Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A DENGAN POST OPERASI

SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI RIWAYAT SECTIO CAESAREA DI

RUANG GALILEA II OBSGYN RUMAH SAKIT

BETHESDA YOGYAKARTA 25-26 JULI 2023

Nama: Owyn Lemuel Widagdo

NIM: 2204198

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES


BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA 2023

LEMBAR PENGESAHAN

UJIAN STASE MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN POST SECTIO CAESAREAN


DI RUANG GALILEA 2 OBSGYN RUMAH SAKIT BETHESDA
YOGYAKARTA

Oleh:

Owyn Lemuel Widagdo

2204198

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Ujian Stase Maternitas

pada tanggal

Yogyakarta, Juli 2023

Menyetujui

Preceptor Klinik Preceptor Akademik


(Ns. Ika Retnaningsih, S.Kep.) ()

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS

1. Definisi Masa Nifas

Masa nifas merupakan waktu selama persalinan dan setelah kelahiran bayi yang
meliputi minggu minggu berikutnya pada saat jalan lahir kembali ke keadaan
sebelum hamil. Masa nifas adalah masa dimana seorang ibu yang telah
melahirkan bayi yang di pergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali
yang umum nya memerlukan waktu 6-12 minggu (Ciselia & Oktari, 2021).

Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari kelahiran
bayi selesai hingga alat reproduksi ibu kembali seperti masa pra-hamil.
Puerperium adalah periode waktu atau masa di mana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6
minggu atau lebih (Zubaidah, Rusdiana, Norfitri, & Pusparina, 2021).
2. Pembagian Masa Nifas

Menurut referensi dari Ciselia & Oktari (2021), pembagian nifas dibagi 4
bagian yaitu

A. Immediate Puerperium

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masa ini
merupakan fase kritis, sering terjadi perdarahan postpartum karena atonia
uteri. Karena pada fase kritis ini tenaga kesehatan perlu melakukan
pemantauan secara continue, yang meliputi kontraksi uterus, pengeluaran
lochea,tekanan darah, nadi, dan suhu.

B. Puerperium Dini

Pada fase ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam,
intake makanan dan cairan untuk ibu cukup, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.

C. Puerperium Intermedial

Pada periode ini tenaga kesehatan tetap melakukan asuhan dan


pemeriksaan sehari-hari serta perencanaan KB untuk pasien

D. Puerperium Remote

Pada periode ini adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau persalinan memiliki penyulit atau
komplikasi.

3. Perubahan Fisiologis pada Ibu Nifas


Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
postpartum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan menurut
(Wulandari, 2017) setelah melahirkan antara lain :

A. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi


sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus
Uteri).

2) Perubahan Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami pebekanan serta peregangan yang sangat


besar selama proses melahirkan bayi, dalam beberapa hari pertama
setelah partus keadaan vulva dan vagina masih kendur, setelah 3
minggu secara perlahan akan kembali ke keadaan sebelum hamil.

3) Perubahan Perineum

Perineum akan menjadi kendur karena sebeumnya teregang oleh


tekanan kepala bayi dan tapak terdapat robekan jika dilakukan ectionis
yang akan terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu.

4) Perubahan Serviks

Serviks mengalami involusi bersama uterus, setelah persalinan ostium


eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tenagh, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup.

5) Perubahan pada Payudara


Suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan
pembengkakan ection sementara, air susu saat diproduksi diispan di
alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara dihisap oleh
bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.

B. Perubahan Pada Abdomen

Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi Sectio Caesarea biasanya
terdapat luka post Sectio Caesarea dengan berbagai bentuk insisi. Selain
luka insisi terdapat perubahan pada pola pencernaan ibu post nifas yang
biasanya membutuhkan waktu sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna
dan nafsu

makan dapat kembali normal. Dibandingkan ibu yang melahirkan secara


spontan lebih cepat lapar karena telah mengeluarkan energi yang begitu
banyak pada proses persalinan.

C. Perubahan Pada Genetalia

Lokhea adalah eksresi cairan ecti selama masa nifas. Lokhea berbau amis
atau anyir dengaan volume yang berbeda-beda pada setiap ectio. Lokhea
yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Pengeluaran lokhea
dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :

1) Lokhea Rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postpartum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan
sisa-sisa plasenta, dinding ecti, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan
ection.

2) Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.

3) Lokhea Serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum,


leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7
sampai hari ke-14.

4) Lokhea Alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput ectio
serviks, dan serabut jaringan yang mati, berupa cairan putih. Lokhea alba
dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.

5) Lokhea Purulenta

Lokhea ini disebabkan karena terjadinya infeksi, cairan yang keluar


seperti nanah yang berbau busuk.

E. Perubahan Sistem Perkemihan

Buang air kecil sulit selama 24 jam, urine dalam jumlah besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Keadaan ini
meyebabkan dieresis, ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu. ection ini baisanya di perlukan katerisasi pada ibu
karena kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal
pasca operasi.

F. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang
berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan
menghentikan perdarahan. Ambulasi dini sangat membantu untuk
mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi. Pada umumnya
ambulasi dimulai 4-8 jam postpartum.

G. Perubahan Sistem Hematologi

Pada minggu-minggu terakhir kehailan, kadar fibrogen dan plasma serta


faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama
postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi
darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan fakktor pembekuan darah.

H. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Kardiak output meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai


kala III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada
beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali normal pada akhir
minggu ke 3 postpartum.

I. Perubahan Sistem Endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam postpartum,


ectionise turun pada hari ke 3 postpartum, kadar ectioni dalam darah
berangsur-angsur hilang.

J. Perubahan Tanda-tanda Vital

Tanda-tanda vital yang sering digunakan sebagai ectioni bagi tubuh yang
mengalami gangguan atau masalah kesehatan adalah nadi, pernafasan,
suhu dan tekanan darah. Denyut nadi normal berkisar antara 60-80 kali
permenit. Pada proses persalinan biasanya akan mengalami peningkatan,
tetapi pada masa nifas denyut nadi akan kemabli normal. Frekuensi
pernafasan normal berisar antara 18-24 kali permenit. Setelah persalinan,
frekuensi pernafasan akan kembali normal, keadaan pernafasan biasanya
berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Suhu tubuh dapat meningkat
sekitar 0,5o C dari keadaan normal 36o – 37,5o C, hal ini disebabkan
karena meningkatnya ectionis tubuh pada saat proses persalinan. Tekanan
darah normal untuk sistol berkisar antara 110-140 mmHg dan untuk
ection antara 60-80 mmHg, setelah persalinan tekanan darah sedikit
menurun karena terjadinya perdarahan pada saat proses persalinan.

4. Perubahan Psikologis pada Ibu Nifas

Perubahan psikologis pada masa nifas menurut Aritonang & Simanjuntak


(2021)

A. Fase taking in

Ibu dalam fase taking in merupakan periode ketergantungan, yang


berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu
terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap
lingkunganya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri
pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada
fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

B. Fase taking hold

Fase taking hold berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitive sehingga mudah
tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya. Tugas tenaga kesehatan antara lain mengajarkan
cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan,
senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain
lain.

C. Fase letting go

Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran


barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkat
akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran
barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya.
Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan
akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya
(Aritonang & Simanjuntak, 2021).

5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

A. Nutrisi dan Cairan

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan


metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui
akan meningkat sekitar 25%, pada masa nifas masalah diit perlu mendapat
perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik mempercepat
penyembuhan ibu dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayi. Diit yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup
kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan. Konsumsi cairan
sebanyak 8 gelas perhari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari.

B. Ambulasi Dini

Pada pasien post ection caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam
sesudah melahirkan, jika pasien menjalani analgesia epidural pemulihan
sensibilitas yang total harus dibuktikan dahulu sebelum ambulasi dimulai.
Manfaat ambulasi dini pada ibu post ection caesarea, yaitu :

1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3) Mencegah terjadinya ectionis dan tromboemboli dengan mobilisasi


sirkulasi darah normal sehingga resiko terjadinya ectionis dan
tromboemboli dapat dihindari.

C. Istirahat

Istirahat merupakan salah satu kebutuhan dasar masa nifas yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk :

1) Istirahat yang cukup untuk mengurangi rasa ecti

2) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.

3) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.

4) Menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam, dan


malam 7-8 jam.

D. Kebutuhan Eliminasi

Buang Air Kecil (BAK). Kebanyakan pada pasien postpartum normal dapat
melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Ibu
diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi
100cc, maka dilakukan katerisasi. Tetapi apabila kandung kemih penuh,
tidak perlu menunggu 8 jam untuk katerisasi. Buang Air Besar (BAB).
Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. Jika pasien belum
juga BAB pada hari ketiga maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per
rectal.

E. Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
syarat Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu-satu dua jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk melakukan hubungan suami
istri.

F. Personal Hygiene

Pada ibu pada masa postpartum sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas dalam personal hygiene
adalah sebagai berikut :

1) Perawatan Perineum

Apabila setelah buang air kecil atau besar perineum dibersihkan secara
rutin, dengan lembut dari sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke
belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus.

2) Perawatan Payudara

Sebaiknya perawatan payudara telah dimulai sejak ectio hamil supaya


putting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.

G. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik,
kegiatan seperti ini akan meningkatkan paru-paru, meningkatkan otot
kandung kemih dan usus besar yang agak lamban kerjanya akibat
pembiusan pada saat menjalani ection caesarea. Sebelum luka dinyatakan
sembuh oleh dokter, ibu cukup melakukan gerakan ringan seperti
menggerakan ujung jari dan tumit sedikit demi sedikit, latihan ini cukup
dilakukan di minggu-minggu pertama setelah persalinan. Lalu miringkan
tubuh kekanan tekuk kaki kiri serta letakkan tangan kiri ketempat tidur
bangun secara perlahan dengan kedua tangan sebagai penyangga. Turunkan
kaki perlahan dari tempat tidur, untuk membantu ibu mengurangi rasa sakit,
peganglah bantal kecil yang ditempelkan dibagian yang dioperasi.

H. Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah salah satu usaha membantu keluarga/individu


merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik, sehingga dapat
mencapai keluarga berkualitas.
LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESAREA

2.1.1 Pengertian

Sectio Caesarea adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk melahirkan


bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim. Sectio Caesarea adalah
suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
depat perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram.

Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah
irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi kendati cara ini
semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal (Mitayani, 2012). Sectio
Caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).

2.1.2 Etiologi

Menurut Amin & Hardi (2013) operasi Sectio Caesarea

dilakukan atas indikasi sebagai berikut :

2.1.2.1 Indikasi yang berasal dari ibu

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo Pelvik Disproportion


(disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang
parah, komplikasi kehamilan yaitu pre eklampsia dan eklampsia berat, atas
permitaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan
persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).

2.1.2.2 Indikasi yang berasal dari janin

Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti
bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan
lintang, kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat,
terlilit tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio
plasenta,plasenta accreta, dan vasa previa, kegagalan persalinan vakum atau forseps
ekstraksi, dan bayi kembar (multiplepregnancy).
Pathway
Klasifikasi

Sectio Caesarea Klasik

Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim. Pembedahan
dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kirra-kira sepanjang 10
cm. Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina
apabila sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.

Sectio Caesarea Transperitonel Profunda

Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical yaitu sayatan
vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika bagian
bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk memungkinkan
dibuatnya sayatan transversal. Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-
otot bawah rahim.

Sectio Caesarea Histerektomi

Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana setelah janin


dilahirkan dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan pegangkatan rahim.

Sectio Caesarea Ekstraperitoneal


Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio Caesarea berulang pada seorang
pasien yang sebelumnya melakukan Sectio Caesarea. Biasanya dilakukan di atas
bekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan faisa
abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan
segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum.
ASUHAN KEPERAWATAN

TEMPAT PRAKTIK : G2 Obsgyn


NAMA PRECEPTEE : Owyn Lemuel Widagdo
NIM : 2204198
Tgl. Pengkajian : 25/07/2023 jam 10.00

A. IDENTITAS
1. Nama : Ny. A
2. Umur : 37 tahun (09-08-1982)
3. Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Karyawan Bethesda
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Alamat : Yogyakarta
9. No. RM : 0015-xxxx
10. Tanggal Masuk : 24 Juli 2023
B. Suami/Penanggungjawab
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 34 tahun
3. Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Pegawai swasta
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Alamat : Yogyakarta
C. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI :
Pasien mengatakan mual-mual dan muntah setelah di operasi pagi ini jam 09:30
WIB
D. KELUHAN TAMBAHAN SAAT DIKAJI
Pasien mengeluh pusing berputar saat membuka mata
E. ALASAN UTAMA DATANG KERUMAH SAKIT
Pasien masuk Rumah Sakit Bethesda dikarenakan pasien mengeluh mengalami
kencang-kencang pada bagian abdomen dan ada flek yang keluar dari vagina.
F. RIWAYAT UTAMA MASUK RUMAH SAKIT
Pasien terakhir kontrol kehamilan dengan usia kehamilan 36 minggu riwayat
kehamilan G3P2A0AH2 di poli Obsgyn Rumah Sakit Bethesda pada tanggal 15
Juli 2023, dengan keluhan kencang-kencang pada abdomen, terdapat flek dari
vagina dan batuk berdahak. Kemudian pasien masuk ruang GII Obsgyn pada 24
Juli 2023 pada pukul 19.55 WIB dengan umur kehamilan 37 minggu + 7 hari,
dikarenakan pasien dijadwalkan operasi Sectio Caesar pada 25 Juli 2023, pasien
dilakukan tindakan Sectio Caesar atas indikasi riwayat Sectio Caesar dan mata
minus (-6). Pasien mendapatkan terapi Rl 500 cc, terpasang kateter ukuran no. 16,
terpasang infus disebelah tangan kiri, infus Paracetamol 10 mg/ml,
Metoclopramide 10 mg. Pemeriksaan tanda-tanda vital ibu, TD : 130/98 mmHg,
nadi : 80 x/menit, suhu : 36,5 oC, respirasi : 22 x/menit, SpO2 : 99%, tanda-tanda
vital janin suhu : 36,7 oC, denyut jantung janin : 132 x/menit. Dilakukan
pemeriksaan fisik antara lain tinggi fundus uteri : 35 cm, abdomen : Leopold I
(Bokong), Leopold II (Punggung di sebelah kiri dan bagian-bagian kecil di sebelah
kanan), Leopold III (Kepala sudah masuk PAP), Leopold IV (kepala sudah masuk
seluruhnya ke PAP 0/5).
G. RIWAYAT PERNIKAHAN
1. Menikah : 1 x
2. Lama pernikahan dengan suami sekarang : 7 tahun
3. Menikah pertama kali usia : 31 tahun
H. RIWAYAT HAID
1. Menarche umur : 12 tahun
2. Siklus : 28 hari, teratur
3. Lamanya : 7 hari
4. Banyaknya darah : ±100 cc
5. Sifat darah : encer, tidak berbau
6. Tidak ada nyeri
7. HTHP : 05 November 2022
8. HPL : 12 Agustus 2023
9. Fluor Albus : Tidak ada

I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN (G3, P2, Ab0, Ah2)

No Tahun Kehamila Persalinan Penolong Jenis BB H/M Perdarahan Nifas


. n Kelamin (gram)
1 2017 Aterm Sectio Dokter Laki-laki 3200 H ±100 cc 40 hari
Caesarea
2 2018 Aterm Sectio Dokter Laki-laki 3200 H ±100 cc 40 hari
Caesarea

J. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA


Pasien mengatakan pernah KB dengan metode KB IUD
K. RIWAYAT PENYAKIT YANG LALU
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang lalu
L. ALERGI
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat, makanan dan lingkungan
M. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Penyakit keturunan: pasien mengatakan keluarga mempunnyai hipertensi dari
ayah dan diabetes melitus dari ibu
2. Riwayat kehamilan kembar: pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang
mempunyai riwayat kehamilan kembar
3. Genogram

Keterangan:
Pria :
Wanita :
Meninggal :
Serumah :
Pasien :

N. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

1. Umur kehamilan sekarang : 37 minggu + 7 hari


2. Selama periksa di : Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
3. Mulai periksa ANC : Pasien mengatakan pemeriksaan pertama pada usia
kehamilan 10 minggu trimester pertama pada tanggal 14 Januari 2023.
4. Suntik TT : pasien mengatakan pernah mendapatkan suntik TT sebelum
menikah
5. Obat yang diminum : Asam Folat
6. Senam hamil : Tidak
7. Keluhan / masalah : Tidak ada

O. PENGKAJIAN POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola Nutrisi – Metabolik
a. Sebelum masuk rumah sakit
1) Frekuensi makan dalam sehari : 3 x sehari
2) Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan
3) Porsi yang dihabiskan : Pasien mengatakan terkadang habis terkadang
tidak.
4) Makanan yang disukai : Pasien mengatakan suka semua jenis
makanan.
5) Makanan yang tidak disukai : Pasien mengatakan tidak ada makanan
yang tidak disukai
6) Makanan yang pantang : Pasien mengatakan tidak ada pantangan
makanan.
7) Makanan tambahan / vitamin : Pasien mengatakan hanya
mengonsumsi obat yang diresepkan dari dokter di Puskesmas.
8) Kebiasaan makan : Pasien mengatakan sering makan di rumah,
terkadang jika bosan makan di luar bersama suaminya.
9) Nafsu makan : Pasien mengatakan nafsu makan baik.
10) Banyaknya minum : Pasien mengatakan banyak minum perhari kurang
lebih 1-1,5 liter.
11) Jenis minuman : Pasien mengatakan lebih banyak minum air putih,
terkadang minuman manis seperti jus buah.
12) Minuman yang disukai : Pasien mengatakan suka minum teh hangat.
13) Minuman yang tidak disukai : Pasien mengatakan tidak ada minuman
yang tidak disukai.
14) Minuman pantang : Pasien mengatakan minuman pantang selama
hamil adalah kopi.
15) Perubahan berat badan : Pasien mengatakan ada peningkatan berat
badan 5 kg dari 81 kg menjadi 86 kg selama kehamilan.
b. Selama di rumah sakit
1) Jenis makanan : Pasien mengatakan puasa dari jam 24.00 WIB, 1 jam
sebelum operasi, pasien minum jus 1 botol gelas 250 cc.
2) Frekuensi makanan dalam sehari : Pasien mengatakan puasa dari jam
24.00 WIB, 1 jam sebelum operasi, pasien minum jus 1 botol gelas
250 cc.
3) Porsi yang dihabiskan : Pasien mengatakan puasa dari jam 24.00 WIB,
1 jam sebelum operasi, pasien minum jus 1 botol gelas 250 cc.
4) Banyak minum dalam sehari : 1 jam sebelum operasi, pasien minum
jus 1 botol gelas 250 cc.
5) Keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan mual muntah dan
penurunan nafsu makan.
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit :
1) Buang air besar (BAB)
a) Frekuensi : Pasien BAB sehari sekali kadang 2 hari sekali
b) Waktu : Tidak tentu, paling sering pagi hari dan sore hari
c) Warna : Kuning kadang kecoklatan
d) Konsistensi : Lembek kadang padat
e) Posisi waktu BAB : Jongkok
f) Pemakaian obat : Tidak ada
g) Keluhan : Tidak ada
h) Upaya yang dilakukan : Tidak ada
2) Buang air kecil (BAK)
a) Frekuensi : 3-4 x sehari
b) Jumlah : 600-1000 cc / 24 jam
c) Warna : Bening kekuningan
d) Bau : Amoniak khas urine
e) Keluhan : Tidak ada
f) Upaya yang dilakukan : Tidak ada
b. Selama sakit
1) Buang air besar (BAB)
a) Frekuensi : Ny. A mengatakan belum BAB.
b) Waktu : Ny. A mengatakan belum BAB.
c) Warna : Ny. A mengatakan belum BAB.
d) Konsistensi : Ny. A mengatakan belum BAB.
e) Keluhan : NyA mengatakan belum BAB.
2) Buang air kecil (BAK)
a) Frekuensi : Pasien menggunakan kateter ukuran no. 16
b) Jumlah : 1000-1200 cc / 24 jam
c) Warna : Bening kekuningan
d) Bau : Khas urine
e) Keluhan : Tidak ada
f) Upaya yang dilakukan keluarga/pasien : Tidak ada
3. Pola Aktivitas-Istirahat-Tidur
a. Sebelum sakit
1) Keadaan aktivitas sehari-hari
a) Kebiasaan olahraga : Pasien terkadang berolahraga
b) Lingkungan rumah : Cukup luas
c) Alat bantu untuk memenuhi aktivitas setiap hari : Tidak ada
d) Pasien biasa beraktivitas di rumahnya. Kegiatan sehari-hari dapat
dilakukan sendiri tanpa bantuan
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi 

Berpakaian/berdandan 

Eliminasi 

Mobilisasi di tempat 
tidur
Pindah 

Ambulasi 

Naik tangga 

Memasak 

Belanja 

Merapikan rumah 

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung total
2) Kebutuhan tidur
a) Jumlah tidur dalam sehari :
(1) Pasien tidur malam ±6-7 jam per hari
(2) Pasien tidak terbiasa tidur siang
b) Pasien lebih mengutamakan tidur malam daripada tidur siang
c) Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
d) Klien tidur sendiri dengan suami
e) Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : Bantal, guling,
selimut, dan kasur springbed
f) Keluhan dalam hal tidur : Tidak ada
3) Kebutuhan istirahat
a) Kapan : Pasien istirahat jika sudah merasa ngantuk dan lelah
b) Berapa lama : Tidak tentu
c) Kegiatan untuk mengisi waktu luang : Menonton tv
d) Pasien dapat beristirahat dan mengisi waktu luang dalam suasana
yang tenang dan saat pasien merasa santai.
b. Selama sakit
1) Keadaan aktivitas
Aktivitas pasien hanya dilakukan di tempat tidur saja.
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan/minum 

Mandi  3

Toileting 

Berpakaian 

Mobilisasi di TT  3

Berpindah 

Ambulasi/ROM  3

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung total
2) Kebutuhan tidur
a) Jumlah tidur dalam sehari :
(1) Pasien tidur malam ±5-7 jam per hari
(2) Tidur siang ±1-2 jam per hari
b) Penghantar untuk tidur : Tidak ada
c) Keluhan tidur : Tidak ada
3) Kebutuhan istirahat
a) Pasien mengatakan tidak merasa terganggu dengan lingkungan
yang ada di rumah sakit.
4. Pola Kebersihan diri
a. Sebelum sakit
1) Kebersihan Kulit
a) Mandi 2 kali sehari secara mandiri
b) Menggunakan sabun mandi
c) Keluhan : Tidak ada
2) Kebersihan Rambut
a) Pasien mengatakan keramas setiap 2 hari sekali
b) Pasien menggunakan sampo herbal
c) Keluhan : Tidak ada
3) Kebersihan Telinga
a) Pasien membersihkan telingan setiap 1 minggu sekali
b) Keluhan : Tidak ada
4) Kebersihan Mata
a) Pasien mengatakan setiap mandi selalu membersihkan bagian
mata.
b) Keluhan : Tidak ada
5) Kebersihan Mulut
a) Menggosok gigi 2 kali / hari, setiap pagi dan sore
b) Pasien menggosok gigi menggunakan pasta gigi
c) Keluhan : Tidak ada
6) Kebersihan Kuku
a) Pasien mengatakan selalu memotong kukunya saat sudah
panjang, pasien mengatakan bisa seminggu sekali ia memotong
kukunya.
b) Keluhan : Tidak ada
b. Selama di rumah sakit
1) Kebersihan Kulit
a) Pasien mengatakan mandi dibantu perawat
b) Menggunakan sabun mandi
c) Keluhan : Tidak ada
2) Kebersihan Rambut
a) Pasien mengatakan belum keramas
b) Keluhan : Tidak ada
3) Kebersihan Telinga
a) Pasien mengatakan membersihkan telinga saat mandi
b) Keluhan : Tidak ada
4) Kebersihan Mata
a) Pasien mengatakan setiap mandi selalu membersihkan bagian
mata.
b) Keluhan : Tidak ada
5) Kebersihan Mulut
a) Menggosok gigi 2 kali / hari, setiap pagi dan sore dibantu suami
b) Pasien menggosok gigi menggunakan pasta gigi
c) Keluhan : Tidak ada
6) Kebersihan Kuku
a) Pasien mengatakan kukunya masih pendek jadi belum memotong
kukunya selama di rumah sakit
b) Kuku pasien bersih dan pendek
c) Keluhan : Tidak ada
5. Pola Pemeliharaan Kesehatan
a. Pasien memahami arti dari sehat
b. Pasien mengatakan sehat itu penting.
c. Pasien terkadang berolahraga.
d. Pasien rutin kontrol dan memeriksakan kehamilan ke klinik obgsgyn sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan.
e. Pasien mengerti pengetahuan tentang pemeriksaan diri sendiri.
f. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun sebelumnya.
g. Intelektual
1) Pasien paham tentang jenis persalinan yang akan dilakukan, yaitu
section caesarea, akan tetapi pasien belum paham cara memperlancar
ASI, karena pada kehamilan sebelumnya pasien juga mengeluh ASI
nya tidak lancar.
h. Gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan
1) Penggunaan tembakau : Tidak
2) Penggunaan NAPZA : Tidak
3) Alkohol : Tidak
4) Rokok : Tidak
5) Kopi : Tidak
6) Pola Pemeliharaan Kesehatan
6. Pola Pemeliharaan Kesehatan
a. Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada organ reproduksi.
b. Pasien mengatakan tidak ada dalam hubungan seksual selama hamil
c. Pasien mengatakan paham tentang fungsi seksual
7. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori
a. Keadaan mental : Tingkat kesadaran pasien compos mentis
b. Tingkat ansietas : Pasien mengatakan khawatir dan cemas akan dilakukan
operasi Caesar.
c. Tingkat pendidikan : Sarjana
d. Pasien dalam mengambil keputusan selalu dibantu suami
e. Kemampuan berbicara klien baik
1) Isinya : Jelas
2) Bahasa yang dikuasai : Bahasa Indonesia
3) Kemampuan membaca : Baik dan lancar
4) Kemampuan berkomunikasi : Baik, tidak berputar-putar, komunikasi
dengan perawat juga baik, pasien bersikap kooperatif.
5) Kemampuan memahami informasi : Baik
6) Ketrampilan berinteraksi : Memadai
f. Pendengaran
Pasien tidak menggunakan alat bantu dengar
g. Penglihatan
Pasien menggunakan kacamata.
h. Penciuman
Pasien tidak memiliki masalah dengan penciuman
i. Perabaan
Pasien tidak memiliki masalah perabaan
j. Pengecapan
Pasien tidak memiliki masalah pengecapan
k. Persepsi ketidaknyamanan : Tidak ada
l. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan : Tidak ada
m. Pengetahuan tentang melahirkan : Pasien paham tentang jenis persalinan
yang akan dilakukan, yaitu section caesarea, akan tetapi pasien belum
paham cara memperlancar ASI, karena pada kehamilan sebelumnya
pasien juga mengeluh ASI nya tidak lancar.
8. Pola Konsep Diri
a. Identitas diri : Pasien mengatakan ia adalah seorang istri bagi suaminya.
b. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin menjadi seorang istri dan ibu yang
sempurna untuk suami dan anaknya.
c. Harga diri : Pasien merasa tidak berdaya akan kondisinya saat ini.
d. Gambaran diri : Pasien mengatakan ia merasakan cemas akan dilakukan
operasi.
e. Peran diri : Pasien adalah seorang istri untuk suaminya.
9. Pola Konsep Diri
a. Pengambilan keputusan : Pasien mengatakan dalam pengambilan
keputusan dibantu dibantu suaminya.
b. Hal – hal yang dilakukan jika mempunyai masalah : Berdoa dan bercerita
kepada suami dan keluarganya.
10. Pola Peran-Berhubungan
a. Pasien bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Bethesda.
b. Gambaran tentang peran : Pasien mengatakan dirinya memiliki peran
sebagai seorang istri dan ibu untuk suami dan anaknya.
c. Pasien merasa puas dalam menjalankan perannya sebagai istri dan ibu
dalam keluarganya
d. Pasien mengatakan keluarga sangat penting
e. Pasien mengatakan sumber dukungan dari keluarga
f. Pasien mengatakan pengambilan keputusan keluarga diambil dengan
berdiskusi bersama suami dan keluarganya
g. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan lingkungan sekitar rumah
dirasa cukup baik, pasien aktif dalam kegiatan di masyarakat seperti arisan
RT, gotongroyong dan kegiatan lainnya.
h. Hubungan selama di rumah sakit dengan suami dan keluarganya baik-baik
saja
11. Pola Nilai dan Keyakinan
a. Sebelum sakit
1) Agama : Pasien mengatakan beragama kristen
2) Larangan agama : Pasien mengatakan tidak ada larangan agama
3) Kegiatan keagamaan yang dilakukan pasien sebelum sakit adalah pergi
ke gereja dan mengikuti kegiatan di gereja.
b. Selama sakit : Kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah sakit yaitu
berdoa dan selama sakit pasien mengatakan jarang beribadah.
Pendampingan selama sakit : keluarga terkadang mengunjunginya di
ruangan dan berdoa bersama.
P. PENGKAJIAN BIOLOGIS
1. Pengukuran TB, BB, dan IMT
a. TB : sebelum hamil : 156 cm, saat hamil : 156 cm
b. BB : sebelum hamil : 81 kg, saat hamil : 86 kg
c. IMT : 35,8 (Obesitas)
2. Pengukuran Tanda Vital
a. TD : 140/88 mmHg, diukur dilengan kanan, posisi pasien terbaring,
menggunakan manset dewasa
b. Nadi : 81 x/mnt, diukur di arteri radialis kanan, regular, kualitas kuat
c. Suhu : 36,3 oC diukur di frontalis, menggunakan termometer digital
d. RR : 20 x/menit, tipe pernafasan dada, tidak ada pergerakan dinding dada
yang abnormal, regular.
e. Nyeri : Skala nyeri 0, pasien tidak mengeluh nyeri.
3. Tingkat Kesadaran
a. Kualitatif : kesadaran compos mentis
b. Kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 GCS : 15
4. Keadaan umum : baik
5. Morse Fall Scale

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI


1. Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh Tidak 0 0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
2. Diagnosa sekunder: apakah lansia memiliki Tidak 0 15
lebih dari satu penyakit? Ya 15

3. Alat Bantu jalan: 0


- Bed rest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15
- Berpegangan pada benda-benda di sekitar 30
(kursi, lemari, meja)
4. Terapi Intravena: apakah saat ini Tidak 0 20
lansia terpasang infus? Ya 20

5. Gaya berjalan/ cara berpindah: 0


- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20

6. Status Mental 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

Total Nilai 35

Keterangan:

Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan

Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar

Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar

Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi

6.
7. Urutan pemeriksaan fisik :
a. Integument secara umum : Warna kulit berwarna kuning langsat, turgor
kulit elastis, kulit teraba hangat, tidak ada lesi.
b. Kepala : Kulit kepala tidak berminyak, tidak ada luka dan ketombe.
c. Mata : Mata bersih, sclera putih, konjungtiva tidak pucat, pasien
menggunakan kacamata, reflek cahaya positif, ukuran pupil 3 mm kiri
dan kanan.
d. Telinga : Telinga pasien dapat mendengar dengan baik, tidak
menggunakan alat bantu dengar, tidak ada cairan yang keluar dari telinga
pasien.
e. Hidung : Posisi septum berada di tengah, tidak ada secret, tidak ada
cairan darah yang keluar, tidak ada benda asing, tidak ada nyeri, tidak
menggunakan asesoris.
f. Mulut, gigi dan tenggorokan : Pasien mampu berbicara dengan jelas,
keadaan bibir lembap, warna lidah pucat, uvula di tengah, tonsil T1,
keadaan palatum bersih dan pasien tidak menggunakan gigi palsu.
g. Leher : Pengukuran refleks menelan positif, tidak terjadi pembesaran
tiroid dan kelenjar getah bening.
h. Dada :
1) Inspeksi : Warna kulit langsat, pergerakan dinding dada normal, tidak
ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dada.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, vocal fremitus kanan
kiri ada dan sama kuat
3) Perkusi : Batas jantung atas ICS 2 LMCS, batas jantung bawah ICS 4
linea middle aksilaris sinistra, batas kanan LSD, batas kiri jantung
LMCS
4) Auskultasi : terdengar vasikuler pada lapang dada, tidak terdengar
suara murmur jantung.
i. Payudara : Tidak ada massa, tidak ada lesi, simetris antara payudara kiri
dan kanan, puting menonjol, areola mamae hyperpigmentasi, tidak ada
nyeri tekan, payudara teraba kosong.
j. Punggung : Tidak ada kelainan bentuk punggung
k. Abdomen :
1) Inspeksi : Warna kuning langsat, umbilicus di tengah, terdapat striae
gravidaraum dan terdapat linea nigra, terdapat luka bekas operasi
melintang section caesarea di abdomen bagian bawah.
2) Palpasi : Tinggi Fundus sepusat, teraba keras.
3) Perkusi : terdengar suara timpani seluruh regio abdomen
4) Auskultasi : bising usus 5x/menit.
l. Anus dan rectum : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada
kemerahan.
m. Genetalia : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, perineum bersih, tidak
berbau, tidak ada keputihan, bersih, terdapat lochea rubra kurang lebih
10cc, terpasang kateter ukuran no. 16
n. Ekstremitas
1) Atas : Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk jari, kekuatan
otot ekstremitas atas dan bawah 5, terpasang infus RL 20 tpm
disebelah tangan kiri.
2) Bawah : Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk jari,
kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5, tidak ada varices.
3) Reflek - Reflek Neurologi
a) Reflek fisiologis : bisep & trisep (+), patella (+), achilles (+).
b) Reflek patologis : kaku kuduk (-), brundzinky neck sign (-),
babinsky (-).
Q. RENCANA PULANG
1. Edukasi obat-obatan terkait obat rutin yang diresepkan dokter dari rumah
sakit.
2. Mengatur pola makan sehat, perbanyak buah dan sayur.
3. Edukasi pasien terkait aktivitas di rumah setelah operasi section caesarea,
tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, perbanyak istirahat.
4. Edukasi pasien terkait pengelolaan stress di rumah.
5. Edukasi terkait pentingnya dukungan keluarga atas psikologi ibu.
6. Edukasi berat badan ideal.
7. Mengajarkan teknik pijat oksitosin untuk kelancaran produksi ASI
8. Mengajarkan cara menyusui dengan benar
9. Edukasi mengenai nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu menyusui untuk
meningkatkan ASI seperti karbohidrat, protein, cairan, kalsium, vitamin dan
mineral
10. Edukasi makanan tinggi protein seperti telur dan ikan untuk mempercepat
proses penyembuhan luka
11. Anjurkan untuk istirahat dan tidur yang cukup
12. Bantuan yang diperlukan setelah pulang: aktifitas ringan dan mobilisasi
pasien.
13. Antisipasi masalah perawatan diri di rumah: ke fasilitas kesehatan
R. DIAGNOSTIK TEST
1. Laboratorium : 24 Juli 2023, pukul 20.22 WIB
No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
1. Hemoglobin 12,6 g/dl 11,7-15,5
2. Leukosit 10,66 Ribu/mmk 4,5-11,5
3. Eosinofil L 1,2 % 2-4
4. Basofil 0,2 % 0-1
5. Segmen Neutrofil H 73,7 % 50-70
6. Limfosit L 16,3 % 18-42
7. Monosit H 8,6 % 2-8
8. Limfosit Total 1,7 10^3/?L 1,5-3,7
9. Ratio Neutrofil Limfosit H 4,65 <3,13
10. Hematokrit 37,4 % 35,0-49,0
11. Eritrosit 4,28 Juta/mmk 4,20-5,40
12. RDW 13,9 % 11,5-14,5
13. MCV 87,4 fL 80,0-94,0
14. MCH 29,4 pg 26,0-32,0
15. MCHC 33,7 g/dL 32,0-36,0
16. Trombosit 228 Ribu/mmk 150-450
17. MPV 9,5 fL 7,2-11,1
18. PDW 9,4 fL 9,0-13,0
19. Masa Perdarahan 2,00 Menit.detik 1,00-6,00
20. Masa Pembekuan 8,00 Menit.detik 5,00-12,00
21. Glukosa Darah Sewaktu 100,7 Mg/dL 70-140
22. Ureum 28,2 Mg/dL 14,0-40,0
23. Creatinine 0,72 Mg/dL 0,55-1,02

25 Juli 2023, pukul 07.46 WIB


No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
1. Protein Urin Kualitatif Negatif - Negatif

25 Juli 2023, pukul 12.14 WIB


No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
1. Hemoglobin 14,7 g/dl 11,7-15,5
2. Hematokrit 43,8 % 35,0-49,0

S. PROGRAM PENGOBATAN
ondansentron 2 x 8mg melalui IV ( 10.30, 20.00)
Dynastat 3 x 40mg melalui IV (08.00 16.00 24.00)
Dexametasone 2 x 5mg melalui IV(16.00 24.00)
Tamoliv 2 x 1gram melalui IV(13.00 20.00)
Dypenhidramin 1 x 10mg melalui IV(12.00)
Pronalges 2 x 100mg
Paracetamol 3x 500mg
Fluimucil 3x 600mg
Cataflam fast 2x 50mg
Ericaf 2x1mg bila perlu
No. Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Implikasi
Keperawatan
1. Ondancentron sebagai antiemesis Kontraindikasi ondansetron Sakit kepala atau pusing, 1. Monitor tanda-
profilaksis pada prosedur mutlak adalah riwayat Rasa seperti melayang, tanda vital
kemoterapi, tindakan hipersensitivitas terhadap Konstipasi, Kelelahan dan pasien
operasi, ataupun obat dan penggunaannya tubuh terasa lemah, Rasa 2. Monitor suhu
radioterapi. bersama obat apomorphin menggigil, Kantuk pasien
dan dronedarone. 3. monitor skala
nyeri pasien.
4. Monitor tanda
& gejala alergi
2 Dynasitat Terapi jangka pendek utk Hipersensitif thd parecoxib Hipertensi, hipotensi, nyeri 1. Monitor tanda-
nyeri pasca op. Na, sulfonamid. punggung, edema perifer, tanda vital
Bronkospasme, rinitis akut, hipoestesia, osteitis pasien
polip nasal, edema alveolar, dispepsia, 2. Monitor suhu
angioneurotik; reaksi tipe kembung, peningkatan pasien
alergis sdh menggunakan kreatinin, hipokalemia, 3. monitor skala
asam asetil salisilat atau agitasi, insomnia, anemia nyeri pasien.
AINS atau penghambat pasca op, faringitis, 4. Monitor tanda
siklooksigenase-2 selektif insufisiensi pernapasan, & gejala alergi
lain. pruritus, oliguria

3 Dexametasone Indikasi dexamethasone Kontraindikasidexamethaso Sakit perut, Rasa panas di 1. Monitor


adalah sebagai ne adalah pada kasus dada (heartburn), sakit Tanda-tanda
antiinflamasi dan hipersensitivitas, infeksi kepala, Gangguan tidur, vital
imunosupresan, misalnya akut yang tidak diobati, dan seperti insomnia, Nafsu 2. Monitor suhu
pada penyakit sendi adanya infeksi jamur makan meningkat pasien
inflamatori, meningitis 3. monitor skala
bakterial, ataupun nyeri pasien.
eksaserbasi akut multiple 4. Monitor tanda
sklerosis. & gejala
alergi
4 Tamoliv untuk meredakan gejala pasien dengan riwayat
Perut bagian kanan atas 1. Monitor
demam dan nyeri pada hipersensitivitas dan
terasa sakit, Urine Tanda-tanda
berbagai penyakit seperti penyakit hepar aktif derajat
berwarna gelap, Tinja vital
demam dengue, tifoid, berat berwarna pucat atau keabu- 2. Monitor tanda
dan infeksi saluran abuan, Hilang nafsu & gejala
kemih. makan, Lelah yang tidak alergi
biasa, Penyakit kuning
5 Pronalges Untuk mengobati nyeri pasien yang mengalami gangguan pencernaan, sakit 1. Monitor
ringan sampai sedang reaksi hipersensitivitas kepala, pusing, vertigo, Tanda-tanda
pada setelah operasi dan terhadap ketoprofen, aspirin, edema vital
nyeri haid atau anti-inflamasi non 2. Monitor tanda
steroid (OAINS) lainnya & gejala
alergi
6 Paracetamol untuk meredakan gejala pasien dengan riwayat Perut bagian kanan atas 1. Monitor
demam dan nyeri pada hipersensitivitas dan terasa sakit, Urine Tanda-tanda
berbagai penyakit seperti penyakit hepar aktif derajat berwarna gelap, Tinja vital
demam dengue, tifoid, berat berwarna pucat atau keabu- 2. Monitor tanda
dan infeksi saluran abuan, Hilang nafsu & gejala
kemih. makan, Lelah yang tidak alergi
biasa, Penyakit kuning
7 Fluimucil sebagai mukolitik pada pemberian pada pasien bronkospasme dan reaksi 1. Monitor
penyakit paru, seperti dengan riwayat kulit yang berat, seperti Tanda-tanda
pneumonia, bronchitis, hipersensitivitas terhadap sindrom Steven-Johnson. vital
trakeobronitis, dan kistik obat atau komponen obat, Efek samping lain yang 2. Monitor tanda
fibrosis serta yang pernah mungkin terjadi adalah & gejala
mengalami reaksi perdarahan saluran cerna alergi
anafilaktoid. atas dan urtikaria
menyeluruh pada
penggunaan peroral, dan
peningkatan waktu
protrombin pada
penggunaan intravena.
8 Cataflam fast mengatasi nyeri & Hipersensitivitas. Ulserasi Sakit kepala, pusing, 1. Monitor
Dismenorea primer, bila GI aktif, perdarahan atau vertigo, mual, muntah, Tanda-tanda
diinginkan efek segera perforasi. Pasien yang diare, dispepsia, sakit perut, vital
pernah mengalami asma, perut kembung, anoreksia, 2. Monitor tanda
urtikaria atau reaksi alergi nyeri epigastrium, & gejala
setelah terapi aspirin atau peningkatan transaminase, alergi
NSAID. ruam

9 Ericaf ERICAF merupakan obat Hipersensitivitas. Mual, muntah, sakit kepala, 1. Monitor
yang mengandung Kehamilan dan laktasi. rasa lemas, diare, gatal, Tanda-tanda
Ergotamine dan Caffeine. Gangguan ginjal dan hati kemerahan vital
Obat ini digunakan untuk yang berat. 2. Monitor tanda
mengatasi serangan & gejala
migraine akut. alergi
ANALISIS DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB


1 DS:pasien mengeluh mual nusea Efek agen
muntah farmakologi
DO:
 pasien mengalami
muntah 5 kali berwarna
bening kekuningan saat
di kaji
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
2 DS:pasien mengatakan Risiko perdarahan komplikasi pasca
darah masih keluar dari partum
vagina.
DO:
Pasien ada bekas insisi post
section caesarea
Jumlah perdarahan 10cc
Warna lochea merah
Fundus teraba keras
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
3 DS:- Resiko infeksi efek prosedur
DO: invasif
Pasien ada bekas insisi post
section caesarea
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
Nadi: 89x/menit
Suhu: 36 C

4 DS: pasien mengatakan ASI Menyusui tidak Ketidakadekuatan


keluar sedikit efektif suplai ASI
DO:
Palpasi payudara teraba
kosong.
5 DS: pasien mengatakan Defisit perawatan kelemahan
merasa lemas diri mandi
DO:
 pasien post sc
 kaki pasien baru bisa di
geser-geser
 Pasien terlihat lemah

ANALISA DATA tanggal 26/07/2023


NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS: Nyeri akut Agen pencidera
O : (Onzet) : Pasien fisik
mengatakan nyeri post op
pada bagian abdomen
bawah
P (Provocing) : Pasien
mengatakan nyeri dirasakan
saat bergerak
Q (Quality) : Pasien
mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk-
tusuk.
R (Region) : Pasien
mengatakan nyeri dibagian
post op pada bagian
abdomen bawah
S (Scala) : Pasien
mengatakan skala nyeri 4.
T (Treatment) : Pasien
mengatakan saat nyeri
hanya melakukanrelaksasi
nafas dalam
U (Understanding) : Pasien
mengatakan paham
penyebab nyeri yang
dirasakan.
V (Value) : Pasien
mengatakan ingin segera
sembuh dan pulang
DO:
 Pasien terlihat meringis
kesakitan
 Terdapat luka post sc
TTV:
 TD: 145/87 mmHg
 N: 89x/menit

20. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologi ditandai dengan
DS:pasien mengeluh mual muntah
DO:
 pasien mengalami muntah 5 kali berwarna bening kekuningan saat
di kaji
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
2 Risiko perdarahan dibuktikan dengan faktor risiko komplikasi pasca
partum
DS:
 pasien mengatakan darah masih keluar dari vagina.
DO:
 Pasien ada bekas insisi post section caesarea
 Jumlah perdarahan 10cc
 Warna lochea merah
 Fundus teraba keras
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
3 Risiko infeksi dibuktikan dengan faktor risiko efek prosedur invasive
DS:-
DO:
Pasien ada bekas insisi post section caesarea
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
 Suhu: 36 C
4 Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai
ASI ditandai dengan
DS:
 pasien mengatakan ASI keluar sedikit
DO:
 Palpasi payudara teraba kosong.
 Pengeluaran ASI tidak memancar dan tidak menetes
5 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan
DS: pasien mengatakan merasa lemas
DO:
 pasien post sc
 kaki pasien baru bisa di geser-geser
 Pasien terlihat lemah

26/07/2023

NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik ditandai dengan
DS:
O : (Onzet) : Pasien mengatakan nyeri post op pada bagian abdomen
bawah
P (Provocing) : Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat bergerak
Q (Quality) : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk.
R (Region) : Pasien mengatakan nyeri dibagian post op pada bagian
abdomen bawah
S (Scala) : Pasien mengatakan skala nyeri 4.
T (Treatment) : Pasien mengatakan saat nyeri hanya
melakukanrelaksasi nafas dalam
U (Understanding) : Pasien mengatakan paham penyebab nyeri yang
dirasakan.
V (Value) : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang
DO:
 Pasien terlihat meringis kesakitan
 Terdapat luka post sc
TTV:
 TD: 145/87 mmHg
 N: 89x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN DAN Tujuan dan Kriteria Intervensi
DATA PENUNJANG
Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam 10.00
10.00 10.00 10.00
Nausea berhubungan
dengan efek agen Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi a. Mengetahui pengalaman
farmakologi ditandai keperawatan selama 2 x 24 pengalaman mual mual agar bisa di berikan
dengan jam Diharapkan tingkat b. Monitor frekuensi, intervensi lebih lanjut
DS:pasien mengeluh mual nausea menurun dengan durasi, dan tinggkat b. Mengetahui banyaknya
muntah kriteria : keparahan mual episode mual dan tingkat
DO: a. Keluhan mual c. Kendalikan faktor keparahan mual
 pasien mengalami menurun lingkungan penyebab c. Untuk mengurangi mual
muntah 5 kali b. Perasaan ingin mual pasien
berwarna bening muntah menurun d. Anjurkan Teknik d. Untuk mengurangi mual
kekuningan saat di kaji nonfarmakologis pasien
TTV: seperti terapi relaksasi e. Ondansentron adalah obat
 TD: 167/96 mmHg e. Kolaborasi pemberian anti emetic untuk pasien
 Nadi: 89x/menit ondansentron post operasi

Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam 10.00
10.00 10.00 10.00

Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan


dibuktikan dengan faktor keperawatan selama 2 x 24
risiko komplikasi pasca jam Diharapkan
partum
DS:
 pasien mengatakan
darah masih keluar
dari vagina.
DO:
 Pasien ada bekas
insisi post section
caesarea
 Jumlah perdarahan
10cc
 Warna lochea
merah
 Fundus teraba keras
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam 10.00
10.00 10.00 10.00
Risiko infeksi dibuktikan Setelah dilakukan tindakan
dengan faktor risiko efek keperawatan selama 2 x 24
prosedur invasive jam Diharapkan
DS:-
DO:
Pasien ada bekas insisi post
section caesarea
TTV:
 TD: 167/96 mmHg
 Nadi: 89x/menit
Suhu: 36 C
Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam 10.00
10.00 10.00 10.00
Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24
ketidakadekuatan suplai jam Diharapkan
ASI ditandai dengan
DS:
 pasien mengatakan
ASI keluar sedikit
DO:
 Palpasi payudara
teraba kosong.
Pengeluaran ASI tidak
memancar dan tidak
menetes
Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam 10.00
10.00 10.00 10.00
Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan
mandi berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24
kelemahan ditandai dengan jam Diharapkan
DS: pasien mengatakan
merasa lemas
DO:
 pasien post sc
 kaki pasien baru bisa di
geser-geser
Pasien terlihat lemah

Anda mungkin juga menyukai