Anda di halaman 1dari 18

Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine

Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Evidence Based Case Report:

EFEKTIVITAS USG THORAKS DIBANDINGKAN DENGAN FOTO THORAKS


PADA PASIEN RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

Prodi Radiologi
Kelompok 36

dr. Adisscka Beti Stevanti C125221024


dr. Andi Muh. Usman As Syakir C125221007
dr. Octavianus Tambunan C125221001
dr. Siti Amalia Pratiwi C125221010

Modul Evidence Based Medicine


Program Pendidikan Dokter Spesialis
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Semester Genap 2022/2023

1
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini atas nama kelompok 36 Prodi Radiologi. Modul Evidence
Based Medicine (EBM) Program Pendidikan Dokter Spesialis semester genap 2022/2023 dengan
sebenarnya menyatakan bahwa tugas kuliah ini kami susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Universitas Hasanuddin.

Jika di kemudian hari kami melakukan tindakan Plagiarisme, kami akan bertanggung jawab
sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Hasanuddin kepada kami.

Makassar, …. November 2022

dr. Adisscka Beti Stevanti (tanda tangan)...........................

dr. Andi Muh. Usman As Syakir (tanda tangan)...........................

dr. Octavianus Tambunan (tanda tangan)...........................

dr. Siti Amalia Pratiwi (tanda tangan)...........................

2
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Latar belakang:
Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau yang dikenal juga sebagai Hyaline membrane
disease (HMD) merupakan suatu penyakit yang sering menyebabkan gawat nafas pada bayi
baru lahir dengan faktor resiko seperti prematuritas khususnya yang lahir pada usia
kehamilan < 34 minggu serta pada bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita diabetes mellitus
yang mengakibatkan menurunnya substansi surfaktan. Foto thorax merupakan salah satu
pemeriksaan radiologis yang menjadi alat penting dalam diagnosis penyakit paru pada bayi
prematur dan neonatus. Disamping itu, ultrasonografi thorax telah muncul dalam beberapa
tahun terakhir sebagai teknik yang sangat menjanjikan dengan sensitifitas dan sensibilitas
yang tinggi mendekati 100% yang mampu mendeteksi kondisi patologis pada paru dan
pleura.

Tujuan:
Membandingkan dan mengetahui gambaran USG thoraks dengan foto thoraks pasien pada

pasien Respiratory Distress Syndrome (RDS).

Metode:
Pencarian literatur yang menggunakan pangkalan data Pubmed/MEDLINE. Literatur yang
memenuhi kriteria eligibilitas ditelaah secara kritis untuk menilai level of evidence, validitas,
importance, dan applicability.

Hasil:

Indikator paling penting dari RDS dalam USG thoraks adalah konsolidasi paru-paru, yang

bisa terlihat pada semua pasien RDS, tetapi luas dan cakupannya konsolidasi bervariasi

berdasarkan dengan tingkat RDS. Singkatnya, penelitian ini lebih lanjut menegaskan bahwa

USG paru memiliki arti penting dalam mendiagnosis RDS neonatal. Seperti yang ditunjukkan

oleh Copetti et al. (15), USG thoraks memiliki banyak keuntungan. Pertama, karena non-

3
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

pengion, USG dapat dilakukan di samping tempat tidur. Kedua, USG mudah dioperasikan,

dan dapat diulang beberapa kali-kali sehari tanpa membahayakan operator atau pasien.

Kesimpulan:
USG thoraks memiliki akurasi dan keandalan yang sangat tinggi dalam mendiagnosis
penyakit RDS. Mengingat bahwa, di unit perawatan intensif neonatal lanjutan tertentu
metode ini bisa menggantikan radiografi konvensional thoraks sebagai pendekatan diagnostik
lini pertama pada periode neonatal.

Kata kunci:
Respiratory distress syndrome, Lung Ultrasound, Plain radiography thorax

4
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

SKENARIO KLINIS
• Seorang bayi laki-laki berumur 1 hari, dirujuk dari RSUD Pangkep dengan

Respiratory Distress Syndrome. Dilakukan alloanamnesis dengan orangtuanya, bayi

mengalami sesak sejak beberapa jam setelah lahir. Pasien lahir kemarin, pukul 12.15

WITA siang secara section caesarea  dengan usia kehamilan 32 minggu. Berat adan

Lahir 2000 gr, pamjang badan 40 cm dan lingkar kepala 30 cm. Didapatkan hasil

pemeriksaan, HR170x/menit, RR78x/menit, saturasi 89%, retraksi dinding dada

ringan (+), tangis merintih (+) sesak (+), serta sianosis menetap meskipun pemakaian

O2 dengan DOWN score 6.

PENDAHULUAN
Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau yang dikenal juga sebagai Hyaline membrane

disease (HMD) merupakan suatu penyakit yang sering menyebabkan gawat nafas pada bayi

baru lahir dengan faktor resiko seperti prematuritas khususnya yang lahir pada usia

kehamilan < 34 minggu serta pada bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita diabetes mellitus

yang mengakibatkan menurunnya substansi surfaktan. Secara epidemiologi, HMD

merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi baru lahir, ± 30 % dari semua kematian

pada neonatus (Boedjang N, 2011).

Ultrasonografi thorax telah muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai teknik yang

sangat menjanjikan dengan sensitifitas dan sensibilitas yang tinggi mendekati 100% yang

mampu mendeteksi kondisi patologis pada paru dan pleura. Bober et al (2006) juga

menyatakan bahwa kurangnya kontraindikasi untuk pemeriksaan USG, sifat USG yang

portabilitas, biaya rendah, kemampuan yang baik dalam menegakan diagnosis klinis neonatus

yang sulit terdeteksi dalam 24 jam setelah kelahiran, sebagai alat pandu pemasangan ventilasi

mekanik pada pasien dengan gangguan pernapasan kronik dan dapat digunakan dalam terapi

keberhasilan penanganan gangguan pernapasan. Sayangnya, penggunaan USG thorax masih

5
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

saja terbatas karena kurangnya protokol operasi, standar diagnostik dan pedoman

(Abdelsadeck A Dkk, 2015 ; dr. Uinarni H, 2019; Jeevesh Kapur, MD,2019, Liu J Dkk,

2019).

Seiring dengan berkembanganya pengetahuan dalam tehnik pencitraan radiologi,

diharapakan kedepannya dapat dilakukan penegakan diagnosis penyakit paru dan pleura

dengan menggunakan modalitas pencitraan yang non invasif terutama pada pasien-pasien

neonatus seperti pendekatan diagnosis dengan menggunakan ultrasonografi thorax. Dan

dalam melakukan pendekatan diagnosis tersebut, diharapakan adanya persepsi yang sama

antara dokter klinisi dan radiologi sebagai penunjang dalam penegakan diagnosis.

PERTANYAAN KLINIS
Rumusan pertanyaan klinis berdasarkan kasus klinis di atas: Apakah pemeriksaan USG

thoraks lebih baik dibandingkan pemeriksaan foto thoraks dalam menegakkan diagnosis

Respiratory distress syndrome/hyalin membrane disease ?

Problem /pasien : Pasien dengan Respiratory distress syndrome/hyalin membrane disease

Intervensi /indeks : USG thoraks

Comparison : Foto Thoraks

Outcome : Derajat/grade dari Respiratory distress syndrome/ hyaline membrane disease

6
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

METODE
Dilakukan penelurusan literatur di Pubmed pada 29 Oktober 2022 dengan menggunakan kata
kunci “Respiratory distress syndrome” AND “USG Thorax” AND “Plain Radiography
Thorax” beserta sinonim dan istilah terkait. (Tabel 1).

TELAAH KRITIS
Satu artikel yang relevan, yaitu Wang, dkk. akan ditelaah oleh penulis berdasarkan kriteria
yang mencakup aspek validity, importance, dan applicability.

Respiratory Distress AN USG thorax


AN Plain radiography Thorax
Syndrome
D D

Pubmed

Bagan 1. Alur seleksi artikel*


5
*) waktu pencarian:
29 Oktober 2022 pukul 09.00am
Filter artikel ganda/sama

5
Kriteria inklusi:
Sesuai dengan pertanyaan
Skrining judul/abstrak klinis
Tersedia dalam bentuk full
text
1

Membaca naskah lengkap

Telaah kritis 1 artikel

Jing Liu et al (2021)

7
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

HASIL
Terdapat 5 artikel dari hasil pencarian. Seleksi pertama dilakukan berdasarkan judul/abstrak,
dengan eliminasi publikasi ganda. Artikel yang tersisa ditinjau ulang berdasarkan kriteria
inklusi. Terdapat 1 artikel tersisa yang sesuai dengan pertanyaan klinis EBCR ini (Bagan 1).
Tabel 1. Hasil penelusuran literatur pada tanggal 29 Oktober 2022
Database Metode Penelusuran Jumlah artikel yang Jumlah artikel
didapatkan (Hits) yang terpilih
(Selected)
Pubmed “Respiratory distress
syndrome” AND “f
Lung Ultrasound” 5 1
AND “Plain
radiography thorax”

Tabel 2. Karakteristik literatur hasil pencarian


Peneliti, Tipe Penelitian Jumlah
Jurnal, dan Sampel dan
Tahun Jenis Spesimen
Jing Liu et al Systematic 50 bayi baru
(2021) Review and lahir dengan
Network Meta- RDS
analysis

Jing ung et al. melakukan penelitian meta-analisis pada Dari Maret 2012 hingga Mei 2013,
50 bayi baru lahir dengan RDS. Pada penelitian ini digunakan Probe beresolusi tinggi dengan
frekuensi lebih dari 7,5 MHz (umumnya11-12 MHz) (GE Voluson i atau E6, USA)
Ultrasonografi thorax dilakukan di samping tempat tidur oleh satu orang ahli radiologi.
Pendekatan transthoracic dilakukan dengan scan longitudinal dari dinding dada anterior dan
posterior. Batas waktu eksekusi ultrasound adalah 5 menit. Rontgen dada anteroposterior
konvensional dilakukan di samping tempat tidur. Pasien bayi RDS segera setelah USG thorax
dan dibaca oleh ahli radiologi independen yang tidak mengetahui hasil USG tersebut.

8
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Level of evidence
Tabel 3. Level of evidence
Systematic Individual Non- Case- Mechanism-
review of cross consecutive control based
cross sectional studies, or studies, or reasoning
sectional studies with studies “Poor or
studies with consistently without non-
consistently applied consistently independent
Peneliti
applied reference applied reference
reference standard reference standar”
standard and standards
and blinding
blinding
Level 1 Level 2 Level 2 Level 2 Level 2
Jing Liu et al V
(2021)
OCEBM Levels of Evidence Working Group*. "The Oxford 2011 Levels of Evidence".
Oxford Centre for Evidence-Based Medicine. http://www.cebm.net/index.aspx?o=5653 *
OCEBM Table of Evidence Working Group = Jeremy Howick, Iain Chalmers (James Lind
Library), Paul Glasziou, Trish Greenhalgh, Carl Heneghan, Alessandro Liberati, Ivan
Moschetti, Bob Phillips, Hazel Thornton, Olive Goddard and Mary Hodgkinson

DISKUSI
Dari literatur yang kami telaah, studi yang kami gunakan merupakan studi sistematic review

dan meta-analisis. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa ultrasonografi paru memiliki

sensitivitas dan spesifisitas yang sangat tinggi dalam diagnosis RDS neonatal. Menurut

penelitian ini, gambaran utama RDS yang dapat divisualisasikan oleh pencitraan ultrasound

termasuk konsolidasi paru-paru dengan udara bronchogram, kelainan garis pleura, efusi

pleura, denyut paru-paru dan paru-paru putih bilateral atau sindrom alveolar-interstitial.

Indikator paling penting dari RDS dalam USG paru-paru adalah konsolidasi paru-paru, yang

bisa terlihat pada semua pasien RDS, tetapi luas dan cakupannya konsolidasi bervariasi

dengan tingkat RDS. Konsolidasi di kelas II RDS mungkin terbatas pada bagian subpleural

9
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

sebagai fokus dan skala kecil, dan bronchogram udara mungkin tidak terlihat. Sebaliknya,

area konsolidasi tampak meluas secara signifikan pada RDS berat (grade III-IV di

konvensional x-ray), dengan bronchogram udara menjadi lebih jelas. Kelainan garis pleura

adalah salah satu pengamatan ultrasonografi yang paling umum pada pasien RDS, tetapi juga

ada pada penyakit paru-paru lainnya seperti pneumonia, perdarahan, dan transient tachypnea

of the newborn (TTN). Oleh karena itu, kelainan p garis pleura seperti yang divisualisasikan

oleh USG tidak spesifik untuk RDS (23). Menurut literatur, sensitivitas dan spesifisitas

kelainan garis pleura untuk diagnosis RDS masing-masing adalah 100% dan 45% (15, 20).

Hilangnya A-lines ditemukan pada 100% pasien RDS. Ini menunjukkan bahwa hilangnya A-

line juga merupakan indikator sonografi dari RDS neonatus. Namun, seperti kelainan garis

pleura, Hilangnya A-line juga dapat ditemukan pada penyakit paru lainnya. Oleh karena itu,

ini juga bukan perubahan khusus untuk RDS (23). Dalam pengalaman kami, koeksistensi

simultan dari konsolidasi paru, kelainan garis pleura dan paru putih bilateral, atau konsolidasi

paru, kelainan garis pleura dan menghilangnya garis A. RDS terdahulu ditandai dengan

atelektasis, bahkan RDS yang parah hanya muncul sebagai "paru-paru putih" di.radiografi

konvensional. Teknik ini tidak mampu memvisualisasikan efusi pleura, edema paru atau

perubahan patologis lainnya. Oleh karena itu, hasil USG paru di pasien ini benar-benar

mengubah “konsep lama”. Pertama, RDS tidak hanya ada dengan atelektasis, tetapi juga

dengan edema paru atau efusi pleura. Kedua, luas dan sifat lesi pada paru bilateral bisa tidak

konsisten Temuan ini menunjukkan bahwa ultrasound paru-paru dapat memberi kita medis

tambahan dan informasi klinis. Karena edema paru dan efusi pleura juga merupakan fitur

patologis utama TTN, "paru-paru putih" (AIS) atau efusi pleura bukanlah gejala spesifik

RDS, karena juga ditemukan pada TTN dan penyakit paru-paru (16, 20). Menurut literatur,

sensitivitas dan spesifisitas efusi pleura untuk mendiagnosis RDS masing-masing adalah

66,6% dan 5%; kepekaan dan spesifisitas paru.

10
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

KESIMPULAN

Singkatnya, penelitian ini lebih lanjut menegaskan bahwa USG paru memiliki arti penting

dalam mendiagnosis RDS neonatal. Seperti yang ditunjukkan oleh Copetti et al. (15), USG

paru-paru memiliki banyak keuntungan. Pertama, karena non-pengion, USG dapat dilakukan

di samping tempat tidur. Kedua, USG mudah dioperasikan, dan dapat diulang beberapa kali

kali sehari tanpa membahayakan operator atau pasien. Ketiga, ini adalah teknik berbiaya

rendah, yang membutuhkan keterampilan dasar saja. USG paru memiliki akurasi dan

keandalan yang sangat tinggi dalam mendiagnosis penyakit paru. Mengingat semua ini, di

unit perawatan intensif neonatal lanjutan tertentu metode ini bisa menggantikan radiografi

sebagai pendekatan diagnostik lini pertama pada periode neonatal (24). Namun, ada beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini yang perlu diperhatikan. Jumlah bayi RDS terbatas, dan

beberapa komplikasi akut sekunder akibat sindrom kebocoran udara (seperti

pneumomediastinum, emfisema interstitial, pneumoperikardium) tidak bisa mudah ditemukan

dengan menggunakan ultrasound. Berdasarkan hasil penelitian ini, mungkin USG tidak tepat

untuk diagnosis RDS grade I. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menggantikan

rontgen dada dengan sonografi dalam pemindaian lanjutan RDS setelah perawatan.

11
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

DAFTAR PUSTAKA

1. Winaya E, Koesoemoprodjo W. Peranan Ultrasonografi Toraks dalam Menegakkan Diagnosis


Beberapa Kelainan pada Paru. Jurnal Respirasi (JR), Vol. 1. No. 1 Januari 2015: 29-39.
2. . Wu J, Wang Y, Zhao A, et al. Lung Ultrasound for the Diagnosis of Neonatal Respiratory
Distress Syndrome. Ultrasound Quarterly 2020;36: 102–110. DOI:
10.1097/RUQ.0000000000000490
3. Jin L, Ying H, wei H, et al. The Role of Lung Ultrasound in Diagnosis of Respiratory Distress
Syndrome in Newborn Infants. Iran J Pediatr Apr 2014; Vol 24 (No 2), Pp: 147-154
4. Jing Liu, Hai-Ying Cao, Xin-Ling Wang & Li-Jun Xiao (2016) The significance and the
necessity of routinely performing lung ultrasound in the neonatal intensive care units, The
Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 29:24, 4025-4030, DOI:
10.3109/14767058.2016.1152577
5. Liu, J., Copetti, R., Sorantin, E., Lovrenski, J., Rodriguez-Fanjul, J., Kurepa, D., Feng, X.,
Cattaross, L., Zhang, H., Hwang, M., Yeh, T.F., Lipener, Y., Lodha, A., Wang, J.Q., Cao,
H.Y., Hu, C.B., Lyu, G.R., Qiu, X.R., Jia, L.Q., Wang, X.M., Ren, X.L., Guo, J.Y., Gao,
Y.Q., Li, J.J., Liu, Y., Fu, W., Wang, Y., Lu, Z.L., Wang, H.W., Shang, L.L. Protocol and
Guidelines for Point-of-Care Lung Ultrasound in Diagnosing Neonatal Pulmonary Diseases
Based on International Expert Consensus. J. Vis. Exp. (145), e58990, doi:10.3791/58990
(2019)

12
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Lampiran

13
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

14
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

15
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

16
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

17
Tugas Evidence-Based Case Report - Modul Evidence Based Medicine
Program Pendidikan Dokter Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

18

Anda mungkin juga menyukai