Asuhan Keperawatan Ny.A Post SC
Asuhan Keperawatan Ny.A Post SC
NIM: 2204198
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
2204198
pada tanggal
Menyetujui
LAPORAN PENDAHULUAN
MASA NIFAS
Masa nifas merupakan waktu selama persalinan dan setelah kelahiran bayi yang
meliputi minggu minggu berikutnya pada saat jalan lahir kembali ke keadaan
sebelum hamil. Masa nifas adalah masa dimana seorang ibu yang telah
melahirkan bayi yang di pergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali
yang umum nya memerlukan waktu 6-12 minggu (Ciselia & Oktari, 2021).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari kelahiran
bayi selesai hingga alat reproduksi ibu kembali seperti masa pra-hamil.
Puerperium adalah periode waktu atau masa di mana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6
minggu atau lebih (Zubaidah, Rusdiana, Norfitri, & Pusparina, 2021).
2. Pembagian Masa Nifas
Menurut referensi dari Ciselia & Oktari (2021), pembagian nifas dibagi 4
bagian yaitu
A. Immediate Puerperium
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Masa ini
merupakan fase kritis, sering terjadi perdarahan postpartum karena atonia
uteri. Karena pada fase kritis ini tenaga kesehatan perlu melakukan
pemantauan secara continue, yang meliputi kontraksi uterus, pengeluaran
lochea,tekanan darah, nadi, dan suhu.
B. Puerperium Dini
Pada fase ini tenaga kesehatan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam,
intake makanan dan cairan untuk ibu cukup, serta ibu dapat menyusui
dengan baik.
C. Puerperium Intermedial
D. Puerperium Remote
Pada periode ini adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
terutama bila selama hamil atau persalinan memiliki penyulit atau
komplikasi.
1) Uterus
3) Perubahan Perineum
4) Perubahan Serviks
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi Sectio Caesarea biasanya
terdapat luka post Sectio Caesarea dengan berbagai bentuk insisi. Selain
luka insisi terdapat perubahan pada pola pencernaan ibu post nifas yang
biasanya membutuhkan waktu sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna
dan nafsu
Lokhea adalah eksresi cairan ecti selama masa nifas. Lokhea berbau amis
atau anyir dengaan volume yang berbeda-beda pada setiap ectio. Lokhea
yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi. Pengeluaran lokhea
dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :
1) Lokhea Rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postpartum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan
sisa-sisa plasenta, dinding ecti, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan
ection.
2) Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.
3) Lokhea Serosa
4) Lokhea Alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput ectio
serviks, dan serabut jaringan yang mati, berupa cairan putih. Lokhea alba
dapat berlangsung selama 2-6 minggu postpartum.
5) Lokhea Purulenta
Buang air kecil sulit selama 24 jam, urine dalam jumlah besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Keadaan ini
meyebabkan dieresis, ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu. ection ini baisanya di perlukan katerisasi pada ibu
karena kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal
pasca operasi.
Tanda-tanda vital yang sering digunakan sebagai ectioni bagi tubuh yang
mengalami gangguan atau masalah kesehatan adalah nadi, pernafasan,
suhu dan tekanan darah. Denyut nadi normal berkisar antara 60-80 kali
permenit. Pada proses persalinan biasanya akan mengalami peningkatan,
tetapi pada masa nifas denyut nadi akan kemabli normal. Frekuensi
pernafasan normal berisar antara 18-24 kali permenit. Setelah persalinan,
frekuensi pernafasan akan kembali normal, keadaan pernafasan biasanya
berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Suhu tubuh dapat meningkat
sekitar 0,5o C dari keadaan normal 36o – 37,5o C, hal ini disebabkan
karena meningkatnya ectionis tubuh pada saat proses persalinan. Tekanan
darah normal untuk sistol berkisar antara 110-140 mmHg dan untuk
ection antara 60-80 mmHg, setelah persalinan tekanan darah sedikit
menurun karena terjadinya perdarahan pada saat proses persalinan.
A. Fase taking in
Fase taking hold berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitive sehingga mudah
tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya. Tugas tenaga kesehatan antara lain mengajarkan
cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan,
senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain
lain.
C. Fase letting go
B. Ambulasi Dini
Pada pasien post ection caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam
sesudah melahirkan, jika pasien menjalani analgesia epidural pemulihan
sensibilitas yang total harus dibuktikan dahulu sebelum ambulasi dimulai.
Manfaat ambulasi dini pada ibu post ection caesarea, yaitu :
C. Istirahat
Istirahat merupakan salah satu kebutuhan dasar masa nifas yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk :
D. Kebutuhan Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK). Kebanyakan pada pasien postpartum normal dapat
melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Ibu
diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi
100cc, maka dilakukan katerisasi. Tetapi apabila kandung kemih penuh,
tidak perlu menunggu 8 jam untuk katerisasi. Buang Air Besar (BAB).
Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. Jika pasien belum
juga BAB pada hari ketiga maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per
rectal.
E. Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
syarat Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu-satu dua jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk melakukan hubungan suami
istri.
F. Personal Hygiene
Pada ibu pada masa postpartum sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas dalam personal hygiene
adalah sebagai berikut :
1) Perawatan Perineum
Apabila setelah buang air kecil atau besar perineum dibersihkan secara
rutin, dengan lembut dari sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke
belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
2) Perawatan Payudara
G. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik,
kegiatan seperti ini akan meningkatkan paru-paru, meningkatkan otot
kandung kemih dan usus besar yang agak lamban kerjanya akibat
pembiusan pada saat menjalani ection caesarea. Sebelum luka dinyatakan
sembuh oleh dokter, ibu cukup melakukan gerakan ringan seperti
menggerakan ujung jari dan tumit sedikit demi sedikit, latihan ini cukup
dilakukan di minggu-minggu pertama setelah persalinan. Lalu miringkan
tubuh kekanan tekuk kaki kiri serta letakkan tangan kiri ketempat tidur
bangun secara perlahan dengan kedua tangan sebagai penyangga. Turunkan
kaki perlahan dari tempat tidur, untuk membantu ibu mengurangi rasa sakit,
peganglah bantal kecil yang ditempelkan dibagian yang dioperasi.
H. Keluarga Berencana
SECTIO CAESAREA
2.1.1 Pengertian
Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah
irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi kendati cara ini
semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal (Mitayani, 2012). Sectio
Caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).
2.1.2 Etiologi
Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti
bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan
lintang, kelainan tali pusat dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat,
terlilit tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio
plasenta,plasenta accreta, dan vasa previa, kegagalan persalinan vakum atau forseps
ekstraksi, dan bayi kembar (multiplepregnancy).
Pathway
Klasifikasi
Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim. Pembedahan
dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kirra-kira sepanjang 10
cm. Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina
apabila sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical yaitu sayatan
vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika bagian
bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk memungkinkan
dibuatnya sayatan transversal. Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-
otot bawah rahim.
A. IDENTITAS
1. Nama : Ny. A
2. Umur : 37 tahun (09-08-1982)
3. Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Karyawan Bethesda
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Alamat : Yogyakarta
9. No. RM : 0015-xxxx
10. Tanggal Masuk : 24 Juli 2023
B. Suami/Penanggungjawab
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 34 tahun
3. Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : Sarjana
6. Pekerjaan : Pegawai swasta
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Alamat : Yogyakarta
C. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI :
Pasien mengatakan mual-mual dan muntah setelah di operasi pagi ini jam 09:30
WIB
D. KELUHAN TAMBAHAN SAAT DIKAJI
Pasien mengeluh pusing berputar saat membuka mata
E. ALASAN UTAMA DATANG KERUMAH SAKIT
Pasien masuk Rumah Sakit Bethesda dikarenakan pasien mengeluh mengalami
kencang-kencang pada bagian abdomen dan ada flek yang keluar dari vagina.
F. RIWAYAT UTAMA MASUK RUMAH SAKIT
Pasien terakhir kontrol kehamilan dengan usia kehamilan 36 minggu riwayat
kehamilan G3P2A0AH2 di poli Obsgyn Rumah Sakit Bethesda pada tanggal 15
Juli 2023, dengan keluhan kencang-kencang pada abdomen, terdapat flek dari
vagina dan batuk berdahak. Kemudian pasien masuk ruang GII Obsgyn pada 24
Juli 2023 pada pukul 19.55 WIB dengan umur kehamilan 37 minggu + 7 hari,
dikarenakan pasien dijadwalkan operasi Sectio Caesar pada 25 Juli 2023, pasien
dilakukan tindakan Sectio Caesar atas indikasi riwayat Sectio Caesar dan mata
minus (-6). Pasien mendapatkan terapi Rl 500 cc, terpasang kateter ukuran no. 16,
terpasang infus disebelah tangan kiri, infus Paracetamol 10 mg/ml,
Metoclopramide 10 mg. Pemeriksaan tanda-tanda vital ibu, TD : 130/98 mmHg,
nadi : 80 x/menit, suhu : 36,5 oC, respirasi : 22 x/menit, SpO2 : 99%, tanda-tanda
vital janin suhu : 36,7 oC, denyut jantung janin : 132 x/menit. Dilakukan
pemeriksaan fisik antara lain tinggi fundus uteri : 35 cm, abdomen : Leopold I
(Bokong), Leopold II (Punggung di sebelah kiri dan bagian-bagian kecil di sebelah
kanan), Leopold III (Kepala sudah masuk PAP), Leopold IV (kepala sudah masuk
seluruhnya ke PAP 0/5).
G. RIWAYAT PERNIKAHAN
1. Menikah : 1 x
2. Lama pernikahan dengan suami sekarang : 7 tahun
3. Menikah pertama kali usia : 31 tahun
H. RIWAYAT HAID
1. Menarche umur : 12 tahun
2. Siklus : 28 hari, teratur
3. Lamanya : 7 hari
4. Banyaknya darah : ±100 cc
5. Sifat darah : encer, tidak berbau
6. Tidak ada nyeri
7. HTHP : 05 November 2022
8. HPL : 12 Agustus 2023
9. Fluor Albus : Tidak ada
Keterangan:
Pria :
Wanita :
Meninggal :
Serumah :
Pasien :
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat
tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung total
2) Kebutuhan tidur
a) Jumlah tidur dalam sehari :
(1) Pasien tidur malam ±6-7 jam per hari
(2) Pasien tidak terbiasa tidur siang
b) Pasien lebih mengutamakan tidur malam daripada tidur siang
c) Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
d) Klien tidur sendiri dengan suami
e) Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : Bantal, guling,
selimut, dan kasur springbed
f) Keluhan dalam hal tidur : Tidak ada
3) Kebutuhan istirahat
a) Kapan : Pasien istirahat jika sudah merasa ngantuk dan lelah
b) Berapa lama : Tidak tentu
c) Kegiatan untuk mengisi waktu luang : Menonton tv
d) Pasien dapat beristirahat dan mengisi waktu luang dalam suasana
yang tenang dan saat pasien merasa santai.
b. Selama sakit
1) Keadaan aktivitas
Aktivitas pasien hanya dilakukan di tempat tidur saja.
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
Diri
Makan/minum
Mandi 3
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di TT 3
Berpindah
Ambulasi/ROM 3
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung total
2) Kebutuhan tidur
a) Jumlah tidur dalam sehari :
(1) Pasien tidur malam ±5-7 jam per hari
(2) Tidur siang ±1-2 jam per hari
b) Penghantar untuk tidur : Tidak ada
c) Keluhan tidur : Tidak ada
3) Kebutuhan istirahat
a) Pasien mengatakan tidak merasa terganggu dengan lingkungan
yang ada di rumah sakit.
4. Pola Kebersihan diri
a. Sebelum sakit
1) Kebersihan Kulit
a) Mandi 2 kali sehari secara mandiri
b) Menggunakan sabun mandi
c) Keluhan : Tidak ada
2) Kebersihan Rambut
a) Pasien mengatakan keramas setiap 2 hari sekali
b) Pasien menggunakan sampo herbal
c) Keluhan : Tidak ada
3) Kebersihan Telinga
a) Pasien membersihkan telingan setiap 1 minggu sekali
b) Keluhan : Tidak ada
4) Kebersihan Mata
a) Pasien mengatakan setiap mandi selalu membersihkan bagian
mata.
b) Keluhan : Tidak ada
5) Kebersihan Mulut
a) Menggosok gigi 2 kali / hari, setiap pagi dan sore
b) Pasien menggosok gigi menggunakan pasta gigi
c) Keluhan : Tidak ada
6) Kebersihan Kuku
a) Pasien mengatakan selalu memotong kukunya saat sudah
panjang, pasien mengatakan bisa seminggu sekali ia memotong
kukunya.
b) Keluhan : Tidak ada
b. Selama di rumah sakit
1) Kebersihan Kulit
a) Pasien mengatakan mandi dibantu perawat
b) Menggunakan sabun mandi
c) Keluhan : Tidak ada
2) Kebersihan Rambut
a) Pasien mengatakan belum keramas
b) Keluhan : Tidak ada
3) Kebersihan Telinga
a) Pasien mengatakan membersihkan telinga saat mandi
b) Keluhan : Tidak ada
4) Kebersihan Mata
a) Pasien mengatakan setiap mandi selalu membersihkan bagian
mata.
b) Keluhan : Tidak ada
5) Kebersihan Mulut
a) Menggosok gigi 2 kali / hari, setiap pagi dan sore dibantu suami
b) Pasien menggosok gigi menggunakan pasta gigi
c) Keluhan : Tidak ada
6) Kebersihan Kuku
a) Pasien mengatakan kukunya masih pendek jadi belum memotong
kukunya selama di rumah sakit
b) Kuku pasien bersih dan pendek
c) Keluhan : Tidak ada
5. Pola Pemeliharaan Kesehatan
a. Pasien memahami arti dari sehat
b. Pasien mengatakan sehat itu penting.
c. Pasien terkadang berolahraga.
d. Pasien rutin kontrol dan memeriksakan kehamilan ke klinik obgsgyn sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan.
e. Pasien mengerti pengetahuan tentang pemeriksaan diri sendiri.
f. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun sebelumnya.
g. Intelektual
1) Pasien paham tentang jenis persalinan yang akan dilakukan, yaitu
section caesarea, akan tetapi pasien belum paham cara memperlancar
ASI, karena pada kehamilan sebelumnya pasien juga mengeluh ASI
nya tidak lancar.
h. Gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan
1) Penggunaan tembakau : Tidak
2) Penggunaan NAPZA : Tidak
3) Alkohol : Tidak
4) Rokok : Tidak
5) Kopi : Tidak
6) Pola Pemeliharaan Kesehatan
6. Pola Pemeliharaan Kesehatan
a. Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada organ reproduksi.
b. Pasien mengatakan tidak ada dalam hubungan seksual selama hamil
c. Pasien mengatakan paham tentang fungsi seksual
7. Pola Kognitif-Persepsi/Sensori
a. Keadaan mental : Tingkat kesadaran pasien compos mentis
b. Tingkat ansietas : Pasien mengatakan khawatir dan cemas akan dilakukan
operasi Caesar.
c. Tingkat pendidikan : Sarjana
d. Pasien dalam mengambil keputusan selalu dibantu suami
e. Kemampuan berbicara klien baik
1) Isinya : Jelas
2) Bahasa yang dikuasai : Bahasa Indonesia
3) Kemampuan membaca : Baik dan lancar
4) Kemampuan berkomunikasi : Baik, tidak berputar-putar, komunikasi
dengan perawat juga baik, pasien bersikap kooperatif.
5) Kemampuan memahami informasi : Baik
6) Ketrampilan berinteraksi : Memadai
f. Pendengaran
Pasien tidak menggunakan alat bantu dengar
g. Penglihatan
Pasien menggunakan kacamata.
h. Penciuman
Pasien tidak memiliki masalah dengan penciuman
i. Perabaan
Pasien tidak memiliki masalah perabaan
j. Pengecapan
Pasien tidak memiliki masalah pengecapan
k. Persepsi ketidaknyamanan : Tidak ada
l. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan : Tidak ada
m. Pengetahuan tentang melahirkan : Pasien paham tentang jenis persalinan
yang akan dilakukan, yaitu section caesarea, akan tetapi pasien belum
paham cara memperlancar ASI, karena pada kehamilan sebelumnya
pasien juga mengeluh ASI nya tidak lancar.
8. Pola Konsep Diri
a. Identitas diri : Pasien mengatakan ia adalah seorang istri bagi suaminya.
b. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin menjadi seorang istri dan ibu yang
sempurna untuk suami dan anaknya.
c. Harga diri : Pasien merasa tidak berdaya akan kondisinya saat ini.
d. Gambaran diri : Pasien mengatakan ia merasakan cemas akan dilakukan
operasi.
e. Peran diri : Pasien adalah seorang istri untuk suaminya.
9. Pola Konsep Diri
a. Pengambilan keputusan : Pasien mengatakan dalam pengambilan
keputusan dibantu dibantu suaminya.
b. Hal – hal yang dilakukan jika mempunyai masalah : Berdoa dan bercerita
kepada suami dan keluarganya.
10. Pola Peran-Berhubungan
a. Pasien bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Bethesda.
b. Gambaran tentang peran : Pasien mengatakan dirinya memiliki peran
sebagai seorang istri dan ibu untuk suami dan anaknya.
c. Pasien merasa puas dalam menjalankan perannya sebagai istri dan ibu
dalam keluarganya
d. Pasien mengatakan keluarga sangat penting
e. Pasien mengatakan sumber dukungan dari keluarga
f. Pasien mengatakan pengambilan keputusan keluarga diambil dengan
berdiskusi bersama suami dan keluarganya
g. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan lingkungan sekitar rumah
dirasa cukup baik, pasien aktif dalam kegiatan di masyarakat seperti arisan
RT, gotongroyong dan kegiatan lainnya.
h. Hubungan selama di rumah sakit dengan suami dan keluarganya baik-baik
saja
11. Pola Nilai dan Keyakinan
a. Sebelum sakit
1) Agama : Pasien mengatakan beragama kristen
2) Larangan agama : Pasien mengatakan tidak ada larangan agama
3) Kegiatan keagamaan yang dilakukan pasien sebelum sakit adalah pergi
ke gereja dan mengikuti kegiatan di gereja.
b. Selama sakit : Kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah sakit yaitu
berdoa dan selama sakit pasien mengatakan jarang beribadah.
Pendampingan selama sakit : keluarga terkadang mengunjunginya di
ruangan dan berdoa bersama.
P. PENGKAJIAN BIOLOGIS
1. Pengukuran TB, BB, dan IMT
a. TB : sebelum hamil : 156 cm, saat hamil : 156 cm
b. BB : sebelum hamil : 81 kg, saat hamil : 86 kg
c. IMT : 35,8 (Obesitas)
2. Pengukuran Tanda Vital
a. TD : 140/88 mmHg, diukur dilengan kanan, posisi pasien terbaring,
menggunakan manset dewasa
b. Nadi : 81 x/mnt, diukur di arteri radialis kanan, regular, kualitas kuat
c. Suhu : 36,3 oC diukur di frontalis, menggunakan termometer digital
d. RR : 20 x/menit, tipe pernafasan dada, tidak ada pergerakan dinding dada
yang abnormal, regular.
e. Nyeri : Skala nyeri 0, pasien tidak mengeluh nyeri.
3. Tingkat Kesadaran
a. Kualitatif : kesadaran compos mentis
b. Kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 GCS : 15
4. Keadaan umum : baik
5. Morse Fall Scale
6. Status Mental 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya 0
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 35
Keterangan:
6.
7. Urutan pemeriksaan fisik :
a. Integument secara umum : Warna kulit berwarna kuning langsat, turgor
kulit elastis, kulit teraba hangat, tidak ada lesi.
b. Kepala : Kulit kepala tidak berminyak, tidak ada luka dan ketombe.
c. Mata : Mata bersih, sclera putih, konjungtiva tidak pucat, pasien
menggunakan kacamata, reflek cahaya positif, ukuran pupil 3 mm kiri
dan kanan.
d. Telinga : Telinga pasien dapat mendengar dengan baik, tidak
menggunakan alat bantu dengar, tidak ada cairan yang keluar dari telinga
pasien.
e. Hidung : Posisi septum berada di tengah, tidak ada secret, tidak ada
cairan darah yang keluar, tidak ada benda asing, tidak ada nyeri, tidak
menggunakan asesoris.
f. Mulut, gigi dan tenggorokan : Pasien mampu berbicara dengan jelas,
keadaan bibir lembap, warna lidah pucat, uvula di tengah, tonsil T1,
keadaan palatum bersih dan pasien tidak menggunakan gigi palsu.
g. Leher : Pengukuran refleks menelan positif, tidak terjadi pembesaran
tiroid dan kelenjar getah bening.
h. Dada :
1) Inspeksi : Warna kulit langsat, pergerakan dinding dada normal, tidak
ada kelainan bentuk dada, tidak ada retraksi dada.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, vocal fremitus kanan
kiri ada dan sama kuat
3) Perkusi : Batas jantung atas ICS 2 LMCS, batas jantung bawah ICS 4
linea middle aksilaris sinistra, batas kanan LSD, batas kiri jantung
LMCS
4) Auskultasi : terdengar vasikuler pada lapang dada, tidak terdengar
suara murmur jantung.
i. Payudara : Tidak ada massa, tidak ada lesi, simetris antara payudara kiri
dan kanan, puting menonjol, areola mamae hyperpigmentasi, tidak ada
nyeri tekan, payudara teraba kosong.
j. Punggung : Tidak ada kelainan bentuk punggung
k. Abdomen :
1) Inspeksi : Warna kuning langsat, umbilicus di tengah, terdapat striae
gravidaraum dan terdapat linea nigra, terdapat luka bekas operasi
melintang section caesarea di abdomen bagian bawah.
2) Palpasi : Tinggi Fundus sepusat, teraba keras.
3) Perkusi : terdengar suara timpani seluruh regio abdomen
4) Auskultasi : bising usus 5x/menit.
l. Anus dan rectum : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada
kemerahan.
m. Genetalia : tidak ada benjolan, tidak ada lesi, perineum bersih, tidak
berbau, tidak ada keputihan, bersih, terdapat lochea rubra kurang lebih
10cc, terpasang kateter ukuran no. 16
n. Ekstremitas
1) Atas : Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk jari, kekuatan
otot ekstremitas atas dan bawah 5, terpasang infus RL 20 tpm
disebelah tangan kiri.
2) Bawah : Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan bentuk jari,
kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5, tidak ada varices.
3) Reflek - Reflek Neurologi
a) Reflek fisiologis : bisep & trisep (+), patella (+), achilles (+).
b) Reflek patologis : kaku kuduk (-), brundzinky neck sign (-),
babinsky (-).
Q. RENCANA PULANG
1. Edukasi obat-obatan terkait obat rutin yang diresepkan dokter dari rumah
sakit.
2. Mengatur pola makan sehat, perbanyak buah dan sayur.
3. Edukasi pasien terkait aktivitas di rumah setelah operasi section caesarea,
tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, perbanyak istirahat.
4. Edukasi pasien terkait pengelolaan stress di rumah.
5. Edukasi terkait pentingnya dukungan keluarga atas psikologi ibu.
6. Edukasi berat badan ideal.
7. Mengajarkan teknik pijat oksitosin untuk kelancaran produksi ASI
8. Mengajarkan cara menyusui dengan benar
9. Edukasi mengenai nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu menyusui untuk
meningkatkan ASI seperti karbohidrat, protein, cairan, kalsium, vitamin dan
mineral
10. Edukasi makanan tinggi protein seperti telur dan ikan untuk mempercepat
proses penyembuhan luka
11. Anjurkan untuk istirahat dan tidur yang cukup
12. Bantuan yang diperlukan setelah pulang: aktifitas ringan dan mobilisasi
pasien.
13. Antisipasi masalah perawatan diri di rumah: ke fasilitas kesehatan
R. DIAGNOSTIK TEST
1. Laboratorium : 24 Juli 2023, pukul 20.22 WIB
No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
1. Hemoglobin 12,6 g/dl 11,7-15,5
2. Leukosit 10,66 Ribu/mmk 4,5-11,5
3. Eosinofil L 1,2 % 2-4
4. Basofil 0,2 % 0-1
5. Segmen Neutrofil H 73,7 % 50-70
6. Limfosit L 16,3 % 18-42
7. Monosit H 8,6 % 2-8
8. Limfosit Total 1,7 10^3/?L 1,5-3,7
9. Ratio Neutrofil Limfosit H 4,65 <3,13
10. Hematokrit 37,4 % 35,0-49,0
11. Eritrosit 4,28 Juta/mmk 4,20-5,40
12. RDW 13,9 % 11,5-14,5
13. MCV 87,4 fL 80,0-94,0
14. MCH 29,4 pg 26,0-32,0
15. MCHC 33,7 g/dL 32,0-36,0
16. Trombosit 228 Ribu/mmk 150-450
17. MPV 9,5 fL 7,2-11,1
18. PDW 9,4 fL 9,0-13,0
19. Masa Perdarahan 2,00 Menit.detik 1,00-6,00
20. Masa Pembekuan 8,00 Menit.detik 5,00-12,00
21. Glukosa Darah Sewaktu 100,7 Mg/dL 70-140
22. Ureum 28,2 Mg/dL 14,0-40,0
23. Creatinine 0,72 Mg/dL 0,55-1,02
S. PROGRAM PENGOBATAN
ondansentron 2 x 8mg melalui IV ( 10.30, 20.00)
Dynastat 3 x 40mg melalui IV (08.00 16.00 24.00)
Dexametasone 2 x 5mg melalui IV(16.00 24.00)
Tamoliv 2 x 1gram melalui IV(13.00 20.00)
Dypenhidramin 1 x 10mg melalui IV(12.00)
Pronalges 2 x 100mg
Paracetamol 3x 500mg
Fluimucil 3x 600mg
Cataflam fast 2x 50mg
Ericaf 2x1mg bila perlu
No. Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Implikasi
Keperawatan
1. Ondancentron sebagai antiemesis Kontraindikasi ondansetron Sakit kepala atau pusing, 1. Monitor tanda-
profilaksis pada prosedur mutlak adalah riwayat Rasa seperti melayang, tanda vital
kemoterapi, tindakan hipersensitivitas terhadap Konstipasi, Kelelahan dan pasien
operasi, ataupun obat dan penggunaannya tubuh terasa lemah, Rasa 2. Monitor suhu
radioterapi. bersama obat apomorphin menggigil, Kantuk pasien
dan dronedarone. 3. monitor skala
nyeri pasien.
4. Monitor tanda
& gejala alergi
2 Dynasitat Terapi jangka pendek utk Hipersensitif thd parecoxib Hipertensi, hipotensi, nyeri 1. Monitor tanda-
nyeri pasca op. Na, sulfonamid. punggung, edema perifer, tanda vital
Bronkospasme, rinitis akut, hipoestesia, osteitis pasien
polip nasal, edema alveolar, dispepsia, 2. Monitor suhu
angioneurotik; reaksi tipe kembung, peningkatan pasien
alergis sdh menggunakan kreatinin, hipokalemia, 3. monitor skala
asam asetil salisilat atau agitasi, insomnia, anemia nyeri pasien.
AINS atau penghambat pasca op, faringitis, 4. Monitor tanda
siklooksigenase-2 selektif insufisiensi pernapasan, & gejala alergi
lain. pruritus, oliguria
9 Ericaf ERICAF merupakan obat Hipersensitivitas. Mual, muntah, sakit kepala, 1. Monitor
yang mengandung Kehamilan dan laktasi. rasa lemas, diare, gatal, Tanda-tanda
Ergotamine dan Caffeine. Gangguan ginjal dan hati kemerahan vital
Obat ini digunakan untuk yang berat. 2. Monitor tanda
mengatasi serangan & gejala
migraine akut. alergi
ANALISIS DATA
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologi ditandai dengan
DS:pasien mengeluh mual muntah
DO:
pasien mengalami muntah 5 kali berwarna bening kekuningan saat
di kaji
TTV:
TD: 167/96 mmHg
Nadi: 89x/menit
2 Risiko perdarahan dibuktikan dengan faktor risiko komplikasi pasca
partum
DS:
pasien mengatakan darah masih keluar dari vagina.
DO:
Pasien ada bekas insisi post section caesarea
Jumlah perdarahan 10cc
Warna lochea merah
Fundus teraba keras
TTV:
TD: 167/96 mmHg
Nadi: 89x/menit
3 Risiko infeksi dibuktikan dengan faktor risiko efek prosedur invasive
DS:-
DO:
Pasien ada bekas insisi post section caesarea
TTV:
TD: 167/96 mmHg
Nadi: 89x/menit
Suhu: 36 C
4 Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai
ASI ditandai dengan
DS:
pasien mengatakan ASI keluar sedikit
DO:
Palpasi payudara teraba kosong.
Pengeluaran ASI tidak memancar dan tidak menetes
5 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan
DS: pasien mengatakan merasa lemas
DO:
pasien post sc
kaki pasien baru bisa di geser-geser
Pasien terlihat lemah
26/07/2023
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik ditandai dengan
DS:
O : (Onzet) : Pasien mengatakan nyeri post op pada bagian abdomen
bawah
P (Provocing) : Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat bergerak
Q (Quality) : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-
tusuk.
R (Region) : Pasien mengatakan nyeri dibagian post op pada bagian
abdomen bawah
S (Scala) : Pasien mengatakan skala nyeri 4.
T (Treatment) : Pasien mengatakan saat nyeri hanya
melakukanrelaksasi nafas dalam
U (Understanding) : Pasien mengatakan paham penyebab nyeri yang
dirasakan.
V (Value) : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang
DO:
Pasien terlihat meringis kesakitan
Terdapat luka post sc
TTV:
TD: 145/87 mmHg
N: 89x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam Tanggal 25/07/2023 jam 10.00
10.00 10.00 10.00