Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIK PENGENALAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR

(PPKMP) DI KOTA DUMAI DAN PULAU RUPAT PROVINSI RIAU

Oleh:

Wana Cinta Marito Hutauruk

22.4.09.105

PROGRAM STUDI PENGOLAHAN HASIL LAUT

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI

2023
PERNYATAAN MENGENAI PPKMP DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat
Pesisir dengan judul Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP) di Tempat
Kota Dumai dan pulau Rupat Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian
akhir laporan ini.

Dumai, Maret 2023

Wana Cinta Marito Hutauruk


PRAKTIK PENGENALAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR
(PPKMP) DI KOTA DUMAI DAN PULAU RUPAT PROVINSI RIAU

Oleh:

Wana Cinta Marito Hutauruk

22.4.09.105

PROGRAM STUDI PENGOLAHAN HASIL LAUT

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DUMAI

2023
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kota Dumai dan
Pulau Rupat Provinsi Riau
Nama Taruna : Wana Cinta Marito Hutauruk
NIT : 22.4.09.105

Diketahui Oleh Disetujui Oleh


Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Pengolahan Hasil Laut

Aulia Azka, S.Pi, M.Si Nirmala Efri Hasibuan, S.Si,M.Si


NIP 3923018901 NIDN 391599201

Tanggal Seminar : 3 Maret 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya dan
memberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan yang berjudul “Praktik Pengenalan
Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP) di Kota Dumai dan Pulau Rupat Provinsi Dumai”.

Selama proses penulisan dan penyelesaian laporan ini, penulis banyak memperoleh
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan
dan dorongan yang tiada henti itu rasanya sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya. Untuk itu
dalam sebuah karya yang sederhana ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yaser Krisnavi, S.St.Pi., M.T selaku Direktur Politeknik Perikanan dan
Kelautan Dumai yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam
penyelesaian laporan ini.
2. Ibu Aulia Azka, S.Pi, M.Si selaku Ketua program studi Pengolahan Hasil Laut sekaligus
pembimbing laporan yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyelesaian
laporan ini.
3. Ibu Nirmala Efri Hasibuan S.Si,M.Si selaku Dosen Pembimbing program studi
Pengolahan Hasil Laut yang telah memberikan bimbingan dan motivasi guna penyelesaian
laporan ini.
4. Bapak/Ibu Panitia PPKMP, Dosen dan Pembina Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian, laporan ini penulis hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat lebih baik ke depannya. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi semua pembaca. Amin.

Dumai, Maret 2023

Wana Cinta Marito Hutauruk

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................iii
DAFTAR TABLE .......................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...........................................................................1
I.2 Tujuan PPKMP .........................................................................1
I.3 Manfaat PPKMP........................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Masyarakat Pesisir.....................................................................3
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................5
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................5
3.3 Alat dan Bahan Pengolahan Ikan Asindan Udang Ebi.............5
3.3 Metode .....................................................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Geografis .......................................................................7
4.2 Kondisi Sosial Budaya ...............................................................7
4.3 Kondisi Ekonomi.........................................................................7
4.4 Pengolahan Ikan Asin.................................................................8
4.5 Pengolahan Udang Tumbuk........................................................9
4.6 Proses Pengenalan Ikan Asin.......................................................10
4.7 Kondisi TPI Purnama .................................................................11
4.8 Pengenalan Mangrove.................................................................12
4.9 Pengenalan Metode Penangkapan Ikan.......................................12

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................. 13
5.2 Saran............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 14
LAMPIRAN........................................................................................ 15

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kondisi Spesifik Masyarakat Pesisir.............................................................4
Tabel 2. Waktu dan tempat pelaksanaan PPKMP........................................................5
Tabel 3. 2 Alat dan Bahan............................................................................................5
Tabel 4. Alat dan bahan yang digunakan selama proses pengolahan udang................5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Dumai Barat......................................................3


Gambar 2. Udang Tumbuk...........................................................................................10
Gambar 3. Diagram Alur Proses Pembuatan Ebi.........................................................1
Pengeringan Udang ......................................................................................................10
Gambar 4. Pelelangan Ikan ..........................................................................................12
Gambar 5. Pengenalan Tanaman Mangrove.................................................................13
Gambar 6. Penangkapan Ikan Melalui Metode Jaring.................................................13

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Selama PPKMP........................................................ 16

iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Luas
laut Indonesia dua per tiga dari daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544 km 2 (Oki
Pratama,2020). Riau adalah salah provinsi di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam lautny
a, khususnya di kota Dumai.

Dumai Barat adalah salah satu kecamatan tertua di Kota Dumai dengan luas daratan
44,98 km2. Mayoritas penduduk Kecamatan Dumai bermata pencaharian sebagai nelayan karena
letaknya yang berada di pesisir laut Dumai. Dengan mengandalkan sumber daya alam yang ada,
para nelayan tiap harinya pergi ke laut untuk menangkap ikan yang nantinya akan diolah oleh ma
syarakat. Lembaga pedesaan di lingkungan kehidupan nelayan berusaha meningkatkan kesadaran
yang menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian mengambil peran membantu mewujudkan
pengembangan masyarakat nelayan pada umumnya dengan usaha perikanan yang tangguh.

Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi
profesional bidang perikanan dalam menyiapkan sumber daya manusia berupaya untuk
merealisasikan hal tersebut melalui rancangan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum
dengan komposisi 30% teori dan 70% praktek. Kegiatan praktik tersebut adalah Praktik
Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir (PPKMP).

PPKMP dapat memberi pelatihan langsung yang bertujuan agar taruna taruni yang
memiliki latar belakang yang berbeda dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek
kehidupan masyarakat pesisir. Melalui PPKMP ini taruna taruni juga diharapkan memiliki cara
pandang yang sama terhadap masyarakat pesisir dengan segala aspek kehidupannya serta
menumbuhkan jiwa dan semangat pengabdian diri terhadap dunia perikanan. PPKMP ini
dilaksanakan di Tempat Penampungan Ikan Kota Dumai dan PuLau Rupt Provinsi Riau.

1.2 Tujuan PPKMP


Adapun tujuan diadakannya PPKMP ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami berbagai aspek kehidupan masyarakat pesisir
2. Mengidentifikasi jenis-jenis ikan hasil tangkapan masyarakat
3. Untuk mengetahui proses pengolahan udang tumbuk (ebi)

1
1.3 Manfaat PPKMP
Adapun manfaat PPKMP ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang masyarakat pesisir
serta menambah keterampilan dalam mengolah produk perikanan.
2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan,
informasi, dan pengetahuan seputar pengolahan produk perikanan.
3. Memupuk jiwa wirausaha pada taruna taruni Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik wilayah Kecamatan Dumai Barat menurut elevasi (ketinggian di atas
permukaan laut/dpl) yaitu berada antara 0–3 m. Seluruh wilayah merupakan daratan dan
topografinya relatif datar. Dua wilayah yang berbatasan langsung dengan laut atau daerah pesisir
pantai yaitu Kelurahan Purnama dan Kelurahan Pangkalan Sesai (Wikipedia,2022)

Berdasarkan posisi geografisnya, Kecamatan Dumai Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Dumai Kota
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dumai Selatan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mesjid (Kecamatan Sungai Sembilan

Adapun gambar peta wilayah Kecamatan Dumai Barat dapat dilihat pada gambar 1.

Sumber.GPS Dumai Barat


Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Dumai Barat

2.1 Masyarakat Pesisir


Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai yang
sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat
lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterkaitan erat dengan karakteristik ekonomi wilayah, latar
belakang budaya dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. Pada umumnya masyarakat
pesisir memiliki budaya yang berorientasi selaras dengan alam sehingga teknologi
memanfaatkan sumberdaya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi pesisir.

Tabel 1. Kondisi Spesifik Masyarakat Pesisir


Tipikal Kondisi Fisik
Ekologis dan Geografis a. Zona ekologi yang luas dengan luasan daerah yang dikelola relatif
sempit.
b. Aspek fisik lautan menyebabkan produktivitas yang tinggi dalam
kegiatan suatu hari pelayaran.
c. Adanya keterbatasan dalam transportasi laut, pelabuhan atau
alternatif untuk mendapatkan bagian daratan.
d. Berhadapan langsung dengan kondisi alam yang berbahaya seperti
angin, arus air, dan berbagai masalah : malaria, kesulitan air bersih,
banjir, kekeringan serta badai.
Ekonomi a. Pendapatan umumnya di bawah standar nasional.
b. Kesenjangan pendapatan diakibatkan oleh perbedaan sumber daya,
tipe armada, alat tangkap dan akses pasar.
c. Sumber daya yang berfluktuasi dan ketersediaan pasar
menyebabkan variasi pendapatan dan ketidakpastian.
d. Lokasi komunitas yang terisolasi membuat biaya tinggi dalam
membangun dan memelihara infrastruktur.
e. Investment agak sulit dilakukan, dan modal berlebih di beberapa
lapisan masyarakat
Sosial a. Akses ke pelayanan sosial terbatas, seperti layanan kesehatan dan
pendidikan.
b. Adanya intervensi orang luar untuk membentuk organisasi untuk
self-help yang memberdayakan masyarakat perikanan seperti
koperasi perikanan, kelompok nelayan, dan lain-lain.
c. Keeratan hubungan dalam masyarakat yang cukup tinggi.
d. Ketidaktergantungan pada hukum positif, umumnya masyarakat
memiliki aturan lokal untuk memanfaatkan sumberdaya setempat.
e. Adanya tindak kejahatan oleh orang-orang tertentu berupa
pembajakan, pemukulan dan tindak lain yang kurang diperhatikan
oleh pemerintah
Sumber : Amanah, S. 2004

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan PPKMP ini dilaksanakan pada 24 Februari 2023 sampai dengan 3 Maret
2023, dengan lokasi praktik yang dilaksanakan di Kecamatan Dumai Barat.

Tabel 2. Waktu dan tempat pelaksanaan PPKMP

No Waktu Tempat
1. Jumat 24 Februari 2023 Pelabuhan TPI Purnama
2. Sabtu 25 Februari 2023 PulauPayung
3. Minggu 26 Februari 2023 Pelabuhan TPI Purnama
4. Senin 27 Februari 2023 Pelabuhan TPI Purnama
5. Selasa 28 Februari 2023 Pulau Rupat
6. Rabu 01 Maret 2023 Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

3. 2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan PPKMP antara lain tercantum dalam
table berikut ini:

Tabel 3. Alat dan bahan dalam proses pelaksanaan PPKMP

No Nama alat dan bahan Kegunaan


1. Alat tulis Mencatat data yang didapatkan dari responden
2. Handphone Alat dokumentasi saat di lapangan
3. Quisioner Data primer lapangan

3.3 Alat dan Bahan Pengolahan Ikan Asin, Ikan Tawar, dan Udang Ebi

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengolahan ikan asin, tawar, dan udang ebi
dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4. Alat dan bahan yang digunakan selama proses pengolahan udang

No Nama Alat dan Bahan Kegunaan


1. Cool Box Sebagai tempat pendinginan ikan agar tetap dalam keadaaan segar
2. Baskom Sebagai wadah untuk ikan yang sudah dibersihkan
3. Para-para/ Teletai Sebagai alat untuk menjemur ikan
4. Keranjang plastic Sebagai wadah untuk meniriskan ikan yang sudah di cuci
5. Kuali Perebusan Sebagai wadah untuk merebus udang
6. Karung Sebagai wadah untuk menghancurkan dan memisahkan udang dari
kulitnya
7. Tampah Sebagai wadah untuk membuang sampah kulit udang
8. Air Sebagai bahan untuk mencuci dan merebus ikan yang akan diolah
9. Garam Sebagai bahan untuk mengawetkan dan memberi rasa pada ikan yang
akan diolah menjadi ikan asin

Alat dan bahan yang digunakan harus bersih untuk menjaga kualitas dan mutu dalam
pembuatan proses ikan asin, tawar, dan udang ebi. Namun dalam pembuatannya hal tersebut
tidak terlalu diperhatikan karena faktor kebiasaan yang turun menurun.

3.4 Metode

Adapun metode pengumpulan data pada PPKMP adalah menggunakan dua metode yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul
data (Sugiyono, 2013). Data primer yang diperoleh dari PPKMP ini adalah berupa proses
pengolahan ikan.

Adapun cara pengumpulan data pada pelaksanaan praktik ini adalah:

a. Observasi Lapangan

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan mengumpulkan data secara langsung


dengan cara mengamati secara langsung proses pengolahan. Tujuan dalam proses mengamati ini
adalah untuk mengetahui proses pengolahan ikan secara langsung.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud percakapan itu dilakukan dengan dua
belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010 ).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data yang berupa foto maupun video
kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan PPKMP.

d. Metode observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk


mengamati dan meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui
kondisi yang terjadi kemudian digunakan untuk membuktikan kebenaran dari desain penelitian
yang sedang dilakukan.

6
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung dan telah dikumpulkan
atau dilaporkan oleh orang diluar penelitian itu sendiri. Data ini dapat diperoleh dari data
komunikasi, pustaka-pustaka, laporan-laporan masyarakat dan pihak lain yang berhubungan
dengan Kecamatan Dumai Barat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Kondisi Geografis

Rata-rata ketinggian adalah 3 meter di atas muka laut. Wilayah Kota Dumai beriklim
tropis dengan curah hujan antara 100–300 cm dan suhu udara 24-30 °C dengan kondisi tanah
rawa bergambut.

Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan di sebelah selatan
sebagian adalah dataran tinggi. Kondisi tanahnya mayoritas berupa tanah rawa yang bergambut
dengan kedalaman antara 0-0,5 m. Struktur tanah umumnya terdiri dari tanah podsolik merah
kuning dari batuan endapan, alluvial dan tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-
rawa atau tanah basah. Terdapat 15 sungai di wilayah Dumai. Sungai-sungai tersebut dapat
dilayari kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh ke hulu sungai.

Batas Wilayah
 Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Dumai Kota
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dumai Selatan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mesjid (Kecamatan Sungai Sembilan)

4.2 Kondisi Sosial Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Kecamatan Dumai Barat tergolong baik, mayoritas


penduduknya beragama Islam dan bersuku melayu. Masyarakat Kecamatan Dumai Barat sangat
di kenal dengan sikap ramah dan pekerja keras. Kebiasaan bertegur sapa, tolong menolong dan
gotong royong membuat pendatang merasa nyaman berada di daerah tersebut.

4.3 Kondisi Ekonomi

Sehubungan dengan upaya menjamin kelangsungan hidup diri dan keluarganya sebagai
suatu tuntunan yang azazi bagi setiap individu, maka masyarakat Kecamatan Dumai Barat telah
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan bekerja dengan sektor yang beragam sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimilikinya. Mayoritas masyarakat Kecamatan Dumai Barat
bermatapencaharian sebagai nelayan, pengolahan dan pedagang ikan. Hasil tangkap dari para
nelayan ada yang dijual langsung kepada masyarakat sekitar dan ada yang diolah menjadi produk
ikan asin kering, ikan tawar kering, dan udang ebi.

4.4 Pengolahan Ikan Asin


Ikan asin termasuk salah satu jenis makanan yang sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia dan merupakan salah satu unsur penting dalam peningkatan gizi yang relative murah.
Meskipun memiliki gizi yang cukup tinggi, ikan asin sering dianggap makanan masyarakat
golongan ekonomi lemah. Ikan asin adalah ikan yang telah diawetkan dengan cara penggaraman.
Pengawetan ini sebenarnya terdiri dari dua proses, yaitu proses penggaraman dan pengeringan.
Tujuan utama dari penggaraman sama dengan tujuan proses pengawetan atau pengolahan
lainnya, yaitu untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan (Afrianto, E. 2023).

4.5 Pengolahan Udang Tumbuk (Ebi )

Gambar 2. Udang Tumbuk

Proses Pengolahan Udang Ebi

Udang Hasil Tangkapan

Pencucian

Perebusan dengan Air dan Garam

Penjemuran

Pemisahan Kulit dengan Danging(dipukul)


Penampian

Udang Ebi

Gambar 3. Diagram Alur Proses Pembuatan Ebi

Udang hasil tangkapan yang berasal dari laut dimasukkan ke dalam keranjang kemudian
di cuci di air laut untuk menghilangkan lumpur yang menempel di permukaan tubuh udang.
Sebelum dibawa ke darat, nelayan membuang sampah yang ikut termasuk ke dalam hasil
tangkapan. Setelah itu udang di bawa ke rumah untuk disortir menurut jenis dan ukuran udang
Sebagian udang yang sudah disortir dijual basah kepada masyarakat yang ingin membeli. Lalu
sebagian lagi diolah menjadi udang ebi. Udang di cuci kembali dengan air yang bersih. Lalu,
dilakukan proses perebusan yang ditambah dengan garam guna memberi rasa pada udang.
Perbandingan udang dengan garam yaitu 1 kg udang ditambah dengan 10 gram garam (10:1).
Udang dijemur diatas para-para yang terbuat dari rangkaian jaring yang ditopang dengan
pengokokong kayu di setiap sisinya. Penjemuran udang dilakukan selama 2 hari jika cuaca
mendukung, namun jika cuaca tidak mendukung udang dapat kering lebih lama. Saat cuaca
tidak mendukung, udang akan mengalami pembusukan. Setelah kering, udang dimasukkan ke
dalam karung dan dilakukan proses pemukulan supaya udang dan kulitnya terpisah. Lalu di
tampi menggunakan penampah untuk membuang sampah-sampah pada saat proses pemukulan.
Setelah itu, udang pun siap untuk dipasarkan.

Gambar 4. Pengeringan Udang

10
4.6 Proses Pengolahan Ikan Asin

Ikan Hasil Tangkapan

Pencucian

Penyortiran

Penggaraman

Penjemuran

Ikan Asin

Gambar 5. Diagram Alur Proses Pembuatan Ikan Asin

Ikan hasil tangkapan yang berasal dari Laut dimasukkan ke dalam keranjang kemudian di
cuci di air laut untuk menghilangkan lumpur yang menempel di permukaan tubuh ikan. Sebelum
dibawa ke darat, nelayan membuang sampah yang ikut termasuk ke dalam hasil tangkapan.
Setelah itu ikan di bawa ke rumah untuk disortir menurut jenis dan ukuran ikan. Sebagian ikan
dijual basah kepada masyarakat yang ingin membeli. Lalu sebagian lagi diolah menjadi ikan
asin. Sebelum masuk proses penggaraman, ikan di cuci kembali dengan air yang bersih. Lalu,
dilakukan proses penggaraman. Proses penggaraman terbagi 2 cara.

11

Penggaraman yang pertama yaitu merendam ikan ke dalam air dan garam selama satu
malam. Penggaraman yang kedua yaitu garam ditambahkan saat proses penjemuran. Ikan
dijemur diatas para-para yang terbuat dari pelepah kelapa sawit yang di potong menyerupai
bambu dengan ukuran panjang 7 meter dan lebar 2 meter. Penjemuran ikan dilakukan selama 2
hari jika cuaca mendukung, namun jika cuaca tidak mendukung ikan dapat kering lebih lama.
Saat cuaca tidak mendukung, ikan akan mengalami pembusukan.

4.7 Kondisi TPI Purnama

Kegiatan pelelangan ikan merupakan sebuah kegiatan pertemuan antara para nelayan
penangkap ikan sebagai penjual ikan dengan para pembeli, yang biasanya adalah pedagang ikan.
Dalam pelelangan ikan, para pembeli akan melakukan penawaran secara langsung yang dibantu
oleh juru lelang. Para penjual adalah para nelayan yang biasanya menangkap ikan di laut secara
berkelompok. Hasil tangkapan ikan segar mereka, akan dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
untuk ditimbang, lalu diletakkan berjajar dengan hasil tangkapan nelayan yang lain. Setelah
semua hasil tangkapan ikan diletakkan dan semua pembeli siap melakukan pelelangan, juru
lelang akan memulai proses jual beli. Kegiatan pelelangan ini biasanya hanya berlangsung
beberapa jam saja, karena ikan segar harus segera dipasarkan. Para nelayan penangkap ikan,
berharap hasil tangkapannya akan mendapatkan harga yang layak untuk memenuhi hidup
keluarganya. Hasil penjualan ikan ini pun, harus dibagi dengan nelayan dalam kelompoknya.

Gambar 6. Pelelangan Ikan

12

4.8 Pengenalan Mangrove


Ekosistem mangrove yang sehat berfungsi sebagai pencegahan abrasi, menahan badai,
menyaring pencemar kasar, tempat hidup serta pemijahan biota laut sehingga mampu
menyediakan sumber makanan bagi beberapa spesies yang ada. Hal tersebut menunjukkan
manfaat ekologis mangrove bagi masyarakat pesisir Indonesia.

Gambar 7. Pengenalan Tanaman Magrove

4.9 Pengenalan Metode Penangkapan Ikan

Metode penangkapan ikan adalah metode yang digunakan untuk menangkap ikan yang
terdiri dari tangkap tangan, tombak, jaring, rawai, dan jebakan ikan. Istilah ini tidak hanya
ditujukan untuk ikan, namun juga untuk penangkapan hewan air lainnya seperti mollusca,
cephalopoda, dan invertebrata lainnya yang bisa dimakan (EduNitas, 2019)

Gambar 8. Penangkapan Ikan Melalui Metode Jaring

13
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil PPKMP yang dilaksanakan di Kecamatan Dumai Barat dapat


disimpulkan bahwa:

1. Kecamatan Dumai Barat memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi dilihat dari mayoritas
mata pencahariaan masyarakat Kecamatan Dumai Barat dan letak geografisnya yang mendukung
kegiatan nelayan.

2. Jenis- jenis ikan hasil tangkapan yaitu ikan lomek, ikan bulu ayam, ikan layur, dan udang yang
diolah menjadi ikan asin kering, ikan tawar kering, dan udang ebi.

3. Pembuatan ebi dilakukan dengan cara mencuci bersih hasil tangkapan udang, lalu merebusnya
mengunakan air garam dengan perbandingan sejumput garam untuk 2kg udang. Rebus hingga
udang berubah warna menjadi putih, lalu jemur di bawah matahari selama 2 hari jika cuaca
panas. Setelah udang kering, udang dimasukkan ke dalam karung kecil, lalu ditumbuk hingga
udang halus. Ebi siap dikemas.

5.2 Saran

1. Pentingnya kesadaran masyarakat dalam kebersihan, baik dalam proses pengolahan maupun
lingkungan sekitar.

2. Perlu adanya penerapan sanitasi dan hygiene dalam proses pengolahan.

3. Diperlukan bimbingan yang lebih intensif, agar para Taruna/I lebih maksimal dalam
melaksanakan PPKMP

14

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E.2023. Ikan asin. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Indonesia

Amanah, S. 2004. Perencanaan Strategis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu Di Kelurahan


Pulau Panggan Kecamatan Seribu Utara, Kabupaten Seribu Provinsi DKI Jakarta. Jurmal :
Buletin Ekonomi Perikanan Vol. V. No.2 Tahun 2004

EduNitas. 2019. Pengenalan Metode Penangkapan Ikan di Indonesia. Jurnal Perikanan


Indonesia.3(4), 133-139. Metode Penangkapan Ikan

Moleong, 2010. Pendekatan Deskriptif Kualitatif. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol.2,No. 2
Juli – Desember Tahun 2010: 78 – 84.

Mukanddas, J. 2021. Analisis Kelembagaan Desa Dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir


Kawasan Daerah Perlindungan Laut Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Jurnal Si Bantik
Sibantik. Universitas Jayapura. Vol,2. NO.1 Juli 2021 : 3-5

Pratama P. 2020. Konservasi Perairan Sebagai Upaya menjaga Potensi Kelautan dan Perikanan
Indonesia. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian. Skripsi. Fakultas Bahasa Indonesia Universitas Pelita
Harapan

15

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Selama PPKMP

16

Anda mungkin juga menyukai