ELEMEN
TEKNIK PENANGKAPAN PENANGANAN
DAN PENYIMPANAN IKAN HASIL TANGKAPAN
Oleh :
SUPARDI, S.Tr.Pi
NIP.199511292022211004
KEL FAS
AS E-E
A. Informasi Umum
1. Identitas
a. Nama Penulis : Supardi
Asal Instansi : SMK Negeri 61 Jakarta
Tahun Penyusunan : 2022
Fase :E
b. Jenjang : SMK
c. Bidang Keahlian : Kemaritiman
d. Program Keahlian : Nautika Kapal Penangkap Ikan
e. Konsentrasi Keahlian : Nautika Kapal Penangkap Ikan
f. Kelas :X
g. Perkiraan Jumlah Peserta Didik : 15
h. Moda Pembelajaran : Luring
i. Jumlah Pertemuan : 1 x 2 JP
j. Materi Pokok : 1. Kontruksi Alat Tangkap Bubu
2. Memperbaiki Alat Tangkap Bubu
3. Penyimpanan Alat Tangkap Bubu
MODUL
AJAR
TEKNIK
Alat :
Laptop
Hp
LCD Proyektor
LKPD
Buku & Alat Tulis
Gunting
Tang Potong
Tang Jepit
Kawat
Sarung Tangan
Media :
Aplikasi WA, Telegram dll.
Video Youtube
Model Pembelajaran :
Project Based Learning
Metode Pembelajaran :
Diskusi
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
Presentasi
6. Sumber Belajar
Buku Dasar-dasar Teknik penangkapan Ikan, Penanganan dan
Penyimpanan Hasil Tangkap, Kemendikbud, 2013
https://drive.google.com/file/d/133XtzwWS-1tSVQsem0U6eVaDN-
f1U72U/view?usp=sharing
Buku dasar-dasar Pelayaran kapal Penangkap Ikan, Kemendikbud,
2021 https://drive.google.com/file/d/1h8A7U46e_D-
wNEKKtQNJlgLQVg0G3ZAE/view?usp=sharing
MODUL
AJAR
TEKNIK
7. Asesmen/Penilaian
Asesmen Kognitif Tes Tertulis
Asesmen Keterampilan Kemampuan Membuat Hasil
Produk Praktikum
Asesmen Sikap ( soft skill & Pengamatan sikap dalam proses
hard skill ) pembelajaran
Pengamatan sikap dalam proses
mencari informasi
Pengamatan sikap dalam interaksi
dengan siswa yang lain
Pengamatan dalam menerapkan
praktik
B. Komponen Inti
1. Elemen CP yang dituju
Pada akhir fase E peserta didik dapat melakukan perawatan alat
tangkap Bubu
2. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menjelaskan konstruksi alat tangkap Bubu
dengan benar.
Peserta didik dapat menjelaskan penyimpanan alat tangkap Bubu
dengan benar.
Peserta didik dapat memperbaiki rangkaian alat tangkap Bubu
sebelum dan sesudah dioperasikan.
Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara perawatan alat
tangkap bubu dengan baik.
3. Pemahaman bermakna
Peserta didik dapat memahami bahwa alat tangkap Bubu mudah,
murah dalam pembuatan dan perawatannya karena bahan
utamanya hanya terdiri dari kawat, webbing, mambu sehingga
dapat dibuat dan dioperasikan pada berbagai jenis perairan.
4. Pertanyaan pemantik
Apa pentingnya bagi anda ketika mampu memperbaiki
rangkaian alat tangkap bubu ?
Apakah kalian tahu bahan apa saja yang digunakan untuk
pembuatan alat tangkap bubu ?
MODUL
AJAR
TEKNIK
5. Kegiatan pembelajaran
PERTEMUAN KE 4
Perawaatan Alat Tangkap Bubu
Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL).
Alokasi Waktu : 2JP x 45 Menit
Sintaks
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Model PjBL
MODUL
AJAR
TEKNIK
Sintaks
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Model PjBL
MODUL
AJAR
TEKNIK
Sintaks
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Model PjBL
perkembanga membimbing jika mengalami yang muncul selama
n proyek kesulitan. penyelesaian proyek
dengan guru.
Fase 5 (15’) Guru berdiskusi tentang Peserta didik
prototype proyek, memantau mengkomunikasikan
Menguji hasil keterlibatan peserta didik, bersama kelompoknya
mengukur ketercapaian standar. Membahas kelayakan
proyek yang telah
dibuat dan membuat
laporan produk/karya
untuk dipaparkan
kepada kelompok lain.
MODUL
AJAR
TEKNIK
6. Perangkat Asesmen
a. Asesmen Formatif
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan alat tangkap bubu..? (skor 15)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
2. Sebutkan bahan apa saja yang dapat digunakan untuk pembuatan alat tangkap
bubu ! ( skor 20 )
MODUL
AJAR
TEKNIK
...........................................................................................................
...........................................................................................................
3. Jenis ikan apa saja yang tertangkap pada alat tangkap bubu ! (skor 20)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
4. Bagaimana cara untuk tetap mempertahankan kualitas dari bahan alat tangkap
bubu agar tidak mudah rusak ! (skor 20)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
5. Ketika alat tangkap bubu dioperasikan terus menerus maka alat tangkap tersebut
akan mengalami kerusakan, apa yang harus dilakukan dan berikan alasannya !
(skor 25)
...........................................................................................................
...........................................................................................................
1. Alat tangkap bubu disebut juga alat tangkap perangkap dimana alat
tangkap ini bersifat pasif dimana ikan dapat masuk secara sukarela dengan
cara sedemikian rupa sehingga pintu masuk sendiri menjadi perangkat non-
return.
2. Alat tangkap bubu dapat dibuat menggunakan serat alami dan buatan.
Dimana untuk serat alami dapat dibuat mengguanakan anyaman bamboo
dan rotan, sedangkan untuk serat buatan dapat menggunakan, kawat,
kerangka besi, ataupun webbing.
3. Jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap bubu ialah jenis ikan
demersal.
MODUL
AJAR
TEKNIK
4. Untuk mempertahankan bahan dari alat tangkap bubu ialah, dengan cara
menyimpannya jauh dari terik sinar matahari saat disimpan dan dilakukan
pelapisan seperti cat, resin, dll, serta dilakukan perbaikan jika taerjadi
kerusakan.
5. Dilakukan perawatan alat tangkap bubu. Karena dengan melakukan
perawatan maka bahan dari alat tangkap bubu akan memiliki usia jangka
panjang serta ketika mengalami kerusakan akan segera di perbaiki sehingga
dapat digunakan lagi.
b. Penilaian Pengetahuan
1) Ketentuan Penilaian Pengetahuan
Nilai Ketentuan Persentasi
15 Mudah 20-25%
20 Sedang 40-50%
25 Sulit 20-25%
MODUL
AJAR
TEKNIK
Jawaban lengkap sesuai kunci jawaban dengan kata
kunci: perangkap, pasif, dimana ikan masuk secara 15
sukarela, masuk sendiri, perangkat non return.
MODUL
AJAR
TEKNIK
kunci jawaban
Skor Perolehan
Nilai = x 100 %
Skor Maksimum
Total Skor
Rata-Rata Skor
Keterserapan
butir
(persentase)
c. Penilaian Sikap
1) Tabel Asesmen Sikap
Sikap
No. Nama
1 2 3 4 5 Jumlah Keterangan
MODUL
AJAR
TEKNIK
2) Indikator Sikap
No. Profil Indikator
Sikap
1 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi dengan panca indera
Mengolah informasi dan gagasan
Merefleksi pemikirannya sendiri
2 Mandiri Memiliki inisiatif
Kepercayaan diri
Disiplin
Bertanggung jawab
3 Bergotong Bekerja sama
royong Berkomunikasi positif
Tanggap terhadap keadaan
Mau berbagi hal-hal positif
4 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Luwes dalam berpikir
Memunculkan kebaruan
5 Akhlak Mulia Menjaga lingkungan
Menjaga integritas
Merawat diri
Menghargai orang lain
3) Kriteria Penskoran
Kategori Skor
Lima indikator terpenuhi 5
Empat indikator terpenuhi 4
Tiga indikator terpenuhi 3
Dua indikator terpenuhi 2
Satu indikator terpenuhi 1
d. Penilaian Keterampilan
1) Kisi-kisi Penilaian Kinerja
MODUL
AJAR
TEKNIK
Kompetensi Keahlian : Melakukan Perbaikan Alat Tangkap Bubu
Elemen CP yang
Materi Tujuan Pembelajaran
dituju
Pada akhir fase E Praktik Peserta didik dapat
perawatan alat
peserta didik dapat melakukan perawatan alat
tangkap bubu
menjelaskan tangkap bubu.
melakukan Peserta didik dapat
perawatan alat mendemonstrasikan cara
tangkap Bubu perbaikan alat tangkap
bubu dengan baik.
2) Lembar Kerja
Nama : ......................................................
Kelas : ......................................................
Materi : perawatan alat tangkap bubu
Waktu : 20 menit.
Coba anda lakukan perawatan alat tangkap bubu sesuai LKPD yang
cara
telah dibagikan pengoperasian
pada alat tangkap Hand Line
kelompok masing-masing
1 Persiapan: 15%
Kelengkapan seragam
MODUL
AJAR
TEKNIK
menggunakan alat
pelindung dan
keselamatan kerja
dengan benar
Kelengkapan alat
tangkap diperiksa dan
dinyatakan lengkap siap
dipraktikan.
Kesesuaian Pemasangan
pemotongan kawat
Kesesuaian Pemasangan
bagian yang rusak
Kesesuaian
menggunakan pelapis
kawat
3 Hasil 30%
Mampu merumuskan
masalah, menentukan
solusi, dan mengambil
kesimpulan yang terjadi
saat perbaikan alat
tangkap bubu
MODUL
AJAR
TEKNIK
Tertib, saat
menggunakan alat dan
melaksanakan praktik.
Aman saat
menggunakan alat dan
melaksanakan praktik.
5 Waktu 10%
Ketepatan waktu
pelaksanaan praktik
Nilai
.....
Skor
Perolehan
Skor 16 20 12 12 4
Maksimum
Skor Perolehan X
Skor yang diperoleh = Bobot %
Skor Maksimum
MODUL
AJAR
TEKNIK
7. Refleksi Guru Dan Peserta Didik
a. Refleksi Guru
1) Apakah pelaksanaan kegiatan sudah sesuai perencanaan?
2) Apa yang dirasakan baik dari pembelajaran hari ini?
3) Kesulitan apa saja yang dihadapi?
4) Apa tahapan kegiatan pembelajaran yang perlu mendapat perhatian
khusus?
5) Apakah saya mampu mengidentifikasi Peserta Didik yang
perlu mendapat perhatian khusus?
6) Apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
kegiatan pembelajaran berikutnya?
C. Lampiran
MODUL
AJAR
TEKNIK
Kelas : X NKPI
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Elemen CP yang dituju
Peserta Didik Dapat Melakukan Perawatan Alat Tangkap Bubu
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyimak dan mengamati materi Pengoperasian Alat Tangkap Bubu peserta
didik dapat :
Peserta didik dapat menjelaskan konstruksi alat tangkap Bubu dengan
benar.
Peserta didik dapat menjelaskan penyimpanan alat tangkap Bubu
dengan benar.
Peserta didik dapat memperbaiki rangkaian alat tangkap Bubu sebelum
dan sesudah dioperasikan.
Peserta didik dapat mendemonstrasikan cara perawatan alat tangkap
bubu dengan baik.
Ringkasan Materi
Perangkap adalah alat pancing pasif di mana ikan dapat masuk secara sukarela
dengan cara sedemikian rupa sehingga pintu masuk sendiri menjadi perangkat
non-return. Gagasan tentang menangkap ikan tanpa banyak usaha mungkin
MODUL
AJAR
TEKNIK
mungkin menghasilkan perkembangan jebakan. Penemuan untuk menangkap
ikan mungkin dianggap mendahului penemuan nets. Perangkap dapat
menangkap ikan terus menerus di siang hari dan malam dengan pemeriksaan
berkala dan organisme dapat diambil hidup-hidup tanpa kerusakan apapun.
(Baruah, 2013).
Mari Berdiskusi
Perawatan Alat Tangkap Bubu
Dari tayangan materi yang telah kalian amati maka pada tahap ini diskusikanlah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bersama teman kelompok-mu.
Langkah selanjutnya peserta didik bersama kelompok membuat hasil proyek dari
penentuan solusi yang telah kalian kerjakan dan setelah itu laporkan dalam bentuk
power point dan dipresentasikan.
Petunjuk Pengerjaan
1. Tulislah hari/tanggal dan nama anggota anda pada tempat yang telah disediakan
2. Diskusikan bersama dengan anggota kelompok anda untuk menyelesaikan permasalahan di
LKPD
3. Ikuti setiap petunjuk yang ada dan jawab pertanyaan pada kolom yang telah disediakan
Langkah Kerja
Tahap Persiapan
1. siapkan alat dan bahan (kawat, bubu yang mengalami kerusakan, tang potong,
gunting, tang jepit, resin, koas cat.)
2. pembagian tugas mulai dari, bagian mengedentitifkasi bagian yang rusak,
pembuatan kawat untuk menutupi bagian yang rusak, pengolesan lapisan resin
pada kawat.
MODUL
AJAR
TEKNIK
1. Amati alat tangkap bubu, dan bagian mana yang rusak
2. Potong kawat yang telang disediakan sesuai jumlah bagian yang rusak
3. Pasang kawat tersebut pada bubu
4. Lapiskan permukaan kawat menggunakan, cat, resin dll
Tahap Persentasi
1. Moderator membuka acara presentasi hasil praktik dan memperkenalkan anggota
kelompoknya
2. Moderator menjelaskan tata cara presentasi (pebagian waktu penyajian, sesti
tanya jawab, dan menyimpulkan)
3. Penyaji menyajikan/mempresentasikan hasil proyek
4. Proses tanya jawab di buka oleh moderator dan setiap pertanyaan di catat oleh
notulen
5. Setiap pertanyaan di jawal baik oleh Penyaji maupun dari anggota yang lainnya
6. Notulen membacakan kesimpulan hasil dari presentasi
7. Moderator menutup kegiatan presentasi/penyajian hasil proyek dengan
mengucapkan salam
Tahap Hasil
1. Ringkasan Materi:
MODUL
AJAR
TEKNIK
A. Pendahuluan
Laut Indonesia adalah pusat penting keanekaragaman hayati laut dunia
sekaligus tempat penangkapan ikan sangat berharga yang menyediakan
makanan dan mata pencaharian untuk jutaan orang. Untuk memastikannya
terus terjaga untuk generasi mendatang adalah dengan memulihkan kondisi
dan melindung (Solihin et al, 20 ). Kekayaan sumberdaya hayati Indonesia
saat ini diperkiraan sedang mengalami penurunan dan kerusakan. Krisis
keanekaragaman hayati ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan. Faktor-faktor ini dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu faktor teknis dan faktor struktural. Aspek teknis
yaitu kegiatan manusia, teknologi yang digunakan, dan kodisi alam itu
sendiri (Medrizam et al, 2004). Salah satu langkah mengurangi penangkapan
yang berlebih tersebut yaitu dengan menyeleksi alat tangkap. Seleksi alat
tangkap dilakukan dengan tujuan menangkap sumber daya perikanan yang
telah dewasa (Rangkuti, dkk 2017)
Kata-kata "pot" dan "perangkap" menurut (FAO, 2012) kadang-kadang
diganti atau saling bertukar satu sama lain dan digunakan untuk
menggambarkan perangkat umpan yang digunakan untuk menangkap ikan,
kepiting dan kerang. Perbedaan utama di antara mereka adalah ukurannya,
karena perangkap biasanya lebih besar, sementara pot lebih kecil
membuatnya mudah dipindahkan atau dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain perahu atau dengan tangan dan baru-baru ini dalam beberapa
kasus pot pot dibuat agar pot bisa dilipat (pot dilipat) dengan tujuan untuk
menghemat ruang ketika mereka menyimpan di dek kapal (Slack-Smith,
2001). Pot digunakan di seluruh dunia dan datang dalam berbagai bentuk
melingkar, persegi panjang, berbentuk kerucut, hingga oval. Meskipun variasi
dalam ukuran dan bentuk semua pot berbagi mode operasi yang umum yaitu
untuk menarik atau memikat spesies yang diinginkan ke dalam perangkat
dengan mudah dan membuatnya sulit untuk keluar (Slack-Smith, 2001)
Perangkap ikan adalah metode memancing yang relatif sederhana yang
telah digunakan secara tradisional oleh nelayan di seluruh dunia untuk
memancing dan menangkap hewan air. Perangkap memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan alat tangkap lainnya: mereka tidak perlu
MODUL
AJAR
TEKNIK
diangkut dalam batas waktu singkat, tetapi dapat dibiarkan selama beberapa
hari, misalnya ketika cuaca buruk, dan tangkapan akan tetap dalam kondisi
baik. Biaya operasional cukup rendah. Dengan meningkatnya tuntutan
untuk penangkapan ikan yang bertanggung jawab, perangkap dapat menjadi
penting di masa depan karena karakteristik selektif mereka dan keuntungan
mereka dari mode operasi. Selain itu, keuntungan dari peralatan seperti
simpai atau perangkap adalah kepiting betina muda atau ovigerous dapat
langsung dibebaskan di habitatnya setelah ditangkap (Ankara, 2001).
Analisis bioteknik produksi per jenis alat tangkap Analisis bioekonomi
sumberdaya perikanan yang dilakukan oleh (bidayani, 2014) yaitu jenis alat
tangkap tertentu. Bubu sebagai alat pancing pasif, perangkap dipasang di
lokasi yang sesuai dan ditinggalkan di sana untuk seluruh musim (Lundin,
2014 ). Proses perangkap dimulai dengan ikan menemukan lorong mereka
sejajar dengan pantai terganggu oleh jaring terkemuka yang membentang
keluar dari pantai ke perangkap. Bubu merupakan salah satu alat tangkap
dalam kelompok perangkap yang banyak digunakan untuk menangkap
rajungan. Perangkap akan memberikan manfaat hasil tangkapan rajungan
yang berkualitas baik dan dalam keadaan hidup sehingga memberikan nilai
tambah. Bubu adalah alat tangkap sejenis perangkap dimana ikan dan/atau
target lainnya dibiarkan masuk kedalam bubu sehingga tertangkap dan sulit
untuk keluar atau tidak bisa lolos lagi. Dengan perkataan lain bubu adalah
perangkap tertutup yang membiarkan sasaran tangkap masuk sehingga sulit
atau tidak bisa lolos. Menurut pengertian Brandt (1972), bubu merupakan
alat tangkap tiga dimensi yang memiliki ruangan yang sepenuhnya tertutup,
dengan pengecualian satu atau lebih pintu masuk dilengkapi alat pencegah
ikan lolos (non-return device) (Zorachman et al, 2015).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditinjau lebih lanjut mengenai
kajian holistik Alat Tangkap Bubu di berbagai jurnal maupun Buku, baik
dari Aspek teknis/ teknologi, Aspek sosial dan budaya, Aspek
Ekonomi/Finansial, dan Aspek Biologi dari alat tangkap tersebut.
B.
MODUL
AJAR
TEKNIK
B. Alat Tangkap Bubu
Perangkap adalah alat pancing pasif di mana ikan dapat masuk secara
sukarela dengan cara sedemikian rupa sehingga pintu masuk sendiri menjadi
perangkat non-return. Gagasan tentang menangkap ikan tanpa banyak
usaha mungkin mungkin menghasilkan perkembangan jebakan. Penemuan
untuk menangkap ikan mungkin dianggap mendahului penemuan nets.
Perangkap dapat menangkap ikan terus menerus di siang hari dan malam
dengan pemeriksaan berkala dan organisme dapat diambil hidup-hidup
tanpa kerusakan apapun. (Baruah, 2013). Perangkap mengacu pada koleksi
perangkap dalam bentuk kandang atau keranjang yang dibuat, dengan
berbagai bahan dengan satu atau lebih bukaan atau pintu masuk, yang
dirancang untuk menangkap ikan atau (Nedelec, 1982). Perangkap dapat
digunakan dengan atau tanpa umpan (Everhart et al., 1975). Malian dan
Ndurtitu adalah perangkap pof tradisional. Sebagian besar dipekerjakan
nelayan di bagian utara Nigeri (Hasanni, 2013).
Agar pemanfaatan sumber daya ikan dengan alat tangkap diperoleh
hasil yang optimum, maka perlu diperhatikan beberapa aspek, seperti aspek
biologi, teknis maupun ekonomi. Aspek biologi terkait dengan sumberdaya
ikan, termasuk faktor lingkungan. Aspek teknis menyangkut peralatan dan
teknologi untuk memanfaatkan sumber daya ikan, berupa alat tangkap,
armada penangkapan, alat pendeteksi ikan dan sarana penangkapan lain.
Sedangkan aspek ekonomi menyangkut modal yang dikeluarkan dalam
upaya pengembangan perikanan tersebut (Kurniawati, 2005).
MODUL
AJAR
TEKNIK
Perangkap adalah alat tangkap skala kecil yang efektif untuk menangkap
kepiting berenang biru di Trang. Komposisi tangkapan bervariasi di antara
ketiga jenis roda gigi dan daerah penangkapan ikan. Ukuran manajemen
direkomendasikan dasar pada ukuran minimum pada saat jatuh tempo
kepiting renang biru. Namun, sebelum ada perubahan dalam ukuran jaring
hukum dari perangkap kotak tetap dilaksanakan, lebih lanjut informasi
tentang kepiting biologi, faktor sosio-ekonomi dan daerah penangkapan
diperlukan untuk benar menilai status persediaan kepiting biru di sepanjang
pantai Trang. Apalagi, hasil tangkapan komposisi di antara ketiga jenis roda
gigi juga menunjukkan variasi sehubungan dengan tempat penangkapan
ikan. Perangkap dapat bervariasi, dari struktur sederhana seperti karang
batu yang mampu memegang berbagai jenis ikan yang lewat; hingga
perangkat seperti perangkap mekanik di mana masuknya ikan memicu
mekanisme untuk penutupan perangkap di sana dengan memastikan
penangkapan ikan yang masuk.
Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan secara
pasif di dasar perairan. Secara umum bubu dapat digolongkan sebagai alat
penangkap yang berbentuk seperti kurungan atau berupa ruangan tertutup
dimana ikan ikan tidak dapat keluar lagi. (Gordon & Djonler, 2015)
menspesifikkan bubu yaitu gwatle lir (bubu jaring), melayu dobo (bubu
jaring), bahasa indonesia (perangkap bubu jaring) dan english (fish trap using
netting). Bubu dasar adalah salah satu alat penangkapan yang dikategorikan
sebagai alat tangkap perangkap. Bubu dapat diaplikasikan untuk
menangkap hewan-hewan krustasea seperti rajungan, lobster dan kepiting
yang bergerak dengan menggunakan kakinya pada dasar perairan sesuai
dengan kontstruksi dari alat tangkapnya. Daerah penangkapan bubu adalah
perairan yang mempunyai dasar perairan berlumpur maupun dasar pasir
ataupun daerah berkarang tergantung yang menjadi tujuan penangkapan.
Umumnya bubu yang digunakan terdiri dari tiga bagian, yaitu badan dan
tubuh bubu (Mallawa & sudirman, 2012)
Badan dan tubuh bubu umumnya terbuat darianyaman bambu yang
terbentuk empat persegi panjang dengan panjang 125 cm, lebar 80 cm,
dan tinggi 40 cm. Bagian ini dilengkapi dengan pe,berat dari batu bata
MODUL
AJAR
TEKNIK
(bisa juga pemberat lain) yang berfungsi utnuk menenggelamkan bubu
kedasar perairan yang terletak pada ke empat sudut bubu.
Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada sisi bagian
bawah bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisisnya tepat belakang
mulut bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.
Mulut bubu berfungsi untuk tempatmasuknya ikan yang terletak pada
bagian depan badan bubu. Posisi mulut bubuk menjorok kedalam badan
atau tubuh bubu berbentuk silinder. Semakin kedalam diameter
lubangnya semakin mengecil. Pada bagian mulut bagian dalam
melengkung ke bawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini berfungsi agar
ikan yang masuk sulit untuk meloloskan diri keluar.
Sistem penangkapan bubu yang digunakan oleh nelayan yaitu
pengoperasian bubu pada sistem rawai yaitu bubu dipasang dalam jumlah
banyak dan dirangkai menggunakan tali antara bubu satu dengan bubu
lainnya. Biasanya bubu yang dipasang dengan sistem rawai biasanya
dihubungkan dengan pengait (snap) antara tali cabang dan tali utama.
Kemudian ditandai dengan pelampung tanda pada kedua ujungnya dan
dilengkapi pemberat agar bubu tidak berpindah tempat (Joandi. et.al, 2015).
Sebelum meletakkan bubu biasa para nelayan menentukan letak
pencarian derah tangkapan ikan (fishing ground), tahap pencarian daerah
penangkapan ikan (fishing ground) umumnya dilakukan berdasarkan pada
kedalaman, kebisaaan dan pengalaman nelayan dalam melakukan operasi
penangkapan, umumnya lokasi pemasangan bubu berada pada perairan
sekitar pantai terbuka yang dipengaruhi gelombang, kecepatan arus tidak
terlalu besar, dasar perairan berupa pasir, pasir berlumpur dan lumpur,
setelah menemukan daerah penangkapan biasanya nelayan melakukan
peletakkan bubu yang dilakukan pada saat pagi hari dan dibiarkan semalam,
sedangkan pengambilan hasil tangkapan bubu dilakukan pada pagi hari
berikutnya. Namun ada beberapa nelayan yang meninggalkan atau
merendam bubunya selama dua hari atau lebih. Hal tersebut tergantung dari
keadaan laut. Jika ombak atau gelombang cukup besar maka nelayan lebih
memilih untuk tidak mengangkat bubu dan menunggu sampai keadaan laut
memungkinkan untuk melakukan penarikan jaring.
MODUL
AJAR
TEKNIK
Bubu dasar merupakan salah satu alat tangkap yang umum
digunakan oleh masyarakat nelayan untuk menangkap ikan-ikan karang,
karena konstruksinya sederhana, relatif murah dan mudah dioperasikan
dengan kapal atau perahu ukuran kecil. Bubu dasar termasuk jenis alat
tangkap yang sifatnya pasif atau menetap di dasar perairan yang bertujuan
menangkap ikan-ikan demersal. prinsip kerja dari bubu ini mempermudah
ikan untuk masuk dan mempersulit ikan untuk keluar, sehingga ikan
terperangkap dalam alat tangkap ini. Bahan dasar dari bubu biasanya dari
bahan alami seperti bambu dan kayu, tapi yang umum dipakai adalah
bambu atau rotan. Sasaran penangkapan alat tangkap bubu ini adalah ikan-
ikan demersal seperti salah satunya adalah ikan kakap.
Bubu dasar ini dibuat dari anyaman bambu (bamboo netting) dan
berbentuk empat persegi panjang dan dalam peng-operasiannya nelayan
tersebut tidak menggunakan umpan. Konstruksi alatnya terdiri dari beberapa
bagian yaitu; badan bubu yang dilengkapi dengan pemberat supaya bubu
dapat tenggelam ke dasar perairan, ada mulut bubu berfungsi sebagai tempat
masuknya ikan posisinya ada pada bagian depan badan bubu semakin ke
dalam maka ukuran diameter lubang anyaman akan semakin kecil sehingga
ini yang menyebabkan ikan-ikan yang sudah masuk sukar atau tidak dapat
lagi untuk keluar, dan lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan
posisinya berada pada bagian belakang mulut bubu (Lukman, 2013).
Menurut Najamuddin (2012) bubu dasar adalah alat ini dapat dibuat
dari anyaman bambu (bambo netting) anyaman rotan (rattan netting), dan
anyaman kawat (wire netting). Bentuknya bermacam-macam, ada yang
seperti silinder, setengah lingkaran, empat persegi panjang, segetiga
memanjang dan sebagainya. Dalam pengoperasiannya dapat memakai
umpan atau tanpa umpan. Mallawa & sudirman (2004) Pada prinsipnya alat
tangkap ini sama dengan bubu dasar hanya alat ini dikhususkan untuk
menangkap ikan terbang (flaying fish) dan pada bagian luar dari bubu
tersebut diberikan untaian daun kelapa. Alat tangkap ini banyak digunakan
oleh nelayan yang berada di pantai Barat sulawesi selatan untuk menangkap
ikan terbang dan mengumpulkan telurnya. Dalam bahasa lokal alat ini
disebut dengan ‘patorani’. Alat ini dioperasikan pada musim timur yaitu
musim pemijahan dari ikan terbang di laut flores, sehingga dapat dikatakan
MODUL
AJAR
TEKNIK
bahwa alat tangkap ini dioperasikan hanya pada musim-musim tertentu.
Husnah dkk (2006) spesefikasi alat tangkap jenis bubu yaitu bubu ikan dan
bubu belut. Bentuk keduanya relatif sama, hanya pada bubu belut jarak
antara bilah lebih rapat (0,5 cm). Bubu terbuat dari bbambu atau bahan tali
bal (PT). Bubu ikan hanya terbuat dari bilah bambu dengan jarak bilah ke
bilah 0,7 cm. Fridman (1998) trap (perangkap) yang dipasang menetap. Ikan
digiring kedalam bagian pengumpul yang menyukarkan ikan. Di jepang
terkenal dengan nama bubu (lukah) biasa, bubu jaring (menetap atau
hanyut. Jenis ikan tertangkap baung,sihitam, berengit, sepengkah, kepras,
kojam , seluang, layang, udang, dan belut.
(Tallo 2009) Bubu dasar memiliki 1 pintu dengan panjang corong 60
cm, lebar mulut luar 25 cm, lebar mulut tengah 18 cm, dan lebar mulut
bagian dalam 15 cm. Bubu dilengkapi dengan celah pelolosan berukuran 25
cm x 25 cm. Kerangka bubu terbuat dari besi beton dan badan bubu dibuat
dari kawat ram dengan ukuran mesh size 0,5 inci. Jangkar bubu dari cor
semen (Gambar 4).
MODUL
AJAR
TEKNIK
jumlah banyak dan ukuran yang besar (efektif dan ramah lingkungan)
sehingga memiliki nilai ekonomis tinggi.
MODUL
AJAR
TEKNIK
Sasaran dari penangkapan dengan alat tangkap ini adalah ikan karang
seperti kakap dan kerapu. Bubu tambun termasuk ke dalam klasifikasi
perangkap dan penghadang (Martasuganda, 2003). Berbeda dengan Riyanto,
(2009) yang menggunakan Bubu tambun terbuat dari bambu, memiliki
panjang total 70 cm, lebar 60 cm dan tinggi 20 cm. Ukuran mata anyaman
bubu adalah 3 cm berbentuk segi enam. Bubu ini memiliki bentuk mulut
yang bulat pada bagian luar dan mengecil terus ke bagian dalam dengan
bentuk lonjong. Diameter mulut bubu bagian luar adalah 27 cm dan
diameter mulut bubu bagian dalam adalah 20 cm. Desain bubu dengan
bentuk mulut seperti ini sengaja dibuat dengan tujuan agar memudahkan
ikan untuk masuk namun menyulitkan ikan untuk keluar sehingga ikan
terperangkap dalam buba.
Pemasangan bubu dibutuhkan waktu 1,5-2 jam dalam satu kali trip.
Pengangkatan bubu dilakukan selama 45 menit. Total waktu yang
diperlukan dalam operasi penangkapan bubu tambun selama 3-4 jam.
Waktu perendaman dilakukan selama 8-10 jam yaitu setting pagi hari
kemudian pada sore hari dilakukan hauling, sebaliknya setting sore hari
paginya dilakukan hauling.
MODUL
AJAR
TEKNIK
Sepatu digunakan untuk menjaga keselamatan dalam pengoperasian
bubu saat pemasangan dan penangkutan bubu nelayan biasanya berjalan
di batu karang.
Kacamata selam digunakan pada saat perairan cukup dalam (laut
pasang) sehingga pemasangan bubu lebih mudah dilakukan.
Perangkap adalah jenis peralatan utama untuk menangkap kepiting
renang biru selain dari gillnets bawah. Karena perangkap diperkenalkan dari
Jepang pada tahun 1981, telah terjadi penangkapan ikan secara intensif oleh
skala kecil nelayan, yang mengatur 100-300 perangkap per perahu. Di
provinsi Trang, Thailand selatan, ada tiga tipe perangkap, yaitu perangkap
kotak tetap, perangkap vertikal dilipat dan perangkap kotak yang bisa dilipat.
Boutson dkk. melaporkan bahwa 32-42% dari kepiting renang biru di
Thailand belum matang berdasarkan pemantauan onboard. Nitiratsuwan
dkk. , dan Jindalikit melaporkan bahwa 64,2% dari total pendaratan di
pantai Trang berukuran kecil (Songrak.et.al, 2013)
Perangkap sesuai jenis komoditi yang tertangkap (Rusdi, 2010) sebagai
berikut
Alat tangkap ditentukan sesuai dengan jenis ikan yang dicari dan
miliknya perilaku serta mode pengoperasian. Keuntungan dari memancing
perangkap (Meenakumari, 2000) yaitu:
MODUL
AJAR
TEKNIK
Perangkap perangkap adalah ekonomi dan energi rendah diperlukan bila
dibandingkan dengan metode memancing aktif.
Organisme yang tertangkap dalam perangkap dapat diambil hidup-hidup
tidak rusak kondisi.
Perangkap dapat menangkap ikan terus menerus siang dan malam dan
hanya perlu dilakukan secara berkala
Perangkap bisa ditinggalkan
Investasi modal relatif rendah dan banyak perangkap menunjukkan
tingkat yang tinggi selektivitas
MODUL
AJAR
TEKNIK
2. Glosarium :
Trap : Perangkap
Fishing Ground : merupakan daerah / area dimana pupulasi dari suatu
organisme dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
perikanan, yang bahkan apabila memungkinkan
“diburu” oleh pelaku penangkap ikan
Polyamide : Merupakan salah satu serabut sintetis
Monofilament : Suatu untaian serat tunggal yang terbuat dari satu
serat bahan plastik yang digunakan sebagai Tali
pancing
Setting : Tahapan penurunan alat tangkap dari kapal/tanpa
kapal ke laut pada saat operasi penangkapan
berlangsung
Hauling : Tahapan penaikan alat tangkap dari laut ke
kapal/tanpa kapal pada saat operasi penangkapan
berlangsung
3. Daftar Pustaka :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013. Dasar-dasar Teknik
Penangkapan Ikan, Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap . 292 hal.
Achrodi , S. 2015. Komposisi Hasil Tangkapan Alat Tangkap Bubu Tambun Yang
Dioperasikan Di Perairan Karang Pulau Kerdau, Kabupaten Natuna. Departemen
Pemenfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor.
MODUL
AJAR
TEKNIK
VERIFIKASI MODUL AJAR
MOH. KALYUBI
NIP.19974092007011019 SUPARDI
NIP. 199511292022211004
Mengesahkan,
Kepala SMKN 61 Jakarta
Awalusilman, M.Pd
NIP. 197205021998031009
MODUL
AJAR
TEKNIK