Anda di halaman 1dari 5

REVIEW DAN EVALUASI

FORMULARIUM RSU RACHMA HUSADA

RSU RACHMA HUSADA

JL.Parangtritis Km 16 Patalan Jetis Bantul


Telp: 02746460091

E-mail: rsurachmahusada@yahoo.com

2023
A. Pendahuluan

Formularium adalah himpunan obat yang diterima / disetujui oleh Panitia Farmasi
dan Terapi untuk digunakan dirumah sakit dapat direvisi pada setiap batas waktu yang
disepakati. Sistem yang dipakai adalah sistem dimana prosesnya tetap berjalan, dalam
arti bahwa sementara formularium itu digunakan oleh staf medis, dilain pihak PFT
mengadakan evaluasi dan menentukan pilihan terhadap produk obat yang ada dipasaran,
dengan lebih mempertimbangkan kesejahteraan pasien.

B. Review

Formularium merupakan salah satu instrumen yang dijadikan pertimbangan


dalam pengadaan obat-obat yang akan digunakan di RSUD Wangaya Kota Denpasar.
Obat-obat yang tercantum di dalam Formularium RS dipilih melalui proses transparan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ilmiah (khasiat, safety, mutu), ketersediaan
serta keterjangkauan.

Formularium RSUD Wangaya Edisi IX tahun 2014, sudah dilakukan


perubahan dari sisi fisik menjadi lebih lebih kecil dari edisi terdahulu. Sedangkan dari
sisi konten dilakukan perubahan yaitu menampilkan kebijakan-kebijakan terkait
penggunaan formularium serta kriteria-kriteria lain seperti kriteria penghapusan obat,
prosedur pengusulan obat, prinsip penggunaan antibiotik bijak, contoh penulisan resep,
tata cara penulisan resep dan lain-lain. Formularium edisi ini sebagian item obatnya
sudah mengacu pada Fornas dan DOEN yang berlaku saat ini, serta dilengkapi item obat-
obat diluar fornas yang diperlukan / diusulkan oleh masing-masing SMF.

Pada edisi ini terdapat sisipan beberapa obat, dimana item obat yang
disisipkan adalah obat- obatan yang tercantum di fornas / e-catalog, sehingga dapat
melengkapi daftar obat dalam formularium rumah sakit.

Instalasi Farmasi melayani permintaan obat (resep) selama 24 jam. Apabila


terjadi kekosongan obat di Instalasi Farmasi, maka petugas Instalasi Farmasi akan
mencarikan obat yang kosong tersebut ke penyelenggara (provider) pelayanan farmasi
lain yang masih ada di lingkungan rumah sakit. Alternatif jalan keluar yang lain adalah
dengan penyampaian informasi kepada dokter yang meminta obat tersebut dengan
menawarkan pilihan alternatif obat dimaksud.
Peresepan menggunakan lembar resep rumah sakit, dimana untuk pasien rawat
inap lembar resep itu dilampirkan dalam Kartu CPO, sedangkan untuk pasien rawat jalan
cukup lembar resep rumah sakit saja. Penulisan resep dilakukan oleh dokter yang diberi
kewenangan oleh rumah sakit untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Terkait peresepan
yang lengkap dan aman, dilakukan sosialisasi kepada pada dokter oleh Tim TFT yang
disampaikan oleh Ketua TFT sesuai dengan kaedah-kaedah KARS, meliputi peresepan
pro re nata (prn), penulisan kekuatan obat, aturan pakai dan lain sebagainya.

Pemantauan kepatuhan peresepan terhadap Formularium RS telah dilakukan


menggunakan data yang bersumber dari sistem informasi manajemen rumah sakit
(SIMRS).

Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan penulisan resep


terhadap Formularium seperti melakukan sosialisasi kebijakan terkait Formularium ke
berbagai pihak terkait, seperti dokter, perawat dan staf Instalasi Farmasi.

C. Evaluasi

Proses penambahan / pengurangan item dalam formularium rumah sakit,


dilakukan sesuai prosedur dengan mengisi formulir usulan sisipan obat untuk bisa masuk
formularium rumah sakit. Dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun, pelayanan obat
lebih banyak mengutamakan pada pengadaan obat generic dan sediaan farmasi yang
tertera pada e-katalog di situs LKPP, mengingat pasien dengan kategori jaminan
kesehatan meliputi Jamkesda, Jasa Raharja dan JKN mendominasi dimana yang
ditanggung adalah umumnya obat generik, kecuali obat generiknya tidak tersedia, baru
diadakan obat dengan nama dagang serta disesuaikan dengan harga di LKPP untuk obat
e-katalog. Sedangkan obat non fornas / non e-katalog digunakan untuk kebutuhan pasien
jaminan umum serta untuk melengkapi item obat yang belum ada di fornas untuk
keperluan terapi pasien sesuai dengan indikasi medis.

Sedangkan evaluasi penggunaan obat generik selama tahun 2022 adalah


sebagai berikut:

No Bulan Pasien Umum Pasien BPJS


1 Januari 23,81 % 79,55 %
2 Februari 10,92 % 82,26 %
3 Maret 32,63 % 86,36 %
4 April 47,50 % 81,94 %
5 Mei 43,59 % 91,18 %
6 Juni 43,59 % 72,04 %
7 Juli 43,5 % 63,67 %
8 Agustus 54,21 % 67,68 %
9 September 58,54 % 77,63 %
10 Oktober 35,94 % 71,11 %
11 November 44,00 % 72,36 %
12 Desember 45,45 % 70,97 %
Rata-rata 40,28 % 76,40 %

Dilihat dari data diatas, persentase pemakaian obat generik untuk pasien
dengan jaminan BPJS masih lebih tinggi dibanding pada pasien umum. Hal ini selain
disebabkan oleh masih dominannya pemakaian obat dengan merek dagang, juga
ketersediaan sediaan farmasi dengan nama generik yang belum bisa mencakup seluruh
sediaan farmasi yang tertera di DOEN dan Fornas. Dilihat dari data pemakaian
antibiotic tahun 2021 dan tahun 2022, diambil dari beberapa antibiotic

1. Rawat inap

No Nama antibiotic 2021 2022


1 Meropenem 142 357
2 Ceftriaxon 3175 3189
3 Cefotaxim 5594 6.468
4 cefuraxime 168 299
5 Ceftazidime 1201 11000

2. Rawat Jalan

No Nama antibiotic 2021 2022


1. Amoxicillin 8389 6054
2. Cefixime 200mg 8231 12890
3. Cefadroxil 500mg 10520 6336
4. Cefixime 100mg 3166 4889
5. Clindamisin 300mg 2040 2990

Dari data diatas, terjadi peningkatan pemakaian 3 dari 5 antibiotic tablet dan 4 dari 5
antibiotik injeksi yang biasa digunakan, dimana tentunya hal ini perlu mendapat
perhatian dan perlu dievaluasi terkait sensitivitas/dampak resistensi dari penggunaan
antibiotik. Dengan dikeluarkannya formularium Nasional serta DOEN 2022, dan
didukung dengan pedoman umum penggunaan antibiotic, tentunya pemakaian antibiotic
diharapkan semakin terkendali dimana pemakaian sesuai dengan pedoman yang ada,
serta sesuai dengan PPK yang disusun.

D. Kesimpulan

1. Semakin ditingkatkannya penulisan nama generic di sarana pelayanan kesehatan


pemerintah.
2. Perlu adanya tim multidisiplin yang melakukan pemantauan terkait pengendalian
penggunaan obat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai