Anda di halaman 1dari 21

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

Drs. Roedy Silitonga, MAE, MTh.


Pokok Pembahasan

▪ Pengertian Konstitusi
▪ Tujuan Konstitusi
▪ Konstitusi dan Demokrasi
▪ Dinamika Pelaksanaan UUD 1945
▪ Pengertian dan tujuan Rule of law
▪ Rule of Law sebagai Pilar Negara Hukum
▪ Pemerintah dan Keadilan; Otoritas Pemerintah
▪ Wawasan Dunia Kristen mengenai Rule of Law dari Agustinus, Aquinas, Calvin, Hobbes,
Locke, dan Kuyper

2
Pengertian Konstitusi

▪ Konstitusi dimulai dari kesepakatan para pendiri negara.


1. Secara politis, Konstitusi sebagai kesepakatan penyerahan kekuasaan pada kedaulatan
yang lebih tinggi atau kontrak sosial.
2. Secara sosiologis, Konstitusi adalah kesepakatan individu-individu dalam mendirikan
organisasi sebagai payung untuk menaungi kehidupan individu dalam hidup
bermasyarakat.
3. Secara Yuridis, Konstitusi menjadi Undang Undang Dasar
▪ Konstitusi yaitu keseluruhan dari peraturan-peraturan—baik yang tertulis, maupun yang
tidak—yang mengatur secara terikat cara-cara pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44, Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 13-21, 169
3
Konsep Konstitusi

▪ Carl J. Friedrich bahwa konstitusionalisme merupakan suatu kumpulan kegiatan yang


diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan
yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu
tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah.
▪ Richard S. Kay bahwa konstitusionalisme adalah pelaksanaan aturan-aturan hukum (rule of
law) dalam hubungan individu dengan pemerintah. Konstitusionalisme menghadirkan situasi
yang dapat memupuk rasa aman, karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah
yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 171-172


4
Sejarah Konstitusi

▪ Pada tahun 1215, Raja John dari Inggris dipaksa oleh beberapa bangsawan untuk mengakui
beberapa hak mereka. Dalam Charter of English Liberties, Raja John menjamin bahwa
pemungutan pajak tidak akan dilakukan tanpa persetujuan dari yang bersangkutan, dan bahwa
tidak akan diadakan penangkapan tanpa pengadilan.
▪ Pada tahun 1679 parlemen Inggris menerima Habeas Corpus Act, yang memberi
perlindungan terhadap penangkapan sewenang-wenang dan yang menjamin pengadilan yang
cepat. Pada tahun 1689 parlemen menerima Bill of Rights yang menjamin Habeas Corpus Act
dan menetapkan beberapa hak bagi rakyat seperti hak untukmengajukan petiji kepada Raja
dan bagi anggota Parlemen hak berbicara bebas dari ancaman penangkapan.
▪ Pada tahun 1776 di Amerika dirumuskan Declaration of Independence bahwa Tuhan
Pencipta telah mengaruniai setiap manusia dengan hak-hak yang tak dapat dirampas,
diantaranya hak atas hidup, hak atas kemerdekaan, dan hak atas kesejahteraan. Dan untuk
menjamin hak-hak tersebut, rakyat telah menciptakan pemerintah.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 172-176


5
Tujuan Konstitusi

Memisahkan
kekuasaan Membatasi
dari kekuasaan
penguasa

Mengontrol
penguasa dalam
menjalankan
kekuasaan

6
Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44, Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 13-21
Fungsi Konstitusi

▪ Deklarasi pendirian sebuah negara berisi visi dan misi


▪ Hukum dasar tertulis sebagai hasil kesepakatan para pendiri negara
▪ Membagi kekuasaan negara agar tidak memusat
▪ Membatasi kekuasaan negara yang telah terbagi sebelumnya
▪ Menjamin Hak Asasi Manusia

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44, Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 13-21
7
Prinsip Demokrasi dalam UUD

Kedaulatan
Hak
ada di
minoritas
tangan
dijamin
rakyat

Pembatasan
kekuasaan

8
Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44
Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar

▪ UUD merupakan suatu perangkat peraturan yang menentukan kekuasaan dan tanggung jawab
dari berbagai alat kenegaraan.
▪ E.C.S. Wade menyatakan bahwa UUD adalah Naskah yang memaparkan rangka dan tugas-
tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan-badan tersebut.
▪ UUD dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan dibagi antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara
bada legislatif, badan eksekutif, dan badan yudikatif.
▪ UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara
▪ Richard S. Kay menjelaskan maksudnya UUD adalah untuk meletakkan aturan-aturan yang
pasti yang mempengaruhi perilaku manusia dan dengan demikian menjaga agar pemerintah
tetap berjalan dengan baik.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 169-170


9
Ciri-ciri Undang-Undang Dasar

1. Organisasi negara. Di dalam UUD mencakup: (a) Pembagian kekuasaan antara badan
legislatif, eksekutuf, dan yudikatif serta hubungan di antara ketiganya; (b) Bentuk negara
beserta pembagian kekuasaan antara pemerintah dan pemerintah daerah; (c) Prosedur untuk
menyelesaikan masalah pelanggaran Yuridiksi oleh salah satu badan negara atau pemerintah
dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah UUD (amandemen).
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua warga negara dan lembaga
negara tanpa kecuali.
6. Mukadimah (Pembukaan) UUD sering memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi negara.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 177-179


10
Pergantian Undang-Undang Dasar

▪ Alasan UUD diganti karena UUD yang ada tidak lagi mencerminkan konstelasi politik
atau tidak lagi memenuhi harapan dan aspirasi rakyat.
▪ Tahun 1945 (UUD RI yang de facto hanya berlaku di Jawa, Madura dan Sumatera)
▪ Tahun 1949 (UUD RIS yang berlaku di seluruh Indonesia, kecuali Irian Barat)
▪ Tahun 1959 (UUD RI 1945 ini berlaku sejak dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berlaku di seluruh
Indonesia, termasuk Irian Barat)
▪ Tahun 1999 (UUD 1945 dengan amandemen dalam masa Reformasi)
▪ Setiap pergantian UUD mencerminkan anggapan bahwa perubahan konstitusional
yang dihadapi begitu fundamental, sehingga mengadakan mandemen seja terhadap
UUD yang sedang berlaku dianggap tidak memadai.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 181-182


11
Amandamen
1949-1950 1959-1966
1945
• Tameng
• KNIP • UUDS • Utusan
Daerah • Militeris
• RIS • Reformasi
• Golongan
1945-1949 1950-1059 1966-1998

12
Prosedur Perubahan Undang-Undang Dasar

1. Melalui siding badang legislative, kadang-kadang dengan ditambah beberapa syarat,


misalnya dapat ditetapkan kuorum untuk siding yang membicarakan usul
amandemen dan jumlah minimum anggota badan legislative untuk menerimanya. Di
Indonesia untuk mengubah UUD ada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), dimana usul perubahan harus diterima 2/3 dari anggota yang hadir.
2. Referendum atau plebisit untuk meminta persetujuan atas usul perubahan atau
mandemen yang diajukan oleh anggota parlemen.
3. Negara-negara bagisan dalam negara federal menyetujui perubahan tersebut.
4. Musyawarah khusus seperti yang diberlakukan di beberapa negara Amerika Latin.

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 181-182


13
Model Undang-Undang Dasar

1. UUD menurut Dokumentasi Naskah


▪ UUD tidak tertulis (tidak bersifat naskah tunggal)
▪ UUD tertulis (Naskah UUD, UU, Keputusan MA).

2. UUD menurut Perubahan Isi Naskah


▪ UUD yang fleksibel (supremasi parlemen untuk mengubah)
▪ UUD yang kaku (dibuat oleh suatu konstituante)

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 181-182


14
Latar Belakang Rule of Law

▪ Timbul setelah tumbuhnya paham negara yang berdaulat dan kesepakatan untuk
membatasi kekuasaan negara…dengan berpegang teguh pada hukum
(rechstaat).
▪ Rule of Law lahir dengan jalan mengambil alih dominasi kekuasaan yang dimiliki
kaum ningrat dan kerajaan dalam konteks hukum dan keadilan (Inggris), Hak Asasi
Manusia (Amerika Serikat), dan pelaksanaan tugas Pemerintah (Belanda).

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44, Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 13-21
15
Pengertian Rule of Law
▪ Thomas Paine bahwa Rule of Law sebagai, “ tidak ada satu pun yang berada di atas hukum dan
hukumlah yang paling berkuasa.”

▪ Friedman (1959) membedakan Rule of Law dalam dua kategori


1. Rule of Law in the formal sense adalah kekuasaan umum yang terorganisasi oleh negara. Setiap
negara memiliki aparat penegak hukum sebagai bagian dari organisasi negaranya.
2. Rule of Law in material sense adalah terkait dengan upaya penegakkan hukum dengan
menggunakan hukum sebagai ukuran dalam menilai kebaikan dan keburukan di negara
tersebut.
▪ Julius Stahl membagi Rule of Law mencakup empat elemen, yaitu:
1. Perlingungan Hak Asasi Manusia
2. Pembagian Kekuasaan
3. Pemerintahaan berdasarkan undang-undang
4. Peradilan Tata Usaha Negara
▪ A.V. Dicey menguraikan tiga ciri penting dalam setiap negara hukum, yaitu:
1. Diakuinya Supremasi Hukum sebagai hukum tertinggi
2. Diterima dan diakuinya Kesamaan di hadapan Hukum
3. Adanya Perlingungan terhadap Hak Asasi Manusia

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44, Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 13-21
16
INDONESIA adalah Negara Rule of Law

▪ Rule of Law mempunyai visi melakukan koreksi terhadap konsep kedaulatan negara,
secara formal sebagai kekuasaan publik yang terorganisir dan secara ideologis sebagai
penjabaran konsep keadilan dalam bentuk penegakkan hukum.
▪ Rule of Law adalah legalisme yang berarti seluruh aspek keadilan dapat dipenuhi lewat
sebuah sistem peraturan dan prosedur yang objektif dan otonom.
▪ Rule of Law adalah sebuah pemikiran bahwa seluruh sistem kekuasaan negara
dibatasi oleh hukum, sehingga segenap lapisan masrakat, pemerintah, dan negara
menjunjung tinggi supremasi hukum.
▪ Secara epistemologis, Rule of Law di Indonesia lebih dari sekedar supremasi hukum dan
hukum sebagai alat yang dipakai untuk mencapai keadilan itu (Pembukaan UUD 1945).
▪ Implementasi Rule of Law di Indonesia bukan sekedar membuat peraturan untuk
membatasi kekuasaan, namun membuat peraturan yang dengan sengaja berusaha mencapai
keadilan.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44, Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, hal. 13-21
17
Pemisahaan Kekuasaan

Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang


Rule of Law

Kesamaan Negara dan Warga Negara di Hadapan


Hukum

Terdapatnya Peradilan Khusus Administrasi Negara

Pengakuan terhadap Hak Asasi Manusia

Memperoleh Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak

18
Hubungan Rule of Law dan Konstitusi di Indonesia

▪ Konstitusi merupakan bentuk konsekuensi logis dari konsep Rule of Law


secara formal dan ideologis yaitu UUD 1945 secara utuh (Pembukaan dan Batang
Tubuh)
▪ Di dalam UUD 1945 terdapat filsafat negara di dalam konstotitusi, terdapat visi
dan misi didirikannya negara, dan argumentasi epistemologis dan antropologis yang
dipakai di dalamnya.
▪ Pancasila sebagai filsafat negara adalah sebuah sistem pemikiran yang
menjadi dasar bagi tujuan didirikannya negara yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945.
▪ Pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 harus mengacu pada nilai-nilai
intersubjektif Pancasila.

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44


19
Faktor Penegakkan Rule of Law di Indonesia

Hukum

Kebudayaan Penegak Hukum

Sarana atau
Masyarakat
Fasilitas

Modul Pendidikan Kewarganegaraan, 2006, hal.339-44,


20
Pandangan Kristen terhadap Rule of Law

Natural
Law

Religion
Divine Social
Law culture

state

21

Anda mungkin juga menyukai