Anda di halaman 1dari 19

DIGITAL MEDIA ANALYSIS

03
Modul ke:

Fakultas
ILMU KOMUNIKASI

Program Studi
ILMU KOMUNIKASI
Ruang Lingkup Analisis Media Digital
H. Andri Budiwidodo, S.Si., M.I.Kom
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
1977

WELCOME
Penjelasan Umum Pelaksanaan Perkuliahan
Yang dipelajari selama Semester Genap Pendek
1) Pendahuluan: kontrak perkuliahan, penjelasan umum 9) Tahapan dalam melakukan analisis media digital:
pelaksanaan kuliah, gambaran umum dan pengantar Mengumpulkan data sebagai bahan analisis media
Digital Media Analysis (Konsep Dasar New Media) digital
2) Prinsip dasar media digital dan aplikasi teknologi 10) Tahapan dalam melakukan analisis media digital:
media digital Mengolah data dari sumber data bahan analisis media
3) Ruang lingkup analisis media digital digital
4) Ragam aplikasi analytic tools pada media digital 11) Tahapan dalam melakukan analisis media digital:
5) Tujuan dari ragam aplikasi analytic tools pada media Menganalisis data digital dengan menggunakan aplikasi
digital analytic tools pada media digital
6) Fitur-fitur pada ragam aplikasi analytic tools media 12) Membuat laporan data digital media analisis
digital dan cara menggunakannya 13) Menyajikan laporan data digital media analisis
7) Perbedaan fungsi fitur-fitur pada aplikasi analytic 14) Melakukan evaluasi dari hasil analisis pada laporan data
tools media digital digital media
8) Tahapan dalam melakukan analisis media digital: 15) Mengidentifikasi dan memberikan insight/masukan
Menetapkan tujuan dan sumber data serta aplikasi dari hasil laporan analisis untuk planning program
yang digunakan komunikasi
16) UAS (Ujian Akhir Semester)
Daftar Pustaka

Creeber, Glen and Royston Martin. 2009. Lister, Master., Jon Dovey, Seth Giddings, McLuhan, Marshall. 2016. Understanding
Digital Culture: Understanding New Iain Grant and Kieran Kelly. 2009. New Media, The Extensions of Man.
Media. McGraw Hill – Open University Media: A Critical Introduction, 2nd edition. CreateSpace Independent.
Press Routledge
PERTEMUAN 3
Ruang lingkup analisis media digital
1) Konvergensi Media Digital
2) Karakteristik Khalayak Digital
3) Konten Media Digital
PENDAHULUAN
Jual ginjal buat beli iPhone • Pada tahun 2011, media Tiongkok
memberitakan seorang remaja
berusia 17 tahun menjual ginjal
demi membeli telepon pintar
iPhone dan gawai iPad.
• Ini kejadian nyata, dimana
masyarakat negara Tirai Bambu
berpaham komunis pun tergerus
konsumerisme. Apa
penyebabnya?
• Konvergensi media digital
mengintegrasikan beragam hal ke
dalam satu genggaman gawai.
• Khalayak pun menjadi aktif, tidak
https://www.mirror.co.uk/news/world-news/man-25-who-sold-kidney-13837982 hanya mengakses konten, namun
Man, 25, who sold kidney to buy iPad now bedridden for LIFE after remaining organ juga sebagai pembuat konten.
fails • Eksistensi menjadi isu penting,
https://wolipop.detik.com/tech-gadget/d-5821290/jual-ginjal-demi-beli-ipad--iphone-
semua ingin tampil di media
kondisi-pria-ini-kini-memprihatinkan sosial.
Jual Ginjal Demi Beli iPad & iPhone, Kondisi Pria Ini Kini Memprihatinkan
PENDAHULUAN
Konvergensi, Karakteristik Khalayak, dan Konten Media Digital
• Konvergensi media digital memicu
perilaku baru bagi khalayak dan
konten media digital.
• Bila kita petakan lebih jauh, situasi
tersebut terjadi bukan hanya karena
konvergensi dari sudut pandang
teknologi.
• Seperti disampaikan Pavlik &
McIntosh (2016), konvergensi dapat
dilihat dalam 3 (tiga) aspek:
Teknologi, Ekonomi, dan Budaya
• Apa itu konvergensi? Bagaimana
karateristik khalayak di media digital?
Seperti apa konten media digital?
Konvergensi Media Digital
Apa itu Konvergensi?
• Pavlik & McIntosh (2016) menjelaskan
konvergensi sebagai peleburan dari (1)
teknologi komputasi, (2) telekomunikasi, dan
(3) media, dalam satu ruang lingkup digital;
• Di masa sekarang, konvergensi media digital,
sudah menjadi kehidupan kita sehari-hari.
• Melalui gawai telepon pintar (smartphone),
kita dapat melakukan berbagai hal mulai dari
berkomunikasi, melakukan komputasi
(berhitung, membuat catatan keuangan,
hingga hal-hal yang lebih kompleks), serta
mengakses beragam konten baik dari media
online maupun media sosial.
Konvergensi Media Digital
Tiga Tipe Konvergensi
1) Konvergensi Teknologi. Aspek konvergensi
yang paling jelas terlihat dengan
berkembangnya media digital dan jaringan
komunikasi online.
2) Konvergensi Ekonomi. Terjadinya akuisisi
perusahaan teknologi oleh industri media
konvensional. Contoh di Indonesia adalah
bergabungnya perusahaan internet
“KapanLagi Network” dengan EMTEK group,
pemilik industri media TV Indosiar & SCTV.
3) Konvergensi Kebudayaan. Globalisasi
budaya melalui persebaran konten lintas
dunia. Contoh: remaja putri berbusana
muslim di Indonesia menirukan tarian group
musik asal Korea, “BlackPink” lalu
mengunggahnya di platform TikTok.
Tiga Tipe Konvergensi dan Pengaruhnya
terhadap Media (Pavlik & McIntosh (2016:8)
Konvergensi Media Digital https://www.youtube.com/watch?v=XsX3ATc3FbA

Tiga Tipe Konvergensi


• Boy With Luv, satu single dari group musik asal
Korea Selatan, BTS yang dirilis April 2019. Lagu
bertema percintaan dengan video musik
penampilan pop dance dari personil BTS
(1,441,234,974 views sejak Apr 12, 2019)
• Lagu ini kemudian diparodikan oleh remaja
muslim di Indonesia. BTS (Boy With Luv) Versi
Hijrah (Ngaji Qur’an | Cover Parodi Putih Abu-
Abu) dirilis Januari 2020 di kanal Youtube “Putih
Abu-abu” (4,267,871 views, sejak Jan 12, 2020)
• Dalam lagu parodi tersebut, lirik asli diganti
dengan pesan religi untuk mengaji. Remaja
muslim dan muslimah dalam video itu juga
bergaya pop dance ringan, ala Korea)
• Inilah satu contoh konvergensi budaya.
https://www.youtube.com/watch?v=R46I4zDBL3Q
Karakteristik Khalayak Digital
Producers & “Produsers”
• Kedua kata ini untuk orang Indonesia tampak sama
saja. Hanya berbeda satu huruf “c” dan “s”.
• Namun kata “produsers” dapat mewakili
karakteristik khalayak digital secara umum.
• Dikemukakan oleh Axel Bruns, istilah “produsers”
(dengan “s”) merupakan khalayak media digital
yang tidak hanya mengkonsumsi konten namun
sekaligus dapat memproduksi dan mendistribusikan
konten.
• Ini membedakan dengan khalayak sebelum masa
web 2.0, di mana khalayak bersifat pasif dalam
mengkonsumsi apa yang disajikan oleh “producers”
(dengan “c”), para pembuat konten profesional
yang didistribusikan di media.
Karakteristik Khalayak Digital
Users dan Prosumers
• “Users” merupakan istilah yang
lebih umum untuk
menggambarkan khalayak
digital.
• Sementara “prosumers”
merupakan konsumen
profesional yang bersifat aktif
Karakteristik Khalayak Digital
Dari Pasif ke Aktif
• Khalayak digital bersifat aktif. Ini merupakan
karateristik yang membedakannya dari khalayak media
konvensional;
• Media konvensional seperti koran atau majalah,
sebenarnya memiliki ruang untuk pembacanya
menyampaikan feedback.
• Namun ruangnya sangat terbatas dan komentar dari
khalayak (biasanya masuk ke dalam rubrik “surat
pembaca”) disortir oleh pengelola media sebelum
ditayangkan.
• Kemunculan media sosial memungkinkan khalayak
memberikan tanggapan langsung ke penyelenggara
media baik positif maupun negatif.
• Selain itu, khalayak media digital juga memiliki pilihan
lebih banyak dengan tersedianya beragam konten di
internet baik dari pembuat konten profesional
maupun “user generated content”.
Karakteristik Khalayak Digital
Pengukuran paparan media, “Rating” vs “Views”
• Pada industri televisi, dikenal istilah “rating”. Semakin
tinggi rating sebuah program, berarti semakin banyak
orang terpapar. Bagaimana dengan media digital? Apakah
cukup bisa direpresentasikan dengan “views”?
• Mengukur paparan media di dunia industri pada dasarnya
terkait dengan komersialisasi konten. Semakin banyak
orang terpapar, maka semakin mahal harga konten itu.
• Pada industri TV, semakin tinggi rating sebuah program,
semakin mahal biaya iklan yang tayang di acara tersebut.
• Pada industri media digital, masyarakat awam umumnya
membandingkan “rating” program TV dengan “views”
tayangan digital. Semakin banyak views, maka semakin
mahal iklan yang ditayangkan.
• Lalu, bagaimana jika views tinggi tetapi banyak komentar
negatif? Pengiklan di media digital bisa dengan mudah
menghindari konten seperti ini sehingga tidak ada iklan
sama sekali.
• Di sini kita lihat bahwa pengukuran media digital lebih
kompleks. Ada banyak data yang dapat diukur secara rinci.
Bagaimana mengukur performa media digital.
• Pada media konvensional, karakteristik
Konten Media Digital media membatasi kemampuan penyajian
konten.
Teks, Image, Audio, & Visual • Pada media cetak hanya terbatas
menyajikan teks dan gambar (image).
• Pada media radio, tentunya hanya
terbatas pada audio.
• Sementara pada media TV, walaupun
secara teknis dapat menampilkan semua
jenis konten, namun terbatas kepada
durasi tayangan sehingga jenis konten
audio-visual menjadi bentuk yang paling
tepat.
• Dengan terjadinya konvergensi, media
digital dapat dengan leluasa menyajikan
semua jenis konten mulai dari teks, image,
audio, dan visual melalui beragam
platform yang disesuaikan dengan bentuk
dasar konten tersebut.
Konten Media Digital
User Generated Content vs Professional
Konvergensi media digital memunculkan
2 (dua) tipe produksi konten:
1) Professionally Generated Content,
merupakan konten media yang
diproduksi oleh profesional yang
dibiayai oleh industri baik dari
periklanan, media, maupub rumah
produksi;
2) User Generated Content, merupakan
Konten media yang dapat diproduksi
oleh siapa saja. Tidak semua konten
UGC bersifat amatir. Tidak jarang
para profesional juga mengeluarkan
biaya sendiri untuk memproduksi
konten yang tayang di media online
Konten Media Digital
Netflix vs Youtube

• Platform video online “Netflix”, merupakan satu • Sementara “Youtube” merupakan platform video online yang
contoh wadah yang memuat konten “professionally menyediakan wadah bagi “user generated content”.
generated content”. • Para pembuat konten profesional pun ikut menyertakan
kontennya di platform ini mulai dari industri musik, stasiun TV,
• Layanan ini membeli konten dari rumah produksi hingga produser film layar lebar.
atau produser film. • Khalayak dapat mengakses secara gratis dengan disuguhi konten-
• Khalayak harus membayar secara bulanan untuk konten dari pengiklan.
dapat mengangkses konten-konten di Netflix.
End of slides

2019
H. Andri Budiwidodo, S.Si., M.I.Kom
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai