Modul 1 Badan Badan HAM
Modul 1 Badan Badan HAM
BADAN-BADAN
HAK ASASI MANUSIA
Penulis:
Dwi Prasetyo, S.H.,M.H
Firdita Sanditya, S.Kom
Editor:
Herlina Milasari, S.E.,M.Si
Penulis:
Dwi Prasetyo, S.H.,M.H
Firdita Sanditya, S.Kom
ISBN : 978–623–6060–40–7
Editor :
Herlina Milasari, S.E.,M.Si
Diterbitkan oleh :
Pusat Pengembangan Diklat Fungsional Dan HAM
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum Dan HAM
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jalan Raya Gandul – Cinere, No. 4, Depok 16512
Telp. (021) 7540077, 7540124 Fax. (021) 7543709
Dicetak oleh :
CV. Alnindra Putra Perkasa - Depok
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya serta kerja keras Tim
Penyusun Modul dan Editor sehingga berhasil disusun Modul
Pelatihan Dasar-dasar Hak Asasi Manusia dengan Metode E-Learning.
Halaman
GLOSARIUM .................................................................................. 83
A. Latar Belakang
B. Dekripsi Singkat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta
mampu menjelaskan peranan Badan-Badan HAM
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Badan-Badan Nasional
untuk Hak Asasi Manusia dalam rangka memajukan dan
mendorong penghormatan terhadap hak-hak asasi serta
kebebasan dasar manusia.
Modul ini terdiri dari beberapa materi pokok dan sub materi pokok
sebagai berikut :
Materi Pokok Sub Materi Pokok
Badan HAM Internasional 1. Sejarah berdirinya PBB;
2. Keanggotaan PBB;
3. Organ-organ PBB dan Hak Asasi
Manusia;
4. Badan-badan yang didirikan
berdasarkan instrumen Hak Asasi
Manusia PBB;
5. Badan Badan Khusus PBB
Lembaga HAM Nasional 1. Sejarah Lembaga Hak Asasi Manusia
Nasional;
2. Lembaga Hak Asasi Manusia Nasional
F. Jam Pembelajaran
G. Petunjuk Pembelajaran
B. Keanggotaan PBB
G. Rangkuman
H. Evaluasi
a. Umum
Penegakan HAM di Indonesia, terjadi ketika muncul
Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 129 Tahun 1998
tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia
Indonesia 1998-20034 dalam rangka menegakkan HAM
dengan dasar segala ketentuan aturan hukum. Hal ini
didasari bahwa negara memiliki kewajiban-kewajiban
untuk menghargai hak asasi orang lain di setiap tempat
serta untuk melindungi dan menegakkan hak asasi warga
c. Struktur kelembagaan
Komnas HAM mempunyai kelengkapan kelembagaan
yang terdiri dari Sidang Paripurna, Sub Komisi dan
sebuah Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan.
Sidang Paripurna adalah pemegang kekuasaan tertinggi
di Komnas HAM. Sidang Paripurna terdiri dari seluruh
anggota Komnas HAM. Sidang Paripurna menetapkan
Peraturan Tata Tertib, Program Kerja, dan Mekanisme
Kerja Komnas HAM.
a. Umum
Perkembangan dan terobosan yang sangat baik lahir
dalam masa reformasi adalah dengan munculnya
mekanisme penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi
manusia melalui Pengadilan Hak Asasi Manusia
(Pengadilan HAM). Pengadilan HAM merupakan salah
satu instrumen yang penting dalam penegakan dan
perlindungan HAM. Pengadilan HAM diatur secara
khusus dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM yang menganut asas retroaktif.
c. Struktur Kelembagaan
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus yang berada
di lingkungan peradilan umum. Kedudukannya di daerah
kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya
meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang
bersangkutan, sedangkan daerah khusus ibukota
pengadilan HAM berkedudukan di setiap wilayah
Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Pada saat
undang-undang ini berlaku pertama kali maka pengadilan
HAM dibentuk di Jakarta Pusat, Surabaya, Medan, dan
Makassar. Kedudukan dalam pengadilan HAM mengikuti
Pengadilan Umum atau Pengadilan Negeri termasuk
dukungan administrasinya. Hal ini membawa konsekuensi
bahwa pengadilan HAM ini akan sangat tergantung
dengan dukungan dari pengadilan negeri tersebut.
a. Umum
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dibentuk
untuk menangani berbagai laporan tentang adanya
kekerasan dan belum terpenuhinya hak-hak anak di
Indonesia. KPAI dibentuk karena adanya dorongan
internasional yang didasari dengan adanya Konvensi Hak
Anak (Convention on the Rights of The Child). Konvensi
Hak Anak adalah salah satu instrumen internasional yang
paling banyak diratifikasi di dunia. Dorongan komunitas
internasional tersebut akhirnya membuat Presiden RI
(yang saat itu dijabat oleh Megawati Soekarno Putri) untuk
mengesahkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Melalui Undang-undang ini
kemudian dibentuklah Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI). Pasal 74 Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 menyatakan bahwa: “dalam rangka
meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan
anak, dengan Undang-Undang ini dibentuk Komisi
Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat independen.”
KPAI adalah lembaga independen yang dibentuk dalam
rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
perlindungan anak. Secara teknis amanat pembentukan
KPAI ditindaklanjuti melalui Keputusan Presiden Nomor
77 Tahun 2003.
c. Struktur Kelembagaan
Keanggotaan KPAI terdiri dari 9 (sembilan) orang.
Susunan keanggotaan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia terdiri dari:
- 1(satu) orang ketua;
- 2 (dua) orang wakil ketua;
- 1 (satu) orang sekretaris;
- 5 (lima) orang anggota.
a. Umum
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
adalah lembaga independen yang didirikan pada tanggal
15 Oktober 1998, berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 181 Tahun 1998 dan diperbaharui dengan
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005 tentang Komisi
Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Komnas
Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, terutama
kaum perempuan, kepada pemerintah untuk mewujudkan
tanggung jawab negara dalam menanggapi dan
menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan.
Tuntutan tersebut berakar dari tragedi kekerasan seksual
yang terjadi pada kerusuhan Mei 1998 di berbagai kota
besar di Indonesia. Karena Tragedi tersebut, Presiden RI
kemudian mendirikan sebuah komisi independen di
tingkat nasional yang bertugas menciptakan kondisi yang
kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan dan penegakan HAM perempuan
di Indonesia. Fokus perhatian Komnas Perempuan pada
saat ini adalah perempuan korban kekerasan dalam
rumah tangga, perempuan pekerja rumah tangga yang
c. Struktur Kelembagaan
Susunan organisasi Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan terdiri dari Komisi Paripurna dan
Badan Pekerja. Komisi Paripurna merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi dalam Komisi Nasional Anti
Kekerasan Terhadap Perempuan. Komisi Paripurna
mempunyai tugas melaksanakan tugas Komisi Nasional
Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang ditetapkan dan
menyusun serta menetapkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Komisi. Susunan keanggotaan
Komisi Paripurna terdiri dari ketua, wakil ketua dan
anggota. Wakil Ketua terdiri dari paling banyak 2 (dua)
orang. Anggota Komisi Paripurna terdiri dari paling
banyak 19 (sembilan belas) orang.
a. Umum
Setelah berakhirnya masa orde baru, babak baru dimulai
Negara Indonesia dengan beberapa permasalahan yang
masih tersisa, salah satu adalah menyelesaikan
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa orde
baru. Dorongan untuk menyelesaikan persoalan HAM
telah dimulai sejak pemerintahan B.J. Habibie, K.H.
Abdurrahman Wahid hingga ke pemerintahan Megawati.
Dorongan agar kasus pelanggaran HAM segera
dituntaskan semakin kuat saat Komnas HAM terbentuk.
c. Struktur Kelembagaan
Berdasarkan pasal 10 Undang-undang Nomor 27 Tahun
2004 Sidang Komisi berwenang menetapkan:
a). 1 (satu) orang ketua Komisi;
b). 2 (dua) orang wakil ketua Komisi;
c). anggota subkomisi;
d). Komisi sebagaimana dimaksud adalah:
e). subkomisi penyelidikan dan klarifikasi pelanggaran
hak asasi manusia yang berat;
f). subkomisi kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi; dan
g). subkomisi pertimbangan amnesti.
a. Umum
Ombudsman Republik Indonesia dibentuk pada tanggal
10 Maret 2000. Ombudsman dibentuk pada masa
kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Presiden
berinisiatif membuka partisipasi masyarakat untuk turut
serta mengawasi kinerja pemerintahan. Berdasarkan hal
tersebut, Presiden menandatangani Keputusan Presiden
Nomor 44 Tahun 2000 Tentang Komisi Ombudsman
Nasional. Berdasarkan Keppres, Komisi Ombudsman
Nasional adalah lembaga pengawasan masyarakat yang
a. Umum
Disamping lembaga penegakan hak asasi manusia yang
dibentuk oleh pemerintah, masyarakat juga mendirikan
berbagai lembaga HAM. Lembaga HAM bentukan
masyarakat terutama dalam bentuk LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) atau NGO (Non Governmental
Organization) yang programnya berfokus pada upaya
pengembangan kehidupan yang demokratis
(demokratisasi) dan pengembangan HAM. LSM ini sering
disebut sebagai LSM Prodemokrasi dan HAM. Yang
termasuk LSM ini antara lain YLBHI (Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia), Kontras (Komisi untuk Orang
Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), Elsam (Lembaga
Studi dan Advokasi Masyarakat), PBHI (Perhimpunan
Bantuan Hukum dan Hak Asasi Indonesia).
b. Tujuan
LSM yang menangani berbagai aspek HAM, sesuai
dengan minat dan kemampuannya sendiri pada
umumnya terbentuk sebelum didirikannya Komnas HAM.
Dalam pelaksanaan perlindungan dan penegakkan HAM,
LSM tampak merupakan mitra kerja Komnas HAM.
Misalnya, LSM mendampingi para korban pelanggaran
HAM ke Komnas HAM.
C. Latihan
D. Rangkuman
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
A. Evaluasi Bab II
Ad Hoc : untuk itu (yaitu untuk suatu tugas atau urusan tertentu
saja, khusus contoh panitia ad hoc, hakim ad hoc.
E-learning : sistem atau juga konsep pendidikan yang
memanfaatkan suatu teknologi informasi dalam suatu
proses belajar mengajar.
Holocaust : tindakan pemusnahan secara terencana terhadap
kelompok-kelompok minoritas di Eropa dan Afrika
utara oleh NAZI.
FAO : atau Food and Agricultural Organization merupakan
badan khusus PBB yang berkecimpung dalam
organisasi Pangan dan Pertanian.
IBRD : atau International Bank for Reconstructions and
Development merupakan badan khusus PBB yang
berkecimpung dalam bidang Bank Dunia untuk
pembangunan dan perkembangan.
ICAO : atau International Civil Aviation Organization
merupakan badan khusus PBB yang berkecimpung
dalam Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
IDA : atau International Development Association
merupakan badan khusus PBB yang berkecimpung
dalam bidang Organisasi Pembangunan
Internasional.
IFC : atau International Finance Corporation merupakan
lembaga keuangan internasional yang menawarkan
layanan investasi, konsultasi, dan pengelolaan aset
A. Instrumen Internasional
1. Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa.
2. Deklarasi Universal Hak Hak Asasi Manusia.
B. Instrumen Nasional
- Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
- Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2004
Tentang Komisi Kebenaran Dan Rekonsiliasi.
- Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005 tentang Komisi
Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
- Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 2003 tentang Komisi
Perlindungan Anak Indonesia.
C. Literatur
Abidin, Zainal. 2007. Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
ELSAM.
Direktorat Jenderal Multilateral Deplu, Buku Informasi, Kompilasi
RekomendasiTreaty Bodies dan Mekanisme Khusus
Perserikatan Bangsa – Bangsa, Jakarta, 2008.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Lembar Fakta HAM, Edisi ke
II.
D. Website
Dwi, Wahyuningsih, &Baehaqi. 2012. Hak Azasi Manusia. Diakses
pada 28 Juni 2021 dari http://eprints.uad.ac.id/9434/1/
HAM%20Dwi.pdf
Harkrisnowo, Harkristuti & Purnama, Rahmat Hadi. Pengantar Hak
Asasi Manusia dan Humaniter. Diakses pada 28 Juni 2021 dari
http://repository.ut.ac.id/4075/1/HKUM4208-M1.pdf
Pro, Supriyadi. 2013. 16 Badan Khusus PBB Lengkap
Penjelasannya. Diakses pada 28 Juni 2021 dari https://
www.sejarah-negara.com/2761/badan-badan-khusus-pbb/.
Wardani, Ayu Sintya. 2018. 6 Fungsi Pengadilan HAM Beserta
Sistem yang berlaku di Indonesia. Diakses pada 28 Juni 2021
dari https://guruppkn.com/fungsi-pengadilan-ham.