Anda di halaman 1dari 7

ENGAGEMENT

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Positif.


Dosen pengampu Rini Hartati, M.Psi., Psikolog.

Disusun oleh :

Azmi Batul Luthfiyyah 1973201010


Neza Nalinta Ginting 1973201047
Winanti Tri Hartanty 1973201073

FAKULTAS PSIKOLOGI & ILMU SOSIAL POLITIK


UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Engagement” ini tepat pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi. serta orang tua yang mendoakan kami dalam menuntut ilmu.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada ibu Rini
Hartati, M.Psi., Psikolog yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami menyadari masih ada kesalahan yang ada pada tugas kami ini, tetapi
kami berusaha untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kami harap semoga
makalah ini bermanfaat dan berguna sebagai bahan bacaan maupun pembelajaran
bagi para pembaca.

Pekanbaru, 27 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Engagement...........................................................................................................................5
B. Engaged Life..........................................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan dapat ditafsirkan dan dijalani dengan berbagai cara. Sebagian
orang menafsirkan kehidupannya sebagai kesempatan yang hanya datang satu
kali sehingga harus dinikmati sebahagia mungkin dan menghindari sebanyak
mungkin kesedihan. Dalam kehidupan semacam ini, seseorang hanya menjalani
sesuatu dengan ada jarak, tanpa komitmen, tanpa melibatkan hati, tanpa
mengambil resiko, dan hanya menjalankannya sesuai aturan atau ketentuan
yang ada. Kehidupan yang ditafsirkan dan dijalankan seperti itu disebut dengan
Disengagement.
Namun, ada juga sebagian orang yang menafsirkan kehidupannya sebagai
kesempatan yang hanya dapat dijalani sekali sehingga harus diisi dan diberi
makna. Mengetahui apa yang paling bermakna dalam kehidupan dapat
menjernihkan pandangan tentang apakah yang sunguh penting dan layak untuk
diperjuangkan, ini disebut dengan Engagement. Oleh karena itu, Engagement
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Engagement ini dapat terjadi
dimanapun dan kapan saja, baik dalam relasi intim (romantic engagement),
persahabatan (friendship engagement), dunia kerja (work engagement), sekolah
(school engagement), dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu yang dimaksud dengan engagement?
2. Bagaimana engagement berjalan dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan engagement.
2. Untuk mengetahui bagaimana engagement dapat berjalan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Engagement
Engagement adalah sebuah jalan hidup (a way of being) dimana
seseorang tidak hidup bagi dirinya sendiri, melainkan mengikatkan diri
dengan sukarela (engaged) pada seseorang/kelompok, sebagai tujuan, visi,
atau panggilan sehingga karenanya ia akan menjalani kehidupan yang positif.
Dalam hidup semacam itu, seseorang ingin memberikan yang terbaik dari
dirinya untuk orang lain/kelompok. Kebalikan dari engagement adalah
disengagement, yaitu dimana seseorang hanya menjalani sesuatu tanpa
adanya komitmen, menjalankan sesuatu dengan apa adanya, tanpa
melibatkan hati, tanpa mengambil risiko, bahkan kurang bertanggung jawab.
Engagement dapat terjadi di setting apa pun, baik itu relasi intim (romantic
engagement), persahabatan (friendship engagement), dunia kerja (work
engagement), sekolah (school engagement), dan lain-lain.
Seligman (dalam Arif 2016: 173) menyebut engagement sebagai the
good life, yaitu hidup yang bercirikan pencarian gratifikasi (kepuasan batin)
dan bukanlah kesenangan (pleasures). Ada perbedaan antara kesenangan
dan gratifikasi. Kesenangan adalah sensasi yang dirasakan ketika sebuah
hasrat terpenuhi, baik itu hasrat badani (hasrat makan dan hasrat seksual),
ataupun hasrat psikologis (hasrat untuk dipuji dan hasrat untuk diperhatikan).
Sedangkan gratifikasi adalah kepuasan batin, dimana ada semacam “sukacita
jiwa” saat seseorang menggunakan signature strengths-nya secara optimal
untuk melakukan sesuatu yang bermakna. Kesenangan ataupun gratifikasi
sama-sama baik dan diperlukan secara proporsional dalam kehidupan.

B. Engaged Life
Ada dua sumber kekuatan utama untuk dapat menjalani engaged life:
1. Diri sendiri : Bersumber pada virtues character strengths kita sendiri.
Ketika individu menjadi pribadi yang autotelic (pribadi yang memiliki tujuan
yang mandiri), hal ini menjadi sumber kekuatan baginya untuk bertahan
dalam engagement. Karena bertahan dalam suatu engagement tidak
selalu terasa menyenangkan, ada kalanya engagement berarti menahan
kebosanan atau bahkan kegetiran yang berarti menjauh dari berbagai
macam kesenangan dunia. Hidup dalam ilusi seringkali terasa lebih
menyenangkan daripada hidup dalam realitas, saat-saat seperti itulah
motivasi yang bersumber dari virtues character strengths akan kembali
menyediakan kekuatan bagi seseorang untuk melanjutkan langkahnya
dalam engaged life.
2. Panggilan hidup (calling) : Calling adalah konsep psikologi positif yang
dikembangkan oleh seorang Profesor bernama Amy Wrzesniewski,
meneliti calling dalam konteks dunia kerja, tetapi temuannya dapat pula di
aplikasikan ke berbagai konteks lain, seperti relasi intim ataupun dunia
pendidikan. Calling yaitu suatu pandangan kerja atau pandangan hidup
yang terbuka bagi siapapun, dan semua orang dapat menemukannya
(atau ditemukan olehnya) dalam perjalanan hidupnya. Calling dimulai
ketika seseorang menemukan the greater good, yang diungkapkan oleh
Wrzesniewksi yang berarti kebaikan atau tujuan yang lebih besar. Diri
(ego) merupakan titik krusial terciptanya suatu calling. Seseorang harus
menemukan suatu kebaikan atau tujuan yang kuat untuk memindahkan
pusat kekuatan hidupnya, dari yang semula berpusat pada diri sendiri
(ego) menjadi berpusat pada hal lain, dimana ego tersebut berputar pada
kebaikan. Panggilan hidup ini memang terkait erat dengan makna hidup,
karena selain membuat seseorang melibatkan diri sepenuhnya dalam
engaged life, calling juga membantu seseorang memahami makna
hidupnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang sudah dibahas diatas,

Anda mungkin juga menyukai