Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang


nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau
kejadian yang didasari faktafakta yang telah diteliti tetapi kurang bukti secara
langsung. Yang dimaksud dari keperawatan adalah usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan tentang fenomena tentang keperawatan.

Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun keperawatan


dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan.Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan
para ahli keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu
cara untuk memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi
perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka
terhadap apa yang terjadi dan apa yang harus dia lakukan. Teori-teori
keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses belajar-
mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, dikaji dan
dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan.

Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik secara teoritis


maupun empiris terhadap teori-teori keperawatan yang ada sehingga perawat
dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada klien sesuai keadaannya. Salah satu teori
keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh
Madeleine Leininger yang lebih dikenal dengan teori “Trans Cultural”.

Setiap perawat berasal dari kelompok etnik tertentu, dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor agama, sosial dan budaya. Kita tidak lepas dari situasi yang
mempengaruhi hal-hal tersebut, sebagian karena mereka sudah meresapi dan
sebagin karena kita tidak selalu sadar akan kekuatan pengaruhnya dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Banyak perawat tertarik kepada ras, etnik, dan kesehatan tetapi dalam
diskusi didapatkan masalah yang menimbulkan kontroversi tentang ungkapan
dan kata-kata yang tepat dan dapat diterima untuk digunakan. Situasi ini
menimbulkan rintangan untuk mempelajari dan ketakutan untuk mengatakan
sesuatu yang salah, menyebabkan bersalah dan kurangnya pengetahuan.
Perasaan-perasaan negatif tersebut didukung oleh kritikan; bahwa kita secara
politik dibenarkan bila kita memilih kata-kata secara hati-hati.

Sejak tahun 1970-an, ada usaha untuk memperbaiki hubungan masyarakat


dengan mengubah sikap yang berbeda dari satu kelompok pada kelompok
lainnya. Aspek usaha ini telah mengidentifikasi dengan tepat dan tidak
menetapkan suatu bahasa bahwa masalah-masalah yang relevan dapat
didiskusikan dan kenyataannya berbagai cara dari kelompok etnik melihat satu
dengan yang lainnya dan mendiskusikan istilah-istilah yang dapat diterima
bersama.

Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa perasaan yang baik masuk
dalam diskusi terbuka dan untuk menyadari serta ikut terlibat dalam masalah-
masalah etnik, ras dan dalam kesehatan lebih membantu secara umum
daripada membiarkan hanya mengatakan dan membuat kesalahan akan
menghambat keikutsertaan dan pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


a). Siapa Madeleine M. Leininger ?
b). Apa definisi dari teori Transkultural Nursing ?
c). Bagaimana konsep Transkultural Nursing ?
d). Apa paradigma dari Transkultural Nursing ?
e). Apa kelebihan dan kekurangan Teori Transkultural dari Leininger ?
1.3 Tujuan
a). Mengetahui biografi dari Madeleine M. Leininger
b). Mengetahui definisi dari teori Transkultural Nursing
c). Mengetahui konsep Transkultural Nursing
d). Mengetahui paradigma dari Transkultural Nursing
e). Mengetahui kelebihan dan kekurangan Teori Transkultural dari
Leininger

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah memberikan pengetahuan tentang
teori keperawatan kepada pembaca dan mengkaji lebih lanjut tentang teori
yang dikembangkan oleh pencetusnya.

Anda mungkin juga menyukai