RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menguraikan pendapat pribadi 3.5.1 Menilai unsur cerita (pesan moral)
tentang isi buku sastra (cerita, menggunakan pendapat pribadi.
dongeng, dan sebagainya)
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran: Saintifik.
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanyajawab, dan penugasan.
Ayo Berlatih
Dari hasil menyimak cerita kemudian siswa diajak untuk
membuat cerita dengan tema membantu teman
Siswa membuat kalimat tanya dari cerita yang dibuat
H. PENILAIAN
1. Pengetahuan : di peroleh dari tugas siswa di tugas pengetahuan.
2. Keterampilan: diperoleh dari ketrampilan siswa menjawab pertanyaan guru secara
lisan
Bahasa Indonesia
Baik PerluBimbingan
No. Kriteria Baik(3) Cukup (2)
Sekali(4) (1)
1 Keterampilan: Semua Ada Ada beberapa Semua kata,
Ketepatan kata, beberapa kata, kalimat tanya, Kalimat tanya,
menuliskan Kalimat kata, kalimat dan ejaan dan
kalimat dengan tanya, dan tanya, ditulis belum ejaan ditulis
penulisan yang ejaan dan ejaan benar, dengan belum benar,
baik dan benar. ditulis ditulis belum bantuan guru. tanpa bantuan
dengan benar, tanpa guru.
benar bantuan
tanpa guru.
bantuan
guru.
Pada suatu hari, ada seekor tikus kecil yang sedang asik mencari makan. Saking asiknya, dia taksadar
bahwa dia sudah berjalan terlalu jauh dari rumahnya hingga masuk ke dalam hutan yangcukup lebat. Sadar
akan hal itu, si Tikus pun segera bergegas mencari jalan untuk pulang, tapinasibnya sungguh malang, dia malah
tersesat lebih jauh lagi ke dalam hutan. Lama dia mencari jalan untuk bisa pulang kerumahnya, tapi tikus itu
belum juga mendapat jalan dan ahirnyakelelahan.
Tak terasa, waktu sudah hampir gelap. Tikus itu masih terus berusaha mencari jalan pulang.
Tapisepertinya hari ini nasibnya benar-benar buruk, ketika tengah kebingungan mencari jalan untuk bisa
pulang, dirinya malah tak sengaja masuk di sarang seeekor singan yang tengah tidur pulas.Ranting yang tak
sengaja diinjaknya membuat singa yang sedang tidur itu terbangun dan segeramencengkeram tikus itu dengan
kuku-kuku tajamnya.“ Hai mahluk kecil.. berani benar kaumengganggu tidur ku. Jika sudah bangaun begini,
harus ada yang bisa ku makan. Maka kau akanmenjadi makan malam ku.
Grrrr…”. Kata singa menggeram.
Mendengar singa yang tengah marah, si tikus malang itu menjadi sangat ketakutan. Dia pun
memberanikan diri untuk angkat bicara” ma’af singa yang perkasa.. aku tak sengaja. Aku tersesatdi hutan ini
ketika sedang mencari makan. Aku sudah beruaha mencari jalan untuk keluar dari hutan, tapi malah tak sengaja
aku malah masuk ke dalam sarang mu. Ma’af kan aku.. kasihanilah anak-isteriku yang sedang menunggu ku di
rumah. Aku janji, jika kau melepaskan aku, maka suatu saat aku akan membalas kebaikan mu”. Kata tikus
memelas.
Mendengar perkataan tikus,singa menjadi tertawa terpingkal-pingkal.‘”Hahaha..mahluk kecil seperti mu
bisa apa? Hinggakau berani berjanji untuk menolong ku? Tapi baiklah.. karena kau sudah membuat ku
tertawadan aku juga kasihan dengan anak dan isteri mu, maka kali ini kau akan ku lepaskan. Kau jalanlah lurus
kea rah utara, maka kau akan bisa keluar dari hutan ini. dan ingat..!! jangan sampaikau kembali lagi ke sini,
atau aku akan memakan mu dan tak akan mengampuni
mu”.Kata singa.
Mendengar itu, si tikus menjadi sangat senang. Tak henti-hentinya dia memanjatkan syukur dan bertekad akan
menepati jajinya pada singa suatu saat nanti.Tiga bulan sudah berlalu setelah kejadian itu, pada suatu pagi.. si
tikus mencari makan seperti biasa. Kini dia hanya berkeliling di sekitar perbatasan hutan saja, karena takut jika
kembalitersesat seperti dulu. Ketika si tikus tengah asik mencari makan, lamat-lamat dia mendengarsuara
erangan. Suaranya sudah sangat lemah.
Dia pun mencari dari mana arah suara itu. Betapakagetnya dia ketika melihat singa yang dulu pernah di
temuinya tengah tak berdaya terjebakdalam jaring yang di pasang oleh pemburu. Tikus pun mendekatinya dan
bertanya tentang perihal kejadian yang menimpa singa.Ternyata, sudah tiga hari lamnya singa terjebak di situ.
Dia sudah berusaha meronta dan berusaha keluar dari jerat jaring itu, tapi sia-sia. Ahirnya dia terkulai lemas
karena kehabisantenaga dan kelaparan. Mendengar kisah singa itu, si tikus menjadi iba. Lalu dia pun ingat pada
janjinya dahulu, bahwa kelak dia akan membantu singa sebagai balas budi.
Maka dia pun berkata pada singa “ Hai singa yang perkasa.. dahulu kau meragukan janji ku yang akan
menolong mukarena ukuran tubuh ku yang kecil, Tapi kali ini mahluk kecil ini akan menunjukan bahwa dia
bisa menepati janji meski ukuranya tak seberapa”. Mendengar perkataan si tikus, singa sedikit kaget. Ternyata
mahluk kecil itu masih ingat dengan janjinya dan bukan di buat alas an hanyasekedar untuk melarikan diri.
Maka dalam hatinya, singa mengakui sifat yang di milikioleh sitikus.Tikus itu lalu dengan segera menghampiri
singa, dan menggigit tiap tali yang menjerat tubuhsang singan hingga semua tali itu putus.
Ahirnya setelahbeberapa waktu, semua tali itu dapat di putuskan dan sang singa ahirnya bebas. Lalu singa
menghampiri tikus dan berkata” Terimakasih kau telah menolong ku. Kini aku mengakui keberanian dan
kemampuan mu. Kemampuan tak diukur dari bentuknya, tapi lebih dari apa yang mampu mereka lakukan.
Maka mulai saat ini, akumengangkat mu menjadi sahabat. Dan kelak jika kau butuh pertolongan ku, maka aku
akan datang untuk membantu mu”. Kata singan kemudian kembali ke dalam lebatnya hutan. Sementara si tikus
segera kembali ke rumahnya. Hatinya merasa senang karena kini diamendapat teman baru serta sudah mampu
menepati jani yang pernah dia buat dulu.
TAMAT
SOAL EVALUASI
Uder Mancing (soal 1-3 )
Alkisah, di sebuah kampong, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Uder. Ia tinggal bersama ibunya di sebuah
gubuk yang berada di tepi sungai. Uder seorang pemalas. Semua pekerjaan dianggapnya berat. Hanya tidur dan
memancing yang menjadi kegemarannya. Jika tidak memancing, ia hanya tidur di rumah sampai berjam-jam.
Bahkan, ia terkadang tidur dari pagi hingga sore hari. Ia baru bangun saat perutnya lapar dan kembali tidur setelah
perutnya kenyang.
Begitu pula halnya dengan memancing, Si Uder terkadang berhari-hari tidak pulang ke rumahnya. Ia sangat
bangga jika pulang ke rumah membawa ikan walau hanya satu ekor atau hanya ikan kecil sekalipun. Oleh karena
itu, orang-orang kampong memanggilnya Uder Mancing.
3. Salah satu hal menarik yang terdapat dalam dongeng di atas adalah…
a. Kegiatan memancing seorang anak hingga berhari-hari tidak pulang ke rumah
b. Sikap tidak mau mengubah diri, meskipun telah dinasihati oleh ibunya
c. Kegemaran memancing yang dilakukan seorang anak
d. Seorang anak pemalas yang hanya memiliki kegemaran tidur dan memancing
Si Kancil berjalan berjingkat-jingkat di kebun Pak Tani. Kancil hendak mencuri mentimun. Di tengah kebun ada
boneka orang-orangan, si Kancil tidak takut malah menendang boneka itu. Ternyata boneka orang-orangan itu
telah diberi getah nangka sehingga kaki si Kancil menempel pada boneka itu dam sulit dilepaskan. Kemudian
Pak Tani datang menangkap Kancil.
Menurut sahibul hikayat diriwayatkan pula, konon abuk-debu yang beterbangan selama ini menuju laut menjadi
sejenis ikan. Banyak sekali ikan itu hidup memenuhi karang, para nelayan menyebutnya “Ikan Lebai” karena
mengambil nama Wak Lebai yang membangun kampung berabuk-debu asal ikan itu.
Bibir ikan itu tebal berkelebai, suka memungut-mungut lumut, menyapu-nyapu debu-pasir, sehingga
mengeluarkan berbagai jenis cacing. Remis, keranglokan kecil-kecil makan ikan segala ikan.
“Ayo, kita berpesta-pora,” ajak ikan Lebai. Konon zaman itu ikan-ikan serta hewan lainnya berkata-kata juga
seperti manusia.
“Horee…, “ikan-ikan pun berkumpul. Pendek kata, di mana ada ikan Lebai makan, di situ pula kawan ikan besar-
kecil berkumpul. Mereka menyantap makanan yang dihidangkan ikan Lebai. “Pesta-ria…pesta-ria…,” ikan-ikan
itu bersuka hati.
Menurut yang empunya cerita pula, para nelayan pemancing ikan memanfaatkan kebijakan ikan Lebai itu.
Mereka melabuhkan tali pancing dan mengail, serta memilih karang yang diketahuinya ada ikan Lebai di situ.
Pasti ikan-ikan lain berkerumun mencari makanan.
B. UPAYA PERBAIKAN