Anda di halaman 1dari 1

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Obat adalah kebutuhan esensial pasien di dalam terapi farmakologi. Dokter


bertanggung jawab memilihkan obat yang paling aman dan efektif bagi pasien,
namun dalam beberapa kasus, pasien dapat mengalami Adverse Drug Reaction
(ADR). Adverse Drug Reaction merupakan respon tubuh yang tidak diinginkan
terhadap obat yang bersifat merugikan dan juga berbahaya dapat terjadi pada dosis
normal untuk profilaksis, diagnosis, dan terapi penyakit. Adverse Drug Reaction
sebagai fenomena global yang mempengaruhi semua kalangan usia, menyebabkan
morbiditas dan juga mortalitas secara signifikan. Terdapat dua tipe ADR yaitu tipe
A merupakan tipe ADR yang berhubungan dengan kerja dari farmakologis obat,
tergantung dosis dan dapat diprediksi kejadiannya. Tipe B merupakan ADR yang
tidak berhubungan dengan kerja farmakologis obat, tidak tergantung dosis, dan
tidak dapat diprediksi kejadiannya.
Salah satu Janis ADR yang terkenal dan berbahaya adalah reaksi berbahaya
obat pada lapisan kutaneus. Stevens Johnson syndrome dan juga toksik epidermal
nekrolisis merupakan reaksi parah pada kulit dengan keterlibatan mukokutan dan
menyebabkan peningkatan mortalitas pada suluruh dunia. Penatalaksanaan SJS
sendiri melibatkan identifikasi etiologi dan dengan segera obat yang dicurigai
berisiko langsung dihentikan, penghentian reaksi bila memungkinkan, dan juga
perawatan suportif intensif. Sayangnya, tidak ada konsensus yang jelas tentang
pengobatan terbaik untuk SJS. Sangat penting bahwa terapi dimulai sesegera
mungkin karena kematian sel tidak dapat dibatalkan dan area yang mengalami
nekrosis akan berkembang menjadi pengelupasan dan penebalan.

27

Anda mungkin juga menyukai