Anda di halaman 1dari 1

Pada bulan yang akhiran ber di tahun 2017.

Hampir setiap hari diisi dengan rintik-


rintik tak bersalah. Alam semesta menghadirkan tak tanggung-tanggung lagi, hampir
setiap saat. Pagi, siang, sore, malam tak ada hari tanpa hujan. Ku habiskan waktuku
tak menentu, mengundang kemalasan, hari penuh kegabutan, terkurung dalam ruang, dan
makan pun tak menentu. Apa hanya di kota ini ?

Sudah lama tak ku nikmati hujan saat dirumah, rasanya rindu sekali. Apa hujan
disini sama seperti disana. Dikota terik matahari menusuk kulit yang selama ini aku
rindukan. Selama dua tahun ini jarang sekali kutemukan dan kurasakan dikota ini.
Hujan yang dulu ditunggu-tunggu sekarang enggan bersembunyi.

Inginku bercerita sedikit kepada ibu "apa ibu tau betapa susahnya saat hujan tiba
dikota ini, tak hanya rasa malas, makan tak menentu. Menahan lapar, bahan masakan
tak sempat ku beli. Saat hujan hanya persediaan mie yang ada, hampir setiap hari ku
habiskan beberapa bungkus mie. Bukannya ibu sering melarangku untuk tidak makan mie
berlebihan. Tapi diwaktu hujan tak ada pedagang-pedagang makanan yang berada dekat
dan jangkauan. Hanya sesekali pedagang nasi goreng lewat di depan kos. Bukan
hanya batin ku yang sakit, perutku juga. Beberapa kali ku minum obat untuk
meredakan rasa sakitku dan beberapa kali juga ku tahan laparku agar tidak memakan
mie. Bosan sekali rasanya hidup berjauhan, tak ada masakan rumah, hangatnya rumah,
keramaian rumah, dan tentang rumah. Bu bolehkah pulang, menghabiskan waktu saat
hujan dirumah. Untuk kali ini saja. Setelah itu ku lanjutkan studiku dikota Malang.
Aku ingin menikmati saat hujan tiba, menunggu masakan yang sekarang tak pernah ku
dapatkan lagi. Habiskan keseruan saat hujan, bermain diluar rumah dan dimarahi ibu.
Bu bolehkah aku pulang ?

Aku rindu bu, saat ini tak ada hujan seperti dulu lagi. Takku nikmati hari-hariku
saat hujan tiba. Ku coba menikmati hidup berjauhan. Terkadang aku mulai menikmati
sendiri hidup disini, akan tetapi ada sisi sulit yang tak bisaku hindari. Salah
satunya saat hujan. Betapa sulitnya saat hujan, tanpa kendaraan. Kemana-manapun
sulit, hanya ruang 4x4 tempat yang paling nyaman ku rasa.

Di kota Malang, kehidupan yang malang juga. Bukan aku tidak bersyukur ataupun
mengeluh atas pemberian Tuhan. Aku bersyukur Tuhan memberikan hujan, karena lebih
banyak yang membutuhkan hujan. Hanya saja aku merasa sulit di kota ini. Tak ada
yang bisaku lakukan saat hujan. Ingin rasanya aku bermain saat hujan, tetapi di
usia sekarang tak ada seorang pun yang mau di ajak bermain hujan. Mereka bilang itu
hanya menghabiskan waktu dan baju.

Hai hujan di kota Malang. Berhentilah sejenak. Bila kau enggan berhenti, berilah
seseorang yang bisa menemaniku saat hujan tiba. Menikmatimu, seperti saat dirumah
dulu. Mungkin hanya itu yang bisa menghilangkan kerinduanku. Menghiangkan
kebosananku. Setelah itu akan ku lakukan hal-hal yang bermanfaat saat kau tiba.

Anda mungkin juga menyukai