NIM : 18063055
1. Konsep Intelegensi
Intelegensi adalah sebuah kata yang menyatakan suatu konsep, dan bukan kata
yang menyatakan suatu subtansi, benda atau sesuatu kekuatan.
Pengertian inteligensi menurut para ahli :
a. Menurut Super dan Cites
Inteligensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau belajar
dari pengalaman.
b. Menurut Garrett
Inteligensi setidak-tidaknya mencangkup kemampuan-kemampuan yang
diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta
menggunakan simbol-simbol.
c. Menurut Bischof (Psikolog Amerika: 1954)
Inteligensi is the ability to solve problems of all kinds.
d. Menurut Edward Lee Thorendike (1913)
Seorang tokoh psikologi fungsionalisme yang hidup antara tahun 1874- 1949,
mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang
baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan inteligensi adalah faktor
internal yang mencangkup keseluruhan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
siswa, untuk menyesuaikan diri pada pembelajaran secara cepat dan efektif.
Perkataan inteligensi dari kata latin intelligere yang berarti mengorganisasikan,
menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to
bind together). Istilah inteligensi kadang-kadang atau justru sering memberikan
pengertian yang salah, yang memandang inteligensi sebagai kemampuan yang
mengandung kemampuan tunggal, padahal menurut para ahli inteligensi mengandung
bermacam-macam kemampuan. Namun demikian pengertian inteligensi itu sendiri
memberikan berbagai macam arti bagi para ahli. Menurut panitia istilah padagogik
(Walgito, 2010:210) yang mengangkat pendapat Stern yang dimaksud dengan
inteligensi adalah “daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan
menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya”. Dari pengertian ini dapat dilihat
bahwa Stern menitikberatkan masalah inteligensi pada soal adjustment atau
penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Pada orang yang inteligen akan
lebih cepat dalam menyelesaikan masalah-masalah baru apabila dibandingkan dengan
orang yang kurang inteligen. Dalam menghadapi masalah atau situasi baru orang
yang inteligen akan cepat dapat mengadakan adjustment terhadap masalah atau situasi
yang baru tersebut.
Masing-masing individu berbeda-beda dalam segi inteligensinya. Untuk dapat
mengetahui taraf inteligensi seseorang, orang menggunakan tes inteligensi. Dengan
tes inteligensi diharapkan dapat mengungkap inteligensi seseorang, akan dapat
diketahui tentang keadaan tarafnya.
2. Klasifikasi IQ
Tes Inteligensi berdasarkan aspek-aspek yang dapat diungkap :
a. Penalaran verbal
b. Penalaran kuantitatif
c. Penalaran visual abstrak
d. Memori
e. Sequantial Processing Scale
f. Simultaneous Processing Scale
Unit skala yang digunakan untuk menunjukkan skor inteligensi ini disebut IQ
(Intelligence Quotient). Berdasarkan hasil pengukuran atau tes inteligensi terhadap
sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan suatu sistem
norma ukuran kecerdasan sebaran berikut :
IQ (Intelligence Quotient) Klasifikasi
140- ke atas Jenius
130 – 139 Sangat cerdas
120 – 129 Cerdas
110 – 119 Di atas normal
90 – 109 Normal
80 – 89 Di bawah normal
70 – 79 Bodoh
50 – 69 Terbelakang (Moron/Debil)
49 ke bawah Terbelakang (Imbecile/ dan Idiot)