Skripsi FH
Skripsi FH
SKRIPSI
Oleh:
JEFRIAN FACHRUDDIN AMIN
165010107111199
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum
2
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
Jefrian Fachruddin Amin
165010107111199
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Majelis Penguji pada tanggal
23 Maret 2022 dan disahkan pada tanggal 29 Maret 2022
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Hukum
3
NIP. 196705031991032002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
sang revolusioner sejati yang banyak melakukan pembebasan dari penderitaan
manusia dan memberikan pemahaman serta cahaya addinul islam.
Skripsi ini dibuat oleh penulis dalam rangka memenuhi sebagian syarat-
syarat memperoleh gelar sarjana hukum serta sumbangsih didalam
perkembangan ilmu hukum. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu kelancaran dan
penulisan skripsi ini :
1. Bapak Dr. Muchammad Ali Safa’at, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang beserta jajarannya yang telah memberikan
kemudahan untuk mengembangkan pengalaman penulis dengan menulis
skripsi ini.
2. Bapak Agus Yulianto, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing Pertama dalam
menyusun penelitian skripsi kali ini, saya sangat berterimakasih karena telah
sabar dalam membimbing saya dan telah membimbing dengan baik.
3. Bapak Arif Zainudin, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Kedua dalam
menyusnu penelitian skripsi kali ini, saya sangat berterimakasih karena telah
sabar dalam membimbing saya dan telah membimbing dengan baik.
4. Kedua orangtua saya yang telah berjasa dalam segala hal kehidupan saya dan
penyemangat dalam perkuliahan saya.
5. Teman-teman Fakultas Hukum angkatan 2016 yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga masukan dan kritikan akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi masyarakat,
akademisi, pemerintah, maupun praktisi hukum. Akhir kata penulis mohon maaf
4
yang sebesar-besarnya jika dalam proses pembuatan skripsi ini penulis
melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Malang, 5 Maret 2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
RINGKASAN ....................................................................................... viii
SUMMARY .......................................................................................... ix
BAB I - PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Orisinalitas Penelitian .......................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
F. Metode Penelitian ............................................................................... 9
BAB II - TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 15
A. Tinjauan Umum tentang Implementasi ................................................ 15
B. Tinjauan Umum tentang Hukum Kesehatan .......................................... 25
C. Tinjauan Umum tentang Covid-19 ........................................................ 29
BAB III - PEMBAHASAN ..................................................................... 32
A. Gambaran Umum tentang Kota Batu .................................................... 32
B. Gambaran Umum tentang Dinas Kesehatan Kota Batu .......................... 37
C. Analisa Pelaksanaan Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota Batu Nomor
77 Tahun 2016 Terhadap Penertiban Kebijakan Wajib Vaksinasi Covid-19 di
Kota Batu .......................................................................................... 39
5
D. Kendala dan Upaya yang Dihadapi oleh Dinas Kesehatan Terhadap
Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu .................... 51
BAB IV - PENUTUP ............................................................................. 61
A. Kesimpulan ........................................................................................ 61
B. Saran ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63
LAMPIRAN ......................................................................................... 69
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
RINGKASAN
8
adanya penyebaran informasi hoax, penolakan dari masyarakat dan sebagainya.
Sedangkan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan seperti sosialisasi,
pemberlakuan peraturan wajib vaksin dan penyebarluasan informasi di media
sosial.
SUMMARY
9
so on. Meanwhile, the efforts made by the Health Office include socialization,
enforcement of mandatory vaccine regulations and information dissemination on
social media.
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus
baru yaitu coronavirus jenis baru dan World Health Organization
(Selanjutnya dapat disebut sebagai WHO) memberi nama virus baru
tersebut sebagai Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-
CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-
19).1 Diketahui, bahwa asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok.
Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah
dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini. 2
Coronavirus 2019 adalah virus genom RNA indra-positif non-segmen
yang dikelilingi oleh sebuah amplop yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan dan pencernaan pada manusia dan hewan. 3 Infeksi Virus ini
dapat menyebabkan gejala seperti sakit tenggorokan, tremor, kebingungan,
demam tinggi, sesak napas, batuk kering, sakit kepala, mual, muntah, dan
diare pada pasien. Masa inkubasi antara 2-14 hari dari Covid-19, dimana
virus ini memiliki tingkat virulensi (menginfeksi) yang tinggi. Namun
kesaamaan gejala awal virus Covid-19 dengan gejala flu biasa sering kali
menyebabkan masyarakat mengabaikan gejala tersebut. Sehingga
menyebabkan peningkatan kasus yanga cukup signifikan di berbagai
wilayah.4
Virus Covid-19 menyebar dengan cepat dan hingga 25 mei 2020
tercatat ada 5.304.772 kasus terkonfirmasi positif dengan angka kematian
mencapai 342.029 orang yang tersebar di 215 negara. Hal ini sesuai
1
dengan peringatan dari WHO yang telah menyatakan bahwa Covid-19
sebagai Public Health Emergency of Inter-national Concern (Selanjutnya
dapat disebut sebagai PHEIC), ini meandakan Covid-19 sebagai ancaman
global dunia.5 Salah satu negara yang terkena kasus corona virus adalah
Negara Indonesia, dimana kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan data
dari Kementerian Kesehatan (Selanjutnya dapat disebut sebagai Kemenkes)
pada tanggal pada tanggal 25 Oktober 2021, terdapat 13.554 masyarakat
Indonesia yang terinveksi covid-19. 6 Sedangkan untuk grafik pertumbuhan
covid-19 di Negara Indonesia adalah sebagai berikut: 7
2
Pusat Statistik (Selanjutnya dapat disebut sebagai BPS) pada bulan Agustus
2020 menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II
minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97
persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada periode
yang sama 2019 lalu. Kinerja ekonomi yang melemah ini turut pula
berdampak pada situasi ketenagakerjaan di Indonesia. 9
Sehingga dalam menanggulangi dampak negatif dan penurunan
tingkat produktivitas ekonomi di Indonesia, pemerintah Indonesia membuat
perencanan pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dengan
memberlakukan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Coroiva Virus Disease 2019 (Covid- 19) yang
kemudian dilakukan perubahan menjadi Peraturan Presiden Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun
2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
(Selanjutnya dapat disebut sebagai Perpres No. 14 Tahun 2021). Sehingga
pemerintah Indonesia pun mulai melakukan vaksinasi di seluruh wilayah
Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia
telah menyuntikkan 12,7 juta dosis vaksin covid-19 sejak 13 Januari hingga
5 April 2021.10
Tujuan dari diberlakukannya vaksin ini juga untuk memperbaiki
keadaan Negara Indonesia, dimana pada saat pandemi covid-19 memiliki
dampak negatif dalam berbagai aspek. Kemudian, tujuan lainnya yaitu
3
untuk menurunkan kesakitan & kematian akibat COVID-19, mencapai
kekebalan kelompok (herd immunity), untuk mencegah penularan dan
melindungi kesehatan masyrakat, melindungi dan memperkuat sistem
kesehatan secara menyeluruh, menjaga produktifitas dan meminimalisasi
dampak sosial dan ekonomi.
Pemberlakuan peraturan tersebut membuat masyarakat wajib
mentaati dan tidak dapat menolak proses vaksinasi Covid-19 yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 13A ayat (4) Perpres No. 14 Tahun 2021
sebagai berikut:
Pasal 13A
"(4) Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima
Vaksin COVID- 19 yang tidak mengikuti Vaksinasi COVID- 19
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dikenakan sanksi
administratif, berupa:
a. penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau
bantuan sosial;
b. penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan;
dan/atau
c. denda."
4
diinisiasi oleh Amelinda Pandu Kusumaningtyas, Iradat Wirid dan beberapa
peneliti senior CfDS, yang mengatakan bahwa:
Pasal 2
"(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
c. pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan."
12 Pewarta. Tidak Ada yang Boleh Menolak Vaksinasi di Kota Batu. 2021.
Diambil dari https://malangvoice.com/tidak-ada-yang-boleh-menolak-vaksinasi-di-kota-
batu/. Diakses pada tanggal 6 April 2021.
5
menyayangkan adanya tanggapan sebagian masyarakat yang menolak
vaksin Covid-19.13
Sehingga dari latar belakang tersebut, penting untuk dilakukan
analisis lebih mendalam mengenai pelaksanaan, kendala serta upaya dari
Dinas Kesehatan terhadap penyuntikan vaksin covid-19 di Kota Batu. Hal ini
dikarenakan pelaksanaan vaksin ini perlu untuk menunjang dan melakukan
perbaikan kondisi masyarakat dan Negara Indonesia. Maka dari itu penulis
akan melakukan analisa lebih lanjut dalam skripsi ini yang berjudul
"IMPLEMENTASI PASAL 2 AYAT (4) HURUF C PERATURAN WALI
KOTA BATU NOMOR 77 TAHUN 2016 (SUATU ANALISA TERHADAP
ISU MASYARAKAT YANG MENOLAK DISUNTIK VAKSIN COVID-
19)".
B. Orisinalitas Penelitian
Adapun beberapa orisinalitas penelitian pada penelitian terdahulu
mengenai Analisa Pelaksanaan Penyediaan Fasilitas bagi Penyandang
Disabilitas, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
Orisinalitas Penelitian
6
N Nama Peneliti Judul dan Rumusan Masalah
o dan Asal instansi Tahun
Penelitian
1 Farina Gandryani, Pelaksanaan Apakah vaksinasi
Fikri Hadi. Fakultas Vaksinasi Covid- Covid-19 merupakan
Hukum Universitas 19 di Indonesia: hak ataukah
Wijaya Putra.14 Hak atau kewajiban bagi
Kewajiban masyarakat ?
Warga Negara Bagaimana
pemidanaan
terhadap penolak
vaksin Covid-19
ditinjau dari norma
hukum di Indonesia ?
2 Allina Mustaufiatin Impor Vaksin 1. Bagaimana akad
Ni’mah, Program Covid-19 di impor vaksin
Studi Hukum Indonesia covid-19 di
Ekonomi Syari'ah Perspektif Indonesia
UIN Prof. K.H. Hukum Ekonomi perspektif hukum
Saifuddin Zuhri.15 Syariah. Tahun ekonomi syariah?
2021. 2. Bagaimana
vaksinasi vaksin
covid-19 di
Indonesia
terhadap aspek
keamanan
kesehatan dan
14 Farina Gandryani, Fikri Hadi. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di
Indonesia: Hak atau Kewajiban Warga Negara. Jurnal Rechtvinding, Vol. 10 No. 1,
2021.
7
Sumber: data sekunder dikelola, 2021.
C. Rumusan Masalah
Adapun 2 (dua) rumusan masalah penulisan pada penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota
Batu Nomor 77 Tahun 2016 terhadap penertiban kebijakan wajib
vaksinasi Covid-19 di Kota Batu?
2. Bagaimana kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan
Terhadap Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu?
D. Tujuan Penelitian
Adapun dua tujuan penelitian dalam penulisan skripsi kali ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui, menganalisis serta mengidentifikasi pelaksanaan
Pasal 2 ayat (4) huruf c Peraturan Wali Kota Batu Nomor 77 Tahun 2016
terhadap penertiban kebijakan wajib vaksinasi Covid-19 di Kota Batu.
2. Untuk mengetahui, menganalisis serta mengidentifikasi kendala serta
upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Terhadap Masyarakat yang
Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dari pengembangan ilmu hukum
khususnya dalam bidang Hukum Administrasi Negara.
b. Memberikan manfaat dan tambahan bahan referensi di Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya agar dapat menjadi bahan kajian yang
memiliki tema yang serupa dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian hukum ini penulis berharap dapat
memberikan pandangan terkait pentingnya mengetahui faktor serta
kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Terhadap
8
Masyarakat yang Menolak Vaksinasi Covid-19 di Kota Batu. Dan penulis
berharap dapat memberikan informasi bagi masyarakat umum,
masyarakat, pihak–pihak terkait dalam pelayanan publik, Dinas
Kesehatan dan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
khususnya untuk lebih mengetahui dan memahami peran Pemerintah
Kota Batu dalam memberikan pelayanan publik dan meningkatkan
kepercayaan bagi masayrakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19
secara optimal.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian social legal studi dan dapat
disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan
hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di
masyarakat.16 Sosio Legal adalah sebuah studi yang melihat hukum
melalui penggabungan antara analisa normatif (norma-norma hukum,
yuridis) dan pendekatan ilmu non-hukum. Atau dengan kata lain yaitu
suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau
keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk
mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan,
setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada
identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian
masalah.17 Karena, permasalahan yang akan penulis analisis terkait
dengan penerapan penyelenggaraan penyuntikan vaksin covid-19 oleh
Dinas Kesehatan di Kota Batu.
2. Pendekatan Peneltian
Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau
penyelesaian masalah melalui tahap-tahap yang telah ditentukan
sehingga mencapai tujuan penelitian atau penulisan. 18 Berdasarkan
ruang lingkup dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka
9
metode pendekatan yang diambil adalah pendekatan yuridis sosiologis.
Yang artinya suatu penelitian yang dilakukan terhadap kenyataan nyata
masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan
untuk menemukan fakta (fact-finding), yang kemudian menuju pada
identifikasi (problem-identification) dan pada akhirnya menuju kepada
penyelesaian masalah (problem-solution).19
10
Data Tersier adalah bahan yang memberikan informasi,
penjelasan, terhadap bahan hukum primer dan skunder yaitu dari
kamus, bahan – bahan dari internet, surat kabar atau jurnal, dan
informasi lainnya yang mendukung penelitian ini.
11
Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan (objek) yang
akan diteliti.21 Populasi dapat berupa himpunan orang, benda (hidup
atau mati), kejadian kasus-kasus, waktu, atau tempat, dengan sifat
atau ciri yang sama.22 Populasi dalam penelitian ini adalah Staff
Bidang Kesehatan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Kota Batu.
b. Sampel
Sample yang diambil dalam penelitian ini adalah Staff Bidang
Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Batu. Alasan peneliti
memilih sample Dinas Kesehatan Masyarakat adalah karena
dianggap lebih memahami tentang aturan serta perkembangan
penerapan penyelenggaraan penyuntikan vaksin covid-19 oleh
Dinas Kesehatan di Kota Batu.
c. Teknik pengambilan sampel:
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling atau biasa
disebut sampel bertujuan. Purposive Sampling adalah penarikan
sampel yang dilakukan dalam penelitian atas pertimbangan serta
tujuan tertentu.
23 Ibid.
12
7. Definisi Konseptual
a. Implementasi
Implementasi mengandung arti yang sama dengan
penerapan dan pelaksanaan. Artinya yaitu yang dilakukan dan
diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain
yang kemudian dijalankan sepenuhnya.
b. Kesehatan
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, kesehatan adalah Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap oranguntuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
c. Covid-19
Covid-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang
ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia
8. Sistematika Penulisan
Pembahasan ini terstruktur dengan baik dan dapat dipahami
oleh pembaca dengan mudah, serta dapat diperoleh gambaran yang
jelas dan menyeluruh, dalam penelitian ini akan disusun sistematika
pembahasan yang terdiri dari 4 (lima) bab, yaitu sebagai berikut:
a. BAB I – PENDAHULUAN
Pada Bab I penulisan skripsi ini berisi tentang latar belakang
masalah, orisinalitas penelitian, rumusan masalah yang akan diteliti,
tujuan dari diadakannya penelitian, manfaat dari penelitian dan
metode penelitian.
b. BAB II - TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian Bab II skripsi ini berisikan kajian umum yang
memuat sub pokok bahasan yang mengkaji, membahas, dan
13
memuat agumentasi ilmiah, teori atau doktrin mengenai tinjauan
umum materi pada penulisan ini.
c. BAB III - HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian Bab III berisikan pembahasan terhadap fokus
kajian skripsi sesuai rumusan masalah yang telah dirumuskan.
d. BAB IV – PENUTUP
Pada bagian Bab IV berisi kesimpulan terkait hasil penelitian
serta saran yang dikemukakan oleh penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
process of getting additional resocurces so as to figure out what is to
be done”.25
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus
Webster yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep
implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement.
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah
bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan atau adanya mekanisme suatu
sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas , tapi suatu kegiatan
yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.26
Penulis juga mengutip pendapat dari beberapa literature
mengenai pengertian implementasi yaitu diantaranya :
Menurut Nurdin Usman
Implementasi adalah bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar
aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan.27
Menurut Guntur Setiawan
Implementasi adalah peluasan aktifitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan serta memerlukan jaringan
pelaksana, birokrasi yang efektif.28
Menurut Hanifah Harsono
Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan
kegiatan menjadi tindakan kebijakan dari politik kedalam administrasi.
27 Ibid.
28 Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan,
Remaja Rosdakarya Offset, bandung, 2004. hlm 37.
15
Pengembangan suatu kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu
program.29
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses
kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah
kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah
suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan
kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa
hasil sebagaimana yang diharapkan.
Rangkaian kegiatan tersebut mencakup persiapan seperangkat
peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan
tersebut. Misalnya dari sebuah undang- undang muncul sejumlah
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan
Daerah, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan implementasi
termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan,
dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan
kebijakan tersebut, dan bagaimana mengantarkan kebijakan secara
konkrit ke masyarakat.
Implementasi disamping dipandang sebagai sebuah proses,
implementasi juga dipandang sebagai penerapan sebuah inovasi dan
senantiasa melahirkan adanya perubahan kearah inovasi atau
perbaikan, implementasi dapat berlangsung terus menerus sepanjang
waktu. Nana Syaodih sebagaimana dikutip oleh Syaifuddin
mengemukakan bahwa proses implementasi setidaknya ada tiga
tahapan atau langkah yang harus dilaksanakan, yaitu : tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.30
Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi merupakan
mekanisme sebuah sistem. Dapat disimpulkan bahwa implementasi
merupakan suatu kegiatan yang telah direncanakan, bukan hanya
suatu aktifitas dan dilakukan secara nyata berdasarkan norma –
norma tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
16
Kemudian, teori implementasi tersebut dapat disambungkan
juga terhadap teori efektivitas yang akan digunakan oleh penulis,
yaitu teori efektivitas Soerjono Soekanto. Teori efektivitas hukum
menurut Soerjono Soekanto bahwa efektif adalah taraf sejauh mana
suatu kelompok dapat mencapai tujuannya. Hukum dapat dikatakan
efektif jika terdapat dampak hukum yang positif, pada saat itu hukum
mencapai sasarannya dalam membimbing ataupun merubah perilaku
manusia sehingga menjadi perilaku hukum.
Mengenai tentang efektivitas hukum berarti membicarakan
daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa masyarakat
untuk taat terhadap hukum. Hukum dapat efektif jika faktor-faktor
yang mempengaruhi hukum tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Suatu hukum atau peraturan perundang-undangan akan
efektif apabila warga masyarakat berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan atau dikehendaki oleh Peraturan Perundang-Undangan
tersebut mencapai tujuan yang dikehendaki, maka efektivitas hukum
atau peraturan perundang-undangan tersebut telah dicapai. Ukuran
efektif atau tidaknya suatu Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku dapat dilihat dari perilaku.
Selain itu, dikemukakan juga oleh Soerjono Soekanto, bahwa
suatu sikap tindak perilaku hukum dianggap efektif, apabila sikap,
tindakan atau perilaku lain menuju pada tujuan yang dikehendaki,
artinya apabila pihak lain tersebut mematuhi hukum. Undang-undang
dapat menjadi efektif jika peranan yang dilakukan pejabat penegak
hukum semakin mendekati apa yang diharapkan oleh undang-undang
dan sebaliknya menjadi tidak efektif jika peranan yang dilakukan oleh
penegak hukum jauh dari apa yang diharapkan undangundang.
Soerjono Soekanto dalam Teori efektivitas hukumnya telah
menjelaskan dan membagi bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum
ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Hukumnya Sendiri;
b. Faktor Penegak Hukum;
c. Faktor Sarana dan Fasilitas yang Mendukung Penegakan Hukum;
d. Faktor Masyarakat;
17
e. Faktor Kebudayaan.
2. Teori Implementasi
Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah
dianggap sah. Suharsono, mengemukakan beberapa teori dari
beberapa ahli mengenai implementasi kebijakan, yaitu:
a. Teori George C. Edward
Dalam pandangan Edward III,31 implementasi kebijakan
dipengaruhi oleh empat variable, yaitu:
1) Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan
mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus
dilakukan, dimana yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan
harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target
group), sehingga akan mengurangi distorsi imlpementasi.
2) Sumber daya, dimana meskipun isi kebijakan telah
dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila
implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan,
maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya
tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, misalnya
kompetensi implementor dan sumber daya financial.
3) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor. Apabila implementor memiliki disposisi yang
baik, maka implementor tersebut dapat menjalankan
kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Edward III menyatakan bahwa sikap dari
pelaksana kadangkala menyebabkan masalah apabila sikap
atau cara pandangnya berbeda dengan pembuat kebijakan.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dapat
mempertimbangkan atau memperhatikan aspek penempatan
pegawai (pelaksana) dan insentif.
31 Nawawi, Ismail. Public Policy. ITS Press. Surabaya. 2009. hlm. 136
18
4) Struktur Birokrasi, merupakan susunan komponen (unit-unit)
kerja dalam organisasi yang menunjukkan adanya pembagian
kerja serta adanya kejelasan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan, selain itu struktur Organisasi juga
menunjukkan spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan Struktur organisasi yang terlalu panjang
akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan
red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks,
yang menjadikan aktivitas organisasi tidak fleksibel. Aspek
dari stuktur organisasi adalah Standard Operating Procedure
(SOP) dan fragmentasi.
32 Ibid. 139
19
4) Karakteristik agen pelaksana yaitu mencakup stuktur birokrasi,
norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam
birokrasi yang semuanya itu akan mempengaruhi
implementasi suatu program.
5) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variable ini mencakup
sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-
kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi
implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni
mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang
ada di lingkungan, serta apakah elite politik mendukung
implementasi kebijakan.
6) Disposisi implementor yang mencakup tiga hal yang penting,
yaitu respon implementor terhadap kebijakan, yang akan
mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan,
kognisi yaitu pemahaman terhadap kebijakan, intensitas
disposisi implementor, yaitu preferensi nilai yang dimiliki oleh
implementor.
c. Teori Marilee S. Grindle
Teori ini dikenal dengan nama Implementation as a
Political and administrative Proccess. Menurutnya ada dua variable
yang mempengaruhi kebijakan publik. Keberhasilan implementasi
suatu kebijakan publik dapat diukur dari proses pencapaian hasil
akhir, yaitu tercapainya atau tidaknya tujuan yang ingin diraih.
Dimana pengukuhan keberhasilan implementasi kebijakan tersebut
dapat dilihat dari 2 macam yaitu Prosesnya dengan
mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan
yang ditentukan dengan merujuk pada aksi kebijakannya dan
apakah tujuan kebijakan tercapai.
20
Pertama, implementasi kebijakan gagal karena masih
samarnya isi kebijakan, maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak
cukup terperinci,sarana-sarana dan penerapan prioritas,atau
program-program kebijakan terlalu umum atau sama sekali tidak
ada. Kedua,karena kurangnya ketetapan intern maupun ekstern
dari kebijakan. Ketiga,kebijakan yang akan diimplementasikan
dapat juga menunjukkan adanya kekurangan-kekurangan yang
sangat berarti. Keempat, penyebab lain dari timbulnya kegagalan
implementasi suatu kebijakan publik dapat terjadi karena
kekurangan-kekurangan yang menyangkut sumberdaya
pembantu,misalnya yang menyangkut waktu, biaya/dana dan
tenaga manusia.
b. Informasi
Implemntasi kebijakan public mengasumsikan bahwa para
pemegang peran yang terlibat langsung mempunyai informasi
yang perlu atau sangat berkaitan untuk dapat memainkan peranya
dengan baik. Informasi ini justru tidak ada, misalnya akibat
adanya gangguan komunikasi.
c. Dukungan
Pelaksaan suatu kebijakan public akan sangat sulit apabila
pada pengimplementasiannya tidak cukup dukungan unutuk
pelaksaan kebijakan tersebut.
d. Pembagian potensi
Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya
implementasi suatu kebijakan publik juga ditentukan aspek
pembagian potensi diantaranya para pelaku yang terlibat dalam
implementasi. Dalam hal ini berkaitan dengan diferensiasi tugas
dan wewenang organisasi pelaksana. Struktur organisasi
pelaksana dapat menimbulkan masalah-masalah apabila
pembagian wewenang dan tanggung jawab kurang disesuaikan
dengan pembagian tugas atau ditandai oleh adnya pembatasan-
pembatasan yang kurang jelas.
21
Menurut James Andrson, faktor-faktor yang menyebabkan
anggota masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu kebijakan
publik, yaitu:
a. Adanya konsep ketidak patuhan selektif terhadap hokum, dimana
terdapat beberapa peraturan perundang-undangan atau kebijakan
publik yang bersifat kurang mengikat individu-individu.
b. Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau
perkumpulan dimana mereka mempunyai gagasan atau pemikiran
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan peraturan hokum dan
keinginan pemerintah.
c. Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat diantara
anggota masyarakat yang mencendrungkan orang bertidak dengan
menipu atau dengan jalan melawan hukum.
d. Adanya ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran”
kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang
dapat menjadi sumber ketidakpatuhan orang pada hukum atau
kebijakan publik.
e. Apabila suatu kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan)
dengan system nilai yang dimuat masyarakat secara luas atau
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat.
Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan
dan mempunyai manfaat positif bagi anggota-anggota masyarakat.
Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota
masyarakat harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Pemerintah
atau Negara, sehingga apabila prilaku atau perbuatan mereka tidak
sesuai dengan keinginan pemerintah atau Negara, maka suatu
kebijakan publik tidaklah efektif. Pressman dan Wildavsky dalam
tachjan mengemukakan: “Implementasi as to carry out, acoumplish fill
full, produce, complete,” maksudnya: membawa, menyelesaikan,
mengisi, menghasilkan, dan melengkapi. Jadi secara etimologi
implementasi itu dapat dimaksudkan sebagai suatu aktifitas yang
berhubungan dengan penyelesaian suatu pekerjaan dengan
penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil.”
22
Apabila pengertianimplementasi diatas dirangkaikandengan
kebijakan publik, maka kataimplementasi kebijakan publik
dapatdiartikan sebagai aktifitaspenyelesaian atau pelaksanaan
suatukebijakan publik yang telahditetapkan/disetujui
denganpenggunaan sarana (alat) untukmencapai tujuan
kebijakan.Dengan demikian, dalam proseskebijakan publik,
implementasikebijakan merupakan tahapan yangbersifat praktis dan
dibedakan dariformulasi kebijakan yang dapatdipandang sebagai
tahapan yangbersifat teoritis. Implementasi kebijakan merupakan tahap
dalam proses kebijakan publik, suatu programharus diimplementasikan
agar mempunyai dampak agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Secara garis besar, implementasi merupakan setiap kegiatan
yang dilakukan menurut rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Upaya untuk memahami adanya perbedaan antarayang
diharapkan dengan fakta yang telah terjadi dengan menimbulkan
kesadaran mengenai pentingnya suatu pelaksanaan. Pengertian lain
mengenai kebijakan dikemukakan oleh M. Irfan Islamy. Ia memberikan
pengertian kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang ditetapkan dan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai
tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh
masyarakat.33
Kebijakan yang dikemukakan oleh Irfan Islamy ini mencakup
tindakan-tindakan yang ditetapkan pemerintah. Kebijakan ini tidak
cukup hanya ditetapkan tetapi dilaksanakan dalam bentuk nyata.
Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut juga harus
dilandasi dengan maksud dan tujuan tertentu. Pengertian Irfan Islamy
meniscayakan adanya kepentingan bagi seluruh masyarakat yang harus
dipenuhi oleh suatu kebijakan dari pemerintah. Menurut Meter dan Horn
dalam Winarno Implementasi kebijakan agar dapatterlaksana dengan
baik maka harus dilaksanakan berdasarkan enam elemen pokok yang
membentuk ikatan (lingkage). Enam elemen tersebut adalah Ukuran-
ukuran dasar dan tujuantujuan kebijakan, Sumber-sumber kebijakan
23
yang mana berasal dari teori kebijakan, kemudian komunikasi antar
organisasi dan kegiatan- kegiatan pelaksanaan, lalu Karakteristik badan-
badan pelaksana yang sesuai dengan bagiannya masing-masing, dan
Kondisi-kondisi ekonomi, social dan politik.
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno membatasi
implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
individu-individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta
yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam keputusan-keputusan sebelumnya.Implementasi kebijakan
dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan undang-undang
dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih
tujuan-tujan kebijakan atau program-program. Dari definisi diatas dapat
diketahui bahwa implementasi kebijakan terdiri dari tujuan atau sasaran
kebijakan, aktivitas, atau kegiatan pencapaian tujuan, dari hasil
kegiatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan
suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan
suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
kebijakan itu sendiri. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat
diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir
(output), yaitu: tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih.
24
Menurut Mu’rifah kesehatan adalah segala usaha dan tindakan
seseorang untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang
sebaik-baiknya.35
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosialyang memungkinkan setiap orang hidup produktifsecara sosial dan
ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan
bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisiyang bahkan
lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganyayang
menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasipengalaman
belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasisukarelaterhadap
perilaku yang kondusifbagi kesehatan. Dataterakhirmenunjukkan bahwa
saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat
jaminankesehatan dari lembaga atau perusahaandi bidang
pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.
Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan
kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakatkecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik,
berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait
beberapa kelompok manusia,tetapi juga sifat yang khusus dari
pelayanan kesehatan itu sendiri.36
2. Hukum Kesehatan
25
Pengertian Hukum Kesehatan adalah semua ketentuan hukum
yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan
kesehatan. hal tersebut menyangkut hak dan kewajiban menerima
pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan masyarakat)
maupun dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala
aspeknya, organisasinya, sarana, standar pelayanan medik dan lain-
lain. Sebagai subjek hukum, pelaku di sektor kesehatan seperti dokter,
dokter gigi, direktur RS, kepala dinas kesehatan, kepala bidang, kepala
Puskesmas selalu melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum yang
dilakukan apabila bertentangan dengan regulasi yang berlaku maka
akan menimbulkan adanya sanksi hukum. Setiap subject hokum di
bidang kesehatan harus memahami mengenai hukum kesehatan.
Kurangnya pemahaman terhadap hukum kesehatan mengakibatkan
sering terjebak dalam perbuatan hukum yang dilakukannya. 37
Hermien Hadiati Koeswadji menyatakan pada asasnya hukum
kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai
hak dasar social (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua)
hak dasar individual yang terdiri dari hak atas informasi ( the right to
information) dan hak untuk menentukan nasib sendiri ( the right of self
determination). Sejalan dengan hal tersebut Roscam Abing mentautkan
hukum kesehatan dengan hak untuk sehat dengan menyatakan bahwa
hak atas pemeliharaan kesehatan mencakup berbagai aspek yang
merefleksikan pemberian perlindungan dan pemberian fasilitas dalam
pelaksanaannya. Untuk merealisasikan hak atas pemeliharaan bisa juga
mengandung pelaksanaan hak untuk hidup, hak atas privasi, dan hak
untuk memperoleh informasi. Demikian juga Leenen secara khusus,
menguraikan secara rinci tentang segala hak dasar manusia yang
merupakan dasar bagi hukum kesehatan.
Hukum kesehatan berperan untuk mengusahakan adanya
keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta memberikan jaminan
kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan yang berlaku. Sejak
37 Ibid.
26
jaman yunani kuno, ilmu hukum telah menyentuh hampir semua aspek
kehidupan manusia, kecuali bidang kedokteran. Tenaga kesehatan yang
ada pada masa itu mengatur cara kerjanya sendiri dengan kode etik
dan sumpah profesi yang berakar kuat pada tradisi dan berpengaruh
kuat dalam masyarakat. Sejalan dengan perkembangan peradaban di
dunia, ilmu dan teknologi kedokteran juga telah berkembang pesat.
Persoalan kesehatan bukan lagi hanya menjadi persoalan antara dokter
dan pasiennya, telah banyak pelaku- pelaku lain yang ikut berperan
dalam dunia kesehatan, seperti asuransi kesehatan, industri alat medis
dan farmasi serta masih banyak lagi yang lainnya. Ilmu kesehatan
semakin luas. Dokter atau tenaga kesehatan juga telah terspesialisasi.
Disisi lain perkembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat
secara umum juga melahirkan kesadaran bahwa dokter atau tenaga
kesehatan atau nama lainnya (berbeda-beda) tidak boleh lagi diisolasi
dari hukum. Seluruh masyarakat harus memiliki kedudukan yang setara
di hadapan hukum.38
27
pelaku profesi didalam setiap bagian yang mendukung terlaksananya
upaya kesehatan.
Sumber-sumber hukum yang adapun telah secara rinci
mengatur hal-hal apa yang menjadi kewajiban setiap pelaku profesi dan
apa yang menjadi hak-haknya. Oleh karena itu harapan yang terbesar
adalah terciptanya ketertiban dan keseimbangan pemenuhan hak dan
kewajiban masing- masing profesi. Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Tujuan hukum
Kesehatan pada intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat yang
tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya
ketertiban didalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan
terpenuhi dan terlindungi.39
Dengan demikian jelas terlihat bahwa tujuan hukum
kesehatanpun tidak akan banyak menyimpang dari tujuan umum
hukum. Hal ini dilihat dari bidang kesehatan sendiri yang mencakup
aspek sosial dan kemasyarakatan dimana banyak kepentingan harus
dapat diakomodir dengan baik.
Sedangkan untuk fungsi dari hukum kesehatan itu sendiri adalah
sebagai berikut:
a. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur
tata kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya
dapat memberi sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat
secara keseluruhan.
b. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat
(khususnya di bidang kesehatan). Benturan antara kepentingan
individu dengan kepentingan masyarakat.
28
c. Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat
menghalang-halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap
penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka tindakan tersebut
sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.
29
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-
19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting
untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.
Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk
menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap
pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.42
Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan sesak napas.
Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah
melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak
erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan
diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui website ini.
Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet)
yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO
menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-
19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang
teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk
ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal
penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan
untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap
pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan
penyakit ini.43
Hampir beratus ratus juta siswa terganggu dengan kegiatan
pendidikan dan sekolahnya. Di Indonesia sendiri merasakan dampaknya
pada dunia pendidikan. Dampak yang dirasakan adalah peserta didik di
42 Winarsih, Dwi. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Saat Pandemi Covid -19
Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Usia 4-6 Tahun Di Kabupaten Ponorogo.
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2020.
43 Ibid.
30
instansi penyelenggara pelayanan pendidikan seperti sekolah di semua
tingkatan yatitu formal, non formal bahkan sampai keperguruan tinggi. 44
BAB III
PEMBAHASAN
31
kebupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian
dari sub satuan wilayah pengembangan 1 (SSWP 1) Malang utara.
Kota ini sedang mempersiapkan diri untuk mampu mampu melakukan
perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian proyek-proyek
pembangunan secara mandiri sehingga masyarakat di daerah ini
semakin meningkat kesejahteraannya. Kota Batu terletak 800 meter
diatas permukaan air laut dan memiliki keindahan alam yang
memikat. Sehingga dijuluki the real tourism city of indonesia oleh
bappenas.45
Kota Batu sudah dikenal semenjak dahulu sebagai daerah
tujuan wisata andalan di wilaayah Kabupaten Malang dan juga
menjadi salah satu primadona objek wisata di Provinsi Jawa Timur.
Kota Batu mempunyai kekayaan wisata alam yang mempunyai
panorama indah dan menawan, terletak di kawasan pegunungan,
suhu udara yang terasa sejuk dan tidak lembab. Kondisi Kota Batu
yang demikian ini sangat baik untuk pertanian dan perkebunan,
dengan pengembangan pariwisata, sehinngga menjadikan Kota Batu
sebagai sentra pertanian dan pariwisata.46
Perkembangan pariwisata merupakan peran yang sangat
penting bagi pembangunan suatu wilayah. Dengan adanya berbagai
kegiatan pariwisata maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar
pariwisata akan dapat lebih berkembang maju. Selain itu, pariwisata
juga dapat memberikan dampak positif terutama dalam pemasukan
devisa. Dengan adanya berbagai misi kepariwisataan, maka daerah
yang memiliki potensi daerah pariwisata cenderung mengembangkan
potensi daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung
mengembangkan potensi daerah yang ada sehingga diharapkan
mampu menarik wisataan dalam jumlah yang banyak. Kota Batu
32
sebagai Kota Wisata Batu (Selanjutnya dapat disebut sebagai KWB)
konsentrasi yang dilakukan pemerintah adalah membenahi semua
objek wisata yang dimiliki Kota Batu. Kota Batu yang dijuluki negri
kincir angin sebagai Swiss-nya pulau jawa, dengan daya tarik yang
dimiliki Kota Batu ini mengundang banyak investor untuk ikut
menanamkan modal dalam pembangunan pariwisata di Kota Batu.
Pembangunan pariwista Kota Wisata Batu (KWB) terbilang
bilang cukup berhasil hal ini terlihat dari banyaknya wisata di Kota
Batu yakni kawasan wisata bunga Sidomulyo, obyek wisata Cangar,
obyek wisata alam Gunung Panderman, obyek wisata Gunung Banyak,
obyek wisata alam Cuban Talun dan obyek wisata alam Cuban Rais.
Dan untuk pembangunan pariwisata buatan yaitu, obyek wisata
Songgoriti, obyek wisata Jatim park 1, Museum Satwa (Jatim Park 2),
obyek wisata Selecta, obyek wisata Taman Rekreasi Agro Wisata,
Batu Night Spectaculer (BNS) dan Predator Fun Park. Selain itu ada
juga wisata budaya yang menampilkan kebudayaan serta kesenian
yang ada di Kota Batu, seperti kuda lumping, reog dan kesenian
lainnya. Serta wisata kerajinan, seperti kain batik apel, patung,
kerajinan besi, cowek dan lainnya.
33
saat ini sebagai destinasi pariwisata dan pertanian di wilayah Jawa
Timur.47
3. Batas Wilayah
Bentang wilayahnya berupa bukit, gunung, jurang terjal dan
daerah dataran dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan
b. Sebelah Timur : Kabupaten Malang
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang
d. Sebelah Barat : Kabupaten Malang
4. Luas Wilayah
Secara administratif, Kota Batu dibagi menjadi 3 (tiga)
Kecamatan yaitu Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan
Bumiaji yang terinci 20 Desa, 4 Kelurahan, 226 RW dan 1.059 RT.
Dari wilayah seluas 19.908,72 Ha tersebut, terbagi Kecamatan Batu
seluas 4.545,81 Ha, Kecamatan Junrejo seluas 2.565,02 Ha dan
Kecamatan Bumiaji 12.797,89 Ha. Luas wilayah yang paling luas
adalah Kecamatan Bumiaji dengan luas wilayah 12.797,89 sedangkan
luas wilayah yang paling kecil adalah Kecamatan Junrejo. Sedangkan
untuk jumlah Kelurahan dan Desa terdapat 24, dengan jumlah RW
220, dan RT 1017. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut:
Tabel 3.1
Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Batu
34
1. Oro-Oro Ombo 1,691,63
2. Temas 461.05
3. Sisir 263.40
4. Nggalik 320.27
5. Pesanggrahan 699,40
6. Songgokerto 566.86
7. Sumberejo 291.84
8. Sidomulyo 251,36
B KECAMATAN JUNREJO
1. Tlekung 872.70
2. Junrejo 352.04
3. Mojorejo 193.17
4. Torongrejo 339.40
5. Beji 241.24
6. Pendem 360,09
7. Dadaprejo 260.38
C KECAMATAN BUMIAJI
1 Pandanrejo 682,16
2 Bumiaji 844.82
3 Bulukerto 1,007.05
4 Gunungsari 688.43
5 Punten 245.72
6 Tulungrejo 7,023.92
7 Sumbergondo 1,379.23
8. Giripurno 980.56
TOTAL 19,908.72
Sumber: data sekunder dikelola oleh penulis, 2021.
35
Berdasarkan Data Kependudukan Kota Batu berdasarkan Jenis
Kelamin di Kecamatan Batu 81.065 jiwa, Kecamatan Junrejo 40.910
jiwa sedangkan di Kecamatan Bumiaji 51.320 jiwa. Hal ini
menyebabkan bahwa jumlah penduduk banyak terdapat di pusat kota
semua fasilitas yang memadai terletak di wilayah Kecamatan Batu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Penduduk Kota Batu Dirinci Menurut Kecamatan dan
Kewarganegaraan Kota Batu Tahun 2007.
Tabel 3.3
Umur dan Jenis Kelamin
36
5-9 9,010 8,015 17,025
10 - 14 7,599 7,661 15,260
15 - 19 6,845 8,364 15,209
20 - 24 7,358 7,542 14,900
25 - 29 8,159 9,477 17,636
30 - 34 8,368 7,905 16,273
35 - 39 8,679 8,729 17,408
40 - 44 8,021 7,145 15,166
45 - 49 5,982 6,415 12,397
50 - 54 5,452 5,339 10,791
55 - 59 4,214 3,675 7,889
60 - 64 2,765 3,151 5,916
65 + 6,205 7,275 13,480
Sumber : data sekunder dikelola penulis, 2021.
48 Dinas Kesehatan Kota Batu. Visi & Misi. 2021. Diambil dari
dinkes.batukota.go.id/web/profil/detail/. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2021.
37
melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas
membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah di bidang kesehatan. Dalam
melaksanakan tugas Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. perumusan kebijakan teknis dan rencana strategis di bidang
kesehatan;
b. penetapan rencana kerja dan anggaran di bidang kesehatan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;
d. penyelenggaraan peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur di bidang kesehatan;
e. pelaksanaan administrasi dinas di bidang kesehatan;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Struktur Organisasi
Dalam Dinas Kesehatan Kota Batu (Selanjutnya dapat disebut
sebagai Dinkes Kota Batu) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Masing-masing Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris. Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang. Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan
atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris.
Sehingga berikut merupakan bagan struktur organisasi Dinas
Kesehatan Kota Batu yang dijelaskan di Lampiran Peraturan Wali Kota
Batu Nomor 77 Tahun 2016 :
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Batu.
38
Sumber: data sekunder dikelola oleh penulis, 2021.
39
tentang PPKM Jawa-Bali, serta upaya pemerintah yang sedang
49
diberlakukan sekarang yaitu program vaksinasi.
Namun dalam program vaksinasi Covid-19 ini memunculkan
polemik baru dimana tak sedikit masyarakat yang menerima dengan
begitu saja adanya program vaksinasi ini. banyak pro kontra untuk
program vasinasi Covid-19 yang diberlakukan pemerintah. Lalu apa saja
yang menjadikan permasalahan yang muncul dari program vaksinasi ini
serta apa saja alasan pro dan kontra dari adanya program vaksinasi.
Untuk itu kiranya isu ini akan menjadi suatu hal yang menarik untuk kita
kaji Bersama terkait dengan vaksinasi merupakan sebuah kewajiban atau
Hak setiap warga negara Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu dari
sekian banyak program pemerintah dalam menanggulangi wabah Covid-
19 ini. sebagaimana tercantum dalam Keputuisan Presiden Nomor 12
Tahun 2020 tentang Pentapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID19) (Selanjutnya dapat disebut sebagai Kepres
No. 12 Tahun 2020) sebagai Bencana Nasional.50
Tetapi program pemerintah terkait dengan vaksinasi ini menuai
pro dan kontra terlebih dengan adanya berita bahwasannya setiap orang
yang menolak vaksinasi akan dikenakan sanksi adminstrasi bahkan sanksi
pidana. Adapun regulasi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah terkait
dengan snaksi yang diberikan bagi seseorang yang menolak vaksinasi
yaitu dalam Keputusan Presiden No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentenag Pengadaan
Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Sebagaimana tercantum
dalam Pasal 13A ayat (4) sanksi yang diberikan bagi setiap orang yang
telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin Covid-19 yang tidak
mengikuti Vaksinasi Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dikenakan sanksi administratif berupa penundaan atau penghentian
pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial, penundaan atau
50 Ibid.
40
penghentian pemberian administrasi pemerintahan dan denda. Hal ini
tentu bertentangan dengan konstitusi terkait hak warga negara
sebagaimana tercantum dalam Pasal 28H ayat (3) yang berbunyi:
Pasal 28H
“Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yahng
bermartabat”
Pasal 93
“Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan, sehingga menyebabkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)”.
41
Dari ketentuan tersebut maka dapat diketahui bahwasanya
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Negara Indonesia adalah suatu
kewajiban yang dimiliki oleh warga negara. Namun sayangnya banyak
masyarakat yang menolak dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19,
terutama di daerah Kota Batu. Dimana penulis mendapatkan informasi
mengenai alasan-alasan masyarakat menolak pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 di Kota Batu. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut :
1. Terdapat informasi hoax ataupun ujaran kebencian terhadap pandemi
Covid-19
Salah satu faktor masyarakat menolak vaksinasi Covid-19 di
Kota Batu menurut Dinas Kesehatan Kota Batu (Selanjutnya dapat
disebut sebagai Dinkes Kota Batu) adalah karena adanya berita
hoax/berita bohong. Isu mengenai hoaks seputar vaksin Covid-19
masih mendominasi pemberitaan sehingga mempengaruhi persepsi
masyarakat Kota Batu. Media mengutip data dari Kementerian
Kominfo tentang laporan temuan hoaks seputar vaksin covid-19.
Hingga pada hari Jumat, tanggal 13 Agustus 2021 terdapat 292
temuan hoaks yang tersebar di berbagai media sosial dan sebarannya
mencapai 1.979 konten. Sebaran hoaks paling banyak ditemukan di
Facebook. Di sana terdapat 1.805 konten hoaks seputar vaksin covid-
19. Sementara Twitter berada di posisi kedua. Dalam catatan
Kementerian Kominfo ada 105 sebaran hoaks soal vaksin covid-19 di
platform ini. Situs berbagi video, seperti YouTube dan TikTok juga tak
luput dari sasaran hoaks. Tercatat, ada 41 hoaks di YouTube dan 17
di TikTok. Lalu 11 sebaran hoaks sisanya ditemukan Kementerian
Kominfo berada di Instagram. Pihak Kementerian Komunikasi dan
Informasi (Selanjutnya dapat disebut sebagai Kementerian Kominfo)
sudah melakukan takedown kepada semua informasi hoaks tersebut. 51
42
Selain itu, akhir-akhir ini juga beredar narasi atau informasi
yang menyebutkan vaksin COVID-19 mengandung mikrocip magnetis.
Narasi tersebut tidaklah benar. Beberapa video tentang hoax itu
sudah beredar di media sosial. Unggahan-unggahan tersebut
menunjukkan seseorang meletakkan koin uang Rp.1.000 di lengan
bekas suntikan vaksinasi COVID-19. Hasilnya koin menempel seolah
membuktikan narasi vaksin COVID-19 yang mengandung mikrocip
magnetis adalah benar. Ketua Indonesia Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI) dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan
persoalan tersebut perlu dikaji dengan baik. Ia menjelaskan lubang
jarum suntik sangat kecil, tidak ada partikel magnetik yang bisa
melewati.
43
Gambar 3.1
Informasi Hoax Mengenai Vaksinasi Covid-19
44
pada wilayah Kota Batu. Contoh dari pionir-pionir masyarakat yang
menolak vaksin yang kemudian dapat mempengaruhi masyarakat
Kota Batu untuk melakukan penolakan terhadap pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 adalah sebagai berikut:
a. Pionir masyarakat: Jerinx yang menolak adanya Covid-19 dan
vaksinasi Covid-1954
Ini bukan kali pertama Jerinx disoroti karena membahas
soal COVID-19. Sebelumnya, ia kerap melontarkan pernyataan-
pernyataan kontroversial terkait virus yang berasal dari Wuhan,
China, tersebut. Drummer Superman Is Dead, Jerinx, tengah
menjadi sorotan publik. Belum lama ini, ia mengikuti aksi demo
tolak Rapid Test di Bali. Saat menjalani aksi tersebut, Jerinx juga
tidak menggunakan masker demi pencegahan virus corona. Jerinx
Sebut Pandemi COVID-19 Adalah Konspirasi Pada April lalu, Jerinx
membuat unggahan di Instagram terkait COVID-19. Ia menyebut
COVID-19 tidak sepenuhnya murni sebuah pandemi. Dalam
postingannya tersebut, Jerinx yakin apabila ada sesuatu hal lain di
balik pandemi ini.
45
melakukan hal tersebut. Apabila dirinya terbukti selamat, ia
meminta semua orang yang menyuarakan lockdown untuk ke
kantor polisi dan minta dibui.
46
b. Dokter Adiany Adil menjelaskan bahwa tidak ada penyakit Covid-
19 yang mematikan dan menyeramkan seperti yang diberitakan
oleh media.55
Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (Selanjutnya dapat
disebut sebagai RSUD) Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan
(Sulsel), Dokter Adiany Adil, menyatakan tak percaya COVID-19
lewat pernyataannya yang kemudian viral di media sosial. Adiany
akhirnya bersuara dan menyebut COVID-19 tidak dalam istilah
medis.
"Iya, memang itu saya suarakan dan itu sudah lama saya
suarakan. Jadi postingan saya yang senada dengan
pernyataan itu dari Maret 2019 itu," kata Dokter Adiany
Adil saat berbincang dengan detikcom, Sabtu pada tanggal
4 September 2021.
47
virus. Itu nama penyakit dalam teori dan praktik
kedokteran yang diterapkan selama ini. Itu kan kita kenal
ada disebabkan virus dan bakteri," terangnya. "Artinya,
apa yang ada di dalam dunia medis itu adalah ISPA, bukan
COVID-19. Kalau COVID-19 kita tidak kenal dalam istilah
medis. Tidak ada itu," imbuhnya.
48
agar mau mengikuti program vaksinasi. Sebab, kata dia, masyarakat
di Aceh masih banyak yang menolak untuk divaksinasi. 56
Masyarakat Aceh yang mayoritas agama Islam melakukan
penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 karena ulama aceh
mengharamkannya. Hal tersebut diungkapkan oleh pengunggah
pesan di media sosial facebook.com. Pesan tersebut menyebutkan
rakyat Aceh menolak vaksin karena ulama Aceh menyebut vaksin
banyak mudaratnya dan haram.
49
vaksin, konsumen pengguna jasa ini harus memberikan tautan untuk
membuka sertifikat vaksinasi Covid-19 yang memuat data pribadi
seperti Kartu Tanda Penduduk (Selanjutnya dapat disebut KTP) atau
informasi pribadi lainnya.
50
dapat diperjual-belikan secara online. Sehingga tentu hal tersebut
memicu adanya penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 karena
terdapat cara yang instan dalam mendapatkan kartu vaksin.
Dari faktor-faktor di atas yang mempengaruhi penolakan vaksinasi
Covid-19 oleh masyarakat Kota Batu tentu dapat menghambat program
nasional dalam menurunkan perkembangan. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah adanya adanya berita hoax/informasi yang tidak
benar, adanya pionir masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19,
adanya faktor agama ataupun budaya yang menolak vaksin dan adanya
kasus jasa cetak vaksin. Walaupun terdapat ketentuan kewajiban
melakukan vaksinasi, namun faktor-faktor penghambatnya masih memiliki
banyak kendala maka program tersebut juga tidak dapat berjalan secara
efektif. Maka perlu dilakukan upaya-upaya oleh Dinkes Kota Batu
terhadap optimalisasi program vaksin ini.
51
dilakukan, yaitu selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas di luar ruangan.59
Langkah-langkah tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan
masyarakat sebagai salah satu upaya mencegah penularan. Sementara
itu, dalam tingkatan puskesmas sendiri sudah melakukan upaya 3T yang
berarti testing, tracing, dan treatment. Upaya pertama, yaitu melakukan
testing dan screening terhadap orang yang terindikasi terpapar COVID-
19. Sesudah itu, langkah berikutnya adalah tracing, yaitu upaya ini
melacak orang yang berinteraksi dengan seseorang yang sudah terpapar
COVID-19. Langkah selanjutnya, yaitu melakukan treatment apabila
orang tersebut sudah terpapar COVID-19 dengan karantina agar tidak
melakukan kontak dengan orang lain. Langkah-langkah yang sudah
dilakukan tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran COVID-19.
Dalam penerapannya, gerakan 3M juga dibarengi dengan adanya
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (Selanjutnya
dapat disebut sebagai PPKM). Kebijakan tersebut diberlakukan dalam
rangka upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19 supaya
tidak semakin meluas dan mengakibatkan pemaparan yang lebih banyak
lagi. Diharapkan upaya-upaya yang telah dijalankan ini masyarakat dapat
menaati dan menerapkannya sehingga antara pemerintah dan segala lini
masyarakat saling bersinergi untuk mencegah pandemi COVID-19. 60
Selain berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat turut serta dalam hal pencegahan. Saat ini, hampir semua
bidang usaha serta berbagai macam jenis tempat kerja maupun
pendidikan telah menerapkannya. Penerapan tersebut diantaranya,
seperti di area pintu masuk sudah disediakan tempat cuci tangan dan
handsanitizer juga disediakan sebagai pilihan jika tidak sempat mencuci
tangan. Masyarakat saat ini juga dapat dinilai preventif ketika sedang
berada di luar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan. 61
52
Guna mengehentikan meningkatnya angka kasus positif covid-19
yang semakin tinggi pihak pemerintah melakukan upaya-upaya
pencegahan covid- 19. Bentuk upaya pencegahan dari pemerintah adalah
dengan mengedukasi masyarakat untuk melakukan pencegahan diri
sendiri. Adapun bentuk pencegahan dari kementrian kesehatan adalah
sebagai berikut:62
1. Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh supaya imun atau
kekebalan tubuh meningkat.
2. Makan dengan gizi baik dan konsumsi vitamin.
3. Memcuci tangan dengan sabun cuci tangan lalu bilas dengan air
bersih secara benar atau menggunakan handsanitizer. Karena 98%
virus bersumber dan menyebar dari tangan, oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan tangan.
4. Menjaga jarak minimal 1 meter, karena jika kurang dari 1 meter dapat
menularkan virus melalui droplet dari orang yang kemungkinan
terkena covid-19.
5. Menggunakan masker 3ply dengan benar, yaitu menutup bagian
mulut dan hidung saat keluar dari rumah.
6. Hindari menyentuh hidung, mulut atau mata. Karena apabila tangan
terkontaminasi virus lalu menyentuh hidung, mata atau mulut maka
dengan mudah virus masuk ke dalam tubuh.
7. Buanglah masker atau tissue yang telah digunakan dengan benar ke
tempat sampah.
8. Hindari tempat umum atau kerumunan, dan tetap dirumah.
Upaya pencegahan diri belum mampu menekan angka positif,
sehingga para ilmuwan virologi63 melakukan penelitian untuk membuat
vaksin covid-19. Vaksin covid-19 di Indonesia belum dapat mengadakan
63 Mela Amarni, Simak, Ini Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari dan Cara
Mencegahnya. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/23/203500365/simak-ini- gejala-virus-
corona-dari-hari-ke-hari-dan-cara-mencegahnya?page=all mela armani. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2021.
53
secara mandiri, maka dari itu untuk pengadaan vaksin covid-19 membeli
di perusahaan pembuat vaksin. Pengadaan bahan baku dan vaksin covid-
19 pemerintah menetapkan jenis-jenisnya melalui edaran Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020
tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanan Vaksinasi Covid-19,
Indonesia menetapkan enam jenis vaksin yang akan di gunakan oleh
masyarakat, yaitu:64
1. PT. Bio Farma (Persero)
2. AstraZeneca
3. China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm)
4. Moderna
5. Pfizer Inc dan BioNTech
6. Sinovac Biotech Ltd.
Vaksin merupakan produk biologi atau dibuat dari virus yang
dilemahkan untuk membantu tubuh mengenali virus asli dan melatih
sistem imun untuk melawannya, mikroba yang terkandung dalam vaksin
akan berperan sebagai antigen dan merangsang sistem imun supaya
menghasilkan antobodi yang dapat melawan suatu penyakit. Maka jika
terpapar virus tubuh akan segera membentuk antibodi dan menyerang
virus tersebut kemudian dihancurkaan atau dinetralisir oleh antibodi. 65
Pembuatan vaksin melalui tahapan-tahapan hingga vaksin boleh untuk
diaplikasikan ke tubuh manusia dengan aman. Adapun tahapan-tahapan
dalam pembuatan vaksin meliputi tiga fase uji klinik pada manusia,
yaitu:66
64 Virologi berasal dari kata virus dan logos (ilmu) jadi virologi adalah imu yang
mempelajari tentang virus dan penyakit-penyakit yang disebabkanya. Ilmuwan virologi
selain mempelajari virus dan penyakit yang disebabkannya juga membuat vaksin sebagai
penawarnya.
66 Tiyas Septiana, Pengertian Vaksin dan Cara Kerja Terhadap Tubuh, 2021.
Diambil dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/pengertian-vaksin-dan-cara-kerjanya-
terhadap-tubuh. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
54
1. Uji klinik fase pertama, dilakukan uji keamanan dan imunogenisitas
vaksin pada beberapa yang orang yang berisiko rendah untuk
menguji tolerabilitas terhadap vaksin.
2. Uji klinik fase kedua, memntau keamanan vaksin yaitu berpotensi
munculnya efek samping, respon imun, menentukan dosis optimal
dan jadwal pemberian vaksinasi.
3. Uji klinik fase ketiga, dalam fase ini untuk melihat efikasi vaksin dalam
pencegahan penyakit yang ditargetkan dan pengamatan lebih jauh
tentang keamanan vaksin pada populasi yang lebih beragam dan
dalam rentang waktu yang panjang. Setelah melalui tiga fase ini
vaksin masih perlu menunggu ijin Badan Penagawas Obdan dan
Makanan (Selanjutnya dapat disebut sebagai BPOM) setelah
mendapat ijin vaksin dapat didistribusikan kepada masyarakat.
4. Tahap uji klinik fase 4 Tahap uji klinik fase 4 adalah tahap pengujian
efektivitas setelah vaksin beredar dan dipasarkan dimasyarakat
umum. Efektivitas vaksin merupakan tingkat proteksi vaksin terhadap
populasi masyarakat.
Namun hal yang disayangkan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-
19 ini masih terdapat penolakan dari masyarakat, khususnya di daerah
Kota Batu. Hal tersebut dipertegas oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Batu.
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa pernah memiliki berbagai
hambatan atau kendala dalam melaksanakan vaksinasi, diantaranya
sebagai berikut :
1. Terdapat penolakan (adanya pro dan kontra)
Pihak Dinkes mengutarakan bahwa terdapat penolakan dari
masyarakat tentang program vaksinasi ini yang disebabkan oleh
berbagai hal seperti adanya efek samping setelah divaksin, konspirasi
atau sebagainya. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena dengan
beredarnya vaksinasi Covid-19 ini tentu sudah dilakukan tes dari
Dinas Kesehatan terlebih dahulu, sehingga tidak berbahaya untuk
dilakukan vaksinasi. Tentu hal ini juga dibantah oleh Dirga Sakti
Rambe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berfokus di bidang
vaksinologi, penggunaan vaksin memang memiliki efek samping,
namun kebermanfaatannya lebih banyak dan minim resiko. Adapun
55
klaim bahwa orang yang mendapat vaksin AstraZeneca mengalami
pembekuan darah hanyalah beberapa saja yakni 10 dari 1 juta
orang.67
2. Informasi Hoax
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa untuk saat ini
masih banyak terdapat informasi hoax mengenai vaksinasi Covid-19,
diantaranya seperti vaksin mengandung daging babi, alkohol atau
sesuatu hal yang dapat dikatakan haram untuk dikonsumsi. Kemudian
efek kejang-kejang atau dapat menimbulkan kematian bagi pengguna
vaksin dan sebagainya. Informasi-informasi hoax ini telah diantisipasi
juga oleh pemerintah melalui situs resmi www.covid19.go.id yang
menyebarluaskan berita antihoax mengenai vaksinasi Covid-19 di
Indonesia.
3. Terdapat pionir masyarakat dalam menolak vaksinasi Covid-19
Pionir masyarakat tentu ada, seperti kasus yang baru-baru ini
melejit seperti kasus Jerinx SID yang menyebarluaskan bahwa Covid-
19 merupakan rekayasa dari elit global sehingga tidak perlu ditakuti.
Hal tersebut membuat berbagai masyarakat percaya akan kata-kata
Jerinx dan mengikuti arahan karena Jerinx merupakan salah satu
pionir masyarakat.
Dari kendala-kendala di atas, tentunya pihak Dinas Kesehatan
Kota Batu juga masih memiliki berbagai macam upaya yang akan
dilakukan dalam program vaksinasi Covid-19 di Kota Batu, diantaranya
sebagai berikut :
56
ini masih harus tetap terjaga demi kelancaran penyelenggaraan dan
pemenuhan target. Hal tersebut juga dapat dibenarkan oleh pendapat
sosiolog yang juga dosen Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo
menyebutkan bahwa perlu kerja sama dan sinergi yang dilakukan
lembaga formal dan masyarakat untuk mengatasi penyebaran Covid-
19 yang disebabkan virus corona.68
2. Program Lanjutan
Pihak Dinkes Kota Batu menjelaskan bahwa terdapat program
lanjutan seperti penyuntikan vaksinasi Covid-19 dosis kedua serta
penyuluhan lanjutan bahwa vaksinasi tidak memiliki efek samping
yang buruk. Pemberian dosis kedua ini juga dibenarkan oleh informasi
indonesiabaik.id yang menjelaskan bahwa dalam tahapan vaksin dosis
pertama berfungsi untuk mengenal vaksin dan kandungan yang ada
di dalamnya kepada sistem kekebalan tubuh serta untuk memicu
respons kekebalan awal. Sementara pada tahapan dosis kedua
(booster), kandungan vaksin akan berguna untuk menguatkan
respons imun yang telah terbentuk sebelumnya. Tak hanya itu, Ahli
penyakit menular dari UCLA Health, Amerika Serikat, Otto Yang
mengatakan bahwa suntikan kedua vaksin juga dapat memperbesar
sistem imun tubuh untuk mempelajari virus dan mencari cara
menangkal infeksi berikutnya serta memicu respons antibodi yang
lebih cepat dan lebih efektif di masa mendatang. 69
3. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan salah satu cara yang paling umum
digunakan oleh Dinkes Kota Batu. Sosialisasi dilakukan dimulai dari
bagian organisasi terkecil dari masyarakat seperti kepada Rukun
Tetangga, Rukun Warga, Karang Taruna, dan sebagainya. Tentu
68 Deti Mega Purnamasari. Cegah Covid-19, Perlu Kerja Sama Lembaga dan
Masyarakat agar Tak Perlu Lockdown. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/20415581/cegah-covid-19-perlu-kerja-
sama-lembaga-dan-masyarakat-agar-tak-perlu?page=all. Diakses pada tanggal 15
November 2021.
69 Rosi Oktari. Mengapa Vaksinasi COVID Dilakukan 2x Dosis
Penyuntikan?. 2021. Diambil dari https://indonesiabaik.id/infografis/mengapa-
vaksinasi-covid-dilakukan-2x-dosis-penyuntikan. Diakses pada tanggal 15 November
2021.
57
sosialisasi merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam
pembinaan masayrakat. Dapat diketahui bahwa setiap kedinasan atau
organisasi manapun masih menggunakan cara sosialisasi untuk dapat
mendapatkan kepercayaan di masyarakat.
4. Pelaksanaan Peraturan Wajib Vaksin
Pihak Dinkes memaksa masyarakat untuk patuh terhadap
program vaksinasi Covid-19, hal ini diterangkan dalam peraturan-
peraturan yang telah diterbitkan. Hal tersebut juga dapat divalidasi
bahwa memang benar adanya. Pemerintah menjelaskan melalui situs
resmi kemenkeu.go.id yang menjelaskan bahwa Kementerian
Kesehatan melakukan pendataan dan menetapkan sasaran penerima
Vaksin COVID-19. Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran
penerima Vaksin COVID-l9 berdasarkan pendataan wajib mengikuti
Vaksinasi COVID-19. Dikecualikan dari kewajiban bagi sasaran
penerima Vaksin COVID- 19 yang tidak memenuhi kriteria penerima
Vaksin COVID-19 sesuai dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang
tersedia. Setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran
penerima Vaksin COVID- 19 yang tidak mengikuti Vaksinasi COVID-19
dapat dikenakan sanksi administratif, berupa:
a. penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau
bantuan sosial;
b. penundaan atau penghentian layanan administrasi pemerintahan;
dan/atau
c. denda.
5. Publikasi Informasi di Media Sosial
Publikasi informasi di media sosial telah dilakukan oleh Dinas
Kesehatan yang bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti publikasi
di instagram, facebook ataupun twitter dari Dinkes Kota Batu. Berikut
merupakan beberapa contoh dari hasil publikasi informasi di media
sosial dinas kesehatan :
Gambar 3.2
Himbauan Untuk Menggunakan Vaksinasi Covid-19 oleh Dinas
Kesehatan.
58
Sumber: data tersier dikelola oleh penulis, 2021.
Gambar 3.3
Himbauan Mengsukseskan Vaksinasi Covid-19.
59
promosi melalui internet bisa lebih menyebar dan menjangkau konsumen
dari segala elemen.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun 2 (dua) kesimpulan dari peneliti terkait penulisan skripsi
kali ini, yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pelaksanaan Pasal 2 Ayat (4) Huruf c Peraturan Wali
Kota Batu Nomor 77 Tahun 2016 Terhadap Isu Masyarakat yang
Menolak Vaksinasi Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
adanya berita hoax atau informasi yang tidak benar mengenai vaksin
60
Covid-19 seperti adanya kandungan babi atau alkohol, adanya pionir
masyarakat yang menolak vaksin Covid-19 seperti contohnya Jerinx
SID yang dipercaya oleh masyarakat mengenai teori konspirasinya,
adanya pengaruh faktor agama ataupun budaya yang menolak
vaksinasi dan adanya kasus jasa cetak vaksin yang marak. Walaupun
terdapat ketentuan kewajiban melakukan vaksinasi, namun faktor-
faktor penghambatnya masih memiliki banyak kendala maka program
tersebut juga tidak dapat berjalan secara efektif. Maka perlu
dilakukan upaya-upaya oleh Dinkes Kota Batu terhadap optimalisasi
program vaksinasi Covid-19.
2. Kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan terhadap
masyarakat yang menolak vaksinasi Covid-19 di Kota Batu terdapat
berbagai macam hal. Kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan
Kota Batu dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 diantaranya
terdapat penolakan, informasi hoax, dan pionir masyarakat yang
menolak vaksinasi Covid-19. Berbagai kendala tersebut menghambat
pelaksanaan program vaksinasi Dinas Kesehatan menjadi kurang
optimal. Dalam berbagai kendala tersebut, pihak Dinas Kesehatan
juga telah memiliki berbagai upaya-upaya untuk menanggulangi
permasalahan dalam penolakan vaksinasi Covid-19, diantaranya
seperti memperkuat kerjasama antara instansi dan organisasi
masyarakat, pelaksanaan program lanjutan, sosialisasi terhadap
masyarakat, pemberlakuan peraturan wajib vaksin dan
penyebarluasan sosialisasi di sosial media. Dari upaya-upaya tersebut
sudah cukup baik, namun alangkah lebih baiknya apabila Dinas
Kesehatan bekerjasama dengan pionir-pionir masyarakat di media
sosial, mengingat pengguna media sosial begitu besar di Indonesia.
B. Saran
Adapun berbagai saran yang penulis harapkan bagi berbagai
pihak, yaitu:
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Batu
Dinas Kesehatan perlu melakukan inovasi lebih lanjut dalam
hal upaya dan penegasan terhadap masyarakat mengenai pentingnya
61
Covid-19. Alangkah lebih baiknya, Dinas Kesehatan melakukan
kerjasama juga dengan pionir-pionir masyarakat untuk mempengaruhi
masyarakat agar percaya dengan manfaat vaksinasi Covid-19 ini.
Selain itu, penegasan pada saat sosialisasi juga diperlukan bahwa
vaksinasi ini merupakan suatu program yang wajib dan tidak boleh
diabaikan oleh masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Alangkah lebih baiknya masyarakat mematuhi peraturan
pemerintah dalam hal program vaksinasi Covid-19 karena demi
kebaikan bersama. Masyarakat seharusnya tidak mudah percaya
dengan berita hoax atau informasi yang tidak valid kebenarannya.
3. Bagi Mahasiswa
Penulis meyakini bahwa penulisan ini masih terdapat
kekurangan, lebih baik mahasiswa, khususnya jurusan hukum dapat
melanjutkan penelitian ini dari segi kekurangan tersebut agar
mendapatkan hasil yang lebih komperhensif dan dapat bermanfaat
bagi masyarakat banyak.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020.
Badan Pusat Statistik, Jakarta. 2020.
Bambang P., Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi , Raja
Grafika Persada, Jakarta, 2005.
Fehr AR, Perlman S. Coronaviruses: Ikhtisar Replikasi dan Patogenesis
Mereka. Coronavirus, Springer. 2015.
62
Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan, Remaja
Rosdakarya Offset, bandung, 2004.
H. Syaukani dkk, Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar
Cetakan Ke VII, Yogyakarta, 2007.
Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, Rinheka Karsa,
Yogyakarta, 2002.
Hanas & Sasmita. Mengembangkan Pariwisata Membangun Kota: Kota
Batu, 2001-2012. 2014.
Marwan. Peran Vaksin dalam Penanganan Pandemi C19. Laboratorium
Ilmu Penyakit Dalam RSU A.W Sjahranie, Samarinda, 2021.
Mu’rifah, Materi Pokok Pendidikan Kesehatan, Universitas Terbuka, Jakarta,
2007.
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum”, Grasindo,
Jakarta. 2002.
Syaiffudin, Design Pembelajaran dan Implementasinya, PT. Quantum
teaching, 2006.
Sulastomo, Manajemen Kesehatan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2000.
Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pegantar). Liberty.
Yogyakarta. 1986.
Sunggono B., Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta , 2011.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
Balai Pustaka, Jakarta, 2005.
Wang, Z., Qiang, W., Ke, H. A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control
and Prevention. Hubei Science and Technologi Press. China. 2020.
Nawawi, Ismail. Public Policy. ITS Press. Surabaya. 2009.
M.Irfan Islamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bina
Aksara, Jakarta. 1988.
63
Farina Gandryani, Fikri Hadi. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia:
Hak atau Kewajiban Warga Negara. Jurnal Rechtvinding, Vol. 10 No.
1, 2021.
Noor M., Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum Dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, 2012 (Vol 1).
Nuri Hastuti. Studi Tinjauan Pustaka: Penularan dan Pencegahan
Penyebaran Covid-19. An-Nadaa, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7,
No. 2. Desember 2020.
Rosalia M., Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian
Kualitatif, 2015 (Vol 11).
S.ohrabi, C. et al. World Health Organization Declares Global Emergency:
A Review Of The 2019 Novel Coronavirus (COVID-19)’,
International Journal of Surgery. Elsevier, 2020.
Yuliana. Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.
Wellness and Healthy Magazine. Vol 2, No 1, February 2020.
Winarsih, Dwi. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Saat Pandemi Covid -19
Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Usia 4-6 Tahun Di
Kabupaten Ponorogo. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2020.
Handayani M, Nur Asri. Implementasi Program Kota Layak Anak Pada
Kota Batu (Studi pada Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Batu).
Skripsi: University of Muhammadiyah Malang. 2018
SITUS INTERNET
CNN Indonesia. RI Urutan ke-8 di Dunia Suntik Vaksin Covid-19
Terbanyak. 2021. Diambil dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210406132344-532-626509/ri
-urutan-ke-8-di-dunia-suntik-vaksin-covid-19-terbanyak. Diakses pada
tanggal 6 April 2021.
Jawahir Gustav. Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor
Ketenagakerjaan Indonesia?. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-
64
covid-19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?
page=all. Diakses pada tanggal 7 April 2021.
JHU CSSE. CSSEGISandData / COVID-19. 2021. Diambil dari
https://github.com/CSSEGISandData/COVID-19. Diakses pada tanggal 7
Maret 2021.
Wahyuni Sahara. Sebaran 13.554 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia pada
25 Oktober 2021. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/25/16285721/sebaran-13554-
kasus-aktif-covid-19-di-indonesia-pada-25-oktober-2021. Diakses pada
tanggal 1 November 2021.
Mario Gisma. Walikota Batu Sayangkan Penolakan Vaksin Covid-19. 2021.
Diambil dari https://rri.co.id/malang/kabar-malang-raya/961615/walikota-
batu-sayangkan-penolakan-vaksin-covid-19?
utm_source=terbaru_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign
=General%20Campaign. Diakses pada tanggal 6 April 2021.
Pewarta. Tidak Ada yang Boleh Menolak Vaksinasi di Kota Batu. 2021.
Diambil dari https://malangvoice.com/tidak-ada-yang-boleh-menolak-
vaksinasi-di-kota-batu/. Diakses pada tanggal 6 April 2021.
Pemerintah Kota Batu Bappeda. Rencana Program InvestasiJangka
Menengah Daerah Kota Batu. Diambil dari
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/
DOCRPIJM_c5ebe983b9_BAB%20IIRPIJM%20Kota%20Batu%20Bab
%20II-min.pdf. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2021.
Dinas Kesehatan Kota Batu. Visi & Misi. 2021. Diambil dari
dinkes.batukota.go.id/web/profil/detail/. Diakses pada tanggal 15 Oktober
2021.
Andre Bagus Saputra. Vaksinasi Covid-19 Hak atau Kewajiban?. 2021.
Diambil dari https://law.uii.ac.id/blog/2021/09/06/vaksinasi-covid-19-hak-
atau-kewajiban/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.
Leski Rizkinaswara. Kominfo Turunkan 1.979 Konten Hoaks Seputar
Vaksin Covid-19 di Media Sosial. 2021. Diambil dari
https://aptika.kominfo.go.id/2021/08/kominfo-turunkan-1-979-konten-
hoaks-seputar-vaksin-covid-19-di-media-sosial/. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2021.
65
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. HOAX : Vaksin Covid-19
Mengandung Mikrocip Magnetis. 2021. Diambil dari
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210528/1137831/
hoax-vaksin-covid-19-mengandung-mikrocip-magnetis/. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021.
Kominfo. Waspada Disinformasi! Vaksin Covid-19 China Hanya Uji Klinis
di Indonesia. 2020. Diambil dari
https://kominfo.go.id/content/detail/28152/waspada-disinformasi-vaksin-
covid-19-china-hanya-uji-klinis-di-indonesia/0/berita_satker. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021.
Berita Artis. 7 Pernyataan Kontroversial Jerinx Terkait COVID-19. 2020.
Diambil dari https://kumparan.com/berita-artis/7-pernyataan-
kontroversial-jerinx-terkait-covid-19-1ttEKSdtzmP/full. Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021.
Muhammad Taufiqqurahman. Dokter di Enrekang yang Tak Percaya
COVID-19 Buka Suara. 2021. Diambil dari
https://news.detik.com/berita/d-5709612/dokter-di-enrekang-yang-tak-
percaya-covid-19-buka-suara. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.
Diamanty Meiliana. Banyak Warga Aceh Menolak Divaksin, IDI Aceh:
Dokter Jangan Gampang Keluarkan Surat Tak layak Vaksinasi.
Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/28/17391351/banyak-warga-
aceh-menolak-divaksin-idi-aceh-dokter-jangan-gampang-keluarkan.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021.
Imam Santoso. Ulama Aceh Haramkan Vaksin Covid-19? Ini Faktanya.
2021. Diambil dari https://www.antaranews.com/berita/1946748/ulama-
aceh-haramkan-vaksin-covid-19-ini-faktanya. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2021.
Admin. Upaya Pencegahan Covid-19 dengan 3M dan 3T. 2021. Diambil dari
https://prodi.vokasi.uns.ac.id/komunikasi/2021/06/09/upaya-pencegahan-
covid-19-dengan-3m-dan-3t/. Diakses pada tanggal 15 November 2021.
KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), Peta
Sebaran. 2021. Diambil dari https://covid19.go.id/peta-sebaran. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2021.
66
Mela Amarni, Simak, Ini Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari dan Cara
Mencegahnya. 2020. Diambil dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/23/203500365/simak-ini-
gejala-virus-corona-dari-hari-ke-hari-dan-cara-mencegahnya?page=all
mela armani. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
H.K.01.07/Menkes/9860/2020
Tiyas Septiana, Pengertian Vaksin dan Cara Kerja Terhadap Tubuh, 2021.
Diambil dari https://kesehatan.kontan.co.id/news/pengertian-vaksin-dan-
cara-kerjanya-terhadap-tubuh. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
Admin. [SALAH] Vaksin Mengandung Racun Berbahaya. 2021. Diambil dari
https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-vaksin-mengandung-racun-
berbahaya. Diakses pada tanggal 15 November 2021.
Deti Mega Purnamasari. Cegah Covid-19, Perlu Kerja Sama Lembaga dan
Masyarakat agar Tak Perlu Lockdown. 2021. Diambil dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/20/20415581/cegah-covid-
19-perlu-kerja-sama-lembaga-dan-masyarakat-agar-tak-perlu?page=all.
Diakses pada tanggal 15 November 2021.
Rosi Oktari. Mengapa Vaksinasi COVID Dilakukan 2x Dosis Penyuntikan?.
2021. Diambil dari https://indonesiabaik.id/infografis/mengapa-vaksinasi-
covid-dilakukan-2x-dosis-penyuntikan. Diakses pada tanggal 15
November 2021.
Admin. Covid-19. 2020. Diambil dari https://www.alodokter.com/covid-19.
Diakses pada tanggal 15 November 2021.
Admin. FAQ Coronavirus. 2020. Diambil dari
https://www.kemkes.go.id/article/view/20030400008/FAQ-
Coronavirus.html. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2021.
Hendra, I. Inovasi Pendidikan Sebagai Antisipasi Penyebaran COVID 19.
2020, Diambil dari https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--inovasi-
pendidikan- sebagai-antisipasi-penyebaran-covid-19, Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2021.
67
LAMPIRAN
68
tersebut. Padahal sosialisasi sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan
dan Pemerintahan terhadap Desa maupun tempat lainnya.
69
Faktor tradisi budaya pasti ada, seperti informasi dari orangtua atau
kepala adat kalau harus menolak vaksin itu.
Tidak ada.
Hal ini tidak boleh terjadi, karena Dinas Kesehatan memiliki target
vaksin pertama 70% dari tiap wilayah dan untuk vaksinasi ke
tahapan yang kedua masih belum ada datanya sehingga masih
belum mengerti tentang penurunan atau kenaikannya. Tapi Dinas
Kesehatan akan mengupayakan adanya peningkatan dan memang
harus ada stabilitas.
70
Dalam program lanjutan, Dinas Kesehatan memiliki program
pemenuhan target vaksinasi, pencegahan varian baru masuk ke
Negara Indonesia.
71