Anda di halaman 1dari 2

1.

Wirausaha

Menurut Drucker dalam (Paunescu, 2013) memberikan pernyataan bahwa setiap orang
yang memulai bisnis baru adalah sedang berwirausaha. Munculnya bisnis atau kegiatan
berdagang dapat dilakukan secara individu. Setiap orang dalam masyarakat memiliki potensi untuk
memiliki usaha dan merintis bisnis pada skala mikro maupun makro. Hal ini muncul tentu
dikarenakan adanya niat dari seseorang untuk berwirausaha. Menurut Sihombing (2012)
Berwirausaha merupakan salah satu tujuan bagi banyak siswa khususnya anak muda, sebagai salah
satu jalan untuk meniti karir atau batu loncatan setelah selesai mengikuti pendidikan. Artinya,
berwirausaha merupakan sebuah kegiatan yang dilandasi oleh tujuan/niat untuk memperoleh
sebuah penghasilan atau pendapatan, sehingga membutuhkan beberapa keahlian seperti
mengelola keuangan, keuntungan, produksi, dan sebagainya. Niat berwirausaha merupakan
motivasi awal untuk merencanakan sebuah bisnis. Thompson (2009) kewirausahaan diibaratkan
sebagai “Selfacknowledged” atau keyakinan yang dimiliki oleh seseorang dalam mendirikan sebuah
usaha atau bisnis baru secara sadar dan terencana. Dengan demikian sebuah niat dan tujuan lah
yang menjadi cikal bakal awal terbentuknya sebuah bisnis atau perusahaan rintisan startup
karena dilandasi oleh sebuah tujuan.

2. Start Up Digital

Steve G. Blank dalam (Saputra, 2015) mendefinisikan startup sebagai sebuah organisasi temporer
yang dibentuk dengan tujuan mencari model bisnis yang repeatable dan scalable. Maksud dari Steve
disini adalah, bahwa startup adalah sebuah bentuk bisnis yang dapat di jalankan dan diulang
penkondisian sebuah produknya serta dapat di kembangkan dan diperluaskan jaringannya. Hal ini
dapat dianalogikan seperti karet yang elastis dimana mampu dibentuk apa saja dan juga mampu untuk
ditarik secara panjang.

Kemudian menurut Sheung (2014) menjelaskan bahwa metode startup bisnis diikuti oleh inovasi
dan tren berkembangnya teknologi. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya teknologi AI (Artificial
Intelligence) yang dimanfaatkan dari berbagai sektor, baik dalam sebuah aplikasi, pendeteksi
pelanggaran lalu lintas, plat motor, dan sebagainya. Sehingga teknologi AI ini dimanfaatkan untuk
setiap pebisnis startup untuk mengembangkan perusahaannya. Inilah yang dikatakan inovasi menjadi
sebuah tren baru teknologi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Giaglis (2005) bahwa percepatan
pertumbuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mampu meningkatkan tren yang mengubah
bisnis tradisional dengan mendorong bisnis baru (startup) yang cenderung memanfaatkan peluang
teknologi. Dengan demikian bila disintesiskan startup sebuah institusi atau perusahaan rintisan yang
dibangun untuk membuat sebuah produk atau layanan yang inovatif dalam sebuah kondisi
ketidakpastian yang tinggi. Maksudnya adalah, bisa saja layanan yang dibuat tidak stagnan atau stabil
ketika diberikan kepada target pasar sehingga mau tidak mau perusahaan rintisan harus selalu
memperbaharui layanan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan target market.

Pengembangan bisnis digital seperti startup ini hampir sama dengan bisnis fisik pada umumnya,
salah satu cara untuk memperluas bisnis dengan pemasaran. Menurut (Beier, 2016) bahwa proses
pemasaran dalam dunia digital harus dipahami oleh pemilik bisnis atau stakeholder perusahaan.
Menggunakan strategi digital marketing yang memanfaatkan segala platform sosial media untuk
mengencangkan pemasaran agar produk dikenal oleh masyarakat. Komunikasi yang ditargetkan dan
terukur ditunjukan berdasarkan pemerolehan user/pengguna baru yang menjadi pelanggan dalam
waktu kurun jangka panjang. Pemasaran ini memanfaatkan tentunya platform digital dan perlu
adanya konsistensi saat menjalankannya.

3. Jenis Pekerjaan Baru karena Start Up

Terbukanya lapangan pekerjaan baru dengan startup ini memunculkan banyak nya jenis pekerjaan
baru di era industri digital kreatif. Sebelumnya kita hanya mengenal bahwa ada bagian marketing,
saat era startup ini munculah profesi digital marketing yang memiliki cabang bagian lagi, yakni
Bagian Branding, UI/UX, Social Media Specialist, SEO (Search Engine Optimization), Google Ads,
Facebook Ads, dan lain sebagainya. Profesi-profesi tersebut tentu bermunculan karena kebutuhan saat
ini yang memang menuntut untuk ada. Sehingga setiap pekerja baru, banyak yang juga berpindah
haluan atau career shifter yang tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya. Bisa saja ada seseorang
sebelumnya kuliah di jurusan Teknik Kimia, namun bekerja sebagai User Interface/UI di startup. Asal
memiliki keahlian yang mumpuni dan mau belajar, pekerja tersebut akan bertahan dan berkembang.
Hal ini lah menjadi salah satu fenomena baru yang menjadi angin segar bagi para pencari kerja di
Indonesia untuk tidak lagi takut tidak mendapat posisi pekerjaan. Dengan hadirnya perusahaan startup
di Indonesia, menjadi peluang untuk memperbesar bisnis, sumber daya, dan juga keuntungan.

4. Peran Inkubator Bisnis Dalam Mengembangkan Start Up Digital Lokal Indonesia


5. Transformasi Bisnis Start Up
6. Dampak Covid-19 Terhadap Bisnis Start Up

7. Dampak Dunia Usaha Pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Perekonomian Negara RI
8. Contoh Kasus dan Solusi Terhadap Bisnis Usaha Lainnya
9. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai