Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN KATERING IBADAH HAJI


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Manajemen Haji, Umrah, dan Ziarah”

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. H. Arif Rahman, S.Ag, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Abilah Prasetya 1214030002


Ahmad Munadilhaq 1214030006
Aisyah Baraqbah 1214030007
Azkal Azkiya Fauziah 1214030016
Bagus Maulana 1214030019
Fajri Izulhaq 1214030035
Fikri Ihsan 1214030039
Fitriza Rahma Purnama 1214030042
Hafidz Muslim 1214030044

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Manajemen Katering
Ibadah Haji”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas pada Mata Kuliah
Manajemen Haji, Umrah, dan Ziarahi.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga
pada pihak-pihak yang membantu dan menyelesaikan dalam hal pengumpulan data-data dalam
pembuatan makalah ini. Terkhusus kepada bapak Dr. H. Arif Rahman, S.Ag, M.Pd selaku
dosen pengampu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini agar penyusunan makalah berikutnya jauh lebih baik. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan
pengetahuan. Terima kasih

Bandung, 21 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II ...................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

A. Manajemen Katering Haji ........................................................................................... 3

B. Menu makanan jamaah Haji ....................................................................................... 5

C. Pendistribusian .............................................................................................................. 7

D. Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji ............................................................................. 7

BAB III...................................................................................................................................... 9

PENUTUP................................................................................................................................. 9

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 9

B. Saran…………………………………………………………………………………..9

DAFTRA PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen katering Haji adalah salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan ibadah
Haji. Setiap tahun, jutaan jamaah Muslim dari seluruh dunia melakukan perjalanan spiritual ke
Tanah Suci Mekah dan Madinah untuk menunaikan rukun Islam kelima, yaitu ibadah Haji.
Selama perjalanan Haji, para jamaah membutuhkan pemenuhan kebutuhan makanan dan
minuman yang memadai dan sesuai dengan tuntunan agama.

Keterbatasan sumber daya dan infrastruktur di Mekah dan Madinah yang harus melayani
jutaan jamaah dalam waktu yang terbatas menjadi tantangan besar dalam menyediakan
makanan yang aman, berkualitas, dan memadai untuk para jamaah Haji. Oleh karena itu,
manajemen katering Haji menjadi elemen krusial dalam memastikan penyediaan makanan
yang memadai dan menjaga kesehatan serta kenyamanan para jamaah.

Manajemen katering Haji melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan,


pengendalian, dan evaluasi terhadap seluruh aspek yang terkait dengan penyediaan makanan
selama perjalanan Haji. Aspek-aspek tersebut meliputi pemilihan bahan makanan yang
berkualitas, pengolahan makanan yang higienis, distribusi makanan yang efisien, serta
penanganan limbah makanan secara tepat.

Makalah ini akan membahas secara lebih mendalam tentang manajemen katering Haji,
termasuk menu makan jamaah, proses pendistribusian makanan jamaah Haji. Selain itu,
makalah ini juga akan memberikan evaluasi terhadap manajemen katering Haji. Melalui
pemahaman yang lebih baik tentang manajemen katering Haji, diharapkan kita dapat
meningkatkan pelayanan makanan kepada para jamaah Haji, mencapai standar kualitas yang
lebih tinggi, dan menjaga kesehatan serta kenyamanan mereka selama menjalankan ibadah
Haji.

Selain tantangan dalam penyelenggaraan Haji yang bersifat fisik dan logistik, teknologi
juga memiliki peran penting dalam manajemen katering Haji. Penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data, monitoring persediaan,
dan koordinasi antardepartemen. Sistem pengelolaan makanan berbasis teknologi juga dapat
membantu dalam pelacakan bahan makanan, peningkatan keamanan pangan, dan pengurangan
pemborosan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana manajemen katering Haji?


2. Apa saja menu makan jamaah Haji ?
3. Bagaimana proses pendistribusian makanan jamaah Haji?
4. Bagaimana evaluasi terhadap manajemen katering Haji?

C. Tujuan
Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya,berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui manajamen katering jamaah Haji.


2. Untuk Mengetahui menu makan jamaah Haji.
3. Untuk Mengetahui proses pendistribusian makanan jamaah Haji.
4. Untuk Mengetahui evaluasi terhadap manajemen katering Haji.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Katering Haji

Manajemen katering Haji adalah suatu sistem pengelolaan makanan dan minuman yang
disediakan untuk jamaah Haji selama berada di Tanah Suci. Manajemen katering Haji sangat
penting untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan jamaah Haji selama menjalankan ibdaha
Haji. Dalam manajemen katering terdapat beberapa proses, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian, pengadaan, pengendalian, pengwasan, hingga evaluasi.

Perencanaan yang matang merupakan langkah awal dalam manajemen katering Haji.
Perencanaan ini meliputi estimasi kebutuhan makanan dan minuman untuk jumlah jamaah
yang akan hadir, penjadwalan pemesanan bahan makanan, serta perhitungan jumlah dan jenis
peralatan dapur yang diperlukan. Dalam perencanaan ini, juga perlu mempertimbangkan aspek
budaya dan preferensi makanan jamaah, sehingga makanan yang disajikan dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan mereka.

Setelah perencanaan, tahap pengorganisasian dilakukan untuk memastikan tersedianya


sumber daya manusia, peralatan, dan fasilitas yang diperlukan untuk operasional katering Haji.
Tim manajemen katering harus mampu mengkoordinasikan berbagai departemen yang terlibat,
seperti tim dapur, logistik, dan keuangan, sehingga proses penyediaan makanan berjalan lancar.

Pengadaan bahan makanan juga menjadi fokus dalam manajemen katering Haji. Pemilihan
bahan makanan yang berkualitas, segar, dan halal menjadi kunci penting dalam memastikan
makanan yang aman dan menyehatkan bagi para jamaah. Hal ini melibatkan kerja sama dengan
pemasok lokal, pengawasan kualitas bahan makanan, serta penerapan standar keamanan
pangan.

Pengendalian yang baik juga diperlukan dalam manajemen katering Haji. Pengendalian
mencakup pemantauan proses produksi makanan, penerapan protokol kebersihan dan sanitasi,
serta penilaian kualitas makanan melalui uji organoleptik. Selain itu, pengendalian juga
mencakup manajemen persediaan bahan makanan dan peralatan, pengawasan terhadap tim
dapur, serta penanganan limbah makanan secara tepat.

3
Selain tantangan dalam penyelenggaraan Haji yang bersifat fisik dan logistik, teknologi
juga memiliki peran penting dalam manajemen katering Haji. Penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data, monitoring persediaan,
dan koordinasi antardepartemen. Sistem pengelolaan makanan berbasis teknologi juga dapat
membantu dalam pelacakan bahan makanan, peningkatan keamanan pangan, dan pengurangan
pemborosan.

A. Perencanaan Manajemen Katering Haji

Perencanaan manajemen katering Haji meliputi pemilihan vendor, perhitungan kebutuhan


manakan dan minuman, serta penyusunan jadwal penyajian makanan. Pemilihan vendor harus
dilakukan dengan cermat, dengan mempertimbangkan kualitas makanan, kapasitas produksi,
dan pengalaman dalam menyediakan makanan untuk jemaah Haji. Perhitungan kebutuhan
makanan dan minuman harus dilakukan secara cermat, dengan mempertimbangkan jumlah
jemaah Haji, durasi Ibadah, dan jenis makanan yang disukai oleh jemaah Haji. Jadwal
penyajian makanan juga harus disusun dengan baik, dengan mempertimbangkan waktu dan
tempat penyajian.

B. Pelaksanaan Manajemen Katering Haji

Pelaksanaan manajemen katering Haji meliputi pengadaan bahan makanan, persiapan


makanan, penyajian makanan, dan pengelolaan limbah. Pengadaan bahan makanan harus
dilakukan dengan cermat, dengan mempertimbangkan kualitas dan kuantitas bahan makanan
yang dibutuhkan. Persiapan makanan harus dilakukan dengan higienis, dengan memperhatikan
kebersihan dan keamanan makanan. Penyajian makanan harus dilakukan dengan baik, dengan
memperhatikan tata cara penyajian dan kebersihan tempat penyajian. Pengelolaan limbah juga
harus dilakukan dengan baik dengan memperhatikan jenis limbah dan cara pengelolaannya.

C. Pengawasan Manajemen Katering Haji

Pengawasan manajemen katering Haji biasa dilakukan ketika pelaksanaan manajemen


katering Haji. Dalam pengawasan diserahkan kepada orang yang berpengalaman karena harus
dilakukan secara teliti. Pengawasan dilakukan oleh kepala BPIH dalam pelaksanaan ibadah
Haji. Dengan tujuan katering dilaksanakan sesuai prosedur perundang-undangan.

4
D. Evaluasi Manajemen Katering Haji

Evaluasi manajemen katering Haji meliputi evaluasi kualitas makanan, evaluasi kepuasan
jamaah Haji, dan evaluasi efektivitas biaya. Evaluasi kualitas makanan harus dilakukan secara
berkala, dengan mempertimbangkan kualitas bahan makanan, teknik memasak, dan tata cara
penyajian. Evaluasi kepuasaan jamaah Haji juga harus dilakukan secara berkala, dengan
mempertimbangkan kualitas makanan, tata cara oenyajian, dan pelayanan. Evaluasi efektivitas
biaya juga harus dilakukan secara berkala, dengan mempertimbangkan biaya pengadaan bahan
makanan, biaya persiapan makanan, dan biaya pengelolaan limbah.

Manajemen katering Haji sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan
jamaah Haji selama menjalankan ibadah Haji. Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi manajemen katering Haji harus dilakukan dengan baik, dengan mempertimbangkan
kualitas makanan, kebersihan, dan keamanan makanan, serta kepuasan jamaah haji. Dengan
manajemen katering Haji yang baik, diharapkan jamaah Haji dapat menjalankan ibadah Haji
dengan nyaman dan tenang.

E. Menu Makanan Jamaah Haji

1. Menu Makanan di Mekkah

Petugas Penyenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah mengkontrak 54 dapur katering
untuk melayani jamaah Haji Indonesia selama di Mekkah. Selama menunaikan ibadah Haji,
jamaah asala Indonesia akan mendapatkan tiga kali makan dalam sehari. Terdiri dari sarapan,
makan siang, dan makan malam. Dilansir dari lama kemenag.co.id jamaah Haji Indnesia
nantinya bakal menerima makanan dengan beragam menu bercita rasa khas Nusantara.

Menu Makanan jamaah Haji di Makkah antara lain:

• Sarapan pagi: - nasi uduk dan orek tempe cabe


- Nasi goreng dan teri kacang balado
- Nasi kuning dan telur dadar daun bawang cabe merah
• Makan siang : - ikan patin goreng bumbu rajang dan tumis timun wortel
- Ayam goreng saus mentega dan tumis wortel kacang polong
- Ikan tuna cabe hijau dan terong balado
- Ikan patin bumbu balado dan tumis jamur cabai hijau
• Makan malam : - ikan dillet dori goreng dan terong balado

5
- Ayam goreng saus mentega dan tumis wortel kacang polong
- Ikan tuna cabe hijau dan terong baladoIkan patin bumbu balado dan tumis jamur
cabai hijau

2. Menu Makan di Madinah

Menu makan di Madinah cukup beragam. Dikutip dari kilatcom dari laman resmi kemenag
RI, menu sarapan pagi jamaah cukup beragam. Ada nasi kuning, nasi uduk, nasi goreng, telur
dadar daun bawang cabai merah, orek tempe cabai hijau, teri kacang balado, orak arik telur
cabai merah dan ayam goreng tepung.

Untuk makan siang, disediakan nasi putih dengan berbagai pilihan lauk dan sayur seperti
ikan kaci balado dan tumis sayuran, rendang daging dan tumis jamur cabai merah, ikan
bandeng presto dan terong balado, ayam gulai dan tumis timun wortel, ikan manyung goreng
bumbu rajang dan tumis kembang kol wortel, ayam waku dan tumis jamur cabai merah, ikan
patin goreng bumbu kuning dan tumis timun wortel.

Sedangkan untuk makan malam, juga disediakan nasi putih dengan berbagai pilihan lauk,
tapi berbeda dengan menu siang yakni ayam goreng kecap dan kentang mustofa, telur dadar
cincang dan terong balado, opor ayam dan oseng tempe cabai hijau, semur daging dan kentang
mustofa, telur dadar daging cincang dan tempe orak arik cabai merah, ikan tuna cabai hijau dan
terong teri balado, daging sapi bumbu tongseng dan kembang kol tepung goreng.

3. Paket Makanan

Paket makanan yang diterima jamaah tidak hanya makanan utama saja tapi juga ada buah-
buahan seperti jeruk, pisang, dan apel. Dilansir dari republika.co.id paket konsumsi jamaah
Haji di makkah dan Madinah untuk sarapan pagi berupa nasi dengan volume 150 gram, lauk
65 gram dan air mineral satu botol berukuran 330 mililiter. Untuk makan siang dan makan
malam, nasi 150 gram, lauk 65 gram, sayur 80 gram, buah-buahan satu buah, dan air mineral
satu botol berukuran 600 mililiter.

Dijelaskan juga paket konsumsi jamaah haji di Arafah dan Mina. Untuk makan pagi,
siang dan malam nasi dengan volume 150 gram, lauk 100 gram, sayur 100gram, air mineral
dua botol 600 mililiter, dan buah-buahan satu buah. Untuk makan pagi dilengkapi susu kotak

6
200 mililiter, makan siang dilengkapi puding satu cup 120 gram, dan makan malam dilengkapi
bubur kacang hijau atau bubur ketan hitam satu bungkus 180 gram.

Terdapat beberapa paket snack di muzdhalifah, yaitu bubur instan satu bungkus 180 gram,
roti manis satu buah 75 gram, biskuit malkist satu buah 135 gram, kurma sembilan buah sekitar
100 gram, puding satu cup 120 gram, susu satu kotak 200 mliliter, dan air mineral dua botol
600 mililiter. Selanjutnya, ada paket kelengkapan konsumsi di Armina. Diantaranya kopi
sachet, teh enam sachet, gula 10 sachet, saus sambal dan sambal terasi sachet satu botol 135
mililiter/140 mililiter/5 sachet, gelas (kaca/melamin) satu buah, sendok (stainless steel) satu
buah, dan boks plastik satu boks.

4. Pendistribusian
Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444H/2023 M telah menyiapkan
66 kali makan untuk jemaah haji selama berada di Makkah. Paket konsumsi itu dibagikan tiga
kali sehari sejak awal kedatangan jamaah Haji di Kota kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kasi
Layanan Konsumsi Daker Madinah Suviyanto menegaskan pentingnya memahami aturan
konsumsi makanan. Jamaah harus mengonsumsi makanan dalam batas waktu yang telah
ditentukan. Makanan yang disiapkan aman dikonsumsi dalam waktu dau jam sejak disajikan.
Selain itu, Suvianto juga menekankan pentingnya memahami dajwal pendistribusian
makanan. Untuk makan pagi dimulai pukul 05.00 sampai 08.00 WAS. Makan siang
didistribusikan pukul 12.00-14.00 WAS dan batas layak konsumsi pukul 16.00 WAS.
Sedangkan makan malam didistribusikan mulai pukul 17.00-19.00 WAS dan batas maksimal
layak konsumsi pukul 21.00 WAS.
5. Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam manajemen katering Haji. Evaluasi dilakukan
untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional katering, serta memperbaiki
kekurangan yang ditemukan. Melalui evaluasi yang sistematis, penyedia jasa katering dapat
mengidentifikasi area perbaikan dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada jamaah Haji.

Evaluasi perlu dilakukan setiap selesai kegiatan karena melakukan evaluasi secara berkala
dapat membantu melaksanakan pelaksanaan menjadi efektif dan efisien. Kementerian Agama
(Kemenag) mempersiapkan beberapa menu katering yang akan disajikan untuk jamaah haji
Indonesia pada tahun ini. Selain menjanjikan rasa masakan yang sesuai lidah Indonesia,
Kemenag juga siap menghadirkan menu baru untuk jamaah haji Indonesia 2023.

7
Perubahan dan variasi menu tersebut tidak lepas dari langkah langkah signifikan yang
dilakukan Kemenag bekerjasama dengan lintas kementerian. Kemenag hanya menuangkan di
dalam menu makanan yang dimandatorikan kepada penyedia layanan bahwa menu-menu yang
tertuang itu harus ambil bahan baku dari Indonesia. Jika tidak kalau tidak tahun depan akan
evaluasi. "Jadi kerjasama dilakukan kementerian terkait karena ranah kami hanya memberikan
pelayanan haji. Prosedur ekspor impor tidak di ranah Kemenag. Jadi untuk urusan ekspor impor
kami sounding ke kementerian yang menangani itu.

Seperti pada 2021 lalu Kemenag lakukan MOU dengan Kementerian Perdagangan,
Kemenkop UKM dan Kadin. contoh menu ikan yang akan disajikan pada jamaah haji
Indonesia. Kemenag telah menyusun menu dengan 6 jenis ikan seperti ikan kaci-kaci atau
semacam kakap putih, ikan jahan yang mirip kerapu, ikan tuna, lele, dan bandeng. Selain itu
ada juga bumbu yang juga sudah kita sampaikan ke Kemendag. Karena kalau bumbunya pas,
apapun bahan bakunya itu enak. Itu yang paling penting bagi kami. Rempah rempah dan bahan
baku yang di ganti dengan bahan yang mirip dengan masakan Indonesia agar cita rasa
makanannya tetap khas dengan makanan Indonesia meskipun udah beda negara, Makanya
bumbu itu juga yang di usahakan supaya dari Indonesia.

Karena target kebanyakan jamaah haji untuk bisa menikmati produk-produk yang bahan
bakunya berasal dari Indonesia. Meski, secara umum menunya tidak baru semuanya tapi ada
beberapa modifikasi. Seperti pada ahun lalu tidak ada ikan bandeng presto tahun ini ada.
Kemudian di Armuzna kita tetapkan ada rendang, kari, opor ayam, kemudian mangut lele yang
jadi menu baru. Tahun lalu tidak ada mangut lele, di gunakan makanan yang lebih variatif dan
inovatif untuk jamaah haji pada tahun ini. Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman
Latief memastikan produk makanan Indonesia akan digunakan dalam penyelenggaraan ibadah
haji 1444 H/2023 M.

Pihak PHU memberikan keputusan Tahun ini ingin agar bahan makanan yang digunakan
untuk layanan katering jemaah haji kita adalah produk Indonesia. Kita cantumkan dalam
kontrak kerja sama bahwa 30% dari komponen katering harus berupa produk Indonesia Tahun
ini, layanan katering akan disiapkan sekitar 76 dapur. Sebanyak 53 dapur akan melayani
katering bagi jemaah selama di Makkah, 21 dapur di Madinah, dan dua dapur memberikan
layanan katering untuk jemaah saat di Bandara Saudi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa semua kegiatan makan pada saat manajemen
haji dan umroh sangat di atur dengan baik. Sehingga jamaah bisa mendapatkan fasilitas yang
nyaman dan aman, dari beberapa kekeputusan tersebut pada Tahun ini, kali pertama akan ada
dua petugas haji yang bertugas mengawasi dapur katering, mulai dari proses penyiapan,
distribusi, dan kelayakan. Ini belum ada di tahun sebelumnya dan dilakukan untuk memastikan
layanan katering berjalan dengan baik. Untuk Para penyedia layanan yang terpilih adalah
mereka yang dinilai terbaik dan itu harus dibuktikan dalam memberikan layanan saat
operasional haji tahun ini.
B. Saran

Dari problematika catring haji dan umroh tahun kemarin diperlukan koordinasi lintas
sektoral agar para pengekspor di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan konsumsi jamaah selama
musim haji. Komunikasi yang lancar dan penyederhanaan birokrasi diperlukan agar pengusaha
kita mampu mengirim bahan-bahan terbaik ke Arab Saudi. Dengan demikian penyelenggaraan
haji bisa menuai efek domino bagi roda ekonomi di Tanah Air.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://ihram.republika.co.id/berita/rt1puc366/ini-perincian-paket-konsumsi-untuk-jamaah-
haji-selama-di-arab-saudi

https://www.kilat.com/nasional/8448903678/intip-menu-makanan-jamaah-haji-2023-selama-
arbain-di-madinah-semuanya-cita-rasa-nusantara?page=4

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/24/183000265/apa-menu-makan-jemaah-
haji-indonesia-di-mekkah-?page=all#page2

https://www.blitarterkini.com/news-terkini/8859016761/paket-makanan-jemaah-haji-
cita-rasa-indonesia-harus-dihadirkan-bumbu-dibawa-langsung-dari-indonesia

https://www.kemenag.go.id/pers-rilis/layanan-katering-di-makkah-berhenti-sementara-
pada-7-14-dan-15-zulhijjah-1444-h-EHMLP

https://www.google.com/amp/s/www.liputan6.com/amp/5265587/kemenag-katering-
jemaah-haji-30-persen-bahan-harus-produk-indonesia

https://ihram.republika.co.id/berita/rvrriy366/setiap-hari-satu-dapur-katering-haji-
produksi-4000-boks-makanan

https://www.google.com/amp/s/kalam.sindonews.com/newsread/1112187/786/kalau-
distribusi-katering-jemaah-haji-terlambat-penyedia-terancam-sanksi-1685372717

10

Anda mungkin juga menyukai