Anda di halaman 1dari 3

Transpor Pasif artinya keduanya tidak memerlukan masukan energi untuk memindahkan

zat. ------- DIFUSI dan OSMOSIS

Difusi terjadi dalam tumbuhan untuk pertukaran gas seperti oksigen dan
karbondioksida di dalam dan di luar sel.

Pembuluh kayu dalam tumbuhan juga dikenal dengan sebutan-sebutan lain, antara lain:

1. Xilem: Xilem adalah sebutan umum yang digunakan untuk merujuk pada jaringan
pembuluh kayu dalam tumbuhan. Xilem berperan dalam mengangkut air, mineral,
dan nutrisi dari akar ke bagian atas tumbuhan, seperti batang, ranting, dan daun.

2. Trakeid: Trakeid adalah salah satu jenis sel dalam xilem yang berbentuk silindris dan
memiliki dinding sel yang kaku. Trakeid berperan dalam mengangkut air dan nutrisi
dari akar ke bagian atas tumbuhan, serta memberikan dukungan struktural pada
tumbuhan.

3. Sel kayu: Sel kayu adalah sel yang membentuk xilem dalam tumbuhan. Sel kayu
memiliki dinding sel yang kaya akan lignin, suatu zat yang memberikan kekuatan dan
kekakuan pada dinding sel. Sel kayu bertanggung jawab dalam pengangkutan air dan
nutrisi dari akar ke daun serta memberikan dukungan struktural pada tumbuhan.

4. Pembuluh kayu primer: Pembuluh kayu primer adalah pembuluh kayu yang
terbentuk pada tahap awal pertumbuhan tumbuhan. Pembuluh kayu primer biasanya
memiliki diameter yang lebih kecil dan struktur yang sederhana dibandingkan
dengan pembuluh kayu sekunder, yang terbentuk pada tahap pertumbuhan yang
lebih lanjut.

5. Urat kayu: Urat kayu adalah sebutan yang sering digunakan dalam konteks daun
untuk merujuk pada jaringan pembuluh kayu yang terdapat dalam daun tumbuhan.
Urat kayu dalam daun berperan dalam mengangkut air dan nutrisi ke sel-sel daun
serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain tumbuhan.

Enzim dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu, seperti substrat yang mereka


katalisis, jenis reaksi yang mereka katalisis, atau struktur dan mekanisme kerja
mereka. Beberapa kelompok enzim yang umum ditemui meliputi:

1. Oksidoreduktase: Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi, yang


melibatkan transfer elektron antara molekul substrat. Contoh: dehidrogenase,
peroksidase.
2. Transferase: Enzim ini mengkatalisis transfer gugus fungsional, seperti gugus
fosfat, metil, atau asetil, dari satu molekul ke molekul lain. Contoh: kinase,
metiltransferase.
3. Hidrolase: Enzim ini mengkatalisis pemutusan ikatan kimia dengan
menggunakan air sebagai donor gugus hidroksil. Contoh: lipase, amilase.
4. Liase: Enzim ini mengkatalisis pemutusan atau pembentukan ikatan kimia
tanpa melibatkan transfer elektron atau transfer gugus fungsional. Contoh:
dekarboksilase, sintase.
5. Isomerase: Enzim ini mengkatalisis perubahan isomerik dalam molekul
substrat, menghasilkan isomer-isomer baru. Contoh: isomerase aldolase,
isomerase geometri.
6. Ligase: Enzim ini mengkatalisis pembentukan ikatan kimia baru antara dua
molekul dengan menggunakan energi ATP. Contoh: DNA ligase, sintetase.
7. Protease: Enzim ini mengkatalisis pemotongan ikatan peptida dalam protein.
Contoh: tripsin, pepsin.
8. Karboksilase: Enzim ini mengkatalisis penambahan gugus karboksil ke dalam
molekul substrat. Contoh: enzim karboksilase dalam siklus Calvin (fase gelap
fotosintesis).

Itu hanyalah beberapa contoh kelompok enzim yang ada. Terdapat banyak kelompok
enzim lainnya yang memiliki peran katalitik yang berbeda dalam berbagai jalur
metabolik dan proses biokimia dalam sel.
Heksokinase dan glukokinase adalah dua enzim yang terlibat dalam fosforilasi glukosa
menjadi glukosa 1-fosfat dalam jalur metabolisme karbohidrat dalam sel. Kedua enzim ini
berperan dalam mengkatalisis transfer gugus fosfat dari ATP ke molekul glukosa, namun
memiliki perbedaan dalam distribusi jaringan, afinitas terhadap glukosa, dan regulasi
aktivitas enzim.

1. Heksokinase: Heksokinase merupakan enzim yang ditemukan pada banyak


jaringan dalam tubuh, termasuk jaringan tumbuhan dan hewan. Heksokinase
memiliki afinitas tinggi terhadap glukosa, yang artinya ia dapat mengfosforilasi
glukosa menjadi glukosa 6-fosfat bahkan pada konsentrasi glukosa yang rendah.
Heksokinase juga seringkali memiliki regulasi alosterik yang kompleks, yang
mempengaruhi aktivitas enzim tergantung pada keadaan metabolik sel, seperti
kadar glukosa, ATP, dan ADP.
2. Glukokinase merupakan enzim yang ditemukan terutama dalam hati dan sel-sel
pankreas. Glukokinase memiliki afinitas yang lebih rendah terhadap glukosa, yang
artinya ia hanya mengkatalisis fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6-fosfat pada
konsentrasi glukosa yang tinggi. Oleh karena itu, glukokinase berperan dalam
mengontrol tingkat glukosa darah, karena hanya aktif ketika konsentrasi glukosa
darah tinggi, seperti setelah makan. Glukokinase juga tidak memiliki regulasi
alosterik yang kompleks seperti heksokinase.

Regulasi alosterik dapat terjadi pada berbagai tahap dalam jalur metabolik, termasuk
pada enzim yang terlibat dalam fosforilasi glukosa menjadi glukosa 1-fosfat, seperti
heksokinase dan glukokinase, yang disebutkan sebelumnya. Pengaturan alosterik pada
enzim-enzim ini dapat mempengaruhi laju reaksi dan mengatur keseimbangan antara
berbagai jalur metabolik dalam sel.
Dalam regulasi alosterik, molekul pengatur dapat berperan sebagai pengaktivasi
(aktivator) atau penghambat (inhibitor) enzim, tergantung pada efeknya terhadap aktivitas
enzim. Pengaktivasi akan meningkatkan aktivitas enzim, sedangkan penghambat akan
mengurangi aktivitas enzim.

Perbedaan dalam distribusi jaringan, afinitas terhadap glukosa, dan regulasi aktivitas
enzim antara heksokinase dan glukokinase memungkinkan keduanya berperan dalam
pengaturan homeostasis glukosa darah dan metabolisme karbohidrat dalam sel-sel yang
berbeda dalam tubuh.

Molekul 1,3-bisphosphoglycerate direduksi oleh molekul NADH (Nicotinamide


adenine dinucleotide reduksi) dalam jalur glikolisis, yang merupakan salah satu jalur
metabolisme yang terlibat dalam pemecahan glukosa menjadi piruvat dalam proses
produksi energi dalam sel.

Dalam langkah glikolisis, 1,3-bisphosphoglycerate (1,3-BPG) yang dihasilkan dari


fosforilasi oksidatif 3-phosphoglycerate (3-PG) oleh enzim phosphoglycerate kinase,
mengalami reduksi oleh NADH menjadi glyceraldehyde 3-phosphate (GAP) oleh
enzim glyceraldehyde 3-phosphate dehydrogenase (GAPDH). Reaksi ini
menghasilkan molekul NADH dan membentuk glyceraldehyde 3-phosphate yang
nantinya akan digunakan dalam tahap-tahap berikutnya dalam jalur glikolisis untuk
menghasilkan ATP sebagai sumber energi bagi sel. NADH yang dihasilkan dalam
reaksi ini kemudian dapat digunakan dalam reaksi redoks lainnya dalam
metabolisme sel untuk menghasilkan energi tambahan.

Anda mungkin juga menyukai