Anda di halaman 1dari 42

APD dalam PPI TBC di

Fasyankes

dr. Fera Ibrahim, MSc., Ph.D, SpMK(K)


POKJA PPI KEMKENKES RI

Sosialisasi dan diseminasi mengenai Juknis PPI TBC di Hotel JS Luwansa tgl. 4-6 April 2023
Latar Belakang
• Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit yang sudah lama ada
tetapi hingga saat ini masih menjadi masalah Kesehatan
• Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
beban tuberculosis yang terbesar
• Permasalahan tuberculosis bertambah dengan Adanya TB
resisten obat
• Berbagai program telah di upayakan untuk menurunkan dan
mengendalikan penyakit tuberculosis
• Berbagai upaya penting yang dapat dilakukan untuk
memutus rantai penularan antara lain adalah pengunaan
alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan dan
keluarga, perawatan pada ruang isolasi yang bertekanan
negatif dan dilakukan perawatan pada ruang isolasi negatif,
guna memutus rantai penularan secara ekstrinsik pada
pasien-pasien lainnya.
Mycobacteria
• M. tuberculosis penyebab
terbesar penyakit TB
• Mycobacteria penyebab TB:
• M. tuberculosis
• M. bovis
• M. africanum
M. tuberculosis
• M. microti
• M. canetti
• Mycobacteria yang tidak
menyebabkan TB
• contoh, M. avium complex
• Ukuran genom : 4,411,707 pb, terdiri +
4,000 gen
• Mycobacterium tuberculosis H37Rv
(Broad) genom disekuensing di The Broad
Institute dan mempunyai total 4124 gen
Penyebaran Tuberculosis

David J. Weber et al, Pulmonary Tuberculosis, Netter's Internal Medicine ,2nd Ed.
MARSCHALL S. RUNGE. 2009 by Saunders Elsevier Inc.103, 725-734
Penyebaran Tuberculosis

David J. Weber et al, Pulmonary Tuberculosis, Netter's Internal Medicine ,2nd Ed.
MARSCHALL S. RUNGE. 2009 by Saunders Elsevier Inc.103, 725-734
Patogenesis infeksi Mtb
Infeksi M. tuberculosis vs Mekanisme Imunitas

Nature Medicine 11, S33 - S44 (2005)


Tahapan Infeksi M. tuberculosis

A Koul et al. Nature 469, 483-490 (2011)


Perjalanan infeksi TB

www.infectionlandscapes.org
Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi TB
Pada prinsipnya kebijakan PPI TB dibagi dalam 3
kelompok besar yaitu :

• Kebijakan pada tingkat nasional


• Kebijakan pada Fasyankes
• Kebijakan pada keadaan/situasi khusus
Kebijakan PPI TB pada fasilitas
pelayanan kesehatan
PPI TB merupakan bagian dari PPI pada fasyankes.
Kegiatan berupa upaya pengendalian infeksi dengan
4 pilar yaitu :
• Manajerial
• Pengendalian administratif
• Pengendalian lingkungan
• Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
pengendalian tujuan Target: siapa? dimana?

1.Manajerial Komitmen manajer untuk Pasien,petugas,pengunjung


mendukung program dengan
mendukung anggaran,fasilitas,
sosialisasi,monev
2.Administratif Menurunkan risiko ekspose Suspek TB,
TemPO (Temukan, Pisahkan, Obati) yang berisiko ekspose,
TB infeksius,
TB yg resisten OAT
3.Lingkungan mencegah penyebaran dan Tempat yang optimal untuk
menurunkan konsentrasi dari meminimalkan risiko
droplet nuklei
Mengontrol sumber infeksi
Mendilusi dan mengeluarkan udara Jaga udara terkontaminasi
yg terkontaminasi harus bergerak keluar
Mengkontrol aliran udara
4.Perlindungan menurunkan risiko saat ekspos penanganan khusus untuk
diri dengan menggunakan APD yang risiko tinggi
4. PILAR PERLINDUNGAN DIRI

1. Petugas pakai Respirator partikulat (N-95)


2. Edukasi & fasilitasi etika batuk
(wastafel,tisu,sabun cair,tempat sampah)
3. Keselamatan & Keamanan Laboratorium TB
4. Fasilitasi box penampungan sputum yang
aman
5. Proteksi saat transportasi pasien (masker
bedah )
Masker pada penularan airborne
Penularan
Airborne
Mask Types
N95 Mask:
Can filter 95% 0.3um particles and hold the
virus. Used for airborne diseases
Surgical Masks:
There are 3 layers, the outer layer is
waterproof to prevent splashes / droplets;
Middle layer for filtration that can with
stand up to 90% of > 5 um particles. The
inner layer is used for moist / wet
absorption
Cotton Masks:
Anti-virus efficiency is low
How to use a mask?
• Wear the mask properly according to the type of mask
• If the mask is wet or dirty because of a secret, it must
be replaced immediately, the mask is regularly
changed every 2-4 hours because the protection effect
is limited
• Discard the mask or mouth and nose cover that has
been used
• Do hand washing / hand hygiene after opening the
mask
PENGENDALIAN DENGAN PERLINDUNGAN DIRI
• Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas
kesehatan di tempat pelayanan sangat penting untuk
menurunkan risiko terpajan, sebab kadar percik renik tidak
dapat dihilangkan dengan upaya administratif dan
lingkungan.
• Petugas kesehatan perlu menggunakan respirator pada saat
melakukan prosedur yang berisiko tinggi, misalnya
bronkoskopi, intubasi, induksi sputum, aspirasi sekret
saluran napas, dan pembedahan paru. Selain itu, respirator
ini juga perlu digunakan saat memberikan perawatan
kepada pasien atau saat menghadapi/menangani pasien
tersangka MDR--‐TB dan XDR--‐TB di poliklinik.
• Petugas kesehatan dan pengunjung perlu mengenakan
respirator jika berada bersama pasien TB di ruangan
tertutup. Pasien atau tersangka TB tidak perlu menggunakan
respirator partikulat tetapi cukup menggunakan masker
bedah untuk melindungi lingkungan sekitarnya dari droplet.
Risiko terinfeksi TB terkait dengan

1) Lokasi tempat kerja :


- Poliklinik rawat jalan
- Laboratorium dan Radiologi
- Rawat inap pasien TB
- IGD
2) Jenis pekerjaan :
- Analis laboratorium
- Perawat dan Dokter
- Radiografer
Medical Respirator N95
• Respirator partikulat N95 atau FFP2 (health care particular respirator
untuk pelayanan kesehatan) merupakan masker khusus dengan efisiensi
tinggi untuk melindungi seseorang dari partikel berukuran < 5 mikron
yang dibawa melalui udara
• Sebelum memakai masker ini, petugas kesehatan perlu melakukan fit
test untuk menentukan jenis, bentuk dan ukuran respiratori partikulat
yang cocok dan nyaman. Fungsi alat ini akan menjadi kurang efektif dan
kurang aman bila tidak menempel erat pada wajah
• N 95 , N 99, pabrik kode : 1870,1860
Pemakaian Respirator Partikulat

• Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care
particular respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk
melindungi seseorang dari partikel berukuran < 5 mikron yang dibawa melalui
udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai
menempel erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Masker ini membuat
pernapasan pemakai menjadi lebih berat. Harganya lebih mahal daripada
masker bedah. Sebelum memakai masker ini, petugas kesehatan perlu
melakukan fit test.
• Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan fit test :
• Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat adanya cacat
atau lapisan yang tidak utuh. Jika cacat atau terdapat lapisan yang tidak utuh,
maka tidak dapat digunakan dan perlu diganti.
• Memastikan tali masker tersambung dan menempel dengan baik di semua titik
sambungan.
• Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat disesuaikan bentuk
hidung petugas
Pemakaian Respirator Partikulat
• Fungsi alat ini akan menjadi kurang efektif dan aman bila tidak menempel erat
pada wajah. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan keadaan demikian,
yaitu:
• Adanya janggut atau rambut diwajah bagian bawah
• Adanya gagang kacamata
• Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi yang dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.
• Langkah-langkah melakukan fit test respirator
• Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung
pada ujung jari-jari Anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di
bawah tangan Anda.
• Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk hidung berada di atas
• Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di
belakang kepala Anda, di atas telinga
• Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian hidung yang terbuat dari
logam. Tekan sisi logam, dengan dua jari untuk masing-masing tangan,
mengikuti bentuk hidung Anda. Jangan menekan dengan satu tangan karena
dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif
Fit Test
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan fit test:
• Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk
melihat adanya cacat atau lapisan yang tidak utuh. Jika cacat
atau terdapat lapisan yang tidak utuh, maka tidak dapat
digunakan dan perlu diganti.
• Memastikan tali masker tersambung dan menempel dengan
baik di semua titik sambungan.
• Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat
disesuaikan bentuk hidung petugas
• Metode fit test diklasifikasikan menjadi dua yaitu kualitatif
dan kuantitatif. Fit test Kualitatif akan gagal jika orang yang
menggunakan N95 dapat mencium bau bahan yang di uji atau
batuk sebagai reaksi bau asap. Fit test kuantitatif
menggunakan instrument untuk mengukur secara numerik
efektivitas N95.
Pemakaian Respirator Partikulat
• Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati agar posisi
respirator tidak berubah.
• Pemeriksaan Segel Positif : Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan positif di
dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi
dan/ atau ketegangan tali. Uji kembali kerapatan respirator. Ulangi langkah
tersebut sampai respirator benar--‐benar tertutup rapat.
• Pemeriksaan Segel Negatif : Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran,
tekanan negatif di dalam respirator akan membuat respirator menempel ke
wajah.
• Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator
akibat udara masuk melalui celah-celah pada segelnya.
• Lamanya penggunaan maksimal 1 minggu dengan pemeliharaan yang benar
• Cara pemeliharaan dan penyimpanan yang benar (setelah dipakai diletakkan di
tempat yang kering dan dimasukkan dalam kantong berlubang)
Langkah-langkah pemakaian respirator partikulat
• Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung
pada ujung jari-jari Anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di
bawah tangan Anda
• Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk hidung berada di atas
• Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di
belakang kepala Anda, di atas telinga
• Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian hidung yang terbuat dari
logam. Tekan sisi logam, dengan dua jari untuk masing-masing tangan,
mengikuti bentuk hidung Anda. Jangan menekan dengan satu tangan karena
dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif
Cara sederhana untuk mengetahui pemakaian respirator
sudah benar.
Hembuskan napas kuat-kuat. Bila terdapat tekanan positif di
dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terasa ada
kebocoran, atur posisi dan/atau ketegangan tali. Uji kembali
kerapatan respirator.
Health-Care Worker and Infectious TB
Patient Using Respiratory Protection
Respirators are designed to protect
HCWs and other individuals from
inhaling droplet nuclei.

Surgical masks are designed to reduce


the number of droplets being exhaled
into the air by persons with infectious TB
disease when they breathe, talk, cough,
or sneeze
Pasien TB infeksius di ruang tunggu
Proteksi saat transportasi pasien

Apabila pasien akan ditransportasikan


keluar dari ruang isolasi, maka pasien
harus dipakaikan masker bedah untuk
melindungi lingkungan sekitar.
Rekomendasi penggunaan ulang terbatas
respirator N95
• penggunaan ulang terbatas respirator N95 adalah menggunakan
respirator yang sama pada beberapa kali kontak dengan beberapa
pasien TB SO dan TB RO, tetapi ada saat dimana petugas melepas
respirator tersebut di sela-sela kontak. Respirator N95 kemudian
disimpan untuk dipakai lagi pada kontak selanjutnya
• penggunaan ulang terbatas respirator N95 tidak boleh lebih dari 5
kali pemakaian ulang
• selama kondisi respirator N95 masih baik (tidak kotor atau rusak),
respirator tersebut dapat digunakan maksimal selama 1 shift tugas
jaga (sekitar 8 jam).
• Harus terdapat SPO, edukasi dll yang bertujuan untuk menekan
terjadinya kontaminasi pada permukaan respirator N95, dan
menekankan kepada seluruh petugas untuk meminimalkan kontak
dengan permukaan respirator
• Buang respirator N95 setelah dipakai untuk melakukan prosedur
yang menghasilkan aerosol
• Risiko paling signifikan dari pemakaian ulang terbatas respirator N95
adalah terjadinya transmisi kontak setelah menyentuh permukaan
respirator.
Rekomendasi penggunaan ulang terbatas
respirator N95
Buang respirator N95 setelah dipakai untuk melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol.
Buang respirator N95 yang telah terkontaminasi darah, sekret hidung atau
saluran nafas, atau cairan tubuh lain dari pasien.
Buang respirator N95 setelah kontak dengan pasien yang mengalami ko-
infeksi dengan penyakit yang memerlukan kewaspadaan kontak.
Buang respirator N95 jika sudah tampak ada kerusakan, atau saat
digunakan petugas sudah mengalami kesulitan untuk bernafas.
Respirator N95 harus digunakan ulang oleh petugas yang sama.
Sedapat mungkin hindari menyentuh respirator N95 selama dipakai. Jika
terpaksa dilakukan, bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau
dengan hand rub berbasis alkohol sebelum dan sesudah menyentuh
respirator atau jika ingin memperbaiki posisi respirator.
Rekomendasi penggunaan ulang terbatas
respirator N95
Gunakan face shield atau masker bedah di atas respirator N95 dan atau
startegi lain (memakaiakan masker pada pasien) untuk mengurangi
kontaminasi pada respirator. Penggunaan face shield lebih
direkomendasikan daripada masker bedah.
Simpan respirator N95 yang akan dipakai ulang dengan cara memasukkan
ke dalam wadah sekali pakai yang berlubang (misal kantong kertas). Untuk
meminimalkan potensi kontaminasi silang, simpan masker respirator
dengan cara tergantung sehingga tidak saling bersinggungan satu dengan
yang lain tuliskan dengan jelas, tanggal dan jam mulai pemakaian, serta
nama petugas yang menggunakan.
Hindari menyentuh bagian dalam respirator. Jika tidak sengaja menyentuh
bagian dalam respirator maka lakukan kebersihan tangan.
Gunakan sarung tangan bersih saat memakai respirator N95 yang telah
dipakai sebelumnya. Buang sarung tangan setelah selesai memakai
respirator N95.
Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah penggunaan respirator
N95 berikutnya dengan air dan sabun atau handrub berbasisi alkohol 70%.
Rangkuman
• Masalah penyakit TB merupakan masalah Kesehatan
yang besar untuk Indonesia yang harus segera diatasi
• Berbagai upaya telah dilaksanakan salah satunya adalah
pengendalian dengan perlindungan diri yaitu
penggunaan APD yang benar dan konsisten untuk
mencegah penularan
• Petunjuk teknis pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberculosis sensitive obat (TB SO)
dan tuberculosis resisten obat (TB RO) di Fasyankes
merupakan pedoman dalam upaya menurunkan dan
mengendalikan TB
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai