Makalah Seminar Hindun D14190088-Signed
Makalah Seminar Hindun D14190088-Signed
NAMA : HINDUN
NOMOR POKOK : D14190088
PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
ABSTRACT
The production of chickens generally uses an intensive system. The use of
litter as the base of a cage in intensive systems can cause injury during the
chicken- rearing process. Injuries that often occur in cages using litter are foot
pad dermatitis (FPD), hock burn, and breast blisters. There has been no research
on injuries that occur in IPB-D1 chickens reared with a free-range system. The
aim of this study was to know the effect of the free-range system on injury in IPB-
D1 chickens. The variables observed in this study were injuries, including injuries
to the soles of the feet, knees, and chest. The study was conducted on 15 males and
15 females of IPB-D1. The data will be analyzed using descriptive analysis.
Keywords: breast blisters, foot pad dermatitis, free-range, hock burn, IPB-D1
I PENDAHULUAN
Pemeliharaan dengan sistem ini memberikan ruang yang luas kepada ayam untuk
dapat bergerak dan melakukan tingkah laku alaminya dengan bebas. Ayam yang
dipelihara dengan sistem free-range memiliki imunitas yang lebih baik dari sistem
intensif (Jin et al. 2019). Selanjutnya menurut Rahayu et al. (2019), beberapa
bagian tubuh ayam yang dipelihara dengan sistem free-range seperti sayap dan
dada mengalami pertumbuhan yang pesat sebesar 27.52%-58.77%.
Kondisi kaki ayam sangat penting untuk dilihat karena dapat mempengaruhi
performa ayam. Cedera pada kaki dapat mengurangi kemampuan ayam dalam berjalan
dan mengubah cara berjalan hingga akhirnya mempengaruhi perilaku ayam.
Permasalahan seperti ini tidak hanya mempengaruhi tingkat produksi, tetapi juga
meningkatkan biaya produksi yang secara tidak langsung mengurangi keuntungan
peternak. Jenis-jenis cedera atau kelainan yang sering dijumpai pada ayam diantaranya
foot pad dermatitis (FPD), hock burn dan breast blister. Beberapa penelitian
mengenai cedera pada ayam telah banyak dilaporkan, namun belum ada penelitian
mengenai cedera yang terjadi pada ayam IPB-D1 yang dipelihara dengan sistem
free-range. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pemeliharaan free-range pada timbulnya cedera pada ayam IPB-D1 agar peternak
dapat menghasilkan produk unggas yang lebih berkualitas.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh sistem pemeliharaan free-
range di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) Fakultas
Peternakan IPB terhadap cedera pada ayam IPB-D1 yang meliputi foot pad
dermatitis, hock burn dan breast blister.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pengaruh
sistem pemeliharaan free-range terhadap cedera pada ayam IPB-D1 yang meliputi
foot pad dermatitis, hock burn dan breast blister.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Free-range
Free-range merupakan sistem budidaya dengan mengumbar ayam di
padang pengembalaan. Sistem ini menjadi salah satu alternatif pemeliharaan
ternak dengan memerhatikan asas animal welfare. Penerapan animal welfare
membuat ternak dapat lebih leluasa bergerak dan mengekspresikan tingkah laku
alaminya sehingga dapat mengurangi stres (Kiswanto 2014). Pemeliharaan secara
free-range menekankan pada lingkungan pemeliharaan yang memberikan ayam
ruang gerak yang luas, tidak padat, bebas dari stres, mendapat banyak udara segar
dan sinar matahari. Pemeliharaan dengan sistem free-range memiliki keuntungan,
diantaranya yaitu memperoleh pakan tambahan alami (hijauan, serangga, dan
cacing) dan ayam bebas mengekspresikan tingkah laku alaminya. Adapun
kandang yang disediakan adalah untuk istirahat di malam hari serta tempat
berlindung dari cuaca dan pemangsa.
III METODE
3.3 Prosedur
3.3.1 Persiapan Kandang
Tahap awal penelitian dimulai dengan penyiapan kandang.
Kandang yang digunakan adalah kandang koloni berukuran 4 m x 6 m
dengan sekat pemisah antara jantan dan betina dan dilengkapi dengan
umbaran berukuran 12 m x 12 m sebanyak 3 unit untuk masing-masing
jantan dan betina. Kemudian dilakukan desinfeksi pada seluruh bagian
kandang. Setiap kandang dilengkapi dengan lampu, tempat pakan dan
tempat minum.
5
3.3.2 Pemeliharaan
Ayam IPB-D1 sebanyak 15 ekor jantan dan 15 ekor betina
dipelihara selama dua bulan sejak ayam umur 8-16 minggu. Ayam
dipelihara dengan cara diumbar dan dipisahkan antara jantan dan betina.
Pakan diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan
jumlah yang disesuaikan dengan umur ayam. Ayam umur delapan minggu
diberi pakan sebanyak 56 g ekor-1. Jumlah pakan yang diberikan bertambah
7 g setiap minggunya sampai ayam berumur sepuluh minggu. Ayam umur
10 sampai 16 minggu diberikan pakan sebanyak 70 g ekor-1. Air minum
diberikan ad libitum.
sd
ƩXi
x̅ = (Ʃ(Xi−X)2)1/2 KK = x 100
n
sb = 𝑛−1 X̅
Keterangan:
x̅ = nilai rataan variabel;
sd = nilai simpangan baku;
x = nilai variabel;
KK = koefisien keragaman;
n = jumlah individu ayam.
keterangan:
X1 = Rataan ayam jantan
DAFTAR PUSTAKA
Amer MM. 2020. Review: footpad dermatitis (FPD) in chickens. Korean Journal
of Food & Health Convergence. 6(4):11-16.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2022. Total Produksi Daging Ayam Buras menurut
Provinsi. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia
Hasibuan AS, Mahfudz LD, Sarjana TA. 2021. Efek perbedaan dataran terhadap
kualitas litter closed ayam broiler. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 16(2):
171-179.
Hocking PM, Mayne RK, Else RW, French NA, Gatcliffe J. 2008. Standard
European footpad dermatitis scoring system for use in turkey processing
plants. World’s Poultry Science Journal. 64(3): 323-328. DOI:
10.1017/S0043933908000068.
HS Rahayu I, Darwati S, Mu’iz. 2019. Morfometrik ayam broiler dengan
pemeliharaan intensif dan akses free range di daerah tropis. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 7(2): 75-80.
Jin S, Fan X, Yang L, He T, Xu Y, Chen X, Liu P, Geng Z. 2019. Effects of
rearing systems on growth performance, carcass yield, meat quality,
lymphoid organ indices, and serum biochemistry of Wannan Yellow
chickens. Anim Sci J. 90:887–893.
Kaukone E, Norring M, Valros A. 2016. Effect of litter quality on foot pad
dermatitis, hock burns and breast blisters in broiler breeders during the
production period. Avian Pathology. 45(6): 667-673.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Bogor: IPB-press.
McWard GW, Taylor DR. 2000. Acidified clay litter amandment. J. Appl. Poult
Res. 9:518–529.
Miner M, Smart R. 1975. Causes of enlarged sternal bursas (Breast Blisters). Avian
Diseases, 19(2): 246-256. DOI: 10.2307/1588978.
Noor RR. 2010. Genetika Ternak. Jakarta: Penebar Swadaya
Shepherd EM, Fairchild BD. 2010. Footpad dermatitis in poultry. Poultry Science.
89: 2043-2051.
Sumantri C, Darwati S. 2017. Perkembangan terkini riset ayam unggul IPB-D1.
Di dalam: Purnama IN, Rahmasari R, Silvia R, editor. Prosiding Seminar
Nasional Industri Peternakan; 2017 Nov 29-30; Bogor, Indonesia. Bogor:
8