77
78 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94
mengontrol emosi sehingga mudah Caturini (2009) ada dua dari tiga
marah yang bila tidak bisa di strategi penatalaksanaan perilaku
kendalikan akan menjadi perilaku kekerasan yaitu strategi antisipasi
kekerasan. Menurut Vedebeck strategi pencegahan yang efektif bila
(2008) pasien dengan gangguan jiwa diterapkan. Rumah Sakit Grhasia
dan penderita autisma mengalami menerapkan dua strategi tersebut.
gangguan pada sistem limbik yang Selisih penurunan marah pada pasien
mengakibatkan kesulitan dalam gangguan jiwa dengan perilaku
mengendalikan emosi. Hal ini kekerasan yang mendapatkan
diperkuat oleh Keliat (2003) bahwa tindakan teknik de-eskalasi dengan
perilaku kekerasan merupakan yang tidak mendapatkan teknik de-
marah yang tak terkendali. Menurut eskalasi.
Irine (2010), de-eskalasi adalah Dari hasil penelitian berdasar
tindakan mengurangi konflik, respon fisik kelompok intervensi
mendinginkan atau menenangkan lebih baik dengan selisih rerata 2,21
agar tidak berkelanjutan. dan t-hitung 3,51 tingkat signifikasi
Pada kelompok intervensi 0,004. Berdasarkan respon emosi
sebelum dilakukan de-eskalasi kelompok intervensi lebih baik
responden dengan marah berat dengan selisih rerata 2,57 dan t
berdasar respon fisik emosi dan hitung 4,50 dengan tingkat
perilaku masing-masing 14, 8 dan signifikasi 0,001. Berdasar respon
14 menjadi 9 marah ringan, 10 perilaku kelompok intervensi lebih
marah sedang dan 9 marah ringan. baik dengan selisih rerata 3,85 dan t-
Menurut University Of Colorado hitung 5,55 dan tingkat signifikasi
(2004), de-eskalasi adalah tindakan 0,000. Berdasarkan hasil penelitian
mengurangi konflik, mendinginkan diatas bahwa respon emosi dan
atau menenangkan agar tidak respon perilakut menunjukan lebih
berkelanjutan.Peneliti menyimpulkan rendah secara bermakna sesudah
bahwa teknik de-eskalsi berpengaruh perlakuan antara kelompok yang
terhadap penurunan marah pada mendapatkan de-eskalasi dengan
pasien dengan perilaku kekerasan. yang tidak mendapatkan teknik de-
Hasil penelitian didapatkan eskalasi (p value <0.005) Hal ini
bahwa berdasar respon fisik diperkuat oleh Stokowski (2007)
didapatkan 7 responden dengan dalam Irine (2010) penerapan teknik
marah berat, berdasar respon emosi de-eskalasi secara terus menerus
terdapat 9 responden dengan marah yang berkesinambungan saat bekerja
sedang dan berdasar respon perilaku merawat pasien lebih dominan
terdapat 11 dengan marah sedang. daripada yang tidak diberikan teknik
Kesimpulan yang dapat diambil de-eskalasi.
peneliti bahwa SOP penatalaksanaan
perilaku kekerasan di Rumah Sakit KESIMPULAN DAN SARAN
Grhasia yang diterapkan pada Pada kelompok intervensi
kelompok kontrol masih efektif sebelum dilakukan tindakan teknik
diterapkan pada pasien dengan de-eskalasi responden yang marah
perilaku kekerasan. Hal ini perkuat berat sejumlah 13 dan yang marah
teori Stuart dan Laraia (2005) dalam sedang. Pada kelompok kontrol
82 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November2012, hlm. 1-94