Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS POLA BANGKITAN LALU LINTAS PADA DAERAH

SUB-URBAN DI DISTRIK SEMANGGA

Dewi Sriastuti Nababan, Muh. Akbar, Alik Matarru’


Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Musamus
Email : nababan@unmus.ac.id, akabr@unmus.ac.id, alikmatarru28@gmail.com

Abstrak
Distrik semangga merupakan bagian dari Kabupaten Merauke yang saat ini mulai
berkembang. Perkembangan itu terlihat dari peningkatan pergerakan lalu lintas dari Distrik
Semangga menuju ke berbagai zona kampung dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola bangkitan lalu lintas
pada daerah sub-urban yang di akibatkan penduduk perumahan di setiap zona Kampung yang
ada di Distrik Semangga.Menggunakan Metode perhitungan Matriks Asal – Tujuan ( MAT )
untuk mencari nilai pergerakan lalu lintas penduduk perumahan yang tersebar di setiap zona
kampung yang ada di Distrik Semangga Kemudian besar bangkitan lalu lintas yang di dapat
di visualkan ke dalam peta. Pola bangkitan lalu lintas ini di dapat menggunakan penyebaran
kuesioner secara langsung (Home Interviuw) di sepuluh Kampung yang ada di Distrik
Semangga dengan total sampel sebesar 391 sampel yang terseber di 10 Kampung. Bangkitan
lalu lintas memperlihatkan pergerakan lalu lintas yang diakibatkan penduduk perumahan.
Perhitungan Matriks Asal – Tujuan ( MAT ) pergerakan, di peroleh bangkitan lalu lintas ( Oi )
terbesar yaitu Kampung Semangga Jaya dengan hasil 436 perjalanan lalu lintas dengan
persentase sebesar 22% dari 1980 perjalanan yang ada, sedangkan bangkitan lalu lintas ( Oi )
terendah yaitu Kampung Matara dengan hasil 72 perjalanan lalu lintas dengan persentase
sebesar 4%. bangkitan ini terjadi lebih banyak di akibatkan oleh kegiatan sosial seperti
kunjungan, Ibadah dan rekreasi/hiburan.

Kata kunci : Bangkitan Lalu Lintas, Sebaran Pergerakan, Lalu Lintas Sub-Urban.

PENDAHULUAN pinggiran kota (Sub-urban) merupakan


fenomena yang sering terjadi. Hal ini
Industri transportasi dan penggunaan menyebabkan perubahan kawasan yang
lahan menjadi saling terkait erat. Kota yang sebelumnya merupakan desa atau kampung
baik merupakan kota yang dapat di pinggiran kota, menjadi kota-kota kecil
menyediakan akses transportasi yang aman, yang sering disebut dengan desa kota [3].
lancar dan efisien ke berbagai tempat Fenomena ini dipicu oleh adanya tata guna
aktivitas. Penggunaan lahan yang berbeda di lahan yang umumnya memisahkan secara
lokasi yang berbeda memerlukan tegas permukiman dan pusat bisnis atau
transportasi untuk pergi dan pulang kerja dan pusat kegiatan ekonomi, ditambah dengan
juga mempermudah perpindahan barang tingginya biaya akses perumahan di kota
maupun orang [1]. Peningkatan penggunaan sehingga kawasan di pinggiran kota menjadi
lahan di suatu daerah menyebabkan tingkat alternatif sebagai tempat tinggal [4] .
daya tarik dan generasi meningkat di daerah, Adanya pertumbuhan lalu lintas yang
yang mengarah ke lintasan gerakan. Dari lebih besar dari pada penambahan jumlah
lintasan asinkron akan membentuk pola prasarana lalu lintas akan menyebabkan
pergerakan lalu lintas [2]. masalah seperti kemacetan, tundaan,
Pertumbuhan dan perkembangan kota menurunya tingkat pelayanan jalan, sehingga
di Indonesia sangat berpengaruh terhadap terhambatnya akses menuju tempat-tempat
perubahan tata ruang di sekitarnya, kawasan

1
kegiatan [5]. Oleh lantaran itu, pentingnya 3. Teknik Pengumpulan Data
tahu pola bangkitan lalulintas dalam waktu Teknik pengumpulan data dalam
kini misalnya menurut mana dan kemana, penelitian ini menggunakan teknik sebagai
frekuensi bepergian perhari, saat melakukan berikut:
bepergian, dan rute mana yg paling tak
jarang dilewati[6]. Distrik Semangga a. Survei Lapangan dilakukan untuk
merupakan kawasan permukiman yang mendapatkan pola bangkitan lalu lintas di
berada tidak jauh dari pusat kota Merauke Kabupaten Semangga melalui penyebaran
merupakan daerah Sub-urban yang saat ini kuesioner dengan cara survey wawancara
terus mengalami perkembangan. rumah. Teknik pengumpulan data yang
Perkembangan ini terjadi seiring dengan digunakan adalah dengan menyebarkan
meningkatnya pertumbuhan penduduk kuisioner secara acak pada penghuni
sehingga kebutuhan akan lahan untuk perumahan 10 kampung yang ada di Distrik
pembangunan rumah tinggal semakin besar Semangga.
[7].
b. Kajian literatur dilakukan untuk
METODE PENELITIAN mendapatkan landasan dan kerangka teoritis
penelitian ini, dimana statistik yang
1. Jenis Penelitian diperoleh berupa informasi sekunder yang
Berdasarkan jenis penelitian ini berasal dari sumber-sumber tertulis, baik
bersifat kuantitatif dan kualitatif yang penelitian teoritis maupun file-file yang
nantinya akan menjelaskan dan mengungkap berkaitan dengan pola bangkitan lalu lintas.
pola bangkitan lalu lintas di Distrik
Semangga. 4. Jenis dan Sumber Survei
2. Lokasi Penelitian a. Survei primer, Survei Pengambilan
Tempat pelaksanaan penelitian ini akan data yang di lakukan secara langsung di
di lakukan di Distrik Semangga yang terdiri lapangan pembagian kuisioner/wawancara
dari sepuluh kampung berikut ini, Kampung terhadap responden secara langsung di
Matara, Kampung Waninggap Nanggo, sepuluh Desa di Kecamatan Semangga yang
Kampung Urumb, Kampung Sido Mulyo, berisi alamat asal pergerakan, tujuan
Kampung Kuprik, Kampung Kuper, pergerakan, jarak tempuh, frekuensi
Kampung Semangga Jaya, Kampung Marga pergerakan, waktu pergerakan, moda yang
Mulya, Kampung Muram Sari, Kampung digunakan dan lama pergerakan, pekerjaan,
Waninggap Kai. jumlah pendapatan, jumlah anggota
keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan.

b. Survei Sekunder, Survei sekunder


merupakan data yang di dapat dari literature,
atau peneliti sebelumnya yang sejenisnya
dengan ini, termasuk peta wilayah distrik
semangga, batas kampung, dan jumlah
penduduk di Distrik Semangga dan setiap
kampung, untuk membantu dalam
menentukan sampel dalam kegiatan
membagi kuisioner/wawancara.

Gambar 1. Peta Distrik Semangga

2
5. Metode Analisis Data
d. Pengolaan Data
a. Populasi Setelah data kuesioner diperoleh
Dalam melakukan penelitian ini kemudian dapat dianalisis data kuesioner
tahapan pertama yang dilakukan yaitu tersebut.
menentukan populasi yang di dapat dari
penduduk permukiman terhadap sepuluh e. Analisis Matriks Asal-Tujuan (MAT)
Kampung yang ada Distrik Semangga. Pergerakan.
Matriks asal-tujuan ini di gunakan
b. Sampel untuk menganalisis serta mengambarkan
Tahap yang dilakukan selanjutnya pola pergerakan transportasi dan mencari
setelah menetapkan populasinya maka besarnya bangkitan dan tarikan yang di
selanjutkan akan di tentukan jumlah sampel akibatkan pergerakan lalu lintas antar zona
dan sebaran sampelnya. Karena populasi di setiapKampung di Distrik Semangga [8].
setiap desa tidak sama, sampel harus
didistribusikan secara proportionate f. Analisis Pemetaan Bangkitan lalu
stratified random sampling. Sedangkan lintas.
untuk menentukan jumlah sampel yang di Analisis pemetaan dilakukan setelah
gunakan untuk penyebaran kuisioner kita mendapatkan hasil bangkitan dan pergerakan
melakukan rumus slovin. lalu lintas di setiap zona/kampung di Distrik
Semangga yang di dapat berdasarkan
Rumus Slovin pengolaan data hasil dari kuisioner [9] [10].
N Selanjutnya akan menggambarkan hasil
n = (1)
1+Ne² matriks asal tujuan ke dalam bentuk peta.
Dimana: Dengan menggunakan analisis pemetaan
n = Jumlah sampel untuk mengamati sebaran yang di akibatkan
N = Jumlah populasi lalu lintas antar zona ke penduduk desa
e = Toleransi kesalahan diinginkan masing-masing desa di kecamatan Semangga
sebesar 0,05 [11] [12].menggunakan persamaan di bawah
ini.
Proportionate Stratified (2)
Random Sampling.

populasi tiap kampung


×jumlah sampel yang ditentukan
jumlah populasi keseluruhan

Rumus ini digunakan untuk mencari


jumlah sampel yang terdistribusi pada setiap
zona Kampung di Distrik Semangga karena
populasi setiap Kampung berbeda.

c. Teknik Random Sampling Gambar 2. Bentuk umum matriks asal


Dalam penelitian ini, saya tujuan
menggunakan teknik yang disebut random Sumber: Tamin 2000
sampling ini masih bagian dari proses Oi=∑ Tid (3)
d
penelitian probability sampling.
n n
Pengambilan sampel dilakukan terhadap
T =∑ Oi=∑ Dd=∑ ∑ T id (4 )
siapapun yang di jumpai dalam zona d d i=1 d=1
pemukiman tempat meneliti.

3
Dimana: pertama di lakukan menentukan jumlah
Tid =total initial to destination (besar sampel, berdasarkan data jumlah penduduk
pergerakan zona asal I ke zona tujuan d) dengan menggunakan rumus slovin berikut.
Oi = Origin Initial (jumlah pergerakan
zona asal i) N
n=
Dd = Destination (jumlah pergerakan ke 1+Ne²
zona tujuan d)
T = Total matriks Diketahui :
N = Jumlah zona N = 16.933
e = Toleransi terjadinya kesalahan 0,05
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Diketahui :
n = ……….?
1. Gambaran Umum Distrik Semangga Jawab:
Distrik Semangga adalah sebuah N
tempat yang terletak di Kabupaten Merauke, n =
1+Ne²
dengan jumlah penduduk tercatat 16.933 16933
pada tahun 2022. Kecamatan Semangga n =
1+16933.(0,05)²
memiliki 10 desa di dalamnya yang dapat n = 390.769 Sampel (dibulatkan
dilihat pada tabel 1. menjadi 391)
Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis
kelamin. Dengan hasil perhitungan sampel di
atas maka jumlah sampel yang akan digu-
Data Penduduk (Jiwa)
nakan adalah 391 warga perumahan yang
Kampung
Laki-
Perempuan Jumlah tersebar di 10 kampung di Distrik Semangga.
laki Untuk menghitung jumlah sampel
Matara 328 322 650 yang akan disebar maka perlu menggunakan
Waninggap persamaan di bawah ini.
547 541 1.088
Nango
populasi tiap kampung
Urumb 591 498 1.089 n ×jumlah sampel yang ditentu
jumlah populasi keseluruhan
1.089
Sido Mulyo 519 500
Tabel 2. Total sampel yang digunakan
Kuprik 776 755 1.531

Kuper 705 605 1.310 Kampung Jumlah Sampel


Semangga
1.945 1.848 3.793 650
Jaya Matara ×391=15,009≈15 sampel
Marga 16.933
1.587 1.445 3.032
Mulya Waninggap 1.088
×391=25,130≈25 sampel
Muram Sari 892 770 1.662 Nango 16.933
1.089
Waninggap
921 383 1.759 Urumb ×391=25,123≈25 sampel
Kai 16.933
Total 8.811 8.122 16.933 Sido 1.019
×391=23.529≈24 sampel
Mulyo 16.933
1.531
Kuprik ×391=35,352≈35 sampel
Sumber : Dinas Distrik Semangga 2022. 16.933
1.310
Kuper ×391=30,249≈30 sampel
2. Jumlah Sampel penelitian 16.933
Sebelum menentukan besar sampel Semangga 3.793
×391=87,584≈88 sampel
yang tersebar di tiap kampung hal yang Jaya 16.933

4
Marga 3.032 Gambar 3.Hasil uji validitas dengan spss
×391=70,011≈70 sampel
Mulya 16.933 Dengan hasil uji validitas di atas
Muram 1.662 pada 7 butir soal diperoleh:
×391=38,377≈38 sampel
Sari 16.933 Tabel 3. Hasil Output Uji validitas
Waninggap 1.759 karakteristik Perjalanan X1-X7
×391=40,617≈41 sampel
Kai 16.933 Butir Nilai Nilai
Total 391 sampel
Keterangan
pertanyaan r hitung r tabel
0,845 0,099 Valid
X1
3. Uji instrument Data
0,819 0,099 Valid
Pengujian ini dilakukan untuk melihat X2
apakah pertanyaan yang akan digunakan 0,838 0,099 Valid
untuk kuesioner nanti valid atau tidak valid. X3
0,786 0,099 Valid
X4
a. Uji Validitas
Adapun langkah-langkah dengan 0,701 0,099 Valid
X5
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh
pada setiap pertanyaan dengan skor individu. 0,640 0,099 Valid
X6
Pengujian validitas dilakukan dengan
bantuan aplikasi SPSS. Pada penelitian ini 0,857 0,099 Valid
X7
dilakukan uji validitas terhadap 391
responden. Pengambilan keputusan
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
didasarkan pada nilai rhitung > rtabel sebesar
bahwa semua item pertanyaan pada angket
0,099 untuk df=391-2=389, ɑ = 0,05. Maka
(kuesioner) memiliki data yang valid karena
item/pertanyaan tersebut valid dan
nilai rhitung > rtabel .
sebaliknya. Dengan demikian perlu
b. Uji reliabilitas
dilakukan pengujian validitas untuk
Uji realibilitas di lakukan dengan
memastikan bahwa kuesioner yang telah kita
maksud untuk melengkapi data menjadi
susun akan sesuai dan dapat diterima dalam
reliable sehingga dapat di olah lebih lanjut.
mengukur gejala serta dapat menghasilkan
Dimana dapat kita lihat jika hasil dari
data yang valid. Yang dapat dilihat pada
cronbach s alpha harus lebih besar dari nilai
hasil pengujian spss di bawah ini.
r 0,799, yang dapat di lihat pada hasil output
X1 X2
Co rre latio ns
X3 X4 X5 X6 X7 Y
di bawah ini.
X1 Pearson
** ** ** ** ** ** **
Correlation 1 .567 .715 .601 .499 .396 .816 .845

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
X2 Pearson
** ** ** ** ** ** **
Correlation .567 1 .732 .539 .545 .492 .651 .819

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
X3 Pearson
** ** ** ** ** ** **
Correlation .715 .732 1 .498 .313 .411 .842 .838

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

Gambar 4. uji reliabilitas dengan SPSS


tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
X4 Pearson

Berdasarkan hasil uji realibilitas diatas


** ** ** ** ** ** **
Correlation .601 .539 .498 1 .641 .501 .547 .786

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

(output spss) dimana secara umum untuk


tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
X5 Pearson

menentukan data tersebut ialah valid atau re-


** ** ** ** ** ** **
Correlation .499 .545 .313 .641 1 .497 .446 .701

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

X6
tailed)
N
Pearson
391 391 391 391 391 391 391 391 liable adalah dengan melihat hasil tabel
seperti yang tertera pada gambar 4 di atas
** ** ** ** ** ** **
Correlation .396 .492 .411 .501 .497 1 .317 .640

Sig. (2-

yaitu realibiltiy statistic dimana nilai


,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
X7 Pearson

cronbach s alpha harus lebih besar dari


** ** ** ** ** ** **
Correlation .816 .651 .842 .547 .446 .317 1 .857

Sig. (2-

0,799. Seperti yang telah kita lihat pada hasil


,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
Y Pearson

uji realibilitas di atas yaitu cronbach s alpha


** ** ** ** ** ** **
Correlation .845 .819 .838 .786 .701 .640 .857 1

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 391 391 391 391 391 391 391 391
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

5
sebesar 0,896 yang dimana menunjukan data
tersebut valid karena lebih besar dari nilai r.

Tabel 4. hasil uji reliabilitas karakteristik


perjalanan (X).

No Variable r Alpha r Kritis Keterangan


Gambar 5. Persentase Maksud Pergerakan
Responden.
1 X 0,896 0,799 Valid Jumlah pergerakan responden dengan
maksud untuk sosial ( Rekreasi, Ibadah,
unjungan dll) sebesar 1260 pergerakan
Berdasarkan tabel 4 mengenai dengan persentase 64%. Jadi sesuai dengan
interpretasi nilai r diperoleh nilai variabel X grafik di atas lebih di dominasi oleh kegiatan
memiliki nilai “Cronbach Alpha” lebih besar sosial 64%.
dari 0,799 yang artinya variabel (X)
dinyatakan valid atau memenuhi syarat. Jadi b. Jarak Tempuh
hasil uji reliabilitas karakteristik pergerakan Dari hasil analisis yang dilakukan di
responden adalah 0,896 > 0,799 sehingga dapat jarak tempuh pergerakan harian
dikatakan reliabel. responden pada Distrik Semangga yang
dapat di tunjukan pada gambar 6.
4. Karakteristik Pergerakan Responden
Pada karakteristik pergerakan
responden terdapat keragaman data seperti
alamat responden, tujuan dan niat melakukan
pergerakan, jarak tempuh, frekuensi
pergerakan, waktu pergerakan, jenis moda
yang digunakan dalam melakukan
pergerakan, waktu tempuh, dan rute yang
dilalui responden. Keanekaragaman data ini
akan dianalisis yang kemudian akan
menghasilkan data pergerakan responden Gambar 6. Persentase Jarak Tempuh
dari dan ke masing-masing zona yang Pergerakan.
nantinya membentuk pola bangkitan lalu
lintas di Distrik Semangga. Jadi sebagian besar perjalanan
responden berdasarkan gambar di atas dapat
a. Maksud pergerakan responden di lihat jika jarak tempuh < 1 km lebih
Setiap Pergerakan yang dilakukan oleh mendominasi dengan jumlah pergerakan 876
seseorang memiliki maksud atau alasan dengan persentase sebesar 44%.
kenapa melakukan pegerakannya. Dari
maksud pergerakan yang diinginkan muncul c. Frekuensi Pergerakan Responden
tujuan pergerakan serta arah mana yang perhari.
ingin dituju. Dari hasil analisis yang Hal ini di karenakan pergerakan
dilakukan berdasarkan maksud pergerakan perhari dari responden dapat mempengaruhi
responden dapat dilihat pada Gambar 5. di jumlah bangkitan maupun tariakan lalu lintas
bawah. di suatu zona. Dengan analisis yang
dilakukan dapat di lihat pada gambar 7.

6
Gambar 7. Persentase Frekuensi
Gambar 9. Persentase Jenis Moda yang di
Pergerakan.
pakai
Berdasarkan besar persentase pada
f. Waktu Tempuh Responden
gamabar di atas dapat di lihat jumlah
Waktu tempu suatu karakteristik
pergerakan yang dilakukan responden
perjalanan responden yang menjelaskan
perhari di dominasi oleh 5-6 kali perjalanan
lama perjalanan dari tempat asal kemudian
sebanyak 159 orang dengan persentase
sampai ke tempat tujuan. Waktu tempuh
sebesar 41%.
berkaitan dengan pemilihan jenis moda yang
digunakan. Pada analisis ini waktu tempuh
d. Waktu pergerakan Responden Perhari
perpindahan responden dari tempat asal ke
Waktu pergerakan ialah salah satu
tempat tujuan dapat dilihat pada gambar 10.
faktor yang perlu untuk di perhitungkan.
Dengan melakukan analisis waktu
pergerakan responden akan di dapat pada
jam puncak pergerakan. Maka dari itu hasil
analisis di dapat waktu pergerakan
responden pada gambar 8.

Gambar 10. Persentase Waktu Tempuh


Dari hasil analisis tersebut, perjalanan
dengan waktu tempuh < 10 menit
mendominasi perjalanan responden dengan
Gambar 8. Persentase Waktu pergerakan total 1356 pergerakan dengan presentase
Responden. 69%, hal ini menunjukkan bahwa sebagian
Dari analisis yang dilakukan terhadap besar pergerakan responden yang dilakukan
waktu pergerakan responden di dapat jam di Distrik Semangga masih relatif dekat di
puncak perjalanan dimana terdapat pada karenakan banyaknya pergerakan di lakukan
pukul07:00-09:00 dengan jumlah pergerakan di dalam suatu zona sendiri.
sebanyak 381 dengan persentase sebesar
19%. 5. Matrisk asal-tujuan (MAT)
Analisis dengan memakai Asal matrik
e. Jenis Moda Yang Di Pakai tujuan ini adalah untuk mengetahui jumlah
Berikut merupakan hasil dari analisis pergerakan yang dihasilkan dari dan ke
karakateristik perjalanan responden setiap desa (zona) atau jumlah pergerakan
berdasarkan jenis moda yang digunakan yang tertarik pada suatu zona di Distrik
dalam melakukan suatu perjalanan yang bisa Semangga. Dengan analisis matriks asal-
kita lihat pada pada gambar 9. tujuan berbasis zona ini, di dalamnya
terdapat jumlah bangkitan lalu lintas (Oi),

7
jumlah tarikan lalu lintas (Dd) dan total
pergerakan(T).

1. Bangkitan lalu lintas


Untuk menghitung bangkitan lalu
lintas dapat di lihat dengan menggunakan
persamaan di bawah ini.

Gambar 11. Persentase bangkitan lalu lintas


a. Jumlah bangkitan lalu lintas
Berdasarkan hasil analisis pada
Oi = ∑ T id persamanaan perhitungan di atas dan besar
d
persentase
O 1 = ∑ T 1 1 + ∑ T1 2 + ∑ T1 3 + ∑ T 1 4 + ∑ T1 5 + ∑ T 1 6 + pada gambar 11 didapat bangkitan
lalu lintas pada zona satu Kampung Matara
∑ T1 7 + ∑ T 1 8 + ∑ T1 9 + ∑ T1 10 sebanyak 72 pergerakan dengan persentase
O1=¿33+13 +15+3+3 ++1+0+ 0+0 ¿ sebesar 4%, bangkitan lalu lintas pada zona
O1=¿72 ¿ Pergerakan dua Kampung Waninggap Nanggo sebanyak
116 pergerakan dengan persentase sebesar
6%, bangkitan lalu lintas pada zona tiga
b. Total Pergerakan
Kampung Urumb sebanyak 130 pergerakan
Setelah di lakukan perhitungan
dengan persentase sebesar 7%, bangkitan lalu
bangkitan dan tarikan yang terjadi maka
lintas pada zona empat Kampung Sido
selanjutnya dilakukan perhitungan total
Mulyo sebanyak 142 pergerakan dengan
pergerakan untuk mengetahui besarnya
persentase sebesar 7%, bangkitan lalu lintas
pergerakan dari dan ke masing-masing zona.
pada zona lima Kampung Kuprik sebanyak
Dengan menggunakan persamaan di bawah
178 pergerakan dengan persentase sebesar
ini sesuai dengan berapa zona yang di teliti.
9%, bangkitan lalu lintas pada zona enam
T= ∑ Oi Kampung Kuper sebanyak 144 pergerakan
i dengan persentase sebesar 7%, bangkitan lalu
T= O1 + O2 + O3 + O4 + O5 + O6 + O7 + O8 + lintas pada zona tujuh Kampung Semangga
O9 + O10 Jaya sebanyak 436 pergerakan dengan
T= 72 + 116 + 130 + 142 + 178 + 144 + 436 persentase sebesar 22%, bangkitan lalu lintas
+ 366 + 190 + 206 pada zona delapan Kampung Marga mulya
T= 1980 Pergerakan 366 pergerakan dengan persentase sebesar
18%, bangkitan lalu lintas pada zona
Berdasarkan persamaan di atas hasil sembilan Kampung Muram Sari sebanyak
perhitungan nilai T di atas maka di dapat 190 pergerakan dengan persentase sebesar
jumlah bangkitan lalu lintas dengan jumlah 10%, bangkitan lalu lintas pada zona sepuluh
tarikan lalu lintas sama dengan 1980 perger- Kampung waninggap Kai sebanyak 194
akan. Dari hasil analisis data yang dilakukan pergerakan dengan persentase sebesar 10%.
dengan menggunakan kuisioner pada warga Jadi bangkitan lalu lintas terbesar ada pada
pemukiman, jumlah pergerakan dari setiap zona tujuh dengan nama Kampung
zona dan sebaran perjalanan ke setiap zona Semangga Jaya sebesar 436 pergerakan
dapat dilihat besar persentasenya pada gam- dengan persentase sebesar 22%, dan
bar 11. bangkitan terendah ada pada zona 1 sebanyak
72 pergerakan dengan persentase sebesar 4%.
Setelah didapat besar bangkitan lalu
lintas yang terjadi di setiap zona yang ada
pada gambar 11 di atas maka langka
selanjutnya yaitu menvisualkan ke dalam

8
gambar pergerakan antar zona yang di (8) kampung Marga Mulya menunjukan
lakukan responden sengan menggunakan adanya pergerakan lalu lintas terbesar sesuai
garis keinginan (Desire Line) dimana dengan tebalnya garis yaitu sebesar 48
nantinya garis tersebut akan membentuk pergerakan dimana terjadinya bangkitan ini
suatu lintasan pergerakan. Kumpulan garis di pengaruhi oleh adanya hubungan sosial
tersebut yang kemudian akan membentuk seperti kunjungan, ibadah, dan
suatu pola bangkitan lalu lintas yang ada rekreasi/hiburan.
pada Distrik Semangga seperti pada gambar
12.
DAFTAR PUSTAKA
[1] T. Wanprala, “Pengaruh Pola
Penggunaan Lahan Terhadap Sistem
Pergerakan di Kecamatan Medan
Perjuangan, Kota Medan.” UMSU,
2021.
[2] B. A. Gunawan, “Analisa Model
Bangkitan Tarikan Kendaraan Pada
Sekolah Negeri Di Zona Pinggiran
Kota Dikota Medan.” 2018.
[3] L. O. S. M. Iqbal, B. Surya, and A.
Salim, “KUTUB PERTUMBUHAN
Gambar 12. Pola bangkitan lalu lintas pada & GENTRIFIKASI KAWASAN
Distrik Semangga. PINGGIRAN KOTA MAKASSAR.”
Pusaka Almaida, 2021.
Pada gambar 12 menunjukan besar trip [4] S. H. Fauziyah and S. H. Muh Iman,
per hari antar zona. Dapat di lihat semakin Perubahan Alih Fungsi Lahan.
besar garis maka semakin besar juga Deepublish, 2020.
pergerakan yang terjadi untuk lebih jelasnya [5] A. Hikmi, R. Anggraini, and S.
dapat di lihat pada lampiran. Dari gambar Sugiarto, “Model bangkitan
4.10 tersebut dapat di lihat dan disimpulkan pergerakan penduduk di Kabupaten
bahwa pergerakan antar zona terbanyak Aceh Barat Daya berdasarkan struktur
terjadi pada kampung semangga jaya sebesar rumah tangga dan pendapatan
48 pergerakan. keluarga,” J. Arsip Rekayasa Sipil dan
Perenc., vol. 1, no. 1, pp. 1–9, 2018.
[6] M. Akbar, D. S. Nababan, and M. I.
KESIMPULAN
Kholid, “ANALISIS POLA
BANGKITAN LALU LINTAS
1. Kesimpulan DENGAN MENGGUNAKAN
Berdasarkan hasil analisis di peroleh METODE MATRIKS ASAL-
pergerakan dengan bangkitan lalu lintas (Oi) TUJUAN,” MUSTEK ANIM HA, vol.
terbesar 436 pergerakan lalu lintas dengan 9, no. 02, pp. 56–66, 2020.
persentase sebesar 22% yang tersebar di 6 [7] M. S. Pidor, D. W. Karels, and M. E.
kampung yakni zona (5), (6), (7), (8), (9), Bolla, “Bangkitan Perjalanan dan Pola
(10). Sedangkan bangkitan lalu lintas terkecil Pergerakan Penduduk Pada
ada pada Kampung Matara yakni 78 Kecamatan Kelapa Lima,” J. Tek.
pergerakan lalu lintas dengan persentase Sipil, vol. 7, no. 2, pp. 119–132, 2018.
sebesar 4 % yang hanya tersebar di 5 zona
kampung yaitu zona (2) , (3), (4), (5), dan [8] A. Yunianta, A. Raidyarto, and L. W.
zona (6). Garis yang menghubungkan antara V. Conoras, “ANALISA
zona (7) kampung Semangga Jaya dan zona BANGKITAN DAN PERGERAKAN

9
PERJALANAN PADA OBJEK
WISATA PANTAI HAMADI,” J.
Portal Civ. Eng., vol. 3, no. 1, pp. 79–
85, 2020.
[9] S. Fatimah, Pengantar Transportasi.
Myria Publisher, 2019.

[10] O.Z.Tamin,“Perencanaan&pemodelan
transportasi,” Kedua. Bandung ITB,
2000.

[11] F. Ramdhani and R. Tisnawan,


“Analisis Model Bangkitan dan
Tarikan Pergerakan Kabupaten Rokan
Hulu,” Racic Rab Constr. Res., vol. 3,
no. 01, pp. 314–331, 2018.
[12] S. Rijal, R. A. Barkey, M. Nursaputra,
A. S. Chairil, and I. A. G. Saparigau,
KARTOGRAFI KEHUTANAN.
Fakultas Kehutanan, Universitas
Hasanuddin, 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai