Anda di halaman 1dari 81

IMPLEMENTASI PASAL 2 AYAT (4) HURUF C PERATURAN

WALI KOTA BATU NOMOR 77 TAHUN 2016


(SUATU ANALISA TERHADAP ISU MASYARAKAT YANG
MENOLAK DISUNTIK VAKSIN COVID-19)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:
JEFRIAN FACHRUDDIN AMIN
165010107111199

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2022

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PASAL 2 AYAT (4)


HURUF C PERATURAN WALI KOTA
BATU NOMOR 77 TAHUN 2016
(SUATU ANALISA TERHADAP ISU
MASYARAKAT YANG MENOLAK
DISUNTIK VAKSIN COVID-19)
Identitas Penulis
a. Nama : Jefrian Fachruddin Amin
b. NIM : 165010107111199
Konsentrasi : Hukum Administrasi Negara
Jangka Waktu Penelitian : 3 Bulan
Disetujui pada tanggal : 4 Maret 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Agus Yulianto, S.H., M.H. Arif Zainudin, S.H., M.Hum


NIP. 195907171986011001 NIP. 197201232003121001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum

Dr. Sukarmi, S.H., M.Hum.


NIP. 196705031991032002

2
HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI PASAL 2 AYAT (4) HURUF C PERATURAN WALI KOTA


BATU NOMOR 77 TAHUN 2016 (SUATU ANALISA TERHADAP ISU
MASYARAKAT YANG MENOLAK DISUNTIK VAKSIN COVID-19)

SKRIPSI
Oleh:
Jefrian Fachruddin Amin
165010107111199
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Majelis Penguji pada tanggal
23 Maret 2022 dan disahkan pada tanggal 29 Maret 2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Agus Yulianto, S.H., M.H. Arif Zainudin, S.H., M.Hum


NIP. 195907171986011001 NIP. 197201232003121001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum

Dr. Sukarmi, S.H., M.Hum.

3
NIP. 196705031991032002

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
sang revolusioner sejati yang banyak melakukan pembebasan dari penderitaan
manusia dan memberikan pemahaman serta cahaya addinul islam.
Skripsi ini dibuat oleh penulis dalam rangka memenuhi sebagian syarat-
syarat memperoleh gelar sarjana hukum serta sumbangsih didalam
perkembangan ilmu hukum. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu kelancaran dan
penulisan skripsi ini :
1. Bapak Dr. Muchammad Ali Safa’at, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang beserta jajarannya yang telah memberikan
kemudahan untuk mengembangkan pengalaman penulis dengan menulis
skripsi ini.
2. Bapak Agus Yulianto, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing Pertama dalam
menyusun penelitian skripsi kali ini, saya sangat berterimakasih karena telah
sabar dalam membimbing saya dan telah membimbing dengan baik.
3. Bapak Arif Zainudin, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Kedua dalam
menyusnu penelitian skripsi kali ini, saya sangat berterimakasih karena telah
sabar dalam membimbing saya dan telah membimbing dengan baik.
4. Kedua orangtua saya yang telah berjasa dalam segala hal kehidupan saya dan
penyemangat dalam perkuliahan saya.
5. Teman-teman Fakultas Hukum angkatan 2016 yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga masukan dan kritikan akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi masyarakat,
akademisi, pemerintah, maupun praktisi hukum. Akhir kata penulis mohon maaf

4
yang sebesar-besarnya jika dalam proses pembuatan skripsi ini penulis
melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Malang, 5 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
RINGKASAN ....................................................................................... viii
SUMMARY .......................................................................................... ix
BAB I - PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Orisinalitas Penelitian .......................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
F. Metode Penelitian ............................................................................... 9
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 15
A. Tinjauan Umum tentang Implementasi ................................................ 15
B. Tinjauan Umum tentang Hukum Kesehatan .......................................... 25
C. Tinjauan Umum tentang Covid-19 ........................................................ 29
BAB III - PEMBAHASAN ..................................................................... 32
A. Gambaran Umum tentang Kota Batu .................................................... 32
B. Gambaran Umum tentang Dinas Kesehatan Kota Batu .......................... 37
C. Analisa Pelaksanaan Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota Batu Nomor
77 Tahun 2016 Terhadap Penertiban Kebijakan Wajib Vaksinasi Covid-19 di
Kota Batu .......................................................................................... 39

5
D. Kendala dan Upaya yang Dihadapi oleh Dinas Kesehatan Terhadap
Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu .................... 51
BAB IV - PENUTUP ............................................................................. 61
A. Kesimpulan ........................................................................................ 61
B. Saran ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63
LAMPIRAN ......................................................................................... 69
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian ............................................................... 6


Tabel 3.1 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Batu ................................. 35
Tabel 3.2 Penduduk Kota Batu Dirinci Menurut Kecamatan dan
Kewarganegaraan Kota Batu Tahun 2007 .................................................. 36
Tabel 3.3 Umur dan Jenis Kelamin ........................................................... 37

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Covid-19 di Negara Indonesia ................ 2


Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Batu ........... 39

7
RINGKASAN

Pada bulan Januari 2020 hingga Januari 2021 perkembangan kasus


Covid-19 meningkat secara drastis. Sehingga dalam menanggulangi dampak
negatif dan penurunan tingkat produktivitas ekonomi di Indonesia, pemerintah
Indonesia membuat perencanan pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi
dengan memberlakukan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Coroiva Virus Disease 2019. Namun hal yang disayangkan, terdapat
penolakan vaksinasi oleh beberapa masayrakat Kota Batu. Sehingga penulis
mencoba melakukan penelitian dengan 2 rumusan masalah, yaitu mengapa
terdapat masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19 oleh Dinas Kesehatan di
Kota Batu? dan bagaimana kendala serta upaya yang dihadapi oleh Dinas
Kesehatan Terhadap Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu?.
Jenis penelitian ini adalah penelitian social legal studi dan dapat disebut
pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku
serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat. Berdasarkan ruang
lingkup dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka metode pendekatan
yang diambil adalah pendekatan yuridis sosiologis.
Penulis mendapatkan hasil penelitian bahwa alasan masyarakat Kota
Batu menolak Vaksinasi Covid-19 oleh Dinas Kesehatan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti adanya berita hoax atau informasi yang tidak benar
mengenai vaksin Covid-19 seperti adanya kandungan babi atau alkohol, adanya
pionir masyarakat yang menolak vaksin Covid-19 seperti contohnya Jerinx SID
yang dipercaya oleh masyarakat mengenai teori konspirasinya, adanya pengaruh
faktor agama ataupun budaya yang menolak vaksinasi dan adanya kasus jasa
cetak vaksin yang marak. Kendala yang dihadapi juga begitu banyak seperti

8
adanya penyebaran informasi hoax, penolakan dari masyarakat dan sebagainya.
Sedangkan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan seperti sosialisasi,
pemberlakuan peraturan wajib vaksin dan penyebarluasan informasi di media
sosial.

SUMMARY

From January 2020 to January 2021, the development of Covid-19 cases


increased drastically. So that in tackling the negative impacts and decreasing
levels of economic productivity in Indonesia, the Indonesian government makes
plans for the procurement of vaccines and the implementation of vaccinations by
enacting Presidential Regulation Number 99 of 2020 concerning Vaccine
Procurement and Vaccination Implementation in the Context of Combating the
2019 Coroiva Virus Disease Pandemic. there is a rejection of vaccination by some
people of Batu City. So the author tries to do research with 2 problem
formulations, namely why are there people who refuse the Covid-19 vaccination
by the Health Office in Batu City? and what are the obstacles and efforts faced
by the Health Service for People who Refuse Covid-19 Vaccination in Batu City?.
This type of research is a social legal study study and can also be referred
to as field research, namely examining applicable legal provisions and what is
happening in reality in society. Based on the scope and identification of the
problems that have been described, the approach method taken is a sociological
juridical approach.
The author got the results of the study that the reason why the people of
Batu City refused the Covid-19 Vaccination by the Health Service was influenced
by several factors, such as the existence of hoax news or incorrect information
about the Covid-19 vaccine such as the presence of pork or alcohol, the
existence of community pioneers who refused the Covid vaccine. -19 such as
Jerinx SID, who is trusted by the public regarding his conspiracy theories, the
influence of religious or cultural factors that refuse vaccinations and the
widespread cases of vaccine printing services. The obstacles faced are also so
many such as the spread of hoax information, rejection from the community and

9
so on. Meanwhile, the efforts made by the Health Office include socialization,
enforcement of mandatory vaccine regulations and information dissemination on
social media.

10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus
baru yaitu coronavirus jenis baru dan World Health Organization
(Selanjutnya dapat disebut sebagai WHO) memberi nama virus baru
tersebut sebagai Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-
CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-
19).1 Diketahui, bahwa asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah
dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini. 2
Coronavirus 2019 adalah virus genom RNA indra-positif non-segmen
yang dikelilingi oleh sebuah amplop yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan dan pencernaan pada manusia dan hewan. 3 Infeksi Virus ini
dapat menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan, tremor, kebingungan,
demam tinggi, sesak napas, batuk kering, sakit kepala, mual, muntah, dan
diare pada pasien. Masa inkubasi antara 2-14 hari dari Covid-19, dimana
virus ini memiliki tingkat virulensi (menginfeksi) yang tinggi. Namun
kesaamaan gejala awal virus Covid-19 dengan gejala flu biasa sering kali
menyebabkan masyarakat mengabaikan gejala tersebut. Sehingga
menyebabkan peningkatan kasus yanga cukup signifikan di berbagai
wilayah.4
Virus Covid-19 menyebar dengan cepat dan hingga 25 mei 2020
tercatat ada 5.304.772 kasus terkonfirmasi positif dengan angka kematian
mencapai 342.029 orang yang tersebar di 215 negara. Hal ini sesuai

1 Yuliana. Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.


Wellness and Healthy Magazine. Vol 2, No 1, February 2020, hlm. 188.
2 Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia
Control and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China. 2020. hlm. 1.
3 Fehr AR, Perlman S. Coronaviruses: Ikhtisar Replikasi dan Patogenesis
Mereka. Coronavirus, Springer. 2015, hlm. 2.

4 Nuri Hastuti. Studi Tinjauan Pustaka: Penularan dan Pencegahan


Penyebaran Covid-19. An-Nadaa, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, No. 2.
Desember 2020. hlm. 71.

1
dengan peringatan dari WHO yang telah menyatakan bahwa Covid-19
sebagai Public Health Emergency of Inter-national Concern (Selanjutnya
dapat disebut sebagai PHEIC), ini meandakan Covid-19 sebagai ancaman
global dunia.5 Salah satu negara yang terkena kasus corona virus adalah
Negara Indonesia, dimana kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan data
dari Kementerian Kesehatan (Selanjutnya dapat disebut sebagai Kemenkes)
pada tanggal pada tanggal 25 Oktober 2021, terdapat 13.554 masyarakat
Indonesia yang terinveksi covid-19. 6 Sedangkan untuk grafik pertumbuhan
covid-19 di Negara Indonesia adalah sebagai berikut: 7

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Covid-19 di Negara Indonesia.

Sumber: Data dari JHU CSSE.

Dari data tersebut diketahui bahwasanya dari April 2020 hingga


Oktober 2022 perkembangan kasus Covid-19 sempat meningkat secara
drastis. Sehingga pemerintah Indonesia dalam hal ini memiliki peran dalam
melindungi masyarakat terhadap peningkatan kasus corona yang semakin
tinggi, karena dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi
perekonomian masyarakat dan negara, pengangguran meningkat, pasar
negara kerja pasca krisis dan dampak lainnya. 8 Seperti halnya pada dampak
terhadap perekonomian Indonesia yang dijelaskan oleh Laporan Badan

5 S.ohrabi, C. et al. World Health Organization Declares Global Emergency:


A Review Of The 2019 Novel Coronavirus (COVID-19)’, International Journal of
Surgery. Elsevier, 2020. hlm. 74.
6 Wahyuni Sahara. Sebaran 13.554 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia pada
25 Oktober 2021. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/25/16285721/sebaran-13554-kasus-aktif-
covid-19-di-indonesia-pada-25-oktober-2021. Diakses pada tanggal 1 November 2021.

7 JHU CSSE. CSSEGISandData / COVID-19. 2021. Diambil dari


https://github.com/CSSEGISandData/COVID-19. Diakses pada tanggal 7 Maret 2021.

2
Pusat Statistik (Selanjutnya dapat disebut sebagai BPS) pada bulan Agustus
2020 menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II
minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97
persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada periode
yang sama 2019 lalu. Kinerja ekonomi yang melemah ini turut pula
berdampak pada situasi ketenagakerjaan di Indonesia. 9
Sehingga dalam menanggulangi dampak negatif dan penurunan
tingkat produktivitas ekonomi di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat
perencanan pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dengan
memberlakukan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Coroiva Virus Disease 2019 (Covid- 19) yang
kemudian dilakukan perubahan menjadi Peraturan Presiden Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun
2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
(Selanjutnya dapat disebut sebagai Perpres No. 14 Tahun 2021). Sehingga
pemerintah Indonesia pun mulai melakukan vaksinasi di seluruh wilayah
Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia
telah menyuntikkan 12,7 juta dosis vaksin covid-19 sejak 13 Januari hingga
5 April 2021.10
Tujuan dari diberlakukannya vaksin ini juga untuk memperbaiki
keadaan Negara Indonesia, dimana pada saat pandemi covid-19 memiliki
dampak negatif dalam berbagai aspek. Kemudian, tujuan lainnya yaitu

8 Jawahir Gustav. Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor


Ketenagakerjaan Indonesia?. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-saja-
dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all. Diakses pada tanggal 7 April
2021.

9 Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-


2020. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2020. hlm. 4.

10 CNN Indonesia. RI Urutan ke-8 di Dunia Suntik Vaksin Covid-19


Terbanyak. 2021. Diambil dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210406132344-532-626509/ri-urutan-ke-8-di-
dunia-suntik-vaksin-covid-19-terbanyak. Diakses pada tanggal 6 April 2021.

3
untuk menurunkan kesakitan & kematian akibat COVID-19, mencapai
kekebalan kelompok (herd immunity), untuk mencegah penularan dan
melindungi kesehatan masyrakat, melindungi dan memperkuat sistem
kesehatan secara menyeluruh, menjaga produktifitas dan meminimalisasi
dampak sosial dan ekonomi.
Pemberlakuan peraturan tersebut membuat masyarakat wajib
mentaati dan tidak dapat menolak proses vaksinasi Covid-19 yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 13A ayat (4) Perpres No. 14 Tahun 2021
sebagai berikut:

Pasal 13A
"(4) Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima
Vaksin COVID- 19 yang tidak mengikuti Vaksinasi COVID- 19
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan sanksi
administratif, berupa:
a. penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau
bantuan sosial;
b. penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan;
dan/atau
c. denda."

Walupun terdapat paksaan oleh Pasal 13A di atas, terdapat banyak


sekali masyarakat Indonesia yang menolak beredarnya vaksin covid-19 ini.
Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan penelitian dari Marwan dari RSU
A.W. Sjahranie Samarinda, menyebutkan bahwasanya terdapat penolakan
vaksin dari masyarakat Indonesia (memiliki sampel 16.686 orang)
mengatakan bahwa 45,7% masyarakat tidak bersedia untuk menerima
vaksin Covid-19 dengan alasan sebagai berikut: 11
1. Tidak yakin keamanannnya;
2. Tidak yakin efektif;
3. Takut efek samping terhadap demam, sakit atau penyakit lainnya;
4. Tidak percaya vaksin;
5. Keyakinan agama; dan
6. Lain-lain yang tidak disebutkan oleh variabel penelitian ini.
Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan Center for Digital
Society (Selanjutnya dapat disebut sebagai CfDS) Fisipol UGM yang

11 Marwan. Peran Vaksin dalam Penanganan Pandemi C19. Laboratorium


Ilmu Penyakit Dalam RSU A.W Sjahranie, Samarinda, 2021. hlm. 6.

4
diinisiasi oleh Amelinda Pandu Kusumaningtyas, Iradat Wirid dan beberapa
peneliti senior CfDS, yang mengatakan bahwa:

“Masyarakat menilai vaksin harus bersifat wajib, terlepas dari gratis


atau tidaknya. Meski begitu masih terdapat hampir 40 persen
masyarakat tidak setuju dengan kebijakan wajib vaksin Covid-19
yang mayoritas merupakan masyarakat berpendidikan tinggi, dan ini
secara langsung berdampak pada persepsi negatif masyarakat yang
menyurutkan kesediaan untuk menerima vaksin," ujar Amelinda
Pandu Kusumaningtyas, peneliti CfDS

Mengetahui hal tersebut tentu tidak mudah bagi Dinas Kesehatan


Kota Batu dalam melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan
penyuntikan vaksin covid-19 ini, khususnya penyelenggaraan penyuntikan
vaksin di daerah Kota Batu oleh Dinas Kesehatan Kota Batu. Dinas
Kesehatan Kota Batu memiliki wewenang dalam melakukan penyuntikan
vaksin oleh Pasal 2 ayat (4) huruf c Perwalkot Batu Nomor 77 Tahun 2016
yang berbunyi:

Pasal 2
"(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
c. pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan."

Dari adanya peraturan mengenai peran Dinas Kesehatan tersebut,


menjadikan Dinas Sosial juga harus tunduk pada Perpres No. 14 Tahun
2021. Sehingga Dinas Kesehatan ditunjuk oleh pemerintah untuk
melaksanakan kebijakan penyuntikan vaksinasi covid-19. Dari kewenangan
tersebut, Dinas Kesehatan Kota Batu juga telah menyelenggarakan
pemberian Vaksin mulai dari tanggal 26 Februari 2021 yang diperuntukan
bagi Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kepala Desa dan Mudin di Kota
Batu. Hal ini dilakukan, usai merampungkan vaksinasi tenaga kesehatan,
pejabat di lingkungan pemkot Batu, DPRD, Forkopimda,TNI, Polri dan
Pekerja sektor publik di kota Batu. 12 Dalam pelaksanaan vaksinasi covid-19
tersebut Walikota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan bahwa beliau

12 Pewarta. Tidak Ada yang Boleh Menolak Vaksinasi di Kota Batu. 2021.
Diambil dari https://malangvoice.com/tidak-ada-yang-boleh-menolak-vaksinasi-di-kota-
batu/. Diakses pada tanggal 6 April 2021.

5
menyayangkan adanya tanggapan sebagian masyarakat yang menolak
vaksin Covid-19.13
Sehingga dari latar belakang tersebut, penting untuk dilakukan
analisis lebih mendalam mengenai pelaksanaan, kendala serta upaya dari
Dinas Kesehatan terhadap penyuntikan vaksin covid-19 di Kota Batu. Hal ini
dikarenakan pelaksanaan vaksin ini perlu untuk menunjang dan melakukan
perbaikan kondisi masyarakat dan Negara Indonesia. Maka dari itu penulis
akan melakukan analisa lebih lanjut dalam skripsi ini yang berjudul
"IMPLEMENTASI PASAL 2 AYAT (4) HURUF C PERATURAN WALI
KOTA BATU NOMOR 77 TAHUN 2016 (SUATU ANALISA TERHADAP
ISU MASYARAKAT YANG MENOLAK DISUNTIK VAKSIN COVID-
19)".

B. Orisinalitas Penelitian
Adapun beberapa orisinalitas penelitian pada penelitian terdahulu
mengenai Analisa Pelaksanaan Penyediaan Fasilitas bagi Penyandang
Disabilitas, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1
Orisinalitas Penelitian

13 Mario Gisma. Walikota Batu Sayangkan Penolakan Vaksin Covid-19.


2021. Diambil dari https://rri.co.id/malang/kabar-malang-raya/961615/walikota-batu-
sayangkan-penolakan-vaksin-covid-19?
utm_source=terbaru_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General
%20Campaign. Diakses pada tanggal 6 April 2021.

6
N Nama Peneliti Judul dan Rumusan Masalah
o dan Asal instansi Tahun
Penelitian
1 Farina Gandryani, Pelaksanaan Apakah vaksinasi
Fikri Hadi. Fakultas Vaksinasi Covid- Covid-19 merupakan
Hukum Universitas 19 di Indonesia: hak ataukah
Wijaya Putra.14 Hak atau kewajiban bagi
Kewajiban masyarakat ?
Warga Negara Bagaimana
pemidanaan
terhadap penolak
vaksin Covid-19
ditinjau dari norma
hukum di Indonesia ?
2 Allina Mustaufiatin Impor Vaksin 1. Bagaimana akad
Ni’mah, Program Covid-19 di impor vaksin
Studi Hukum Indonesia covid-19 di
Ekonomi Syari'ah Perspektif Indonesia
UIN Prof. K.H. Hukum Ekonomi perspektif hukum
Saifuddin Zuhri.15 Syariah. Tahun ekonomi syariah?
2021. 2. Bagaimana
vaksinasi vaksin
covid-19 di
Indonesia
terhadap aspek
keamanan
kesehatan dan
14 Farina Gandryani, Fikri Hadi. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di
Indonesia: Hak atau Kewajiban Warga Negara. Jurnal Rechtvinding, Vol. 10 No. 1,
2021.

15 Allina Mustaufiatin Ni’mah. Impor Vaksin Covid-19 di Indonesia Perspektif


Hukum Ekonomi Syariah. Tesis, Program Studi Hukum Ekonomi Syari'ah UIN Prof. K.H.
Saifuddin Zuhri.

7
Sumber: data sekunder dikelola, 2021.

C. Rumusan Masalah
Adapun 2 (dua) rumusan masalah penulisan pada penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota
Batu Nomor 77 Tahun 2016 terhadap penertiban kebijakan wajib
vaksinasi Covid-19 di Kota Batu?
2. Bagaimana kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan
Terhadap Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu?

D. Tujuan Penelitian
Adapun dua tujuan penelitian dalam penulisan skripsi kali ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui, menganalisis serta mengidentifikasi pelaksanaan
Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota Batu Nomor 77 Tahun 2016
terhadap penertiban kebijakan wajib vaksinasi Covid-19 di Kota Batu.
2. Untuk mengetahui, menganalisis serta mengidentifikasi kendala serta
upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Terhadap Masyarakat yang
Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu.

E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dari pengembangan ilmu hukum
khususnya dalam bidang Hukum Administrasi Negara.
b. Memberikan manfaat dan tambahan bahan referensi di Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya agar dapat menjadi bahan kajian yang
memiliki tema yang serupa dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian hukum ini penulis berharap dapat
memberikan pandangan terkait pentingnya mengetahui faktor serta
kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Terhadap

8
Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu. Dan penulis
berharap dapat memberikan informasi bagi masyarakat umum,
masyarakat, pihak–pihak terkait dalam pelayanan publik, Dinas
Kesehatan dan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
khususnya untuk lebih mengetahui dan memahami peran Pemerintah
Kota Batu dalam memberikan pelayanan publik dan meningkatkan
kepercayaan bagi masayrakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19
secara optimal.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian social legal studi dan dapat
disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan
hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di
masyarakat.16 Sosio Legal adalah sebuah studi yang melihat hukum
melalui penggabungan antara analisa normatif (norma-norma hukum,
yuridis) dan pendekatan ilmu non-hukum. Atau dengan kata lain yaitu
suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau
keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk
mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan,
setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada
identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian
masalah.17 Karena, permasalahan yang akan penulis analisis terkait
dengan penerapan penyelenggaraan penyuntikan vaksin covid-19 oleh
Dinas Kesehatan di Kota Batu.

2. Pendekatan Peneltian
Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau
penyelesaian masalah melalui tahap-tahap yang telah ditentukan
sehingga mencapai tujuan penelitian atau penulisan. 18 Berdasarkan
ruang lingkup dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka

16 Bambang, Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika,


Jakarta, 2002, hlm. 15.
17 Ibid. hlm 16.

9
metode pendekatan yang diambil adalah pendekatan yuridis sosiologis.
Yang artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap kenyataan nyata
masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan
untuk menemukan fakta (fact-finding), yang kemudian menuju pada
identifikasi (problem-identification) dan pada akhirnya menuju kepada
penyelesaian masalah (problem-solution).19

3. Jenis dan Sumber Data


a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden yaitu wawancara kepada salah satu pegawai staff bidang
kesehatan masyarakat dari Dinas Kesehatan Kota Batu, mengenai
penerapan penyelenggaraan penyuntikan vaksin covid-19 oleh
Dinas Kesehatan di Kota Batu. Serta melakukan observasi langsung
kepada Staff Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan
Kota Batu. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi
yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, keinginan,
perasaan, dan sebagainya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
dari penelitian.20
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari buku–buku /
literatur atau Peraturan Perundang–undangan. Data sekunder pada
penelitian ini adalah tentang penerapan penyelenggaraan
penyuntikan vaksin covid-19 oleh Dinas Kesehatan di Kota Batu.
c. Data Tersier

18 Abdulkadir, Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya


Bakti, Bandung, 2004, hlm. 112.
19 Soerjono, Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta,
2014, hlm. 10.

20 Rosalia M., Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam


Penelitian Kualitatif, 2015 (Vol 11), hlm 71

10
Data Tersier adalah bahan yang memberikan informasi,
penjelasan, terhadap bahan hukum primer dan skunder yaitu dari
kamus, bahan – bahan dari internet, surat kabar atau jurnal, dan
informasi lainnya yang mendukung penelitian ini.

4. Teknik Pengambilan Data


Adapun teknik dalam pengambilan data dalam peelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan bahan data sekunder,
dengan cara mempelajari peraturan hukum dan literatur yang
berkaitan dengan penerapan penertiban penyelenggaraan
penyuntikan vaksin covid-19 oleh Dinas Kesehatan di Kota Batu,
yaitu dengan membaca, mengutip, mencatat dan mengidentifikasi
data yang sesuai dengan permasalahan dan pokok bahasan dalam
penelitian ini.
b. Studi lapangan dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan
dengan menggunakan teknik interview atau wawancara. Interview
atau wawancara merupakan tanya jawab secara lisan dimana dua
orang atau lebih berhadapan secara langsung. Dalam proses
interview atau wawancara ada dua pihak yang menempati
kedudukan yang berbeda. Satu pihak berfungsi sebagai pencari
informan atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi sebagai
pemberi informan atau responden. Wawancara dilakukan secara
langsung kepada pegawai Staff Kesehatan Masyarakat Dinas
Kesehatan Kota Batu, mengenai penerapan penertiban
penyelenggaraan penyuntikan vaksin covid-19 oleh Dinas Kesehatan
di Kota Batu.
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan
pengolahan data sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk
menganalisis permasalahan yang sedang diteliti.

5. Populasi dan Sampel


a. Populasi

11
Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan (objek) yang
akan diteliti.21 Populasi dapat berupa himpunan orang, benda (hidup
atau mati), kejadian kasus-kasus, waktu, atau tempat, dengan sifat
atau ciri yang sama.22 Populasi dalam penelitian ini adalah Staff
Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Kota Batu.
b. Sampel
Sample yang diambil dalam penelitian ini adalah Staff Bidang
Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Batu. Alasan peneliti
memilih sample Dinas Kesehatan Masyarakat adalah karena
dianggap lebih memahami tentang aturan serta perkembangan
penerapan penyelenggaraan penyuntikan vaksin covid-19 oleh
Dinas Kesehatan di Kota Batu.
c. Teknik pengambilan sampel:
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling atau biasa
disebut sampel bertujuan. Purposive Sampling adalah penarikan
sampel yang dilakukan dalam penelitian atas pertimbangan serta
tujuan tertentu.

6. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis
secara kualitatif, yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk
kalimat yang tersusun secara teratur, runtun, logis, tidak tumpang
tindih dan efektif. Sehingga memudahkan interpretasi data dan
pemahaman hasil analisis.23
Data dalam penelitian ini diuraikan ke dalam kalimat-kalimat
yang tersusun secara sistematis, sehingga diperoleh gambaran yang
jelas dan pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan secara induktif
sebagai jawaban singkat dari permasalahan yang sedang diteliti.

21 Bambang P., Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi , Raja


Grafika Persada, Jakarta, 2005, hlm 119

22 Sunggono B., Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta , 2011, hlm 118

23 Ibid.

12
7. Definisi Konseptual
a. Implementasi
Implementasi mengandung arti yang sama dengan
penerapan dan pelaksanaan. Artinya yaitu yang dilakukan dan
diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain
yang kemudian dijalankan sepenuhnya.
b. Kesehatan
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, kesehatan adalah Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap oranguntuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

c. Covid-19
Covid-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang
ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia

8. Sistematika Penulisan
Pembahasan ini terstruktur dengan baik dan dapat dipahami
oleh pembaca dengan mudah, serta dapat diperoleh gambaran yang
jelas dan menyeluruh, dalam penelitian ini akan disusun sistematika
pembahasan yang terdiri dari 4 (lima) bab, yaitu sebagai berikut:
a. BAB I – PENDAHULUAN
Pada Bab I penulisan skripsi ini berisi tentang latar belakang
masalah, orisinalitas penelitian, rumusan masalah yang akan diteliti,
tujuan dari diadakannya penelitian, manfaat dari penelitian dan
metode penelitian.
b. BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian Bab II skripsi ini berisikan kajian umum yang
memuat sub pokok bahasan yang mengkaji, membahas, dan

13
memuat agumentasi ilmiah, teori atau doktrin mengenai tinjauan
umum materi pada penulisan ini.
c. BAB III - HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian Bab III berisikan pembahasan terhadap fokus
kajian skripsi sesuai rumusan masalah yang telah dirumuskan.
d. BAB IV – PENUTUP
Pada bagian Bab IV berisi kesimpulan terkait hasil penelitian
serta saran yang dikemukakan oleh penulis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi


1. Pengertian Implementasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Implementasi
mengandung arti yang sama dengan penerapan dan pelaksanaan.
Artinya yaitu yang dilakukan dan diterapkan adalah kurikulum yang
telah dirancang atau didesain yang kemudian dijalankan
sepenuhnya.24
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam semua
proses kebijakan public dalam suatu Negara. Biasanya, implementasi
dilaksanakan setelah sebuah kebijaksanaan dirumuskan dengan
tujuan yang jelas, termasuk tujuan jangka pendek, menengah dan
panjang. Charles O. Jones merumuskan implementasi sebagai “ a

24 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia Edisi


Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2005. hlm 427.

14
process of getting additional resocurces so as to figure out what is to
be done”.25
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus
Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep
implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement.
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah
bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan atau adanya mekanisme suatu
sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas , tapi suatu kegiatan
yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.26
Penulis juga mengutip pendapat dari beberapa literature
mengenai pengertian implementasi yaitu diantaranya :
Menurut Nurdin Usman
Implementasi adalah bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar
aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan.27
Menurut Guntur Setiawan
Implementasi adalah peluasan aktifitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan serta memerlukan jaringan
pelaksana, birokrasi yang efektif.28
Menurut Hanifah Harsono
Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan
kegiatan menjadi tindakan kebijakan dari politik kedalam administrasi.

25 H. Syaukani dkk, Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan, Pustaka


Pelajar Cetakan Ke VII, Yogyakarta, 2007. hlm 294-295.

26 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum”, Grasindo,


Jakarta. 2002. Hlm 70.

27 Ibid.
28 Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan,
Remaja Rosdakarya Offset, bandung, 2004. hlm 37.

15
Pengembangan suatu kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu
program.29
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses
kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah
kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah
suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan
kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa
hasil sebagaimana yang diharapkan.
Rangkaian kegiatan tersebut mencakup persiapan seperangkat
peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan
tersebut. Misalnya dari sebuah undang- undang muncul sejumlah
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan
Daerah, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan implementasi
termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan,
dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan
kebijakan tersebut, dan bagaimana mengantarkan kebijakan secara
konkrit ke masyarakat.
Implementasi disamping dipandang sebagai sebuah proses,
implementasi juga dipandang sebagai penerapan sebuah inovasi dan
senantiasa melahirkan adanya perubahan kearah inovasi atau
perbaikan, implementasi dapat berlangsung terus menerus sepanjang
waktu. Nana Syaodih sebagaimana dikutip oleh Syaifuddin
mengemukakan bahwa proses implementasi setidaknya ada tiga
tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan, yaitu : tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.30
Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi merupakan
mekanisme sebuah sistem. Dapat disimpulkan bahwa implementasi
merupakan suatu kegiatan yang telah direncanakan, bukan hanya
suatu aktifitas dan dilakukan secara nyata berdasarkan norma –
norma tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

29 Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, Rinheka Karsa,


Yogyakarta, 2002. hlm. 67.

30 Syaiffudin, Design Pembelajaran dan Implementasinya, PT. Quantum


teaching, 2006. hlm. 100

16
Kemudian, teori implementasi tersebut dapat disambungkan
juga terhadap teori efektivitas yang akan digunakan oleh penulis,
yaitu teori efektivitas Soerjono Soekanto. Teori efektivitas hukum
menurut Soerjono Soekanto bahwa efektif adalah taraf sejauh mana
suatu kelompok dapat mencapai tujuannya. Hukum dapat dikatakan
efektif jika terdapat dampak hukum yang positif, pada saat itu hukum
mencapai sasarannya dalam membimbing ataupun merubah perilaku
manusia sehingga menjadi perilaku hukum.
Mengenai tentang efektivitas hukum berarti membicarakan
daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa masyarakat
untuk taat terhadap hukum. Hukum dapat efektif jika faktor-faktor
yang mempengaruhi hukum tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Suatu hukum atau peraturan perundang-undangan akan
efektif apabila warga masyarakat berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan atau dikehendaki oleh Peraturan Perundang-Undangan
tersebut mencapai tujuan yang dikehendaki, maka efektivitas hukum
atau peraturan perundang-undangan tersebut telah dicapai. Ukuran
efektif atau tidaknya suatu Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku dapat dilihat dari perilaku.
Selain itu, dikemukakan juga oleh Soerjono Soekanto, bahwa
suatu sikap tindak perilaku hukum dianggap efektif, apabila sikap,
tindakan atau perilaku lain menuju pada tujuan yang dikehendaki,
artinya apabila pihak lain tersebut mematuhi hukum. Undang-undang
dapat menjadi efektif jika peranan yang dilakukan pejabat penegak
hukum semakin mendekati apa yang diharapkan oleh undang-undang
dan sebaliknya menjadi tidak efektif jika peranan yang dilakukan oleh
penegak hukum jauh dari apa yang diharapkan undangundang.
Soerjono Soekanto dalam Teori efektivitas hukumnya telah
menjelaskan dan membagi bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum
ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Hukumnya Sendiri;
b. Faktor Penegak Hukum;
c. Faktor Sarana dan Fasilitas yang Mendukung Penegakan Hukum;
d. Faktor Masyarakat;

17
e. Faktor Kebudayaan.

2. Teori Implementasi
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah
dianggap sah. Suharsono, mengemukakan beberapa teori dari
beberapa ahli mengenai implementasi kebijakan, yaitu:
a. Teori George C. Edward
Dalam pandangan Edward III,31 implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh empat variable, yaitu:
1) Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan
mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus
dilakukan, dimana yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan
harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target
group), sehingga akan mengurangi distorsi imlpementasi.
2) Sumber daya, dimana meskipun isi kebijakan telah
dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila
implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan,
maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya
tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, misalnya
kompetensi implementor dan sumber daya financial.
3) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor. Apabila implementor memiliki disposisi yang
baik, maka implementor tersebut dapat menjalankan
kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Edward III menyatakan bahwa sikap dari
pelaksana kadangkala menyebabkan masalah apabila sikap
atau cara pandangnya berbeda dengan pembuat kebijakan.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dapat
mempertimbangkan atau memperhatikan aspek penempatan
pegawai (pelaksana) dan insentif.

31 Nawawi, Ismail. Public Policy. ITS Press. Surabaya. 2009. hlm. 136

18
4) Struktur Birokrasi, merupakan susunan komponen (unit-unit)
kerja dalam organisasi yang menunjukkan adanya pembagian
kerja serta adanya kejelasan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan, selain itu struktur Organisasi juga
menunjukkan spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan Struktur organisasi yang terlalu panjang
akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan
red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks,
yang menjadikan aktivitas organisasi tidak fleksibel. Aspek
dari stuktur organisasi adalah Standard Operating Procedure
(SOP) dan fragmentasi.

b. Teori Donald S.Van Meter dan Carl E. Van Horn


Meter dan Horn dalam suharsono 32, mengemukakan bahwa
terdapat enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi,
yakni:
1) Standar dan sasaran kebijakan, di mana standar dan sasaran
kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat
direalisir.apabila standar dan sasaran kebijakan kabur,
2) Sumberdaya, dimana implementasi kebijakan perlu dukungan
sumberdaya, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya non manusia.
3) Hubungan antar organisasi, yaitu dalam benyak program,
implementor sebuah program perlu dukungan dan koordinasi
dengan instansi lain, sehingga diperlukan koordinasi dan kerja
sama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.

32 Ibid. 139

19
4) Karakteristik agen pelaksana yaitu mencakup stuktur birokrasi,
norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam
birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi
implementasi suatu program.
5) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variable ini mencakup
sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-
kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi
implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni
mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang
ada di lingkungan, serta apakah elite politik mendukung
implementasi kebijakan.
6) Disposisi implementor yang mencakup tiga hal yang penting,
yaitu respon implementor terhadap kebijakan, yang akan
mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan,
kognisi yaitu pemahaman terhadap kebijakan, intensitas
disposisi implementor, yaitu preferensi nilai yang dimiliki oleh
implementor.
c. Teori Marilee S. Grindle
Teori ini dikenal dengan nama Implementation as a
Political and administrative Proccess. Menurutnya ada dua variable
yang mempengaruhi kebijakan publik. Keberhasilan implementasi
suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil
akhir, yaitu tercapainya atau tidaknya tujuan yang ingin diraih.
Dimana pengukuhan keberhasilan implementasi kebijakan tersebut
dapat dilihat dari 2 macam yaitu Prosesnya dengan
mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
yang ditentukan dengan merujuk pada aksi kebijakannya dan
apakah tujuan kebijakan tercapai.

3. Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan


Menurut Bambang Sunggono, implementasi kebijakan
mempunyai beberapa faktor penghambat, yaitu:
a. Isi Kebijakan

20
Pertama, implementasi kebijakan gagal karena masih
samarnya isi kebijakan, maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak
cukup terperinci,sarana-sarana dan penerapan prioritas,atau
program-program kebijakan terlalu umum atau sama sekali tidak
ada. Kedua,karena kurangnya ketetapan intern maupun ekstern
dari kebijakan. Ketiga,kebijakan yang akan diimplementasikan
dapat juga menunjukkan adanya kekurangan-kekurangan yang
sangat berarti. Keempat, penyebab lain dari timbulnya kegagalan
implementasi suatu kebijakan publik dapat terjadi karena
kekurangan-kekurangan yang menyangkut sumberdaya
pembantu,misalnya yang menyangkut waktu, biaya/dana dan
tenaga manusia.
b. Informasi
Implemntasi kebijakan public mengasumsikan bahwa para
pemegang peran yang terlibat langsung mempunyai informasi
yang perlu atau sangat berkaitan untuk dapat memainkan peranya
dengan baik. Informasi ini justru tidak ada, misalnya akibat
adanya gangguan komunikasi.
c. Dukungan
Pelaksaan suatu kebijakan public akan sangat sulit apabila
pada pengimplementasiannya tidak cukup dukungan unutuk
pelaksaan kebijakan tersebut.
d. Pembagian potensi
Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya
implementasi suatu kebijakan publik juga ditentukan aspek
pembagian potensi diantaranya para pelaku yang terlibat dalam
implementasi. Dalam hal ini berkaitan dengan diferensiasi tugas
dan wewenang organisasi pelaksana. Struktur organisasi
pelaksana dapat menimbulkan masalah-masalah apabila
pembagian wewenang dan tanggung jawab kurang disesuaikan
dengan pembagian tugas atau ditandai oleh adnya pembatasan-
pembatasan yang kurang jelas.

21
Menurut James Andrson, faktor-faktor yang menyebabkan
anggota masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu kebijakan
publik, yaitu:
a. Adanya konsep ketidak patuhan selektif terhadap hokum, dimana
terdapat beberapa peraturan perundang-undangan atau kebijakan
publik yang bersifat kurang mengikat individu-individu.
b. Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau
perkumpulan dimana mereka mempunyai gagasan atau pemikiran
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan peraturan hokum dan
keinginan pemerintah.
c. Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat diantara
anggota masyarakat yang mencendrungkan orang bertidak dengan
menipu atau dengan jalan melawan hukum.
d. Adanya ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran”
kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang
dapat menjadi sumber ketidakpatuhan orang pada hukum atau
kebijakan publik.
e. Apabila suatu kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan)
dengan system nilai yang dimuat masyarakat secara luas atau
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat.
Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan
dan mempunyai manfaat positif bagi anggota-anggota masyarakat.
Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota
masyarakat harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Pemerintah
atau Negara, sehingga apabila prilaku atau perbuatan mereka tidak
sesuai dengan keinginan pemerintah atau Negara, maka suatu
kebijakan publik tidaklah efektif. Pressman dan Wildavsky dalam
tachjan mengemukakan: “Implementasi as to carry out, acoumplish fill
full, produce, complete,” maksudnya: membawa, menyelesaikan,
mengisi, menghasilkan, dan melengkapi. Jadi secara etimologi
implementasi itu dapat dimaksudkan sebagai suatu aktifitas yang
berhubungan dengan penyelesaian suatu pekerjaan dengan
penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil.”

22
Apabila pengertianimplementasi diatas dirangkaikandengan
kebijakan publik, maka kataimplementasi kebijakan publik
dapatdiartikan sebagai aktifitaspenyelesaian atau pelaksanaan
suatukebijakan publik yang telahditetapkan/disetujui
denganpenggunaan sarana (alat) untukmencapai tujuan
kebijakan.Dengan demikian, dalam proseskebijakan publik,
implementasikebijakan merupakan tahapan yangbersifat praktis dan
dibedakan dariformulasi kebijakan yang dapatdipandang sebagai
tahapan yangbersifat teoritis. Implementasi kebijakan merupakan tahap
dalam proses kebijakan publik, suatu programharus diimplementasikan
agar mempunyai dampak agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Secara garis besar, implementasi merupakan setiap kegiatan
yang dilakukan menurut rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Upaya untuk memahami adanya perbedaan antarayang
diharapkan dengan fakta yang telah terjadi dengan menimbulkan
kesadaran mengenai pentingnya suatu pelaksanaan. Pengertian lain
mengenai kebijakan dikemukakan oleh M. Irfan Islamy. Ia memberikan
pengertian kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang ditetapkan dan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai
tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh
masyarakat.33
Kebijakan yang dikemukakan oleh Irfan Islamy ini mencakup
tindakan-tindakan yang ditetapkan pemerintah. Kebijakan ini tidak
cukup hanya ditetapkan tetapi dilaksanakan dalam bentuk nyata.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut juga harus
dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Pengertian Irfan Islamy
meniscayakan adanya kepentingan bagi seluruh masyarakat yang harus
dipenuhi oleh suatu kebijakan dari pemerintah. Menurut Meter dan Horn
dalam Winarno Implementasi kebijakan agar dapatterlaksana dengan
baik maka harus dilaksanakan berdasarkan enam elemen pokok yang
membentuk ikatan (lingkage). Enam elemen tersebut adalah Ukuran-
ukuran dasar dan tujuantujuan kebijakan, Sumber-sumber kebijakan

33 M.Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bina


Aksara, Jakarta. 1988, hlm.20.

23
yang mana berasal dari teori kebijakan, kemudian komunikasi antar
organisasi dan kegiatan- kegiatan pelaksanaan, lalu Karakteristik badan-
badan pelaksana yang sesuai dengan bagiannya masing-masing, dan
Kondisi-kondisi ekonomi, social dan politik.
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno membatasi
implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
individu-individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta
yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam keputusan-keputusan sebelumnya.Implementasi kebijakan
dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang-undang
dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih
tujuan-tujan kebijakan atau program-program. Dari definisi diatas dapat
diketahui bahwa implementasi kebijakan terdiri dari tujuan atau sasaran
kebijakan, aktivitas, atau kegiatan pencapaian tujuan, dari hasil
kegiatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan
suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan
suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
kebijakan itu sendiri. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat
diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir
(output), yaitu: tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih.

B. Tinjauan Umum tentang Hukum Kesehatan


1. Pengertian Kesehatan
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, kesehatan adalah Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
oranguntuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 34

34 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 50635.

24
Menurut Mu’rifah kesehatan adalah segala usaha dan tindakan
seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang
sebaik-baiknya.35
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosialyang memungkinkan setiap orang hidup produktifsecara sosial dan
ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan
bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisiyang bahkan
lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasipengalaman
belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasisukarelaterhadap
perilaku yang kondusifbagi kesehatan. Dataterakhirmenunjukkan bahwa
saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat
jaminankesehatan dari lembaga atau perusahaandi bidang
pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.
Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan
kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakatkecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik,
berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait
beberapa kelompok manusia,tetapi juga sifat yang khusus dari
pelayanan kesehatan itu sendiri.36

2. Hukum Kesehatan

35 Mu’rifah, Materi Pokok Pendidikan Kesehatan, Universitas Terbuka, Jakarta,


2007, hlm. 14.
36 Sulastomo, Manajemen Kesehatan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2000. hlm. 191.

25
Pengertian Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum
yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan
kesehatan. hal tersebut menyangkut hak dan kewajiban menerima
pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan masyarakat)
maupun dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala
aspeknya, organisasinya, sarana, standar pelayanan medik dan lain-
lain. Sebagai subjek hukum, pelaku di sektor kesehatan seperti dokter,
dokter gigi, direktur RS, kepala dinas kesehatan, kepala bidang, kepala
Puskesmas selalu melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum yang
dilakukan apabila bertentangan dengan regulasi yang berlaku maka
akan menimbulkan adanya sanksi hukum. Setiap subject hokum di
bidang kesehatan harus memahami mengenai hukum kesehatan.
Kurangnya pemahaman terhadap hukum kesehatan mengakibatkan
sering terjebak dalam perbuatan hukum yang dilakukannya. 37
Hermien Hadiati Koeswadji menyatakan pada asasnya hukum
kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai
hak dasar social (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua)
hak dasar individual yang terdiri dari hak atas informasi ( the right to
information) dan hak untuk menentukan nasib sendiri ( the right of self
determination). Sejalan dengan hal tersebut Roscam Abing mentautkan
hukum kesehatan dengan hak untuk sehat dengan menyatakan bahwa
hak atas pemeliharaan kesehatan mencakup berbagai aspek yang
merefleksikan pemberian perlindungan dan pemberian fasilitas dalam
pelaksanaannya. Untuk merealisasikan hak atas pemeliharaan bisa juga
mengandung pelaksanaan hak untuk hidup, hak atas privasi, dan hak
untuk memperoleh informasi. Demikian juga Leenen secara khusus,
menguraikan secara rinci tentang segala hak dasar manusia yang
merupakan dasar bagi hukum kesehatan.
Hukum kesehatan berperan untuk mengusahakan adanya
keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta memberikan jaminan
kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan yang berlaku. Sejak

37 Ibid.

26
jaman yunani kuno, ilmu hukum telah menyentuh hampir semua aspek
kehidupan manusia, kecuali bidang kedokteran. Tenaga kesehatan yang
ada pada masa itu mengatur cara kerjanya sendiri dengan kode etik
dan sumpah profesi yang berakar kuat pada tradisi dan berpengaruh
kuat dalam masyarakat. Sejalan dengan perkembangan peradaban di
dunia, ilmu dan teknologi kedokteran juga telah berkembang pesat.
Persoalan kesehatan bukan lagi hanya menjadi persoalan antara dokter
dan pasiennya, telah banyak pelaku- pelaku lain yang ikut berperan
dalam dunia kesehatan, seperti asuransi kesehatan, industri alat medis
dan farmasi serta masih banyak lagi yang lainnya. Ilmu kesehatan
semakin luas. Dokter atau tenaga kesehatan juga telah terspesialisasi.
Disisi lain perkembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat
secara umum juga melahirkan kesadaran bahwa dokter atau tenaga
kesehatan atau nama lainnya (berbeda-beda) tidak boleh lagi diisolasi
dari hukum. Seluruh masyarakat harus memiliki kedudukan yang setara
di hadapan hukum.38

3. Tujuan dan Fungsi Hukum Kesehatan


Tujuan hukum pada intinya adalah menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan.
Dengan tercapainya ketertiban didalam masyarakat diharapkan
kepentingan manusia akan terpenuhi dan terlindungi. Dengan demikian
jelas terlihat bahwa tujuan hukum kesehatanpun tidak akan banyak
menyimpang dari tujuan umum hukum. Hal ini dilihat dari bidang
kesehatan sendiri yang mencakup aspek sosial dan kemasyarakatan
dimana banyak kepentingan harus dapat diakomodir dengan baik.
Kembali dengan tujuan hukum yang pertama yaitu menciptakan
tatanan atau ketentuan, sektor atau bidang kesehatan telah memiliki
payung hukum yang cukup untuk bisa menjalankan proses kerja di
bidang kesehatan jika semua ketentuan perundang-undangnya
dilaksanakan dengan baik dan menjalin saling pengertian diantara

38 Ibid. hlm. 192.

27
pelaku profesi didalam setiap bagian yang mendukung terlaksananya
upaya kesehatan.
Sumber-sumber hukum yang adapun telah secara rinci
mengatur hal-hal apa yang menjadi kewajiban setiap pelaku profesi dan
apa yang menjadi hak-haknya. Oleh karena itu harapan yang terbesar
adalah terciptanya ketertiban dan keseimbangan pemenuhan hak dan
kewajiban masing- masing profesi. Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Tujuan hukum
Kesehatan pada intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya
ketertiban didalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan
terpenuhi dan terlindungi.39
Dengan demikian jelas terlihat bahwa tujuan hukum
kesehatanpun tidak akan banyak menyimpang dari tujuan umum
hukum. Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup
aspek sosial dan kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus
dapat diakomodir dengan baik.
Sedangkan untuk fungsi dari hukum kesehatan itu sendiri adalah
sebagai berikut:
a. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur
tata kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya
dapat memberi sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat
secara keseluruhan.
b. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat
(khususnya di bidang kesehatan). Benturan antara kepentingan
individu dengan kepentingan masyarakat.

39 Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pegantar). Liberty.


Yogyakarta. 1986.

28
c. Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat
menghalang-halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap
penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka tindakan tersebut
sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.

C. Tinjauan Umum tentang Covid-19


COVID-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan
seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. 40 Coronavirus
disease (COVID-19) awalnya dikenal sebagai penyakit radang paru yang
disebabkan oleh virus corona yang bernama SARS COV-2 dan disinyalir
ditularkan awalnya dari kelelawar. Penyakit ini dinyatakan pandemi oleh
World Health Organization (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020.41
World Health Organization (WHO) menetapkan tentang virus corona
atau yang biasa disebut dengan COVID 19 yang menjadi pandemi karena
virus ini telah menyebar ke berbagai negara bahkan sudah mendunia. WHO
mengartikan pandemi sebagai suatu kondisi populasi pada dunia dan
berpotensi menjadikan jatuh dan sakit. Pandemi sendiri adalah wabah yang
berjangkit secara bersamaan dmana-mana yang menyebar luas. Pandemi
COVID 19 ini juga berdampak dari berbagai sektor kehidupan seperti
ekonomi, sosial dan juga pendidikan. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Educational,
Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada hari kamis 5 maret
2020 menyatakan bahwa wabah COVID 19 ini telah berdampak pada dunia
pendidikan). Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit
ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut
pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda
di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah

40 Admin. Covid-19. 2020. Diambil dari https://www.alodokter.com/covid-19.


Diakses pada tanggal 15 November 2021.

41 Admin. FAQ Coronavirus. 2020. Diambil dari


https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400008/FAQ-Coronavirus.html. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2021.

29
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-
19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting
untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.
Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk
menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap
pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.42
Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan sesak napas.
Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah
melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak
erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan
diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui website ini.
Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet)
yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO
menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-
19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang
teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk
ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal
penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan
untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap
pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.43
Hampir beratus ratus juta siswa terganggu dengan kegiatan
pendidikan dan sekolahnya. Di Indonesia sendiri merasakan dampaknya
pada dunia pendidikan. Dampak yang dirasakan adalah peserta didik di

42 Winarsih, Dwi. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Saat Pandemi Covid -19
Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Usia 4-6 Tahun Di Kabupaten Ponorogo.
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2020.

43 Ibid.

30
instansi penyelenggara pelayanan pendidikan seperti sekolah di semua
tingkatan yatitu formal, non formal bahkan sampai keperguruan tinggi. 44

BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Batu


1. Sejarah Kota Batu
Kota Batu adalah sebuah kota di provinsi Jawa Timur
Indonesia. Kota Batu terletak 90 km sebelah barat daya surabaya
atau 15 km sebelah barat laut Malang. Kota Batu berada di jalur yang
menghubungkan Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu
berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di
sebelah Utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur,
selatan, dan barat. Wilayah Kota ini berada di ketinggian 700-1.700
meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata mencapai
12-19 derajat celsius. Kota Batu merupakan salah satu kota yang baru
terbentuk yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pecahan dari

44 Hendra, I. Inovasi Pendidikan Sebagai Antisipasi Penyebaran COVID 19.


2020, Diambil dari https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--inovasi-pendidikan-
sebagai-antisipasi-penyebaran-covid-19, Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021..

31
kebupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian
dari sub satuan wilayah pengembangan 1 (SSWP 1) Malang utara.
Kota ini sedang mempersiapkan diri untuk mampu mampu melakukan
perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian proyek-proyek
pembangunan secara mandiri sehingga masyarakat di daerah ini
semakin meningkat kesejahteraannya. Kota Batu terletak 800 meter
diatas permukaan air laut dan memiliki keindahan alam yang
memikat. Sehingga dijuluki the real tourism city of indonesia oleh
bappenas.45
Kota Batu sudah dikenal semenjak dahulu sebagai daerah
tujuan wisata andalan di wilaayah Kabupaten Malang dan juga
menjadi salah satu primadona objek wisata di Provinsi Jawa Timur.
Kota Batu mempunyai kekayaan wisata alam yang mempunyai
panorama indah dan menawan, terletak di kawasan pegunungan,
suhu udara yang terasa sejuk dan tidak lembab. Kondisi Kota Batu
yang demikian ini sangat baik untuk pertanian dan perkebunan,
dengan pengembangan pariwisata, sehinngga menjadikan Kota Batu
sebagai sentra pertanian dan pariwisata.46
Perkembangan pariwisata merupakan peran yang sangat
penting bagi pembangunan suatu wilayah. Dengan adanya berbagai
kegiatan pariwisata maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar
pariwisata akan dapat lebih berkembang maju. Selain itu, pariwisata
juga dapat memberikan dampak positif terutama dalam pemasukan
devisa. Dengan adanya berbagai misi kepariwisataan, maka daerah
yang memiliki potensi daerah pariwisata cenderung mengembangkan
potensi daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung
mengembangkan potensi daerah yang ada sehingga diharapkan
mampu menarik wisataan dalam jumlah yang banyak. Kota Batu

45 Handayani M, Nur Asri. Implementasi Program Kota Layak Anak Pada


Kota Batu (Studi pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan KB Kota Batu). Skripsi: University of Muhammadiyah
Malang. 2018

46 Hanas & Sasmita. Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota: Kota


Batu, 2001-2012. 2014.

32
sebagai Kota Wisata Batu (Selanjutnya dapat disebut sebagai KWB)
konsentrasi yang dilakukan pemerintah adalah membenahi semua
objek wisata yang dimiliki Kota Batu. Kota Batu yang dijuluki negri
kincir angin sebagai Swiss-nya pulau jawa, dengan daya tarik yang
dimiliki Kota Batu ini mengundang banyak investor untuk ikut
menanamkan modal dalam pembangunan pariwisata di Kota Batu.
Pembangunan pariwista Kota Wisata Batu (KWB) terbilang
bilang cukup berhasil hal ini terlihat dari banyaknya wisata di Kota
Batu yakni kawasan wisata bunga Sidomulyo, obyek wisata Cangar,
obyek wisata alam Gunung Panderman, obyek wisata Gunung Banyak,
obyek wisata alam Cuban Talun dan obyek wisata alam Cuban Rais.
Dan untuk pembangunan pariwisata buatan yaitu, obyek wisata
Songgoriti, obyek wisata Jatim park 1, Museum Satwa (Jatim Park 2),
obyek wisata Selecta, obyek wisata Taman Rekreasi Agro Wisata,
Batu Night Spectaculer (BNS) dan Predator Fun Park. Selain itu ada
juga wisata budaya yang menampilkan kebudayaan serta kesenian
yang ada di Kota Batu, seperti kuda lumping, reog dan kesenian
lainnya. Serta wisata kerajinan, seperti kain batik apel, patung,
kerajinan besi, cowek dan lainnya.

2. Letak Kota Batu


Secara geografis, Kota Batu sesuai Permendagri Nomor 16
Tahun 2012 tentang Batas Daerah terletak pada posisi 745’51.61362”
Lintang Selatan (LS) dan 11235’22.31152” Bujur Timur (BT) sampai
dengan 754’11.944” Lintang Selatan (LS) dan 11235’44.422” Bujur
Timur (BT). Kota Batu merupakan bagian dalam wilayah kerja
Pemerintah Provinsi Jawa Timur tepatnya terletak (+/-) 15 km
sebelah barat Kota Malang, mempunyai peran dan letak yang
strategis dimana menjadi wilayah penggerak roda perekonomian
dengan didukung perlintasan transportasi darat jalur Malang-Kediri
dan Malang-Jombang terutama antar daerah di Malang Raya yang

33
saat ini sebagai destinasi pariwisata dan pertanian di wilayah Jawa
Timur.47

3. Batas Wilayah
Bentang wilayahnya berupa bukit, gunung, jurang terjal dan
daerah dataran dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan
b. Sebelah Timur : Kabupaten Malang
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang
d. Sebelah Barat : Kabupaten Malang

4. Luas Wilayah
Secara administratif, Kota Batu dibagi menjadi 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan
Bumiaji yang terinci 20 Desa, 4 Kelurahan, 226 RW dan 1.059 RT.
Dari wilayah seluas 19.908,72 Ha tersebut, terbagi Kecamatan Batu
seluas 4.545,81 Ha, Kecamatan Junrejo seluas 2.565,02 Ha dan
Kecamatan Bumiaji 12.797,89 Ha. Luas wilayah yang paling luas
adalah Kecamatan Bumiaji dengan luas wilayah 12.797,89 sedangkan
luas wilayah yang paling kecil adalah Kecamatan Junrejo. Sedangkan
untuk jumlah Kelurahan dan Desa terdapat 24, dengan jumlah RW
220, dan RT 1017. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut:

Tabel 3.1
Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Batu

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah


. (Ha)
A KECAMATAN BATU

47 Pemerintah Kota Batu Bappeda. Rencana Program InvestasiJangka


Menengah Daerah Kota Batu. Diambil dari
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/
DOCRPIJM_c5ebe983b9_BAB%20IIRPIJM%20Kota%20Batu%20Bab%20II-min.pdf.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2021.

34
1. Oro-Oro Ombo 1,691,63
2. Temas 461.05
3. Sisir 263.40
4. Nggalik 320.27
5. Pesanggrahan 699,40
6. Songgokerto 566.86
7. Sumberejo 291.84
8. Sidomulyo 251,36
B KECAMATAN JUNREJO
1. Tlekung 872.70
2. Junrejo 352.04
3. Mojorejo 193.17
4. Torongrejo 339.40
5. Beji 241.24
6. Pendem 360,09
7. Dadaprejo 260.38
C KECAMATAN BUMIAJI
1 Pandanrejo 682,16
2 Bumiaji 844.82
3 Bulukerto 1,007.05
4 Gunungsari 688.43
5 Punten 245.72
6 Tulungrejo 7,023.92
7 Sumbergondo 1,379.23
8. Giripurno 980.56
TOTAL 19,908.72
Sumber: data sekunder dikelola oleh penulis, 2021.

5. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur


Umur

35
Berdasarkan Data Kependudukan Kota Batu berdasarkan Jenis
Kelamin di Kecamatan Batu 81.065 jiwa, Kecamatan Junrejo 40.910
jiwa sedangkan di Kecamatan Bumiaji 51.320 jiwa. Hal ini
menyebabkan bahwa jumlah penduduk banyak terdapat di pusat kota
semua fasilitas yang memadai terletak di wilayah Kecamatan Batu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2
Penduduk Kota Batu Dirinci Menurut Kecamatan dan
Kewarganegaraan Kota Batu Tahun 2007.

N Kecamata Laki-Laki Perempuan Laki- Perempuan Jumlah


o n WNI WNI Laki WNA
WNA
1 Batu 40,718 40,285 43 19 81,065
2 Junrejo 20,668 20,241 1 0 40,910
3 Bumiaji 25,538 25,782 - - 51,320
Jumlah 86,924 86,308 44 19 173,295
Sumber: data sekunder dikelola oleh penulis, 2021.

Informasi struktur umur penduduk sangat bermanfaat sebagai


estimasi indikator kependudukan lainnya. Bila struktur umur
mengarah pada kelompok penduduk berusia muda, maka intervensi
pembangunan didominasi oleh pelaksanaan program dibidang
kesehatan ibu dan anak, pendidikan, dan pengendalian kelahiran.
Sedangkan bila struktur umur mengarah pada kelompok penduduk
berusia tua, maka intervensi pembangunan diarahkan pada
pelaksanaan program dibidang jaminan hari tua. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3
Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur Laki-Laki Perempua Jumlah


n
0-4 7,385 6,647 14,032

36
5-9 9,010 8,015 17,025
10 - 14 7,599 7,661 15,260
15 - 19 6,845 8,364 15,209
20 - 24 7,358 7,542 14,900
25 - 29 8,159 9,477 17,636
30 - 34 8,368 7,905 16,273
35 - 39 8,679 8,729 17,408
40 - 44 8,021 7,145 15,166
45 - 49 5,982 6,415 12,397
50 - 54 5,452 5,339 10,791
55 - 59 4,214 3,675 7,889
60 - 64 2,765 3,151 5,916
65 + 6,205 7,275 13,480
Sumber : data sekunder dikelola penulis, 2021.

B. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Batu


1. Visi dan Misi
Berikut merupakan visi dan beberapa misi dari Dinas
Kesehatan Kota Batu :48
VISI
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang paripurna dan berkualitas.
MISI
a. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat.
b. Menigkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan.

2. Fungsi dan Tugas


Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di
bidang kesehatan. Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

48 Dinas Kesehatan Kota Batu. Visi & Misi. 2021. Diambil dari
dinkes.batukota.go.id/web/profil/detail/. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2021.

37
melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas
membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah di bidang kesehatan. Dalam
melaksanakan tugas Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. perumusan kebijakan teknis dan rencana strategis di bidang
kesehatan;
b. penetapan rencana kerja dan anggaran di bidang kesehatan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;
d. penyelenggaraan peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur di bidang kesehatan;
e. pelaksanaan administrasi dinas di bidang kesehatan;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi
Dalam Dinas Kesehatan Kota Batu (Selanjutnya dapat disebut
sebagai Dinkes Kota Batu) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Masing-masing Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris. Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang. Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan
atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris.
Sehingga berikut merupakan bagan struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kota Batu yang dijelaskan di Lampiran Peraturan Wali Kota
Batu Nomor 77 Tahun 2016 :

Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Batu.

38
Sumber: data sekunder dikelola oleh penulis, 2021.

C. Analisa Pelaksanaan Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota


Batu Nomor 77 Tahun 2016 Terhadap Penertiban Kebijakan
Wajib Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu
Coronavirus Disease 2019 atau yang sering biasa disebut Covid-19
merupakan sebuah pandemi yang tak pelak usai hingga saat ini wabah ini
sudah mengakibatkan sejumlah perbuahan besar dalam berbagai sektor
salah diantaranya yaitu sektor ekonomi. Kasus kematian Covid-19 kian
hari kian meningkat. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per
3 April menyebutkan kasus positif Covid-19 sejumlah 1.821.703 jiwa,
sembuh sejumlah 1.669.119 jiwa, dan meninggal sejumlah 50.578 jiwa.
betapa sangat membahayakannya Covid-19 ini. Namun disamping itu,
berbagai regulasi sudah diterapkan diantaranya diberlakukannya Social
Distancing untuk segala bentuk kegiatan, Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2020, Karantina Kesehatan, Bahkan sampai dilakukannya
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagiamana
terdapat dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021

39
tentang PPKM Jawa-Bali, serta upaya pemerintah yang sedang
49
diberlakukan sekarang yaitu program vaksinasi.
Namun dalam program vaksinasi Covid-19 ini memunculkan
polemik baru dimana tak sedikit masyarakat yang menerima dengan
begitu saja adanya program vaksinasi ini. banyak pro kontra untuk
program vasinasi Covid-19 yang diberlakukan pemerintah. Lalu apa saja
yang menjadikan permasalahan yang muncul dari program vaksinasi ini
serta apa saja alasan pro dan kontra dari adanya program vaksinasi.
Untuk itu kiranya isu ini akan menjadi suatu hal yang menarik untuk kita
kaji Bersama terkait dengan vaksinasi merupakan sebuah kewajiban atau
Hak setiap warga negara Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu dari
sekian banyak program pemerintah dalam menanggulangi wabah Covid-
19 ini. sebagaimana tercantum dalam Keputuisan Presiden Nomor 12
Tahun 2020 tentang Pentapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID19) (Selanjutnya dapat disebut sebagai Kepres
No. 12 Tahun 2020) sebagai Bencana Nasional.50
Tetapi program pemerintah terkait dengan vaksinasi ini menuai
pro dan kontra terlebih dengan adanya berita bahwasannya setiap orang
yang menolak vaksinasi akan dikenakan sanksi adminstrasi bahkan sanksi
pidana. Adapun regulasi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah terkait
dengan snaksi yang diberikan bagi seseorang yang menolak vaksinasi
yaitu dalam Keputusan Presiden No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentenag Pengadaan
Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Sebagaimana tercantum
dalam Pasal 13A ayat (4) sanksi yang diberikan bagi setiap orang yang
telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin Covid-19 yang tidak
mengikuti Vaksinasi Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dikenakan sanksi administratif berupa penundaan atau penghentian
pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial, penundaan atau

49 Andre Bagus Saputra. Vaksinasi Covid-19 Hak atau Kewajiban?. 2021.


Diambil dari https://law.uii.ac.id/blog/2021/09/06/vaksinasi-covid-19-hak-atau-
kewajiban/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.

50 Ibid.

40
penghentian pemberian administrasi pemerintahan dan denda. Hal ini
tentu bertentangan dengan konstitusi terkait hak warga negara
sebagaimana tercantum dalam Pasal 28H ayat (3) yang berbunyi:

Pasal 28H
“Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yahng
bermartabat”

Adapaun produk hukum lainnya yang dikeluarkan pemerintah


terkiat dengan sanksi seseorang yang menolak vaksinasi yaitu terdapat
pada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 2
Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019.
Sebagaiamana tercantum dalam Pasal 30 Perda DKI Jakarta seseorang
yang menolak Vakasinasi dikenakan Pidana Denda sebesar 5 Juta Rupiah.
Peraturan daerah ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Selanjutnya dapat disebut sebagai UU
Kesehatan). Dalam Pasal 5 ayat (3) yang menyatakan dengan tegas
bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan pelayanan Kesehatan yang diperlukan dirinya. Adapun sanksi
pidana sebagaiman merujuk pada Pasal 9 Jo Pasal 93 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pasal 9 ayat (1)
UU Kekarantinaan Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang wajib
mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan dan diperjelas
dengan sanksi yang tertera pada Pasal 93 UU Kekarantinaan Kesehatan
menyebutkan,

Pasal 93
“Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan, sehingga menyebabkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)”.

41
Dari ketentuan tersebut maka dapat diketahui bahwasanya
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Negara Indonesia adalah suatu
kewajiban yang dimiliki oleh warga negara. Namun sayangnya banyak
masyarakat yang menolak dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19,
terutama di daerah Kota Batu. Dimana penulis mendapatkan informasi
mengenai alasan-alasan masyarakat menolak pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kota Batu. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut :
1. Terdapat informasi hoax ataupun ujaran kebencian terhadap pandemi
Covid-19
Salah satu faktor masyarakat menolak vaksinasi Covid-19 di
Kota Batu menurut Dinas Kesehatan Kota Batu (Selanjutnya dapat
disebut sebagai Dinkes Kota Batu) adalah karena adanya berita
hoax/berita bohong. Isu mengenai hoaks seputar vaksin Covid-19
masih mendominasi pemberitaan sehingga mempengaruhi persepsi
masyarakat Kota Batu. Media mengutip data dari Kementerian
Kominfo tentang laporan temuan hoaks seputar vaksin covid-19.
Hingga pada hari Jumat, tanggal 13 Agustus 2021 terdapat 292
temuan hoaks yang tersebar di berbagai media sosial dan sebarannya
mencapai 1.979 konten. Sebaran hoaks paling banyak ditemukan di
Facebook. Di sana terdapat 1.805 konten hoaks seputar vaksin covid-
19. Sementara Twitter berada di posisi kedua. Dalam catatan
Kementerian Kominfo ada 105 sebaran hoaks soal vaksin covid-19 di
platform ini. Situs berbagi video, seperti YouTube dan TikTok juga tak
luput dari sasaran hoaks. Tercatat, ada 41 hoaks di YouTube dan 17
di TikTok. Lalu 11 sebaran hoaks sisanya ditemukan Kementerian
Kominfo berada di Instagram. Pihak Kementerian Komunikasi dan
Informasi (Selanjutnya dapat disebut sebagai Kementerian Kominfo)
sudah melakukan takedown kepada semua informasi hoaks tersebut. 51

51 Leski Rizkinaswara. Kominfo Turunkan 1.979 Konten Hoaks Seputar


Vaksin Covid-19 di Media Sosial. 2021. Diambil dari
https://aptika.kominfo.go.id/2021/08/kominfo-turunkan-1-979-konten-hoaks-seputar-
vaksin-covid-19-di-media-sosial/. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2021.

42
Selain itu, akhir-akhir ini juga beredar narasi atau informasi
yang menyebutkan vaksin COVID-19 mengandung mikrocip magnetis.
Narasi tersebut tidaklah benar. Beberapa video tentang hoax itu
sudah beredar di media sosial. Unggahan-unggahan tersebut
menunjukkan seseorang meletakkan koin uang Rp.1.000 di lengan
bekas suntikan vaksinasi COVID-19. Hasilnya koin menempel seolah
membuktikan narasi vaksin COVID-19 yang mengandung mikrocip
magnetis adalah benar. Ketua Indonesia Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI) dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan
persoalan tersebut perlu dikaji dengan baik. Ia menjelaskan lubang
jarum suntik sangat kecil, tidak ada partikel magnetik yang bisa
melewati.

“Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak


mengandung logam. Jadi perlu dijelaskan bahwa berita itu
hoax,” katanya.

Selanjutnya juga terdapat Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 oleh


Kementerian Kesehatan (Selanjutnya dapat disebut sebagai
Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmidzi yang mengatakan vaksin Covid-19
ini mengandung bahan aktif dan non aktif, dimana bahan aktif berisi
antigen dan bahan non aktif berisi zat untuk menstabilkan, menjaga
kualitas vaksin agar saat disuntikan masih baik. Adapun jumlah cairan
yang disuntikan hanya 0,5 cc dan akan segera menyebar di seluruh
jaringan sekitar, sehingga tidak ada carian yg tersisa.

“Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang


lembab biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang loga
seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan
yang bisa menempel karena daya magnet,” ucapnya.52

52 Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. HOAX : Vaksin Covid-19


Mengandung Mikrocip Magnetis. 2021. Diambil dari
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210528/1137831/hoax-vaksin-
covid-19-mengandung-mikrocip-magnetis/. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2021.

43
Gambar 3.1
Informasi Hoax Mengenai Vaksinasi Covid-19

Sumber: data sekunder dikelola penulis, 2021. 53

Diatas juga merupakan salah satu adanya penyebaran berita


hoax mengenai vaksinasi Covid-19. Masyarakat menilai bahwasanya
pelaksanaan vaksinasi merupakan suatu kelinci percobaan terhadap
masyarakat Indonesia. Sehingga tentu dengan adanya penyebaran
berita hoax melalui internet maupun secara komunikasi langsung di
dalam masayrakat Kota Batu ini dapat membuat pola pikir masyarakat
berubah, dimana pada awalnya pro terhadap vaksinasi Covid-19, kini
menolak adanya vaksinasi Covid-19.
2. Terdapat pionir masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19
Pihak Dinkes menjelaskan bahwasanya hambatan mengenai
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini juga dikarenakan adanya pionir
dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat
terhadap berita hoax ataupun penolakan oleh masyarakat, khususnya

53 Kominfo. Waspada Disinformasi! Vaksin Covid-19 China Hanya Uji Klinis


di Indonesia. 2020. Diambil dari https://kominfo.go.id/content/detail/28152/waspada-
disinformasi-vaksin-covid-19-china-hanya-uji-klinis-di-indonesia/0/berita_satker. Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2021.

44
pada wilayah Kota Batu. Contoh dari pionir-pionir masyarakat yang
menolak vaksin yang kemudian dapat mempengaruhi masyarakat
Kota Batu untuk melakukan penolakan terhadap pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 adalah sebagai berikut:
a. Pionir masyarakat: Jerinx yang menolak adanya Covid-19 dan
vaksinasi Covid-1954
Ini bukan kali pertama Jerinx disoroti karena membahas
soal COVID-19. Sebelumnya, ia kerap melontarkan pernyataan-
pernyataan kontroversial terkait virus yang berasal dari Wuhan,
China, tersebut. Drummer Superman Is Dead, Jerinx, tengah
menjadi sorotan publik. Belum lama ini, ia mengikuti aksi demo
tolak Rapid Test di Bali. Saat menjalani aksi tersebut, Jerinx juga
tidak menggunakan masker demi pencegahan virus corona. Jerinx
Sebut Pandemi COVID-19 Adalah Konspirasi Pada April lalu, Jerinx
membuat unggahan di Instagram terkait COVID-19. Ia menyebut
COVID-19 tidak sepenuhnya murni sebuah pandemi. Dalam
postingannya tersebut, Jerinx yakin apabila ada sesuatu hal lain di
balik pandemi ini.

"Yang tidak percaya jika covid ini hanya skema bisnis


mungkin masih percaya jika Amerika pernah mendarat di
bulan dan 911 kerjaan orang Islam," ujarnya.

Selain itu, Jerinx juga berkicau di Twitter soal teori


konspirasi seputar COVID-19, penyakit yang disebabkan virus
corona SARS-CoV-2. Teori konspirasi yang ia angkat seputar
ketidakpercayaan terhadap Bill Gates, para 'elite global', serta
teknologi internet mobile 5G yang dianggap ikut menyebarkan
virus corona. Kicauan-kicauannya itu menimbulkan kontroversi
dan mengundang respons para netizen. Menantang untuk Disuntik
Virus Corona Masih di bulan April, musisi berusia 43 tahun ini
kembali membuat pernyataan yang menghebohkan. Ia menantang
untuk disuntik virus corona. Namun, ia memberikan syarat untuk

54 Berita Artis. 7 Pernyataan Kontroversial Jerinx Terkait COVID-19. 2020.


Diambil dari https://kumparan.com/berita-artis/7-pernyataan-kontroversial-jerinx-terkait-
covid-19-1ttEKSdtzmP/full. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2021.

45
melakukan hal tersebut. Apabila dirinya terbukti selamat, ia
meminta semua orang yang menyuarakan lockdown untuk ke
kantor polisi dan minta dibui.

"Selamat pagi. Jika ada yg menantang saya ke RS untuk


berinteraksi dgn pengidap covid, atau menantang saya
disuntik virus covid, saya akan terima tantangannya
dengan syarat: Jika saya selamat, seluruh dokter di
Indonesia, seluruh awak
media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yg terbukti
masih menyuarakan lockdown. WAJIB SUKARELA KE
KANTOR POLISI MINTA DIBUI karena sudah
menyampaikan solusi yg salah dan merugikan seluruh
warga Indonesia. #matikanTV #unfollowIGpenakut
#kemBALInormal," tulis Jerinx dalam akun Instagramnya,
sehari sebelum berdiskusi dengan dr Tirta.

Jerinx mengaku siap mati demi Melawan Penjajahan WHO


Jerinx masih begitu yakin dengan adanya konspirasi di balik
pandemi COVID-19. Ia yakin apabila pandemi ini hanya
permasalahan bisnis, bukan kesehatan, apalagi kemausiaan. Oleh
karena itu, Jerinx mengaku siap mati karena berjuang melawan
'penjajahan' WHO.

"Demi martabat bangsa, saya dan istri saya siap mati


melawan penjajahan WHO. Apa kacung-kacung centang
biru juga siap mati membelaa WHO? Jika siap, AYO!"
katanya.

Sehingga atas tindakan Jerinx ini telah menuai berbagai


komentar dalam masyarakat, banyak masayrakat yang mulai
mempercayai konspirasi yang dijelaskan oleh Jerinx ini. Sehingga
banyak sekali masayarakat menolak pelaksanaan vaksinasi Covid-
19, khususnya pada daerah Kota Batu.

46
b. Dokter Adiany Adil menjelaskan bahwa tidak ada penyakit Covid-
19 yang mematikan dan menyeramkan seperti yang diberitakan
oleh media.55
Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (Selanjutnya dapat
disebut sebagai RSUD) Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan
(Sulsel), Dokter Adiany Adil, menyatakan tak percaya COVID-19
lewat pernyataannya yang kemudian viral di media sosial. Adiany
akhirnya bersuara dan menyebut COVID-19 tidak dalam istilah
medis.

"Iya, memang itu saya suarakan dan itu sudah lama saya
suarakan. Jadi postingan saya yang senada dengan
pernyataan itu dari Maret 2019 itu," kata Dokter Adiany
Adil saat berbincang dengan detikcom, Sabtu pada tanggal
4 September 2021.

Penolakannya terhadap COVID-19 disebut telah


dilakukannya sejak 2 tahun lalu. Namun baru tahun ini dia
membuatnya dalam bentuk pernyataan. Adiany menyebut alasan
dirinya membuat pernyataan yang kemudian viral adalah adanya
permintaan dari pihak sekolah anaknya yang duduk di SMP yang
meminta sebuah pernyataan kepada dirinya. Permintaan ini
diajukan setelah belajar tatap muka langsung digantikan dengan
sistem belajar daring.

"Karena memang kan di grup sekolah saya suarakan juga


itu. Maret 2019 sejak diviralkannya COVID-19 ini," ujar dia.

Adiany bahkan menilai COVID-19 tidak bisa dijadikan nama


penyakit. Dia menyebut penyakit itu berjenis ISPA yang
disebabkan oleh virus.

"Jadi sepengetahuan saya, diagnosis yang ada jenis


penyakit yang ada itu ISPA (infeksi saluran pernapasan
atas) yang disebabkan oleh mikroorganisme bernama

55 Muhammad Taufiqqurahman. Dokter di Enrekang yang Tak Percaya


COVID-19 Buka Suara. 2021. Diambil dari
https://news.detik.com/berita/d-5709612/dokter-di-enrekang-yang-tak-percaya-covid-19-
buka-suara. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.

47
virus. Itu nama penyakit dalam teori dan praktik
kedokteran yang diterapkan selama ini. Itu kan kita kenal
ada disebabkan virus dan bakteri," terangnya. "Artinya,
apa yang ada di dalam dunia medis itu adalah ISPA, bukan
COVID-19. Kalau COVID-19 kita tidak kenal dalam istilah
medis. Tidak ada itu," imbuhnya.

Menurutnya, jika penyakit ISPA ini diganti dengan nama


COVID-19, dia meminta dunia kedokteran untuk menggantinya,
sehingga dia bisa mengetahuinya. Sebelumnya, Dokter Adiany Adil
membuat pernyataan bahwa COVID-19 bukan diagnosis dan
pasien COVID-19 tidak pernah ada. Pernyataan Adiany itu viral di
media sosial dan membuatnya dipanggil polisi.
Sehingga atas pengaruh dari pionir kedua contoh di atas
tersebut membuat pengaruh yang begitu besar terhadap masyarakat
untuk menolak vaksinasi Covid-19. Kedua orang tersebut telah
menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat mengenai Covid-19 ini
menurun, sehingga memang perlu adanya antisipasi dari pemerintah
untuk menindaklanjuti pionir-pionir yang menyebabkan tingkat
kepercayaan masyarakat ini menurun, karena apabila tingkat
kepercayaan terhadap Covid-19 ini menurun, maka hal yang
dikhawatirkan adalah adanya perkembangan mengenai jumlah
masyarakat yang terdampak Covid-19 dan akan mengakibatkan
kerugian di berbagai sektor dalam masyarakat.
3. Faktor Kepercayaan Seperti Agama dan Budaya
Menurut pihak Dinkes Kota Batu, salah satu kendala saat
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini adalah faktor kepercayaan seperti
agama dan budaya yang membuat masyarakat menolak vaksinasi
Covid-19. Masyarakat dapat saja menerima pengaruh agama dari
lingkungannya maupun dari sosial media. Dimana pada saat ini sosial
media yang memberitakan mengenai kondisi Covid-19 ini telah
berkembang luas. Seperti halnya penjelasan yang diterangkan oleh
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (Selanjutnya dapat disebut sebagai
IDI) Aceh Safrizal Rahman yang mengatakan bahwa pihaknya dan
pemerintah daerah harus bekerja sama untuk meyakinkan masyarakat

48
agar mau mengikuti program vaksinasi. Sebab, kata dia, masyarakat
di Aceh masih banyak yang menolak untuk divaksinasi. 56
Masyarakat Aceh yang mayoritas agama Islam melakukan
penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 karena ulama aceh
mengharamkannya. Hal tersebut diungkapkan oleh pengunggah
pesan di media sosial facebook.com. Pesan tersebut menyebutkan
rakyat Aceh menolak vaksin karena ulama Aceh menyebut vaksin
banyak mudaratnya dan haram.

"Rakyat Aceh menolak vaksin Coivd-19 karena banyak


mudharatnya dan syari'atnya menurut para ulama Aceh itu
haram. Pemerintah pusat tidak berhak ikut campur masalah
hukum haram menurut Agama, karena masalah Agama mutlak
kewenangan Pemerintah Aceh, bukan kewenangan pemerintah
RI. Bila ngotot pemerintah pusat memaksakan kehendak,
rakyat Aceh siap perang..!!"57

Dari kondisi tersebut, tentu akan mempengaruhi pola pikir


masyarakat juga karena di Indonesia ini maupun di Kota Batu
memiliki kepercayaan mayoritas agama Islam. Sehingga tidak
dipungkiri bahwa informasi-informasi seperti itu akan mempengaruhi
kondisi psikologis masyarakat Kota Batu.
4. Adanya Kasus Jasa Cetak Kartu Vaksin
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa terdapat kasus
jasa cetak kartu vaksin. Hal tersebut secara umum telah menyebar di
masyarakat. Sebagaimana diketahui, saat ini marak jasa yang
menawarkan cetak kartu vaksin untuk mempermudah masyarakat
memenuhi syarat memperoleh layanan publik maupun swasta.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga
Kemendag Veri Anggrijono mengatakan, untuk mencetak kartu

56 Diamanty Meiliana. Banyak Warga Aceh Menolak Divaksin, IDI Aceh:


Dokter Jangan Gampang Keluarkan Surat Tak layak Vaksinasi. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/28/17391351/banyak-warga-aceh-menolak-
divaksin-idi-aceh-dokter-jangan-gampang-keluarkan. Diakses pada tanggal 30 Oktober
2021.

57 Imam Santoso. Ulama Aceh Haramkan Vaksin Covid-19? Ini Faktanya.


2021. Diambil dari https://www.antaranews.com/berita/1946748/ulama-aceh-haramkan-
vaksin-covid-19-ini-faktanya. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2021.

49
vaksin, konsumen pengguna jasa ini harus memberikan tautan untuk
membuka sertifikat vaksinasi Covid-19 yang memuat data pribadi
seperti Kartu Tanda Penduduk (Selanjutnya dapat disebut KTP) atau
informasi pribadi lainnya.

“Oleh karena penyerahan tautan pesan singkat kepada pelaku


usaha pencetak kartu sudah vaksin Covid-19 akan berisiko
terhadap perlindungan data pribadi konsumen,” ujarnya dalam
keterangan tertulis dikutip Minggu (15/8/2021).

Veri menjelaskan, masyarakat sebagai konsumen harus


memperhatikan bahwa data pribadi merupakan milik pribadi yang
penggunaannya harus didasarkan kepada persetujuan. Karena itu,
pemberian tautan berisi data pribadi bisa dianggap sebagai
persetujuan dari pihak tersebut terhadap penggunaan data
pribadinya. Tren penggunaan jasa cetak kartu vaksin Covid-19 di
masyarakat, terjadi seiring dengan kebijakan pemerintah yang
menjadikan vaksinasi sebagai salah satu syarat untuk melakukan
beberapa aktvitas, seperti perjalanan domestik dan masuk ke mal.
Dalam ketentuan terbaru masuk mal yang diatur Kemendag
berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2021,
ditetapkan bahwa masyarakat yang bepergian ke mal harus
menunjukkan sertifikat vaksinasi Covid-19. Melihat fenomena
penggunaan jasa cetak kartu vaksin Covid-19, Veri berharap
masyarakat sebagai konsumen memperhatikan kelayakan dari pelaku
usaha yang melakukan pencetakan kartu vaksin, khususnya untuk
menjaga keamanan dan mengelola data pribadi. Bila dalam hal
ditemukan adanya pelanggaran pemanfaatan data pribadi oleh pelaku
pencetakan kartu sudah vaksin Covid-19, konsumen dapat
mengajukan gugatan perdata sesuai Pasal 26, Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 58
Cetak kartu vaksin Covid-19 tersebut juga tidak dipungkiri
bahwasanya telah secara umum terdapat di berbagai tempat dan

58 Leski Rizkinaswara. Op, Cit.

50
dapat diperjual-belikan secara online. Sehingga tentu hal tersebut
memicu adanya penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 karena
terdapat cara yang instan dalam mendapatkan kartu vaksin.
Dari faktor-faktor di atas yang mempengaruhi penolakan vaksinasi
Covid-19 oleh masyarakat Kota Batu tentu dapat menghambat program
nasional dalam menurunkan perkembangan. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah adanya adanya berita hoax/informasi yang tidak
benar, adanya pionir masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19,
adanya faktor agama ataupun budaya yang menolak vaksin dan adanya
kasus jasa cetak vaksin. Walaupun terdapat ketentuan kewajiban
melakukan vaksinasi, namun faktor-faktor penghambatnya masih memiliki
banyak kendala maka program tersebut juga tidak dapat berjalan secara
efektif. Maka perlu dilakukan upaya-upaya oleh Dinkes Kota Batu
terhadap optimalisasi program vaksin ini.

D. Kendala dan Upaya yang Dihadapi oleh Dinas Kesehatan


Terhadap Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota
Batu
Wabah yang sedang melanda seluruh dunia saat ini sudah
semakin luas penyebarannya, kasus tersebut pertama kali ditemukan di
Kota Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Sementara itu, di Indonesia
sendiri kasus COVID-19 terindikasi pada awal Maret 2020. Dalam
mengatasi wabah COVID-19, pemerintah sendiri sudah melakukan
berbagai cara dalam upaya pencegahan. Salah satunya, yaitu dengan
gerakan 3M dan 3T, gerakan yang dilakukan secara massif di seluruh
Indonesia menggunakan berbagai macam media platform baik digital
maupun konvensional. 3M itu sendiri berarti memakai masker, menjaga
jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Dalam segala aktivitas
masyarakat diwajibkan memakai masker, kemudian menjaga jarak atau
social distancing ketika mengantri ataupun dalam kegiatan yang
mengharuskan menunggu. Tak hanya itu langkah selanjutnya yang dapat

51
dilakukan, yaitu selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas di luar ruangan.59
Langkah-langkah tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan
masyarakat sebagai salah satu upaya mencegah penularan. Sementara
itu, dalam tingkatan puskesmas sendiri sudah melakukan upaya 3T yang
berarti testing, tracing, dan treatment. Upaya pertama, yaitu melakukan
testing dan screening terhadap orang yang terindikasi terpapar COVID-
19. Sesudah itu, langkah berikutnya adalah tracing, yaitu upaya ini
melacak orang yang berinteraksi dengan seseorang yang sudah terpapar
COVID-19. Langkah selanjutnya, yaitu melakukan treatment apabila
orang tersebut sudah terpapar COVID-19 dengan karantina agar tidak
melakukan kontak dengan orang lain. Langkah-langkah yang sudah
dilakukan tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran COVID-19.
Dalam penerapannya, gerakan 3M juga dibarengi dengan adanya
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (Selanjutnya
dapat disebut sebagai PPKM). Kebijakan tersebut diberlakukan dalam
rangka upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 supaya
tidak semakin meluas dan mengakibatkan pemaparan yang lebih banyak
lagi. Diharapkan upaya-upaya yang telah dijalankan ini masyarakat dapat
menaati dan menerapkannya sehingga antara pemerintah dan segala lini
masyarakat saling bersinergi untuk mencegah pandemi COVID-19. 60
Selain berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat turut serta dalam hal pencegahan. Saat ini, hampir semua
bidang usaha serta berbagai macam jenis tempat kerja maupun
pendidikan telah menerapkannya. Penerapan tersebut diantaranya,
seperti di area pintu masuk sudah disediakan tempat cuci tangan dan
handsanitizer juga disediakan sebagai pilihan jika tidak sempat mencuci
tangan. Masyarakat saat ini juga dapat dinilai preventif ketika sedang
berada di luar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan. 61

59 Admin. Upaya Pencegahan Covid-19 dengan 3M dan 3T. 2021. Diambil


dari https://prodi.vokasi.uns.ac.id/komunikasi/2021/06/09/upaya-pencegahan-covid-19-
dengan-3m-dan-3t/. Diakses pada tanggal 15 November 2021.
60 Ibid.
61 Ibid.

52
Guna mengehentikan meningkatnya angka kasus positif covid-19
yang semakin tinggi pihak pemerintah melakukan upaya-upaya
pencegahan covid- 19. Bentuk upaya pencegahan dari pemerintah adalah
dengan mengedukasi masyarakat untuk melakukan pencegahan diri
sendiri. Adapun bentuk pencegahan dari kementrian kesehatan adalah
sebagai berikut:62
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh supaya imun atau
kekebalan tubuh meningkat.
2. Makan dengan gizi baik dan konsumsi vitamin.
3. Memcuci tangan dengan sabun cuci tangan lalu bilas dengan air
bersih secara benar atau menggunakan handsanitizer. Karena 98%
virus bersumber dan menyebar dari tangan, oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan tangan.
4. Menjaga jarak minimal 1 meter, karena jika kurang dari 1 meter dapat
menularkan virus melalui droplet dari orang yang kemungkinan
terkena covid-19.
5. Menggunakan masker 3ply dengan benar, yaitu menutup bagian
mulut dan hidung saat keluar dari rumah.
6. Hindari menyentuh hidung, mulut atau mata. Karena apabila tangan
terkontaminasi virus lalu menyentuh hidung, mata atau mulut maka
dengan mudah virus masuk ke dalam tubuh.
7. Buanglah masker atau tissue yang telah digunakan dengan benar ke
tempat sampah.
8. Hindari tempat umum atau kerumunan, dan tetap dirumah.
Upaya pencegahan diri belum mampu menekan angka positif,
sehingga para ilmuwan virologi63 melakukan penelitian untuk membuat
vaksin covid-19. Vaksin covid-19 di Indonesia belum dapat mengadakan

62 KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), Peta


Sebaran. 2021. Diambil dari https://covid19.go.id/peta-sebaran. Diakses pada tanggal
25 Oktober 2021.

63 Mela Amarni, Simak, Ini Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari dan Cara
Mencegahnya. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/23/203500365/simak-ini- gejala-virus-
corona-dari-hari-ke-hari-dan-cara-mencegahnya?page=all mela armani. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2021.

53
secara mandiri, maka dari itu untuk pengadaan vaksin covid-19 membeli
di perusahaan pembuat vaksin. Pengadaan bahan baku dan vaksin covid-
19 pemerintah menetapkan jenis-jenisnya melalui edaran Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanan Vaksinasi Covid-19,
Indonesia menetapkan enam jenis vaksin yang akan di gunakan oleh
masyarakat, yaitu:64
1. PT. Bio Farma (Persero)
2. AstraZeneca
3. China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
4. Moderna
5. Pfizer Inc dan BioNTech
6. Sinovac Biotech Ltd.
Vaksin merupakan produk biologi atau dibuat dari virus yang
dilemahkan untuk membantu tubuh mengenali virus asli dan melatih
sistem imun untuk melawannya, mikroba yang terkandung dalam vaksin
akan berperan sebagai antigen dan merangsang sistem imun supaya
menghasilkan antobodi yang dapat melawan suatu penyakit. Maka jika
terpapar virus tubuh akan segera membentuk antibodi dan menyerang
virus tersebut kemudian dihancurkaan atau dinetralisir oleh antibodi. 65
Pembuatan vaksin melalui tahapan-tahapan hingga vaksin boleh untuk
diaplikasikan ke tubuh manusia dengan aman. Adapun tahapan-tahapan
dalam pembuatan vaksin meliputi tiga fase uji klinik pada manusia,
yaitu:66

64 Virologi berasal dari kata virus dan logos (ilmu) jadi virologi adalah imu yang
mempelajari tentang virus dan penyakit-penyakit yang disebabkanya. Ilmuwan virologi
selain mempelajari virus dan penyakit yang disebabkannya juga membuat vaksin sebagai
penawarnya.

65 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


H.K.01.07/Menkes/9860/2020

66 Tiyas Septiana, Pengertian Vaksin dan Cara Kerja Terhadap Tubuh, 2021.
Diambil dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/pengertian-vaksin-dan-cara-kerjanya-
terhadap-tubuh. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.

54
1. Uji klinik fase pertama, dilakukan uji keamanan dan imunogenisitas
vaksin pada beberapa yang orang yang berisiko rendah untuk
menguji tolerabilitas terhadap vaksin.
2. Uji klinik fase kedua, memntau keamanan vaksin yaitu berpotensi
munculnya efek samping, respon imun, menentukan dosis optimal
dan jadwal pemberian vaksinasi.
3. Uji klinik fase ketiga, dalam fase ini untuk melihat efikasi vaksin dalam
pencegahan penyakit yang ditargetkan dan pengamatan lebih jauh
tentang keamanan vaksin pada populasi yang lebih beragam dan
dalam rentang waktu yang panjang. Setelah melalui tiga fase ini
vaksin masih perlu menunggu ijin Badan Penagawas Obdan dan
Makanan (Selanjutnya dapat disebut sebagai BPOM) setelah
mendapat ijin vaksin dapat didistribusikan kepada masyarakat.
4. Tahap uji klinik fase 4 Tahap uji klinik fase 4 adalah tahap pengujian
efektivitas setelah vaksin beredar dan dipasarkan dimasyarakat
umum. Efektivitas vaksin merupakan tingkat proteksi vaksin terhadap
populasi masyarakat.
Namun hal yang disayangkan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 ini masih terdapat penolakan dari masyarakat, khususnya di daerah
Kota Batu. Hal tersebut dipertegas oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Batu.
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa pernah memiliki berbagai
hambatan atau kendala dalam melaksanakan vaksinasi, diantaranya
sebagai berikut :
1. Terdapat penolakan (adanya pro dan kontra)
Pihak Dinkes mengutarakan bahwa terdapat penolakan dari
masyarakat tentang program vaksinasi ini yang disebabkan oleh
berbagai hal seperti adanya efek samping setelah divaksin, konspirasi
atau sebagainya. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena dengan
beredarnya vaksinasi Covid-19 ini tentu sudah dilakukan tes dari
Dinas Kesehatan terlebih dahulu, sehingga tidak berbahaya untuk
dilakukan vaksinasi. Tentu hal ini juga dibantah oleh Dirga Sakti
Rambe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berfokus di bidang
vaksinologi, penggunaan vaksin memang memiliki efek samping,
namun kebermanfaatannya lebih banyak dan minim resiko. Adapun

55
klaim bahwa orang yang mendapat vaksin AstraZeneca mengalami
pembekuan darah hanyalah beberapa saja yakni 10 dari 1 juta
orang.67
2. Informasi Hoax
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa untuk saat ini
masih banyak terdapat informasi hoax mengenai vaksinasi Covid-19,
diantaranya seperti vaksin mengandung daging babi, alkohol atau
sesuatu hal yang dapat dikatakan haram untuk dikonsumsi. Kemudian
efek kejang-kejang atau dapat menimbulkan kematian bagi pengguna
vaksin dan sebagainya. Informasi-informasi hoax ini telah diantisipasi
juga oleh pemerintah melalui situs resmi www.covid19.go.id yang
menyebarluaskan berita antihoax mengenai vaksinasi Covid-19 di
Indonesia.
3. Terdapat pionir masyarakat dalam menolak vaksinasi Covid-19
Pionir masyarakat tentu ada, seperti kasus yang baru-baru ini
melejit seperti kasus Jerinx SID yang menyebarluaskan bahwa Covid-
19 merupakan rekayasa dari elit global sehingga tidak perlu ditakuti.
Hal tersebut membuat berbagai masyarakat percaya akan kata-kata
Jerinx dan mengikuti arahan karena Jerinx merupakan salah satu
pionir masyarakat.
Dari kendala-kendala di atas, tentunya pihak Dinas Kesehatan
Kota Batu juga masih memiliki berbagai macam upaya yang akan
dilakukan dalam program vaksinasi Covid-19 di Kota Batu, diantaranya
sebagai berikut :

1. Tetap Bekerjasama dengan Satgas Kota Batu


Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan
selama ini tidak berjalan sendiri, masih terdapat Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian, Karang Taruna, Pemerintah Kota, Satpol PP,
dan sebagainya. Koordinasi mengenai kinerja pelaksanaan Covid-19

67 Admin. [SALAH] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya. 2021. Diambil


dari https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-vaksin-mengandung-racun-berbahaya.
Diakses pada tanggal 15 November 2021.

56
ini masih harus tetap terjaga demi kelancaran penyelenggaraan dan
pemenuhan target. Hal tersebut juga dapat dibenarkan oleh pendapat
sosiolog yang juga dosen Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo
menyebutkan bahwa perlu kerja sama dan sinergi yang dilakukan
lembaga formal dan masyarakat untuk mengatasi penyebaran Covid-
19 yang disebabkan virus corona.68
2. Program Lanjutan
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa terdapat program
lanjutan seperti penyuntikan vaksinasi Covid-19 dosis kedua serta
penyuluhan lanjutan bahwa vaksinasi tidak memiliki efek samping
yang buruk. Pemberian dosis kedua ini juga dibenarkan oleh informasi
indonesiabaik.id yang menjelaskan bahwa dalam tahapan vaksin dosis
pertama berfungsi untuk mengenal vaksin dan kandungan yang ada
di dalamnya kepada sistem kekebalan tubuh serta untuk memicu
respons kekebalan awal. Sementara pada tahapan dosis kedua
(booster), kandungan vaksin akan berguna untuk menguatkan
respons imun yang telah terbentuk sebelumnya. Tak hanya itu, Ahli
penyakit menular dari UCLA Health, Amerika Serikat, Otto Yang
mengatakan bahwa suntikan kedua vaksin juga dapat memperbesar
sistem imun tubuh untuk mempelajari virus dan mencari cara
menangkal infeksi berikutnya serta memicu respons antibodi yang
lebih cepat dan lebih efektif di masa mendatang. 69
3. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan salah satu cara yang paling umum
digunakan oleh Dinkes Kota Batu. Sosialisasi dilakukan dimulai dari
bagian organisasi terkecil dari masyarakat seperti kepada Rukun
Tetangga, Rukun Warga, Karang Taruna, dan sebagainya. Tentu

68 Deti Mega Purnamasari. Cegah Covid-19, Perlu Kerja Sama Lembaga dan
Masyarakat agar Tak Perlu Lockdown. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/20415581/cegah-covid-19-perlu-kerja-
sama-lembaga-dan-masyarakat-agar-tak-perlu?page=all. Diakses pada tanggal 15
November 2021.
69 Rosi Oktari. Mengapa Vaksinasi COVID Dilakukan 2x Dosis
Penyuntikan?. 2021. Diambil dari https://indonesiabaik.id/infografis/mengapa-
vaksinasi-covid-dilakukan-2x-dosis-penyuntikan. Diakses pada tanggal 15 November
2021.

57
sosialisasi merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam
pembinaan masayrakat. Dapat diketahui bahwa setiap kedinasan atau
organisasi manapun masih menggunakan cara sosialisasi untuk dapat
mendapatkan kepercayaan di masyarakat.
4. Pelaksanaan Peraturan Wajib Vaksin
Pihak Dinkes memaksa masyarakat untuk patuh terhadap
program vaksinasi Covid-19, hal ini diterangkan dalam peraturan-
peraturan yang telah diterbitkan. Hal tersebut juga dapat divalidasi
bahwa memang benar adanya. Pemerintah menjelaskan melalui situs
resmi kemenkeu.go.id yang menjelaskan bahwa Kementerian
Kesehatan melakukan pendataan dan menetapkan sasaran penerima
Vaksin COVID-19. Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran
penerima Vaksin COVID-l9 berdasarkan pendataan wajib mengikuti
Vaksinasi COVID-19. Dikecualikan dari kewajiban bagi sasaran
penerima Vaksin COVID- 19 yang tidak memenuhi kriteria penerima
Vaksin COVID-19 sesuai dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang
tersedia. Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran
penerima Vaksin COVID- 19 yang tidak mengikuti Vaksinasi COVID-19
dapat dikenakan sanksi administratif, berupa:
a. penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau
bantuan sosial;
b. penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan;
dan/atau
c. denda.
5. Publikasi Informasi di Media Sosial
Publikasi informasi di media sosial telah dilakukan oleh Dinas
Kesehatan yang bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti publikasi
di instagram, facebook ataupun twitter dari Dinkes Kota Batu. Berikut
merupakan beberapa contoh dari hasil publikasi informasi di media
sosial dinas kesehatan :

Gambar 3.2
Himbauan Untuk Menggunakan Vaksinasi Covid-19 oleh Dinas
Kesehatan.

58
Sumber: data tersier dikelola oleh penulis, 2021.

Gambar 3.3
Himbauan Mengsukseskan Vaksinasi Covid-19.

Sumber: data terseier dikelola oleh penulis, 2021.

Dari berbagai penjelasan di atas mengenai kendala dan upaya


yang telah dihadapi oleh Dinkes Kota Batu, maka perlu terdapat evaluasi
untuk melancarkan program vaksinasi Covid-19 dan menghilangkan
kegelisahan masayrakat akan bahaya vaksinasi Covid-19. Upaya-upaya
yang perlu ditegakkan adalah melakukan pendekatan dengan pionir-pionir
dalam masyarakat dengan lebih intens, tidak hanya melakukan sosialisasi
namun juga dapat bekerjasama dengan pionir dalam masyarakat.
Endorsement ataupun publikasi di media sosial kini cukup efektif untuk
dilakukan. Kecanggihan teknologi internet saat ini sudah menjadi bagian
penting dari sebuah aktivitas manusia. Selain lebih efektif dan efisien,

59
promosi melalui internet bisa lebih menyebar dan menjangkau konsumen
dari segala elemen.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun 2 (dua) kesimpulan dari peneliti terkait penulisan skripsi
kali ini, yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pelaksanaan Pasal 2 Ayat (4) Huruf c Peraturan Wali
Kota Batu Nomor 77 Tahun 2016 Terhadap Isu Masyarakat yang
Menolak Vaksinasi Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
adanya berita hoax atau informasi yang tidak benar mengenai vaksin

60
Covid-19 seperti adanya kandungan babi atau alkohol, adanya pionir
masyarakat yang menolak vaksin Covid-19 seperti contohnya Jerinx
SID yang dipercaya oleh masyarakat mengenai teori konspirasinya,
adanya pengaruh faktor agama ataupun budaya yang menolak
vaksinasi dan adanya kasus jasa cetak vaksin yang marak. Walaupun
terdapat ketentuan kewajiban melakukan vaksinasi, namun faktor-
faktor penghambatnya masih memiliki banyak kendala maka program
tersebut juga tidak dapat berjalan secara efektif. Maka perlu
dilakukan upaya-upaya oleh Dinkes Kota Batu terhadap optimalisasi
program vaksinasi Covid-19.
2. Kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan terhadap
masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19 di Kota Batu terdapat
berbagai macam hal. Kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan
Kota Batu dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 diantaranya
terdapat penolakan, informasi hoax, dan pionir masyarakat yang
menolak vaksinasi Covid-19. Berbagai kendala tersebut menghambat
pelaksanaan program vaksinasi Dinas Kesehatan menjadi kurang
optimal. Dalam berbagai kendala tersebut, pihak Dinas Kesehatan
juga telah memiliki berbagai upaya-upaya untuk menanggulangi
permasalahan dalam penolakan vaksinasi Covid-19, diantaranya
seperti memperkuat kerjasama antara instansi dan organisasi
masyarakat, pelaksanaan program lanjutan, sosialisasi terhadap
masyarakat, pemberlakuan peraturan wajib vaksin dan
penyebarluasan sosialisasi di sosial media. Dari upaya-upaya tersebut
sudah cukup baik, namun alangkah lebih baiknya apabila Dinas
Kesehatan bekerjasama dengan pionir-pionir masyarakat di media
sosial, mengingat pengguna media sosial begitu besar di Indonesia.

B. Saran
Adapun berbagai saran yang penulis harapkan bagi berbagai
pihak, yaitu:
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Batu
Dinas Kesehatan perlu melakukan inovasi lebih lanjut dalam
hal upaya dan penegasan terhadap masyarakat mengenai pentingnya

61
Covid-19. Alangkah lebih baiknya, Dinas Kesehatan melakukan
kerjasama juga dengan pionir-pionir masyarakat untuk mempengaruhi
masyarakat agar percaya dengan manfaat vaksinasi Covid-19 ini.
Selain itu, penegasan pada saat sosialisasi juga diperlukan bahwa
vaksinasi ini merupakan suatu program yang wajib dan tidak boleh
diabaikan oleh masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Alangkah lebih baiknya masyarakat mematuhi peraturan
pemerintah dalam hal program vaksinasi Covid-19 karena demi
kebaikan bersama. Masyarakat seharusnya tidak mudah percaya
dengan berita hoax atau informasi yang tidak valid kebenarannya.
3. Bagi Mahasiswa
Penulis meyakini bahwa penulisan ini masih terdapat
kekurangan, lebih baik mahasiswa, khususnya jurusan hukum dapat
melanjutkan penelitian ini dari segi kekurangan tersebut agar
mendapatkan hasil yang lebih komperhensif dan dapat bermanfaat
bagi masyarakat banyak.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020.
Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2020.
Bambang P., Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi , Raja
Grafika Persada, Jakarta, 2005.
Fehr AR, Perlman S. Coronaviruses: Ikhtisar Replikasi dan Patogenesis
Mereka. Coronavirus, Springer. 2015.

62
Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan, Remaja
Rosdakarya Offset, bandung, 2004.
H. Syaukani dkk, Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar
Cetakan Ke VII, Yogyakarta, 2007.
Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, Rinheka Karsa,
Yogyakarta, 2002.
Hanas & Sasmita. Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota: Kota
Batu, 2001-2012. 2014.
Marwan. Peran Vaksin dalam Penanganan Pandemi C19. Laboratorium
Ilmu Penyakit Dalam RSU A.W Sjahranie, Samarinda, 2021.
Mu’rifah, Materi Pokok Pendidikan Kesehatan, Universitas Terbuka, Jakarta,
2007.
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum”, Grasindo,
Jakarta. 2002.
Syaiffudin, Design Pembelajaran dan Implementasinya, PT. Quantum
teaching, 2006.
Sulastomo, Manajemen Kesehatan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2000.
Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pegantar). Liberty.
Yogyakarta. 1986.
Sunggono B., Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta , 2011.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
Balai Pustaka, Jakarta, 2005.
Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control
and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China. 2020.
Nawawi, Ismail. Public Policy. ITS Press. Surabaya. 2009.
M.Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bina
Aksara, Jakarta. 1988.

SKRIPSI DAN JURNAL


Allina Mustaufiatin Ni’mah. Impor Vaksin Covid-19 di Indonesia Perspektif
Hukum Ekonomi Syariah. Tesis, Program Studi Hukum Ekonomi
Syari'ah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri.

63
Farina Gandryani, Fikri Hadi. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia:
Hak atau Kewajiban Warga Negara. Jurnal Rechtvinding, Vol. 10 No.
1, 2021.
Noor M., Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, 2012 (Vol 1).
Nuri Hastuti. Studi Tinjauan Pustaka: Penularan dan Pencegahan
Penyebaran Covid-19. An-Nadaa, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7,
No. 2. Desember 2020.
Rosalia M., Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian
Kualitatif, 2015 (Vol 11).
S.ohrabi, C. et al. World Health Organization Declares Global Emergency:
A Review Of The 2019 Novel Coronavirus (COVID-19)’,
International Journal of Surgery. Elsevier, 2020.
Yuliana. Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.
Wellness and Healthy Magazine. Vol 2, No 1, February 2020.
Winarsih, Dwi. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Saat Pandemi Covid -19
Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Usia 4-6 Tahun Di
Kabupaten Ponorogo. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2020.
Handayani M, Nur Asri. Implementasi Program Kota Layak Anak Pada
Kota Batu (Studi pada Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Batu).
Skripsi: University of Muhammadiyah Malang. 2018

SITUS INTERNET
CNN Indonesia. RI Urutan ke-8 di Dunia Suntik Vaksin Covid-19
Terbanyak. 2021. Diambil dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210406132344-532-626509/ri
-urutan-ke-8-di-dunia-suntik-vaksin-covid-19-terbanyak. Diakses pada
tanggal 6 April 2021.
Jawahir Gustav. Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor
Ketenagakerjaan Indonesia?. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-

64
covid-19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?
page=all. Diakses pada tanggal 7 April 2021.
JHU CSSE. CSSEGISandData / COVID-19. 2021. Diambil dari
https://github.com/CSSEGISandData/COVID-19. Diakses pada tanggal 7
Maret 2021.
Wahyuni Sahara. Sebaran 13.554 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia pada
25 Oktober 2021. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/25/16285721/sebaran-13554-
kasus-aktif-covid-19-di-indonesia-pada-25-oktober-2021. Diakses pada
tanggal 1 November 2021.
Mario Gisma. Walikota Batu Sayangkan Penolakan Vaksin Covid-19. 2021.
Diambil dari https://rri.co.id/malang/kabar-malang-raya/961615/walikota-
batu-sayangkan-penolakan-vaksin-covid-19?
utm_source=terbaru_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign
=General%20Campaign. Diakses pada tanggal 6 April 2021.
Pewarta. Tidak Ada yang Boleh Menolak Vaksinasi di Kota Batu. 2021.
Diambil dari https://malangvoice.com/tidak-ada-yang-boleh-menolak-
vaksinasi-di-kota-batu/. Diakses pada tanggal 6 April 2021.
Pemerintah Kota Batu Bappeda. Rencana Program InvestasiJangka
Menengah Daerah Kota Batu. Diambil dari
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/
DOCRPIJM_c5ebe983b9_BAB%20IIRPIJM%20Kota%20Batu%20Bab
%20II-min.pdf. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2021.
Dinas Kesehatan Kota Batu. Visi & Misi. 2021. Diambil dari
dinkes.batukota.go.id/web/profil/detail/. Diakses pada tanggal 15 Oktober
2021.
Andre Bagus Saputra. Vaksinasi Covid-19 Hak atau Kewajiban?. 2021.
Diambil dari https://law.uii.ac.id/blog/2021/09/06/vaksinasi-covid-19-hak-
atau-kewajiban/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.
Leski Rizkinaswara. Kominfo Turunkan 1.979 Konten Hoaks Seputar
Vaksin Covid-19 di Media Sosial. 2021. Diambil dari
https://aptika.kominfo.go.id/2021/08/kominfo-turunkan-1-979-konten-
hoaks-seputar-vaksin-covid-19-di-media-sosial/. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2021.

65
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. HOAX : Vaksin Covid-19
Mengandung Mikrocip Magnetis. 2021. Diambil dari
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210528/1137831/
hoax-vaksin-covid-19-mengandung-mikrocip-magnetis/. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021.
Kominfo. Waspada Disinformasi! Vaksin Covid-19 China Hanya Uji Klinis
di Indonesia. 2020. Diambil dari
https://kominfo.go.id/content/detail/28152/waspada-disinformasi-vaksin-
covid-19-china-hanya-uji-klinis-di-indonesia/0/berita_satker. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021.
Berita Artis. 7 Pernyataan Kontroversial Jerinx Terkait COVID-19. 2020.
Diambil dari https://kumparan.com/berita-artis/7-pernyataan-
kontroversial-jerinx-terkait-covid-19-1ttEKSdtzmP/full. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021.
Muhammad Taufiqqurahman. Dokter di Enrekang yang Tak Percaya
COVID-19 Buka Suara. 2021. Diambil dari
https://news.detik.com/berita/d-5709612/dokter-di-enrekang-yang-tak-
percaya-covid-19-buka-suara. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.
Diamanty Meiliana. Banyak Warga Aceh Menolak Divaksin, IDI Aceh:
Dokter Jangan Gampang Keluarkan Surat Tak layak Vaksinasi.
Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/28/17391351/banyak-warga-
aceh-menolak-divaksin-idi-aceh-dokter-jangan-gampang-keluarkan.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.
Imam Santoso. Ulama Aceh Haramkan Vaksin Covid-19? Ini Faktanya.
2021. Diambil dari https://www.antaranews.com/berita/1946748/ulama-
aceh-haramkan-vaksin-covid-19-ini-faktanya. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2021.
Admin. Upaya Pencegahan Covid-19 dengan 3M dan 3T. 2021. Diambil dari
https://prodi.vokasi.uns.ac.id/komunikasi/2021/06/09/upaya-pencegahan-
covid-19-dengan-3m-dan-3t/. Diakses pada tanggal 15 November 2021.
KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), Peta
Sebaran. 2021. Diambil dari https://covid19.go.id/peta-sebaran. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2021.

66
Mela Amarni, Simak, Ini Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari dan Cara
Mencegahnya. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/23/203500365/simak-ini-
gejala-virus-corona-dari-hari-ke-hari-dan-cara-mencegahnya?page=all
mela armani. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
H.K.01.07/Menkes/9860/2020
Tiyas Septiana, Pengertian Vaksin dan Cara Kerja Terhadap Tubuh, 2021.
Diambil dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/pengertian-vaksin-dan-
cara-kerjanya-terhadap-tubuh. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
Admin. [SALAH] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya. 2021. Diambil dari
https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-vaksin-mengandung-racun-
berbahaya. Diakses pada tanggal 15 November 2021.
Deti Mega Purnamasari. Cegah Covid-19, Perlu Kerja Sama Lembaga dan
Masyarakat agar Tak Perlu Lockdown. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/20415581/cegah-covid-
19-perlu-kerja-sama-lembaga-dan-masyarakat-agar-tak-perlu?page=all.
Diakses pada tanggal 15 November 2021.
Rosi Oktari. Mengapa Vaksinasi COVID Dilakukan 2x Dosis Penyuntikan?.
2021. Diambil dari https://indonesiabaik.id/infografis/mengapa-vaksinasi-
covid-dilakukan-2x-dosis-penyuntikan. Diakses pada tanggal 15
November 2021.
Admin. Covid-19. 2020. Diambil dari https://www.alodokter.com/covid-19.
Diakses pada tanggal 15 November 2021.
Admin. FAQ Coronavirus. 2020. Diambil dari
https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400008/FAQ-
Coronavirus.html. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
Hendra, I. Inovasi Pendidikan Sebagai Antisipasi Penyebaran COVID 19.
2020, Diambil dari https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--inovasi-
pendidikan- sebagai-antisipasi-penyebaran-covid-19, Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2021.

67
LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Peneliti


a. Apakah selama melaksanakan penegakan hukum terhadap kegiatan
vaksinasi Covid-19 di Kota Batu, pihak Dinas Kesehatan mengalami
hambatan dan kendala? Kalau iya, dari faktor apa saja ?

Ya, memang kita pernah mengalami penolakan, namun Dinas


Kesehatan harus tetap melanjutkan karena memang vaksinasi
covid-19 ini adalah bersifat wajib. Sehingga kami tetap melakukan
program ini di daerah Kota Batu dengan sebagaimana mestinya.
Hal tersebut memang sudah wajar ada, karena terdapat pro dan
kontra, sehingga Dinas Kesehatan tidak dapat menghindari hal

68
tersebut. Padahal sosialisasi sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan
dan Pemerintahan terhadap Desa maupun tempat lainnya.

b. Mengapa bisa terjadi kendala?

Salah satu kendala dapat dialami karena terdapat berbagai


informasi hoax sehingga membuat kepercayaan masyarakat
menurun. Namun kami Dinas Kesehatan tetap melakukan sosialisasi
yang bersifat positif dan kita menunjukkan manfaat dari vaksinasi
covid-19. Namun masyarakat terkadang lebih memilih berita hoax
seperti dampak setelah vaksin.

c. Apakah selama melaksanakan kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota


Batu, terdapat isu ataupun penolakan dari masyarakat?

Ya, kami Dinas Kesehatan sering mendapatkan informasi bahwa


terdapat penolakan dari masyarakat terkait vaksinasi covid-19.

d. Mengapa masyarakat menolak vaksinasi Covid-19?

Karena adanya hoax, adanya pionir masyarakat yang


mempengaruhi, walaupun kami masih belum mengetahui siapa
pionir itu.

e. Apakah faktor kepercayaan agama mempengaruhi pelaksanaan


kegiatan vaksinasi Covid-19 di Kota Batu?

Faktor agama memang memiliki pengaruh adanya penolakan covid-


19, seperti berita hoax bahwa komposisi vaksinasi covid-19
terdapat isian babi, alkohol, maupun lainnya. Sehingga upaya dari
Dinas Kesehatan adalah mengupayakan tokoh-tokoh agama dahulu
untuk dilakukan vaksinasi covid-19, kemudian baru pengikutnya.
Contoh ini merupakan salah satu upaya yang paling efektif.

f. Apakah faktor tradisi budaya masyarakat Kota Batu memiliki


pengaruh terhadap vaksinasi Covid-19?

69
Faktor tradisi budaya pasti ada, seperti informasi dari orangtua atau
kepala adat kalau harus menolak vaksin itu.

g. Apakah Dinkes mengalami kendala terhadap fasiltias kesehatan?


Mengapa?

Fasilitas kesehatan sudah mumpuni.

h. Apakah Dinkes mengalami kendala mengenai sistem informasi atas


data yang dibutuhkan untuk vaksinasi?

Tidak ada.

i. Apakah dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19, terdapat


penurunan jumlah orang dari vaksinasi pertama ke vaksinasi yang
kedua?

Hal ini tidak boleh terjadi, karena Dinas Kesehatan memiliki target
vaksin pertama 70% dari tiap wilayah dan untuk vaksinasi ke
tahapan yang kedua masih belum ada datanya sehingga masih
belum mengerti tentang penurunan atau kenaikannya. Tapi Dinas
Kesehatan akan mengupayakan adanya peningkatan dan memang
harus ada stabilitas.

j. Apakah Dinkes dalam menghadapi berbagai kendala dan hambatan


tersebut telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasinya? apa
saja upayanya?

Ya, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya, diantaranya


tetap bekerjasama dengan Satuan Petugas Kota, melakukan
publikasi di berbagai pamflet dan sosial media, mengadakan
musyawarah kepada warga, karang taruna, TNI-AD, Pemerintah
Kota dan berbagai satgas Kota Batu.

k. Apakah Dinkes telah melakukan penyusunan program untuk


menghadapi kondisi kedepannya? Apa saja rencananya?

70
Dalam program lanjutan, Dinas Kesehatan memiliki program
pemenuhan target vaksinasi, pencegahan varian baru masuk ke
Negara Indonesia.

l. Bagaimana upaya Dinkes dalam meningkatkan kesadaran


masyarakat akan pentingnya vaksinasi Covid-19?

Upaya Dinas Kesehatan dalam meningkatkan kesadaran


diantaranya tidak boleh jenuh dalam memberikan penyuluhan
sosialisasi secara langsung, adanya peraturan wajib vaksinasi covid-
19, memberikan informasi di media sosial, dan bekerjasama
dengan berbagai pihak seperti Kepolisian, TNI, organisasi
masyarakat, dan berbagai pihak ikut membantu dan pendataan
yang belum melakukan vaksinasi.

71

Anda mungkin juga menyukai