GURU PEMBELAJAR
Di Susun Oleh :
TOMI RISADI,S.Pd
PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS
DINAS PENDIDIKAN
SATUAN PELAKSANA LAYANAN PENDIDIKAN (SPLP)
KECAMATAN KELUMBAYAN BARAT
SMPN SATU ATAP 3 KELUMBAYAN BARAT
NPSN : 10809867 Alamat: Dusun sukajaya Pekon Sidoharjo Kec. Kelumbayan Barat Kab Tanggamus Kode Pos 35383 NSS : 1011 2061 7098
LEMBAR PENGESAHAN
Program Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Atap 3 Kelumbayan Barat Tahun Ajaran
2023/2024 ini telah disetujui dan di sahkan pada :
Hari : .................................................................................
Tanggal : .................................................................................
Menyetujui,
Plt.Kepala SMPN Satap 3 Kelumbayan Guru BK/Konselor
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah
satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli agar dapat mencapai perkembangan secara
optimal. Semasa SMP, peserta didik dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri dan mampu
mengambil pilihan, bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika
kehidupan yang dihadapinya. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan
dan Teknologi berupaya menguatkan peran layanan Bimbingan dan Konseling dengan
menyusun model inspiratif layanan Bimbingan dan Konseling yang mengacu kepada
dokumen Capaian Layanan (CL) yang telah dikembangkan. Harapannya satuan pendidikan
Tomi Risadi,S.Pd
NIP.199010182022211005
DAFTAR ISI
Halaman
A. Pendahuluan……………………………………………………………… 5
B. Rasional........................................................................................................ 6
C. Tujuan .......................................................................................................... 7
D. Karakteristik ................................................................................................ 9
F. Deskripsi Aspek............................................................................................. 12
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan dokumen utama bagi setiap guru mata
pelajaran dalam rangka pengembangan kurikulum satuan pendidikan. Guru menyusun
perangkat ajar mengacu pada capaian pembelajaran yang telah disediakan pemerintah pusat.
Capaian Pembelajaran disusun untuk setiap mata pelajaran, tidak untuk setiap tahun dan
disusun secara komprehensif dalam paragraf sehingga kompetensi yang dibangun terbaca
utuh. Pada Capaian Pembelajaran terdapat komponen-komponen rasional mata pelajaran,
tujuan mata pelajaran, karakteristik mata pelajaran, capaian setiap fase menurut elemen,
capaian dalam setiap fase secara keseluruhan, alur capaian pembelajaran setiap tahun (kelas),
dan alur konten materi pelajaran setiap tahun (kelas).
Upaya memperoleh Capaian Pembelajaran membutuhkan kerja sama dari berbagai
pihak yaitu: guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru
mengupayakan tercapainya Capaian Pembelajaran melalui kegiatan belajar mengajar, guru
Bimbingan dan Konseling atau konselor mengupayakan tercapainya tugas perkembangan
melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling yang memandirikan, sedangkan tenaga pendidik
membantu menyediakan sarana prasarana demi lancarnya proses belajar mengajar.
Senyampang dengan mata pelajaran, Bimbingan dan Konseling menggunakan Capaian
Layanan (CL) yang merupakan dokumen utama bagi guru Bimbingan dan Konseling atau
Senyampang dengan mata pelajaran, Bimbingan dan Konseling menggunakan Capaian
Layanan (CL) yang merupakan dokumen utama bagi guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor dalam rangka pengembangan layanan Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan
dan Konseling atau konselor menyusun perangkat layanan Bimbingan dan Konseling
mengacu pada Capaian Layanan yang telah disediakan pemerintah pusat. Bimbingan dan
Konseling (BK) sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah memiliki
karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran. Pelayanan BK membantu peserta didik
mencapai tugas perkembangannya. Dengan demikian, Capain Layanan BK mengacu pada
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) yang telah dirumuskan dalam
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, dengan rujukan implementasinya melalui Panduan
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling(POP BK) di setiap satuan
pendidikan. Capaian Layanan BK merupakan dokumen utama sebagai bagian dari
pengembangan kurikulum satuan pendidikan Capaian Layanan BK memiliki komponen-
komponen yang terdiri atas : rasional, tujuan, karakteristik, lingkup capaian, deskripsi aspek,
dan alur capaian.
B. Rasional
Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan ilmu terapan yang muncul dan berkembang
untuk merespons tuntutan kompleksitas kehidupan masyarakat. Bimbingan dan Konseling di
SMP di selenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseling agar
mampu mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara
optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas
intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi
perkembangan yang memungkinkan peserta didik/konseli mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap
dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Setiap peserta didik/konseling di SMP satu dengan lainnya berbeda dalam hal
kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, dan latar belakang keluarga serta
pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan
pengembangan secara utuh dan optimal melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Siswai
lain, peserta didik/konseli di SMP berada dalam rentangan usia yang hampir sama, sehingga
tugas perkembangan yang hendak dicapai umumnya adalah sama. Namun, apabila dilihat
secara individual perkembangan peserta didik/konseli dimungkinkan berbeda. Layanan
Bimbingan dan Konseling di SMP dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan ndividual
perkembangan peserta didik/konseli dimungkinkan berbeda. Layanan Bimbingan dan
Konseling di SMP dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling/konselor sesuai dengan
tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan
khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai Konseling/konselor sesuai dengan tugas
pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan khususnya
membantu peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses
sejahtera, dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
kolaborasi dan sinergisitas kerja antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata
pelajaran, pimpinan antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata pelajaran,
pimpinan sekolah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu
kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal dalam
bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
C. Tujuan
Secara umum tujuan layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta
didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, dan
karir secara utuh dan optimal.. Secara lebih rinci, tujuan khusus layanan Bimbingan dan
Konseling adalah membantu konseli agar mampu Secara lebih rinci, tujuan khusus layanan
Bimbingan dan Konseling adalah membantu konseli agar mampu:
1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya.
2.Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa
yang akan datang.
3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin.
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya; dan
6. Mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
Dalam Bimbingan dan Konseling Perkembangan, tujuan Bimbingan dan Konseling lebih
diarahkan pada tercapainya tugas perkembangan peserta didik/konseli. Dengan demikian,
yang disebut dengan individu bermasalah adalah peserta didik/konseli yang belum mencapai
tugas perkembangannya.
Tugas guru Bimbingan dan Konseling/konselor adalah membantu peserta didik untuk
mencapai tugas perkembangannya.
Tugas perkembangan
Peserta Didik/Konseling SMP Adalah:
1) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan umat manusia.
3) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi.
4) pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat;
5) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan
sosial yang lebih luas;
6) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai
pria atau wanita
7) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan
fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
8) Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
9) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni
10) Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
D. Karakteristik
1. Layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang berkaitan
dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Strategi layanan dasar yang dapat dilaksanakan antara lain adalah klasikal,
kelas besar/lintas kelas, kelompok, dan menggunakan media tertentu.
Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoretis
yang diyakini berkontribusi terhadap kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus
diketahui oleh peserta didik/konselng.
2. Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan
mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut.
3. Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki
kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini ialah
memberikan (1) layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami krisis,
peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta
didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang
spesifik dan (2) layanan pencegahan bagi peserta didik/konseli yang berada di ambang
pembuatan pilihan yang tidak bijaksana. Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan
dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial dan antara lain berkaitan dengan
penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial dan karir.
4. Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru Bimbingan dan Konseling atau
konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang
dilakukan dalam dukungan sistem antara lain: (1) administrasi yang di dalamnya termasuk
melaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan
melaporkan program Bimbingan dan Konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan
administrasi dan mekanisme Bimbingan dan Konseling, serta (2) kegiatan tambahan dalam
penyelenggaraan pendidikan di SMP dan pengembangan profesi Bimbingan dan Konseling.
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup semua komponen dan bidang layanan
melalui layanan langsung, media, kegiatan administrasi, serta kegiatan tambahan dan
pengembangan keprofesian guru Bimbingan dan Konseling. Layanan langsung meliputi: (1)
konseling individual, (2) konseling kelompok, (3) bimbingan kelompok, (4) bimbingan
klasikal, (5) bimbingan kelas besar atau lintas kelas, (6 konsultasi, (7) kolaborasi, (8) alih
tangan kasus, (9) konferensi kasus, (10) layanan advokasi, dan (11) layanan peminatan.
Layanan Bimbingan dan Konseling melalui media meliputi: (1) papan bimbingan, (2) kotak
masalah, (3) leaflet, dan (4) pengembangan media Bimbingan dan Konseling. Kegiatan
administrasi meliputi: (1) pelaksanaan dan tindak lanjut asesmen kebutuhan, (2) penyusunan
dan pelaporan program kerja, (3) evaluasi Bimbingan dan Konseling, (4) pelaksanaan
administrasi dan manajemen Bimbingan dan Konseling, dan (5) kunjungan rumah. Kegiatan
tambahan meliputi: (1) kegiatan sebagai Kepala/Wakil Kepala Sekolah, Pembina OSIS,
Pembina Ekstrakurikuler, Pembina Pramuka, dan Koordinator BK serta pengembangan
keprofesian meliputi: (1) seminar, (2) workshop, (3) pelatihan, dan (4) studi lanjut. Layanan
Bimbingan dan Konseling secara langsung (tatap muka) antara guru Bimbingan dan
Konseling/konselor dengan konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu) dan
diberikan secara individual (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani satu orang),
kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satu orang), Materi layanan
dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoretis yang diyakini
berkontribusi terhadap kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui oleh
peserta didik/konselng besar atau lintas kelas (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani
lebih dari satuan klasikal)
E. LINGKUP CAPAIAN
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta
didik/konseli untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tugas perkembangan adalah
serangkaian tugas yang harus diselesaikan peserta didik/konseli pada periode kehidupan/fase
perkembangan tertentu. Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik, kematangan
psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Keberhasilan
peserta didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia
dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya.
Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli dalam menyelesaikan tugas perkembangan akan
membuat mereka kecewa dan atau diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan
menyulitkan/menghambat peserta didik/konseli menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
fase berikutnya. Oleh karena itu, tugas perkembangan harus dipahami oleh guru Bimbingan
dan Konseling/konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling.
Lingkup Capaian Layanan BK di SMP mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat
bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh) aspek perkembangan yang dikembangkan
dari tugas perkembangan peserta didik fase SMP. Layanan Bimbingan dan Konseling
diberikan untuk optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong abad ke-21 dalam
konteks Indonesia.
Keempat bidang layanan tersebut adalah : 1) pribadi, mencakup aspek-aspek perkembangan
landasan religius, perilaku etis, kematangan emosional, dan pengembangan pribadi; 2) sosial,
yang mencakup aspek-aspek perkembangan kesadaran bertanggung jawab, kematangan
hubungan dengan teman sebaya, dan kesadaran gender; 3) akademik, yang mencakup aspek
perkembangan kematangan intelektual; 4) karir, yang mencakup aspek-aspek perkembangan
perilaku kewirausahaan dan wawasan serta kesiapan karir. Secara lebih rinci.
F. DESKRIPSI ASPEK
Orientasi pendidikan yang bermutu, efektif, dan ideal di SMP secara praktis
mengintegrasikan komponen utamanya secara sinergis, yaitu: bidang adminitratif dan
kepemimpinan (leadership), bidang pembelajaran serta Bimbingan dan Konseling.
Pendidikan yang mengabaikan bidang Bimbingan dan Konseling akan menghasilkan peserta
didik yang pintar dan terampil dalam bidang akademik, namun kurang memiliki kemampuan
atau kematangan dalam aspek kepribadian atau karakter sebagai pribadi mandiri. mandiri
yang dimaksud adalah pribadi yang mampu mengendalikan diri dengan baik serta merespons
kebutuhan lingkungan dengan tepat. Peserta didik/konseli pada akhirnya diharapkan mampu
mencapai kesejahteraan dalam hidupnya (wellbeing).
Peran Bimbingan dan Konseling saat ini dipandang semakin penting ketika dikaitkan
dengan tantangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Pengaruh teknologi dan
informasi yang semakin canggih serta perubahan orientasi kehidupan yang begitu cepat akan
berdampak pada perilaku peserta didik/konseli. Tidak dipungkiri juga saat ini berkembang
trans-ideology yang bisa berseberangan dengan ideologi Pancasila sehingga perlu adanya
upaya-upaya untuk mengantisipasi hal tersebut. Konteks perubahan yang terjadi saat ini.
menjadikan peran Bimbingan dan Konseling perlahan semakin eksis dan diakui, baik secara
keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan Konseling dalam konteks
pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan
yang holistik. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan Capaian Layanan
keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan Konseling dalam konteks
pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan
yang holistik.
Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan Capaian Layanan
Bimbingan dan Konseling dengan upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), Profil
Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter peserta didik/konseli. Dimensi
wellbeing mencakup: penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain
positive relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan
wellbeing mencakup: penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain
positive relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan
lingkungan(environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi
(personal) growth), (Ryff, 1989; 2011; 2014). Elemen Profil Pelajar Pancasila mencakup:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, Berkebinekaan global,
Gotong royong, Mandiri, Bernalar kritis dan kreatif, serta nilai utama Penguatan Pendidikan
Karakter mencakup Religius, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong royang, dan Integritas.
Tugas perkembangan dalam SKKPD yang merupakan dasar dalam menentukan
Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan internalisasi yang
mencakup: pengenalan, akomodasi, dan tindakan. Deskripsi Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling di SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang
memiliki Psychological Wellbeing, Profil Pelajar Pancasila, dan Penguataan Pendidikan
Karakter (PPK)
didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan akan
fase berikutnya. Oleh karena itu tugas perkembangan harus dipahami oleh Guru Bimbingan
Bimbingan dan Konseling. memfasilitasi peserta didik memenuhi Capaian Layanan akan
mendukung optimalisasi Capaian Pembelajaran yang diampu oleh guru mata pelajaran.
Capaian Layanan sekaligus untuk mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang
mencakup kompetensi dan Karakter Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di
SMP mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup 10
(sepuluh) aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase
D (kelas 7, 8 dan 9). Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi pencapaian
tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka memandirikan peserta
Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan internalisasi yang
mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling di SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang memiliki
Psychological Well-being, Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
MODUL AJAR
1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
NAMA : Tomi Risadi, S.Pd
Institusi : SMP N 1 Atap 3 Kelumbayan Barat
Tahun : 2023/2024
Jenjang : SMP
Kelas : VII
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit
B. KOMPETENSI AWAL
1. Mengenal Arti dan Tujuan Ibadah
2. Berminat Mempelajari arti dan Tujuan Setiap Bentuk Ibadah
3. Melakukan Kegiatan Ibadah dengan Kemauan Sendiri
F. MODEL PEMBELAJARAN
- Pembelajaran Tatap Muka (Luring) / Daring
-
2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Peserta didik/konseli dapat mengetahui dan memahami perilaku atau
pembiasaan rajin berdoa.
- Peserta didik/konseli dapat mengetahui manfaat rajin berdoa
- Peserta didik/konseli mau membiasakan diri untuk rajin berdoa dalam
kehidupannya
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
- Peserta didik berkolaborasi dan bernalar kritis mengientifikasi tentang manfaat
dan tujuan berdoa
- Peserta didik secara mandiri mau membiasakan diri untuk rajin berdoa dalam
melakukan kegiatan sehari-hari
C. PERTANYAAN PEMANTIK
- Apakah kamu selalu berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan suatu
kegiatan?
- Apakah kamu selalu rajin beribadah?
- Apakah kamu tahu bahwa beribadah merupakan suatu kewajiban?
D. ASESMEN
Rancangan Asesmen Diagnostik
A. Asesmen Non-Kognitif
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang
ingin ditanyakan
Kesejahteraan psikologis Minat siswa dan gaya belajar Apa harapan kamu ?
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang
dibutuhkan?
Diskusi dengan guru, kepala sekolah, bahkan jika diperlukan Platform Webinar
dengan orang tua siswa
B. Asesmen Kognitif
Memberi
remidial bagi
kelas yang di
bawah rata-
rata
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Siswa di bawah rata –rata akan didampingi guru kelas dan mendapat
tambahan pelajaran.
- Program pembelajaran remedial dilaksanakan secara klasikal oleh guru apabila lebih
dari 50% peserta didik tidak mencapai Capaian Pembelajaran
- Pembelajaran remedial dilaksanakan secara individu dengan pendampingan oleh guru
kelas, memperhatikan prestasi akademik yang dicapai
- Remidial melalui tutor sebaya, diharapkan peserta didik yang menempuh
pembelajaran akan lebih terbuka dan akrab.
a. Program Pembelajaran Pengayaan Program pembelajaran pengayaan dilaksanakan
bagi peserta didik yang telah mencapai capaian pembelajaran dengan belajar
mandiri untuk lebih mendalami dan pengembangan materi.
3. LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pembiasaan perilaku rajin berdoa adalah perilaku yang ditunjukkan anak secara otomatis dan
diperoleh dari hasil kegiatan berdoa yang dilakukan setiap hari atau berulang-ulang, hal ini
menunjukkan bahwa pembiasaan memiliki keunikan sehingga dapat dikembangkan dan diterapkan
kepada anak. Pengembangan perilaku rajin berdoa anak melalui pembiasaan, dan perilaku anak usia
dini mencakup moral, disiplin, sikap beragama, sosial, emosi, dan konsep diri.
Terbentuknya perilaku anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor dari dalam maupun luar.
Faktor luar seperti dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah selain itu faktor dari dalam bisa
dari fisik anak, kecerdasan serta emosionalnya.
Di Indonesia, masyarakatnya harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan dan agama yang
dianut masing-masing. Ada enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Sila pertama Pancasila berbunyi, "Ketuhanan yang Maha Esa". Artinya, kita sebagai bangsa
Indonesia mengakui adanya Tuhan yang menciptakan semesta beserta isinya. Di dalam makna sila
pertama Pancasila mencakup nilai-nilai agama untuk mengatur hubungan negara dan agama. Nilai-
nilai yang ada dalam pancasila juga tidak boleh bertentangan dengan ajaran masing-masing agama.
Perilaku rajin berdoa merupakan salah satu contoh penerapan sila pertama pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Semua agama menjalankan kewajiban beribadah sesuai dengan ajarannya masing-
masing. Berdoa berarti menjalin hubungan dengan Tuhan, seperti berterima kasih atas nikmat yang
diberikan, meminta pertolongan atau kelancaran dalam belajar, dan lain sebagainya.
Manfaat rajin berdoa dalam kehidupan sehari-hari dapat di rasakan oleh masing-masing
individu. Karakter seseorang dapat terbentuk ketika berdoa menjadi kebiasaan dan bagian dari
kehidupannya. Kebiasaan rajin berdoa juga cerminan seseorang selalu bersyukur dengan segala
keadaannya.
INSTRUMEN
PENILAIAN HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Jelaskan yang dimaksud dengan berdoa!
2. Sebutkan adab/ cara berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan mu masing-
masing; minimal 3!
3. Apakah anda merasa sudah rajin berdoa selama ini?
4. Berikan satu contoh perilaku kebiasaan berdoa yang sudah kamu lakukan.
TIDAK
NO PERNYATAAN SETUJU
SETUJU
1. Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
rajin berdoa.
2. Setelah menerima materi layanan BK tentang rajin berdoa,
timbul kesadaran saya untuk menjadi pribadi yang lebih
religius.
3. Setelah menerima materi layanan BK rajin berdoa, saya
menyadari bahwa saya belum menjadi pribadi yang taat
beribadah.
4. Materi layanan BK tentang rajin berdoa, menyadarkan saya
akan pentingnya doa dalam perilaku kita.
INSTRUMEN
PENILAIAN PROSES
(Mengacu Pada Laporan Pelaksanaan)
Pembiasaan perilaku rajin berdoa adalah perilaku yang ditunjukkan anak secara otomatis dan
diperoleh dari hasil kegiatan berdoa yang dilakukan setiap hari atau berulang-ulang, hal ini
menunjukkan bahwa pembiasaan memiliki keunikan sehingga dapat dikembangkan dan
diterapkan kepada anak. Pengembangan perilaku rajin berdoa anak melalui pembiasaan, dan
perilaku anak usia dini mencakup moral, disiplin, sikap beragama, sosial, emosi, dan konsep
diri.
Terbentuknya perilaku anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor dari dalam
maupun luar. Faktor luar seperti dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah selain itu
faktor dari dalam bisa dari fisik anak, kecerdasan serta emosionalnya.
Di Indonesia, masyarakatnya harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan dan agama yang
dianut masing-masing. Ada enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen
Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Sila pertama Pancasila berbunyi, "Ketuhanan yang Maha Esa". Artinya, kita sebagai bangsa
Indonesia mengakui adanya Tuhan yang menciptakan semesta beserta isinya. Di dalam
makna sila pertama Pancasila mencakup nilai-nilai agama untuk mengatur hubungan negara
dan agama. Nilai-nilai yang ada dalam pancasila juga tidak boleh bertentangan dengan ajaran
masing-masing agama. Perilaku rajin berdoa merupakan salah satu contoh penerapan sila
pertama pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semua agama menjalankan kewajiban
beribadah sesuai dengan ajarannya masing-masing. Berdoa berarti menjalin hubungan dengan
Tuhan, seperti berterima kasih atas nikmat yang diberikan, meminta pertolongan atau
kelancaran dalam belajar, dan lain sebagainya.
Manfaat rajin berdoa dalam kehidupan sehari-hari dapat di rasakan oleh masing-masing
individu. Karakter seseorang dapat terbentuk ketika berdoa menjadi kebiasaan dan bagian
dari kehidupannya. Kebiasaan rajin berdoa juga cerminan seseorang selalu bersyukur dengan
segala keadaannya.
GLOSARIUM
ESENTIAL: PENTING, PERLU, BERSIFAT MENDASAR
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP-MTs
kelas 7, Yogyakarta, Paramitra Publishing
Kumpulan Materi Bimbingan Konseling.
Internet (Google, Youtube, dll)
Menyetujui,
Plt.Kepala SMPN Satap 3 Kelumbayan Guru BK/Konselor
MODUL AJAR
BELAJAR DAN SOSIAL
(AKU TAAT PADA PERATURAN)
A. INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
NAMA : Tomi Risadi, S.Pd
Institusi : SMP N 1 Atap 3 Kelumbayan Barat
Tahun : 2023/2024
Jenjang : SMP
Kelas : VII
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit
KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik dapat memahami peraturan yang ada disekolah
2. Peserta didik/konseli memahami konsekuensi bila melanggar peraturan.
3. Peserta didik/konseli dapat menerapkan peraturan di sekolah dengan baik.
- Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
- Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi
ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
- Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin.)
MODEL PEMBELAJARAN
- Pembelajaran Tatap Muka (Luring) / Daring
-
B. KOMPONEN INTI
TUJUAN PEMBELAJARAN
- Peserta didik/konseli dapat mengenal alasan perlunya menaati aturan/norma berperilaku
- Peserta didik/konseli dapat memahami keragaman aturan/patokan berperilaku dalam konteks
budaya
- Peserta didik/konseli mau mengekspresikan atas dasar pertimbangan kontekstual
PEMAHAMAN BERMAKNA
- Peserta didik berkolaborasi dan bernalar kritis mengientifikasi tentang peraturan yang
harus di taati disekolah
- Peserta didik secara mandiri mau membiasakan diri untuk mentaati peraturan yang ada
disekolah
PERTANYAAN PEMANTIK
ASESMEN
RANCANGAN ASESMEN DIAGNOSTIK
Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menyimak dengan baik, serta mampu
mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan taat peraturan
b) Asesmen Non-Kognitif
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin
ditanyakan
Kesejahteraan psikologis Minat siswa dan gaya belajar Apa harapan kamu ?
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang
dibutuhkan?
Menyiapkan form online dengan pilihan jawaban berupa emoticon Form online
serta menceritakan melalui tulisan
Diskusi dengan guru, kepala sekolah, bahkan jika diperlukan dengan Platform Webinar
orang tua siswa
c) Asesmen Kognitif
Waktu Asesmen 10.00-11.00 Durasi Asesmen 60 menit
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Program pembelajaran remedial dilaksanakan secara klasikal oleh guru apabila lebih dari
50% peserta didik tidak mencapai Capaian Pembelajaran
Pembelajaran remedial dilaksanakan secara individu dengan pendampingan oleh guru kelas,
memperhatikan prestasi akademik yang dicapai
Remidial melalui tutor sebaya, diharapkan peserta didik yang menempuh pembelajaran akan
lebih terbuka dan akrab.
d) LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Ketika kita mencari pengertian dari “peraturan”. Akan banyak kita temukan beberapa
pengertian. Berikut pengertian-pengertian dari peraturan yang saya temukan.
1. Peraturan adalah patokan yang dibuat untuk membatasi tingkah laku seseorang dalam
suatu lingkup / Organisasi tertentu yang jika melanggar akan dikenakan hukuman /
sangsi. Dari pernyataan ini bisa kita temukan beberapa poin utama. Yaitu patokan,
membatasi, organisasi, dan sangsi jika melanggar.
2. Peraturan adalah perangkat yang berisi sejumlah aturan yang dibuat untuk menegakkan
ketertiban dalam masyarakat. Peraturan diciptakan untuk mengatur perilaku dan hubungan
antar anggota kelompok.Dari pernyataan ini bisa kita temukan beberapa poin utama. Yaitu
perangkat, dan ketertiban.
3. Peraturan adalah sesuatu yang disepakati dan mengikat sekelompok orang/ lembaga dalam
rangka mencapai suatu tujuan dalam hidup bersama.
Pernyataan di atas memuat beberapa poin utama. Yaitu disepakati, mengikat, dan tujuan.
4. Peraturan merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur.
Penyataan keempat memuat beberapa poin utama. Yaitu pedoman, tertib, dan teratur.
5. Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan.
Jadi, kita harus menaati peraturan agar semua menjadi teratur dan orang akan merasa
nyaman. Pernyataan tersebut memuat poin utama yaitu keputusan, teratur, dan nyaman.
6. Peraturan adalah tindakan yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan.
Di dalam pernyataan keenam tersebut memuat poin utama yaitu harus dilakukan.
Peraturan adalah ketentuan yang digunakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam
sebuah masyarakat.Poin utama pada pernyataan di atas yaitu ketentuan dan mengatur.
7. Peraturan adalah suatu hal yang sangat mutlak dan bersifat membatasi ruang gerak atau
“kemerdekaan” setiap individu.Pernyataan tersebut memuat poin yaitu membatasi.
8. Peraturan adalah cara membangun norma masyarakat sebagai pedoman agar manusia
hidup tertib dan teratur. Poin di dalam pernyataan tersebut yaitu pedoman, tertib, dan
teratur.
9. Peraturan adalah ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat, dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima: setiap warga
masyarakat harus menaati aturan yang berlaku; atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai
tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu.
Poin utama dalam pernyataan di atas yaitu ketentuan, panduan, kendali, dan harus ditaati.
Dari poin utama yang di temukan dalam pernyataan-pernyataan di atas. Dapat kita
kumpulkan menjadi 1 yaitu patokan, membatasi,organisasi, sangsi,perangkat,disepakati,
mengikat, tujuan, pedoman, tertib, teratur, keputusan,nyaman, harus dilakukan, mengatur,
ketentuan, dan harus ditaati.
Jika ditulis secara runtut menjadi perangkat, patokan, ketentuan, pedoman, keputusan,
disepakati, organisasi, mengikat, membatasi, mengatur, harus ditaati, harus dilakukan, sangsi,
tujuan, tertib, teratur, dan nyaman.
Kesimpulannya;
“Peraturan adalah perangkat yang berisi patokan dan ketentuan untuk dijadikan pedoman
yang merupakan hasil dari keputusan yang telah disepakati dalam suatu organisasi yang
bersifat mengikat, membatasi dan mengatur dan harus ditaati serta harus dilakukan untuk
menghindari sangsi dengan tujuan menciptakan ketertiban, keteraturan, dan kenyaman”.
Peraturan adalah suatu tata cara yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menertibkan dan
menyelaraskan dengan keperluan suatu pihak tersebut. Peraturan
sekolah adalah peraturan yang diterapkan oleh sekolah tertentu dengan tujuan untuk memberi
batasan dan mengatur sikap anak muda yang sering bersikap kurang kondusif dalam
menjalankan proses belajar-mengajar di sekolah.
Berikut adalah contoh tata tertib sekolah secara umum yang biasa diterapkan untuk siswa
pada lingkungan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Tata Tertib Siswa
Pelajaran akan dimulai setiap jam 07.30 setiap harinya kecuali hari Senin (upacara
bendera).
Siswa harus berada di dalam kelas paling lambat 10 menit sebelum jam pelajaran
dimulai.
Bagi siswa yang datang terlambat maka diwajibkan untuk melapor ke guru piket dan
membawa surat izin masuk kelas dari guru piket.
Siswa yang 3 kali datang terlambat secara berturut turut, akan dikenai sanksi berupa surat
peringatan 1.
Siswa tidak diperkenankan keluar masuk ruang kelas tanpa seizin dari guru yang sedang
mengajar.
Siswa harus berseragam lengkap sesuai ketentuan yang berlaku:
a. Senin – Selasa : seragam putih abu-abu.
b. Rabu – Kamis : seragam batik sekolah.
c. Jumat – Sabtu : seragam Pramuka.|
d. Siswi diwajibkan untuk memakai bawahan rok dan baju lengan panjang.
Seluruh siswa diwajibkan untuk berpakaian rapi dan sesuai dengan ketentuan baik di
sekolah maupun diluar sekolah.
Bagi siswa yang berhalangan hadir, diharapkan untuk membuat surat keterangan yang
ditandatangani oleh orang tua siswa atau wali.
Surat keterangan tanpa tanda tangan orang tua atau wali dianggap tidak sah.
Siswa yang tidak hadir di kelas tanpa surat keterangan yang sah dianggap alpa pada hari
tersebut..
Siswa yang tiga kali berturut-turut hadir tanpa keterangan maka orang tua siswa akan
dipanggil untuk menghadap wali kelas.
Siswa yang dengan jumlah alpa lebih dari 20 kali dalam satu tahun atau 2 semester, maka
dinyatakan tidak naik kelas. tanpa pengecualian.
Siswa harus menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dilarang membuang sampah
sembarangan.
Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak
sekolah seperti senam, kegiatan Jum’at bersih dll.
Siswa harus bertingkah laku sopan dan baik terhadap guru, siswa ataupun perangkat
sekolah lainnya.
Siswa dilarang berambut gondrong atau panjang (bagi laki laki), membawa senjata
tajam, narkoba, rokok ataupun obat obatan berbahaya lainnya.
Siswa dilarang merokok dan melakukan kegiatan-kegiatan negatif lainnya di dalam dan
luar lingkungan sekolah.
Siswa dilarang membawa orang luar ke lingkungan sekolah tanpa seizin guru piket.
Siswa dilarang keluar lingkungan sekolah pada jam pelajaran tanpa seizin guru piket.
Siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib diatas dengan sengaja maka akan
dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Teguran lisan atau surat peringatan 1, 2 dan 3
b. Surat panggilan kepada orang tua atau wali bila sudah diberi surat peringatan 3 kali.
c. Skorsing
d. Dikembalikan kepada orang tua atau wali murid.
Setiap siswa harus menjaga nama baik sekolah baik di dalam maupun diluar lingkungan
sekolah
Setiap tata tertib mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Disiplin
Setiap peraturan yang dibuat bertujuan untuk membuat siswa disiplin dan mematuhi apa-
apa saja yang dilarang dan diperbolehkan. Hal semacam ini bermanfaat untuk menumbuhkan
sifat taat peraturan sehingga diharapkan dapat terbiasa menaati tata tertib diluar lingkung
pembelarajan.
Secara umum tata tertib sekolah memiliki tujuan agar perangkat sekolah mulai dari
kepala sekolah, guru, murid dan perangkat lainnya mengerti dan memahami hak, kewajiban
dan tanggung jawab masing-masing sehingga semua kegiatan di sekolah berjalan baik dan
lancar.
3. Belajar Tentang Sebab dan Akibat
Siswa belajar tentang aturan dan hukuman. Setiap hukuman yang dilanggar akan
mendatangkan sanksi, ada hukuman tentu saja ada sebab yang pasti dilakukan. Namun
hukuman yang dilakukan tentu saja harus seusai dengan kaidah yang ada dan tidak
menimbulkan efek negatif pada siswa.
Peraturan dibuat untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar. Peraturan yang dibuat secara tertulis
memudahkan siswa untuk melihat kembali perihal apa saja yang boleh dan terlarang untuk
dikerjakan.
Setiap peraturan harus ditaati dan dijadikan pegangan. sekolah mempunyai kewajiban agar
setiap murid dapat menjalankan peraturan tersebut dengan sebaik-baiknya karena harus
diakui bahwa sekolah adalah gerbang siswa untuk hidup bermasyarakat bila siswa tidak
mampu untuk hidup disiplin di lingkungan sekolah maka besar kemungkinan Ia juga tidak
akan hidup disiplin ketika terjun di masyarakat.
Tujuan tata tertib sekolah sangat penting. Secara umum dibuatnya tata tertib
sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan
kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan
lancar.
Isi tata terib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan kewajiban siswa yang harus
dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya, tata tertib sekolah, baik yang berlaku
umum maupun khusus, meliputi tiga unsur berikut: a. Perbuatan atau tingkah laku yang
diharuskan dan yang dilarang.
Peraturan juga berguna bagi perkembangan mental dan psikologis bagi yang menaatinya.
Menumbuhkan rasa hormat serta pembentukan pribadi yang baik
INSTRUMEN
PENILAIAN HASIL
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
3. Jelaskan yang dimaksud dengan peraturan
4. Apakah kamu merasa sudah mentaati peraturan disekolah selama ini?
5. Adakah peraturan disekolah yang belum kamu taati? Sebutkan
TIDAK
NO PERNYATAAN SETUJU
SETUJU
1. Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
mentaati peraturan disekolah
2. Setelah menerima materi layanan BK tentang menaati
peraturan, timbul kesadaran saya untuk menjadi pribadi yang
lebih disiplin.
3. Setelah menerima materi layanan BK tentang taat peraturan,
saya menyadari bahwa saya belum menjadi pribadi yang taat
aturan disekolah.
4. Materi layanan BK tentang mentaati peraturan,
menyadarkan saya akan pentingnya kedisiplinan
dilingkungan sekolah.
INSTRUMEN
PENILAIAN PROSES
(Mengacu Pada Laporan Pelaksanaan)
HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
A Keterlaksanaan program
6. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
7. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
8. Metode yang digunakan variatif dan menarik
9. Menggunakan media layanan BK
10. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi
Layanan, Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat,
Penilaian
B Perolehan Siswa Pasca Layanan
6. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
7. Peserta didik mempunyai perasaan positif
8. Peserta didik berkurang masalahnya
9. Peserta didik terentaskan masalahannya
10.Berkembangnya PTSDL
C Perhatian Peserta Didik
6. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
7. Peserta didik aktif bertanya
8. Peserta didik aktif menjawab
9. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
konselor
10. Peserta didik hadir semua
D Kesesuaiaan Program
6. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
7. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
8. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta
didik
9. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
10. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan
Berikut adalah contoh tata tertib sekolah secara umum yang biasa diterapkan untuk siswa
pada lingkungan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Tata Tertib Siswa
Pelajaran akan dimulai setiap jam 07.30 setiap harinya kecuali hari Senin (upacara
bendera).
Siswa harus berada di dalam kelas paling lambat 10 menit sebelum jam pelajaran
dimulai.
Bagi siswa yang datang terlambat maka diwajibkan untuk melapor ke guru piket dan
membawa surat izin masuk kelas dari guru piket.
Siswa yang 3 kali datang terlambat secara berturut turut, akan dikenai sanksi berupa
surat peringatan 1.
Siswa tidak diperkenankan keluar masuk ruang kelas tanpa seizin dari guru yang
sedang mengajar.
Seluruh siswa diwajibkan untuk berpakaian rapi dan sesuai dengan ketentuan baik di
sekolah maupun diluar sekolah.
Bagi siswa yang berhalangan hadir, diharapkan untuk membuat surat keterangan yang
ditandatangani oleh orang tua siswa atau wali.
Surat keterangan tanpa tanda tangan orang tua atau wali dianggap tidak sah.
Siswa yang tidak hadir di kelas tanpa surat keterangan yang sah dianggap alpa pada
hari tersebut..
Siswa yang tiga kali berturut-turut hadir tanpa keterangan maka orang tua siswa akan
dipanggil untuk menghadap wali kelas.
Siswa yang dengan jumlah alpa lebih dari 20 kali dalam satu tahun atau 2 semester,
maka dinyatakan tidak naik kelas. tanpa pengecualian.
Siswa harus menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dilarang membuang sampah
sembarangan.
Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
pihak sekolah seperti senam, kegiatan Jum’at bersih dll.
Siswa harus bertingkah laku sopan dan baik terhadap guru, siswa ataupun perangkat
sekolah lainnya.
Siswa dilarang berambut gondrong atau panjang (bagi laki laki), membawa senjata
tajam, narkoba, rokok ataupun obat obatan berbahaya lainnya.
Siswa dilarang merokok dan melakukan kegiatan-kegiatan negatif lainnya di dalam
dan luar lingkungan sekolah.
Siswa dilarang membawa orang luar ke lingkungan sekolah tanpa seizin guru piket.
Siswa dilarang keluar lingkungan sekolah pada jam pelajaran tanpa seizin guru piket.
Siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib diatas dengan sengaja maka akan
dikenakan sanksi sebagai berikut:
– Teguran lisan atau surat peringatan 1, 2 dan 3
– Surat panggilan kepada orang tua atau wali bila sudah diberi surat peringatan 3 kali.
– Skorsing
– Dikembalikan kepada orang tua atau wali murid.
Setiap siswa harus menjaga nama baik sekolah baik di dalam maupun diluar
lingkungan sekolah
Setiap tata tertib mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Disiplin
Setiap peraturan yang dibuat bertujuan untuk membuat siswa disiplin dan mematuhi
apa-apa saja yang dilarang dan diperbolehkan. Hal semacam ini bermanfaat untuk
menumbuhkan sifat taat peraturan sehingga diharapkan dapat terbiasa menaati tata
tertib diluar lingkung pembelarajan.
Isi tata terib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan kewajiban siswa yang
harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya, tata tertib sekolah, baik
yang berlaku umum maupun khusus, meliputi tiga unsur berikut: a. Perbuatan atau
tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.
e) GLOSARIUM
f) PSIKOLOGIS: BERSIFAT KEJIWAAN
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP-MTs kelas
7, Yogyakarta, Paramitra Publishing
Peraturan sekolah Kumpulan Materi Bimbingan Konseling.
Internet (Google, Youtube, dll)
Menyetujui,
Plt.Kepala SMPN Satap 3 Kelumbayan Guru BK/Konselor
MODUL AJAR
Sosial
(Orientasi Lingkungan Sekolah Baru)
A. INFORMASI UMUM
a. IDENTITAS MODUL
NAMA : Tomi Risadi, S.Pd
Institusi : SMP N 1 Atap 3 Kelumbayan Barat
Tahun : 2023/2024
Jenjang : SMP
Kelas : VII
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit
b. KOMPETENSI AWAL
Pengenalan visi misi sekolah
Mengenal struktur organisasi sekolah
Mengetahui fasilitas/sarana dan prasarana sekolah
E. MODEL PEMBELAJARAN
- Pembelajaran Tatap Muka (Luring) / Daring
F. KOMPONEN INTI
F. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Mengenali potensi peserta didik baru
- Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara
lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah
- Menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru
G. PEMAHAMAN BERMAKNA
- Peserta didik berkolaborasi dan mencari informasi terkait visi dan misi sekolah
- Peserta didik secara mandiri mau mengembangkan interkasi positifn antar siswa dan
warga sekolah lainnya.
H. PERTANYAAN PEMANTIK
- Apakah kamu sudah mengetahui tentang visi dan misi sekolah?
- Apakah kamu mengetahui fasilitas yang ada disekolah kamu?
- Apakah kamu dapat berinteraksi baik dengan seluruh warga sekolah??
I. ASESMEN
RANCANGAN ASESMEN DIAGNOSTIK
Jenjang/ Kelas SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu dapat mengetahui dan memahami visi misi
sekolah
I. Asesmen Non-Kognitif
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin
ditanyakan
Kesejahteraan psikologis Minat siswa dan gaya belajar Apa harapan kamu ?
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang
dibutuhkan?
Menyiapkan form online dengan pilihan jawaban berupa emoticon Form online
serta menceritakan melalui tulisan
Diskusi dengan guru, kepala sekolah, bahkan jika diperlukan dengan Platform Webinar
orang tua siswa
J. Asesmen Kognitif
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin mewujudkan
dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang
merupakan proses manajemen saat ini dan menjangkau masa yang akan datang. Hax dan
Majluf dalam Akdon (2006) menyatakan bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan
sarana untuk: 1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan
tugas pokok. 2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders
(sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen dan pihak lain yang terkait). 3.
Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu di tafsirkan dengan baik,tidak
mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak
dalam sebuah organisasi (sekolah). Bagi sekolah,Visi adalah imajinasi moral yang
menggambarkan profil sekolah yang di inginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti
itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa
mendatang. Dalam menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan
dan tantangan masa depan. Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai
organisasi bagi pihak yang berkepentingan di masa datang menurut Akdon (2007).
Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
Pernyataan misi harus: 1. Menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh
organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan. 2. Secara eksplisit
mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. 3. Mengundang partisipasi
masyarakat luas terhadap perkembangan bidang utama yang digeluti organisasi.
A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING)
1. Apa yang dimaksud dengan visi?
2. Apa yang dimaksud dengan misi?
3. Bagaimana cara merumuskan visi dan visi?
B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE)
Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan
berilah tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan
kondisi Anda!
TIDAK
NO PERNYATAAN SETUJU
SETUJU
1. Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang
visi dan misi sekolah.
2. Setelah menerima materi layanan BK tentang orientasi
sekolah baru, timbul kesadaran saya untuk menjadi pribadi
yang positif.
3. Setelah menerima materi layanan BK pengembangan
interaksi positif disekolah, saya menyadari bahwa saya
belum menjadi pribadi yang lebih baik.
4. Materi layanan BK tentang orientasi sekolah baru,
menyadarkan saya akan pentingnya berinteraksi dengan baik
disekolah.
HASIL
NO PROSES YANG DINILAI PENGAMATAN KET
YA TIDAK
A Keterlaksanaan program
Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
Metode yang digunakan variatif dan menarik
Menggunakan media layanan BK
RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,
Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B Perolehan Siswa Pasca Layanan
Peserta didik memperoleh pemahaman baru
Peserta didik mempunyai perasaan positif
Peserta didik berkurang masalahnya
Peserta didik terentaskan masalahannya
Berkembangnya PTSDL
C Perhatian Peserta Didik
Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK
Peserta didik aktif bertanya
Peserta didik aktif menjawab
Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
konselor
Peserta didik hadir semua
D Kesesuaiaan Program
Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta
didik
Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling untuk SMP MTs
kelas 7, Yogyakarta, Paramitra Publishing
Kumpulan Materi Bimbingan Konseling.
Internet (Google, Youtube, dll)
Menyetujui,
Plt.Kepala SMPN Satap 3 Kelumbayan Guru BK/Konselor