Anda di halaman 1dari 2

Perubahan fisiologi pada pediatri

I Gede Bungas Arisudana

Sistem respirasi

Secara anatomi jalur nafas neonatus dan bayi lebih rentan tersumbat daripada orang dewasa. Diameter
dari lubang hidung, orofaring, dan trakea relatif lebih kecil pada anak-anak daripada orang dewasa.
Diameter tersempit terdapat didaerah cricoid, berbeda dengan orang dewasa dimana tersempit pada
daerah epiglottis. Perbedaan ini membuat pernfasan lebih mudah tersumbat oleh edema mukosa yang
dapat disebabkan oleh inflamasi ataupun iritasi dan dapat bersifat fatal. Produksi mukosa pada
neonatus dan bayi juga lebih banyak daripada orang dewasa, sehingga membuat jalur pernafasan lebih
mudah tersumbat. Lidah pada neonatus dan bayi juga relatif lebih besar dan cenderung jatuh saat dalam
pengaruh anestesi. Pada neonatus dan bayi ukuran epiglottis lebih besar, berbentuk U, dan lebih
terkulai. Hal ini membuat terkadang pengangkatan epiglottis diperlukan untuk visualisasi pada proses
intubasi. Ukuran tonsil dan adenoid juga harus diperhatikan karena dapat mempersulit proses intubasi.
Karakteristik anatomis neonatus membuat neonatus hanya dapat bernafas melalui hidung sampai
berumur 5 bulan, sehingga pemasangan pipa naso-gastrik dapat membahayakan pernafasan. Hampir
sama dengan neonatus dan bayi, pada kelompok anak-anak juga mempunyai lidah yang lebih besar,
laring yang letaknya lebih anterior, epiglottis yang lebih panjang, serta leher dan trakea yang lebih
pendek daripada dewasa membuat membuat seorang anestesi lebih berhati-hati. Jenis pernafasan
neonatus adalah pernafasan diafragma. Hal ini disebabkan oleh thoraks pada neonatus berukuran kecil
dan iga horizontal, otot-otot pernafasan pada neonatus belum berkembang dengan baik, diafragma
terdorong keatas oleh isi perut yang besar. Dengan demikian kemampuan dalam memelihara tekanan
negatif intratorakal dan volume paru rendah sehingga memudahkan terjadinya kolaps alveolus serta
menyebabkan neonatus bernafas secara diafragmatis. Tekanan negatif dapat timbul dalam lambung
pada waktu proses inspirasi, sehingga udara atau gas anestesi mudah terhirup ke dalam lambung. Pada
bayi yang mendapat kesulitan bernafas dan perutnya kembung dipertimbangkan pemasangan 4 pipa
lambung. Pada neonatus juga ditemukan pola nafas periodik dimana ada periode nafas berhenti
sebentar selama kurang dari 10 detik. Hal ini harus dibedakan dengan apneu, dimana apneu
berhubungan dengan desaturasi dan bradikardi. Pada anak yang lebih besar, pola pernafasan sudah
hampir sama dengan orang dewasa namum frekuensi lebih cepat karena berhubungna dengan tingkat
metabolism yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Karena pada posisi terlentang dinding abdomen
cenderung mendorong diafragma ke atas serta adanya keterbatasan pengembangan paru akibat
sedikitnya elemen elastis paru atau surfaktan, maka akan menurunkan FRC (Functional Residual
Capacity) sementara volume tidalnya relatif tetap (7 mL/kgBB). Untuk meningkatkan ventilasi alveolar
dicapai dengan cara menaikkan frekuensi nafas (40-60 kali/menit), karena itu neonatus mudah sekali
gagal nafas. Peningkatan frekuensi nafas juga dapat akibat dari tingkat metabolisme pada neonatus yang
relative tinggi, sehingga kebutuhan oksigen juga tinggi, dua kali dari kebutuhan orang dewasa dan
ventilasi alveolar pun relative lebih besar dari dewasa hingga dua kalinya. Tingginya konsumsi oksigen
dapat menerangkan mengapa desaturasi O2 dari Hb terjadi lebih mudah atau cepat, terlebih pada
neonatus prematur, karena adanya stress dingin maupun sumbatan jalan nafas.

Sistem Kardiovaskular

Estimasi volume darah pada neonatus dan bayi adalah sekitar 85 mL/kg dan lebih tinggi pada bayi
prematur (95 mL/kg) dengan nilai hematokrit neonatus dan bayi berisar antara 45-65 %. Komposisi
cairan pada neonatus dan bayi adalah 75- 80% dari berat badan dimana sebanyak 30% berada di
ekstraselular, 40% di intraselular, dan sekitar 5% di plasma. Semakin bertambah umur, komposisi
semakin menyerupai orang dewasa dimana komposisi cairan sekitar 60% dari berat badan. Hemoglobin
yang terdapat pada bayi terlebih neonatus kebanyakan adalah hemoglobin fetal (HbF) yang mempunyai
afinitas oksigen yang lebih tinggi daripada hemoglobin dewasa (HbA). Hal ini membuat oksigen lebih
susah untuk 5 ditransfer ke jaringan dalam tubuh. Seiring berjalannya waktu, jumlah HbF akan
berkurang dan HbA akan meningkat dimana kadar hemoglobin terendah pada saat usia 3 bulan dan HbA
menggantikan HbF seluruhnya pada usia sekitar 6 bulan. Pada neonatus dan bayi reaksi pembuluh darah
masih sangat kurang, sehingga keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat
kurang ditoleransi. Manajemen cairan pada neonatus dan bayi harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
Tekanan sistolik merupakan indikator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan dipergunakan
sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Autoregulasi aliran darah otak pada
bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi
neonatus dan bayi antara 80-160 dengan rata-rata 120 kali/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60
mmHg. Sedangkan tekanan darah dan frekuensi nadi pada anak-anak bervariasi menurut umur dan
semakin lama semakin sama dengan orang dewasa seiring dengan bertambahnya usia

Anda mungkin juga menyukai