkan pengembangan dan pembangunan modul-modul


sistem yang telah dirancang sebelumnya. Tim pengembang bertanggung jawab
untuk membangun modul-modul tersebut, menguji fungsionalitas, dan
mengintegrasikannya menjadi sistem informasi enterprise yang utuh.

d. Tahap verifikasi merupakan tahap yang penting untuk memastikan bahwa sistem
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi dan desain
yang telah disepakati sebelumnya. Dalam tahap ini, verifikasi kebutuhan, verifikasi
desain, verifikasi implementasi, verifikasi pengujian, dan verifikasi kepuasan
pengguna dilakukan untuk memastikan kesesuaian sistem dengan ekspektasi dan
persyaratan bisnis.

e. Tahap pemeliharaan melibatkan pemantauan kinerja sistem, pembaruan perangkat


lunak dan keamanan, pemeliharaan database, perbaikan, dan dukungan pengguna.
Tahap ini penting untuk menjaga dan meningkatkan kinerja serta kehandalan sistem
seiring berjalannya waktu dan kebutuhan yang berkembang.
Secara keseluruhan, dengan mengikuti tahapan SDLC Waterfall ini, UMKM Piscok
Lumer telah berhasil mengembangkan dan mengimplementasikan Sistem Informasi
Enterprise yang dapat meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan layanan
pelanggan, dan memberikan informasi bisnis yang lebih baik. Selain itu, dengan
pemeliharaan sistem yang baik, sistem ini dapat terus berkembang dan beradaptasi
dengan perubahan kebutuhan dan lingkungan bisnis.

Anda mungkin juga menyukai