Anda di halaman 1dari 4

Ordo Coleoptera (Karnivora)

1. Coccinella repanda
Serangga kumbang Coccinella repanda yang termasuk jenis predator ini
memangsa serangga hama kutu dan tungau sebagai makanannya. Berdasarkan
Khodijah (2014), C. repanda termasuk dalam daftar serangga predator bagi Aphis
gossypii yang berperan sebagai hama dan vector penyakit. Selain A. gossypii,
berdasarkan penelitian Sarjan et al. (2019) disebutkan bahwa C. repanda juga
termasuk sebagai predator dari hama tungau. Adapun klasifikasi dari C. repanda
menurut Myers et al. (2021) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Coccinellidae
Genus : Coccinella
Species : Coccinella repanda
Secara morfologi, imago dewasa C. repanda memiliki tubuh yang agak
lonjong, berwarna merah kecoklatan dengan panjang sekitar 6 mm. Memiliki
elytra berwarna kuning kuning kecoklatan dengan bercak-bercak dan pita hitam.
C. repanda biasa ditemukan di tanaman padi dan singkong di daerah rendah
sampai tinggi (Amir, 2002).
Dalam fase metamorfosisnya, C. repanda mengalami stadia telur, larva,
prepupa, pupa, dan imago. Edaran hidup C. repanda dari telur hingga menjadi
imago dewasa memerlukan 16 – 19 hari. Imago dewasa meletakkan telur secara
berkelompok dan bersinggungan sebanyak 12 – 24 butir dalam satu kelompoknya.
Telur diletakkan pada daun di sekitar koloni mangsanya berada. Telurnya
berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Fase telur berlangsung selama tiga hari
sampai menetas menjadi larva. Larva yang baru menetas berwarna abu-abu
kehitaman dan kemudian larva akan mengalami empat fase pergantian kulit. C.
repanda sudah berperan sebagai predator, karena semenjak menjadi larva, C.
repanda menghisap cairan mangsanya untuk berthan hidup. Kemudian masuk
pada fase prepupa, larva menjadi inaktif dan mulai menempelkan badan di suatu
tempat. Prepupa berwarna abu kehitaman dan berlangsung selama 1 – 2 hari yang
kemudian dilanjutkan fase pupa selama 3 – 4 hari. Fase pupa berukuran panjang
5,6 mm dan lebar 2,95 mm. Kemudian imago keluar dari pupa, mula-mula
brwarna pucat, kemudian menjadi kuninag kemerahan. Pada elytra timbul bintik-
bintik hitam dan kuning kemerahan dengan bentuk yang bervariasi sebanyak lima
buah (Mahrub, 1976).
2. Curinus coeruleus
Serangga kumbang Curinus coeruleus yang termasuk jenis predator ini
memangsa beberapa hama yang termasuk dalam jenis kutu. Beberapa kutu yang
menjadi mangsa predator ini yakni Leucaena, Heteropsylla cubana, dan
Diaphorina citri (Hodek dan Honèk, 2009). Selain itu Akhmad (1988)
menambahkan C. coeruleus juga memangsa Aphis, Planococcus, dan Orthezia.
Adapun klasifikasi dari C. coeruleus menurut Mulsant (1850) adalah sebagai
berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Coccinellidae
Genus : Curinus
Species : Curinus coeruleus
Secara morfologi, imago dewasa C. coeruleus memiliki tubuh berbentuk
bulat seperti kubah, berwarna biru tua metalik. Hal tersebut telah menjadi ciri
kahs tersendiri bagi C. coeruleus. Rata-rata umur imago betina yakni dapat hidup
selama 74 hari, sedangkan imago jantan dapat hidup selama 71 hari. Imago
dewasa memiliki ukuran panjang 4,9 – 5,2 mm dan lebar 4,5 – 4,75 mm (Mahrub,
1987).
Dalam fase metamorfosisnya, C. coeruleus mengalami stadia telur, larva,
prepupa, pupa, dan imago. Telur C. coeruleus berwarna putih dan mengkilap,
lonjong, dan memanjang. C. coeruleus dapat meletakkan telurnya secara terpisah
maupun berkelompok. Telur-telut diletakkan di celah-celah atau lipatan. Imago
betina dapat memproduksi 50-100 butir telur. Rata-rata stadia larva terjadi selama
5-7 hari. Telur menetas dan larva mulai keluar untuk mencari mangsa (mangsa
dapat berupa telur). Larva C. coeruleus mengalami tiga kali berganti kulit yang
berlangsung selama empat instar, sehingga total fase larva dengan empat instar
dapat terjadi selama 13 – 20 hari. Setelah itu memasuki fase pupa yang
berlangsung selama 5-7 hari. Saat fase ini larva bersifat inaktif dan mulai
menempel di tanaman. Kepompong berwarna kekuningan berbintik hitam di
samping. Setelah manjadi kepompong, kemudian C. coeruleus tumbuh dan
berkembang menjadi C. coeruleus dewasa (Yasin, 2006).
3. Menochilus sexmaculatus
Serangga kumbang predator M. sexmaculatus merupakan predator dari
serangga hama jenis kutu baik kutu daun A. craccivora, Aphis gossypii maupun
kutu kebul Bemisia tabaci serta kutu perisai. Menurut Myers et al. (2008),
klasifikasi kumbang M. sexmaculatus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Sub Kelas : Endopterygota
Ordo : Coleoptera
Family : Coccinellidae
Genus : Menochilus
Species : Menochilus sexmaculatus.
Menurut Ullah et al. (2012), ciri morfolgi M. sexmaculatus yaitu kepala
dan pronotum berwarna coklat kekuningan dengan pita hitam melintang di tengah
dekat margin posterior, skutellum berwarna hitam dengan elytra umumnya kuning
kecoklatan, dan sisi ventral tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh berbentuk
bulat-lonjong dan panjang tubuh antara 3,6-5,5 mm dengan lebar antara 2,8-4,5
mm. Jumlah bintik bintik pada elytra sekitar 6,3 pada setiap elytra dengan warna
hitam.
Menurut Muharam dan Setiawati (2007), kumbang M. sexmaculatus
mudah dijumpai di dataran rendah. Badannya berukuran kecil, bulat, warna elitra
bervariasi dari jingga, kuning, merah menyala dengan panjang tubuh 3,00-6,50
mm. Kepala kecil, tersembunyi di bawah pronotum. Pronotum berwarna kuning
tua dengan dua pita hitam melintang ke arah sisi lateral. Elitra berwarna kuning,
pita median hitam, satu totol hitam pada tiap elitra, di belakangnya ada hitam
bengkok, serta sebuah totol hitam kecil di posterior elytra.
Kumbang betina meletakkan telur pada batang dan daun tumbuhan,
misalnya kacang-kacangan yang terdapat koloni kutu daun. Bentuk telur yaitu
oval, tertata dengan rapi, panjang sekitar 0,3 mm, berwarna kuning pucat. Dalam
4-5 hari telur menetas menjadi larva instar berwarna hitam, panjang 1,20 mm,
tungkai panjang, badan meruncing ke depan dan belakang. Stadia larva yang
menjadi besar akan muncul bercak-bercak putih pada abdomen. Sejak menetas
larva dapat bergerak aktif dan segera mencari dan memangsa kutu daun. Seekor
larva dapat memangsa kutu kebul Bemisia tabaci 200-400 ekor/hari atau
memangsa Thrips sebanyak 17-20 ekor/hari. Menurut Muharam dan Setiawati
(2007), perilaku memangsa kumbang M. sexmaculatus berbeda antara larva dan
imagonya. Larva yang masih muda tidak langsung memakan habis mangsanya,
melainkan akan melukai mangsanya terlebih dahulu lalu menghisap habis isi
tubuhnya. Pada mangsa yang terbatas dapat menimbulkan adanya sifat
kanibalisme, yaitu perilaku predator yang memangsa jenisnya sendiri.

Daftar pustaka:

Akhmad, B. 1988. Siklus Hidup dan Keperidian Predator Curinus coeruleus


Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae) pada Tiga Jenis Mangsa Kutu
Tanaman. [Skripsi]. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Amir, M. 2002. Kumbang Lembing Pemangsa Coccinellidae (Coccinellinae) di


Indonesia. Cetakan Pertama. Puslit Biologi- LIPI. Bogor.

Hodek, I. dan A. Honèk. 2009. Scale Insects, Mealybugs, Whiteflies, and Psyllids
(Hemiptera, Sternorrhynca) as Prey of Ladybirds. Biological Control, 51:
232-243.
Khodijah. 2014. Kelimpahan Serangga Predator kutudaun Aphis gossypii di Sentra
Tanaman Sayuran di Sumatera Selatan. Biosaintifika, Journal of Biology &
Biology Education. 6(2): 76-84.

Mahrub, E. 1976. Biologi Coccinella repanda Th. dan Kemampuan Makan


terhadap Aphis sp.. Agric. Sci., 1(8): 333-340.

Mahrub, E. 1987. Studi Morfologi dan Biologi Predator Curinus coeruleus


Mulsant di Laboratorium. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas
Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Muharam, A., dan W, Setiawati. 2007. Teknik Perbanyakan Masal Predator


Menochilus sexmaculatus Pengendali Serangga Bemisia tabaci Vector Virus
Kuning Pada Tanaman Cabai. Hortikultura, 17(4): 365-373.

Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.


2021. The Animal Diversity Web (online). Accessed at
https://animaldiversity.org.

Sarjan, M., T. Fauzii., H. Haryanto., dan R. Stella P. 2019. Keberadaan Tungau


Hama dan Tungau Predatornya pada Agroekosistem Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum Linn) yang Berasosiasi dengan Tanaman Refugia di
Sembalun Lombok Timur. Seminar Nasional Saintek 2019. 103-117.

Ullah, R., F, Haq, H, Ahmad., M, Inayatullah., K, Sacred., S, Khan. 2012.


Morphological Characteristics of Ladybird Beetles Collected From District
Dir Lower, Pakistan. Biotechnology Journal, 11(37): 9149-9155.

Yasin, N. 2006. Perkembangan Hidup dan Daya Memangsa C. coeruleus Mulsant


pada Beberapa Kutu Tanaman. Jurnal HPT Tropika. Vol 6, No.2: 79-86

Anda mungkin juga menyukai