B. LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
1. Peserta didik menyimak capaian dan tujuan pembelajaran yang akan diikuti dan garis
PENDAHULUAN
contoh-contoh bahaya kerja di radio, televisi dan film. Guru membantu mengarahkan
peserta didik dengan mengajak peserta didik lain menyatakan pendapat/ persetujuan/
tidak kesetujuannya.
(Menganalisis dan mengevaluasi penalaran yang digunakannya dalam menemukan dan
mencari solusi serta mengambil keputusan.-Dimensi Bernalar Kritis)
4. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok dan membuat drama singkat
dengan tema K3LH dalam proses kerja Radio/ Televisi/ Film, menyusun naskah drama,
membagi peran dan memperagakannya di kelas. Peserta didik lain memberikan
apresiasi/ tanggapan, guru memberikan penguatan terkait cerita dan penerapan
tema.
ASESMEN AWAL:
• Mendeskripsikan K3LH dan menyebutkan standar serta penerapanya
• Mengidentifikasi bahaya-bahaya kerja yang mungkin terjadi dalam proses produksi radio,
televisi dan film
ASESMEN PROSES:
Membuat contoh penerapan identifikasi standar K3LH dalam proses produksi radio, televisi dan
film.
ASESMEN AKHIR:
Unjuk kerja mengkreasikan drama tentang standar K3LH dalam proses produksi radio, televisi
dan film.
PERTEMUAN 2
PENDAHULUAN
penerapan standar K3LH serta membuat usulan untuk hal-hal yang belum standar/
sesuai, dalam bentuk peta konsep dan peserta didik berkelompok mempresentasikan
di kelas secara bergantian, yang lain memberikan tanggapan (P3 dimensi kreatif:
Menghasilkan gagasan yang beragam untuk mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya, menilai gagasannya, serta memikirkan segala risikonya dengan
mempertimbangkan banyak perspektif seperti etika dan nilai kemanusiaan ketika
gagasannya direalisasikan)
4. Setelah mendapat tanggapan dari peserta didik lain serta penguatan guru, masing-
masing kelompok membuat kreasi berupa poster yang berisi pengingat, peringatan
atau tata cara penggunaan alat, yang berkaitan dengan penerapan K3LH di
laboratorium.
2
Page
1. Peserta didik membuat simpulan materi hari ini dan penguatan dari guru, dilanjutkan
PENUTUP/REFLEKSI
refleksi hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan tentang hal yang belum dipahami dan
bagian mana dari pembelajaran hari ini yang paling disukai dan tidak disukai?
2. Peserta didik mengakhiri pembelajaran setelah diingatkan apa saja yang harus
disiapkan untuk pertemuan selanjutnya
REFLEKSI
ASESMEN AWAL :
Mengemukakan pendapat tentang penerapan K3LH.
ASESMEN PROSES :
Melakukan pengamatan terhadap penerapan K3LH di lingkungan sekolah khususnya
laboratorium broadcasting dan perfilman.
ASESMEN AKHIR :
Menyusun laporan pengamatan berupa kesesuaian penerapan standar K3LH di sekolah,
khususnya di laboratorium broadcasting dan perfilman.
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN DISKUSI
Alternatif Jawaban
NO Pernyataan
SA A CA KA SKA
1 Peserta didik tidak terpengaruh dengan situasi di
luar kelas
2 Peserta didik berdiskusi dengan peserta didik lain
tentang materi yang disampaikan
3 Peserta didik spontan bekerja apabila diberikan
tugas
4 Peserta didik menjawab pertanyaan temannya
5 Peserta didik membantu temannya yang mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah
6 Peserta didik bertanya dengan temannya terkait
dengan hal yang belum dimengerti
7 Peserta didik mencoba memperbaiki kesalahan
temannya dalam memecahkan masalah
8 Peserta didik bekerja sesuai dengan hasil diskusi
dengan temannya
9 Peserta didik mengungkapkan pendapat dalam
diskusi
10 Peserta didik berusaha memperbaiki pendapat
3
Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif
SKA = Sangat Kurang Aktif
STANDAR K3LH DALAM PROSES PRODUKSI PROGRAM RADIO, TELEVISI DAN FILM
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) mutlak dipahami dalam
mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan. Pemerintah mengatur K3LH berdasarkan PP RI
Nomor 50 Tahun 2012, yang merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Dalam proses produksi radio, televisi dan film, peralatan yang dipergunakan banyak
berhubungan dengan listrik, sehingga mutlak semua pekerja radio, televisi dan film harus
memahami standar K3LH di bidang kelistrikan.
Dalam bidang kelistrikan, ada beberapa hal serius yang sangat perlu diperhatikan, seperti
misalnya : kebakaran yang terjadi akibat arus listrik, sengatan listrik, kecelakaan yang terjadi akibat
terpapar arus listrik atau api akibat kebakaran, dan ledakan yang kemungkinan terjadi akibat
penggunaan alat-alat kelistrikan yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku.
Sesuai dengan tujuan K3LH pada umumnya, K3LH bidang kelistrikan dimaksudkan untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta orang-orang lain yang terlibat di
lingkungan kerja yang berpotensi terkena dampak bahaya kelistrikan.
K3 kelistrikan bertujuan pula untuk membuat instalasi kelistrikan yang aman untuk dapat
memberikan keselamatan pada bangunan dan isi di dalamnya. Kemudian, K3 listrik juga
5
Page
mendukung agar terbentuknya lingkungan dan tempat kerja yang sehat serta selamat agar dapat
meningkatkan produktivitas.
Oleh karena itu, penerapan K3 listrik sangat penting dilakukan sebagai salah satu langkah
dalam menanggulangi kecelakaan kerja. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi
jumlah kecelakaan kerja yang terkait dengan kelistrikan, yaitu :
1. Evaluasi Risiko
Dalam rangka mengurangi kecelakaan pada tempat kerja, harus dilakukan penilaian
terhadap tingkat risiko yang dihadapi. Evaluasi risiko wajib dilakukan untuk bisa memahami
risiko-risiko apa yang mungkin bisa muncul di lokasi kerja. Evaluasi memang penting
dilakukan agar diketahui secara pasti risiko-risiko apa saja yang mungkin bisa terjadi di
lingkungan tempat kerja. Dengan evaluasi yang baik, penanganan dan perawatan
kelistrikan bisa dilakukan secara tepat dan terarah. Namun, perlu diketahui juga jika risiko
bisa saja berbeda tergantung dengan tempat pekerjaan.
2. Meminimalisasi Tingkat Risiko Kecelakaan
Setelah melakukan evaluasi terhadap risiko kelistrikan yang bisa terjadi, maka selanjutnya
adalah usaha dalam meminimalisasi tingkat risikonya. Ada beberapa usaha yang harus
diperhatikan, seperti :
• Mutu SDM
• Kelengkapan Alat Pengaman
• Penggunaan Peralatan Sesuai Standar
• Instalasi Alat-Alat Kelistrikan
• Tahapan Pekerjaan yang Aman
Dalam pelaksanaan Sistem Manjemen K3, harus difasilitasi dengan sarana, prasarana dan
SDM terbaik yang telah memiliki sertifikasi kompetensi di bidang K3 dan surat izin kewenangan
K3. Adanya evaluasi K3 juga perlu dilakukan salah satunya dengan pemantauan kinerja K3.
Pemantauan dilakukan dengan cara pemeriksaan, pengetesan peralatan K3, pengukuran, dan
audit internal SMK3 yang dilaksanakan oleh SDM kompeten serta independen. Hasil pemantauan
kinerja K3 kemudian dilaporkan kepada perusahaan yang kemudian digunakan sebagai langkah
perbaikan.
Salah satu undang-undang yang mengatur tentang kewajiban perusahaan untuk menjamin
6
undang tersebut berisi kewajiban perusahaan dalam memeriksakan kesehatan para pekerjanya,
termasuk kesehatan fisik dan mentalnya. Pemeriksaan kesehatan ini juga wajib dilakukan secara
rutin.
Untuk dapat mencegah kecelakaan kerja, sebuah perusahaan juga wajib menerapkan
beberapa hal, di antaranya adalah :
• Pengawasan risiko kecelakaan pada tempat kerja
• Praktik SOP yang benar dan tepat di lingkungan kerja
• Pengontrolan faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan risiko kecelakaan
• Edukasi K3 terhadap seluruh tenaga kerja
• Pemasangan rambu-rambu peringatan bahaya di lingkungan kerja.
Umumnya, kecelakaan kerja juga dipengaruhi oleh faktor SDM yang kurang disiplin
sehingga teledor dalam bekerja. Selain itu, terkadang SDM yang ada juga kurang memahami
peraturan yang berlaku. Sikap kerja yang baik juga harus diterapkan meliputi:
• Kooperatif (cooperative)
• Perhatian pada detil (Attention to Details)
• Berorientasi prestasi (Achievement Oriented)
• Fleksibel (Flexible)
• Adaptif (Adaptable)
• Berpikiran terbuka (open minded)
• Kreatif (creative)
Pemahaman tersebut akan sangat berguna pada penggunaan peralatan kerja radio,
televisi dan film.
2. Faktor Kimia :
• Asal :
– bahan baku
– bahan tambahan
– hasil antara
– hasil samping
– hasil (produk)
– sisa produksi atau
– bahan buangan.
• Bentuk :
– Padat
– Cair
– Gas
– Uap
– Partikel.
• Jalan masuk :
– Inhalasi = rute paling sering
– Penelanan = tidak lazim
– Penyerapan kulit dan selaput lendir = lebih sering terjadi
• Efek thd tubuh :
– Iritasi
– Alergi
– Korosif
– Asphyxia
– keracunan sistemik
– Kanker
– kerusakan / kelainan janin
– Pneumoconiosis
– efek bius (narkose)
– Pengaruh genetic.
8
3. Faktor Biologi
Page
4. Faktor Ergonomi/fisiologi:
Penyebab : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja , kontruksi tidak
ergonomis. Efek thd tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang,
perubahan bentuk, dislokasi.
5. Faktor Psikososial:
Penyebab : Organisasi kerja (type kepemimpinan, Hubungan kerja, Komunikasi,
keamanan, Type kerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang,
kerja shif, terpencil). Akibat : stress, psikosomatis, somatis.
Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan
mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik.
Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan untuk
meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dandaya produktifitas tenaga
kerja
Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit
menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat
kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan
tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
a. Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
b. Pemeriksaan berkala.
c. Pemeriksaan khusus.
2. Imunisasi.
3. Kesehatan lingkungan kerja.
4. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan,
pengukuran dan evaluasi).
Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja dengan
pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya
serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular dilingkungan
pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan
gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh
dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Pengobatan terhadap penyakit umum.
2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan parah
yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja
secara permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang biasanya mampu
dilakukan sehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih
ada secara maksimal.
2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja
yang cacat akibat kerja.
11
Page