Penulis pun selama menjadi pendidik dalam kurun waktu 5 tahun sering kali
dihadapkan dengan kasus tersebut. Siswa yang terkadang jenuh dalam belajar, siswa
yang merasa tidak tertarik saat belajar sejarah. Penulis merasa tertantang dengan
keadaan tersebut. Penulis pernah beberapa kali mencoba model dan metode
pembelajaran terbaru untuk menunjang pembelajaran dikelas agar efektif. Yang pernah
penulis coba ialah mengembangkan teknik diorama saat pelajaran sejarah, dan penulis
pun pernah mencoba mengaitkan pelajaran sejarah dengan konsep IPA.
Dari penerapan model pembelajaran STEM ini pada pelajaran sejarah menurut
penulis sangat efektif meski memerlukan waktu beberapa hari pengerjaannya. Namun
bisa mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar sejarah karena tidak hanya mencatat
materi sejarah tetapi seluruh siswa dituntut untuk menerapkan ilmu yang didapat dan
merealisasikannya. Dan dari segi akademik pun terlihat peningkatannya dibanding
sebelum penulis menerapkan pembelajaran STEM ini, karena saat mempraktekkan
materi seluruh siswa diharapkan memahami materi yang akan diangkat dalam proyek
ini. Setelah pengerjaan proyek selesai dan seluruh siswa telah mempresentasikan di
dalam kelas maka kita sebagai guru melakukan kegiatan posttest untuk mengetahui
pencapaian materi siswa.
Dalam pengerjaan proyek ini, kita sebagai guru harus tetap mengawasi seluruh
siswa agar tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan kerja. Ketika siswa tidak faham atau
bingung menerapkan konsep STEM ini kita sebagai pendamping diharapkan bisa
membantu siswa mengatasi kebingungannya. Kita sebagai guru sejarah ketika
menerapkan model ini harus faham dulu tentang STEM, maksudnya kita harus
menguasasi tentang ilmu sains, teknologi, mesin, hingga perhitungan atau matematika.
Penulis yakin, kita sebagai guru sejarah pasti bisa atau jika memungkinkan bisa kita
ajak kolaborasi guru atau rekan dari mata pelajaran lain untuk membantu proyek siswa.
Kendala yang dihadapi penulis dalam mempraktekkan model ini adalah ada
beberapa materi sejarah yang tidak memuat beberapa konsep dari STEM itu sendiri.
Tapi meski demikian, kita sebagai guru harus bisa lebih kreatif lagi dan mampu
mengembangkan model pembelajaran yang ada agar masalah yang dihadapai bisa
teratasi.
Penulis sangat mengharapkan sekali kepada seluruh guru sejarah yang ada di
sekolah manapun agar bisa menciptakan pelajaran yang menyenangkan dan menantang
agar siswa tidak jenuh dan semakin tertarik pada pelajaran sejarah. Pola fikir siswa
harus kita ubah dari rasa jenuh, bosan, dan tidak tertarik menjadi asyik, menyenangkan,
dan menarik saat belajar sejarah. Salah satunya yang dapat dipraktekkan ialah model
pembelajaran STEM ini di dalam kelas. Karena sudah penulis rasakan hasilnya, sangat
membantu sekali bagi penulis ketika dihadapkan kasus di atas saat penulis mengajar di
sekolah. Semangat untuk seluruh guru terkhusus guru sejarah di seluruh Indonesia.
Dirgahayu RI ke-76.
Penulis adalah seorang guru sejarah yang mengajar di sekolah negeri yang ada di
provinsi Lampung. SMA Negeri 1 Palas adalah tempat penulis mengabdi, meski masih
honor tapi semangat mengajar penulis tetap membara. Penulis lahir di Bandarlampung
02 Februaru 1991, terlahir dari seorang ibu petani dan seorang ayah pedagang siomay.
Penulis telah mengabdi di SMA Negeri 1 Palas selama 5 tahun dan selamanya karena
sekolah ini adalah tempat penulis sekolah dahulu dan ada rasa ingin mengabdi pada
sekolah ini. Penulis menyelesaikan kuliah di Universitas Lampung prodi Pendidikan
Sejarah pada tahun 2015. Dan besar harapan penulis saat ini ialah agar seluruh guru
yang ada di Indonesia bisa bahagia dalam menjalankan profesi sebagai guru.