Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pakaian menjadi salah satu kebutuhan fitrah manusia agar dapat
berinteraksi dengan sesamanya dalam masyarakat, Pakaian merupakan sarana
perlindungan bagi manusia dari kedinginan dan sengatan matahari serta sebagai
identitas diri, hal tersebut mendapat perhatian serius dalam Al- Qur’an. Makna
pakaian syar’i dapat diartikan sebagai pakaian untuk perempuan Islam yang dapat
berfungsi menutupi aurat sebagaimana ditetapkan oleh ajaran agama untuk
menutupnya, guna kemaslahatan dan kebaikan perempuan itu sendiri serta
masyarakat dimana ia berada (Huzaemah Tahido Yanggo, 2012:3).
Selain sebagai penutup aurat, pakaian juga berguna sebagai perlindungan
untuk menjaga kesehatan tubuh, pakaian juga berfungsi sebagai perhiasan yang
membuat pemakainya memiliki warna keindahan (Siti Muri’ah, 2011:10).
Menurut ketentuan di dalam agama Islam, batasan aurat bagi kaum perempuan
yang harus ditutupi adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
Dari pernyataan di atas, bisa digaris bawahi bahwa perempuan yang sudah baligh
dan menginjak dewasa wajib menutup auratnya, agar tidak terlihat oleh laki- laki
yang bukan mahromnya.
Banyak sekolah-sekolah khususnya sekolah yang beridentitas Islam
mewajibkan siswinya untuk berpakaian syar’i di lingkungan sekolah sebagai
realisasi dari perintah agama. Wujud dari pakaian syar’i itu sendiri berupa
seragam sekolah yang menutup aurat dan sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan (syar’i). Hal ini tentu saja bertujuan untuk proses pembelajaran bagi
siswi untuk berpakaian sesuai dengan aturan Islam yang dimulai dari sekolah
untuk selanjutnya dilaksanakan dalam kehidupan sehari- hari.
Terkait dengan penelitian di MAN 1 Aceh Selatan, berdasarkan survey
yang penulis lakukan dengan metode observasi untuk mengetahui sikap dan cara
berpakaian siswi di MAN 1 Aceh Selatan, dapat diketahui bahwa cara berpakaian
siswi di MAN 1 Aceh Selatan sebagian telah memenuhi kriteria berpakaian syar’i

1
seperti menutup seluruh badan/aurat yang wajib ditutupi, tidak ada hiasan pada
pakaian itu sendiri, kain yang tebal dan tidak tembus pandang, lapang dan tidak
sempit, tidak menyerupai pakaian orang kafir, pakaian yang tidak mencolok.
Hal tersebut telah menunjukkan cara berpakaian siswi di lingkungan
sekolah dengan baik, dalam bentuk seragam sekolah. Namun demikian secara
umum siswi di MAN 1 Aceh Selatan sebagian besar masih memiliki akhlak yang
tergolong kurang, seperti, kurangnya amanah, tidak bersifat benar, tidak bersifat
adil, kurangnya kasih sayang, dan tidak menepati janji. hal ini terlihat dari
aktivitas sehari- hari di sekolah seperti Melakukan pelanggaran sekolah,
meninggalkan kelas saat jam pelajaran (membolos), datang terlambat, tidak
mengerjakan PR (pekerjaan rumah) dan cara berbicara yang tidak baik (sopan)
sesama teman. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswi di MAN 1 Aceh Selatan
belum mempunyai kesadaran tentang pentingnya berakhlak yang baik dalam
kehidupan khususnya di sekolah.
Berdasarkan dari hasil data prasurvey tersebut di atas jelas bahwa siswi di
MAN 1 Aceh Selatan masih ada yang berperilaku kurang baik. Faktor yang
mempengaruhinya menjadi tidak baik adalah faktor dari lingkungan sekolah
sendiri yaitu dari teman, seperti ikut-ikutan teman untuk melakukan hal- hal yang
tidak baik atau tidak sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh pakaian syar’i tersebut dan
menjelaskannya dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul: “Pengaruh
Pakaian Syar’i Terhadap Pembentukan Akhlak Remaja”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dinyatakan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh berpakaian
syar’i terhadap pembentukan akhlak remaja ?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh berpakaian syar’i
terhadap pembentukan akhlak remaja.

1.4 Hipotesis
Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan, maka diduga bahwa ada
pengaruh pakaian syar’i terhadap pembentukan akhlak remaja.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis
dan pembaca tentang pengaruh pakaian syar’i terhadap pembentukan akhlak
remaja.

2. Manfaat praktis
Hasil penulisan ini dapat memberi manfaat dan kontribusi khususnya bagi:
a. Penulis
Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah dan memperkaya
pengetahuan penulis serta memberikan wawasan baru mengenai pengaruh
pakaian syar’i terhadap pembentukan akhlak remaja.
b. Bagi Sekolah
penulisan ini sebagai bahan evaluasi bagi sekolah.

1.6 Metode Penelitian


Penelitian yang penulis lakukan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian
kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita
ketahui (Lexy J. Moleong, 2006: 87).
Berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
pengumpulan data yang dibutuhkan.

3
1. Jenis Metode Penelitian
Penulis Menggunakan Metode penelitian yang meliputi metode penelitian
kualitatif, yang dimana metode ini bersifat deskriptif analisis. Deskriptif
analisis adalah metode yang bertujuan menggambarkan dengan menggunakan
data analisis, lukisan atau gambaran secara sistematis, yang bersangkutan
dengan fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.

2. Subjek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Martono, 2010:54). Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 1
Aceh Selatan. Sampel adalah sebagian dari objek yang akan diteliti yang
dapat mewakili seluruh populasi. Sampel merupakan bagian dari populasi
yang memiliki cirri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Untuk
memudahkan penulis dalam melakukan penelitian, maka diambil sampel
yang dapat mewakili populasi. Jadi yang menjadi sampel pada penelitian ini
yaitu siswi kelas XII IPS-2.

3. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang diperoleh untuk meneliti objek kajian ialah data
primer dan sekunder.
a. Data Primer
Data mentah atau primer merupakan data yang diperoleh secara terpisah
atau terpisah dari sumber pertama, seperti hasil dari angket yang dilakukan
oleh peneliti. Dalam hal ini, data utama bersumber dari penelitian lapangan
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang penulis dapatkan dari pihak kedua,
ketiga dan seterusnya. Maksudnya adalah data tersebut satu atau lebih
dari pihak yang bukan penulis sendiri dan bukan yang diusahakan oleh
peneliti dalam melakukan pengumpulan data, misalnya data yang berasal

4
adalah diambil dari majalah ataupun buku dan yang lain lainnya. Dalam
hai ini data sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti adalah sumber yang
berasal dari koran, jurnal, buku, majalah, dan informasi yang berasal dari
media online.

4. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, serta
untuk membahas permasalahan yang ada, maka penulis menggunakan
angket (kuesioner).
a. Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk mengetahui jawaban atau informasi atas hal
yang ingin diketahui. Definisi angket itu sendiri adalah “sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau tentang hal-hal
yang diketahui”..

5. Intrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data adalah alat-alat yang akan penulis gunakan
dalam kegiatan mengumpulkan data yang diperlukan. Peneliti dalam upaya
untuk memperoleh data mengunakan metode angket sebagai metode utama,
dan metode dokumentasi sebagai metode penunjang. Adapaun metode dan
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas kisi-kisi umum
dan kisi-kisi khusus.

6. Teknik Analisis Data


Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu uraian, memanipulasi
serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Tujuan analisis data
adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah menafsirkannya. Untuk
penelitian ini menggunakan teknik analisis Nonstatistik, yaitu analisis ini

5
tidak dilakukan perhitungan statistik, kegiatan analisis ini dilakukan dengan
membaca data yang telah diolah
Pada penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat-kalimat, atau paragraf-
paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif,
dengan menggunakan kata-kata. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menggambarkan kejadian yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang
terjadi selama penelitian yang dilakukan di MAN 1 Aceh Selatan. .

Anda mungkin juga menyukai