Oleh:
Okiya Ayuni Priansa
106216003
ii
iii
iv
v
Kata Pengantar
Puji syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya , penulis dapat
menyelesaikan dan menyusun Laporan Kerja Praktik dengan Judul Peran PT Pertamina Lubricants
Dalam Pengembangan Baterai Kendaraan Sebagai Solusi Atas Peningkatan Jumlah Kendaraan Mobil
Listrik Tahun 2030 di Indonesia. Laporan Kerja Praktek ini termasuk kedalam 2 SKS yang wajib diambil
oleh Mahasiswa untuk memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana Hubungan
Internasional (S.Hub.Int) pada Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Komunikasi dan
Diplomasi. Tujuan utama dalam kerja praktik ini adalah untuk melatih diri dalam mempersiapkan
kesiapan memasuki dunia kerja, sikap disiplin, bekerjasama dan komunikasi serta memberikan wawasan
kepada penulis mengenai kerja sama yang dilakukan Pertamina Lubricants sebagai anak perusahaan
untuk melebarkan bisnisnya ke ranah internasional. Dengan demikian, penerapan ilmu yang telah
diperoleh selama enam semester masa perkuliahan dapat dipergunakan semasa progam kerja praktik.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih terhadap berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan kerja praktik hingga penyusunan laporan kerja praktik
ini dapat terlaksanakan dengan baik kepada :
1. Bapak Iwan Ridwan Faizal selaku VP Corporate Secretary PTPL yang telah memberikan izin
pelaksanaan Kerja Praktik ini.
2. Bapak/Ibu Pertamina Training center, Ibu Sri dan Pak Fachry yang berjasa mencarikan tempat
bagi penulis untuk memasuki salah satu anak perusahaan pertamina.
3. Ibu Dian Novikrisna, S.Sos., M.IS selaku Pembimbing kerja praktik yang telah membimbing
penulis dalam pelaksanaan kerja praktik sampai kepada penyusunan laporan kerja praktik.
4. Pak Dedi Kurniawan selaku Manajer Legal and Complience pada Corporate Secretary
5. Mas Chandra Ilman S.H sebagai Pembimbing yang sudah membimbing dan memberikan
arahan pekerjaan yang dilakukan penulis selama melakukan masa KP di Corporate Secretary
6. Teman-teman seperjuangan Kerja Praktek Kirey, Jasmine, Kemal dan Yezka yang selalu
menemani, menyemangati dan membackup pekerjaan satu sama lain.
Semoga laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. penulis
memohon maaf apabila dalam penyusunan Laporan ini terdapat kesalahan. Akhir kata, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu kelancaran penulis
melaksanakan kegiatan kerja praktik ini.
i
Penulis
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perguruan tinggi adalah salah satu Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, memiliki peranan dan tanggung jawab dalam mempersiapkan Mahasiswa menjadi
penerus bangsa yang nantinya akan melanjutkan kepemimpian dengan terjun langsung dalam
pembangunan masyarakat Indonesia. Setelah lulus dari pendidikan, Mahasiswa nantinya akan
memasuki tahapan dunia kerja. Dalam dunia kerja, lulusan pendidikan diwajibkan untuk bisa
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama menjalani masa pendidikan perkuliahan dan
menguji potensi yang dimiliki oleh Mahasiswa. Maka dari itu, Program Studi Hubungan
Internasional Universitas Pertamina memiliki Mata Kuliah Program Kerja Praktik sebagai
wadah untuk Mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh selama
masa pendidikan perkuliahan. Mata kuliah kerja praktik diadakan dengan tujuan agar
Mahasiswa dapat lebih siap dalam menghadapi dunia kerja dikemudian harinya setelah lulus
dari pendidikan perkuliahan. Dengan diadakannya Program Kerja Praktik, Mahasiswa dapat
mengetahui kondisi dunia kerja dengan langsung terjun ke lapangan untuk mengasah potensi
dan soft skill yang Mahasiswa miliki. Penulis sebagai Mahasiswa Program Studi Hubungan
Internasional, Universitas Pertamina berkenan mengajukan diri untuk dapat melakukan kerja
praktik di PT Pertamina (Persero) maupun anak perusahaannya. Pemilihan ini tidak terlepas
dari beberapa hal diantaranya yaitu, minat penulis dalam bidang Keamanan Energi yang juga
menjadi mata kuliah konsentrasi dalam Program Studi Hubungan Internasional. Yang mana
praktiknya dapat dilakukan melalui proses penjalinan kerjasama antara Aktor perusahaan dalam
negeri maupun perusahaan asing yang bersifat antar negara untuk saling mengamankan pasokan
suplai energi.
Halaman 6 dari 9
sebesar 30% (IEA, 2018). Isu tersebut kemudian menjadi konsentrasi tersendiri pada beberapa
negara yang memperhatikan pengembangan kendaraan listrik dan juga diversifikasi energi pada
penggunaan transportasi oleh masyarakatnya. Salah satunya adalah Indonesia. Pengembangan
mobil listrik di Indonesia menjadi salah satu upaya diversifikasi energi yang dilakukan oleh
Presiden Joko Widodo dalam periode pertamanya. Presiden Joko Widodo atau yang umum
disapa masyarakat sebagai Presiden Jokowi, memiliki keinginan untuk membangun Industri
mobil listrik sendiri dalam menekan impor kendaraan bermotor. Presiden Jokowi mengatakan
dalam Pidato kenegaraannya bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) agar para pelaku industri berani melakukan ekspansi seluas-luasnya
pada pasar global. Presiden Jokowi mendorong para pengusaha dan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) untuk menjadi pemain kelas dunia. Sesuai dengan visi PT Pertamina Lubricants yaitu
untuk menjadi perusahaan pelumas kelas dunia, maka Penulis menganggap bahwa dengan
adanya keinginan Presiden Jokowi dan Peraturan Presiden yang telah di rancang mengenai
mobil listrik, PT Pertamina Lubricants memiliki tantangan baru untuk menjalankan bisnisnya
dengan melakukan inovasi berupa produk baru non-pelumas yaitu Baterai Kendaraan yang akan
di analisis lebih lanjut sebagai salah satu solusi atas jawaban tantangan perkembangan teknologi
kendaraan listrik di ranah global menggunakan teori geoekonomi dan geostrategi serta
pengimplementasian konsep Good Coorporate Governance (GCG) terhadap operasional PTPL.
Tujuan dilakukannya program kerja praktik ini diharapkan agar penulis dapat menerapkan
teori dan keterampilan praktis yang diperoleh di bangku kuliah pada PT Pertamina Lubricants
dan mampu untuk memahami peran PT Pertamina Lubricants sebagai anak perusahaan
Pertamina persero yang mengembangkan kekuatan bisnis nya dalam bidang pelumas. selain itu,
program Kerja praktik ini adalah Sebagai bekal bagi Penulis untuk mempersiapkan diri terjun
kedalam dunia kerja maupun dalam masyarakat; Untuk memperdalam dan meningkatkan
keterampilan serta kreativitas mahasiswa; Dan untuk menguji kemampuan Mahasiswa dalam
berkreasi sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
Halaman 6 dari 9
1.1.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
Waktu pelaksanaan Kerja Praktik di PT Pertamina Lubricants dilakukan selama 1,5 Bulan (324
jam) pada periode bulan Juli-Agustus terhitung mulai tanggal 1 Juli 2019 – 19 Agustus 2019.
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
BAB II
COMPANY PROFILE
Dalam rentang waktunya selama PT Pertamina (Persero) berdiri pertama kali di tahun 1957, PT
Pertamina (Persero) telah masuk ke dalam bisnis pelumas yang ditandai dengan beroperasinya Unit
Produksi Pelumas di Jakarta. Di ikuti dengan beroperasinya Unit Produksi Pelumas di Surabaya pada
tahun 1973 dan Unit Produksi Pelumas di Cilacap pada tahun 1987. Pada tahun 2001, terbentuknya
unit bisnis pelumas yang kemudian berkembang menjadi bisnis pelumas domestik. Produk pelumas
pertamina mulai melebarkan sayap ke pasar mancanegara dengan co-branding Zypex di Pakistan di
tahun 2007. Pertamina gencar dalam melebarkan sayap di dunia internasional sehingga pada tahun
2008-2009, PT Pertamina (Persero) mulai berekspansi ke Timur tengah dan Asia hingga ke Australia
semenjak pabrik pelumas Gresik resmi beroperasi. Kemudian di tahun 2012, PT Pertamina (Persero)
mulai menjajaki pasar pelumas Eropa dan Afrika sehingga bisnis yang dijalani mulai menyebar di
dunia internasional. Maka dari itu, pada tahun 2013, PT Pertamina (Persero) melakukan pemisahan
unit bisnis pelumas sehingga berdirilah PT Pertamina Lubricants di tahun 2013. Dua tahun setelah
berdiri PT Pertamina Lubricants menunjukan progress perkembangan perusahaannya di dunia
Internasional dengan berhasil bekerjasama dengan Technical Partnership Lamborghini.
Mengakuisisi Amaco di Thailand menjadi PT Pertamina Lubricants Thailand dan mendirikan
Representative Office di Australia untuk mengembangkan bisnisnya.
Halaman 6 dari 9
2.2 Penempatan Tempat KP
Penempatan tempat kerja praktik dilakukan agar penulis sebagai peserta kerja praktik
mendapatkan ruang lingkup kerja yang terfokus dalam satu departemen sehingga dalam bekerja
penulis memiliki wawasan pengetahuan dan pekerjaan yang terarah. Dalam kerja praktik di PT
Pertamina Lubricants, penulis ditempatkan di Corporate Secretary Lt. 7 Gedung Oil Center pada
divisi Legal and Complience dan Corporate Development.
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
BAB III
a) Bimbingan dengan VP
4 Kamis, 04 Juli 2019 b) Membuat draft laporan KP
c) Pengumpulan bahan kajian laporan
Halaman 6 dari 9
b) Meeting dengan legal and
complience,IT and Development
14 Kamis, 18 Juli
Tidak Masuk (Sakit)
15 Jumat, 19 Juli
Halaman 6 dari 9
a) Mengelola dokumen Unit
20 Jumat, 26 Juli
Pengendalian Gratifikasi
a) Townhall Meeting
24 Kamis, 1 Agustus b) Review Permendag No.22 dengan
Bisnis PTPL
a) Mengelompokan Dokumen
29 Kamis, 8 Agustus pernyataan kepemililkan saham
para komisaris untuk kemudian
diteruskan penandatanganan
Halaman 6 dari 9
b) Menyerahkan dokumen tersebut
ke Lt.6 Gedung Oil Center untuk
di tandatangani
a) Observasi Data
33 Rabu, 14 Agustus
b) Laporan KP
Briefing merupakan sesi tatap muka bersama Usher atau VP Coorporate Secretary yang
dilakukan selama kurang lebih 60 menit untuk membahas seputar pekerjaan yang akan diberikan
kepada mahasiswa KP, memberi informasi mengenai kegiatan di PT. Pertamina Lubricants dan isu-
isu terkini serta sharing session antara Usher atau VP kepada Mahasiswa KP.
PT Pertamina Lubricants merupakan Badan Usaha Milik Negara yang menjalankan sistem
Good Coorporate Government. Agenda pekerjaan ini meliputi mengumpulkan data-data faktor GCG
Halaman 6 dari 9
dari para karyawan, mengklasifikasikan data dan rekomendasi GCG kemudian merapihkan dan
melengkapi untuk dijadikan grafik bagi pengolahan GCG.
3. Melist Dokumen
a) Akta Perjanjian PTPL
Dokumen/Akta perjanjian antara PTPL dengan pihak ketiga sebagai Investor, Bank dan
Lembaga lain yang terkait dengan bisnis pelumas.
b) Merk Oli
PTPL memiliki 150 merek oli yang masing-masing di klasifikasikan ke dalam beberapa
fungsi dan spesifikasi tertentu.
c) Sertifikat PTPL
PTPL memiliki sertifikat-sertifikat sebagai legalitas yang dimiliki untuk melakukan aktivitas
bisnis dan landasan berdirinya suatu usaha,bangunan dan produk guna memenuhi fungsi
kepemilikan dan perlindungan hukum.
d) Daftar Perizinan
Dokumen perizinan yang diperoleh PTPL dari institusi dan Lembaga resmi terkait pendirian
bisnis PTPL, Gedung perusahaan di beberapa wilayah dan izin penjualan produk sesuai
standar yang telah di tetapkan oleh Perundang-undangan.
4. Mereview Isu
Perusahaan pelumas membutuhkan adanya riset untuk pengembangan lebih lanjut. Riset tersebut
bisa dilakukan atas dasar isu-isu yang terjadi baik dalam skala internasional maupun domestik terkait
bisnis pelumas. Seperti isu peningkatan penjualan di pasar internasional, penemuan kilang baru, dan
bahkan inovasi bisnis dalam bentuk produk baru.
5. Studi Komparasi
Dalam mengembangkan bisnisnya, PTPL melakukan inovasi dengan cara melakukan studi
komparasi baik dalam pelaksanaan riset produk baru (Baterai Kendaraan) maupun komparasi hukum
antara negara Indonesia dengan negara asing dalam rangka pendirian kantor representasi untuk
mengetahui cara-cara legal dalam mengembangkan bisnis di ranah internasional.
6. Draft Laporan
Halaman 6 dari 9
Setelah melaksanakan kerja setiap harinya selama pelaksanaan KP, penulis melakukan penulisan
laporan harian yang disimpan dalam Draft Laporan KP, agar agenda pekerjaan yang dilakukan pada
hari itu tercatat dengan baik dan ringkas sehingga penulisan Laporan KP untuk menyelesaikan KP
akan lebih mudah.
7. Riset Bisnis
8. Rapat
Pertemuan untuk membahas agenda penting perusahaan. dalam rapat yang pernah penulis ikuti,
adalah mengenai Perkembangan dan Inovasi dari Sistem Legal and Complience yang akan dilakukan
secara online untuk mengecek keabsahan data serta periode suatu dokumen atau perjanjian agar
berjalan dibawah pengawasan.
Halaman 6 dari 9
9. Membuat Notulen
Notulen merupakan catatan penting atau kesimpulan setelah rapat dilaksanakan. Beberapa
surat menyurat yang wajib dibuat setelah rapat adalah Membuat notulen, surat rekomendasi,flow
chart Rapat dan lain-lain.
Membuat dengan ringkas data yang berpotensi untuk dilakukan perubahan selama jangka waktu
yang ditentukan.
Kebijakan pemerintah untuk perusahaan berbadan hukum yang harus menerapkan GCG
membuat PTPl melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaannya melalui Lembaga konsultan
resmi seperti Kim Consultant dan Sinergi Daya Prima. Lembaga konsultan ini kemudian menilai dan
memberikan rekomendasi apa yang sebaiknya Perusahaan lakukan untuk menunjang nilai-nilai dari
GCG. Rekomendasi tersebut kemudian di tinjau kembali dari tahun ke tahun untuk mengetahui
apakah ada rekomendasi yang telah diajukan dan belum dilaksanakan.
Risk Assesment merupakan sebuah penilaian resiko yang berpotensi terjadi baik resiko berskala
besar maupun kecil dalam mengambil suatu keputusan maupun melakukan strategi perencanaan
perusahaan.
Meeting Conference PT Pertamina (Persero) dengan Anak Perusahaan secara online dan serentak
di seluruh Gedung Meeting masing-masing perusahaan dengan PT Pertamina (Persero) sebagai
pusat. Beberapa isu yang dibahas antara lain; Perputaran Investasi Pertamina, Permasalahan yang
muncul di SR Jawa, Ancaman yang dihadapi PT Pertamina (Persero) dan Ide aplikasi berbasis online
untuk sinergi antara Perusahaan induk dengan anak perusahaan.
Halaman 6 dari 9
a) KPI Dirut
b) Presentasi COI (Conflict of Interest)
c) Pedoman Board Manual
d) Pedoman Gratifikasi
e) Uraian Jabatan Complience
f) Pedoman COC (Code of Conduct)
g) Unit Pengelola Gratifikasi
h) Presentasi Capaian Gratifikasi
i) Evidence Fraud 2018
j) Dll
Membuat Lampiran Dokumen tersebut dengan cara mengedit data yang diperlukan, menscan file
hardcopy untuk dijadikan softcopy, mengumpulkan data-data terkait sesuai runtutan dan
spesifikasi atau melampirkan data yang dibutuhkan dalam dokumen tersebut.
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
BAB IV
Dalam melakukan kerja Praktik, Mahasiswa memiliki hasil pencapaian kerja prakik berupa :
1. Disiplin Waktu
PTPL memiliki delapan sampai sembilan jam kerja per hari dimulai dari jam 07.00 – 16.00
dan satu jam waktu fleksibel dari jam 07.00 hingga jam 08.00 untuk memulai working hours.
4. Fleksibilitas
Mengerjakan tugas di bidang yang tidak ada kaitannya dengan Hubungan Internasional sama
sekali menjadi sebuah kebisaan yang harus dimiliki agar berguna dalam pekerjaan kantor.
5. Berpikir kritis
Dalam melakukan pekerjaan, beberapa membutuhkan pemikiran kritis untuk mencari
alternative maupun solusi dari isu yang dibahas dalam pekerjaan. terutama dalam membuat
Business Risk Assesment.
6. Teliti
Dalam bekerja, hampir seluruh pekerjaan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Khususnya dalam pekerjaan menginput dokumen, membandingkan dokumen, membuat PPT
CSR, Notulensi rapat dan lain-lainnya harus disertakan ketelitian agar hasil pekerjaan tidak
memperoleh kesalahan yang fatal.
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
BAB IV
Dalam melakukan kerja Praktik, Mahasiswa memiliki hasil pencapaian kerja prakik berupa :
8. Disiplin Waktu
PTPL memiliki delapan sampai sembilan jam kerja per hari dimulai dari jam 07.00 – 16.00
dan satu jam waktu fleksibel dari jam 07.00 hingga jam 08.00 untuk memulai working hours.
11. Fleksibilitas
Mengerjakan tugas di bidang yang tidak ada kaitannya dengan Hubungan Internasional sama
sekali menjadi sebuah kebisaan yang harus dimiliki agar berguna dalam pekerjaan kantor.
13. Teliti
Dalam bekerja, hampir seluruh pekerjaan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Khususnya dalam pekerjaan menginput dokumen, membandingkan dokumen, membuat PPT
CSR, Notulensi rapat dan lain-lainnya harus disertakan ketelitian agar hasil pekerjaan tidak
memperoleh kesalahan yang fatal.
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
1. Transparansi
Menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, sebuah perusahaan harus bisa menyediakan
informasi yang relevan dengan cara yang mudah di akses dan dapat dipahami oleh para
pemangku kepentingan. Perusahaan harus bisa memberikan inisiatif untuk mengungkapkan
hal-hal yang tidak hanya masalah yang telah diisyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan, akan tetapi juga hal penting yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
oleh para pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam prinsip ini
terdapat 2 (dua) indikator yang digunakan dalam menilai transparansi perusahaaan yaitu
informasi dan kebijakan dalam perusahaan.
2. Akuntabilitas
Sebuah perusahaan harus bisa mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan.
Untuk itu, perusahaan harus dikelola secara benar dan terukur sesuai dengan kepentingan
perusahaan yang telah memperhitungkan kepentingan para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya. Indikator dalam menilai prinsip ini adalah basis kerja dan audit.
3. Responsibilitas
Halaman 6 dari 9
Dalam menjalankan operasionalnya, sebuah perusahaan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga akan menciptakan kondisi yang terpelihara dan berkesinambungan
dalam jangka panjang. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu faktor sebuah perusahaan
untuk mendapatkan Good Coorporate Citizen dalam CSR (Coorporate Social
Responsibillity) dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Independensi
Pelaksanaan prinsip GCG pada sebuah perusahaan harus dikelola secara independen
sehingga masing-masing bagian dari perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak saling
mengintervensi pihak dan bagian lain. dalam menilai prinsip ini, 2 (dua) indikator
penilaiannya adalah pengaruh internal dan pengaruh eksternal.
5. Kesetaraan dan Kewajaran
Dalam melakukan kegiatan perusahaan, kepentingan para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain merupakan salah satu faktor penting terjalannya dengan baik pengelolaan
perusahaan. hal tersebut harus dijalankan berdasrkan prinsip kesetaraan dan kewajaran.
Untuk menilai prinsip ini, indikator yang digunakan adalah shareholders dan stakeholders.
Dalam pengimplementasian konsep ini kepada PTPL, selama masa kerja praktik dalam
observasi dan pengolahan data. Penulis menyimpulkan bahwa Penilaian GCG PT Pertamina
Lubricants terhitung mulai tahun 2017-2018 mendapatkan nilai yang baik dan meningkat. Dalam
beberapa buku hasil penilaian oleh Audit, PT Pertamina Lubricants juga Sudah melakukan
rekomendasi-rekomendasi yang diajukan pada pemeriksaan dan penilaian tahun lalu dan sedang
diterapkan pada tahun ini.
Dalam tinjauan teoritis ini, penulis juga melakukan riset bisnis yang dikerjakan bersama dengan
tim Coorporate Development dalam rangka menciptakan sustainability atau keberlangsungan
operasi perusahaan dalam bisnis pelumas. Menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, PT
Pertamina Lubricants juga mengembangkan inovasi mengenai adanya proyeksi bahwa di tahun 2030
mendatang akan terjadi peningkatan kendaraan listrik sebesar 30% dan Indonesia menjadi salah satu
negara yang mengembangkan industri mobil listriknya sendiri. Indonesia sebagai negara dengan
angka penjualan kendaraan roda empat (R4) terbesar di Asia Tenggara menjadikan Indonesia sebagai
pasar bagi industri otomotif. Kependudukan yang tinggi di dorong dengan pertumbuhan ekonomi
dan industri membuka peluang bagi sektor otomotif untuk ikut masuk bersaing dalam pasar
domestik. Rencana pemerintah untuk menerapkan Revolusi Industri 4.0 juga menjadi salah satu
faktor pendorong akan adanya pertumbuhan pesat dalam sektor industri otomotif di Tanah air. PT
Pertamina Lubricants sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang Pelumas harus
bisa melihat hal ini sebagai potensi untuk melakukan ekspansi bisnis dalam bidang industri
menggunakan produk yang berbeda dari sebelumnya menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
yang terus berkembang. Menganalisis kepada pertumbuhan Infrastruktur dan meningkatnya volume
kendaraan akibat kemudahan yang diberikan para perusahaan asing untuk melakukan kredit
kendaraan dengan harga murah membuka jalur peluang bisnis lainnya yaitu komponen kendaraan
berupa komponen accumulator atau yang biasa disebut sebagai accu atau aki. Aki merupakan baterai
bagi kendaraan yang berperan dalam menyediakan dan menyimpan daya untuk kebutuhan energi
listrik pada mobil atau motor guna menyalakan mesin maupun menghidupkan sistem elektronik
mobil dan motor. Komponen ini merupakan sebuah komponen vital dalam kendaraan bermotor. Hal
Halaman 6 dari 9
ini telah dimanfaatkan oleh perusahaan asing untuk melakukan ekspansi bisnis komponen otomotif
nya berupa penjualan produk aki di dalam negeri.
Impor komponen otomotif dalam negeri membuat pasar otomotif di Indonesia di dominasi oleh
produk asing. oleh karena itu hal ini dapat menjadi peluang bagi PT Pertamina Lubricants sebagai
BUMN untuk melakukan ekspansi nya dalam mengcounter produk asing di dalam negeri maupun di
luar negeri. Selain adanya Industri 4.0 yang di rencanakan oleh Pemerintah dan Bisnis komponen
baterai domestik yang masih sedikit, salah satu keunggulan PT Pertamina Lubricants dalam
melakukan ekspansi bisnis pada bidang ini di dalam maupun luar negeri adalah karena PT Pertamina
Lubricants sudah memiliki pasar nya sendiri dalam bisnis pelumas. Hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa dengan branding yang sudah kuat, produk baru berupa komponen otomotif,
Baterai kendaraan akan menjadi produk yang lebih unggul untuk dikonsumsi masyarakat.
Sesuai dengan misi PT Pertamina Lubricants yaitu melaksanakan bisnis solusi pelumasan dan
memasarkan pelumas serta produk terkait secara kompetitif di pasar domestik dan luar negeri untuk
memperkuat portofolio bisnis guna mengoptimalkan nilai tambah bagi seluruh pemangku
kepentingan. PT. Pertamina merupakan badan usaha milik negara yang menjadi pioneer pelaksanaan
kebijakan perindustrian dalam negeri. Isu terkait yang terjadi akhir-akhir ini mengenai energi baru
terbarukan membuka peluang bagi PT Pertamina Lubricants sebagai perusahaan energi untuk
menciptakan produk baterai aki mesin sekaligus mengurangi emisi gas karbon yang menjadi
permasalahan global.
Perubahan pasar yang semakin signifikan di dorong dengan adanya perkembangan teknologi
menciptakan evolusi alat-alat industri yang semakin efektif dan hemat bahan bakar dalam
penggunaanya. Mendukung kebijakan-kebijakan mengenai diversifikasi energi, mulai muncul
banyak alternatif yang diciptakan untuk menggerakan alat tanpa menggunakan bahan bakar
konvensional. Salah satunya adalah mobil listrik, di prediksikan oleh Menteri Perindustrian,
Airlangga bahwa pada tahun 2030 kendaraan di ranah global 30% nya akan menjadi kendaraan listrik
(Avirianty, 2019). Melihat hal ini, terdapat adanya pro dan kontra juga ada pihak-pihak yang
dirugikan dan diuntungkan. Sebagai seorang pengusaha, kita harus melihat hal ini dari segi ekonomis
untuk juga melakukan evolusi perkembangan teknologi agar tidak tertinggal dan ditinggalkan oleh
konsumen. Terlebih PTPL adalah perusahaan besar milik negara, strategi-strategi untuk menghadapi
perubahan dinamis sudah menjadi keseharusan. Dari kasus ini, beberapa opsional yang disediakan
adalah dengan Menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat dengan harga yang dapat
dijangkau. Kondisi pasar yang berubah justru memberikan peluang bagi PTPL untuk menciptakan
sebuah produk yang dibutuhkan.
Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi dimana Geografi merujuk kepada ruang
hidup, territorial atau letak sebuah ruang hidup nasional atau tempat hidupnya bangsa dan negara
Indonesia. Sedangkan Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa
untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam keadaan perang maupun damai menggunakan soft
power maupun hard power. Geostrategi juga dapat diartikan sebagai cabang daripada Geopolitik
yang berhubungan dengan strategi, dimana Geostrategi merupakan sebuah cara untuk mencapai
tujuan dari Geopolitik. Geostrategi adalah arah geografis kebijakan luar negeri suatu negara yang
Halaman 6 dari 9
memusatkan kekuatan soft atau hard power nya karena memiliki sumber daya untuk melakukan
kebijakan luar negeri tersebut. Geostrategi juga biasa di pahami sebagai Perumusan strategi nasional
dengan memperhitungkan atau mempertimbangkan konstelasi geografi negara dalam menentukan
kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional.
Sedangkan Geoekonomi merupakan sebuah kombinasi faktor ekonomi dan geografis yang
berkaitan dengan perdagangan internasional. Geoekonomi juga dipengaruhi oleh faktor geografis
yang dilakukan pada tingkat internasional. Geoekonomi sebagai sebuah studi diartikan sebagai
sebuah bidang ilmu yang mempelajari aspek spasial, aspek temporal dan aspek politik yang berkaitan
dengan aspek ekonomi dan sumber daya (Soilen, 2012). Ketiga aspek tersebut merupakan aspek
tempat, aspek waktu dan aspek politik yang berfokus pada aspek ekonomi. Sementara aspek ekonomi
itu sendiri adalah sebuah bagian yang tidak terpisahkan dengan aspek sumber daya baik kalam
maupun manusia.
Dalam pengimplementasian konsep ini kepada PTPL, penulis mengaitkan bahwa percepatan
pengembangan teknologi yang mengakibatkan modernisasi kendaraan yang semula menggunakan
minyak sebagai penggerak berubah menjadi listrik sebagai sumber daya nya membuat suatu kondisi
dimana perusahaan-perusahaan BBM seperti PT Pertamina (Persero) dan elemen lainnya dalam
kendaraan yaitu Pelumas kendaraan yang dikelola oleh PTPL harus melakukan inovasi agar
perusahaan tidak mati akibat perubahan teknologi yang terjadi. Untuk mencegah hal tersebut,
menggunakan konsep Geostrategi dan Geoekonomi Perusahaan kemudian berinovasi untuk
menciptakan produk baru yang dibutuhkan oleh pasar untuk memenuhi permintaan Baterai Aki
mobil sebagai elemen penggerak kendaraan listrik yang diprediksikan oleh International Energy
Agency (IEA) akan meningkat secara signifikan pada tahun 2030 mendatang. PTPL yang telah
menjadi Top 15 Perusahaan pelumas di ranah internasional dapat memanfaatkan posisinya untuk
memasarkan produk baru nya yaitu Baterai Kendaraan yang tidak hanya pada skala nasional namun
skala internasional karena PTPL telah memiliki konsumen di berbagai penjuru dunia.
Dengan strategi ini, Kendaraan listrik dipilih karena dapat mengurangi Impor BBM dan
Mengurangi Emisi Gas Karbon. Mengingat bahwa Indonesia ikut serta dalam Paris Agreement 2015
untuk menjaga pemanasan global dibawah 1.5 derajat celcius. Indonesia memiliki komitmen untuk
mengurangi emisi menjadi 26% pada tahun 2020 dan 29% pada tahun 2030 dengan upaya sendiri
dengan status saat ini yang masih berada dalam tingkatan 14%. Indonesia bertekad untuk melakukan
pengurangan emisi sebesar 41% pada tahun 2030 dengan bantuan internasional (Niode, 2018).
Kendaraan listrik khususnya roda empat, terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah jenis mobil
PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dan Mobil Listrik Baterai BEV (Battery Electric Vehicle).
Mobil PHEV, memiliki dua jenis bahan bakar dimana mobil ini dapat berjalan dengan penggerak
motor bakar dan motor listrik. Baterai motor listrik pada kendaraan ini di isi ulang ke jaringan listrik
PT PLN sedangkan penggeraknya masih menggunakanbahan bakar fosil beremisi karbon tinggi
(emisi tidak nol). Namun menurut studi yang sudah di lakukan berbagai Lembaga seperti UI, ITB,
UNAIR dengan menggunakan Toyota PHEV akan menghemat pemakaian energi sampai 75-80%.
Sedangkan untuk Mobil listrik Baterai BEV, penggeraknya adalah motor listrik dengan baterai yang
diisi ulang melalui jaringan listrik PT PLN dengan emisi nol karena tidak menggunakan bahan bakar
konvensional sama sekali.
Halaman 6 dari 9
Perbedaan PHEV dan BEV
PHEV BEV
Namun, berbicara mengenai kendaraan listrik. Ada hal yang harus dipersiapkan oleh
Indonesia sebelum mengimpor atau bahkan memproduksi kendaraan listrik itu sendiri. Indonesia
harus memperhatikan komponen utama, yaitu memproduksi Baterai kendaraan.
Baterai Aki
Pelumas berperan penting sebagai kelangsungan hidup mesin dengan lima fungsi utamanya
yaitu mencegah keausan mesin, penghantar panas, mencegah timbulnya karat mesin, pembersih dan
penutup celah antar mesin. Baik untuk mesin kendaraan maupun mesin produksi industri. Namun,
melihat adanya perkembangan dan peluang yang ada di pasar. Ekspansi di luar dari jalur produksi
pelumas berupa komponen lain yaitu baterai kendaraan yang menjadi satu kesatuan dimana PT
Pertamina Lubricants dapat menyediakan produk unggul lain dalam bidang otomotif.
Untuk menyalakan mesin baik kendaraan maupun mesin produksi dibutuhkan adanya satu
komponen vital yang bertugas untuk menyediakan energi agar dapat memutar dynamo starter yang
Halaman 6 dari 9
kemudian bisa menjalankan siklus mesin. Komponen tersebut adalah accu atau yang dikenal sebagai
Aki. Aku merupakan baterai kendaraan sebagai wadah daya dengan fungsi untuk menghasilkan
kebutuhan energi listrik pada mobil. Baik untuk menyalakan mesin (dynamo starter) maupun sistem
elektrisitas kendaraan. Aki terbagi menjadi tiga jenis yaitu Aki kering, Aki basah dan Aki hybrid.
Dimana ketiga jenis ini dibagi lagi kedalam dua kelompok yaitu Low maintenance dan Free
maintenance. Aki yang tersebar di pasaran saat ini masih mengenakan cairan yang sama yaitu
rangkaian Kimia H2SO4 atau menurut bahasa kimia dikenal sebagai asam sulfat. Namun jenis dan
pengelompokan ini memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
(Tabel 1)
GS Hybrid FT
Halaman 6 dari 9
Melihat kelemahan dan Keunggulan tersebut, dibutuhkan adanya riset lebih lanjut mengenai
Teknikal spesifikasi yang dibutuhkan untuk menyesuaikan kualitas yang diminta oleh pasar dengan
rencana produksi baterai aki dari PTPL. Masyarakat pada umumnya menginginkan spesifikasi
Baterai aki yang harganya terjangkau dengan ukuran yang relatif kecil namun memiliki daya yang
besar.
Dari kendaraan listrik yang sedang di kembangkan di Indonesia. Spesifikasi yang mereka
butuhkan adalah Solid State Battery atau Li-ion Battery dengan masing-masing kelebihan dan
kelemahannya.
Harga per kwh bisa 1/3 dari Li-ion Harga 150 USD/kwh
Halaman 6 dari 9
Dari perbandingan tersebut, PTPL sebagai Badan Usaha Milik Negara sudah dapat
menentukkan jenis baterai apa yang hendak di produksi untuk menjadi produk baru dari PTPL
menyesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan yang ada. Kuantitas dan kualitas dari produksi
baterai juga harus di sesuaikan dengan permintaan pasar. Dimana kendaraan listrik yang akan
diimpor maupun di produksi dalam negeri harus menyesuaikan dengan standar nasional dan daya
beli masyarakatnya.
Model
Untuk mendirikan usaha baterai kendaraan, dibutuhkan beberapa strategi dan model usaha yang
harus ditentukan secara matang menyesuaikan dengan aturan perusahaan induk dan ketentuan dalam
membuat perusahaan untuk produk baru. Beberapa diantaranya adalah menentukan :
1. Model Usaha
Model usaha untuk produk komponen otomotif baterai kendaraan aki dapat dilakukan dengan cara
mengakuisisi perusahaan yang ada di pasar atau dengan mendirikan Perusahaan Baterai Kendaraan
sendiri. Untuk mendirikan Perusahaan Sendiri, PTPL dapat melakukan melakukan prosedur nya
melalui sistem OSS. Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik atau Online Single
Submission (OSS) merupakan perizinan berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS atas nama
Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur atau Bupati/Wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem
elektronik terintegrasi. Mendirikan perusahaan sendiri melalui OSS nantinya akan memperoleh NIB
atau Nomor Induk Berusaha sebagai identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS
setelah melakukan pendaftaran. Untuk memperoleh NIB, Perusahaan dapat melakukan langkah-
langkah berikut :
1. Log-in pada sistem OSS dan mengisi data-data yang diperlukan seperti: Data perusahaan,
pemegang saham, kepemilikan modal, nilai investasi dan rencana penggunaan tenaga kerja
termasuk tenaga kerja asing.
2. Mengisi informasi bidang usaha yang sesuai dengan 5 digit Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) dan memasukan informasi uraian bidang usaha. Dalam hal KBLI
yang dipilih termasuk dalam daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu
dalam ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang tercantum dalam Lampiran III
Peraturan Presiden nomor 44 tahun 2016 , maka pelaku usaha wajib menyetujui pernyataan
kesediaan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam lampiran III Peraturan
Presiden nomor 44 tahun 2016, agar dapat melanjutkan proses pendaftaran dalam sistem
OSS (KKPRI,2018).
3. Memberikan tanda checklistsebagai bukti persetujuan pernyataan mengenai kebenaran data
yang dimasukan
Setelah melakukan tiga langkah tersebut, maka PTPL akan mendapatkan NIB dan dokumen
pendaftaran berikutnya. Mendirikan usaha baru membutuhkan proses perizinan dan administrasi
yang panjang ditambah dengan pembangunan lokasi usaha dan persiapan operasional sehingga akan
memakan waktu yang panjang. Dengan kebutuhan mendirikan usaha baterai kendaraan seperti: Izin
usaha, Modal dari Perusahaan induk maupun pemegang saham, Riset produk, AMDAL, Perizinan
lokasi, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pengurusan Sertifikat, Izin usaha dan izin operasional
Halaman 6 dari 9
mendirikan Perusahaan akan lebih rumit dibandingkan dengan Mengakuisisi Perusahaan baterai
kendaraan yang sudah ada. Mengacu pada UU Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 126, terdapat beberapa
persyaratan untuk proses pengambilan saham, yaitu :
Berdasarkan persyaratan yang diatur dalam Undang-undang dapat disimpulkan bahwa untuk
mengakuisisi sebuah perusahaan dibutuhkan beberapa prosedur Akuisisi, yaitu meliputi :
2. Persiapan Produk
Melakukan riset bisnis terlebih dulu, membandingkan kualitas dan harga yang sudah ada di
pasaran dengan rancangan produk yang akan dihasilkan.
Halaman 6 dari 9
baterai aki kendaraan yang besar. untuk itu rencana PTPL untuk menghadirkan produk baru berupa
baterai kendaraan yang sesuai dengan kebijakan energi baru terbarukan pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional pasal 1 ayat 5 yang
berbunyi
dapat menjadi Evolusi produk komponen yang lebih unggul dari produk lain dan terjangkau bagi
pasar domestik maupun luar negeri. untuk itu, dengan beberapa spesifikasi teknis yang perlu
diperhatikan oleh PTPL dalam menciptakan produk baterai kendaraan yang diinginkan oleh pasar.
Selain domestik, menurut data-data dari Brief Market yang diperoleh dari Website resmi
Kementerian Perdagangan menunjukan bahwa pasar global juga memiliki minat beli terhadap
komponen baterai aki yang tinggi. Beberapa diantara temuan data adalah Negara Chile dan Arab
Saudi.
**Due to the Confidentiality of the Topic, some of the Content has been removed.
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
BAB VI
KESIMPULAN
Pada pembuatan laporan kerja praktik ini saya selaku penulis banyak melakukan observasi
pada PT Pertamina Lubricants, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelumas. PT Pertamina
Lubricants merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) dengan visi menjadi perusahaan
pelumas kelas dunia. PT Pertamina Lubricants atau yang biasa disingkat sebagai PTPL sudah banyak
meraih pencapaian baik dalam skala domestik maupun internasional. Salah satunya adalah Partership
dengan Lamborghini. Dalam Kerja Praktik di PTPL, Penulis di tempatkan di Corporate Secretary
dalam divisi yang lebih fokus lagi yaitu bagian Legal and Complience. Pekerjaan tersebut meliputi
beberapa Riset bisnis, Observasi data dan Pemenuhan atau Tinjauan kembali Peraturan-peraturan
yang berlaku. Selain itu, penulis juga memiliki ketertarikan untuk mengembangkan lebih lanjut
mengenai Riset baterai kendaraan yang diberikan.
Dengan topik yang dipilih penulis, dari analisis tersebut disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat Proyeksi dari International Energy Agency (IEA) mengenai prediksinya di tahun
2030 bahwa 30% dari kendaraan global akan berbasis kepada kendaraan listrik.
2. Konsep GCG diterapkan dalam perusahaan dan dijalankan dengan baik sehingga operasi
perusahaan dapat berjalan lancar dan terus berinovasi dengan baik dalam mengembangkan
perusahaan dan menjawab tantangan yang di hadapi.
3. Pertumbuhan terhadap kendaraan listrik meningkat secara signifikan dari tahun 2016-2019
4. Presiden Joko Widodo memiliki Keinginan untuk membangun Industri Mobil Listrik sendiri
5. Perkembangan teknologi yang cepat memberikan tantangan bagi para pelaku Industri di
Indonesia, salah satunya adalah perusahaan besar PT Pertamina Lubricants yang bergerak di
bidang pelumasan mesin dan kendaraan.
6. Resiko bisnis PTPL dalam menghadapi Peraturan Presiden mengenai mobil listrik memberika
tantangan tersendiri. Yang pertama, penjualan pelumas akan menurun sebab terdapat kebijakan
mengenai penggunaan mobil listrik sebagai ajang diversifikasi energi dan pengembangan
teknologi. Kedua, dalam tahun-tahun mendatang PTPL terancam akan berhenti karena banyak
kendaraan di Indonesia maupun di dunia sudah berbasis kepada tenaga listrik yang notabenenya
tidak membutuhkan pelumas lagi.
7. Pembuatan produk Baterai Kendaraan menjadi solusi agar PTPL tidak kehilangan
eksistensinya sebagai Perusahaan Energi baik dalam skala Domestik maupun Internasional.
Riset ini di analisis menggunakan teori Geoekonomi dan Geostrategi dalam memanfaatkan
pangsa pasar PTPL yang sudah ada untuk kemudian dijadikan sebuah strategi yang dapat digunakan
untuk mengoptimalisasi manfaat secara ekonomis. Topik penelitian ini juga menggunakan konsep
GCG yang menjadi landasan sebuah perusahaan untuk mengatur dan mengelola perusahaannya
dengan baik sehingga tercipta adanya keberlanjutan dan perkembangan daripada perusahan PTPL itu
sendiri.
Halaman 6 dari 9
Daftar Pustaka
Niode, M. (2018). Fortuga. Retrieved from Peta Jalan Mobil Listrik: http://fortuga.com
Surya, Indra & Ivan Yustiavandana. (2006). Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha. Jakarta : Prenada Media Group
Insider, D.E. (2018). Indonesia’s Pertamina Eyes Lithium Battery Market. Retrieved from the
Insider Story: https://theinsiderstories.com/indonesias-pertamina-eyes-lithium-battery-market/
Situs Resmi :
www.bps.go.id
www.pertaminalubricants.com
itjen.ristekdikti.go.id
Dasar Hukum :
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (“UU
No. 40/2007
Halaman 6 dari 9
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan , Peleburan dan
Pengambilalihan Perseroan Terbatas (“PP No. 27/1998”)
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan (“UU No.3 / 1982”)
Halaman 6 dari 9
Lampiran
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9
Halaman 6 dari 9