Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN

DIKLAT ANKAPIN II
SATUAN PENDIDIKAN
SMK NEGERI 61 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

BIDANG KEAHLIAN KEMARITIMAN
PROGRAM KEAHLIAN
NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

JL. PANTAI SELATAN NO. 1 RT 007/02 PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU SELATAN,
KAB.ADM. KEPULAUAN SERIBU
E-mail : smkn61dki@gmail.com kode pos 14520
Website : www.smkn61jakarta.sch.id

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG


PELAYARAN PROGRAM NAUTIKA KAPAL PENANGKAPAN IKAN

I. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Pelaksanaan Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan harus mencapai
standar kompetensi kepelautan sebagai keahlian pelaut sebagaimana diatur
pada Standar Kompetensi Kepelautan Ahli Nautika Kapal Penamgkap Ik
ANKAPIN ingkat (ANKAPIN) II sesuai ketentuan Standards of Training,
Certification and Watchkeeping for Seafarers Fishing (STCW-F) 1978 dan
Amendemennya pada Regulation II/2, dan STCW-F Code Section A-II/2.
Keahlian pelaut dicapai dengan pembentukan kompetensi kepelautan
melalui proses pembelajaran dengan mengacu pada standar kompetensi
yang telah ditetapkan sesuai tingkat tanggung jawab di kapal Penangkapan
Ikan. Proses pembentukan kompetensi kepelautan pada Program Nautika
Kapal Penangkapan Ikan adalah sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
dan kelompok mata pelajaran;
2. Standar Kompetensi Lulusan Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikandigunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
3. Kriteria penilaian terhadap kompetensi lulusan peserta didik
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan ANKAPIN II telah
ditetapkan sesuai dengan STCW-F 1978 beserta amandemennya dan
International Maritime Organization (IMO) Model Course beserta
pengembangannya yang menyatakan bahwa peserta didik harus
mampu untuk:
a. Mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam
penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi
yang dihadapi.
b. Mengaplikasikan English Maritime dibuktikan dengan Certificate
English Maritime dari lembaga lain yang memiliki perijinan dalam
mengeluarkan Certificate English Maritime.
c. Menunjukkan kompetensi melaksanakan tugas, kewajiban dan
tanggung jawab seperti yang tercantum dalam Standards of
Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers Fishing
(STCW-F) 1978 dan Amendemennya dan IMO Model Course
beserta pengembangannya yang meliputi:
1) navigasi pada tingkat operasional:
a) merencanakan dan melakukan pelayaran dekat pantai
(Coastal Passage) serta menentukan posisi;
b) melaksanakan dinas jaga navigasi yang aman;
c) menangani keadaan darurat;
d) memahami dan menindaklanjuti sinyal marabahaya di
laut; dan
e) mengoperasikan serta mengolah gerak kapal dan
permesinan kapal kecil.
2) mampu melaksanakan fungsi penanganan muatan dan
pengaturan muatan pada tingkat operasional;

3) memantau pemuatan, penyimpanan, pengamanan,


perawatan dan penanganan muatan selama pelayaran serta
bongkar/muat-muatan;
4) melaksanakan fungsi mengendalikan pengoperasian kapal
dan menangani personil di atas kapal pada tingkat
operasional:
a) memastikan pemenuhan peraturan pencegahan
pencemaran;
b) mempertahankan kelaiklautan kapal;
c) mencegah, control, dan penanganan kebakaran di atas
kapal;
d) mengoperasikan peralatan keselamatan;
e) menerapkan pertolongan pertama di atas kapal;
f) menerapkan kepemimpinan dan bekerja dalam
kelompok kerja; dan
g) berkontribusi terhadap keselamatan personil dan
kapal.

II. STANDAR ISI



1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan telah disusun
dan ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang mengacu pada
ketentuan STCW-F 1978 dan amandemennya sesuai Regulation II/2
dan STCW-F Code Section A- II/2. Ketentuan-ketentuan ini meliputi
batasan terkait keahlian, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
serta pengalaman yang harus dicapai untuk mendapatkan sertifikat
ANKAPIN -IV bagi perwira kapal Penangkapan Ikan bagian dek yang
melaksanakan dinas jaga dan/atau sebagai Nakhoda pada daerah
pelayaran dekat pantai (near coastal voyage)
Struktur Kurikulum Acuan Pembelajaran atau Silabus (Syllabus) dan
Rancangan Pembelajaran (Course Outline/Lesson Plan) Program
Nautika Kapal Penangkapan Ikandisusun dan ditetapkan STCW-F 1978
beserta amandemennya dan IMO Model Course beserta
pengembangannya sebagai panduan, dan memenuhi ketentuan-
ketentuan di atas.
Setelah menyelesaikan keseluruhan pembelajaran dan ujian Program
Diklat Pelaut Tingkat II Bidang Keahlian Nautika, peserta didik harus
memiliki kompetensi dan mampu secara aman mengoperasikan kapal
sebagai perwira kapal Penangkapan Ikan bagian dek yang
melaksanakan dinas jaga dan/atau sebagai Nakhoda pada daerah
pelayaran dekat pantai (near coastal voyage), penanganan dan
pengaturan muatan, memantau pemuatan, penyimpanan,
pengamanan, perawatan muatan selama pelayaran serta
bongkar/muat-muatan, melaksanakan fungsi mengendalikan
pengoperasian kapal dan menangani personil di atas kapal dan
melaksanakan tugas operator radio sesuai dengan daerah
pelayarannya sesuai ketentuan STCW-F 1978 dan amandemennya.

2. Kurikulum
Dalam menyelenggarakan program pendidikan diklat pelaut wajib
membuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaanya
yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Identitas program pendidikan dan pelatihan;
b. Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam capaian
pembelajaran lulusan;
c. Matriks mata pelajaran;
d. Silabus;
e. Rancangan Perangkat Pembelajaran
f. Lesson Plan;
g. Bahan ajar (materi, slide, video tutorial, dll); dan
h. Buku ajar.

SMKN 61 Jakarta menjamin mutu perangkat pembelajaran sesuai
dengan Quality Standard System dan IMO Model Course. Kurikulum
operasional SMKN 61 Jakarta disusun bersama industri pelayaran
sebagai mitra dan yang disahkan oleh dinas pendidikan serta
mendapat persetujuan dari Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan.

3. Beban Belajar
Beban belajar pada Program Nautika Kapal Penangkap Ikan dan
ditetapkan sebagai berikut:

a. Kegiatan pembelajaran terdiri dari teori dan praktek yang


mengacu pada peraturan yang berlaku;
b. Diklat adalah kegiatan pembelajaran perminggu yang terdiri dari
pembelajaran teori melalui sistem tatap muka dan/ atau
pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran praktik lapangan/
laboratorium/bengkel kerja/simulator dengan mengacu pada
peraturan yang berlaku;
c. Beban belajar menggunakan jadwal/jam pembelajaran teori
melalui system tatap muka dan/atau pembelajaran jarak jauh, dan
jadwal/jam pembelajaran praktik lapangan/laboratorium/
bengkel kerja/simulator serta penugasan mandiri terstruktur
lainnya sesuai panduan dari IMO Model Course beserta
pengembangannya dan kurikulum yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan;
d. Beban belajar 1 jam teori/praktik terdiri dari 45 menit tatap muka
dan/atau pembelajaran jarak jauh; dan
e. Praktikum adalah kegiatan pembelajaran di laboratorium/
bengkel/simulator sesuai jadual yang ditetapkan oleh
penyelenggara Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan dan
dibimbing oleh pengajar/ instruktur.

4. Kalenderium
Kalenderium Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan berisi
tentang:
a. waktu pendaftaran peserta didik;
b. waktu seleksi peserta didik;
c. Diklat Orientasi Pembelajaran Kepelautan (DOPK);
d. waktu kegiatan pembelajaran;
e. waktu evaluasi pembelajaran (ujian akhir diklat);
f. Ujian Keahlian Pelaut (UKP); dan
g. Pelantikan.

III. STANDAR PROSES



Proses pembelajaran pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikandilaksanakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
kreativitas dan kemandirian serta keteladanan sesuai keahlian dan
keterampilan kepelautan. Pimpinan melalui Program Pendidikan
bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan proses pembelajaran
pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan, mulai dari peserta didik
diterima sampai dengan memperoleh sertifikat keahlian.
Urutan waktu (time frame) pelaksanaan Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan mulai dari peserta didik diterima sampai dengan
memperoleh sertifikat keahlian termasuk pemberian Surat Pemberitahuan,
Surat Peringatan, dan Surat Pemberhentian kepada peserta didik yang
tidak mematuhi ketentuan telah disusun dan ditetapkan serta dijelaskan
dalam suatu dokumen proses pembelajaran.
Pelaksanakan tahapan pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
diatur dan ditetapkan guna menunjang terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik
a. Persyaratan calon peserta didik, meliputi:
1) usia sekurang-kurangnya 16 (enam belas) tahun;
2) memiliki Ijasah SMP atau sederajat;
3) Tidak Buta Warna dan berbadan sehat;
4) memiliki sertifikat kesehatan dari rumah sakit atau
lembaga kesehatan lainnya yang mendapat
(pengakuan/penetapan/penunjukan) dari dokter yang telah
ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan;
5) memiliki Surat Kenal Lahir/Akte Kelahiran;
6) memiliki KTA atau tanda bukti diri lainnya yang sah;
7) lulus seleksi penerimaan calon peserta didik;
b. Registrasi
Registrasi adalah proses pendaftaran calon peserta didik
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan seleksi awal dalam
rangka memenuhi persyaratan mengikuti seleksi penerimaan
calon peserta didik.
c. Seleksi
Seleksi penerimaan calon peserta didik Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan meliputi:
1) seleksi administrasi;
2) seleksi kesehatan;
3) seleksi wawancara; dan
4) pengumuman hasil seleksi.
2. Proses Pembelajaran
a. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan, meliputi:
1) silabus;
2) Lesson Plan;
3) bahan ajar (materi, slide, video tutorial, dll);
4) buku ajar;
5) jadwal pembelajaran teori dan praktik;
6) Surat Tugas Mengajar;
7) Buku Kemajuan Kelas (monitoring/presensi Peserta Didik,
Pengajar, materi pembelajaran dan pertemuan);
8) program E-Learning system dan Disctance-Learning (jika
tersedia);
9) familiarisasi program E-Learning system dan Disctance-
Learning (jika tersedia); dan

10) pengaturan kelas, sarana/prasarana kelas, Laboratorium &


Simulator.
b. Pelaksanaan proses pembelajaran
Proses pembelajaran peserta didik Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan dirancang dan ditetapkan mengacu pada
panduan di IMO Model Course beserta pengembangannya dan
kurikulum yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Perhubungan dengan memperhatikan:
1) Jumlah peserta didik
Jumlah peserta didik untuk mata pelajaran atau pelajaran
yang bersifat teoritikal maksimal 24 orang per kelas.
Jumlah peserta didik untuk praktik lapangan/
laboratorium/bengkel kerja/simulator dan aktivitas
kelompok, maksimal 6 orang.
Rasio maksimal jumlah peserta didik untuk setiap pendidik
untuk pembelajaran teori di ruang kelas adalah 1:24. Rasio
maksimal jumlah peserta didik untuk setiap pendidik untuk
pelaksanaan praktik lapangan/laboratorium/ bengkel
kerja/ simulator adalah 1:6.
2) Beban waktu mengajar maksimal per pendidik sesuai
sistem standar mutu kepelautan Indonesia, maksimal 8
(delapan) jam per hari dan 40 jam per minggu.
3) Rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik
disarankan 1 buku per program diklat atau dapat
menggunakan buku bacaan dan sumber belajar lain sejenis
dengan fungsi yang sama untuk menyesuaikan dengan
perubahan ketentuan yang berlaku.
4) Rasio buku pelajaran setiap peserta didik 1:1
5) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menANKAPIN ang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang
yang cukup untuk berprakarsa, kreatif sesuai dengan
bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.

3. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran peserta didik Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan di rancang dan ditetapkan dengan memperhatikan:
a. Penilaian hasil proses pembelajaran menunjukkan kompetensi
setiap peserta didik meliputi aspek pengetahuan, pemahaman
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik);
b. SMKN 61 Jakarta menjamin terselenggaranya penilaian hasil
belajar peserta didik yang terdiri atas:
1) penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2) Ujian Keahlian Pelaut (UKP) oleh Pelaksana Ujian Keahlian
Pelaut (PUKP) di bawah pengawasan Dewan Penguji
Keahlian Pelaut (DPKP); dan
3) nilai kelulusan setiap Mata Uji adalah minimal dalam angka
70 (tujuh puluh).
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk:
1) menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) pemantauan perkembangan dan kemajuan hasil belajar
peserta didik; dan
3) memperbaiki proses pembelajaran;
serta dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan:
1) memantau proses dan kemajuan pembelajaran; dan
2) perbaikan hasil penilaian.
Metode penilaian hasil proses pembelajaran terdiri dari:
1) Penilaian Diagnostik

Penilaian diagnostik dilakukan sebelum pembelajaran


dimulai untuk menilai pengetahuan, keterampilan,
kemampuan dan bagian yang lemah dari potensi peserta didik
untuk dikembangkan. Kegiatan remedial kelemahan peserta
didik dapat dilakukan dengan meminta peserta didik umtuk
mengerjakan atau mempelajari bahan pengajaran program
remedial.
2) Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah bagian dari proses pembelajaran dan
merupakan kelanjutan dari penilaian sebelumnya (penilaian
diagnostik). Penilaian formatif dilakukan selama kegiatan
pembelajaran masih berlangsung atau pada setiap akhir
satuan bahasan untuk mendapatkan informasi kemampuan
dan kemajuan yang dicapai oleh peserta didik yang dapat
digunakan untuk memperbaiki dan memotivasi peserta didik.
3) Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan setelah
kegiatan pembelajaran selesai (akhir diklat). Penilaian
dilakukan meliputi seluruh bahan yang diajarkan selama
proses diklat. Penilaian sumatif dimaksudkan untuk
mengukur kadar pencapaian tujuan dalam rangka
menetapkan keberhasilan peserta didik.
Penilaian hasil belajar dalam rangka memantau proses, kemajuan
dan perbaikan hasil penilaian dilakukan dalam bentuk
sekurang-kurangnya penggabungan dari 3 (tiga) unsur penilaian
yaitu penilaian harian, penilaian tugas, dan penilaian akhir.
Teknik penilaian sesuai kompetensi dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kehadiran, ujian tertulis berupa isian atau
pilihan berganda, dan ujian praktik lapangan/laboratorium/
bengkel kerja/simulator.
d. Penilaian hasil belajar adalah penilaian akhir yang bertujuan
mengukur pencapaian standar kompetensi lulusan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan sebagai syarat untuk mengikuti ujian
kompetensi kepelautan yang diselenggarakan oleh Pelaksana
Ujian Keahlian Pelaut di bawah pengawasan Dewan Penguji
Keahlian Pelaut.
e. Ujian keahlian pelaut adalah ujian kompetensi untuk
mendapatkan sertifikat keahlian pelaut bagi peserta didik
dengan metode ujian tulis dan/atau Computer Based Assessment
(CBA) serta ujian komperhensif oleh Pelaksana Ujian Keahlian
Pelaut di bawah pengawasan Dewan Penguji Keahlian Pelaut.
4. Evaluasi dan Pelaporan
Evaluasi dan pelaporan hasil pembelajaran peserta didik Program
Nautika Kapal Penangkapan Ikan dirancang dan ditetapkan dengan
memperhatikan:
a. Sistem Evaluasi, meliputi:
1) evaluasi hasil belajar peserta didik;
2) evaluasi proses pembelajaran; dan
3) evaluasi kurikulum.
b. Sistem Pelaporan, meliputi:
1) laporan data peserta didik;
2) laporan utilisasi sarana dan prasarana;
3) laporan realisasi kurikulum;
4) laporan keuangan; dan
5) laporan pelaksanaan ujian dan sertifikasi.


5. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran pada Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikana dalah kegiatan pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh SMKN
61 Jakarta dan pengawas yang ditunjuk dalam melakukan pemantauan
dengan berbagai metode terhadap berlangsungnya proses
pembelajaran yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian hasil pembelajaran. Pengawasan proses pembelajaran
peserta didik Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan meliputi
pemantauan , supervisi, evaluasi, pelaporan dan pengambilan langkah
tindak lanjut yang diperlukan dilaksanakan melalui:
a. Audit Internal oleh Tim Audit Internal SMKN 61 Jakarta;
b. Audit Eksternal oleh Tim Audit Eksternal yang ditunjuk Suku
Dinas Pendidikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu; dan;
c. Audit Eksternal oleh Tim Audit Eksternal.
6. Sertifikasi
Peserta didik Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan yang telah
menyelesaikan diklat dan kewajibannya serta memenuhi syarat
diberikan SPPK sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Keahlian Pelaut
dan dapat diterbitkan sertifikat keahlian pelaut setelah dinyatakan
lulus ujian keahlian pelaut.

7. Pelantikan
Pelantikan peserta didik Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
adalah proses akhir dalam rangkaian Diklat sebagai tanda pengukuhan
melalui prosesi Pelantikan oleh Pimpinan SMKN 61 Jakarta.
Diagram proses pelaksanakan tahapan pada Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan telah diatur dan ditetapkan guna menunjang
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, disajikan
yaitu sebagai berikut:


Mulai

Calon peserta DP-IV


Peningkatan Nautika

Tidak Lulus
Registrasi


Tidak 4. Seleksi administrasi;
Diterima Seleksi 5. Test kesehatan;
6. Wawancara.

Lulus
Pengumuma

Daftar Pendidik &


Tenaga Diterima 1. Kalender Akademik
Kependidikan 2. Jadwal Pembelajaran
3. Kur, Silabus, RPS, RPP
terseleksi
4. Bahan ajar
5. Sarprasdik

Surat Keputusan Proses


Mengajar Pembelajaran

DPKP/
PUKP

Diagnostic ass., Formative
ass., and Sumative ass.
Tidak
Lulus


SPPK Ujian Keahlian
Pelaut

Pelantikan

Sertifikat Keahlian
ANKAPIN II

Selesai



Gambar Diagram Proses Pelaksanaan Tahapan


Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan

IV. STANDAR PENILAIAN



SMKN 61 Jakarta melakukan penilaian kelayakan (feasibility study) pada
permulaan pendirian Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan (intial
audit) dan setiap pembaharuan approval (renewal audit), meliputi:
1. Aspek Hukum dan Administrasi, terkait legalitas usaha dan pemenuhan
persyaratan administrasi Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
meliputi:
a. Surat Keputusan Akta Pendirian SMKN 61 Jakarta;
b. Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian;
c. Surat Keputusan Sertifikat Kepemilikan Lahan dan Bangunan
SMKN 61 Jakarta;
d. Surat Keputusan Surat Izin Lingkungan SMKN 61 Jakarta;
e. Surat Keputusan Surat Izin Domisili SMKN 61 Jakarta;
f. Approval Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan; dan
g. Sertifikat ISO.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran, meninjau tentang potensi permintaan dan
kebutuhan pelaut, daya serap pada industri usaha bidang pelayaran
dan strategi pemasaran, meliputi:
a. Proses Bisnis Institusi;
b. Laporan Analisa Bisnis Institusi; dan
c. Laporan Tracer Study Lulusan Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikan.
3. Aspek sosial dan ekonomi dan budaya, terkait pengaruh timbal balik
keberadaan SMKN 61 Jakarta yang berdampak terhadap kehidupan
sosial, ekonomi, budaya lingkungan setempat, meliputi:
a. Laporan Peduli Lingkungan SMKN 61 Jakarta; dan
b. Laporan Pengabdian kepada Masyarakat SMKN 61 Jakarta.
4. Aspek manajemen dan keuangan terkait dengan pengaturan,
pendanaan, sumber biaya dan proyeksi pengembaliaan modal dan
resiko SMKN 61 Jakarta.
a. Laporan Keuangan;
b. Laporan Audit Internal Independen; dan
c. Laporan Audit Eksternal dari Kantor Akuntan Publik.

SMKN 61 Jakarta melakukan penilaian indeks kepuasan masyarakat
terhadap Administrasi Akademik, meliputi:
1. Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
pelayanan di lingkungan Administrasi Diklat dan Program Studi.
2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya di lingkungan Administrasi Akademik dan Program
Studi.
3. Kejelasan Petugas Pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian
petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta
kewenangan dan tanggung jawabnya) di lingkungan Administrasi
Akademik dan Program Studi.
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan


tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan di lingkungan Administrasi Akademik dan Program Studi.
6. Kemampuan Petugas Pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/
menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat di lingkungan
Administrasi Akademik dan Program Studi.
7. Kecepatan Pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unsur atau aras kerja
penyelenggara pelayanan di lingkungan Administrasi Akademik dan
Program Studi.
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani
di lingkungan Administrasi Akademik dan Program Studi.
9. Kesopanan Dan Keramahan Petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati di
lingkungan Administrasi Akademik dan Program Studi.

10. Kewajaran Biaya Pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unsur atau aras kerja
pelayanan di lingkungan Administrasi Akademik dan Program Studi;
11. Kepastian Biaya Pelayanan, yaitu kesesuaian Antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan oleh SMKN 61 Jakarta.
12. Kepastian Jadwal Pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di lingkungan
Administrasi Akademik dan Program Studi.
13. Kenyamanan Lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan
rasa nyaman kepada penerima pelayanan di lingkungan Administrasi
Akademik dan Program Studi.
14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unsur atau aras kerja penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan
pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan
pelayanan di lingkungan Administrasi Akademik dan Program Studi.
Standar penilaian di lingkungan Administrasi Akademik dan Program Studi
terhadap Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan diatur dan ditetapkan
untuk dilaksanakan melalui survei kepuasan pengguna berupa quesioner,
sebagai berikut:
1. Penilaian hasil belajar peserta didik Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan yaitu oleh pendidik, oleh institusi, dan oleh
pemerintah.
2. Penilaian pelaksanaan penyelenggaraan Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikanyaitu oleh pendidik, dan oleh peserta didik.
3. Penilaian pendidik dan tenaga kependidikan yaitu oleh pendidik, dan
oleh peserta didik.
Survei kepuasan pengguna lulusan dilakukan berupa quesioner kepada
dunia usaha ,dunia industri, dan dunia kerja (DUDIKA) penyerap lulusan
program Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan dilakukan minimal 1
kali dalam kurun satu tahun menggunakan media yang terukur (contoh :
Form Online).

Evaluasi dan perbaikan seluruh hasil penilaian Program Program Nautika


Kapal Penangkapan Ikan dilakukan berkala dan berkelanjutan untuk
meningkatkan pelaksanaan Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
yang efektif dan efisien. Maksud dari hasil penilaian program/atau umpan
balik yaitu untuk mengevaluasi kinerja SMKN 61 Jakarta dalam kaitannya
dengan kebutuhan industri, dan hasil dari program ini dipublikasi dalam
Website SMKN 61 Jakarta atau terbitan yang dapat disebarluaskan.

V. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN



1. Pendidik /Instruktur
Pendidik/Instruktur pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
merupakan pendidik di bidang kepelautan yang telah mendapatkan
Sertifikat Pengukuhan Pendidik oleh Administrasi sebagai
pendidik/Instruktur yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai
pengajar/instruktur yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam melaksanakan program diklat kepelautan.
Kualifikasi dan kompetensi pendidik pada Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikandibuktikan dengan ijasah dan/atau sertifikat
keahlian yang relavan sesuai ketentuan STCW-F 1978 beserta
amandemennya dan berpedoman pada IMO Model Course beserta
pengembangannya dengan memperhatikan:
a. Pendidik sebagai pengampu kelompok mata pelajaran landasan
keilmuan (MPK) pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikanharus mempunyai kualifikasi yang keahliannya berkaitan
dengan bidang studi yang diajarkan dan memiliki:
1) sertifikat pendidik dari lembaga yang telah terakreditasi; dan
2) pengalaman mengajar minimal 1 (satu) tahun.
b. Pendidik/instruktur pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikan yang mengampu kelompok Mata Pelajaran Keahlian
(MKB), mata Pelajaran Adaktif, dan Mata Pelajaran Normatif
harus memiliki kualifikasi persyaratan minimal:
1) Pendidik/Instruktur mempunyai tugas dan fungsi sebagai
teladan, perancang pembelajaran, faisilitator dan motivator
peserta didik;
2) Pendidik/Instruktur telah dikukuhkan oleh Direktorat
Jenderal Kelautan dan Perikanan menjadi Pendidik sesuai
dengan jadwal program pengukuhan;
3) Pendidik/Instruktur dalam mengampu mata kuliah/mata
pelajaran umum wajib memiliki kualifikasi minimal Diploma
IV serta hanya mengampu mata kuliah/mata pelajaran
yang menjadi kekhususannya;
4) Pendidik yang mengampu mata pelajaran/mata pelajaran
pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan pada tingkat
keahlian dan prilaku berkarya sebagaimana diatur pada
Seksi A-II/2 sesuai dengan tabel A-II/2 Koda STCW-F 1978
serta amandemennya, wajib memiliki kualifikasi minimal
Sertifikat Keahlian ANKAPIN I atau sertifikat Training Course
for Instructor Model Course
6. 09, dan Sertifikat Training of Assessment, Examination
and Certification of Seafarer’s Model Course 3. 12;
5) Pendidik sebagai pengampu mata pelajaran/mata pelajaran
bidang Keahlian Nautika untuk Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan harus memiliki pengalaman berlayar
minimal 2 (dua) tahun sebagai perwira jaga di kapal
Penangkapan Ikan dengan GT 500 keatas;
6) Pendidik sebagai pengampu pembelajaran praktek di
laboratorium, Computer based Training (CBT) dan

Simulator Nautika pada mata pelajaran/ mata pelajaran


untuk Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan, wajib
memiliki kualifikasi minimal bersertifikat Keahlian Pelaut
ANKAPIN I termasuk Sertifikat Pelatihan pada Laboratorium,
CBT dan Simulator Nautika yang diterbitkan oleh penyedia
peralatan praktek sesuai standar Capaian Kompetensi pada
peralatan praktek
7) Pendidik dalam melaksanakan tugasnya melakukan
pengembangan Keahliannya sebagai Pendidik secara
berkesinambungan untuk memenuhi tuntutan industri dan
keahliannya yang dapat dilakukan melalui pelatihan-
pelatihan, atau kegiatan praktek dilapangan serta penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.
8) Pendidik pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
yang mengampu pelajaran praktik simulator atau
laboratorium atau peralatan praktik lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan praktik demonstrasi kompetensi kepelautan
telah memiliki persyaratan:
a) Sertifikat Model Course 6.10 Train the Simulator Trainer
and Assesor.
b) Sertifikat Training for Instructor 6.10
c) Sertifikat pengoperasian simulator atau laboratorium
atau peralatan praktek lainnya yang akan
dilaksanakan pelatihan oleh Perguruan Tinggi atau dari
industri yang membuat simulator atau peralatan
praktek yang berkaitan dengan kegiatan praktik
demonstrasi kompetensi kepelautan sesuai ketentuan
STCW-F 1978 Amendemen 2010 Regulation II/2, STCW-
F Code Section A-II/2 dan Tabel A-II/2.
d) Sertifikat Model Course 3.17 Untuk pengajar English
Maritime.
c. Calon Pendidik yang akan mengampu mata pelajaran Program
Nautika Kapal Penangkapan Ikan wajib menjadi asisten pendidik
minimal selama 3 (tiga) bulan di bawah bimbingan (tutorial)
pendidik yang telah memenuhi syarat kualifikasi dan
berpengalaman yang ditetapkan oleh Pimpinan SMKN 61 Jakarta
dan akan dilakukan evaluasi setelah waktu asistensi terpenuhi
untuk dipertimbangkan sebagai pengampu mata pelajaran
secara penuh.
d. Rasio pendidik tetap pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikansekurang-kurangnya 1 : 48.
e. Rasio seluruh pendidik (pendidik tetap dan tidak tetap) terhadap
peserta didik pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
sekurang-kurangnya 1:24.

f. Untuk pembelajaran praktik lapangan/laboratorium/bengkel
kerja/ simulator pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan,
rasio pendidik dan peserta disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang tersedia.
g. Dalam 1 (satu) hari, pendidik maksimal mengajar 8 (delapan) jam
dan dalam 1 (satu) minggu tidak boleh lebih dari 40 jam, dengan
catatan 1 (satu) jam pelajaran adalah 60 menit.


h. Setiap pendidik pada Program Diklat Pelaut Tingkat II
Peningkatan Bidang Keahlian Nautika maksimal mengampu 4
(empat) mata pelajaran.
i. Pendidik tetap pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
yang memiliki minimal sertifikat Keahlian Pelaut Ahli Nautika
Kapal Penamgkap Ikan (ANKAPIN ) I adalah 6 (enam) orang,
dengan jumlah jam mengajar minimal 20 jam per minggu.
j. Pendidik tetap pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikansecara periodik melaksanakan kegiatan pendidikan atau
penelitian dan/ atau pengabdian kepada masyarakat dalam
rangka pengembangan pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman sesuai perkembangan, kebutuhan dan tuntutan
industri pelayaran dengan kegiatan praktik di lapangan,
seminar nasional/internasional, dan penelitian di kapal atau
industri maritim secara berkala.

2. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikanmerupakan setiap orang yang mengabdikan diri dan diangkat
sebagai pimpinan SMKN 61 Jakarta, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium/ praktik/bengkel
kerja/simulator, teknisi, dan tenaga kebersihan, serta sebutan lain
yang sesuai dengan tugasnya untuk menunjang administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan serta pelayanan teknis pada
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan.

Tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan meliputi:
a. Pimpinan/Kepala SMKN 61 Jakarta Pelayaran/SMKN 61 Jakarta
Kepelautan, wajib memiliki:
1) ijazah minimal S.2 atau sederajat; dan
2) Sertifikat IMO Model Course 6.09; 3.12; 6.10.
b. Wakil Manajemn Mutu, wajib memiliki :
1) ijazah minimal S.1 atau sederajat;
2) Sertifikat IMO Model Course 6.09; 3.12; 6.10. dan
3) Sertifikat Interna Audit 9001:2015
c. Ketua Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan diatur dan
ditetapkan dengan persyaratan:
1) Program Bidang Keahlian Nautika dipimpin oleh Ketua
Program Studi.
2) Memiliki sertifikat kompetensi kepelautan minimal Ahli
Nautika Kapal Penamgkap Ikan (ANKAPIN ) I;
3) Memiliki Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Ketua
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan;
4) Memiliki pengalaman yang terdiri dari pendidik, pengelola
administrasi pendidikan, pengelola peserta didik, pengelola
sarana prasarana, pengelola standar mutu kepelautan
Indonesia dan sistem penjaminan mutu pendidikan;
5) Memiliki sertifikat Training for Trainer 6.09, Training for
Examiner 3.12, dan Training for simulator trainer 6.10.; dan
6) memiliki sertifikasi kompetensi sesuai dengan tugas,
kewajiban dan tanggung jawabnya.

d. Tenaga administrasi
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan memiliki tenaga
administrasi untuk menunjang pelaksanaan administrasi
penyelenggaraan kegiatan pendidikan akademik dan non
akademik. Kualifikasi dan kompetensi tenaga administrasi pada
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan diatur dan ditetapkan
dengan persyaratan:
1) berijazah minimal Diploma Tiga sesuai bidang tugas;
2) memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas;
dan
3) memiliki sertifikat pelatihan sesuai subtansi kegiatan tugas.

Jumlah tenaga administrasi untuk memenuhi tenaga
kependidikan yang dapat menjamin terpenuhinya sistem standar
mutu Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan ditentukan sesuai
kebutuhan dengan mempertimbangkan bobot pekerjaan dan
jumlah peserta didik, sekurang-kurangnya terdiri dari:
1) Tenaga administrasi akademik, meliputi petugas kegiatan
pendaftaran, seleksi, penyusun kalender dan jadwal
pelaksanaan pembelajaran, penyiapan bahan dan pelaksana
ujian-ujian, dan penghimpun nilai-nilai ujian serta
penerbitan sertifikat.
2) Tenaga administrasi sarana dan prasarana, meliputi petugas
kegiatan penyediaan keperluan rumah tangga, pencatatan
inventaris dan aset, penyedian alat tulis Kantor.
3) Tenaga administrasi pengelolaan peserta didik dan pendidik,
meliputi petugas absen, penyusun laporan dan penyiapan
pelatihan serta rapat-rapat.
4) Tenaga administrasi kesehatan peserta didik, meliputi
petugas kegiatan pencatat dan monitoring kesehatan
peserta didik serta pendukung administrasi kegiatan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
5) Tenaga administrasi keuangan, meliputi petugas kegiatan
penerimaan pembayaran biaya, monitoring, akuntansi dan
pelaporan.
6) Tenaga administrasi penjaminan mutu, meliputi petugas
kegiatan penyimpanan dokumen mutu, penyiapan
administrasi audit mutu internal dan eksternal, pencatatan
mutu, dan administrasi pelaporan penerapan sistem standar
mutu kepelautan.
e. Tenaga kepustakaan
1) Kepala Perpustakaan
Perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala Perpustakaan
yang bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan SMKN
61 Jakarta. Kualifikasi dan kompetensi Kepala Perpustakaan
SMKN 61 Jakarta telah diatur dan ditetapkan dengan
persyaratan sesuai Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional
Nomor 13 Tahun 2017 yaitu:
(1) berijazah minimal Sarjana bidang Ilmu Perpustakaan
dan Informasi, atau Sarjana bidang lain yang sudah
memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan

pengelolaan perpustakaan dari lembaga yang


ditetapkan pemerintah;
(2) berpengalaman minimal 1 (satu) tahun; dan
(3) memiliki sertifikat kompetensi perpustakaan dari
lembaga yang ditetapkan Pemerintah.
2) Tenaga kepustakaan, meliputi petugas pelayanan teknis dan
pemustaka, yang menangani registrasi, pengelolaan buku
perpustakaan, perawatan buku perpustakaan dan
pendistribusian buku perpustakaan. Kualifikasi dan
kompetensi petugas pelayanan teknis dan pemustaka
SMKN 61 Jakarta diatur dan ditetapkan dengan persyaratan:
(1) berijazah minimal Diploma Tiga bidang ilmu
perpustakaan dan informasi, atau Diploma Tiga bidang
lain yang sudah memiliki sertifikat pendidikan dan
pelatihan pengelolaan perpustakaan dari lembaga yang
ditetapkan pemerintah;
(2) berpengalaman minimal 1 (satu) tahun; dan
(3) memiliki sertifikat pelatihan pengelolaan perpustakaan
dari lembaga yang ditetapkan pemerintah.
Jumlah tenaga kepustakaan yang dapat menjamin
terpenuhinya sistem standar mutu Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikanditentukan sesuai kebutuhan dengan
mempertimbangkan bobot pekerjaan dan jumlah peserta
didik.
f. Tenaga laboran dan teknisi laboratorium, simulator dan teknik
informatika serta peralatan praktik lainnya.
1) Tenaga teknisi laboratorium, dengan kriteria:
a) berijazah minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sesuai bidang tugas;
b) memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas;
c) memiliki sertifikat pelatihan sesuai substansi kegiatan
tugas;
Jumlah tenaga teknisi disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan laboratorium.
2) Tenaga teknisi simulator, dengan kriteria:
a) berijazah minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sesuai bidang tugas;
b) memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas; dan
c) memiliki sertifikat pelatihan pengoperasian simulator.
Jumlah tenaga teknisi disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan simulator.
3) Tenaga teknisi teknik informatika, dengan kriteria:
a) berijazah minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sesuai bidang tugas;
b) memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas;
c) memiliki sertifikat pelatihan sesuai substansi kegiatan
tugas; dan
Jumlah tenaga teknisi disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan peralatan teknik informatika.
4) Tenaga teknisi peralatan praktik lainnya, dengan kriteria:

a) berijazah minimal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


sesuai bidang tugas;
b) memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas; dan
c) memiliki sertifikat pelatihan sesuai substansi kegiatan
tugas.
Jumlah tenaga teknisi disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan peralatan praktik lainnya.
g. Tenaga kesehatan
1) Dokter
Kualifikasi dan kompetensi dokter pada SMKN 61 Jakarta
diatur dan ditetapkan dengan persyaratan:
a) berijazah minimal Sarjana Kedokteran;
b) memiliki pengalaman minimal 1 (satu) tahun di bidang
pengembangan sumber daya manusia;
c) memiliki sertifikat dokter; dan
d) memiliki sertifikat pelatihan sesuai subtansi kegiatan
tugas.
SMKN 61 Jakarta menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit
yang telah mendapatkan Approval dari Direktur Jenderal
Kelautan dan Perikanan untuk pemenuhan dokter, untuk
dapat menjamin terpenuhinya sistem standar mutu
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan. Jumlah dokter
pada SMKN 61 Jakarta ditentukan sesuai kebutuhan dengan
mempertimbangkan bobot pekerjaan dan jumlah peserta
didik.
2) Paramedis
Kualifikasi dan kompetensi paramedis pada SMKN 61
Jakarta telah diatur dan ditetapkan dengan persyaratan
sebagai berikut:
a) berijazah minimal Diploma Tiga Keperawatan;
b) memiliki pengalaman minimal 1 (satu) tahun dibidang
pengembangan sumber daya manusia;
c) memiliki sertifikat paramedis; dan
d) memiliki sertifikat pelatihan sesuai subtansi kegiatan
tugas.
SMKN 61 Jakarta menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit
yang telah mendapatkan Approval dari Direktur Jenderal
Kelautan dan Perikanan untuk pemenuhan paramedis, untuk
dapat menjamin terpenuhinya sistem standar mutu Program
Nautika Kapal Penangkapan Ikan/atau Permesinan Kapal.
Jumlah paramedis pada SMKN 61 Jakarta ditentukan sesuai
kebutuhan dengan mempertimbangkan bobot pekerjaan dan
jumlah peserta didik.

VI. STANDAR SARANA DAN PRASARANA



SMKN 61 Jakarta sebagai penyelenggara Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan telah menyediakan sarana prasarana minimal, yaitu
sebagai berikut:
1. Prasarana
SMKN 61 Jakarta telah memiliki prasarana yang meliputi lahan
dan bangunan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
praktek/bengkel kerja, ruang simulator, ruang kantin, instalasi daya,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat berkreasi, dan tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran lebih
teratur dan berkelanjutan sesuai STCW-F 1978 beserta
amandemennya dan berpedoman pada IMO Model Course beserta
pengembangannya, yang dijelaskan sebagi berikut:
a. Lahan dan bangunan, dengan kriteria:
1) memiliki status hak atas tanah;
2) sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah dan mengikat serta mendapat
izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Kota/Kabupaten;
3) terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan,
keselamatan jiwa, gangguan pencemaran air, udara dan
kebisingan;
4) memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat;
5) telah dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin
penggunaan sesuai ketentuan nasional terkait yang berlaku;
6) pembangunan gedung atau ruang baru SMKN 61 Jakarta telah
dirancang, dilaksanakan dan diawasi secara profesional
serta mampu bertahan minimum 20 tahun;
7) bangunan SMKN 61 Jakarta telah dilengkapi instalasi
daya/listrik utama dan tenaga cadangan yang mencukupi
serta memenuhi persyaratan tata bangunan, keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan keamanan sesuai ketentuan
nasional terkait yang berlaku;

8) Bangunan SMKN 61 Jakarta telah dilengkapi:
a) fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan
nyaman termasuk bagi penyandang cacat;
b) sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar
darurat dan jalur evakuasi jika terjadi bencana
kebakaran dan/atau bencana lainnya; dan
c) akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan
dilengkapi penunjuk arah yang jelas.
b. Ruang pendaftaran, dengan kriteria:
1) digunakan untuk kegiatan pendaftaran dan akses publik;
2) menempati lokasi yang paling mudah untuk ditemukan siapa
saja yang baru memasuki Ruang pendaftaran SMKN 61
Jakarta untuk mencari informasi; dan
3) telah dilengkapi dengan kursi tunggu dan prosedur Antrian
serta prosedur dalam mendaftar dan pencarian informasi.


c. Ruang kelas, dengan kriteria:
1) digunakan untuk kegiatan pembelajaran teori dan praktik
yang tidak memerlukan peralatan khusus atau praktik
dengan peralatan khusus yang mudah dihadirkan;
2) jumlah ruang kelas di lingkungan SMKN 61 Jakarta telah
sesuai dengan kapasitas maksimal setiap ruang kelas,
jumlah peserta didik dan jumlah program yang dilaksanakan;
3) kapasitas maksimal setiap ruang kelas pada Program Nautika
Kapal Penangkapan Ikanadalah 24 peserta;
4) rasio luas ruang kelas Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikanadalah minimal 1,8 m2/peserta; dan
5) ruang kelas di lingkungan SMKN 61 Jakarta memiliki
jendela dan pintu yang memadai untuk digunakan sebagai
pencahayaan, keluar ruangan bila terjadi bahaya dan dapat
dikunci dengan baik saat tidak digunakan.
d. Ruang pimpinan, dengan kriteria:
1) digunakan sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan
lembaga, pertemuan dengan sejumlah pendidik, peserta,
petugas atau tamu lain;
2) luas ruang pimpinan adalah minimal 12 m2; dan
3) mudah diakses, dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan
sarana untuk keperluan pimpinan.
e. Ruang tata usaha/administrasi, dengan kriteria:
1) digunakan sebagai tempat tenaga kependidikan
melaksanakan kegiatan pengelolaan tata usaha/
administrasi;
2) luas ruang tata usaha/administrasi pada setiap aras kerja
minimum 30 m2; dan
3) mudah diakses dari dalam dan luar lingkungan serta
dilengkapi dengan sarana untuk keperluan tata
usaha/administrasi.
f. Ruang pendidik, dengan kriteria:
1) digunakan pendidik untuk bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya;
2) luas ruang pendidik adalah minimal 32 m2; dan
3) mudah diakses dari dalam dan luar lingkungan serta
dilengkapi dengan sarana untuk keperluan pendidik.
g. Ruang perpustakaan, dengan kriteria:
1) digunakan sebagai tempat kegiatan peserta didik dan
pendidik memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar dan
tempat petugas pengelola; dan
2) mudah dicapai dari bangunan utama ruang kelas, dilengkapi
dengan tempat untuk membaca buku serta sarana untuk
keperluan perpustakaan.
h. Ruang praktik/ laboraturium/ simulator/ bengkel kerja, dengan
kriteria:
1) digunakan untuk menempatkan alat bantu dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran
dengan bentuk percobaan, praktik atau latihan kerja;
2) rasio setiap luas ruang praktik/ laboraturium/ simulator/
bengkel kerja adalah 2 m2/peserta didik;

3) mudah dicapai dari bangunan utama ruang kelas, dilengkapi


dengan peralatan praktik/ laboraturium/ simulator/ bengkel
kerja serta sarana untuk keperluan lainnya.
i. Ruang unit produksi, dengan kriteria:
1) digunakan untuk menempatkan alat bantu dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan produksi;
2) rasio setiap luas ruang unit produksi adalah minimal 2
m2/peserta didik; dan
3) mudah dicapai dari bangunan utama ruang kelas, dilengkapi
dengan peralatan unit produksi serta sarana untuk keperluan
lainnya.
j. Ruang kantin, dengan kriteria:
1) digunakan untuk istirahat pendidik, tenaga kependidikan,
peserta didik dan tamu lainnya yang memiliki kepentingan;
2) rasio setiap luas ruang kantin adalah minimal 2 m2/peserta
didik; dan
3) ruang kantin atau jumlah lokasi istirahat disesuaikan
dengan keperluan.
k. Instalasi daya atau listrik utama dan tenaga cadangan, dengan
kriteria:
1) dilengkapi instalasi daya/listrik utama yang mencukupi
untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan praktik/
laboraturium/ simulator/ bengkel kerja bagi Program Diklat
Pelaut Tingkat II Peningkatan Bidang Keahlian Nautika; dan
2) dilengkapi tenaga cadangan untuk mendukung
pembelajaran dan kegiatan praktik/laboraturium/
simulator/bengkel kerja bagi Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan apabila terjadi kegagalan instalasi
daya/listrik utama.
l. Lapangan olahraga, dengan kriteria:
1) telah dilengkapi lapangan olah raga yang mudah dicapai,
terjaga kebersihannya dan dilengkapi dengan sarana lain
sesuai keperluannya; dan
2) digunakan sesuai keperuntukannya.
m. Lapangan apel, dengan kriteria:
1) telah dilengkapi lapangan apel yang mudah dicapai, terjaga
kebersihannya dan dilengkapi dengan sarana lain sesuai
keperluannya; dan
2) digunakan sesuai peruntukannya.
n. Tempat ibadah, dengan kriteria:
1) telah dilengkapi tempat ibadah yang mudah dicapai, terjaga
kebersihannya dan dilengkapi dengan sarana lain sesuai
keperluannya; dan
2) digunakan sesuai peruntukannya.
o. Tempat berkreasi dan taman, dengan kriteria:
1) telah dilengkapi tempat berkreasi dan taman yang rindang,
aman dan nyaman, mudah dicapai, terjaga kebersihannya dan
dilengkapi dengan sarana lain sesuai keperluannya; dan
2) digunakan sesuai peruntukannya.

p. Lapangan terbuka untuk praktik, dengan kriteria:


1) telah dilengkapi lapangan terbuka untuk praktik yang
aman dan nyaman, mudah dicapai, terjaga kebersihannya dan
dilengkapi dengan sarana lain sesuai keperluannya;
2) lapangan terbuka untuk praktik di lingkungan digunakan
sesuai keperuntukannya;
3) lapangan terbuka untuk praktik di lingkungan pada radius
yang aman dari area publik untuk melaksanakan praktik
penggunaan peralatan dan pemadaman kebakaran antara
lain:
a) Personal Protective Equipments (PPE);
b) Fireman Outfit and apparatus;
c) Chemical Suits;
d) Foam applicators; dan
e) Portable foam and dry chemical powder.
4) lapangan terbuka untuk praktik telah dilengkapi dengan
sarana pendukung lain yang diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan praktik antara lain:
a) General alarm;
b) Muster Station;
c) Emergency Muster List;
d) skenario praktik;
e) prosedur dan instruksi kerja; dan
f) display/gambar penggunaan peralatan peralatan dan
pemadaman kebakaran.
q. Prasarana lain
SMKN 61 Jakarta telah dilengkapi prasarana-prasarana lain yang
aman dan nyaman, mudah dicapai, terjaga kebersihannya dan
dilengkapi dengan sarana lain sesuai keperluannya, meliputi:
1) tempat parkir;
2) garasi kendaraan;
3) Muster Station;
4) sarana sanitasi dan tempat penampungan sampah;
5) ruang/tempat yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan;
6) dormitori/asrama/mess yang dapat menampung seluruh
jumlah peserta didik Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikan; dan
7) lapangan terbuka untuk praktik.

2. Sarana
SMKN 61 Jakarta memiliki sarana yang meliputi perabotan, peralatan,
media, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan
Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan lebih teratur dan
berkelanjutan sesuai dengan STCW-F 1978 beserta amandemennya
dan berpedoman pada IMO Model Course beserta pengembangannya,
meliputi:
a. Perabotan umum ruang kelas Antara lain:
1) penerangan/pencahayaan;
2) sirkulasi udara/ventilasi;
3) pendingin ruangan;
4) CCTV.
5) Public Announce system;
6) jaringan internet nirkabel/wifi;

7) tempat duduk dan meja tulis peserta didik;


8) tempat duduk dan meja tulis pendidik;
9) lemari penyimpanan;
10) hiasan gambar atau display sesuai jenis program;
11) jam dinding;
12) tempat sampah;
13) Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
14) Fire detector and sprinkler system sesuai dengan ketentuan
bangunan gedung.
15) peralatan pendidikan;
16) media pendidikan;
17) buku dan sumber belajar lainnya;
18) bahan habis pakai;
19) serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
b. Standar keragaman jenis peralatan laboratorium, simulator dan
peralatan lainnya pada Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikan untuk kegiatan pembelajaran teori dan praktik dinyatakan
dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang telah
tersedia sesuai dengan fungsi dan kompetensi yang harus
dicapai, dengan uraian sebagai berikut:
Peralatan QuANKA
PIN ity
(1) (2)
Navigational Equipment
1 Magnetic compass, incl. Binnacle + manual 1
2 Deviation curve or table 1
3 Binocular 1
4 Bearing equipment 1
5 Chronometer 1
6 SextANKAPIN >5
7 Stopwatch 1
8 Charts: -
• Big scale chart 1
• Route chart/ narrow waters 1
• Mercatorial plotting sheet 1
• Gnomonic plotting sheet 1
• Weather chart per ocean 1 set
• Ocean plotting charts of area concerned 1 set
• Coastal exercise chart > 11
• Applicable national publications 1 set
9 Navigational issues: -
• BA/HO Chart catalogue 1
• ATT, area concerned 1 set
• ALRS, vol 2, 3 and 5 1 set
• ALL 1 set
• Tidal stream atlas 1
• IALA-buoyage NP 735 1
• Symbols and abbreviations as used in BA
1
charts NP 5011
• International Code of Signals 1
• Admiralty Sailing directions/Pilots (area
1 set
concerned)

Peralatan QuANKA
PIN ity
(1) (2)
• Mariners’ Handbook 1
• Ocean Passages for the World 1
• Notices to Mariners, weekly editions and
1 set
(annual) summary
• Nautical Almanac > 11
• Star finder / identifier 1
• Star chart 1
• Nautical tables 1
• Distance tables 1
• Pre-computed altitude and azimuth tables 1
• Applicable national publications 1
10 Ship’s Logbook ( international) 1
11 Ruler/triangle archer > 11
12 Divider/pencil/eraser/callipers > 11
13 Calculator, with trigonometric functions and
> 31
memory capacity
14 Mock/model ship’s chart table 1
15 Chart tables for exercises 10
Electronic Navigation Equipment
16 Echo Sounder 1
17 GPS receiver 1
18 Ship’s log/speed log 1
19 Gyro compass 1
20 Gyro repeater 1
Collision Regulations Equipment
Set of models with proper navigation lights
21 and signals (table or magnetic board) or 1 set
navigation light simulator (computer))
Meteorology Equipment
22 Cloud sheet 1986, WMO 1
23 Barometer, mercurial 1
24 Barometer, aneroid 1
25 Barograph 1
26 Thermometer 1
27 Wet and dry bulb thermometer 1
28 Anemometer 1
29 Weather facsimile (navtex) 1
Emergency Procedures Equipment
30 Line throwing device (dummy) 1
Visual signalling Equipment
31 Morse key + light 1
32 Code flags ( with mast) 1 set

Manoeuvring Equipment
Model with ships, jetties, piers, etc. To
33 1 set
illustrate berthing procedures
Model with windlass and mooring
34 arrangement to illustrate anchoring and 1 set
mooring procedures
35 Ropes, wires, stoppers, blocks and shackles 1 set

Peralatan QuANKA
PIN ity
(1) (2)
English Language Equipment
Marlins study pack 1 & study pack 2,
36 1 set
Marlins, 1997/1998
Briefing room with air conditioner and class 1 for >30
37 room equipment persons
38 Instructor console + accesoires 1
39 Audio-visual equipment 1 set
40 Sound system + headphone 30
41 Book shelf 1
Textbooks and teaching aids as per IMO
42 1 set
model course 3.17
Bridge/ship manuevering simulator,
43 1 set
horizontal view Minimal Type D
Computer Base Training (CBT) berisikan
44 program navigasi, penanganan Muatan, 10 set
stabilitas kapal dan lain-lain.
VIDEO CASSETTES / VCD (IMO recommendations)
V1 Know the current rules 1
V2 Bridge watch keeping 1
V3 Passage planning 1
V4 Search and rescue : co-ordination 1
V5 Man overboard 1
V6 Theory of mooring 1
V7 Basic instincts 1
V8 Preparing the defense 1
V9 Master/pilot relationship 1
V10 Shiphandling part 1, 2 and 3 1
V11 Interaction 1
V12 Ship handling in following seas 1
Cargo Handling and Stowage Equipment
45 Cargo plans for various types of ships 1 set
Model of crude carrier, tanks and pump
46 room, showing pipes and valves 1
Model of product tanker, tanks and pump
47 1
room, showing pipes and valves
Models, drawings of various types of hatch
48 covers incl. operating and securing 1 set
arrangements
Models, photographs, drawings of different
49 1 set
types of cargo ships
50 Examples of head and heel cargo blocks 1 set
Note: *) tidak dipersyaratkan jika terdapat dalam Computer Base
Traning (CBT)

VIDEO CASSETTES / VCD (IMO recommendations)


V1 Chemical tanker operation part 1 1
V2 Dangerous Goods at Sea Series, part 1 1
Operation and maintenance of inert gas
V3 1
systems
V4 Crude oil washing 1
V5 Reefer container operations 1

Peralatan QuANKA
PIN ity
(1) (2)
V6 Bulk carrier losses 1
V7 Entering into enclosed spaces 1
V8 Ro-ro safety and cargo operations 1
V9 Introduction to chemical tankers 1
V10 Introduction to liquefied gas tankers 1
Berdasarkan fungsi pengendalian pengoperasian kapal dan
personel di kapal pada tingkat operasional;
Cut-away 3-D models showing the structure
51 1 set
parts of the ship
Photographs, drawings and plans illustrating
52 1 set
types of ships and construction details
Floating ship stability model for demonstrating
53 movement of centre of gravity and free surface 1
effects
54 Marine hydrometer 1

Note: *) tidak dipersyaratkan jika terdapat dalam Computer Base


Traning (CBT)
VIDEO CASSETTES / VCD (IMO recommendations)
V1 Ship stability CD-ROM 1
V2 Entry into enclosed spaces 1
V3 Permit to work 1
Prevention and reaction to marine oil spills
V4 1
under MARPOL
Oil pollution regulations and the oil record
V5 1
book
V6 Being prepared-getting ready for surveys 1
V7 Loadline surveys 1
V8 Safety construction survey 1
V9 Safety equipment survey 1
V10 SOLAS 1
V11 Man overboard 1
V12 Shipping casualty emergency response 1
V13 On board training 1
V14 The ISM audit 1
First aid and medical care on board ships
V15 1
series
Berdasarkan fungsi Penanganan dan Pengaturan Muatan pada
tingkat operasional
55 Cargo plans for various types of ships 1 set
Model of crude carrier, tanks and pump room,
56 showing pipes and valves 1
Model of product tanker, tanks and pump
57 1
room, showing pipes and valves
Models, drawings of various types of hatch
58 covers incl. operating and securing 1 set
arrangements
Models, photographs, drawings of different
59 1 set
types of cargo ships
60 Examples of head and heel cargo blocks 1 set
Note: *) tidak dipersyaratkan jika terdapat dalam Computer Base
Traning (CBT)

Peralatan QuANKA
PIN ity
(1) (2)
VIDEO CASSETTES / VCD (IMO recommendations)
V1 Chemical tanker operation part 1 1
V2 Dangerous Goods at Sea Series, part 1 1
Operation and maintenance of inert gas
V3 1
systems
V4 Crude oil washing 1
V5 Reefer container operations 1
V6 Bulk carrier losses 1
V7 Entering into enclosed spaces 1
V8 Ro-ro safety and cargo operations 1
V9 Introduction to chemical tankers 1
V10 Introduction to liquefied gas tankers 1
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1 Silabus 1 Set
2 RPS (Rencana Pembelajaran Semester) 1 Set
3 RPP (Rencana Pembelajaran Per Pertemuan) 1 Set
4 Buku Ajar setiap mata pelajaran 1 Set
bahan ajar (materi, slide, video tutorial,
5 1 Set
skenario praktek dll)

c. Standar keragaman teaching aids pada Program Bidang Keahlian


Nautika untuk kegiatan pembelajaran teori dan praktik
dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal teaching aids
yang telah tersedia dengan uraian sebagai berikut:

No. Code Teaching Aids
(1) (2) (3)
1 A1 Instructor’s Manual (Part D of this course)
2 A2 Catalogue of British Admiralty charts and other
hydrographic publications
3 A3 British Admiralty Notices to Mariners
4 A4 Chart
5 A5 Deviation Table
6 A6 British Admiralty List of Lights
7 A7 National List of lights and Buoyage System
8 A8 British Admiralty Tide Table of the area concerned
9 A9 National tide table
10 A10 Tidal stream atlas
11 A11 British Admiralty 'Pilot' book for the area
concerned
12 A12 National sailing directions
13 A13 Star Finder and Identifier HO 21 01-D
14 A14 Nautical Almanac
15 A15 Pilot chart of the ocean concerned (US
Hydrographic Office publication)
16 A16 IALA Maritime Buoyage System. British Admiralty
NP735
17 A17 Ocean plotting sheet
18 A18 Distance Tables
19 A19 British Admiralty List of Radio Signals, Vol. 2:

No. Code Teaching Aids


(1) (2) (3)
Radio Navigational Aids
20 A20 Admiralty List of Radio Signals, Vol. 6 (NP283} and
Diagrams relating to Weather Reporting and
Forecast Areas (NP283(a}). Taunton,
Hydrographer of the Navy
21 A21 British Admiralty List of Radio Signals, Vol. 5:
Radio Time Signals, Radio Nav. Warnings
22 A22 Ship's logbook
23 A23 Nautical table (Norie's, Burton's or other)
24 A24 Star Chart
25 A25 Pre-computed altitude and azimuth tables
26 A26 Pocket calcularor
27 A27 Loran-C receiver
28 A28 GPS Receiver
29 A29 Echo-sounder
30 A30 Speed log
31 A31 Magnetic compass
32 A32 Gyrocompass
33 A33 Automatic Pilot
34 A34 Cloud sheet 1986 (revised edition). Geneva, World
Meteorological Organisation
35 A35 US Pilot Charts (appropriate sheets). Washington
D.C., Defence Mapping Agency
36 A36 Meteorological Office, Ship's Code and Decode
Book: Incorporating the International
Meteorological Codes for Weather Reports from
and to Ships and the Analysis Code for Use of
Shipping, (Met.0.509) London, HMSO, 1996 (ISBN
0-11-400368-8)
37 A37 Video cassette player and/or DVD player
38 A38 Marlins Study Pack 1 & Study Pack 2. Edinburgh,
Marlins 1997 /1998 (ISBN O 953 1748 08 and
ISBN O 953 1748 1 6)
39 A39 Differential GPS (DGPS) Receiver
40 A40 Enhanced Loran (eLoran) Receiver
41 A41 Automatic Identification System (AIS) Receiver
42 A42 Long Range Identification and Tracking (LAil)
Receiver
43 A43 Voyage Data Recorder (VOA) and Simplified
Voyage Data Recorder (S-VOR)
44 A44 Bridge Navigational Watch Alarm System
(BNWAS)
45 A45 Simulators (wherever applicable to enhance
understanding of topics, especially, COLREGS
and Ship Handling)

d. Standar keragaman referensi pada Program Diklat Pelaut Tingkat


II Pembentukan Bidang Keahlian Nautika untuk kegiatan
pembelajaran teori dan praktik dinyatakan dalam daftar yang
berisi jenis minimal referensi yang telah tersedia dengan uraian
sebagai berikut:

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
1 R1 International Convention on Standards of Training,
Certification and Watchkeeping for Seafarers
(STCW-F), 1978, as amended (ISBN 978-
92-801-1528-4)
2 R2 International Convention for the Safety of Life at
Sea (SOLAS) (IMO Sales No. IE11 OE)
SOLAS - Consolidated Edition, 2009 (ISBN
9789280115055)
3 R3 Ships' Routeing (2010, 10th edition) (IMO Sales
No. ID927E)
4 R4 Assembly resolution A.665(16) - Performance
standards for radio direction-finding system
5 R5 Assembly resolution A.224(VII) - Performance
Standards for
Echo-Sounding Equipment
6 R6 Assembly resolution A.478(XII)- Performance
Standards for Device to Indicate Speed
and Distance ("Amended by A.824(19)"), Assembly
resolution A.824(19)- Performance
standards for devices to indicate speed and
distance
7 R7 Assembly resolution A.342(1X) - Recommendation
on Performance Standards forAutomatic Pilots
8 R8 International Conference on Revision of the
International Regulations for Preventing Collisions
at Sea, 1972 (COLREG 1972) (IMO Sales No.
IB904E), Consolidated Edition, 2003 (ISBN 978-
92-801-41672)
9 R9 International Convention for the Prevention of
Pollution from Ships, 1973/78 (MAR POL) (IMO Sales
No. IC520E) (Consolidated Edition, 2006) (ISBN 978-
92-801-42167)

10 R10 Regulations for the Control of Pollution by Noxious


Liquid Substances in Bulk - Annex II, MARPOL
73fi8 (IMO Sales No. 512 86.13.E)
11 R11 Assembly resolution A.626(15) - Amendments to
the International Regulations for Preventing
Collisions at Sea, 1972
12 R12 Assembly resolution A.678(16) - Amendments to
the International Regulations for Preventing
Collisions at Sea, 1972
13 R13 Assembly resolution A.535(13)-Recommendation
on Emergency Towing Requirements for Tankers
("Superseded by MSC.35(63)"} MSC.35(63) -
Guidelines for emergency towing arrangements on
tankers
14 R14 International Code of Signals (2005 edition) (IMO
Sales No. 994 IA994E, ISBN 978-92- 801-41986)
15 R15 IMO Standard Marine Communication Phrases
(IMO SMCP) (2002 Edition) (IMO Sales No. lA987E,

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
ISBN 978-92-801-51374)
16 R16 international Aeronautical and Maritime Search and
Rescue Manual (IAMSAR, Manual) Volume I -
Organization and Management, Volume II - Mission
Co-ordination, Volume Ill - Mobile Facilities (2008
Edition, IMO Sales No. IF960E, IC961 E, IF962E, ISBN
978- 92-801-14881, ISBN
978-92-801-14898, ISBN 978-92-801-14904)
17 R17 Assembly resolution A.601 (15) - Provision and
Display of Manoeuvring Information on
Board Ships ("Refer to A.751 (18))"), Assembly
resolution A.751 (18)- Interim standards for ship
manoeuvrability
18 R18 Assembly resolution A.577(14) - Operational
Status of Electronic Position Fixing Systems

19 R19 Assembly resolution A.615(15) - Radar Beacons


and Transponders
20 R20 Assembly resolution A. 736(18) - Amendments to
the International Regulations for Preventing
Collisions at Sea, 1972
21 R21 Assembly resolution A.280(VIII) -
Recommendations on Performance Standards for
Gyro-Compasses
22 R22 Assembly resolution A.382(X) - Magnetic
Compasses: Carriage and Performance Standards
23 R23 Assembly resolution A.384(X) - Performance
Standards for Radar Reflectors
24 R24 Assembly resolution A.422(XI) - Performance
Standards for Automatic Radar Plotting Aids (ARPA)
("Amended by A.823(19)"), Assembly resolution
A.823(19) – Performance standards for
automatic radar plotting aids (ARPAs)
25 R25 Assembly resolution A.424(XI) - Performance
Standards for Gyro-Compasses
26 R26 Assembly resolution A.4 79(XII) - Performance
Standards tor Shipborne Receivers for Use with
Differential Omega
27 R27 Assembly resolution A.526(13)- Performance
Standards tor Rate-of-Return Indicators
("Refer to resolution A.281 (VIII"), Assembly
resolution A.281 (VIII) – Recommendation on
general requirements for electronic navigational
aids
28 R28 Assembly resolution A.665(16) - Performance
Standards for Radio Direction-Finding Systems
29 R29 Assembly resolution A.694(17)* - General
Requirements for Shipborne Radio Equipment
Forming Part of the Global Maritime Distress and
Safety System (GMDSS) and tor Electronic
Navigational Aids
30 R30 Assembly resolution A.488(XII) - Use of the

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
Standard Marine Navigational Vocabulary
31 R31 Assembly resolution A.429(XI) - Routeing Systems
32 R32 Assembly resolution A.572(14)- General Provisions
on Ships' Routeing ("Amended by
MSC. 71 (69), MSC.165(78)), MSC.71 (69)_.:-
Amendments to the General Provisions on
Ships', MSC.165(78) - Adoption of amendments to
the general provisions on ships' routeing
33 R33 Assembly resolution A.528(13) - Recommendation
on Weather Routeing
34 R34 Assembly resolution A.113M - Revised
International Code of Signals
35 R35 Assembly resolution A.187(VI) - Procedure for
Amending and Bringing Up to Date the
International Code of Signals
36 R36 International Convention on Load Lines, 1966
(IMO Sales No. IB701 E) ((2005 Edition)) (ISBN
978-92-801-41948)
37 R37 International Maritime Dangerous Goods Code
(IMDG Code), 2008 Edition (incorporating
amendment 34-08) IMO Sales No. IG200E, ISBN
978-92-801-42419
38 R38 Reference labels and Placards for the Carriage of
Dangerous Goods (1994 Edition) (IMO Sales No.
223)
39 R39 IMO Dangerous Goods labels, marks and signs
(2008 Edition) IMO Sales No. IC223E, ISBN 978-
92-801-14973
40 R40 Medical First Aid Guide for Use in Accidents
Involving Dangerous Goods (MFAG) (IMO Sales No.
251)

41 R41 Emergency Procedures for Ships Carrying


Danqerous Goods (EmS) (1994 Edition) (IMO Sales
No. 254)
42 R42 International Maritime Dangerous Goods Code
(IMDG Code) Supplement, 2008 Edition. IMO
Sales No. IG21 OE, ISBN 978-92-801-42426
43 R43 Code of Safe Practice for Solid Bulk Cargoes (1994
Edition) (IMO Sales No. 260)
44 R44 International Maritime Solid Bulk Cargoes Code
(IMSBC Code) and Supplement (2009 Edition) IMO
Sales No. IE260E, ISBN 978-92-801-42396
45 R45 Assembly resolution A. 715(17) - Code of Safe
Practice for Ships Carrying Timber Deck Cargoes,
1991 (IMO Sales No. 275)
46 R46 Code of Safe Practice for Ships Carrying Timber
Deck Cargoes, 1991 (1992 Edition) IMO Sales No.
1275E, ISBN 978-92-801-12856
47 R47 Assembly resolution A.288(VIII)- Recommendation
on the Safe Stowage and Securing of Containers on
Deck on Vessels Which Are Not Specifically

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
Designed and Fitted for the Purpose of Carrying
Containers
48 R48 Assembly resolution A.489()(11) - Safe Stowage
and Securing of Cargo Units and Other Entities in
Ships Other Than Cellular Container Ships
49 R49 Assembly resolution A. 713(17) - Code of Safe
Practice for Ships Carrying Solid Bulk Cargoes
(BC Code) (1994 Edition) (IMO Sales No. 260)
50 R50 Assembly resolution A.533(13)- Elements to Be
Taken Into Account When Considering the Safe
Stowage and Securing of Cargo Units and
Vehicles in Ships

51 R51 Assembly resolution A.581 (14) - Guidelines for


Securing Arrangements for the Transport of Road
Vehicles on Ro-Ro Ships
52 R52 Assembly resolution A. 714(17) - Code of Safe
Practice for Cargo Stowage and Securing (1992
Edition) (IMO Sales No. 292)
53 R53 Code of Safe Practice for Cargo Stowage and
Securing (CSS Code) (2003 Edition) IMO Sales No.
IA292E, ISBN 978-92-801-51459
54 R54 nternational Code for the Safe Carriage of Grain in
Bulk (International Grain Code) (1991 edition) (IMO
Sales No. 240) 1240E, ISBN 978-92-801-
12757
55 R55 Guidelines on the Enhanced Programme of
inspections during survey of Bulk Carriers
and Oil Tankers (2008 Edition) IMO Sales No.
IA265E, ISBN 978-92-801-14966
56 R56 Code of Practice for the Safe Loading and
Unloading of Bulk Carriers (BLU Code) (1998
Edition) IMO Sales No. 1266E, ISBN 978-92-801-
14584
57 R57 Manual on loading and unloading of Solid Bulk
cargoes for Terminal representative (BLU Manual)
(2008 Edition) IMO Sales No. 1267E, ISBN 978- 92-
801-14928
58 R58 International Convention for Safe Containers
(CSC), 1972 (1996 Edition) IMO Sales No. IA282E,
ISBN 978-92-801-14119
59 R59 Code of Safe Practice for the carriage of cargoes
and persons by Offshore Supply Vessels (OSV
Code) (2000 Edition) IMO Sales No. 1288E, ISBN
978-92-801-60864

60 R60 Guidelines for the Transport and Handling of


Limited Amounts of Hazardous and Noxious
Liquid Substances in Bulk on Offshore Support
Vessels (LHNS) (2007 Edition) IMO Sales No.

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
1289E, ISBN 978-92-801-1487 4
61 R61 REVISED RECOMMENDATIONS ON THE SAFE
TRANSPORT OF DANGEROUS CARGOES AND
RELATED ACTIVITIES IN PORT AREAS (2007
Edition) IMO Sales No.IB290E, ISBN 978-92-801-
14720
62 R62 Guidelines for the Preparation of the Cargo
Securing Manual (1997 Edition) IMO Sales No.
1298E, ISBN 978-92-801-14416
63 R63 CRUDE OIL WASHING SYSTEMS (2000 Edition)
IMO Sales No. IA617E, ISBN 978-92-801-50940
64 R64 BALLAST WATER MANAGEMENT CONVENTION AND
THE GUIDELINES FOR ITS
IMPLEMENTATION (2009 Edition) IMO Sales No.
1621E, ISBN 978-92-801-15031
65 R65 Regulations for The Prevention of Pollution by Oil -
Annex I, MARPOL 73/78 (1986 consolidated
edition), (IMO Sales No. 525), MARPOL - How to do
it, 2002 Edition.IMO Sales No. IA636E, ISBN 978-
92-801-41528
66 R66 Regulations for The Control of Pollution by Noxious
Liquid Substances in Bulk Annex II, MARPOL
73/78 (IMO Sales No. 512)
67 R67 Pollution prevention equipment under MARPOL,
2006 Edition. IMO Sales No. IA646E, ISBN 978-
92-801-14706
68 R68 Manual on Oil Pollution, Section I - Prevention (1983
revised edition), (IMO SalesNo. 557) Manual on Oil
Pollution - Section II - Contingency Planning, 1995
Edition. IMO Sales
No. IA560E, ISBN 978-92-801-13303 Manual on
Oil Pollution - Section Ill - Salvage, 1997 Edition.
IMO Sales No. IA566E,
ISBN 978-92-801-14423 Manual on Oil Pollution -
Section IV- Combating Oil spills, 2005 Edition. IMO
Sales No. IA569E, ISBN 978-92-801-41771
Manual on Oil Pollution -Section V: Administrative
Aspects of Oil Pollution Response, 2009 Edition, IMO
Sales No. IA572E, ISBN 978-92-801-15000
Manual on Oil Pollution - Section VI - IMO Guidelines
for Sampling and Identification of Oil
Spills, 1998 Edition. IMO Sales No. 1578E, ISBN 978-
92-801-14515
69 R69 MANUAL ON CHEMICAL POLLUTION - Section 1 -
Problem Assessment and Response Arrangements
(1999 Edition) IMO Sales No. IA630E, ISBN 978- 92-
801-60963
MANUAL ON CHEMICAL POLLUTION -Section 2 -
Search and Recovery of Packaged Goods Lost at Sea
(2007 Edition) IMO Sales No. IA633E, ISBN
978-92-801-42228
70 R70 United Nations Conference on the Law of the Sea,

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
Official Records Volume II Plenary Meetinqs,
Geneva, 1958 (United Nations Publication Sales
No. 58.VA, Vol II) containing: Geneva Convention of
the Territorial Sea and the Contiguous Zone, 1958
Geneva Convention on the High Seas, 1958
Geneva Convention on the Continental Shelf, 1958
71 R71 United Nations Convention on the Law of the Sea.
New York, 1983 (United Nations Publication Sales
No. E.83.V.5)
72 R72 IMO Assembly resolution A.671 (16) - Safety
Zones and Safety of Navigation Around Offshore
Installations and Structures
73 R73 Supplement relating to the International
Convention on Load Lines, 1966 (IMO SalesNo.
705)
74 R74 IMO Assembly resolution A.513(13) -Amendments
to the International Convention on Load Lines,
1966
75 R75 IMO Assembly resolution A.603(15) - Symbols
Related to Life-Saving Appliances and
Arrangements
IMO Assembly resolution A. 760(18) 1993.
Symbols related to life-saving appliances and
arrangements
76 R76 MO Assembly resolution A.624(15) - Guidelines on
Training for the Purpose of Launching Lifeboats
and Rescue Boats From Ships Making Headway
Through the Water, IMO Assembly resolution
A.921 (22) 2001. Assembly resolutions
superseded by the 1995 amendments to the 1978
STCW-F Convention
77 R77 International Maritime Dangerous Goods Code
(IMDG Code) (1990 edition), (IMO Sales No. 200),
International Maritime Dangerous Goods Code
(IMDG Code), 2008 Edition (incorporating
amendment 34-08) IMO Sales No. IG200E, ISBN
978-92-801- 42419
78 R78 Code of Safe Practice for Solid Bulk Cargoes (BC
Code), (IMO Sales No. 260),
International Maritime Solid Bulk Cargoes Code
(IMSBC Code) and Supplement (2009
Edition) IMO Sales No. IE260E, ISBN 978-92-801-
42396
79 R79 International Code for the Convention and Equipment
of Ships Carrying Dangerous Chemicals in Bulk
(IBC Code), (IMO Sales No. 100), International Code
for the
Construction and Equipment of Ships Carrying
Dangerous Chemicals in Bulk (IBC Code) (2007
Edition), IMO Sales No. IC1 OOE, ISBN 978-92-
801-42266
80 R80 1983 Amendments to the International Convention

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
for the Safety of Life at Sea, 197 4 (SOLAS 1974),
Volume Ill, International Code for the Construction
and Equipment of Ships Carrying Liquefied Gases
in Bulk (IGC Code), (IMO Sales No. 104)
81 R81 INTERNATIONAL CODE FOR THE
CONSTRUCTION AND EQUIPMENT OF SHIPS
CARRYING LIQUEFIED GASES IN BULK (IGC
Code) (1993 Edition), IMO SalesNo. 1104E, ISBN
978-92-801-12771
82 R82 Special Trade Passenger Ships Agreement, 1971
and Rules, 1971 (STP 1971 ), (IMO Sales No. 727),
INTERNATIONAL CONFERENCE ON SPECIAL
TRADE PASSENGER
SHIPS, 1971 (1972 Edition) IMB Sales No. 17278,
ISBN 978-92-801-00136
83 R83 WHO International Health Regulations (1969), 3rd
annotated ed. (Geneva, World, Health
Organization, 1983), (HR), (ISBN 92-4-158007-0)
84 R84 Protocol on Space Requirements for Special Trade
Passenger Ships, 1973, and Rules, 1973 (SPACE
STP 1973), (IMO Sales No. 734), INTERNATIONAL
CONFERENCE ON SPACE REQUIREMENTS FOR
SPECIAL TRADE PASSENGER SHIPS, 1973 (1973
Edition), IMO Sales No. 17348, ISBN 978-92-801-
00228
85 R85 Athens Convention relating to the Carriage of
Passengers and their luggage by Sea, 197 4 (PAL
197 4), (IMO Sales No. A36), ATHENS CONVENTION
RELATING TO THE CARRIAGE OF PASSENGERS
AND THEIR LUGGAGE BY SEA, 1974 (PAL 1974)
(2003 Edition), IMO Sales No.
IA436E, ISBN 978-92-801-41610
86 R86 International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969, (IMO Sales No. 713),
INTERNATIONAL CONFERENCE ON TONNAGE
MEASUREMENT OF SHIPS, 1969 (1970 Edition),
IMO Sales No. 1713E, ISBN 978-92-801-10906
87 R87 IMO Assembly resolution A.494(XII) - Revised
Interim Scheme for Tonnage Measurement for
Certain Ships
88 R88 MO Assembly resolution A.540(13) - Tonnage
Measurement for Certain Ships RelevANKAPIN to
the International Convention on Standards of
Training, Certification and Watchkeeping for
Seafarers, 1978
89 R89 IMO Assembly resolution A.541 (13) - Interim
Scheme for Tonnage Measurement for/Certain
Ships for the Purpose of the International
Convention for the Prevention of Pollution from
Ships, 1973, As Modified by the Protocol of 1978
Relating Thereto
90 R90 IMO Assembly resolution A. 769(18) - Procedures

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
and Arrangements for Issuing GMDSS Certificates
to Holders of Non-GMDSS Certificates
91 R91 INTERNATIONAL SAFETY MANAGEMENT CODE
(ISM Code) AND GUIDELINES ON
IMPLEMENTATION OF THE ISM CODE (2010
Edition) IMO Sales No. IB117E, ISBN
978-92-801-51510
92 R92 Life Saving Appliance Code (LSA Code) (2010
edition), IMO Sales No. ID982E, ISBN 978-92-801-
15079
93 R93 International Code for Fire Safety Systems (FSS
Code), IMO Sales No. IA 155E, ISBN 978-92-801-
14812
94 R94 INTERNATIONAL CODE FOR APPLICATION OF FIRE
TEST PROCEDURES {FTP Code) (1998 Edition) IMO
Sales No. IB844E, ISBN 978-92-801-
14522
95 R95 GRAPHICAL SYMBOLS FOR FIRE CONTROL
PLANS (2006 Edition) IMO Sales No. IA847E, ISBN
978-92-801-42259
96 R96 INTERNATIONAL CODE ON INTACT STABILITY,
2008 (2009. Edition) IMO Sales No. 1887 4E, ISBN
978-92-801-15062
97 R97 PREVENTION OF CORROSION ON BOARD SHIPS
(2010 Edition) IMO Sales No.1877M, ISBN 978-92-
801-00358
98 R98 IMO Assembly resolution A.1001 (25) 2007. Criteria
for the provision of mobile satellite communication
systems in the global maritime
distress and safety system (GMDSS)
99 R99 IMO Assembly resolution A. 705(17) 2008.
Amendments to resolution A. 705(17),
Promulgation of Maritime Safety Information
100 R100 IMO Assembly resolution A.706(17) 2008.
Amendments to resolution A.706(17) -World-Wide
Navigational Warning Service
101 R101 MSC.306(87) 2010. Revised performance
standards for enhanced group call (EGC)
equipment
102 R102 IMO/UNEP GUIDELINES ON OIL SPILL
DISPERSANKAPIN APPLICATION INCLUDING
ENVIRONMENTAL CONSIDERATIONS (1995
Edition) IMO Sales No. IA575E, ISBN 978-92-801-
13327
103 R103 MANUAL ON OIL SPILL RISK EVALUATION AND
ASSESSMENT OF RESPONSE PREPAREDNESS
(2010 Edition) IMO Sales No. 1579E, ISBN 978- 92-
801-15123
104 R104 GUIDELINES FOR THE DEVELOPMENT OF
SHIPBOARD MARINE POLLUTION EMERGENCY
PLANS (2010 Edition) IMO Sales No. lB586E, ISBN
978-92-801-15185

No. Code Referensi


(1) (2) (3)
105 R105 PROCEDURES FOR PORT STATE CONTROL (2000
Edition) IMO Sales No. IA650E, ISBN 978-92-801-
50995
104 R104 INTERNATIONAL CONVENTION ON THE
CONTROL OF HARMFUL ANKAPIN I-FOULING
SYSTEMS (AFS) ON SHIPS, 2001 (2005 Edition)
IMO Sales No. IA680E, ISBN 978-92-801-41955

e. Standar keragaman text books pada Program Bidang Keahlian


Nautika untuk kegiatan pembelajaran teori dan praktik
dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal text books yang
telah tersedia dengan uraian sebagai berikut:
f.
No. Code Text Books
(1) (2) (3)
1 T1 Admiralty Manual of Navigation. Vol. II. London,
Nautical Institute 2011 (ISBN 9781870077651)
2 T2 An Introduction to Coastal Navigation: A Seaman's
Guide. 4th ed. Wooten-under•Edge (UK), Morgans
Technical Books, 1985 (ISBN 0-948254-02-5)
3 T3 Bole, A.G. and Dineley, W.0. and Nicholls, C.E., The
Navigation Control Manual.2nd ed. Oxford,
Heinemann Professional, 1992 (ISBN 0-7506-
0542 1)

4 T4 Cahill, A.A., Collisions and their Causes. 3rd


edition. Nautical Institute 2002 (ISBN 1-87077-60-
1)
5 T5 Cahill, A.A., Strandings and their Causes. 2nd
edition. The Nautical Institute, 2002 (ISBN 1
870077 61 X)
6 T6 Cockroft, AN. and Lameijer, J.N.F., A Guide to the
Collision Avoidance Rules, 6th ed.Oxford,
Butterworth-Heinemann, 2004 (ISBN: 0-7506-
6179-8)
7 T7 DANKAPIN on, G., The Theory
and Practice of
Seamanship XI. 11th ed. London, Routledge, 1996
(ISBN: 0-415-14200-8)
8 T8 JONES, T.G., Practical navigation for second
mates. 2nd ed. Glasgow, Brown, Son & Ferguson
Ltd, 1991 (ISBN 0-85174-397-8)
9 T9 Frost, A., The Principles and Practice of
Navigation. 3rd ed. Glasgow, Brown, Son &
Ferguson, 1988 (ISBN 0-8517 4-444-3)
10 T10 Hooyer, H.H., Behavior and Handling of Ships.
Schiffer Publishing, 1983 (ISBN 13: 978-
0870333064)
11 T11 International Chamber of Shipping, Bridge
Procedures Guide, 4th. ed. London,Marisec
Publications, 2007

No. Code Text Books


(1) (2) (3)
12 T12 International Chamber of Shipping, OCIMF, Peril
at Sea and Salvage, 5th ed. In preparation 1998
(ISBN 1 85609 095 7)
13 T1 3 International Labour Office. Accident Prevention
on Board Ship at Sea and in Port, 2nd ed. Geneva,
ILO, 1996 (ISBN 92-2-109450-2)
14 T14 ICF, OCIMF and IAPH, International Safety Guide
for Oil Tankers and Terminals.5th ed. 2006.
Witherby & Co. Ltd. London (ISBN 1 85609 291 7)
15 T15 Kemp, J.F. and Young, R, · Notes on Compass
Work, Butterworth-Heinemann, 1990 (ISBN 13:
978-0434910342)
16 T16 Lavery, H.I., Shipboard Operations. ?nd ed.
London, Butterworth-Heinemann, 1990 (ISBN 0-
7506-1857-4)
17 T17 Lownsborough, R. and Calcutt, D., Electronic Aids
To Navigation: Radar and ARPA
1st ed. London, Edward Arnold, 1993 (ISBN 0-
340-59258-3)
18 T18 Macelrevey, D.H., Shiphandling for the Mariner,
4th ed. Centreville, Maryland, Cornell Maritime
Press, 2004 (ISBN 13: 978-0870335587)
19 T19 Cornish, M., Ives. E., Reeds Maritime Meteorology
(Reeds Professional). Revised edition. Adlard
Coles, 2010 (ISBN 13: 978-1408112069)
20 T20 Merrifield, F.G., Ship Magnetism and The
Magnetic Compass, Pergamon Press. 1963 (ISBN
008-009-7693) OUT OF PRINT 1999
21 T21 Meteorological Office. Marine Observer's
Handbook, 11th ed. London, HMSO, 1995. (ISBN
0-11-400297-5)
22 T22 Meteorological Office. Meteorology for Mariners,
3rd ed. 8th impression (Met.0.895). London,
HMSO, 1996 (ISBN 0-114-00367X)
23 T23 Rowe, R.W., The Shiphandler's Guide for Masters
and Navigating Officers, Pilots and Tug Masters.
The Nautical Institute, London, 1996 (ISBN 1-
870077-35-0)
24 T24 Swift, Capt A.J., Bridge Team Management-A
Practical Guide. The Nautical Institute, London,
1993 (ISBN 1-870077 -14-8)

25 T25 Tetley, L. and Calcutt, D., Electronic Aids to


Navigation. 1986. London, Edward Arnold (ISBN 0-
7131-3548-4)
26 T26 NP 100 The Mariner's Handbook. 6th ed. Taunton
(UK), Hydrographer of the Navy, 1989
27 T27 Toft, H., GPS Satellite Navigation. Stoevring,
SHIPMATE, Rauff and Soerenson Ltd (Oestre Aile
6, DK-9530 Stoevring, Denmark, 1987) (ISBN 87-
982698-3-6)

No. Code Text Books


(1) (2) (3)
28 T28 Wright, C.H., The Collision Regulations, 1981,
Fully Explained. 2nd ed. Glasgow, Brown, Son &
Ferguson, 1989 (ISBN 13: 978-08517 45664)
29 T29 Squat and Interaction Manoeuvring, The Nautical
Institute, London. (ISBN 1 870077 25 3)
30 T30 Blakey, T.N., English for Maritime Studies. 2nd
ed. Prentice Hall College Div, 1988 (ISBN 13: 978-
0132813792)
31 T31 Weeks, F., Glover, A., Johnson, E. and Strevens P,
Seaspeak Training Manual. Plymouth, Capt F.
Weeks, 1992 (ISBN 0-08-031555-0)
32 T32 Maritime and Coastguard Agency (MCA), Code of
Safe Working Practices for MerchANKAPIN
Seamen, London. The Stationery Office Publications
Centre, 1998 (ISBN 0115518363) Consolidated
Edition,
2009 (ISBN 9780115530784)
33 T33 Subramaniam, H., Practical Navigation (India) 2nd
ed. Nutshell Series Book 1. Vijaya Publications,
1978
34 T34 Morton, G.S., Tanker Operations - A Handbook for
the Ship's Officer, 3rd ed. 1992
(ISBN 0-87033-432-8), BAPTIST, C. - Tanker
handbook for deck officers. 8th ed.
Brown, Son & Ferguson, Ltd, 2000 (ISBN 13: 978-
0-8517 4-672-2)
35 T35 Taylor L.G., Cargowork, 12th ed. Glasgow,
Brown, Son & Ferguson ltd. 1992 (ISBN 978-0-
85174-605-5)
36 T36 Cpt Thomas R.E, revised & rewritten by Rankin,
K.S. Stowage Cpt G.M. Pepper, Thomas' Stowage:
The Properties and Stowage of Cargoes, 3rd, 5th
ed. Glasgow, Brown, Son & Ferguson, 1996 (ISBN
0-8517 4-625-x) 2008 (ISBN 13: 978-0-85714-
798-8)
37 T37 Bryan Barrass & Capt D.R. Derrett, Ship Stability
for Masters and Mates, 4th 6th ed.
London Stanford Maritime Butterworth-
Heinemann, 1984 (ISBN 0-540-07388-1) 2006
(ISBN 13:978-0-7506-6784-5, ISBN 10:0-7506-
6784-2)
38 T38 Hill, C., Maritime Law, 5th 6th ed. London, LLP
Limited Lloyd's of London Press, 1998
2003 (ISBN 1-85978 836 X) (ISBN 1-84311-255-8)
39 T39 Capt P. Roberts, Watchkeeping Safety and Cargo
Management in Port. London, The
Nautical Institute, 1995 (ISBN 1 O: 1-870077-29-
6)
40 T 40 Samuel C. Certo, Modern Management, 8th
Edition, Prentice Hall, London 2000 (ISBN
0130133078)
41 T41 Kuo. Chengi., Safety Management and its
Maritime Application, The Nautical Institute,

No. Code Text Books


(1) (2) (3)
London, 2007 (ISBN 1870077830)
42 T42 The Nautical Institute., The Nautical Institute on
COMMAND, A Practical Guide,
London, 2000 (ISBN 9781870077552)

g. Laboratorium dan Simulator, meliputi:


1) Full Mission Ship Simulator dengan persyaratan yang diatur
dengan peraturan tersendiri;
2) laboratorium computer;
3) laboratorium dasar keselamatan;
4) laboratorium bahasa; dan
5) Computer Base Training (CBT).
h. Alat bantu pembelajaran, meliputi:
1) Whiteboard/blackboard (papan tulis);
2) komputer;
3) LCD Projector/OHP;
4) Screens;
5) Video equipment;
6) Sound system; dan
7) buku tulis/kertas dan alat tulis lainnya.
i. Sarana di lingkungan SMKN 61 Jakarta terkait peralatan
pembelajaran, buku bacaan dan sumber belajar lain sejenis
dengan fungsi yang sama dapat digunakan pendidik
menyesuaikan dengan perubahan ketentuan yang berlaku.
j. Sarana di lingkungan SMKN 61 Jakarta terkait jumlah peralatan
dan perlengkapan praktik maksimum dipersyaratkan 1:6,
adapun untuk kemudahan pembelajaran disarankan 1:4.

VII. STANDAR PENGELOLAAN



Setiap pengelolaan program diklat kepelautan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau
masyarakat umum wajib memenuhi persyaratan Manajemen Mutu (Quality
Management) sesuai International Organization for Standardization (ISO).
Persyaratan Manajemen Mutu (Quality Management) untuk pengelolaan
SMKN 61 Jakarta kepelautan tersebut diterapkan sesuai dengan model
Sistem Manajemen Mutu yang tersertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi yang
terakreditasi Nasional dan/atau Internasional.
Berdasarkan hal tersebut, maka SMKN 61 Jakarta yang melaksanakan
penyelenggaraan Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan telah
menyusun, menetapkan dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality
Management System) sesuai ISO Terbaru, dengan memperhatikan:
1. 4 (empat) prinsip manajemen dan siklus Plan, Do, Check, Action (PDCA)
(Perencanaan, Pengerjaan, Pemeriksaan, Tindakan) untuk
pelaksanaan audit dan sertifikasi berkelanjutan sesuai ISO Terbaru.
2. Pengelolaan SMKN 61 Jakarta dilaksanakan secara mandiri, efisien,
efektif, dan akuntabel yang dipimpin oleh pimpinan SMKN 61 Jakarta
sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan.
3. Penunjukan Perwakilan Manajemen (Management Representative)
dan/atau Perwakilan Manajemen Mutu (Quality Mangement
Representative) dengan sertifikasi auditor sebagai orang yang
bertanggungjawab untuk menangani Sistem Manajemen Mutu (Quality
Management System) sesuai ISO Terbaru dan Sistem Standar Mutu
(Quality Standard System) Kepelautan sesuai STCW-F 1978 dan
amandemennya agar tetap terjamin pelaksanaannya.
4. Persyaratan Standar Mutu (Quality Standard) Kepelautan sesuai
STCW-F 1978 dan amandemennya untuk pelaksanaan program diklat
kepelautan dalam memenuhi 8 (delapan) standar yang berkaitan
dengan:
a. Standar Kompetensi Lulusan;
b. Standar Isi;
c. Standar Proses;
d. Standar Penilaian Pendidikan;
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
f. Standar Sarana dan Prasarana;
g. Standar Pengelolaan; dan
h. Standar Pembiayaan.
Selain hal di atas, dalam rangka mendukung keterlaksanaan Sistem
Manajemen Mutu (Quality Management System) sesuai ISO Terbaru, maka
SMKN 61 Jakarta harus menerapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan tugas dan fungsi SMKN 61 Jakarta sebagai SMKN 61
Jakarta kepelautan adalah dalam rangka menghasilkan sumber daya
manusia di bidang transportasi khususnya bidang pelayaran yang
prima, beretika, dan profesional sesuai peraturan perundang-
undangan nasional dan Internasional.
2. Pengelolaan SMKN 61 Jakarta sebagai SMKN 61 Jakarta kepelautan
untuk menghasilkan sumber daya manusia bidang pelayaran sesuai
sistem standar mutu kepelautan Indonesia adalah dengan:
a. Menerapkan prinsip manajemen dan siklus Plan, Do, Check, Act
(PDCA);

b. Mengembangkan sumber daya manusia bidang pelayaran


berdasarkan model mutu berbasis ISO terbaru;
c. Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) dengan metode
Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan
Peningkatan (PPEPP).
3. Kelompok Pimpinan SMKN 61 Jakarta, sebagai penyusun kebijakan,
dibantu oleh pimpinan pada setiap unsur atau aras kerja di
lingkungan SMKN 61 Jakarta, yaitu:
a. Unsur pelaksana bidang akademik;
b. Unsur pelaksana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
c. Unsur pelaksana penjaminan mutu;
d. Unsur pelaksana administrasi (administrasi akademik,
administrasi keuangan, human resources department, sarana dan
prasarana, kemahasiswaan/ketarunaan, humas, pemasaran dan
kerjasama);
e. Unsur pelaksana penunjang akademik;
f. Unsur pelaksana teknis (laboratorium terpadu, pelatihan
kepelautan, dan pusat teknologi inforrmatika dan komputer);
g. Unsur pengembangan usaha dan inovasi; dan
h. Unsur pelaksana sertifikasi profesi.
4. SMKN 61 Jakarta memiliki struktur organisasi dan fungsi pengelolaan
yang diatur dalam organisasi dan tata kerja dengan pembagian tugas
dan fungsi, di mana kelengkapan dan keefektifan Struktur Organisasi
SMKN 61 Jakarta telah memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan
pengembangan SMKN 61 Jakarta yang bermutu.
5. SMKN 61 Jakarta menetapkan peraturan yang mengatur tata tertib
peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan kegiatan organisasi
secara menyeluruh serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana.
6. SMKN 61 Jakarta menetapkan kode etik yang bertujuan menetapkan
arah hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan lembaga dan
hubungan Antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat.
7. SMKN 61 Jakarta memiliki Rencana Strategi (Renstra) yang menjadi
acuan utama dalam penyelenggaraan fungsi pendidikan dan pelatihan
kepelautan.
8. SMKN 61 Jakarta dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci tindak lanjut dari rencana kerja jangka
menengah masa 5 (lima) tahun.
9. Penyelenggaraan Program Nautika Kapal Penangkapan
Ikandidasarkan pada rencana kerja tahunan.
10. Pengelolaan SMKN 61 Jakarta meliputi perencanaan program,
penyusunan kurikulum, kegiatan pembelajaran, pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana,
penilaian hasil belajar, dan pengawasan.
11. Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan memiliki pedoman yang
mengatur tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran, meliputi:
a. Kurikulum;
b. Struktur kurikulum sebagai acuan pembelajaran atau silabus;
c. Kerangka Dasar sebagai Rancangan Pembelajaran (Course
Outline) atau
d. Lesson Plan atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
e. Bahan ajar (materi, slide, video tutorial, dll);
f. Buku ajar;

g. Beban mengajar pendidik;


h. Kalenderium; dan
i. Jadwal pembelajaran teori dan praktik.
12. SMKN 61 Jakarta menyelenggarakan kegiatan permintaan umpan balik
dari peserta didik dan perusahaan pengguna lulusan Program Nautika
Kapal Penangkapan Ikan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun 2 (dua)
kali pada setiap kegiatan sesuai program. Umpan balik tersebut
digunakan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan dalam
pengelolaan fungsi Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan.
13. Rencana kerja tahunan Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
meliputi:
a. Kalenderium pendidikan yang meliputi jadwal pembelajaran,
ulangan, ujian, kegiatan ko-kurikuler, ekstrakurikuler dan hari
libur;
b. Jadwal penyusunan kurikulum untuk kegiatan diklat berikutnya;
c. Mata pelajaran yang dijadwalkan pada setiap periode diklat;
d. Penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya;
e. Teaching aids (A), video (V), referensi (R), text books (T), dan
bibliography (B) yang dipakai pada tiap-tiap mata pelajaran;
f. Jadwal penggunaan dan pemeliharan sarana dan prasarana
diklat;
g. Pengadaan, penggunaan dan persediaan minimal bahan habis
pakai;
h. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan;
i. Rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja SMKN 61
Jakarta untuk masa kerja 1 (satu) tahun; dan
j. Jadwal penyusunan akuntabilitas dan kinerja SMKN 61 Jakarta
untuk 1 (satu) tahun terakhir.
14. SMKN 61 Jakarta mendapatkan pembinaan melalui proses monitoring
dan evaluasi dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan sebelum mengajukan permintaan audit
survilance terhadap Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan.

15. SMKN 61 Jakarta Wajib memiliki kerjasama dengan Industri dan
Perusahaan Pelayaran terkait kebutuhan pelaut, kebutuhan jabatan
tertentu yang sesuai pada bidang program study, program penelitian
dan magang bagi dosen, instruktur dan Pendidik.
16. SMKN 61 Jakarta membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Program Bidang
Keahlian Nautika dan laporan tahunan yang dilaporkan secara
berkala Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan melalui Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan.
17. SMKN 61 Jakarta berkewajiban memberikan jaminan penempatan
taruna dalam praktek berlayar dengan memperhatikan Rasio jumlah
taruna dengan jumlah kapal yang dioperasikan / dikelola oleh
perusahaan mitra kerja sama harus dilaporkan kepada Pusat
Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
18. Memberikan justifikasi kepada Dinas Pendidkan DKI Jakarta melalui
Suku Dinas Pendidikan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
jumlah penerimaan taruna setiap tahunnya dengan memiliki analisa
Antara demand and supply pelaut.

19. Dalam setiap program minimal terdapat dosen dengan latar belakang
industri sebanyak 10 % dan dari sub sektor pelayaran sebesar 30 %.
20. SMKN 61 Jakarta harus memiliki satu Learning Management System
untuk mengatur beban ajar, waktu pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran seluruh mata kuliah/seluruh program yang ada di dalam
SMKN 61 Jakarta tersebut, guna mengontrol beban ajar dari para dosen
dan pendidik serta menghindari jam ajar yang bertumpukan pada
masing-masing program pendidikan. Learning Management System
dibuat secara online dengan minimal spesifikasi agar tim monitoring
evaluasi dan tim auditor dapat mengontrol secara online.

VIII. STANDAR PEMBIAYAAN



1. Standar Pembiayaan pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
merupakan kriteria minimal tentang komponen dan besaran biaya
investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka
pemenuhan capaian kompetensi lulusan.
2. Pembiayaan pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan terdiri
atas:
a. Biaya Peserta didik
Merupakan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
b. Biaya Operasional
Merupakan biaya operasional langsung meliputi gaji pendidik dan
tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji, bahan atau peralatan habis pakai, dan biaya operasional
tak langsung berupa instalasi daya, air, jasa telekomunikasi,
internet, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan operasional Program Nautika Kapal
Penangkapan Ikan.
c. Biaya Investasi
Merupakan biaya yang meliputi biaya penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal kerja
tetap.
3. Pembiayaan pada Program Nautika Kapal Penangkapan Ikan
disesuaikan dengan rencana kerja tahunan yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka panjang yang telah disusun
dengan memperhatikan Antara lain:
a. Kalenderium yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian,
dan praktik;
b. Jadwal penyusunan kurikulum;
c. Mata pelajaran atau mata pelajaran;
d. Penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata pelajaran
dan praktik;
e. Buku teks pelajaran;
f. Jadwal penggunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran;
g. Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis
pakai;
h. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan;
i. Jadwal internal dan ekternal audit, tindakan koreksi dan
pencegahan, pemantauan tujuan mutu dan analisa data serta
tinjauan manajemen;
j. Rencana anggaran pendapatan dan belanja SMKN 61 Jakarta
untuk masa kerja 1 (satu) tahun; dan
k. Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja SMKN 61
Jakarta untuk 1 ( tahun) terakhir.
4. Ketentuan lebih lanjut tentang pembiayaan penyelenggaraan Program
Nautika Kapal Penangkapan Ikan disesuaikan dengan rencana kerja
tahunan SMKN 61 Jakarta yang mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai