Anda di halaman 1dari 38

IMPLEMENTASI DUA BELAS FUNGSI AL-QURAN DAN

TIGA FUNGSI SUNNAH DALAM KELUARGA ARINI


ZAHWATUL KHOIROH
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah
Studi Hukum Islam

Dosen Pengampu :
Dr. Sahudi, M.H.I., M.Pd.I
NIP. 19770412 200912 1001

Disusun Oleh :
Arini Zahwatul Khoiroh (06020322024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


IMPLEMENTASI DUA BELAS FUNGSI AL-QURAN DAN TIGA
FUNGSI SUNNAH DALAM KELUARGA ARINI ZAHWATUL
KHOIROH

Arini Zahwatul Khoiroh


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
arini18zahwa@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk: 1) Untuk mendeskripsikan dan menganalisa Program Bapak/ Ibu
(Orang Tua) dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini
Zahwatul Khoiroh, 2) Untuk mendeskripsikan dan menganalisa Pelaksanaan Program Bapak/ Ibu (Orang
Tua) dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul
Khoiroh, 3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisa Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu (Orang Tua)
dalam Penerapan Dua Belas Fungsi AlQuran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul
Khoiroh, 4) Untuk mendeskripsikan dan menganalisa Solusi Yang Dihadapi Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam
Penerapan Dua Belas Fungsi AlQuran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh, 5)
Untuk mendeskripsikan dan menganalisa Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam Penerapan Dua
Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh, 6) Untuk
mendeskripsikan dan menganalisa Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam Penerapan Dua Belas
Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh.

Dalam penelitian ini memakai pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, jenis penelitian adalah
study kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu Interview, observasi dan dokumentasi.
Interview dan dokumentasi digunakan untuk sarana menggali data sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Pada teknik pengelolaan data yaitu dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
hingga penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh, teknik
analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Adapun metode analisis yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan dan membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka digunakan metode
analisis deskriptif. Sedangkan secara kualitatif, penulis menggunakan metode antri multichannel
single phase.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keluarga dalam perspektif Islam memiliki
peran dan tanggung jawab yang sangat penting dan strategis dalam proses pembinaan dan
pendidikan anak. Karena keluarga adalah merupakan institusi pendidikan yang pertama bagi anak-
anaknya. Terutama seorang Ayah yang menjadi nahkoda dalm keluarganya. Dapat dilihat dalam
keluarga Arini Zahwatul Khoiroh ini yang tidak jauh dari kata AlQuran maupun AsSunah, karena
pada dasarnya keduanya yang menjadi pedoman bagi keluarga tersebut.

Keyword : Keluarga, Fungsi Al Quran, Fungsi Sunnah

LATAR BELAKANG
Pedoman kaum muslimin yaitu Al-Quran memiliki fungsi salah satunya sebagai
petunjuk agar manusia sebagai makhluk di bumi menjadi khalifah yang baik. Maka dari itu,
pengkajian Alquran yang diperuntukkan untuk mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari
isi kandungan Al-Quran yang membahas mengenai petunjuk keadaan yang sudah terjadi,
sedang terjadi, maupun yang belum terjadi sangat diperlukan.1

Al-Qur‘an adalah kitab suci terakhir yang diwahyukan Allah Swt kepada nabi dan
rasul-Nya. Kitab ini diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, sang penutup para nabi dan
rasul. Sebelumnya, Allah Swt telah mewahyukan kitab suci-Nya kepada beberapa nabi atau
rasul, seperti Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil kepada Nabi Isa.
Selain berbentuk kitab, Allah Swt juga menurunkan wahyu-Nya dalam bentuk lembaran-
lembaran (suhuf) seperti yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan juga Nabi Musa.

Al-Qur‘an memiliki kedudukan yang istimewa dibanding kitab-kitab suci sebelumnya.


Sebagai kitab suci terakhir, al-Qur‘an memiliki peran yang lebih besar dan luas. Salah satu
fungsi yang dibawa al-Qur‘an adalah menyempurnakan kitab-kitab suci sebelumnya
sekaligus meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari ajaran kitab-kitab tersebut.
Selain itu, al-Qur‘an juga berfungsi sebagai petunjuk bagi umat manusia sampai akhir zaman.
Inilah tugas pokok al-Qur‘an sebagai konsekuensi dari statusnya sebagai kitab suci terakhir.2

Selain Al-Quran, terdapat as-sunnah atau Hadis yang juga menempati posisi penting
dalam Islam yaitu sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an. Karena, terdapat beberapa
persoalan keagamaan yang jawabannya tidak dapat ditemukan dalam al-Qur’an. Al-Quran
dan assunah keduanya sulit dipisahkan karena Alquran sebagai wahyu matlu (wahyu berupa
redaksi dan maknanya dibacakan oleh Allah SWT dengan perantara Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW menggunakan bahasa arab) sedangkan assunah sebagai wahyu ghoiru
matlu (wahyu berupa makna dari Allah SWT dengan perantara malaikat Jibril secara tidak
langsung, dengan kata lain lafal dari Nabi Muhammad SAW). Dalam sejarahnya, istilah
sunnah kemudian disinonimkan dengan istilah hadis. Ulama muhaddisin pada umumnya
mengidentikkan antara sunnah dengan hadis, yakni segala sabda, perbuatan, ketetapan dan
sifat-sifat Nabi.

Segala persoalaan manusia, termasuk permasalahan mulai dari asal kejadian manusia,
hingga pada kehidupan berkeluarga, berorganisasi, bermasyarakat, dan bernegara. Allah
SWT jelaskan dalam Alquran dan Nabi contohkan dalam hadist. Begitupula, hal-hal yang
terkait dengan manajemen pendidikan. Pada dasarnya, manajemen pendidikan merupakan
cara pengelolaan dalam mencapai tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien berdasarkan
hal-hal yang telah ditetapkan sebeleumnya (Basinun, 2015)5 . Manajemen pendidikan
berperan sebagai upaya melakukan pengelolaan secara terstruktur pada bidang pendidikan.

Pendidikan yang salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia sudah semestinya
mendapat perhatian khusus dalam hal manajemennya. Pendidikan yang baik merupakan tolok
ukur bagi sebuah bangsa atau negara dalam hal kemajuan yang dicapai tidak terkecuali dalam
Islam. Lembaga Pendidikan Islam dianggap berhasil jika dapat menyelenggarakan

1
Restia Lasri Yumawan and Uwes Qorni, “MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-
QURAN DAN SUNNAH,” Al-Idrak: Jurnal Pendidikan Islam dan Budaya 1, no. 2 (December 7, 2021): 181–
199.
2
Agus Salim Syukran Agus Salim Syukran, “Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia,” Al-I’jaz : Jurnal Studi
Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman 1, no. 2 (December 14, 2019): 90–108.
pendidikan dengan kemampuannya mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen dengan
baik.

Berbicara tentang manajemen tentunya akan berkaitan erat dengan fungsi-fungsi


manajemen yang pada hakikatnya diawali dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan (Maujud, 2018)6 . Empat komponen tersebut di jelaskan di beberapa ayat al-
Qur’an dan assunah. Perlu disadari bahwa pemahaman manusia terhadap al-Qur’an
sepenuhnya bersandar pada kapasitas akal, dan apapun yang bersandar pada akal tersebut
tidak pernah menjadi hal yang mutlak.3

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting saat
ini. Hal ini sangat mendasar mengingat pendidikan dijadikan sebagai salah satu tolak ukur
tingkat kesejahteraan manusia. Berkualitas tidaknya seseorang dipengaruhi sejauh mana
kualitas pendidikan yang didapatnya di bangku sekolah atau masyarakat. Pendidikan menurut
Maida dapat didefinisikan sebagai “humanisasi atau upaya memanusiakan manusia. Yaitu
upaya membantu manusia untuk dapat bereksistensi sesuai dengan martabatnya sebagai
manusia”.4

Mutu merupakan nama lain dari kulaitas yang mana pendidikan yang berasal dari
keluarga harusnya bermutu. Untuk mencapai pendidikan yang bermutu tentu membutuhkan
beberapa cara. Mutu yang diinginkan tersebut harus direncanakan dan diupayakan. Berarti
pencapaian mutu pendidikan tidak terjadi dengan sendirinya dan tiba-tiba akan tetapi perlu
adanya suatu usaha yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik melalui suatu proses
yang berkelanjutan.

Berdasarkan banyaknya survei, dapat disimpulkan. Pada dasarnya, dalam upaya


menghasilkan generasi penerus yang tangguh dan berkualitas, diperlukan adanya usaha yang
konsisten dan kontinu dari orang tua di dalam melaksanakan tugas memelihara, mengasuh
dan mendidik anak-anak mereka baik lahir maupun batin sampai anak tersebut dewasa
dan/atau mampu berdiri sendiri, dimana tugas ini merupakan kewajiban orang tua. Pasal 45
dan 49 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menjelaskan bahwa ketentuan mengenai
pemeliharaan dan pengasuhan anak tidak hanya berlaku bagi warga negara Indonesia yang
beragama Islam, akan tetapi berlaku bagi warga negara yang non Islam.5

Dalam mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu tentunya dibutuhkan suatu


manajemen yang baik. Manajemen yang baik itu tentunya mengacu pada fungsi-fungsi
manajemen itu sendiri, dimana fungsi-fungsi yang dimaksudkan tidak lain adalah POACE.
Manajemen harus diterapkan dalam upaya penyelenggaraan kegiatan dimanapun baik sekolah
maupun keluarga karena dengan menerapkan aspek manajemen seperti perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
3
Yumawan and Qorni, “MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN
SUNNAH.”
4
Nur Amalia, “Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SDN 30
Sumpang Bita Kabupaten Pangkep,” Manajemen 2 (2018): 4.
5
Andi Syahraeni, “TANGGUNG JAWAB KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK,” AL-IRSYAD
AL-NAFS: JURNAL BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM 2, no. 1 (December 1, 2015), accessed May 13,
2023, https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/view/2560.
(controlling), serta tindaklanjut (evaluating). Maka akan dapat berjalan secara terencana,
sistematis, berkesinambungan dan mencapai tujuan yang telah diciptakan dalam hal ini murid
dapat mencapai standar mutu pendidikan yang telah ditentukan.

Berdasarkan asumsi, pertimbangan dan alasan pada uraian latar belakang diatas telah
mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Implementasi Dua Belas Fungsi
AlQuran dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga ”

Maka setelah penelitian tersebut berlangsung, diharapkan penerapan atau implementasi


12 fungsi AlQuran dan 3 Fungsi sunnah dapat membuahkan hasil yang maksimal pada
keluarga tersebut. Berdasarkan beberapa paparan diatas maka penting sebuah fungsi tersebut
untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran kepada anak yang mencakup program,
pelaksanaan, kendala, solusi, control, dan juga evaluasi terhadap penerapan 12 fungsi
AlQuran dan 3 Fungsi sunnah.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode berasal dari bahasa yunani “Methodos” yang artinya jalan atau cara. Ahmad
Maulana dalam Lexy J. Moleng mengemukakan bahwa cara yang teratur dan sistematis
untuk pelaksanaan sesuatu atau cara kerja. Jadi metode penelitian yaitu suatu cara kerja
yang teratur dan berpikir dengan baik guna memahami obyek yang menjadi sasaran
penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode deskriptif.
Menurut Moleong, penelitian kualitatif berakar pada latar belakang ilmiah sebagai
keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode
kualitatif analitis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan
teori, lebih mementingkan proses dari pada hasil, memilih seperangat kriteria untuk
menulis keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitian
disepakati oleh subjek penelitian.

Pendapat lain menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif adalah “prosedur


penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Margono menambahkan bahwa dalam
penelitian kualitatif ini analisis yang digunakan lebih bersifat deskriptif-analitik yang
berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik/menyeluruh dan
sistematis.

Alasan penggunaan metode kualitatif ini yaitu karena permasalahan belum jelas,
holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi
sosial tersebut dijaring dengan metode kuantitatif. Selain itu peneliti bermaksud
memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori. Alasan
penggunaan metode penelitian kualitatif ini juga dikarenakan: 1) lebih mudah
mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda, 2) lebih mudah
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian, 3)
memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari
pola-pola nilai yang dihadapi.6

2. Lokasi Penelitian

Keluarga/ Rumah Arini Zahwatul Khoiroh yang menjadi objek penelitian. Dalam
penelitian ini adalah sebuah analisis terhadap sebuah keluarga yang berlokasi di jalan
Persatuan Desa Sidorejo Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.

3. Informan/Sumber Penelitian

Sumber data merupakan hal yang paling urgen dalam proses penelitian, disebabkan
sumber data adalah suatu komponen utama yang menjadikan sebagai sumber informasi
sehingga dapat menggambarkan hasil dari suatu penelitian. penentuan sampel sebagai
sumber data dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yakni
teknik pengambilan sampel sumber datadengan pertimbangan tertentu. pertimbangan
tertentu yang dimaksud, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang sesuatu
yang diharapkan oleh peneliti. Adapun sampel yang digunakan sebagai sumber data
dalam penelitian ini antara lain:

a. Ayah/Ibu (Orang tua)


Orang tua terutama Ayah adalah nahkoda yang berperan penting dalam menemukan
arah keberhasilan sebuah keluarga. kepemimpinan seorang kepala rumah tangga
dengan integritas tinggi turut mempengaruhi semua komponen yang ada dalam
lingkup keluarga termasuk dalam proses didk kepada anak. Pemilihan Ayah selaku
kepala rumah tangga sebagai sumber data dengan pertimbangan bahwa yang
bersangkutan merupakan pihak internal yang selalu memonitoring setiap aktivitas
yang ada di lingkup keluarga termasuk anak.

Sumber Data Sedangkan data yang dipergunakan bersumber dari:

a. Data Primer : Data yang dilakukan dalam setiap landasan observer atau berdasarkan
sumber yang menggunakan analisis penerapan fungsi-fungsi manajemen.
b. Data Sekunder : Digunakan setiap objek atau kekuasaan peranan manajemen dalam
setiap masalah maupun gerakan, pada masalah yang menjadi sumber landasan.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi
Secara umum observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan mengadakan pengamatan terhadap suatu kegiatan. Teknik observasi adalah
pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial
dengan gejala-gejala psikis yang kemudian dilakukan pencatatan. Metode ini
6
Muntihanan, “Implementasi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam Di SD Negeri 02 Rama Gunawan Seputih Raman Lampung Tengah” (2017): 75–76.
bermanfaat untuk memperoleh data dengan mengadakan pengamatan selama beberapa
waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam,
memotret fenomena guna penemuan data analisis.

Observasi dapat diidentifikasikan sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan


dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme
sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Dalam pengertian spikologik, observasi atau
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan seluruh indera.

Menurut sutrisno hadi metode observasi adalah “suatu cara pengumpulan data
yang dilakukan secara langsung mengenai objek yang sedang diteliti dengan
sistematis, metode ini biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis fenomena-fenomena yang diteliti”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode observasi adalah


metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan pengamatan secara
sistematis. Metode observasi ini dari segi bentuk dan jenisnya menurut Sutrisno Hadi
terdiri dari 3 jenis yaitu “observasi penelitian non partisipan, observasi sistematis non
sistematis dan observasi eksperimental non eksperimental”. Adapun jenis metode
observasi yang penulis gunakan adalah jenis metode observasi non partisipan yang
menurut Sutrisno Hadi diartikan “jika unsur partisipan sama sekali tidak terdapat
didalamnya”.

Sedangkan Jorgensen dalam Mulyana mengemukakan bahwa metode


pengamatan berperan serta dapat didefinisikan berdasarkan tujuh ciri yaitu: minat
khusus makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif orangorang dalam atau
anggota-anggota situasi atau keadaan tertentu, fondasi penelitian dan metodenya
adalah lokatif dan kekinian kehidupan sehari-hari, bentuk teori dan penteorian yang
menekankan interprestasi dan pemahaman eksistensi manusia, logika dan proses
penelitian yang terbuka, luwes, oportunistik, dan menuntut redefinisi apa yang
problematik, berdasarkan fakta yang diperoleh dalam situasi nyata eksistensi manusia,
pendekatan dan rancangan yang mendalam, kualitatif, dan studi kasus, penerapan
peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan pribumi lapangan.

No. Aktivitas Catata


Waktu
n

1. 25 April Observasi ke sekolah dan meminta izin untuk melakukan penelitian


2023

25 April Pengamatan tentang Program Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam Penerapan Dua
2. 2023 Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul
Khoiroh.

3. 25 April Pengamatan tentang Pelaksanaan Program Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam
2023 Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh.

25 April Pengamatan tentang Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam
4. 2023 Penerapan Dua Belas Fungsi AlQuran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh.

25 April Pengamatan tentang Solusi Yang Dihadapi Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam
5. 2023 Penerapan Dua Belas Fungsi AlQuran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh.

25 April Pengamatan tentang Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam Penerapan
6. 2023 Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini
Zahwatul Khoiroh.

25 April Pengamatan tentang Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu (Orang Tua) dalam Penerapan
7. 2023 Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini
Zahwatul Khoiroh.

Tabel 1. Waktu/Tanggal Observasi

b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara dapat dipandang
sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
secara sistematis dan berdasarkan kepada tujuan penelitian. Pada umumnya dua orang
atau lebih, hadir secara fisik dalam proses tanya jawab. Dalam hal ini responden yang
dipilih adalah para pengelola lembaga pendidikan yang bersangkutan meliputi: kepala
sekolah. Karena mereka dianggap memiliki pengetahuan dan mendalami situasi serta
lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

Metode wawancara adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara


(Interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara”. Dari pendapat di atas
bahwa metode wawancara adalah suatu teknik pengambilan data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan terhadap orang lain untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian.

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah metode bebas terpimpin yaitu
“pewawancara membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan tetapi cara bagaimana
pertanyaan ini disajikan dan irama wawancara yang sekali diserahkan kepada
kebijakan pewawancara”.

Jadi interview bebas terpimpin adalah alat pengumpul data dengan tanya jawab
yang didalamnya terdapat unsur kebebasan (tidak terpimpin) namun juga terkontrol
dan berfokus kepada persoalan yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis menanyakan
hal-hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian sebagai informan. Wawancara merupakan pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden, dan jawaban-jawaban subjek dicatat atau direkam dengan alat perekam.

1. Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan
2.
Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi AlQuran Dan
3.
Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi
4.
Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga
5.
Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga
6.
Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

Tabel 2. Pertanyaan kepada Narasumber/Informan

c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian meliputi buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-
foto, film dokumen, dan data yang relevan dengan penelitian.

Dokumentasi adalah “asal katanya adalah dokumen yang artinya barangbarang


tertulis, seperti buku, majalah, dokumentasi, notulen rapat, catatan harian, peraturan-
peraturan dan sebagainya”. Sumber informasi dokumenter pada dasarnya adalah segala
macam bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik yang resmi maupun
tidak resmi.

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari


dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dokumentasi digunakan untuk
mempelajari berbagai sumber dokumentasi terutama kegiatan yang berada di masyarakat
itu sendiri dan didukung oleh sumber –sumber yang representatif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah suatu cara
dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam mengumpulkan informasi
mengenai bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian, melalui buku-buku catatan
harian dan lain sebagainya.

5. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data (Metode Analisis Data)

a. Teknik Pengolahan data


Teknik pengelolaan data dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data Pada tahap ini kegiatan analisis data, selama pengumpulan data
dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan
setelah mengumpulkan multi sumber bukti, membangun rangkaian bukti dan
klarifikasi dengan informan tentang draf kasar dan laporan dari penelitian.
2) Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari
catatan di lapangan. Dalam proses reduksi data, peneliti melakukan pemilihan
terhadap data yang hendak dikode, mana yang dibuang dan mana yang merupakan
ringkasan dan cerita-cerita apa yang sedang berkembang.
3) Penyajian data Yang dimaksud penyajian data adalah menyajikan sekumpulan
informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan.
4) Menarik Kesimpulan/Verifikasi Menarik kesimpulan penelitian selalu mendasarkan
diri atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain,
penarik kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan/keinginan
peneliti.

b. Analisis Data
Metode analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematik
transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan tersebut agar dapat
dipersentasikan secara keseluruhan kepada orang lain.

Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh, teknik analisis data yang digunakan
adalah deskriptif yaitu teknik yang menggambarkan data dengan kata-kata atau
kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Pada
pelaksanaannya, analisis data bersifat terbuka. Dikatakan terbuka karena terbuka bagi
perubahan, perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan data yang baru masuk.

Adapun metode analisis yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dan


membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka digunakan metode.

1) Analisis Deskriptif terhadap penerapan fungsi AlQuran dan fungsi sunnah kepada
anak dalam lingkungan keluarga yang mana penerapan tersebut memberikan
damnpak baim bagi anak dalam lingkungan keluarga.

Sedangkan secara kualitatif, penulis menggunakan metode antri multichannel


single phase yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Penelitian dilakukan sebagai pengetahuan supaya seorang anak tidak melanggar


ketentuan Allah SWT melainkan mengikuti apa yang diuperintahkan.
2) Sumber populasi dalam anak menerapkan program dari Orang tua.
3) Siswa harus mengikuti program penerapan fungsi Alquran maupun sunnah dalam
keluarga.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Teori tentang Dua Belas Fungsi Al-Quran dan Tiga Fungsi Sunnah
a. AlQuran sebagai Sumber Hukum Islam Pertama
1) Pengertian Al-Quran
Secara etimologis, kata Aiquran berasal dari bahasa Arab al-qur'an, yaitu
isim Masdar dari fi’il qara’a-yaqra’u, yang berarti bacaan. Sedang secara
terminologis Alquran berarti 'kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. melalui Malalkat Jibril dengan menggunakan bahasa Arab
sebagal hujjah (Indonesia: hujah—bukti) atas kerasulan Nabi Muhammad dan
sebagai pedoman hidup bagi manusia serta sebagai media dalam mendekatkan diri
kepada Allah dengan membacanya' (Khallaf, 1978: 23). Definisi lain
dikemukakan oleh al-Syaukani (dalam Syarifuddin, 1997: 47), yaitu Alquran
berarti 'kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., tertulls dalam
mushaf, dan dinukilkan secara mutawatir'. Sementara itu, Ibnu Subki(dalam
Syarifuddin,1997:47) mendefinisikan Alquran sebagai 'lafaz yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw., mengandung mukjizat pada setiap suratnya, yang
dinilai ibadah membacanya'. Ada juga yang mendefinisikan Alquran sebagai
'kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Rasulullah saw. dengan bahasa Arab
untuk ijaz (meiemahkan) dengan sebagian suratnya, yang tertulis dalam mushaf,
yang dlsampalkan secara mutawatir, yang membacanya terhitung ibadah, dan
yang dimulai denpn surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas(al-Zuhaili,
1986:421).
2) Fungsi Al-Quran
Alquran merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
untuk disampaikan kepada umatnya demi kemaslahatan dan kepentingan mereka
balk untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Dengan demikian,
Alquran tidak saja digunakan dan dinikmati oleh Nabi Muhammad sendiri, tetapi
Alquran dapat digunakan dan dapat dijadikan pedoman oleh seluruh umat
manusia, terutama oleh umat Islam.
Dalam Alquran terdapat sekian banyak ayat yang menjelaskan pentingnya
(fungsi) Alquran bagi manusla. Dari ayat-ayat tersebut dapat didentifikasi fungsi-
fungsi Alquran sebagai berikut:
a) Hudan, atau 'petunjuk bagi umat manusia'. Fungsi ini disebutkan dalam
Alquran lebih dari 79 ayat, seperti dalam surat al-Baqarah (2): 2;

‫ين‬ ِ ‫ ه ًد ى لِ ل‬:ۛ ‫يه‬


ِ ِ ‫ْك تَ اب اَل ر ي‬ َ ِ‫َٰذ ل‬
ِ ‫ك ال‬
َ ‫ْم تَّق‬
ُ ُ ‫ ف‬:ۛ‫ب‬ َ َْ ُ
Artinya: Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertakwa (OS. al-Baqarah [2]: 2).
b) Rahmat, atau 'kaslh sayang Allah kepada umat manusia'. Tidak kurang dari 15
ayat dalam Alquran yang menjelaskan hal ini, seperti dalam surat Luqman
(31): 2-3:
ِ ‫ْح ِك‬
‫يم‬ َ ‫اب ال‬
ِ ‫ات ال‬
ِ َ‫ْك ت‬ َ ‫تِل‬
ُ َ‫ْك آي‬
‫ين‬ ِ‫ُه ًد ى و ر ْح م ةً لِ لْم ْح ِس ن‬
َ ُ َ ََ
Artinya: Inilah ayat-ayat Alquran yang mengandung hikmat menjadi petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (05. Luqnrtan
[31]: 2-3).
c) Bayyinah, atau 'bukti penjeiasan tentang suatu kebenaran'. Hal ini dapat dilihat
seperti dalam surat al-Baqarah (2): 185:
ٍ َ‫َّاس و ب ِّي ن‬ ِ ِ ِ‫ان الَّ ِذ ي ُأنْ ِز َل ف‬
‫ات‬ َ َ ِ ‫آن ُه ًد ى ل لن‬
ُ ‫يه ال ُْق ْر‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
ِ َ‫ْه َد ٰى و ال ُْف ر ق‬
‫ان‬ ِ
ْ َ ُ ‫ۚ م َن ال‬
Artinya: Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dah penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk Itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)
(OS. at-Baqarah [2]: 185).
d) Furqan, atau 'pembeda antara yang hak dan yang batil, yang benar dan yang
salah, yang halal dengan yang haram, yang indah dan yang jelek, serta yang
diperintahkan dan yang dilarang. Hal ini disebutkan dalam tujuh ayat
umpamanya ayat 185 dari surat al-Baqarah seperti di atas.
e) Mau’izah, atau ‘pelajaran bagi manusia’. Hal ini disebutksn dalam lima ayat
Alquran, seperti dalam surat yunus (10):57:

‫اء تْ ُك ْم َم ْو ِع ظَ ةٌ ِم ْن َر بِّ ُك ْم َو ِش َف اءٌ لِ َم ا فِ ي‬


َ ‫َّاس قَ ْد َج‬
ُ ‫َأي َه ا الن‬
ُّ ‫يَا‬
ِ ِ ‫ور و ُه ًد ى و ر ْح م ةٌ لِ ل‬
‫ين‬
َ ‫ْم ْؤ م ن‬ ُ َ ََ َ ِ ‫الص ُد‬ ُّ
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS.
Yunus [10]: 57).
f) Syifa’, atau 'obat untuk penyakit hati’. Ayat yang menjelaskan hal ini sama
dengan ayat untuk fungsi mauizah {mau'izhah) seperti di atas.
g) Tibyan, atau 'penjelasan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah'.
Dalam surat al-Nahl (16): 89 dijelaskan fungsi Ini,

  ً‫ل َش ْي ٍء َو ُه ًد ى َو َر ْح َم ة‬
ِّ ‫اب تِ ْب يَ انًا لِ ُك‬ ِ َ ‫و َن َّز لْنَ ا َع لَ ي‬
َ َ‫ك الْك ت‬ ْ َ
‫ين‬ ِ ِ ‫و ب ْش ر ٰى لِ ل‬
َ ‫ْم ْس ل م‬
ُ َ َُ
Artinya: Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri (QS.al-Nahl [16]: 89).
h) Busyra, atau 'kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat - balk'. Ayatyang
menjelaskan fungsi ini sama dengan di atas (poin 7).
i) Tafshil, 'memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan
sesuai dengan yang dikehendaki Allah'. Hal ini dijelaskan dalam surat Yusuf
(12): 111:
ِ‫يق الَّ ِذ ي ب ي ن ي َد ي ه‬ َ ‫ص ِد‬ ِ ٰ ِ َ ‫م ا َك‬
ْ َ َ َْ ْ َ‫ان َح د يثً ا ُي ْف َت َر ٰى َو لَ ك ْن ت‬ َ
ٍ
َ ُ‫يل ُك ِّل َش ْي ٍء َو ُه ًد ى َو َر ْح َم ةً لِ َق ْو م ُي ْؤ ِم ن‬
‫ون‬ ِ
َ ‫َو َت ْف ص‬
Artinya: Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman (QS.
Yusuf [12]: 111).
j) Hakim, atau sumber kebijaksanaan. Hal ini dijelaskan dalam surat Luqman
(31): 2:
ِ ‫ْح ِك‬
‫يم‬ ِ ‫ات ال‬
ِ َ‫ْك ت‬
َ ‫اب ال‬ َ ‫تِل‬
ُ َ‫ْك آي‬
Artinya: Inilah ayat-ayat Alquran yang mengandung hikmah (QS. Luqman
[31]: 2).
k) Mushaddiq, atau 'membenarkan isi kitab-kitab yang datang sebelumnya'. Hal
ini dijelaskan dalam surat al-Maidah (5): 48:

‫ص ِّد قً ا لِ َم ا َب ْي َن يَ َد يْ ِه ِم َن‬ َ ‫اب بِ ال‬


َ ‫ْح ِّق ُم‬
ِ َ ‫و َأ ْن ز لْنَ ا ِإ لَ ي‬
َ َ‫ك الْك ت‬ ْ َ َ
ِ‫اب و م ه ي ِم نً ا َع لَ ي ه‬ ِ
ْ ْ َ ُ َ ِ َ‫الْك ت‬
Artinya: Dan Kami telah menurunkan kepadamu Alquran dengah membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya), dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu (03. al-Maidah [5]: 48).
l) Muhaimin, atau 'batu ujian (penguji) bagi kitab-kitab sebelumnya'. Artinya,
Alquran dapat dijadikan tolok ukur bagi untuk menguji keberadaan kitab-kitab
sebelumnya, apakah masih asli atau sudah diubah bleh para pengikutnya Hal
ini dijelaskan dalam surat seperti di atas (poin 10).
Fungsi-fungsi Alquran di atas tidak berfungsi secara otomatis bagi kita umat
Islam. Artinya, fungsi-fungsi tersebut akan bermakna bagi kita jika kita benar-
benar menjadikan Alquran sebagai fungsi-fungsi tersebut dengan memahami serta
mengamalkan Isl Alquran dengan baik. Semakin baik pemahaman kita tentang
Alquran dan semakin tinggi kesadaran kita untuk melaksanakan isi kandungan
Alquran, maka akan semakin jelas dan terbukti fungsi-fungsi tersebut untuk kita,
sebaliknya jika kita tidak dapat memahami Alquran dan tidak ada kesadaran untuk
mengamalkan isinya, maka fungsi-fungsi itu hanya melekat pada Alquran itu
sendiri dan tidak ada eknya bagi kita. Karena itu, agar fungsi-fungsi Alquran ini
tampak jeias, kita harus berusaha memahami Alquran dengan sebaik-baiknya dan
dlikuti oleh kesadaran kita untuk mengamalkan isinya dalam kehidupan kita
sehari-hari.

Di samping memiliki berbagai fungsi seperti di atas, Alquran juga


merupakan mukjizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad saw. dan para umatnya.
Mukjizat berarti suatu yang dapat melemahkan, sehingga orang lain tidak dapat
menyainginya. Para pakar Islam mendefinisikan mukjizat sebagai 'suatu hal atau
peristiwa luar biasa yang terjadi .melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai
bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu'
(Shihab, 1997: 23). Inl berarti, Alquran memiliki daya atau kekuatan yang dapat
melemahkan kekuatan lain, sehingga tidak dapat menandinginya. Kemukjizatan
Alquran yang berhasil diungkapkan oleh para ahli hingga masa nriodern ini cukup
banyak. M. Quraish Shihab menulis satu buku khusus mengenai kemukjizatan
Alquran dengan judul Mukjizat Alquran Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
llmiah, dan Pemberitaan Gaib (1997). Dalam buku ini dibahas dengan detail
kemukjizatan Alquran baik dari segi bahasanya (Shihab, 1997:111-163), dari segi
isyarat ilmiahnya (Shihab, 1997: 165-191), dari segi pemberitaan gaibnya (Shihab,
1997:193-220), maupun dari segi yang lain (Shihab, 1997:221-238).

3) AlQuran sebagai Sumber Hukum Islam


Bila dipahami secara mendalam,ternyata Allah tidak menurunkan Alquran
dalam suatu kehampaan, tetapi sebagai suatu tuntunan bagi seorang rasul yang
hidup dan terlibat dalam suatu perjuangan yang nyata. Alquran leblh banyak
memberikan prinisp-prlnsip dasar yang membawa seorang muslim pada arah
tertentu dapat menemukan jawaban usahanya sendiri. Selanjutnya Alquran
menyajikan hukum-hukum atau dasar-dasar Islam secara global yang sesuai
dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah di segala tempat dan zaman. Jadi,
bisa dikatakan bahwa Alquran adalah sebagai tuntunan (hidayah), dan bukan kftab
hukum. Dalam fungsinya sebagai tuntunan ini Alquran tidak melewatkan apa pun
yang berkaitan dengan hal-hal yang mendasar mengenal bentuk praktis kehidupan
nyata yang harus diikuti oleh seorang muslim dan masyarakat secara keseluruhan.
Alquran menunjukkan dan menggariskan batas-batas dari berbagai aspek
kehidupan. Tugas Nabi adalah untuk memberikan ukuran-ukuran kehidupan
praktis yang ideal dalam sinaran batas-batas yang dinyatakan Alquran.
Perlu diketahui bahwa posisi Alquran sebagal sumber pertama dan
terpenting bagi teori hukum tidaklah berarti bahwa Alquran menangani setiap
persoalan secara jelimet (pelik) dan terperinci. Alquran, sebagaimana kita ketahui,
pada dasarnya bukan kitab undang-undang hukum, tetapi merupakan dokumen
tuntunan spiritual dan moral. Walaupun pada umumnya ayat-ayat Alquran yang
menyangkut hukum bersifat pasti, tetapi selalu terbuka bagi penafsiran, dan
aturan-aturan yang berbeda dapat diturunkan dari suatu yang sama atas dasar
ijtihad.
b. Sunah sebagai Sumber Hukum Islam Kedua
1) Pengertian Sunah
Secara etimologis, kata sunah berasal dari kata berbahasa Arab sunah yang
berarti 'cara', 'adat istiadat (kebiasaan)', dan 'perjalanan hidup (sirah) yang tidak
dibedakan antara yang baik dan yang buruk’. Sunah juga berarti ibarattentang
perjalanan dan cara yang sudah biasa, maka sunah setiap orang berarti apa yang
menjadi kebiasaan yang terpelihara, baik yang baik maupun buruk (al-Zuhaili,
1986: 449). Ini bisa dipahami dari sabda Nabi yang diriwayatkan oleh muslim,
"Barang siapa yang membuat cara (kebiasaan) yang baik dalam Islam, maka dia
akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya, dan barang
siapa yang membuat cara yang buruk dalam Islam, maka dia akan memperoleh
dosanya dan dosa orang yang mengikutinya" (al-Khathib, 1989:17). Sunah pada
dasarnya berarti perilaku teladan dari seseorang. Dalam konteks hukum Islam,
Sunah merujuk kepada model perilaku Nabi Muhammad saw. Karena Alquran
memerintahkan kaum muslim untuk mencontoh perilaku Rasululah, yang
dinyatakan sebagai teladan yang agung, maka perilaku Nabi menjadi 'ideal' bagi
umat Islam (OS. Al Ahzab [33]: 21; OS. al-Qalam [68]: 4).
Secara terminologis, ada beberapa pemahaman tentang sunah. Ada sunah
yang dipahami oleh ahli fikih, ahli usul fikih, dan ahli hadis. Yang dimaksud
sunah di sini adalah sunah seperti yang dipahami oleh ahli hadis, yaitu yang
identik dengan hadis. Menurut ahli hadis, sunah berarti sesuatu yang berasal dari
Nabi saw. yangberupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat, dan perjalanan
hidup beliau baik pada waktu sebelunn diutus menjadi Nabi maupunsesudahnya
(al-Khathib, 1989:19).
Di kalangan ulama ada yang membedakan sunah dengan hadis, terutama
karena secara etimologis kedua kata itu memang beda. Hadis lebih banyak
merujuk kepada ucapan-ucapan Nabi saw., sedang sunah lebih banyak tertuju
kepada perbuatan dan tindakan Nabi saw. yang sudah menjadi tradisi yang
dipelihara dalam agama. Namun, semua ulama bersepakat bahwa baik hadis
maupun sunah hanya merujuk kepada Nabi saw., tidak kepada yang lain.
2) Fungsi Sunah
Para ulama, terutama ulama usul, mengelompokkan fungsi sunah,
dalamhubungannya dengan Alquran, kedalam tiga kelompok (Khallaf, 1978:39-
40), yaitu:

a) Menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang sudah ditetapkan oleh


Alquran. Misainya sunah tentang wajibnya salat, zakat, puasa Ramadhan, dan
haji merupakan penegasan dan penguatan dari ayat Alquran tentang wajibnya
rukun Islam tersebut
b) Memerinci dan menafsirkan ayat Alquran yang masih global, membatasi ayat
Alquran yang masih muthlaq (umum), dan mengkhususkan ayat Alquran yang
masih umum. Sebagai contoh adalah sunah tentang perinciansalat dan
hajimerupakan penjelasan dari perintah salat dan haji yang ditegaskan Alquran
secara global. Begitu juga halnya tentang pembatasan sunah tentang wasiat
dan pengkhususan sunah mengenal halalnya bangkai Ikan dan belalang.
c) Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Alquran. Sebagai contoh
adalah haramnya mengawini seorang perempuan sekaligus mengawini bibinya
secara bersamaan (mengumpulkan keduanya). Masalah ini belum ditetapkan
dalam Alquran.
Dari tiga fungsi sunah di atas, fungsi pertama dan kedua dapat diterima dan
disepakati oleh para ulama. Perbedaan pendapat di kalangan ulama terjadi pada
fungsi ketiga, yaitu apakah sunah dapat berdiri sendiri dalam menetapkan hukum,
tanpa tergantung pada Alquran, ataukah penetapan itu selalu merujuk kepada
Alquran. Terlepas dari perbedaan ini, sebenarnya mereka sepakat adanya
ketetapan baru dalam sunah.

Perlu ditambahkan di sini bahwa eksistensi sunah sangat penting untuk


mengaplikasikan ketentuan-ketentuan Alquran yang belum rinci. Para ulama
berusaha untuk mengumpulkan sunah dengan berbagai keterbatasan yang mereka
miiiki pada waktu itu. Namun, karena kegigihan mereka usaha itu menuai
hasilyang iuar biasa, yakni terkumpulnya sunah atau hadis dalam kitab-kitab hadis
yang masih eksis hinggasekarang ini.Di antara kitab-kitab hadis yangterkenal dan
masih digunakan hingga sekarang adaiah: (1) Al-Muwaththa' karya imam Malik
Ibn Anas, (2) Al-Musnad karya Imam Ahmad Ibn Hanbal, (3) Al-Shahih karya
Imam Muhammad Ibn Isma'il al-Bukhari, (4) Al-Shahih karya Imam Abu al-
Hasan Muslim Ibn al-Hajjaj Ibn Muslim al-Qusyairi, (5)Al-Sunan karya imam
Abu Daud Sulaiman Ibn al-Asy'ats al-SijIstani, (6) Al-Sunan karya Imam Abu 'Isa
Muhammad Ibn 'Isa al-Silmi al-Tlrmidzi, (7) Al-Sunan karya Imam Abu 'Abd al-
Rahman Ahmad Ibn 'Ali Ibn Syu'aib al-Nasa'l, dan (8) Al-Sunan karya Imam Abu
Wbdillah Muhammad Ibn Yazid Ibn Majah al-Rab'iy al-Qazuwaini. Inilah
delapan kitab hadis terkenal yang hingga sekarang masih menjadf rujukan utama
para ulama dalam kajian-kajian keislaman. DI samping delapan kitab hadis
tersebut masih banyak lag! kItab hadis yang ditulis oleh para ahli hadis yang lain,
misalnya kitab al-Sunan tullsan al-Darimi, al-Shahih tuiisan Ibnu Khuzaimah,al-
Shahih tullsan ibnu Hibban, al-Mustadrak ‘ala al-ShahihaIn tullsan al-Hakim, al-
Sunan tulisan al-Daruquthni, al-Sunan al-Kubra tulisan al-Baihaqi,dan masih
banyak lagi yang lain, Bnyaknya kitab hadis ini menunjukkan antusiasme para
ulama di dalam menjadikan hadis sebagai sumber utama hukum Islam untuk
memudahkan mengaplikasikan ketentuan-ketentuan Alquran yang masih umum
dan global.

3) Kedudukan Sunah sebagai Sumber Hukum


Para ulama menjadikan sunah sebagai sumber hukum (syariat) dengan dalil
Alquran, sunah, ijmak, dan rasio atau akal (al-Zuhaili, 1986:455). Nabi saw.
menegaskan kedudukan sunah yang disebut sejajar dengan Alquran. Dalam hadls
yang diriwatkan Imam Malik bin Anas, Rasulullah saw. pada saat haji wadak
bersabda: “Aku tinggalkan dua hal yang jika kamu sekalian berpegang pada dua
hal tersebut maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu kitab Allah
(Alquran) dan sunah Rasulullah'' (H.R. Malik bin Anas). Disamping Alquran dan
sunah, para sahabat bersepakat (ijmak) untuk menjadikan sunah sebagai sumber
hukum (at-Zuhaili, 1986: 456). Dengan demikian, sunah terkait erat dengan
Alquran dan karenanya agak sulit dikatakan bahwa keduanya adalah sumber
hukum yangterpisah. Sunahlah yang memberikan bentuk konkret pada ajaran-
ajaran Alquran. Alquran misainya menyebutkan perintah satat dan zakat, tetapi
tidak memberikan perindannya. Nabi yang menjelaskannya dalam bentuk praktik.
Mengingat taat dan patuh kepada Nabi sebagai kewajiban, maka sunah, yaitu
model perilaku dari Nabi baik dalam bentuk ajaran maupun contoh, menjadi
sumber hukum.7
2. Uraian tentang “Pertanyaan dan Jawaban” dari Wawancara Peneliti dengan
Informan
Dalam bagian ini Bapak Fathur Rohman, selaku Kepala Keluarga berinisialkan F.
Sedangkan Penulis/Peneliti yang bernama Arini Zahwatul Khoiroh akan diberi inisial A.

12 Fungsi AlQuran
a. Hudan:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hudan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Dengan mengajarkan langsung atau disekolahkan. Pengenalannya dilakukan
dengan mengajak untuk sholat jamaah, dan tentunya memberi wawasan
bahwasannya kita memiliki kewajiban untuk melaksanakan sholat.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Dengan cara mengajak sholat jamaah di masjid maupun di rumah.
Dimanapun dengan siapapun, bisa juga dengan ibu di rumah.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak dan Ibu memliki kendala ketika salah satu dari bapak atau ibu, bahkan
keduanya tidak berada di rumah. Sehingga anak tidak dalam pengawasan dan
tidak ada yang mengimami ketika memasuki waktu sholat.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hudan
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Solusi yang ditawatkan oleh Bapak/ Ibu ketika tidak berada di rumah yaitu
dengan membuat jadwal bergilir antara bapak, ibu, atau siapapun yg dirasa dapat
mengimami ketika orang tua tidak dapat mengimami saat itu. Atau bisa jadi anak
yang lebih tua mengimami adiknya. Sehingga anak tetap dapat melaksanakan
kegiatan kewajibannya yaitu sholat terutama sholat jamaah.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Salah satu bentuk kontrol kepada anak ketika anak sholat jamaah di masjid,
maka Bapak/ Ibu turut dalam sholat berjamaah di masjid. Sehingga Bapak/ Ibu
dapat melakukan pengawasan secara langaung terhadap anak. Jika memang
dirasa tidak dapat dkawasi secara langsung, maka anak diberi pesan untuk jujur
dan melaksanakan kewajiban sholatnya.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?

7
Marzuki ((M.Ag. ;), Pengantar studi hukum Islam: Prinsip dasar memahami berbagai konsep dan
permasalahan hukum Islam di Indonesia (Ombak, 2017).
F : Bapak/ Ibu memberi evaluasi ketika anak sedang belajar atau sedang
berkumpul bersama. Tanpa adanya jadwal karena memang sholat dilakukan 5
waktu dalam sehari, tentunya anak sepatutnya ingat dan tidak melupakannya,
maka Bapak/ Ibu sesekali menanyakan bacaan sholat kepada anak. Apakah anak
sudah melafadzkannya dengan benar. Jika memang terdapat kekurangan maka
Bapak/Ibu memberikan pembenarannya dikala itu. Selanjutnya di lain waktu,
Bapak/ Ibu menanyakan dan mengevaluasi kembali.
b. Rahmat:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Rahmat dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu memberi pengetahuan kepada anak atas nikmatnya makan dan
minum dengan makan dan minum secara teratur tanpa meminta yang tidak
seharusnya (aneh-anwh), tentunya sekaligus mengajarkan adab ketika makan
maupun minum.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu mengajak anak makan ketika sebelum berangkat ke sekolah,
sepulang sekolah, maupun pada sore hari. Didalam makan dan minum, anak
diwajibkan untuk berdoa terlebih dahulu dan melaksanakan sesuai adab yang
benar.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Terkadang anak lupa dalam berdoa, ataupun bahkan melkukan kesalahan dan
melanggar adab ketika makan ataupun minum, seperti makan atau minum
dengan berjalan/berdiri.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Rahmat
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Jika Bapak/Ibu mengetahui secara langsung, maka memberi teguran secara
langsung. Jika Bapak/ Ibu tahu dari orang lain, maka anak diberi nasihat secara
baik-baik.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu mengawasi langsung ketika makan bersama. Bapak dan Ibu juga
selalu memberi pengingat kepada anak supaya memegang adab ketika makan
maupun minum berupa pesan teks terkirim seperti Whatsapp atau kertas yang
terdapat tulisan.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu melihat dan mengevaluasi apakah terdapat kesalahan atau
ketidakpatutan anak dalam makan dan minum. Dapat dilakukan dengan memberi
nasihat dan pengingat terus menerus, sehingga anak selalu ingat dan tidak
melupakannya.
c. Bayyinah:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Bayyinah dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Pengenalan mengenai pergantian siang dan malam.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu mengajak anak untuk melihat keluar secara langsung langit
ketika dalam keadaan terang maupun gelap.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak sulit memahami secara logika, dan bertanya secara terus menerus
karena masih belum memahami pergantian siang dan malam.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Bayyinah
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu memberi pemahaman secara pelan-pelan tanpa tergesa-gesa, dan
bisa jadi memberi solusi dengan permisalan, atau melaui ilmu sains.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu mengawasi anak ketika siang ataupun malam, apakah yang
dilakukan seorang anak tersebut tepat dan tidak dzalim, maka Bapak/Ibu hanya
menambahi yang kurang.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/ Ibu memberikan review kepada anak, kemudian menyakan bagian
mana yang belum dapat dipahami, seperti halnya hikmah. Dalam hal ini terdapat
salah satu contoh, selama waktu malam, Allah menetapkan waktu istirahat dari
aktivitas sehari-hari. Sedangkan pada waktu siang, Allah tetapkan untuk manusia
menjalani berbagai aktivitas dan memenuhi kebutuhannya. Jika tidak ada
regulasi demikian, manusia bisa bekerja tanpa batas. Demikianlah Allah
menunjukkan hikmah dengan adanya pengaturan siang dan malam
d. Furqan:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Furqan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Makan makanan yang halal, bukan haram.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Memberikan makanan maupun minuman hasil dari perolehan halal, yakni
bekerja yang tentunya mendapatkan hasil halal dan kemudian dibelikan makanan
untuk keluarga tak terkecuali anak.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Proses pengelolaannya tidak dijalankan sesuai syariat islam. Sebagai
contohnya adalah daging sapi atau ayam yang tidak melalui proses
penyembelihan yang sesuai syariat islam (di pabrik). Karena sesungguhnya kita
tidak tahu bagaimana cara pabrik mengelola bahan2 tersebut.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Furqan
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu membeli makanan dan minuman keluarga terutama anak dengan
yang sudah bersertifikasi halal. Bapak/Ibu juga melakukan perhatian terhadap
sumber dari harta yang diperoleh, meskipun anak tidak harus mengetahuinya.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memerintahkan kepada anak untuk melihat label halal terlebih
dahulu makanan atau minuman yang ada didalam kemasan. Jika ketika dicari
label tersebut tidak ada, lebih baik dihindari dan mencari makanan atau minuman
yang lain, karena belum ada kejelasan.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Jika kita mengetahui bahwa itu haram setelah makan/minum dan sudah
terlanjur masuk ke dalam tubuh kita maka kita segerakan untuk bertaubat kepada
Allah. Yaitu dengan cara tidak lagi mengonsumsi makanan atau minuman
tersebut. Kemudian menyesali apa yang telah kita lakukan, kita juga harus
mempunyai tekad untuk tidak mengulangi hal itu kembali.
e. Mau’izah:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mau’izah dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Pemberian nasihat ketika ada masalah.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberi nasihat dengan praktik langsung atau dengan
menyambungkan nasihat dan masalah yang terjadi.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Ketika anak gagal dengan apa yang diperoleh, anak memiliki rasa kecewa
yang dalam. Namun ketika anak berhasil, mereka terlalu bangga sampai
menyombongkan diri.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mau’izah
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan nasihat dan perintah yang baik kepada anak. Karena
kita tidak tahu kapan kita gagal dan berhasil. Bisa jadi kita mendapat kegagalan
setelah kesuksesan yang kita banggakan, dan sebaliknya.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan kontrol dengan mengajari sedari dini, atau dengan
cara melatih. Bapak/Ibu juga memberikan pola asuh yang baik dan benar. Karena
kontrol dari orang tualah yang terpenting.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Ketika terdapat kegagalan atau keberhasilan lagi, anak sudah tahu apa yang
akan dilakukan, jadi kita tidak sombong terhadap apa yang kuta peroleh. Jika
diketahui anak masih melakukan kesalahan, tetap nasihati dengan cara yang baik.
f. Syifa’:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Syifa’ dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu dalam membimbing anak yang kurang sopan.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Membaca doa terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas terutama dengan
menerapkan adabnya juga, salah satu contohnya yaitu membaca doa sebelum
makan.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak seringkali lupa untuk doa jika akan melakukan sesuatu.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Syifa’
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu menjelaskan bahwasannya ketika akan melakukan sesuatu
hendaknya diawali dengan berdoa terlebih dahulu. Bapak/Ibu juga memaparkan
manfaat yang didapatkan ketika berdoa.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak diharuskan melaksanakan adab-adab yang ada dalam suatu kegiatan
atau aktivitas. Misalnya membaca doa sebelum makan, makan menggunakan
tangan kanan, makan sambil duduk bukan berdiri bahkan berjalan, tidak
berbicara ketika makan, dan adab lainnya yang harus ditaati.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu Melihat langsung ketika sedang makan bersama, apakah anak
ketika makan masih enggan untuk melakukan adab makan, seperti doa terlebih
dahulu. Meskipun ketika doa tidak harus mebaca dengan keras, boleh jadi
Bapak/Ibu mengingatkan.
g. Tibyan:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tibyan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Pengenalan kepada anak bahwa Kejadian yang akan datang pasti ada.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Dalam hal ini kejadian yang akan datang pasti ada, bisa jadi berita gembira
atau duka. Disini Bapak/Ibu memberikan pengenalan mengenai adanya kejadian
yang akan datang dan pasti ada yaitu batas umur atau meninggal.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak tidak percaya terkait batas umur, ketika dia tidak mengetahui secara
langsung bahwa orang meninggal itu ada, apalagi dia juga belum tahu proses
orang meninggal itu sendiri.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tibyan
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Tidak mungkin Bapak/Ibu menyontohkan meninggal dengan sendiri. Namun
Bapak/Ibu bisa memberikan permisalan ketika penyembelihan binatang.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak diajak menyaksikan pemotongan hewan atau bisa juga diajak ke
tempat keluarga yang sedang berduka, di sisi lain anak juga diberikan wejangan
mengenai etika ketika di rumah duka.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Ketika ada keluarga dekat yang meninggal. Tentu anak sudah tahu bahwa
manusia pasti akan ada waktunya untuk diambil yang mahakuasa, dilihat dari
keluarga yang biasanya ada namun besoknya sudah tidak ada.
h. Busyra:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Busyra dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan kabar gembira kepada anak.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan hadiah atau reward kepada anak setelah anak
berprestasi atau telah melakukan perintah yang diberikan Bapak/Ibu.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak selalu meminta kebahagiaan atau hadiah sebelum bekerja keras.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Busyra
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan pemahaman bahwa kebahagiaan tidak bisa
didapatkan secara instan dan mudah, artinya mereka yakni anak harus bekerja
keras terlebih dahulu untuk mendapat kebahagiaan.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Benar, ketika anak sudah melakukan kegiatan yang telah diperintah
Bapak/Ibu atau sudah membanggakan Bapak/Ibu, mereka akan diberikan hadiah.
Namun sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan atau yang seharusnya tidak
dilakukan anak, maka mereka akan mendapat hukuman.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Untuk mendapat kabar bahagia, anak bisa menerapkannya dengan berserah
diri terlebih dahulu kepada Allah swt, jikalau sudah berusaha semaksimal
mungkin.
i. Tafshil:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tafshil dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Menutup aurat.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan kerudung dan berpakaian panjang kepada anak
perempuan. Jika ada anak laki-laki misalnya keponakan, maka Bapak/Ibu
memberikan baju yang sekiranya menutupi auratnya.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak kegerahan dengan pakaian yang serba panjang.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tafshil
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memakaikan pakaian yang mempunyai bahan tipis atau dingin,
tetapi masih menutupi badan, dan anak masih bisa aktif tanpa mengeluhkan
pakaiannya.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu tidak selalu memakaikan pakaian kepada anak, karena anak juga
tumbuh dewasa. Artinya anak juga dapat membedakan bahwa ada larangan
membuka aurat. Bapak/Ibu hanya mengawasi apakah pakaian yang dipakai anak
layak untuk dipakai keluar.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu tentunya juga memberikan pemahaman mengenai batas-batas
aurat. Dan juga memberikan pemahaman tentang larangan dan dosa membuka
aurat, serta memisalkan kita seperti permen yang terbuka.
j. Hakim:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hakim dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Barang anak hilang diambil teman atau saudara, sehingga temannya masuk
ke ruang BK atau saudaranya dihukum Bapak/Ibu.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu menjelaskan dosa mencuri atau apa yang didapat ketika mencuri,
tentunya dengan pemahaman yang lebih lanjut.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak tidak mau mengaku bahwa ia telah mengambil barang, sedangkan
ketika barang diambil ia marah-marah.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hakim
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan perhatian kepada anak. Terlebih kita harus mengecek
dahulu, bisa jadi ada kesalahan dalam memasukkan atau menyimpan barang.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu menenangkan anak terlebih dahulu, dengan menanyakan baik-
baik.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan contoh atau permisalan kepada anak yang mencuri
barangnya. Bagaimana jika barangnya yang dicuri atau diambil, dan sebaliknya.
Namun, sekali lagi bisajadi brang hilang karena lupa temlat bukan dicuri atau
diambil.
k. Mushaddiq:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mushaddiq
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Kisah Nabi Muhammad Saw.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Menceritakan atau mengisahkan kedatangan Nabi dan rasul yang terakhir
yang terdapat dalam Kitab Taurat dan Injil dibenarkan oleh al-Qur'an dengan
kedatangan Nabi Muhammad saw.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak belum bisa memahami, dan anak memiliki rasa ingin tahu yang
berlebihan mengenai wajah atau muka nabi.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mushaddiq
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Memperlihatkan tayangan tentang rasulullah. Biasanya terdapat stastiun
televisi yang menayangkan kisah-kisah nabi atau rasul. Terdapat juga yang
berupa kartun atau ilustrasi nyata. Namun, tetap dijelaskan bahwa sebenarnya itu
bukan wajah aslinya melainkan ilustrasi saja.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberikan pengawasan langsung kepada anak, bisa dengan cara
memberikan sisipan pembicaraan yang kuta tahu pada tayangan yang sedang
dilihat anak.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Setelah anak menyaksikan sebuah tayangan mengenai hal tersebut.
Bapak/Ibu menanyakan kepada anak apa yang diperoleh dari tanyangan tadi,
cerita apa yang ada di dalamnya. Jika anak menanyakan hal yang kurang paham
maka Bapak/Ibu menjawab. Dan apabila ada kesalahan dari pemahaman anak
maka Bapak/Ibu membenarkan.
l. Muhaimin:
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Muhaimin
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Penjelasan kepada anak tentang kitab-kitab sebelum AlQuran.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-
Quran Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Menghafalkan ayat alquran, dan diberikan penjelasan bahwa sepatutnya kita
menghafalkan ayat alquran meskipun sedikit, yang mana bertujuan untuk
meminimalisir hilangnya ayat-ayat alquran yang disebabkan oleh kita yang tidak
tahu menahu tentang ayat alquran.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
AlQuran Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak seringkali mengeluh karena belum bisa menghafal dengan cepat dan
benar.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Muhaimin
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Menghafalkan ayat alquran dimulai dari surat yang memiliki ayat yang
pendek.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Menerima sampai manapun anak bisa menghafal, serta tidak memaksakan
anak untuk tetap menghafal, karena mereka juga mempunyai kewajiban yang
lain, namun Bapak/Ibu tetap setia untuk mengingatkan menghafal.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Menyimak hafalan anak serta memeperbaiki lafadz yang salah. Namun,
hafalan ini tidak hanya berbentuk lisan melainkan dengan tulisan juga lebih baik.
3 Fungsi Sunnah
a. Menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang sudah ditetapkan oleh
Alquran.
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai Puasa
Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Puasa Ramadhan
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi
Sunnah mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu Mengajak anak untuk berpuasa ramadhan. Meskipun anak masih
kecil atau dirasa belum mampu, maka bapak memberi ajakan semampunya untuk
berpuasa.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
Sunnah mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Ketika masih kecil anak beralasan tidak kuat untuk berpuasa, sehingga tidak
berpuasa. Bahkan ketika sudah remaja, kalau berpegian jauh terkadang
mengeluh dan memohon untuk tidak berpuasa.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai
Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberi solusi kepada anak yaitu dengan memberi pilihan untuk
berbuka di waktu dhuhur kemudian dilanjut sampai waktu maghrib. Bapak/Ibu
juga memberikan edukasi mengenai kerugian ketika tidak berpuasa begitu juga
dengan manfaat dalam berpuasa.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu mempercayai anak jika anak tidak dalam pengawasan, misalnya
ketika anak berada diluar, karena bisa jadi anak makan dan minum di luar jika
imannya tidak kuat. Jika memang Bapak/Ibu berada satu tempat dengan anak,
maka bentuk kontrolnya pengawasan secara langsung.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu memberi wejangan kepada anak, apakah masih ada yang perlu
diperbaiki, dan memberi solusi supaya anak tidak mengeluh terus menerus.
Dengan sisipan edukasi mengenai puasa ramadhan ini.
b. Memerinci dan menafsirkan ayat Alquran yang masih global, membatasi ayat
Alquran yang masih muthlaq (umum), dan mengkhususkan ayat Alquran yang
masih umum.
1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai Haji
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Pengenalan ibadah haji
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi
Sunnah mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu mengenalkan melalui video. Disekolah anak diberikan pelatihan
tentang manasik haji. Bapak/Ibu juga menyerahkan kepada sekolah, karena
untuk manasik sendiri biasanya dilakukan bersama dengan guru maupun teman
di sekolah.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
Sunnah mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Anak tidak bisa mempraktikkan secara langsung, karena masih belum
dilakukan secara nyata di makkah dan madinah. Begitu pula Bapak/Ibu yang
belum melakukan langsung menjadikan edukasi yang diberikan tidak maksimal.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai
Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu tetap memberikan edukasi sepengetahuan Bapak/Ibu, namun jika
terdapat kekurangan Bapak/Ibu mencarikan referensi dari sumber yang
terpercaya. Atau memberi saran kepada anak agar ditanyakan kepada Bapak/Ibu
guru di sekolah.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu tidak memaksakan anak untuk harus secepatnya mengetahui hal
ini (mengenai perintah haji). Namun sepatutnya anak memahami yaitu dengan
mencari tahu terlebih dahulu sendiri.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bapak/Ibu menanyakan kepada anak apakah ada yang perlu dijelaskan
kembali. Jka memang ada yang perlu dijelaskan maka Bapak/Ibu menejelaskan
bagian yang belum dipahami oleh anak.

c. Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Alquran.


1) A : Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai suatu
hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga Arini Zahwatul
Khoiroh?
F : Kewajiban membayar zakat.
2) A : Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi
Sunnah mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Dimulai dari zakat yang biasanya dilakukan oleh setiap muslim yaitu di
bulan ramadhan. Jadi, Bapak/Ibu mengajak anak-anak berkontribusi dalam
mengeluarkan zakat.
3) A : Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi
Sunnah mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Bisajadi anak saat itu tidak ada di rumah atau ada kegiatan yang tidak
diketahui Bapak/Ibu, jadi edukasi yang akan diberikan Bapak/Ibu tidak berjalan
lancar.
4) A : Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai
suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga Arini
Zahwatul Khoiroh?
F : Biasanya di sekolah anak juga diberikan ilmu mengenai zakat dengan cara
praktik langsung. Bisa dengan membawa uang atau beras langsung, dari situ
nanti akan diberikan kepada mustahiq atau penerima zakat.
5) A : Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Jika anak ikut memperhatikan langsung, maka anak diberikan kesempatan
dengan memberi akad membayar zakat pada zakat anak (misalnya beras yang
akan diatas namakan anak). Secara tidak langsung anak menjadi belajar
membayar zakat sendiri.
6) A : Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh?
F : Ketika anak sudah mengucapkan akad zakat fitrah, Bapak/Ibu terutama
Bapak selaku kepala keluarga bisa mengulangi kembali akad tersebut, jika
dikhawatirkan kurang sah. Karena, biasanya zakat fitrah bagi satu anggota
keluarga ditanggung oleh kepala keluarganya. 
3. Analisa/komentar Peneliti terhadap jawaban Informan yang diperoleh dari
wawancara
Setelah mendapat data-data penelitian mengenai fungsi AlQuran dan fungsi sunnah
dalam keluarga Arini Zahwatul Khoiroh. Maka diperoleh hasil dari wawancara dengan
sumber/informan diatas, maka pada bagian ini dilakukan analisis sebagai berikut:
Fungsi AlQuran

a. Hudan
Dalam Pengimplementasian fungsi AlQuran Hudan, Bapak/Ibu (terutama
bapak selaku kepala rumah tangga) memiliki program pengajaran atau pemberian
wawadan mengenai kewajiban untuk melaksanakan sholat. Untuk pelaksanaannya
sendiri yaitu dilakukan dengan sholat jamaah. Namun, terkadang bapak memiliki
kendala dalam melaksanakan programnya, yakni ketika bapak atau ibu tidak berada di
rumah sebagai imam. Hal itu dapat diatasi dengan cara anak dapat meminta diimami
kakak atau yang lainnya yang mungkin bisa dimintai tolong menjadi imam. Bapak/Ibu
juga memberikan kontrol pengawasan langsung, serta mengevaluasi jalannya program
seperti halnya bacaan sholat anak.

b. Rahmat
Program Bapak/Ibu untuk fungsi AlQuran selanjutnya mengenai Rahmat yaitu
bersyukir atas makanan/minuman dan adab dalam melakukannya. Tentu hal ini
dilakukan dengan Bapak/Ibu mengajak anak untuk makan/minum dengan menerapkan
adabnya. Namun anak seringkali lupa, jadi Bapak/Ibu mengingatkan anak atau bisa
jadi memberi teguran langsung. Ini bisa dilakukan ketika makan bersama, yang
nantinya dilakukan juga evaluasi terhadap anak, seperti apa saja yang perlu
diperbaiki, dari sini Bapak/Ibu tidak akan ada bosennya untuk selalu mengingatkan
anak dalam menerapkan adab makan maupun minum.

c. Bayyinah
Pengimplementasian fungsi AlQuran Bayyinah ini dilakukan dengan membuat
program pengenalan pergantian siang malam kepada anak oleh Bapak/Ibu. Program
ini dilaksanakan dengan mengajak anak mengamati secara langsung ke langit. Namun
adanya kendala yang harus diselesaikan secara sains, maka diperlukan guru jadi anak
harus memahami di sekolah terlebih dahulu. Dalam pengawasannya anak tidak
diperbolehkan berpikir bebas, karena ditakutkan akan melenceng dari yang
dipikirkan. Maka diperlukan adanya evaluasi yaitu Bapak/ Ibu memberikan review
kepada anak, kemudian menyakan bagian mana yang belum dapat dipahami.

d. Furqan
Untuk mengimplementasikan Fungsi AlQuran Furqan maka diperlukan
program untuk keluarga Arini Zahwatul Khoiroh yaitu makan makanan halal bukan
haram. Bentuk pelaksanaannya dimulai dari cara mendapatkan makanannya yaitu
dengan cara yang halal pastinya, dan uang yang digunakan harus diperoleh dengan
cara yang halal juga. Di sisi lain kita tidak tahu bagaimana produksi dari makanan
yang kita konsumsi nantinya. Maka kita perlu mencari terlebuh dahulu bagian label
halal untuk mengetahui barang yang akan kita konsumsi halal. Artinya, ketika kita
mengetahui barangnya haram kita harus segera taubat kepada allah dan memiliki
tekad untuk mengulangi hal yang sama.

e. Mau’izhah
Program yang diberikan Bapak/Ibu terkait fungsi AlQuran Mau'izhah kepada
anak yaitu pemberian nasihat ketika ada masalah, maka Bapak/Ibu memberika nasihat
atas masalah yang terjadi pada anak. Namun anak terlalu berlebihan kekecewaannya
ketika gagal dan sebaliknya, maka anak diberikan nasihat atau perintah yang baik.
Bapak/Ibu memberikan kontrol dengan mengajari sedari dini, maka dengan begitu
anak akan belajar dari kesalahan dan berperilaku baik setelah diberi nasihat oleh
Bapak/Ibu.
f. Syifa’
Untuk menerapkan Fungsi AlQuran Syifa' dalam kehidupan sehari - hari,
Bapak/Ibu memiliki program pembimbingan anak yang kurang sopan. Ini dilakukan
ketika sebelum beraktivitas seperti doa terlebih dahulu. Namun, anak seringkali lupa
dalam berdoa, maka Bapak/Ibu mengingatkan anak. Bapak/Ibu juga mengawasi anak
dengan mengharuskan melaksanakan adab-adab yang ada dalam suatu kegiatan atau
aktivitas. Dapat dievaluasi ketika makan bersama misalnya, bisa dengan cara
mengingatkan dan memberi pemahaman terkait manfaat berdoa juga.

g. Tibyan
Dalam Fungsi AlQuran Tibyan, Bapak/Ibu mempunyai program pengenalan
kepada anak bahwa kejadian yang akan datang pasti ada. Penyataan tersebut
diimplementasikan dalam bentuk pengenalan Batas umur sesorang (meninggal).
Kendalanya, kebanyakan anak tidak percaya terkait batas umur, maka Bapak/Ibu bisa
memberikan permisalan sewaktu penyembelihan binatang. Maka dilakukan
pemantauan dengan mengajak anak menyaksikan secara langsung terkait
penyembelihan binatang/mengajak ke rumah duka, kemudian anak tahu bahwa
sesuatu yang hidup pasti akan mati.

h. Busyra
Program keluarga Arini Zahwatul Khoiroh untuk fungsi AlQuran selanjutnya
(Busyra) yaitu pemberian kabar gembria pada anak yang dilakukan dengan
memberikan reward atau hadiah. Kendalanya, anak meminta hadiah dahulu sebelum
ia berusaha, namun hal itu bisa diatasi dengan memberikan pemahaman bahwa jika
ingin bahagia maka haru susah terlebih dahulu (bekerja keras/usaha). Diperlukan
kontrol juga terhadap anak yaitu memberikan hadiah jika melakukan kebenaran dan
hukuman jika melakukan kesalahan, namun ada standar kebenaran/kesalahan dari
Bapak/Ibu. Maka perlunya evaluasi seperti apa yang seharusnya dilakukan anak untuk
memperoleh kebahagiaan tersebut.

i. Tafshil
Program selanjutnya yang diberikan Bapak/Ibu kepada anak dalam fungsi
AlQuran Tafshil adalah menutup aurat. Selayaknya menutup aurat, maka anak
diharuskan untuk menutup auratnya seperti halnya memakai kerudung atau pakaian
panjang. Namun seringkali anak mengeluh karena merasa gerah, hal ini bisa diatasi
dengan memakaikan pakaian kepada anak yang berbahan dingin atau tipis namun
tidak tipis sekali. Untuk pengawasannya, Bapak/Ibu mengawasi apakah pakaian anak
layak dan sopan ketika dipakai keluar, karena pada dasarnya anak pasti paham
batasan auratnya. Dari sini, anak diberikan evaluasi menhenai pemahaman lebih
mendalam tentang menutip aurat.

j. Hakim
Untuk menerapkan fungsi AlQuran Hakim dalam kehidupan nyata, maka
Bapak/Ibu memiliki program menerapkan hukuman. Bapak/Ibu memberikan
permisalan ketika anak melakukan kesalahan maka akan dihukum, sehingga
Bapak/Ibu memberi penjelasan mengenai dosa salah satu perbuatan (mencuri).
Kendalanya, anak terkadang tidak mengaku jika telah mengambil barang yang bukan
hak miliknya, maka dilakukan pengecekan apakah benar barang yang hilang itu
diambil. Tentunya Bapak/Ibu menanyakan baik-baik sehingga anak tidak tersinggung
dan mau menjawab. Perlu dievaluasi kembali, yakni dengan memisalkan bagaimana
jika hal tersebut dialami anak.

k. Mushaddiq
Fungsi AlQuran selanjutnya adalah Mushaddiq, di Fungsi Ini Bapak/Ibu
memiliki Program pengisahan Nabi Muhammad Saw. Hal ini dilaksanakan oleh
Bapak/Ibu dengan menceritakan secara langsung, namun anak belum bisa memahami,
yang mana ditakutkan anak akan menanyakan hal yang diluar kemampuan menjawab
Bapak/Ibu. Ketika anak diberi tanyangan tentang kisah nabi, maka Bapak/Ibu
mengawasi pula dengan memberi sisipan cerita. Hal ini juga dapat dievaluasi dengan
cara anak diperintah untuk bercerita ulang dan menanyakan yang kurang paham.

l. Muhaimin
Program keluarga Arini Zahwatul Khoiroh untuk fungsi AlQuran yang
terakhir (Muhaimin) yaitu menjelaskan kepada anak-anak tentang kitab-kitab sebelum
AlQuran. Dilakukan dengan cara menghafal ayat AlQuran agat tidak hilang
keberadaannya. Namun, anak seringkali mengeluh karena hafalannya sangat lama, ini
bisa dilakukan terlebih dahulu dengan menghafal ayat yang pendek dahulu. Maka,
Bapak/Ibu tidak memksakan anam untuk menghafal, tetapi anak tahu mengenai
batasan kapan ia harus menghaf dan kapan harus istirahat. Karena Bapak/Ibu juga
akan menyimak hafalan serta memperbaiki lafadz atau bacaan yang salah pada anak.

Fungsi Sunnah

a. Menetapkan dan menguatkan hukum hukum yang sudah ditetapkan oleh Alquran.
Dalam pengimplementasian Fungsi Sunnah ini yakni Menetapkan dan
menguatkan hukum hukum yang sudah ditetapkan oleh Alquran, Bapak/Ibu memiliki
program mengenalkan kepada anak mengenai puasa ramadhan. Untuk
melaksanakannya sangat mudah yaitu dengan berpuasa di bulan ramadhan, tentunya
terdapat kendala yang sangat sering dikeluhkan yaitu tidak kuat untuk berpuasa.
Namun, Bapak/Ibu tidak pantang menyerah dalam membimbing anaknya menerapkan
salah satu funsi sunnah ini, jadi Bapak/Ibu juga memberikan nasihat kepada anak
dengan sisipan kerugian yang didapat ketika tidak puasa, apalagi tidak kurang dari
setengah hari. Melihat akan adanya keinginan tidak puasa, maka diperlukan kontrol
yang bisa dilakukan dengan pengawasan langsung. Dari banyaknya kekurangan yang
dilakukan oleh anak, maka Bapak/Ibu mengevaluasi dengan memberikan wejangan
atau edukasi yang lebih.

b. Memerinci dan menafsirkan ayat Alquran yang masih global, membatasi ayat Alquran
yang masih muthlaq (umum), dan mengkhususkan ayat Alquran yang masih umum.
Untuk penerapan fungsi sunnah yang kedua ini yaitu memerinci dan
menafsirkan ayat Alquran yang masih global, membatasi ayat Alquran yang masih
muthlaq (umum), dan mengkhususkan ayat Alquran yang masih umum, dalam
keluarga Arini Zahwatul Khoiroh diterapkan suatu program yakni pengenalan
mengenai Ibadah Haji. Bapak/Ibu bisa melakukan dengan melalui video atau
diserahkan kepada guru seperti kegiatan manasik haji. Namun, hal ini dirasa belum
cukup maksimal. Anak bisa mencari informasi mandiri, dan bisa menanyakan yang
belum dipahami

c. Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Alquran.


Program Bapak/Ibu di keluarga Arini Zahwatul Khoiroh dalam menerapkan
fungsi sunnah yang terakhir (Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh
Alquran) yaitu kewajiban membayar zakat. Pelaksanaannya dilakukan dengan
mengajak anak-anak berkontribusi dalam mengeluarkan zakat ketika di bulan
ramadhan. Namun kendalanya anak serimgkali tidak berada di rumah, hal ini dapat
diatasi dengan anak mempraktikkan di sekolahnya. Untuk mengontrol bisa dilakukan
Bapak/Ibu dengan pengawasan atau diserahkan kepada guru ketika di sekolah.
Evaluasi juga diperlukan, dengan mengulang akad zakat yang ditakutkan masih belum
sah.
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‘an sebagai kitab suci terakhir
merupakan kelanjutan dari kitab-kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah Swt sebelumnya.
Misi yang dibawa al-Qur‘an tidak jauh berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya, yaitu sebagai
petunjuk bagi manusia. Hanya saja, sebagai kitab suci terakhir, al-Qur‘an memiliki misi yang
lebih luas dibanding kitab-kitab suci sebelumnya. Keluasan misi al-Qur‘an itu sejalan dengan
status Nabi Muhammad –pembawa kitab suci tersebut— yang diutus untuk seluruh manusia
hingga akhir zaman.

Kedudukan Alquran sebagai sumber utama hukum Islam berati bahwa Alquran menjadi
sumber dari segala sumber hukum dalam Islam. Hal ini juga berarti bahwa penggunaan
sumber lain harus sesuai dengan petunjuk Alquran dan tidak boleh bertentangan dengan apa
yang ditetapkan oleh Alquran.

Al-Quran adalah sumber pertama dan utama yang mengandung banyak ajaran umum.
Oleh karena itu, Hadits sebagai sumber ajaran kedua dapat menjelaskan keumuman dari Al-
Qur’an itu sendiri. Al-Quran dan assunah keduanya sulit dipisahkan karena Alquran sebagai
wahyu matlu (wahyu berupa redaksi dan maknanya dibacakan oleh Allah SWT dengan
perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW menggunakan bahasa arab)
sedangkan assunah sebagai wahyu ghoiru matlu (wahyu berupa makna dari Allah SWT
dengan perantara malaikat Jibril secara tidak langsung, dengan kata lain lafal dari Nabi
Muhammad SAW).

Hal ini tidak jauh dari peran keluarga pula, dapatlah dipahami bahwa keluarga dalam
perspektif Islam memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting dan strategis dalam
proses pembinaan dan pendidikan anak. Karena keluarga adalah merupakan institusi
pendidikan yang pertama bagi anak-anaknya. Ayah menjadi pendidik dan juga seorang ibu
yang memiliki kedekatan yang erat dengan anak-anaknya. Tugas dan tanggung jawab
keluarga dalam pendidikan anak meliputi segala hal, baik yang berkaitan dengan anak di
dalam rumah maupun di luar rumah. Baik anak tersebut sejak masih kecil bahkan hingga ia
mencapai usia dewasa. Peran dan tanggung jawab tersebut meliputi pendidikan jasmani,
rohani, pembinaan moral dan intelektual, memperkuat spiritualitas anak. Oleh karena itu,
tidak heran jika Islam mengisyaratkan bahwa baik buruknya sebuah Negara sangat
tergantung pada keberhasilan keluarga dalam mendidik anaknya. Kepala rumah tangga
sebagai pemimpin dalam keluarga wajib mengingatkan atau melakukan pengawasan kepada
istri, anak maupun saudara untuk senantiasa taat pada perintah Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Nur. “Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan


Di SDN 30 Sumpang Bita Kabupaten Pangkep.” Manajemen 2 (2018): 4.

Marzuki ((M.Ag. ;). Pengantar studi hukum Islam: Prinsip dasar memahami berbagai
konsep dan permasalahan hukum Islam di Indonesia. Ombak, 2017.

Muntihanan. “Implementasi Manajemen Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan


Agama Islam Di SD Negeri 02 Rama Gunawan Seputih Raman Lampung Tengah”
(2017): 75–76.

Saajidah, Luthfiyyah. “Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Kurikulum.”


Madrasa: Journal of Islamic Educational Management 1, no. 2 (2018): 3–4.

Syahraeni, Andi. “TANGGUNG JAWAB KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK.”


AL-IRSYAD AL-NAFS: JURNAL BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM 2, no. 1
(December 1, 2015). Accessed May 13, 2023.
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/view/2560.

Syukran, Agus Salim Syukran Agus Salim. “Fungsi Al-Qur’an Bagi Manusia.” Al-I’jaz :
Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman 1, no. 2 (December 14, 2019): 90–
108.

Yumawan, Restia Lasri, and Uwes Qorni. “MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM


PERSPEKTIF AL-QURAN DAN SUNNAH.” Al-Idrak: Jurnal Pendidikan Islam
dan Budaya 1, no. 2 (December 7, 2021): 181–199.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Rincian Pertanyaan Wawancara Studi Hukum Islam


Implementasi Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah Dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh
a. Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga
Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
b. Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Dua Belas Fungsi Al-
Quran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
c. Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi
AlQuran Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
d. Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran Dan Tiga
Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
e. Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran
Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
f. Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Dua Belas Fungsi Al-Quran
Dan Tiga Fungsi Sunnah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
12 Fungsi AlQuran
a. Hudan:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hudan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hudan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hudan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
b. Rahmat:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Rahmat dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Rahmat dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Rahmat dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
c. Bayyinah:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Bayyinah dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Bayyinah
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Bayyinah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
d. Furqan:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Furqan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Furqan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Furqan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
e. Mau’izah:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mau’izah dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mau’izah
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mau’izah dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
f. Syifa’:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Syifa’ dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Syifa’ dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Syifa’
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Syifa’ dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
g. Tibyan:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tibyan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tibyan dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tibyan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
h. Busyra:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Busyra dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Busyra dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Busyra dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
i. Tafshil:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tafshil dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Tafshil dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Tafshil dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
j. Hakim:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hakim dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Hakim dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Hakim dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
k. Mushaddiq:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mushaddiq dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Mushaddiq
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Mushaddiq dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
l. Muhaimin:
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Muhaimin dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Al-Quran
Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi AlQuran
Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran Muhaimin
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Al-Quran
Muhaimin dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3 Fungsi Sunnah
a. Menetapkan dan menguatkan hukum-hukum yang sudah ditetapkan oleh
Alquran.
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai Puasa
Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai Puasa
Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Puasa Ramadhan dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
b. Memerinci dan menafsirkan ayat Alquran yang masih global, membatasi ayat
Alquran yang masih muthlaq (umum), dan mengkhususkan ayat Alquran yang
masih umum.
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai Haji dalam
Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai Haji
dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai Haji dalam Keluarga Arini Zahwatul Khoiroh?
c. Menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Alquran.
1) Apa Program Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai suatu
hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga Arini Zahwatul
Khoiroh?
2) Bagaimana Pelaksanaan Bapak/ Ibu dalam Program Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh?
3) Apa Saja Kendala Yang Dihadapi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh?
4) Bagaimana Solusi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah mengenai suatu
hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga Arini Zahwatul
Khoiroh?
5) Bagaimana Bentuk Kontrol Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh?
6) Bagaimana Bentuk Evaluasi Bapak/ Ibu dalam Penerapan Fungsi Sunnah
mengenai suatu hukum yang belum ditetapkan oleh AlQuran dalam Keluarga
Arini Zahwatul Khoiroh?
2. Foto Peneliti dengan Informan

Gambar 1 dan 2. Peneliti mewawancarai Narasumber


3. Foto Rumah dari Keluarga Narasumber

Gambar 3. Rumah keluarga yang di teliti

Anda mungkin juga menyukai