Anda di halaman 1dari 3

Metode inovasi merupakan cara khusus dalam melakukan suatu inovasi pada tataran yang luas,

sehingga dapat diterapkan melalui berbagai macam bentuk, sektor, dan dimensi. Metode inovasi
bertujuan memperbaiki sistem maupun produk yang sudah ada, dengan tujuan menambah nilai dari
sistem maupun produk itu sendiri. Metode inovasi terbagi menjadi 4 metode diantaranya yaitu sebagai
berikut :

1. ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)

Amati merupakan aktivitas pengamatan terhadap proses bisnis pesaing. Dalam melakukan metode ATM,
amati terlebih dahulu kelebihan dan kelemahan dari produk yang ingin ditiru, usahakan untuk tidak
tergesa-gesa. Kemudian, cari informasi seputar produk sebanyak mungkin. Analisis karakteristik dan
peluang-peluang dari kekurangan produknya sampai merasa benar-benar yakin. Setelah informasi yang
didapat dirasa cukup, barulah mulai untuk merancang produk tiruan.

Tiru adalah bentuk aksi dari mengamati dengan memanfaatkan kelemahannya sebagai peluang. Hal-hal
yang dapat ditiru antara lain: prinsip usaha, sistem manajemen, pola kerja, proses produksi, peralatan
yang digunakan, strategi pemasaran, standar pelayanan, fighting spirit, dan mentalitas. Dengan meniru
produk atau jasa yang sudah ada di pasaran, Seorang pengusaha tidak perlu melakukan uji coba dan
observasi pasar untuk mengenalkan produk atau jasanya kepada masyarakat luas. Karena pada dasarnya
produk tersebut telah berhasil diterima pasar dan melekat di hati Para konsumen.

Modifikasi adalah memberikan tambahan pada produk lawan yang ditiru supaya berbeda dan lebih
menarik. Modifikasi dapat dilakukan dengan berbagai strategi,misalnya saja dengan menambahkan
varian rasa atau bentuk produk, meningkatkan kualitas produk, menggunakan bahan baku yang
berbeda, modifikasi display outlet atau tempat usaha, sampai memodifikasi sistem usaha yang
dikembangkan.

Tanpa adanya modifikasi yang membedakan produk dengan produk pionir, maka konsumen akan
mengalami kesulitan dalam memilah merek produk satu dengan yang lainnya. Sehingga bisa dipastikan
bahwa produk follower hanyaakanboomingsesaat,hinggapadaakhirnyatenggelam ditengah merek yang
sebenarnya. Karenanya, untuk dapat sukses dalam menerapkan metode modifikasi, seorang follower
harus kreatif dan inovatif sehingga dapat memberikan modifikasi produk yang menarik. Dengan
demikian, produk akan dapat bertahan di tengah gempuran pasar yang semakin padat.

2. Scamper
SCAMPER diperkenalkan pertama kali oleh Alex Osborne, seorang guru pelopor kreativitas pada tahun
1953. Strategi pemikiran ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bob Eberle 1971 dalam bukunya
SCAMPER: Games for Imagination Development. Teknik ini dapat membantu menghasilkan ide dengan
cara mendorong untuk berpikir tentang bagaimana cara meningkatkan atau mengembangkan produk,
proses, dan jasa yang sudah ada, sehingga tercipta produk, proses, dan jasa baru. SCAMPER merupakan
suatu checklist pertanyaan pemacu ide yang membantu untuk fnemikirkan perubahan apa yang dapat
dilakukan terhadap produk, proses, dan jasa yang sudah ada sehingga muncul sebagai produk, proses,
dan jasa baru.

3. Desain thinking

Penerapan design thinking bertujuan membantu organisasi tidak hanya dapat mengatasi masalah bisnis
sehari-hari, melainkan juga memperoleh keunggulan kompetitif. Bagaimanapun juga, perusahaan harus
terus berinovasi untuk tetap tumbuh dan profit. Dalam pengertian yang paling sederhana, design
thinking adalah proses menciptakan ide-ide baru dan inovatif yang dapat memecahkan masalah. Hal ini
tidak terbatas pada industri atau bidang keahlian tertentu. Design thinking sangat berguna dalam
kaitannya dengan teknologi, sama halnya dengan servis dan produk. Kehadirannya dapat menciptakan
produk dan layanan baru bagi pelanggan, hingga dapat meningkatkan produktivitas dalam operasi
internal. Desain Thinking juga berfungsi membantu kita menganalisis masalah dan mencari solusinya.

Berikut ini merupakan kerangka kerja desain thinking :

1. Empathize, merasakan dan mencoba berganti posisi menjadi orang lain atau customer.

2. Define, mencari dan mendefinisikan permasalahan.

3. Ideate, mengembangkan ide atas solusi tersebut. Prototype, membuat contoh produk dari hasil
ideate.

4. Test menguji prototipe yang telah dihasilkan dan mengevaluasi apakah masih ada yang kurang atau
dinilai berlebihan.

4. Quality function deployment

Quality Function Deployment (QFD) pertama kali dikembangkan di negara Jepang pada tahun 1996 oleh
Dr. Yoji Akao. Definisi dari QFD sendiri menurut Dr. Yoji Akao adalah suatu metode untuk
mentransformasikan permintaan dari user menjadi sebuah design quality untuk menyebarkan function
forming quality dan menyebarkan metode-metode untuk mencapai design guality ke dalam sistem,
bagian komponen, dan elemen-elemen spesifik dalam proses manufaktur. Pada dasarnya QFD
menginvestasikan waktu dalam perencanaan untuk mendapatkan keuntungan dengan siklus
pengembangan keseluruhan yang lebih pendek berdasarkan pada apa yang diinginkan oleh customer.
OFD juga meminimalisir kebutuhan untuk melakukan redesign.

Cara mengelola inovasi

Kenapa inovasi harus dikelola? Karena inovasi telah diterima sebagai elemen penting dari strategic
perusahaan, dimana inovasi telah menjadi kontributor penting dalam memenangkan persaingan.
Kompetensi berinovasi dibutuhkan dalam persaingan bisnis di abad 21. Bukan hanya untuk mampu
bersaing dan tumbuh, tapi juga untuk bertahan hidup dalam persaingan global. Cara mengelola inovasi
yaitu dengan mengembangkan pendekatan komprehensif baru dalam meredefinisikan pengelolaan
inovasi yang melampaui sekadar inovasi produk.

Anda mungkin juga menyukai