Anda di halaman 1dari 14

JURNAL INTERVENSI PSIKOLOGI

P-ISSN: 2085-4447; E-ISSN: 2579-4337


Volume 13, Nomor 2, Desember 2021
DOI :10.20885/intervensipsikologi.vol13.iss2.art4

Article History Recevied: 01-09-2021 Reviced: 15-12-2021 Accepted: 30-12-2021

Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk


Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

Nurul Azmi Arifuddin1


Widyastuti2
Ahmad Ridfah3

Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar123

Keywords/Kata kunci ABSTRACT/ABSTRAK:


alexithymia, mindfulness Alexithymia refers to a specific disturbance in emotional processing that
training, cognitive is manifested through difficulties in identifying and verbalizing feelings.
approach This study aims to examine the effectiveness of mindfulness training
based cognitive approach in reducing alexithymia levels in college
students. This study used an experimental pretest-posttest control group
design with follow-up. The subjects were 21 students who had moderate
to high alexithymia levels. The measuring instrument used is the Toronto
Alexithymia Scale. The results showed that the intervention was effective
in reducing the level of alexithymia (ρ=0.023 experimental group and
ρ=0.973 control group). There was a difference in alexithymia scores
between the two groups (ρ=0.008). This intervention has a moderate
effect (Kendall's W 0.379) on decreasing alexithymia. The implication of
this research is that mindfulness training based cognitive approach can
be used as a method to reduce alexithymia tendencies..

alexithymia, pendekatan Alexithymia mengacu pada gangguan dalam pemrosesan emosi yang
kognitif, pelatihan ditandai kesulitan mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan.
mindfulness Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pelatihan
mindfulness berbasis pendekatan kognitif dalam mengurangi tingkat
alexithymia pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan rancangan
eksperimen pretest-posttest control group design dengan follow up.
Subjek berjumlah 21 mahasiswa yang memiliki tingkat alexithymia
sedang hingga tinggi. Alat ukur yang digunakan yaitu the Toronto
Alexithymia Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang
diberikan efektif dalam menurunkan tingkat alexithymia (ρ=0,023
kelompok eksperimen dan ρ=0,973 kelompok kontrol). Ada perbedaan
skor alexithymia antara kedua kelompok (ρ=0,008). Intervensi ini
memberikan efek sedang (Kendall’s W 0,379) terhadap penurunan
kecenderungan alexithymia. Implikasi dari penelitian ini yaitu
pelatihan mindfulness berbasis pendekatan kognitif dapat dijadikan
sebagai metode untuk menurunkan kecenderungan alexithymia.

____________________
1*Korespondensi mengenai isi artikel dapat dilakukan melalui: nurulazmiarifuddin27@gmail.com

Copyright @2021 Authors. This is an open-access article distributed under the terms of the 125
Creative Commons Attribution License. (http://creativecommons.org/licences/by-sa/4.0/)
Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

Manusia merupakan makhluk yang salah satu subgroup perilakunya adalah


unik, dengan kepribadian berbeda satu sama altruism.
lain. Tidak ada satupun manusia yang Alexithymia merupakan hal yang
memiliki kepribadian sama persis dengan sulit untuk diobservasi, sehingga kadang
manusia lainnya, bahkan kembar identik individu yang alexithymic tidak dikenali
sekalipun. Begitu pula dengan cara sejak dini. Dari hasil-hasil penelitian yang
mengekspresikan emosi, individu memiliki dipaparkan di atas, alexithymia memiliki
caranya masing-masing. Ada individu yang banyak dampak negatif. Tentu hal ini
mudah membagikan apa yang mereka menjadi hal yang urgensinya tinggi, sebab
rasakan, ada pula individu yang kesulitan individu dapat mengalami dampak buruk
mengekspresikan emosi. Individu yang alexithymia tanpa disadari. Jika individu
kesulitan untuk mengekspresikan emosi dengan alexithymia menderita gangguan
mengalami fenomena psikologis yang psikologis yang berat, tentu akan
disebut alexithymia Taylor dan Bagby dibutuhkan intervensi khusus untuk
(2013). mengatasinya, yang belum tentu bisa
Rahmawati dan Halim (2018) dijangkau oleh siapa saja.
mengemukakan bahwa tingkat alexithymia Dengan demikian, perlu adanya
yang tinggi merupakan faktor yang dapat metode preventif terhadap alexithymia.
memperbesar potensi individu mengalami Peneliti mencoba melihat kecenderungan
gangguan psikologis. Pandey et al. (2011) alexithymia pada usia remaja akhir hingga
menemukan bahwa individu dengan dewasa awal dengan mengambil sampel
alexithymia cenderung melaporkan lebih data awal dari populasi mahasiswa di
banyak masalah yang berhubungan dengan Universitas Negeri Makassar. Rahmawati
kesehatan mental dibandingkan individu dan Halim (2018) mengemukakan bahwa
dengan non-alexithymia. Manninen et al. prevalensi alexithymia pada masyarakat
(2011) menemukan dalam penelitiannya umum atau non klinis di beberapa penelitian
bahwa individu dengan level alexithymia memiliki presentase yang lebih rendah.
yang tinggi cenderung melakukan kejahatan Prevalensi di Finlandia pada masyarakat
atau kenakalan secara signifikan umum berkisar 2% hingga 12,8%,
dibandingkan individu lain. Individu dengan masyarakat umum di Australia 12%, dan
level alexithymia tinggi memiliki 17,9% pada sampel mahasiswa di Inggris.
kemampuan yang rendah dalam berempati Rahmawati dan Halim (2018)
sehingga menyebabkan individu cenderung menunjukkan presentasi alexithymia yang
menunjukkan perilaku agresif. lebih tinggi pada sampel non klinis di
FeldmanHall et al. (2013) Indonesia, yaitu sebesar 39% subjek
menemukan bahwa level alexithymia tinggi termasuk dalam kategori di atas rata-rata
menyebabkan perilaku altruism individu dan 19% di antaranya tergolong tinggi. Hasil
mengalami penurunan. Hal ini terjadi sebab penelitian tersebut mendukung penelitian
mereka mengalami kesulitan membedakan Connelly dan Denney (2007); dan
dan menghargai emosi orang lain sehingga FeldmanHall et al. (2013) yang sebelumnya
tidak mampu memberikan respon juga meneliti alexithymia pada sampel non
emosional yang efektif. Penelitian ini klinis. Maka dari itu, peneliti melakukan
didukung oleh hasil penelitian Harjanah survei awal pada sampel non klinis yang
(2018) yang menemukan bahwa alexithymia berusia remaja akhir-dewasa awal dengan
berkorelasi negatif dengan prososial, yang mengambil sampel mahasiswa dari

126 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021


Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk
Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

sembilan Fakultas di Universitas Negeri Gay et al., 2008), jumlah sesi terlalu banyak
Makassar. yang belum tentu diterima baik oleh setiap
Survei awal dilakukan pada 118 individu (Melin et al., 2010), dan tidak
mahasiswa di Universitas Negeri Makassar menghasilkan perubahan yang signifikan
melalui google form, dengan meminta pasca pemberian intervensi (Iancu et al.,
mahasiswa memberi skor 1-5 (satu sangat 2006).
kurang dan 5 sangat baik) terhadap tingkat Empat diantara intervensi tersebut
kesulitan mengekspresikan emosi, mengaitkan dengan metode CBT. Tiga dari
intensitas mengungkapkan emosi intervensi yang dikaitkan dengan CBT (de
menggunakan verbal, intensitas Haan et al., 2012; & Rufer et al., 2010)
mengungkapkan emosi dengan non-verbal, memperoleh hasil yang signifikan dalam
kemampuan mengenali emosi, dan penurunan skor alexithymia, sementara satu
kemampuan menyadari emosi yang intervensi lainnya (Iancu et al., 2006) tidak
dirasakan dengan cepat. Hasil survei menghasilkan penurunan skor alexithymia
menunjukkan bahwa sebanyak 64,4% agak yang signifikan. Wulandari dan Gamayanti
kesulitan mengekspresikan emosi. Sebanyak (2014) mengemukakan bahwa pelatihan
68,7% mengaku agak kurang intensitas minfulness berbasis pendekatan kognitif
pengungkapan emosinya menggunakan memiliki kelebihan dibandingkan metode
verbal atau kata-kata. lainnya, yaitu dalam pelatihan ini tidak
Sebanyak 41,5% kurang intensitas hanya diajarkan restrukturisasi kognitif saja,
mengekspresikan emosinya dengan non- namun juga diajarkan untuk lebih peka
verbal. Sebanyak 39,8% kesulitan mengenali dengan kesadaran penuh serta fokus pada
emosi. Sebanyak 40,7% kesulitan untuk keadaan saat ini. Dengan begitu, individu
menyadari emosi yang dirasakan dengan mampu mengenali dan menerima hal-hal
cepat. Dari hasil survei awal yang telah yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan
dilakukan, peneliti menarik kesimpulan individu baik itu positif maupun negatif.
bahwa mahasiswa di Universitas Negeri Individu diharapkan fokus dalam
Makassar memiliki kecenderungan memahami emosi yang dialami pada masa
alexithymia. Berbagai penelitian telah sekarang. Dengan demikian, peneliti ingin
mengembangkan intervensi dengan tujuan menguji pengaruh pemberian metode CBT
mengurangi alexithymia, antara lain yang dikombinasikan dengan mindfulness
psychoanalytic group therapy (Ciano et al., terhadap alexithymia pada mahasiswa.
2002), psychoeducation group therapy Merkes (2010); dan Gotink et al. (2015)
(Ciano et al., 2002), alexithymia reduction merekomendasikan terapi mindfulness
treatment (Levant et al., 2009), hypnotic untuk mengatasi masalah psikologis,
imagery (Gay et al., 2008), affect school misalnya dalam menurunkan kecemasan.
(Melin et al., 2010), SDM-CBT (de Haan et al., Kabat-Zinn (2013) mengemukakan bahwa
2012), TAU-CBT (de Haan et al., 2012), mindfulness didefinisikan sebagai kesadaran
terapi kelompok yang dikombinasikan non-elaboratif, tidak menghakimi, terpusat
dengan CBT, psikoedukasi dan pendekatan pada realitas saat ini di mana setiap pikiran,
psikodinamik (Iancu et al., 2006), dan group perasaan, atau sensasi yang muncul dalam
CBT (Rufer et al., 2010). Namun, intervensi- bidang perhatian diakui dan diterima
intervensi tersebut memiliki kelemahan, sebagaimana adanya.
antara lain gejala psikologis yang telah Mindfulness dapat dikembangkan
berhasil dikurangi tidak bertahan lama melalui latihan meditasi dan melalui
(Ciano et al., 2002), hanya cocok diberikan pelatihan lainnya (Kabat-Zinn, 2013).
pada subjek tertentu (Levant et al., 2009 & Intervensi mindfulness juga bisa diberikan

Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021 127


Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

melalui berbagai metode, salah satunya berbasis pendekatan kognitif dalam


yaitu pelatihan mindfulness berbasis mengurangi kecenderungan alexithymia.
pendekatan kognitif atau sering juga disebut Dengan demikian penelitian ini bertujuan
mindfulness based cognitive intervention untuk menguji pengaruh pemberian
(MBCI). Pelatihan mindfulness berbasis pelatihan mindfulness berbasis pendekatan
pendekatan kognitif memiliki kelebihan kognitif terhadap alexithymia pada
dibandingkan intervensi lainnya, seperti mahasiswa di Universitas Negeri Makassar.
mampu meningkatkan kesejahteraan
emosional Lau et al. (2006), faktor METODE PENELITIAN
mindfulness terbukti berkorelasi negatif Desain Penelitian
dengan alexithymia (Puri & Agarwal, 2016), Penelitian ini menggunakan desain
dapat di berikan secara kolektif (Baer, eksperimental, yaitu pretest-posttest control
2003), dapat meningkatkan fungsi kognitif group design dengan follow up. Seniati et al.
individu Mrazek et al. (2013), cocok (2015)mengemukakan bahwa pretest-
diberikan sebagai langkah preventif posttest control group design merupakan
Fjorback et al. (2011), serta dapat dilakukan desain eksperimen yang di dalamnya
secara mandiri oleh individu. Berdasarkan terdapat dua kelompok yang dipilih secara
uraian tersebut, peneliti memilih random, yaitu kelompok eksperimen (KE)
menggunakan pelatihan mindfulness dan kelompok kontrol (KK).

Tabel 1. Skema Desain Eksperimen

Pre-test Perlakuan Post-test 1 Post-test 2


KE O1 X O2 O3
KK O1 O2 O3

Subjek Penelitian ukur (Taylor, komunikasi pribadi, 3-8 April


Subjek dalam penelitian ini adalah 2020). Peneliti menguji reliabilitas TAS-20
21 mahasiswa Universitas Negeri Makassar menggunakan koefisien omega berdasarkan
yang memiliki kecenderungan alexithymia. saran dari Bagby, Parker, dan Taylor (2020)
Kelompok eksperimen terdiri dari 10 orang dan memperoleh nilai McDonald’s (ω)
dan kelompok kontrol berjumlah 11 orang sebesar 0,896. Maka, dapat disimpulkan
yang dikelompokkan melalui teknik random bahwa TAS-20 memiliki tingkat reliabilitas
assigment. Subjek penelitian berusia antara yang sangat tinggi. TAS-20 kemudian
19 hingga 22 tahun. Subjek penelitian digunakan sebagai alat pretest dan posttest
berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 dalam penelitian ini.
orang dan laki-laki berjumlah 2 orang. Prosedur Intervensi
Metode Pengumpulan Data Subjek yang merupakan kelompok
Pengumpulan data pada penelitian eksperimen pada awalnya diberikan pretest
ini dilakukan sebagai tahap screening subjek terlebih dahulu, kemudian diberikan
yang memenuhi kriteria menjadi sampel perlakuan. Posttest selanjutnya diberikan
penelitian. Pengumpulan data pada untuk melihat perubahan yang terjadi.
penelitian ini menggunakan skala Penelitian ini menggunakan posttest
alexithymia yaitu The Toronto Alexithymia sebanyak dua kali, satu kali sesaat setelah
Scale (TAS-20) dari Bagby et al. (1994) versi perlakuan dan satu lagi setelah selang waktu
Bahasa Indonesia yang telah diadaptasi oleh satu minggu setelah perlakuan.
Rahmawati dan Halim (2018). Peneliti Peneliti memberikan informed
menggunakan TAS-20 atas izin penulis alat consent terhadap partisipan penelitian

128 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021


Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk
Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

sebelum memberikan perlakuan. Perlakuan


yang diberikan berupa pelatihan Teknik Analisis Data
mindfulness berbasis pendekatan kognitif. Teknik analisis data dalam penelitian ini
Prosedur yang diberikan mengacu pada adalah analisis deskriptif dan uji hipotesis
metode mindfulness dari Gibbons (2020) dengan teknik nonparametrik menggunakan
yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu uji Friedman dan Uji Mann-Whitney. Teknik
kesadaran, penerimaan, dan tindakan. nonparametrik digunakan sebab data
Setelah pemberian perlakuan, subjek diambil secara non random sehingga
diminta mengisi skala alexithymia. dipastikan data tidak terdistribusi normal
Selanjutnya subjek diminta tetap melakukan dan tidak memenuhi syarat untuk
latihan secara mandiri selama satu minggu. menggunakan teknik parametrik. Uji
Setelah satu minggu, subjek kembali diminta Friedman digunakan untuk membandingkan
mengisi skala untuk mengukur skor skor pretest dan skor posttest dari kelompok
alexithymia pada subjek. kontrol dan kelompok eksperimen. Uji Mann
Panduan yang digunakan dalam Whitney digunakan untuk mengetahui
penelitian ini berupa modul mindfulness perbedaan antara kelompok kontrol yang
based cognitive intervention (MBCI) yang tidak diberikan perlakuan dengan kelompok
telah dibuat oleh peneliti. Modul yang eksperimen yang telah diberikan intervensi.
digunakan telah melalui prosedur expert Peneliti juga melakukan analisis effect
judgement dengan lima professional size menggunakan uji Kendall’s W. Uji effect
judgement, yaitu Widyastuti, S.Psi., M.Si., size dilakukan untuk mengetahui seberapa
Psikolog, Ahmad Ridfah, S.Psi., M.Psi., besar efek suatu variabel terhadap variabel
Psikolog, Nur Fitriany Fakhri, S.Psi., M.A, lain (Olejnik & Algina, 2003). Marshal dan
Ismalandari Ismail, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Marquirer mengemukakan bahwa salah satu
dan Ni Made Putri Ariyanti, S.Psi., M.Psi., alternatif untuk menguji effect size yaitu
Psikolog. Hasil penilaian setiap sesi pada menggunakan uji Kendall’s W dengan tetap
modul MBCI ini memperoleh nilai Aiken’s V mengikuti pedoman interpretasi Cohen.
yang berkisar antara 0,85 hingga 0,90. Hal
ini berarti penilaian yang diperoleh sangat HASIL PENELITIAN
tinggi pada setiap sesi dan valid untuk Terjadi penurunan skor
digunakan dalam konteks penelitian ini. kecenderungan alexithymia pada kelompok
eksperimen. Sedangkan pada kelompok
kontrol tidak terjadi perubahan skor
kecenderungan alexithymia yang signifikan.

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis dengan Mann-Whitney

Kelompok Sign. Gain Score

Kontrol dan Eksperimen 0,008*

*) Signifikan (ρ<,05)

Berdasarkan tabel 2, diperoleh nilai perbedaan skor kecenderungan alexithymia


signifikansi uji gain score pada kelompok pada kelompok eksperimen yang diberikan
kontrol dan eksperimen sebesar ρ=0,008 perlakuan dengan kelompok kontrol yang
(ρ<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada tidak diberikan perlakuan.

Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021 129


Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis dengan Friedman

ρ Mean Skor
Pretest Post-test 1 Post-test 2

KE 0,02* 44,60 39,90 33,80


KK 0,97** 43,55 43,55 43,36

*) Signifikan (ρ<,05)
**) Tidak signifikan (ρ>,05)

Berdasarkan tabel 3, diperoleh nilai posttest 2 33,80 yang berarti terjadi


signifikansi sebesar ρ=0,97 (ρ>0,05) untuk penurunan skor yang signifikan. Hal ini
kelompok kontrol dengan mean skor pada menunjukkan bahwa hipotesis diterima,
pretest 43,55, posttest 1 43,55, dan posttest 2 yaitu pelatihan mindfulness berbasis
43,36 yang berarti tidak terjadi penurunan pendekatan kognitif efektif dalam
skor yang signifikan. Sedangkan, pada menurunkan skor kecenderungan
kelompok eksperimen nilai signifikansi alexithymia pada mahasiswa di Universitas
sebesar ρ=0,02 (ρ<0,05) dengan nilai mean Negeri Makassar.
pada pretest 44,60, posttest 1 39,90, dan

Tabel 4. Hasil Uji Effect Size dengan Kendall’s W

N ρ Kendall’s W
10 0,23 0,379

Berdasarkan hasil analisis data yang kontrol. Subjek penelitian berjenis kelamin
dilakukan, diperoleh nilai Kendall’s W perempuan dan laki-laki.
sebesar 0,379 atau nilai effect size berada Berdasarkan hasil penelitian Cox et
pada kategori sedang. Hal ini berarti al. (1994), gender tidak memiliki pengaruh
pelatihan mindfulness berbasis pendekatan yang signifikan terhadap alexithymia.
kognitif memberikan efek sedang terhadap Moriguchi et al. (2007) menemukan dalam
penurunan skor kecenderungan alexithymia. hasil penelitiannya bahwa perempuan dan
laki-laki memiliki kemampuan yang sama
PEMBAHASAN dalam mengidentifikasi emosi batin.
Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini didukung oleh hasil temuan
menguji pengaruh pemberian mindfulness Ghavi et al. (2016) yang menemukan hal
based cognitive intervention terhadap serupa, bahwa tidak ada perbedaan yang
kecenderungan alexithymia. Subjek dalam signifikan antara laki-laki dan perempuan
penelitian ini adalah mahasiswa Universitas terhadap mean skor alexithymia.
Negeri Makassar berusia 19-22 tahun yang Pengukuran yang diberikan kepada
memenuhi skor kecenderungan alexithymia subjek kelompok eksperimen menunjukkan
saat diberikan pretest. Subjek penelitian ini hasil bahwa sembilan dari sepuluh subjek
berjumlah 21 orang yang terbagi ke dalam mengalami penurunan skor dan satu subjek
kelompok eksperimen dan kelompok mengalami peningkatan skor setelah

130 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021


Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk
Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

diberikan perlakuan berupa MBCI selama effect size pemberian pelatihan MBCI
tiga pertemuan dan latihan mandiri selama terhadap kecenderungan alexithymia. Dalam
satu minggu. Sementara pada kelompok penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai
kontrol, pengukuran menunjukkan hasil effect size berada pada kategori sedang
bahwa lima orang subjek mengalami (Kendall’s W 0,379). Hal ini berarti pelatihan
peningkatan skor dan enam orang mindfulness berbasis pendekatan kognitif
mengalami penurunan skor. Hasil uji analisis memberikan efek sedang terhadap
menggunakan Mann-Whitney (ρ=0,008) penurunan skor kecenderungan alexithymia.
menunjukkan bahwa ada perbedaan skor Pelatihan akan memberikan efek
kecenderungan alexithymia pada kelompok yang lebih besar apabila dilakukan lebih
eksperimen yang diberikan perlakuan lama dan rutin. Dalam penelitian ini, skor
dengan kelompok kontrol yang tidak kecenderungan alexithymia pada kelompok
diberikan perlakuan. Hasil uji analisis eksperimen mengalami penurunan yang
menggunakan Friedman pada kelompok lebih besar dari pretest ke follow up (posttest
eksperimen (ρ=0,023) menunjukkan bahwa 2) dibandingkan dari pretest ke posttest 1. Ini
pelatihan MBCI memberi pengaruh yang terjadi sebab subjek kelompok eksperimen
signifikan terhadap skor kecenderungan terus melakukan pelatihan MBCI secara
alexithymia. Sementara pada kelompok mandiri selama satu minggu penuh. Wasson
kontrol (ρ=0,973) menunjukkan bahwa et al. (2020) mengemukakan bahwa efek
tidak terjadi perubahan skor yang signifikan dari pelatihan MBCI tidak hanya
terhadap skor kecenderungan alexithymia. dipertahankan, melainkan menguat dari
Penelitian ini menemukan bahwa waktu ke waktu.
skor alexithymia subjek yang berada pada Subjek pada kelompok eksperimen
kelompok eksperimen lebih rendah mengikuti pelatihan MBCI sebanyak tiga kali
daripada skor subjek pada kelompok kontrol pertemuan kemudian melakukan latihan
setelah diberikan pelatihan MBCI. Hal mandiri selama satu minggu. Batas latihan
tersebut menunjukkan bahwa pelatihan mandiri diberikan satu minggu sebab
MBCI efektif dalam mengurangi skor Gibbons (2020) mengemukakan bahwa
kecenderungan alexithymia. Hasil tersebut butuh menyelesaikan bagan daftar kegiatan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan selama seminggu untuk benar-benar
Baer et al. (2004) yang menemukan bahwa memahami seberapa memuaskan aktivitas
alexithymia memiliki korelasi negatif dengan yang dilakukan individu. Hal ini didukung
mindfulness. Semakin meningkat oleh pernyataan subjek bahwa latihan yang
mindfulness, maka semakin menurun skor paling berpengaruh dalam membuat subjek
kecenderungan alexithymia, begitupun merasa nyaman terkait perasaan yang
sebaliknya. Hasil penelitian juga didukung dialami adalah latihan menilai kegiatan
oleh Baer et al. (2006); Feldman et al. sehari-hari beserta moodnya. Setelah
(2007); dan Santarnecchi et al. (2014) yang melakukan latihan ini selama satu minggu,
menemukan bahwa praktik mindfulness subjek menjadi bisa menilai hal apa yang
mampu meningkatkan kemampuan regulasi bisa menaikkan ataupun menurunkan
emosi. Dengan demikian, kelompok kontrol suasana hatinya.
yang tidak diberikan pelatihan MBCI lebih Pelatihan MBCI dalam penelitian ini
kesulitan mengidentifikasi dan diberikan dalam tiga kali pertemuan sesuai
menggambarkan emosi mereka. tahapan MBCI menurut Gibbons (2020) yang
Selain melakukan analisis mengemukakan bahwa MBCI terdiri dari
signifikansi hipotesis, dalam penelitian ini tiga bagian yaitu kesadaran, penerimaan,
juga dilakukan analisis untuk menghitung dan tindakan. Pelatihan MBCI pada

Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021 131


Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

pertemuan pertama diberikan dengan tema dan kesadaran terkait dengan penurunan
kesadaran. Pertemuan pertama berhasil stres yang dirasakan, kecemasan, renungan,
menimbulkan kesadaran pada subjek dan peningkatan belas kasihan diri. Subjek
kelompok eksperimen. pada kelompok eksperimen melaporkan
Subjek kelompok eksperimen bahwa setelah mengikuti MBCI, subjek lebih
mampu menyadari bagaimana suasana hati mampu mengontrol perasaan kesal dan
bisa terbentuk. Hal ini dapat dilihat dari hasil stres dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
lembar kerja kelompok eksperimen pada sejalan dengan hasil penelitian Roth dan
homework pertama yaitu skema metode Robbins (2004) yang mengemukakan bahwa
ABC. Dalam lembar kerja ini, subjek teknik mindfulness dapat mereduksi tingkat
kelompok eksperimen mampu menyadari stres yang dialami individu.
kepercayaan dan pikirannya yang Subjek kelompok eksperimen juga
terdistorsi kemudian menentangnya dengan diajarkan meningkatkan kesadaran melalui
lebih realistis. Hal ini sejalan dengan meditasi pernapasan. Subjek pada kelompok
Gibbons (2020) yang mengemukakan bahwa eksperimen melaporkan bahwa setelah
dengan meningkatkan kesadaran, individu mengikuti MBCI, subjek menjadi lebih lega,
akan memahami bahwa perasaan dan nyaman, dan damai. Perasaan tersebut
suasana hati tidak dipengaruhi oleh merupakan efek dari latihan meditasi yang
peristiwa yang terjadi, melainkan terdapat dalam MBCI. Hal ini didukung oleh
dipengaruhi oleh cara individu berpikir hasil penelitian Wijaya (2014) yang
mengenai hal tersebut. mengemukakan bahwa latihan pernapasan
Crane (2009) mengemukakan dalam aspek kesadaran pada latihan
bahwa melalui pemberian MBCI, individu mindfulness mampu meningkatkan perasaan
diajarkan untuk memunculkan kesadaran lega, rileks, dan seakan-akan mampu
terhadap sensasi tubuh, pikiran dan emosi. mengatasi semua masalah.
Dalam penelitian ini, aspek kesadaran yang Subjek kelompok eksperimen
terdapat pada MBCI mampu mengatasi mendapatkan efek positif dari pelatihan
keyakinan negatif yang dialami oleh subjek. MBCI yang diberikan. Selain mendapatkan
Berdasarkan hasil lembar kerja keyakinan perasaan lega dan tenang, subjek mengalami
inti subjek pada homework kedua, subjek penurunan skor kecenderungan alexithymia
kelompok eksperimen mampu mengatasi yang signifikan akibat rutin melakukan
keyakinan negatif yang dimilikinya dengan latihan-latihan MBCI, termasuk meditasi
memunculkan keyakinan baru yang lebih pernapasan. Bornemann dan Singer (2016)
positif. Subjek juga mampu mengubah sudut mengemukakan bahwa dengan
pandang terhadap keyakinan negatif dan meningkatkan kesadaran, terutama
memunculkan bukti yang mendukung kesadaran terhadap sensasi tubuh melalui
keyakinan baru. Hal ini sejalan dengan latihan pernapasan bisa menjadi metode
penelitian Kaviani et al. (2011) yang yang efektif dalam mengurangi alexithymia.
menemukan bahwa MBCI turut serta Subjek pada kelompok eksperimen
mengurangi pikiran otomatis yang negatif melaporkan bahwa setelah mengikuti MBCI,
dan berbagai perilaku disfungsional. subjek tidak lagi merasa gelisah apabila ada
Shapiro et al. (2007) mengemukakan masalah dan lebih mampu mengontrol
bahwa praktik kesadaran dirancang untuk perasaan kesal dalam kehidupan sehari-hari.
meningkatkan kesadaran yang Ini adalah efek yang diberikan dari aspek
berkelanjutan tentang pengalaman sensorik, penerimaan yang terdapat dalam pelatihan
pikiran, perasaan, sensasi somatik, dan MBCI. Hal ini sesuai dengan tujuan aspek
perilaku individu. Peningkatan perhatian penerimaan dalam MBCI menurut Gibbons

132 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021


Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk
Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

(2020) bahwa penerimaan dapat materi ini diberikan sebagai upaya


meredakan kekhawatiran sehingga membantu individu mengidentifikasi
memungkinkan individu terlepas dari apakah pola perilaku otomatis individu
perasaan kewalahan dan terjebak oleh bermanfaat atau tidak bagi mereka. Dalam
emosi. hal ini individu diberi latihan untuk
Subjek pada kelompok eksperimen menemukan hal-hal yang tidak bermanfaat
melaporkan bahwa setelah mengikuti dan hal-hal yang benar-benar berguna
pelatihan MBCI, subjek lebih mampu dalam hidupnya. Berdasarkan pelaporan
menyadari perasaannya, subjek menjadi subjek kelompok eksperimen, latihan ini
lebih tenang, bisa mengontrol diri, lebih berhasil membuat subjek mampu menilai
paham terhadap diri sendiri, menjadi lebih hal apa saja yang bisa menaikkan maupun
nyaman terkait perasaan yang dialami, serta menurunkan suasana hatinya.
merasa lega dan damai. Perasaan-perasaan Perbedaan penelitian ini dengan
yang dialami subjek tersebut merupakan penelitian-penelitian sebelumnya terletak
komponen dari aspek kesadaran dan pada kriteria subjek, jenis intervensi, durasi
penerimaan yang terdapat dalam pelatihan pemberian intervensi, dan alat ukur yang
MBCI yang diberikan. Hal ini mendukung digunakan. Penelitian Byrne et al. (2016)
hasil penelitian Teixeira dan Pereira (2013) menggunakan subjek laki-laki yang tengah
bahwa kesadaran dan penerimaan menjalani hukuman akibat melakukan
berkorelasi negatif dengan alexithymia. Hal pelanggaran seksual. Penelitian Viding et al.
ini terbukti dengan subjek mampu mencapai (2015) menggunakan subjek penelitian
tahap kesadaran dan penerimaan, lalu wanita dewasa yang mendatangi salah satu
didukung dengan skor alexithymia yang dari empat pusat kesehatan di Swedia
mengalami penurunan secara signifikan dengan gejala burnout atau kelelahan.
pada posttest kedua. Penelitian yang dilakukan de Haan et al.
Pada pertemuan kedua pelatihan (2012) menggunakan subjek dengan kriteria
MBCI, subjek kelompok eksperimen mengalami gangguan penggunaan zat.
diarahkan untuk berbelas kasih pada diri Penelitian yang dilakukan oleh
sendiri. Dalam pertemuan ini juga subjek Subic-Wrana et al. (2005) menggunakan
diajarkan meditasi pemaafan, yang salah subjek yang mengalami berbagai gangguan
satu poin pentingnya adalah memaafkan diri kejiwaan seperti gangguan kecemasan,
sendiri. Aspek belas kasih pada diri sendiri somatoform, dan gangguan makan.
dan pemaafan merupakan hal yang Penelitian yang dilakukan Ciano et al. (2002)
berkontribusi terhadap penurunan skor menggunakan subjek hanya wanita.
kecenderungan alexithymia subjek. Hal ini Penelitian Levant et al. (2009) mnggunakan
didukung oleh hasil penelitian Lyvers et al. subjek mahasiswa yang berjenis kelamin
(2020) yang menemukan bahwa alexithymia laki-laki. Sedangkan subjek pada penelitian
berkorelasi negatif dengan self compassion ini adalah sampel non klinis, yaitu
atau belas kasih terhadap diri sendiri. mahasiswa yang berjenis laki-laki maupun
Semakin tinggi rasa belas kasih terhadap diri perempuan.
sendiri, semakin rendah skor alexithymia Penelitian yang dilakukan oleh
individu. Subic-Wrana et al. (2005) memberikan
Pertemuan ketiga pelatihan MBCI intervensi terapi psikodinamik individu dan
dalam penelitian ini diberikan dengan tema kelompok, psikoterapi yang berhubungan
tindakan yang terdiri dari dua materi. Materi dengan tubuh, terapi seni dan musik.
pertama yaitu kontrol dan penghindaran. Penelitian yang dilakukan Ciano et al. (2002)
Gibbons (2020) mengemukakan bahwa memberikan intervensi berupa terapi

Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021 133


Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

psikoanalisa kelompok dan terapi selain menggunakan TAS-20, juga


psikoedukasi. Penelitian Levant et al. (2009) menggunakan the levels of emotional
memberikan intervensi berupa alexithymia awareness scale (LEAS). Sedangkan alat ukur
reduction treatment dalam bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah
psikoedukasi. Penelitian yang dilakukan the Toronto alexithymia scale (TAS-20).
Ciano et al. (2002) menggunakan intervensi
terapi psikoanalisa kelompok dan terapi SIMPULAN DAN SARAN
psikoedukasi. Hasil uji hipotesis menunjukkan
Penelitian yang dilakukan de Haan et bahwa pelatihan mindfulness berbasis
al. (2012) memberikan intervensi CBT yang pendekatan kognitif dapat menurunkan
dikombinasikan dengan intervensi tingkat kecenderungan alexithymia. Secara
pengambilan keputusan. Intervensi dalam teoritis hal ini mendukung hasil penelitian
penelitian Byrne et al. (2016) menggunakan sebelumnya, dan secara aplikasi MBCI dapat
metode yang terdiri dari komponen digunakan untuk membantu mengurangi
mindfulness dan perawatan mentalisasi. kecenderungan alexithymia.
Intervensi yang diberikan dalam penelitian Kelemahan dalam penelitian ini
Viding et al. (2015) selain mindfulness adalah adalah intervensi diberikan secara daring
intervensi culutere palette yang terdiri dari yang mengakibatkan sulitnya
latihan teater, menonton film, latihan vokal mengobservasi saat pelatihan berlangsung
dan menggambar, menari, dan pertunjukan sehingga kemungkinan ada variabel yang
musik. Latihan mindfulness dalam penelitian tidak dapat dikontrol. Selain itu, teknik
de la Fuente Arias et al. (2010); dan sampling yang dilakukan adalah non random
Santarnecchi et al. (2014) dikombinasikan dan analisis data menggunakan teknik
dengan stress reduction atau disebut MBSR, nonparametrik, sehingga hasil penelitian
sedangkan latihan mindfulness dalam belum bisa digeneralisasikan pada populasi
penelitian ini dikombinasikan dengan CBT. dan hanya berlaku pada subjek penelitian.
Durasi pemberian intervensi pada Kelebihan utama dari penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Viding et al. latihan-latihan dalam MBCI dapat dilakukan
(2015) adalah selama sembilan bulan. secara mandiri sehingga subjek bisa
Penelitian yang dilakukan oleh de la Fuente mendapatkan manfaat jangka panjang.
Arias et al. (2010) memberikan latihan Selain itu, penelitian ini menggunakan
mindfulness selama sepuluh minggu. Latihan metode repeated measure sehingga efek dari
mindfulness dalam penelitian Santarnecchi eksperimen lebih jelas serta dapat
et al. (2014) diberikan selama delapan menentukan ada atau tidaknya interaksi
minggu. Penelitian yang dilakukan de Haan antara variabel-variabel.
et al. (2012) memberikan intervensi CBT
selama tiga bulan. Sedangkan intervensi Saran
MBCI dalam penelitian ini diberikan dalam Bagi subjek penelitian diharapkan
dalam waktu tiga sesi pertemuan dan satu tetap rutin melakukan secara mandiri
minggu latihan mandiri. Penelitian latihan-latihan yang terdapat dalam MBCI,
Wuryansari & Subandi, (2019) menemukan seperti melakukan meditasi singkat tiap
bahwa latihan mindfulness efektif setelah hari, meditasi pemaafan, mengisi daftar
follow up selama satu minggu. kegiatan mingguan, dan menentukan nilai
Penelitian Levant et al. (2009) dan tujuan hidup agar memperoleh hasil
menggunakan alat ukur yaitu normative yang lebih maksimal. Bagi peneliti
male alexithymia scale. Penelitian yang selanjutnya, jika ingin meneliti topik yang
dilakukan oleh Subic-Wrana et al. (2005) sama sebaiknya mengontrol variabel lain

134 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021


Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk
Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

yang kemungkinan ikut berkontribusi sampling sehingga nantinya hasil penelitian


terhadap hasil intervensi yang diberikan, dapat digeneralisasikan. Bagi terapis dan
dan meneliti efektivitas pelatihan MBCI pada lembaga psikologi, pemberian MBCI dapat
kelompok yang lebih luas dan dengan latar dilakukan sebagai upaya dalam membantu
belakang berbeda. Selain itu, peneliti klien yang memiliki kecenderungan
selanjutnya disarankan melakukan replikasi alexithymia.
dengan menggunakan teknik random

DAFTAR PUSTAKA

Bornemann, B., & Singer, T. (2017). Taking


Baer, R. A. (2003). Mindfulness training as a time to feel our body: Steady increases
clinical intervention: A conceptual and in heartbeat perception accuracy and
empirical review. Clinical Psychology: decreases in alexithymia over 9
Science and Practice, 10(2), 125–143. months of contemplative mental
https://doi.org/10.1093/clipsy/bpg01 training. Psychophysiology, 54(3), 469–
5 482.
Baer, R. A., Smith, G. T., & Allen, K. B. (2004). https://doi.org/10.1111/psyp.12790
Assessment of mindfulness by self- Byrne, G., Bogue, J., Egan, R., & Lonergan, E.
report: The Kentucky inventory of (2016). “Identifying and Describing
mindfulness skills. Assessment, 11(3), Emotions”: Measuring the
191–206. Effectiveness of a Brief, Alexithymia-
https://doi.org/10.1177/1073191104 Specific, Intervention for a Sex
268029 Offender Population. Sexual Abuse:
Baer, R. A., Smith, G. T., Hopkins, J., Journal of Research and Treatment,
Krietemeyer, J., & Toney, L. (2006). 28(7), 599–619.
Using self-report assessment methods https://doi.org/10.1177/1079063214
to explore facets of mindfulness. 558940
Assessment, 13(1), 27–45. Ciano, R., Rocco, P. L., Angarano, A., Biasin,
https://doi.org/10.1177/1073191105 E., & Balestrieri, M. (2002). Group-
283504 analytic and psychoeducational
Bagby, R. M, Parker, J. D. A., & Taylor, G. J. therapies for binge-eating disorder: An
(1994). Twenty-item toronto exploratory study on efficacy and
alexithymia scale. In PsycTESTS. persistence of effects. Psychotherapy
http://0- Research, 12(2), 231–239.
search.ebscohost.com.liucat.lib.liu.edu https://doi.org/10.1080/713664282
/login.aspx?direct=true&db=pst&AN= Connelly, M., & Denney, D. R. (2007).
9999-01318-000&site=ehost- Regulation of emotions during
live&scope=site experimental stress in alexithymia.
Bagby, R. Michael, Parker, J. D. A., & Taylor, Journal of Psychosomatic Research,
G. J. (2020). Twenty-five years with the 62(6), 649–656.
20-item Toronto Alexithymia Scale. https://doi.org/10.1016/j.jpsychores.
Journal of Psychosomatic Research, 131, 2006.12.008
109940. Cox, B. J., Kuch, K., Parker, J. D. A., Shulman,
https://doi.org/10.1016/j.jpsychores. I. A. N. D., & Evans, R. J. (1994). a L E X I
2020.109940 T H Y M I a in S O M a T O F O R M D I S
O R D E R Patients With C H R O N I C
Pain. 38(6), 523–527.

Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021 135


Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

Crane, R. (2017). Mindfulness-based Ghavi, F., Mosalanejad, L., Keshavarz, F.,


cognitive therapy: Distinctive features: Golestan Jahromi, M., & Abdollahifrd, S.
Second edition. In Mindfulness-Based (2016). A comparative study of
Cognitive Therapy: Distinctive Features: alexithymia and social anxiety in
Second Edition. infertile men and women. Biosciences,
de Haan, H., Joosten, E., Wijdeveld, T., Biotechnology Research Asia, 13(4),
Boswinkel, P., van der Palen, J., & De 2317–2323.
Jong, C. (2012). Alexithymia is not a https://doi.org/10.13005/bbra/2400
stable personality trait in patients with Gibbons, T. (n.d.). Cognitive Mindfulness
substance use disorders. Psychiatry Workbook Awareness , Acceptance and
Research, 198(1), 123–129. Action in Psychotherapy.
https://doi.org/10.1016/j.psychres.20 Gotink, R. A., Chu, P., Busschbach, J. J. V.,
11.09.027 Benson, H., Fricchione, G. L., & Hunink,
de la Fuente Arias, M., Justo, C. F., & M. G. M. (2015). Standardised
Granados, M. S. (2010). Efectos de un mindfulness-based interventions in
programa de meditación healthcare: An overview of systematic
(mindfulness) en la medida de la reviews and meta-analyses of RCTs.
alexitimia y las habilidades sociales TT PLOS ONE, 10(4), e0124344.
- Effects of a meditation program https://doi.org/10.1371/journal.pone.
(mindfulness) on the measure of 0124344
alexithymia and social skills. Iancu, I., Cohen, E., Yehuda, Y. Ben, & Kotler,
Psicothema, 22(3), 369–375. M. (2006). Treatment of eating
Feldman, G., Hayes, A., Kumar, S., Greeson, J., disorders improves eating symptoms
& Laurenceau, J. P. (2007). but not alexithymia and dissociation
Mindfulness and emotion regulation: proneness. Comprehensive Psychiatry,
The development and initial validation 47(3), 189–193.
of the Cognitive and Affective https://doi.org/10.1016/j.comppsych.
Mindfulness Scale-Revised (CAMS-R). 2006.01.001
Journal of Psychopathology and Jon Kabat-Zinn, Thich Nhat Hanh - Full
Behavioral Assessment, 29(3), 177– Catastrophe Living-Bantam (2013).
190. https://doi.org/10.1007/s10862- (n.d.).
006-9035-8 Kaviani, H., Javaheri, F., & Hatami, N. (2011).
FeldmanHall, O., Dalgleish, T., & Mobbs, D. Mindfulness-based cognitive therapy
(2013). Alexithymia decreases (MBCT) reduces depression and
altruism in real social decisions. anxiety induced by real stressful
Cortex, 49(3), 899–904. setting in non-clinical population.
https://doi.org/10.1016/j.cortex.2012 International Journal of Psychology and
.10.015 Psychological Therapy, 11(2), 285–296.
Fjorback, L. O., Arendt, M., Ørnbøl, E., Fink, Lau, M. A., Bishop, S. R., Segal, Z. V., Buis, T.,
P., & Walach, H. (2011). Mindfulness- Anderson, N. D., Carlson, L., Shapiro, S.,
based stress reduction and Carmody, J., Abbey, S., & Devins, G.
mindfulness-based cognitive therapy - (2006). The toronto mindfulness scale:
a systematic review of randomized Development and validation. Journal of
controlled trials. Acta Psychiatrica Clinical Psychology, 62(12), 1445–
Scandinavica, 124(2), 102–119. 1467.
https://doi.org/10.1111/j.1600- https://doi.org/10.1002/jclp.20326
0447.2011.01704.x Levant, R. F., Halter, M. J., Hayden, E. W., &
Gay, M.-C., Hanin, D., & Luminet, O. (2008). Williams, C. M. (2009). The efficacy of
Effectiveness of an hypnotic imagery alexithymia reduction treatment: A
intervention on reducing alexithymia. pilot study. The Journal of Men’s
Contemporary Hypnosis, 25(1), 1–13. Studies, 17(1), 75–84.
https://doi.org/10.1002/ch.344 https://doi.org/10.3149/jms.1701.75

136 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021


Pelatihan Mindfulness Berbasis Pendekatan Kognitif untuk
Mengurangi Kecenderungan Alexithymia pada Mahasiswa

Lyvers, M., Randhawa, A., & Thorberg, F. A. Puri, P., & Agarwal, P. (2016). Relationship
(2020). Self-compassion in relation to of alexithymia with mindfulness
alexithymia, empathy, and negative among adolesecents. International
mood in young adults. Mindfulness, Journal of Indian Psychology, 4(1).
11(7), 1655–1665. https://doi.org/10.25215/0476.014
https://doi.org/10.1007/s12671-020- Rahmawati, I. M., & Halim, M. S. (2018).
01379-6 Alexithymia pada sampel non klinis:
Manninen, M., Therman, S., Suvisaari, J., Keterkaitannya dengan gaya
Ebeling, H., Moilanen, I., Huttunen, M., kelekatan. Jurnal Psikologi, 45(3), 200.
& Joukamaa, M. (2011). Alexithymia is https://doi.org/10.22146/jpsi.29106
common among adolescents with Roth, B., & Robbins, D. (2004). Mindfulness-
severe disruptive behavior. Journal of based stress reduction and health-
Nervous and Mental Disease, 199(7), related quality of life: Findings from a
506–509. bilingual inner-city patient population.
https://doi.org/10.1097/NMD.0b013e Psychosomatic Medicine, 66(1), 113–
3182214281 123.
Melin, E. O., Thulesius, H. O., & Persson, B. A. https://doi.org/10.1097/01.PSY.0000
(2010). Affect school for chronic 097337.00754.09
benign pain patients showed improved Rufer, M., Albrecht, R., Zaum, J., Schnyder, U.,
alexithymia assessments with TAS-20. Mueller-Pfeiffer, C., Hand, I., & Schmidt,
BioPsychoSocial Medicine, 4(1), 5. O. (2010). Impact of alexithymia on
https://doi.org/10.1186/1751-0759- treatment outcome: A naturalistic
4-5 study of short-term cognitive-
Merkes, M. (2010). Mindfulness-based behavioral group therapy for panic
stress reduction for people with disorder. Psychopathology, 43(3), 170–
chronic diseases. Australian Journal of 179.
Primary Health, 16(3), 200. https://doi.org/10.1159/000288639
https://doi.org/10.1071/PY09063 Santarnecchi, E., D’Arista, S., Egiziano, E.,
Moriguchi, Y., Maeda, M., Igarashi, T., Gardi, C., Petrosino, R., Vatti, G., Reda,
Ishikawa, T., Shoji, M., Kubo, C., & M., & Rossi, A. (2014). Interaction
Komaki, G. (2007). Age and gender between neuroanatomical and
effect on alexithymia in large, Japanese psychological changes after
community and clinical samples: A mindfulness-based training. PLoS ONE,
cross-validation study of the Toronto 9(10), 1–9.
Alexithymia Scale (TAS-20). https://doi.org/10.1371/journal.pone.
BioPsychoSocial Medicine, 1(1), 7. 0108359
https://doi.org/10.1186/1751-0759- Seniati, L., Yulianto, A., Setiadi, B. N., &
1-7 Darwin, S. (2015). Psikologi
Mrazek, M. D., Franklin, M. S., Phillips, D. T., eksperimen. In Indeks.
Baird, B., & Schooler, J. W. (2013). Shapiro, S. L., Brown, K. W., & Biegel, G. M.
Mindfulness training improves (2007). Teaching self-care to
working memory capacity and GRE caregivers: Effects of mindfulness-
performance while reducing mind based stress reduction on the mental
wandering. Psychological Science, health of therapists in training.
24(5), 776–781. Training and Education in Professional
https://doi.org/10.1177/0956797612 Psychology, 1(2), 105–115.
459659 https://doi.org/10.1037/1931-
Pandey, R., Saxena, P., & Dubey, A. (2011). 3918.1.2.105
Emotion regulation difficulties in
alexithymia and mental health.
Europe’s Journal of Psychology, 7(4).
https://doi.org/10.5964/ejop.v7i4.15
5

Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021 137


Nurul Azmi Arifuddin, Widyastuti dan Ahmad Ridfah

Subic-Wrana, C., Bruder, S., Thomas, W., Wasson, R. S., Barratt, C., & O’Brien, W. H.
Lane, R. D., & Köhle, K. (2005). (2020). Effects of mindfulness-based
Emotional awareness deficits in interventions on self-compassion in
inpatients of a psychosomatic ward: A health care professionals: A meta-
comparison of two different measures analysis. Mindfulness, 11(8), 1914–
of Alexithymia. Psychosomatic 1934.
Medicine, 67(3), 483–489. https://doi.org/10.1007/s12671-020-
https://doi.org/10.1097/01.psy.0000 01342-5
160461.19239.13 Wijaya, Y. D. (2014). Pelatihan Pengelolaan
Taylor, G. J., & Bagby, R. M. (2013). Emosi Dengan Teknik Mindfulness
Psychoanalysis and empirical Untuk Menurunkan Distress Pada
research. Journal of the American Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2
Psychoanalytic Association, 61(1), 99– di Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta.
133. Jurnal Psikologi, 12(2), 48–53.
https://doi.org/10.1177/0003065112 Wulandari, F. A., & Gamayanti, I. L. (2014).
474066 Mindfulness based cognitive therapy
Teixeira, R. J., & Pereira, M. G. (2015). untuk meningkatkan konsep diri
Examining mindfulness and its relation remaja post-traumatic stress disorder.
to self-differentiation and alexithymia. Jurnal Intervensi Psikologi (JIP), 6(2),
Mindfulness, 6(1), 79–87. 265–280.
https://doi.org/10.1007/s12671-013- https://doi.org/https://doi.org/10.20
0233-7 885/intervensipsikologi.vol6.iss2.art9
Viding, C. G., Osika, W., Theorell, T., Wuryansari, R., & Subandi, S. (2019).
Kowalski, J., Hallqvist, J., & Horwitz, E. Program mindfulness for prisoners
B. (2015). “The culture palette”- A (mindfulners) untuk menurunkan
randomized intervention study for depresi pada narapidana. Gadjah Mada
women with burnout symptoms in Journal of Professional Psychology
Sweden. British Journal of Medical (GamaJPP), 5(2), 196.
Practitioners, 8(2). https://doi.org/10.22146/gamajpp.50
626

138 Jurnal Intervensi Psikologi, Volume 13, Nomor 2, Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai