Anda di halaman 1dari 18

Lesi Patella Lusen: Sebuah Ulasan Bergambar

Ziang Lu1*, Kira Chow2, Benjamin Levine1, Kambiz Motamedi1, Joshua Leeman2

ABSTRAK

Lesi patella yang lusen secara radiografis dapat mewakili berbagai etiologi, mulai dari penyebab
degeneratif, metabolik, infeksi, perkembangan, pasca trauma, pasca operasi yang lebih umum
hingga neoplasma jinak dan ganas yang lebih jarang. Gejala klinis, riwayat pembedahan, nilai
laboratorium, dan gambaran radiografi dapat membantu mempersempit perbedaannya. Selain itu,
gambaran radiografi seperti tepi yang dibatasi dan batas yang digambarkan dengan tajam atau
berbatas tegas mendukung lesi jinak sementara tepi atau batas yang tidak jelas menunjukkan
etiologi ganas. Seri kasus ini mengilustrasikan temuan pencitraan dan menyelidiki temuan klinis
yang relevan dalam berbagai lesi patella lusen yang menarik.

ULASAN ARTIKEL

TINJAUAN

Lesi patella yang lusen secara radiografis dapat mewakili berbagai etiologi, mulai dari
penyebab degeneratif, metabolik, infeksi, perkembangan, pasca trauma, pasca operasi yang lebih
umum hingga neoplasma jinak dan ganas yang lebih jarang. Kista subkondral atau erosi di
sepanjang permukaan artikular patella sering dikaitkan dengan artropati yang mendasari seperti
osteoartritis, asam urat, deposisi kalsium pirofosfat, artritis reumatoid, dan amiloidosis.
Penghancuran tulang litik atau abses Brodie (Brodie’s abscess) pada osteomielitis juga dapat
muncul sebagai lusensi patella.

Tumor patella jarang terjadi, dan sebagian besar bersifat jinak [1]. Karena patella dianggap
setara epifisis, tumor jinak yang paling umum adalah tumor sel raksana / giant cell tumor (GCT)
dan chondroblastoma [1,2]. Tumor patella jinak yang lebih jarang termasuk osteoid osteoma, kista
tulang unikameral (unicameral bone cyst), kista tulang aneurisma (aneurysmal bone cyst), dan
enchondroma [1,2].

Meskipun kurang umum, tumor patella ganas primer bersama dengan lesi metastatik
patella terdiri hingga sepertiga dari neoplasma patella, di mana osteosarcoma dan chondrosarcoma
merupakan yang paling sering ditemui [2,3]. Limfoma tulang (osseous lymphoma), histiositoma
fibrosa ganas (malignant fibrous histiocytoma), dan sarkoma Ewing juga dapat terjadi pada patella
[2-6].

Nyeri lutut anterior merupakan gejala klinis utama dari lesi patella, dengan etiologi jinak
cenderung menimbulkan nyeri bertahap dan lesi ganas biasanya muncul lebih tiba-tiba [2,7].
Penanda inflamasi serum seperti laju sedimentasi eritrosit dan protein c-reaktif juga dapat
memberikan informasi tambahan untuk mengkategorikan lesi patella [8].

Informasi tambahan dari riwayat klinis dan nilai laboratorium serta karakterisasi lebih
lanjut dengan pencitraan cross-sectional sering membantu dalam mempersempit diagnosis
banding. Tumor jinak secara khas muncul sebagai lesi geografis dengan tepi sklerotik dan batas
tegas berbeda dengan tumor ganas dengan batas tidak jelas tanpa tepi sklerotik [2]. Selain itu,
fraktur patologis lebih sering terjadi pada tumor patella yang ganas [2].

Tumor sel raksasa / giant cell tumor (GCT)

Tumor sel raksasa / giant cell tumor (GCT) adalah tumor tulang jinak yang terdiri hingga
5% dari tumor tulang dan mencapai 20% dari tumor tulang jinak [8]. Selain itu, GCT mewakili
hingga 33% dari neoplasma tulang patella [1]. Meskipun diklasifikasikan sebagai tumor jinak,
GCT dapat bermetastasis hingga 9% kasus, dengan paru-paru sebagai tempat penyebaran yang
paling umum [9].

Pasien biasanya datang dengan nyeri disertai pembengkakan pada lutut [2] dan berusia di
atas 20 tahun [10].

Radiografi (Gambar 1A) menunjukkan lesi geografis radiolusen yang hampir selalu
digambarkan oleh batas non-sklerotik [2,10]. GCT pada MRI biasanya menunjukkan sinyal
intermediate T1, hipointensitas T2, dan peningkatan kontras heterogen dari bagian padat [11].
GCT juga dapat mengandung komponen kistik dan hingga 53% dari GCT berhubungan dengan
kista tulang aneurisma (aneurysmal bone cysts) sekunder, yang mengandung komponen
perdarahan/cairan dalam ruang kistik [12]. Secara patologis, terlihat sel raksasa mirip osteoklas
yang dikelilingi oleh lembaran sel mononuklear ovoid neoplastik [8].

Chondroblastoma

Chondroblastoma adalah tumor kartilago atau tulang rawan jinak [2,12] dengan prevalensi
lebih rendah daripada GCT, karena terdiri kurang dari 1% tumor tulang, kurang dari 3% tumor
tulang jinak, dan sekitar 16% neoplasma tulang patella [1,13].

Berlawanan dengan GCT, chondroblastoma biasanya terlihat pada pasien yang berusia di
bawah 20 tahun [13]. Gejala klinis umum yang muncul tidak spesifik, termasuk nyeri dan
pembengkakan sendi.

Chondroblastoma pada radiografi (Gambar 2A) menunjukkan lesi geografis radiolusen


yang paling sering digariskan oleh batas sklerotik tipis [2]. Chondroblastoma pada MRI
menunjukkan lesi lobulasi intermediate T1 dengan peningkatan kontras heterogen [14]. Mirip
dengan GCT, terdapat hubungan chondroblastoma dengan kista tulang aneurisma sekunder [15].
Secara patologis, chondroblas dengan matriks chondroid, deposisi kalsium, dan kadang-kadang
sel raksasa (giant cell) ditemukan pada chondroblastoma.

Osteoid osteoma

Osteoid osteoma adalah tumor jinak dengan nidus lusen sentral yang dikelilingi oleh
sklerosis. Ukuran osteoid osteoma biasanya kurang dari 1,5 cm, dengan lesi serupa secara
patologis lebih besar dari 2,0 cm diklasifikasikan sebagai osteoblastoma [16]. Osteoid osteoma
terdiri hingga 5% dari tumor tulang patella [2].
Mayoritas pasien dengan osteoid osteoma berusia di bawah 25 tahun [17]. Gejala yang
muncul secara klasik digambarkan sebagai nyeri kronis yang terutama terjadi pada malam hari dan
berkurang dengan analgesik non-steroid [2].

Osteoid osteoma pada radiografi dan CT (Gambar 3A dan C) muncul sebagai lesi geografis
yang jelas dengan nidus lusen sentral dan sklerosis di sekitarnya [16-19]. Secara patologis, nidus
sentral berhubungan dengan osteoblas dan perifer berhubungan dengan woven bone dan reaksi
sklerotik kortikal perifer [18,19].

Penyakit deposisi kalsium pirofosfat / calcium pyrophosphate deposition disease (CPPD)

CPPD, juga dikenal sebagai pseudogout, adalah deposisi kristal kalsium pirofosfat dalam
fibrokartilago dan kartilago hialin [20]. Kristal ini kemudian menginduksi perubahan inflamasi
dan degeneratif dalam sendi yang terlibat [20]. Mayoritas pasien dengan CPPD berusia di atas 65
tahun [21]. Gejala umum yang muncul meliputi nyeri sendi, pembengkakan, eritema, dan
penurunan rentang gerak (range of motion) [20,21].

Temuan radiografi (Gambar 4A) termasuk chondrocalcinosis (kalsifikasi fibrokartilago


dan kartilago hialin), osteofitosis degeneratif, penyempitan ruang sendi, dan perubahan kistik
subkondral [20,22]. Penyakit yang berkepanjangan dapat menyebabkan erosi tulang [23]. Namun,
adanya chondrocalcinosis tidak spesifik untuk CPPD, dan dapat dilihat pada berbagai penyakit,
termasuk hiperparatiroidisme, penyakit sendi degeneratif, asam urat, dan diabetes mellitus [22].

Gout

Gout atau asam urat adalah deposisi sistemik kristal monosodium urat dengan perubahan
inflamasi terkait di sekitar sendi dan tendon. Kondisi ini hadir di hingga 4% dari total populasi
[24]. Gout klasik muncul sebagai nyeri monoartritis mendadak, paling umum pada sendi
metatarsophalangeal pertama. Telah dihipotesiskan bahwa predileksi gout pada sendi
metatarsophalangeal pertama adalah karena penurunan kelarutan monosodium urat pada suhu
yang lebih rendah di sekitar kaki [25]. Demikian pula, lokasi superfisial patella juga dapat
mengakibatkan suhu yang lebih rendah yang meningkatkan kemungkinan pembentukan tofus gout
[25].

Gout patella juga telah dikaitkan dengan riwayat trauma, bipartite patella, dan penyakit
inflamasi tambahan [25]. Meskipun gout patella dapat terlihat di kedua paha depan dan perlekatan
tendon patella, perlekatan paha depan superolateral lebih sering terjadi [25].

Erosi gout patella pada radiografi dapat menyerupai lesi osseus atau tulang lusen (Gambar
5A dan 6A), kemungkinan tumor patella jinak dan ganas, dan manifestasi metabolik sistemik
lainnya, termasuk CPPD dan tumor cokelat (brown tumors) akibat hiperparatiroidisme [26].
Namun MRI akan menunjukkan karakteristik erosi tulang dengan perluasan jaringan lunak
heterogen yang berdekatan (Gambar 5B-C dan 6B-C).

Defek osteokondral / osteochondral defects

Osteochondral defect merupakan defek lokal pada kartilago artikular dan tulang
subchondral terkait [27]. Etiologinya bisa akut sekunder akibat trauma, kronis karena perubahan
degeneratif, atau pascaoperasi.

Perubahan kistik subkondral telah dihipotesiskan menjadi sekunder dari masuknya cairan
sinovial ke dalam lempeng tulang melalui defek kartilaginosa dari kondrosis [28]. Selain itu,
edema sumsum subkondral juga dapat terjadi sekunder akibat kerusakan mikro tulang [29].
Perubahan kistik dan edema sumsum ini dapat mensimulasikan area lusen (Gambar 7A) pada
radiografi [30].

Coccidioidomycosis diseminata

Coccidioidomycosis adalah jamur endemik yang paling umum di Amerika Serikat Barat
Daya dan Amerika Tengah, karena lebih efektif bertahan di daerah tanpa curah hujan yang
signifikan atau suhu dingin [31]. Spektrum manifestasi penyakitnya berkisar dari kolonisasi
asimtomatik hingga penyakit fulminan, sebagian didasarkan pada kompetensi imun pejamu (host)
[31].
Hingga 50% pasien dengan penyakit diseminata menunjukkan keterlibatan tulang [32].
Meskipun hampir semua tulang dalam tubuh dapat terkena coccidioidomycosis diseminata,
kerangka aksial lebih sering terlibat [33,34].

Coccidioidomycosis diseminata pada radiografi (Gambar 8A) biasanya menunjukkan


beberapa lesi litik dengan tepi berbatas [33,34]. Selain itu, destruksi osseus permeatif dengan
reaksi periosteal terkait juga dapat dinilai [33,34]. Lesi coccidioidomycosis yang sesuai pada CT
biasanya meluas dan hipodens sementara MRI menunjukkan hipointensitas T1, hiperintensitas T2,
dan peningkatan kontras [33].

Perbedaan antara osteomielitis jamur dan bakteri sering bergantung pada riwayat klinis
karena kelangkaan relatif osteomielitis jamur. Secara umum, gambaran pencitraan infeksi bakteri
cenderung lebih agresif dengan osteolisis, destruksi tulang, edema sumsum, dan reaksi periosteal
sedangkan infeksi jamur menunjukkan gambaran yang lebih lamban.

Defek patella dorsal / dorsal patellar defect

Dorsal patellar defect adalah anomali perkembangan normal yang terkadang


disalahartikan sebagai patologi. Usia rata-rata dari presentasi adalah 15 tahun dengan sepertiga
dari kasus yang muncul secara bilateral [35]. Lesi ini biasanya terlihat sebagai temuan insidental,
meskipun terkadang nyeri lutut dapat dikaitkan. Sebagian besar dorsal patellar defect sembuh
secara spontan dengan pengisian sklerotik bertahap [35].

Dorsal patellar defect pada radiografi (Gambar 9A-B) terjadi sebagai karakteristik lusensi
terbatas pada patella superolateral dengan tepi sklerotik [35]. Pada MRI (Gambar 9C-D), terdapat
defek tulang subkortikal yang sesuai dengan kartilago artikular yang dipertahankan [35].

Penyakit metastatik

Penyakit metastasik atau metastasis ke patella sangat jarang, terhitung kurang dari 0,01%
dari semua tumor tulang [1]. Bahkan lebih jarang daripada tumor primer patella [36]. Kelangkaan
penyakit metastasis patella mungkin sebagian karena suplai vaskular yang relatif jarang [37]. Situs
atau area yang paling umum dari kanker primer untuk metastasis patella adalah paru-paru, diikuti
oleh ginjal, usus besar, dan kulit [36]. Karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma merupakan
subtipe yang paling umum untuk kanker paru primer dengan metastasis ke patella [36].

Gambaran radiografi dari metastasis patella tergantung pada kanker primer. Temuan umum
termasuk lesi litik (Gambar 10) dengan kemungkinan fraktur patologis yang tumpang tindih dan
reaksi periosteal [36]. Namun, pencitraan mungkin tidak cukup untuk membedakan antara tumor
patella primer dan penyakit metastasis, dan biopsi mungkin diperlukan.

Perubahan pasca operasi

Jahitan melalui terowongan tulang patella trans-osseous (trans-osseous patellar bone


tunnels) adalah salah satu teknik utama untuk perbaikan saat ini dari ruptur tendon paha depan
yang akut [38]. Gambar 12 mengilustrasikan skema terowongan trans-osseous yang melintasi
patella dalam arah longitudinal. Ruptur tendon quadriceps biasanya terjadi pada pasien di atas usia
40 tahun dan pada pasien dengan faktor predisposisi termasuk terapi steroid kronis, diabetes
mellitus, dan lupus eritematosus sistemik [39]. Komplikasi setelah perbaikan jahitan trans-osseous
termasuk cedera ulang tendon paha depan, fraktur stress patella pasca operasi, dan komplikasi
pasca operasi umum tambahan seperti infeksi dan trombosis vena dalam [40].

Arah keluar anterior dari lubang dril (drill holes) patella trans-osseous telah dihipotesiskan
untuk meningkatkan risiko fraktur patella pasca operasi, meskipun penelitian untuk mengevaluasi
hal ini masih terbatas [40]. Selain itu, lubang dril patella longitudinal mungkin mengalami
peningkatan tegangan karena panjangnya yang bertambah [40].

Ekspansi kistik pasca operasi yang berdekatan dengan terowongan trans-osseous (trans-
osseous tunnels) (Gambar 11) atau terowongan itu sendiri dapat mensimulasikan lesi patella lusen
pada radiografi. Riwayat pembedahan atau pemeriksaan lebih lanjut pada pencitraan cross-
sectional dapat membantu dalam membuat diagnosis.
POIN AJARAN

Lesi patella yang lusen secara radiografis dapat mewakili berbagai etiologi, mulai dari penyebab
degeneratif, metabolik, infeksi, perkembangan, pasca trauma, pasca operasi yang lebih umum
hingga neoplasma jinak dan ganas yang lebih jarang. Gambaran radiografi seperti tepi yang
dibatasi dan batas yang digambarkan dengan tajam atau berbatas tegas mendukung lesi jinak
sedangkan batas yang tidak jelas menunjukkan etiologi ganas.

GAMBAR

Gambar 1: Tumor Sel Raksasa (Giant Cell Tumor)


Laki-laki 85 tahun dengan riwayat kanker prostat dan asam urat dengan tumor sel raksasa (giant
cell tumor) patella ditunjukkan pada biopsi. Pasien datang dengan nyeri lutut kiri selama 4 minggu
tanpa riwayat trauma.

Temuan: Lesi patella lusen yang meluas dengan zona transisi yang sempit (panah) dan fraktur
patologis dengan perpindahan minimal melalui lesi.
Teknik: A) Radiografi sunrise view lutut kiri dan B) MRI T1 aksial lutut kiri (GE Signa 1.5T; TR
3500; TE 17; ketebalan irisan 4 mm; tanpa kontras).

Gambar 2: Chondroblastoma
Laki-laki 26 tahun dengan nyeri lutut kanan onset bertahap dengan chondroblastoma patella
ditunjukkan pada biopsi.

Temuan: Lesi litik multilobulasi geografis patella dengan zona transisi sempit dan batas sklerotik.
Terdapat scalloping endosteal di sepanjang korteks anterior patella.

Teknik: A) Radiografi sunrise view lutut kanan. B dan C) Proton-density sagittal dan T2 axial fat-
suppressed MRI lutut kanan (Siemens Skyra 3T; sagittal proton-density - TR 2240; TE 12;
ketebalan irisan 3 mm; dan axial T2 - TR 4890; TE 73; ketebalan irisan 3 mm; tanpa kontras).

Gambar 3: Osteoid Osteoma


Wanita 33 tahun dengan nyeri lutut kanan selama beberapa bulan dan temuan pencitraan konsisten
dengan osteoid osteoma.

Temuan: Sklerosis subkondral halus di sepanjang sisi patella lateral pada radiografi yang sesuai
dengan area edema subkondral fokal pada MRI dan menunjukkan lusensi punctate dalam sklerosis
tulang subkondral pada CT sesuai dengan osteoid osteoma.

Teknik: A) Radiografi lutut kanan sunrise view. B) Axial T2 fat-suppressed MR pada lutut kanan
(Siemens Skyra 3T; TR 3700; TE 53; ketebalan irisan 3 mm; tanpa kontras). C) CT aksial lutut
kanan (Siemens Sensation; kVp 120; mA 406; ketebalan irisan 3 mm; tanpa kontras).

Gambar 4: Penyakit metabolik - Calcium Pyrophosphate Deposition Disease


Wanita 69 tahun dengan riwayat nyeri lutut lateral selama 2 minggu tanpa trauma dan temuan
pencitraan yang konsisten dengan penyakit deposisi kalsium pirofosfat (calcium pyrophosphate
deposition disease).

Temuan: Chondrocalcinosis dengan ketidakteraturan atau iregularitas lusen di sepanjang patella


lateral (panah) yang sesuai dengan erosi fokal pada MRI. Temuan konsisten dengan penyakit
deposisi kalsium pirofosfat.
Teknik: A) Radiografi lutut kiri sunrise view. B) Axial T2 fat-suppressed MRI lutut kiri (GE Signa
Architect 3T; TR 5555; TE 122; ketebalan irisan 4 mm; tanpa kontras).

Gambar 5: Gout
Wanita 78 tahun dengan riwayat gout atau asam urat datang dengan nyeri lutut kiri dan temuan
pencitraan yang konsisten dengan asam urat.

Temuan: Lusensi halus di sepanjang patella superior (panah) dengan mineralisasi yang berdekatan.
Erosi yang sesuai terlihat pada MRI dengan material heterogen yang meluas dari area erosi ke
tendon paha depan distal dan bursa prepatellar yang kompatibel dengan tofus gout.

Teknik: A) Radiografi lutut kiri lateral. B dan C) Sagittal proton-density dan sagital T2 lemak-
supresi lutut kiri MRI (Siemens Skyra 3T; sagittal proton-density - TR 2000; TE 10; ketebalan
irisan 4 mm; dan sagittal T2- TR 3700; TE 57; ketebalan irisan 4 mm; tanpa kontras).
Gambar 6: Gout
Laki-laki 71 tahun dengan nyeri lutut kanan dan temuan pencitraan konsisten dengan gout atau
asam urat.

Temuan: Area lusen halus di sekitar patella anteroinferior (panah) yang sesuai dengan perubahan
erosif pada perlekatan tendon patella dan material heterogen yang memanjang dari area erosi
tulang ke tendon patella proksimal yang sesuai dengan tofus gout.

Teknik: A) Radiografi lutut kanan lateral. B dan C) Sagittal proton-density dan T2 MRI pada lutut
kanan (Siemens Skyra 3T; sagittal proton density - TR 3000; TE 34; ketebalan irisan 3 mm; dan
sagittal T2 - TR 3600; TE 94; ketebalan irisan 3 mm; tanpa kontras).

Gambar 7: Perubahan degeneratif - Osteochondral defect


Laki-laki 55 tahun datang dengan nyeri lutut kiri onset bertahap dan temuan pencitraan yang
konsisten dengan osteochondral defect.

Temuan: Lusensi subkondral dalam facet patella medial, tanpa penyempitan celah sendi yang
signifikan. Osteochondral defect berketebalan penuh yang sesuai dalam facet patella medial
dengan edema reaktif di sekitarnya.

Teknik: A) Radiografi lutut kiri sunrise view. B) Axial T2 fat-suppressed MRI pada lutut kiri
(Siemens Skyra 3T; TR 4780; TE 71; ketebalan irisan 4 mm; tanpa kontras).
Gambar 8: Penyakit menular - Coccidioidomycosis diseminata
Laki-laki 60 tahun dengan riwayat coccidioidomycosis fungemia datang dengan nyeri lutut kanan
dan temuan pencitraan yang konsisten dengan osseous coccidioidomycosis.

Temuan: Area lusen sekitar patella anteroinferior (panah) yang sesuai dengan lesi hiperintens T2
dengan edema sumsum sekitar yang berlebihan sesuai dengan infeksi jamur diseminata.

Teknik: A) Radiografi lutut kanan lateral. B dan C) Sagittal dan axial T2 fat-suppressed MRI lutut
kanan (Siemens Sonata 1.5T; sagittal T2 - TR 3230; TE 85; ketebalan irisan 4 mm; dan axial T2 -
TR 5720; TE 91; ketebalan irisan 4 mm; tanpa kontras).
Gambar 9: Varian perkembangan - Dorsal patellar defect
Wanita 31 tahun dengan riwayat nyeri lutut kanan dengan temuan pencitraan yang konsisten
dengan defek patella dorsal (dorsal patellar defect).

Temuan: Area lusen dengan tepi sklerotik di dalam facet patella lateral subkortikal (panah) yang
sesuai dengan ketidakteraturan atau iregularitas lempeng tulang subkortikal dengan kartilago di
atasnya yang dipertahankan yang konsisten dengan dorsal patellar defect.

Teknik: A dan B) Radiografi lutut kanan sunrise view dan AP. C dan D) Axial T2 dan sagittal
proton density fat-suppressed MRI pada lutut kanan (Siemens Skyra 3T; axial T2 - TR 4660; TE
63; ketebalan irisan 4 mm; dan sagittal proton density - TR 3500; TE 10; ketebalan irisan 3 mm;
tanpa kontras).

Gambar 10: Penyakit metastatik


Laki-laki 60 tahun dengan riwayat adenokarsinoma paru metastatis dengan nyeri lutut kanan dan
adenokarsinoma paru metastatis patella ditunjukkan pada biopsi.

Temuan: Area lusen yang tidak jelas dalam patella lateral yang berhubungan dengan lesi litik
dengan zona transisi yang luas dan peningkatan serapan F18-FDG (SUV maks 6.7) pada PET/CT.
MRI menunjukkan perluasan, peningkatan massa dengan hilangnya kortikal terkait dan ekstensi
jaringan lunak ekstraosseous.

Teknik: A) Radiografi lutut kanan lateral. B dan C) PET/CT potongan aksial (Siemens Biograph;
8,5 mCi F18-FDG; waktu injeksi 45 menit; kVp 120; mA 201; ketebalan irisan 3 mm; tanpa
kontras). D dan E) Axial T2 fat-suppressed dan contrast enhanced T1 fat-suppressed MRI pada
lutut kanan (Siemens Aera 1.5T; axial T2 - TR 5580; TE 84; ketebalan irisan 3 mm; dan contrast
enhanced T1 - TR 600; TE 18; ketebalan irisan 3 mm; 7,5 mL Gadobutrol). F) Sagittal T2 fat-
suppressed MR pada lutut kanan (Siemens Aera 1.5T; TR 4330; TE 84; ketebalan irisan 3 mm; 7,5
mL Gadobutrol).

Gambar 11: Perubahan pasca operasi - Status pasca perbaikan tendon quadriceps dengan jahitan
terowongan tulang patella trans-osseous (trans-osseous patellar bone tunnels)
Laki-laki 59 tahun dengan riwayat perbaikan tendon quadriceps kanan sekitar dua puluh tahun
sebelum datang dengan nyeri lutut dengan temuan pencitraan yang konsisten dengan perubahan
pasca operasi.

Temuan: Area lusen di dalam patella posteroinferior (panah) yang sesuai dengan perubahan kistik
intraosseous di sekitar jahitan perbaikan yang terlihat pada CT dan MRI.

Teknik: A) Radiografi lutut kanan lateral. B) CT potongan sagittal pada lutut kanan (Siemens
SOMATOM Force; kVp 120; mA 66; ketebalan irisan 1 mm; 100 mL Iodixanol). C dan D) Sagittal
T2 dan Axial T2 fat-suppressed MRI pada lutut kanan (Siemens Aera 1.5T; sagittal T2 - TR 4330;
TE 90; ketebalan irisan 3 mm; dan axial T2 - TR 5580; TE 84; ketebalan irisan 4 mm; tanpa
kontras)
Gambar 12 (kiri): Ilustrasi untuk terowongan trans-
osseous / trans-osseous tunnels (merah) dan jahitan (biru)
dalam pengaturan perbaikan tendon quadriceps.

Diagnosis Presentasi klinis Temuan radiografi Temuan CT Temuan MRI

Tumor sel raksasa Lutut sakit dan Lesi geografis lusen Lesi geografis lusen T1-intermediate.
(giant cell tumor) bengkak. Biasanya dengan batas non- dengan batas non- T2-hypointense.
di atas usia 20 sklerotik sklerotik Peningkatan
tahun. kontras heterogen
dari bagian padat.
Chondroblastoma Lutut nyeri dan Lesi geografis lusen Lesi geografis lusen T1-intermediate.
bengkak. Biasanya dengan batas dengan batas T2-variable.
di bawah usia 20 sklerotik tipis. sklerotik tipis. Peningkatan
tahun. kontras heterogen.
Osteoid Osteoma Nyeri lutut kronis Lesi geografis Lesi geografis Nonspesifik.
yang menonjol pada berbatas tegas dengan berbatas tegas dengan
malam hari dan nidus lusen sentral nidus lusen sentral
berkurang dengan dan sklerosis dan sklerosis
analgesik non- sekitarnya. sekitarnya
steroid. Biasanya di
bawah usia 25.
CPPD Lutut nyeri dan Chondrocalcinosis, Chondrocalcinosis, Erosi fokal.
bengkak. Biasanya osteofitosis erosi fokal,
di atas usia 65. degeneratif, osteofitosis
penyempitan celah degeneratif,
sendi, dan perubahan penyempitan celah
kistik subkondral.
sendi, dan perubahan
kistik subkondral.
Gout Nyeri monoartritis Area fokal dan Erosi fokal dan Erosi fokal.
akut. chondrocalcinosis. chondrocalcinosis.
Osteochondral Bisa berupa Area lusen fokal Area losen fokal Area lusen fokal
Defect degeneratif atau dengan kemungkinan dengan kemungkinan dengan
sekunder akibat sklerosis subkondral. sklerosis subkondral. kemungkinan
trauma. edema
subkondral.
Infeksi diseminata Coccidioidomycosis Lesi multipel dengan Lesi yang meluas dan T1-hypointense.
lebih sering tepi yang berbatas hipodens. T2-hyperintense.
melibatkan kerangka tegas. Peningkatan
aksial. kontras variabel.
Ditandai edema
sekitarnya.
Dorsal patellar Kemungkinan nyeri Lusensi terbatas yang Lusensi terbatas yang Defek tulang
defect lutut. khas pada patella khas pada patella subkortikal
Usia rata-rata dari superolateral dengan superolateral dengan dengan kartilago
presentasi adalah 15 tepi sklerotik. tepi sklerotik. artikular yang
tahun. dipertahankan.
Sepertiga kasus
adalah bilateral.
Penyakit Sangat jarang. Lesi litik atau Lesi litik atau Bervariasi
metastatik Primer yang paling sklerotik tergantung sklerotik tergantung tergantung pada
umum termasuk pada keganasan pada keganasan keganasan primer.
paru-paru, ginjal, primer dengan primer dengan
usus besar, dan kemungkinan fraktur kemungkinan fraktur
melanoma. patologis dan reaksi patologis dan reaksi
periosteal. periosteal.
Perbaikan tendon Riwayat operasi. Dapat menyerupai Perubahan pasca Perubahan pasca
intraosseous Ruptur tendon lesi lusen pada operasi. operasi.
dengan perubahan quadriceps biasanya radiografi atau foto
pasca operasi terjadi pada pasien rontgen.
kistik di atas usia 40
tahun.

Tabel 1: Ringkasan tabel lesi patella lusen.


SINGKATAN

CPPD = Calcium pyrophosphate deposition disease (penyakit deposisi kalsium pirofosfat)


CT = Computed tomography (tomografi terkomputasi)
GCT = Giant cell tumor (tumor sel raksasa)
MRI = Magnetic resonance imaging (pencitraan resonansi magnetic)

KATA KUNCI

Patella; MRI; CT; giant cell tumor (tumor sel raksasa); chondroblastoma; osteoid osteoma; gout;
osteochondral defect; coccidioidomycosis diseminata; metastasis; dorsal patellar defect.

Anda mungkin juga menyukai