Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS : ILMU KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI / JENJANG : ILMU KOMUNIKASI / S1

Nomor Dokumen ...........................


Tanggal Efektif

ASESMEN UJIAN AKHIR SEMESTER


F042100001 (2A2412EL) / HUMAN RELATIONS

Tahun Akademik / Semester : 2022-2023 / GANJIL

Hari / Tanggal : Selasa / 3 Januari 2023

Ruang / Waktu : D-403-1 / 19.30 – 21.10

Dosen : Rahmadya Putra Nugraha, S.Sos, M.Si

SKS : 2 sks

Asesmen CPMK (CPL) : CPMK 3, (CPL 3), CPMK 4 (CPL 3 & 4)

Instruksi Peserta Ujian:


 Silahkan anda kerjakan/jawab soal yang diberikan
 Kumpulkan di hari ujian (UAS) pada rentang waktu 19.30 – 21.10
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

1. Terdapat 6 Gaya Komunikasi di dalam organisasi, yaitu: The Equalitarian Style,


Structuring, Dynamic, Relinguishing, Controlling dan Withdrawal. Terkait Human
Relations, berikan pengertian dan penjelasan pada masing-masing Gaya Komunikasi
tersebut.
(Bobot Nilai = 25%). (CPMK: 3)
2. Dalam Human Relations setiap individu membutuhkan interaksi, kerjasama, dan juga
ketergantungan dengan individu lain. Maka, terdapat alasan-alasan individu berada
dalam sebuah kelompok ataupun membentuknya agar tercapai komunikasi yang baik
dan tujuan bersama dapat tercapai. Sebutkan dan Jelaskan alasan-alasan
pembentukan kelompok tersebut.
(Bobot Nilai = 25%). (CPMK: 3 & 4)
3. Di dalam lingkungan organisasi, agar Human Relations terjalin dengan baik, setiap
individu perlu memahami tahapan-tahapan komunikasi agar proses komunikasi antar
sesama ataupun dengan atasan dan bawahan berjalan dengan efektif. Sebutkan dan
Jelaskan tahapan-tahapan tersebut.
(Bobot Nilai = 25%). (CPMK: 3 & 4)
4. Dalam membangun Human Relations di organisasi, setiap individu perlu memiliki sikap,
perilaku, dan kinerja yang baik agar tercipta proyeksi citra diri yang positif. Jelaskan
bagaimana pembentukan citra diri tersebut sehingga dapat mempengaruhi hubungan
antar individu menjadi lebih baik.
(Bobot Nilai = 25%). (CPMK: 4)

1 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAWABAN
NAMA: RIDYAH RAHMAWATI
NIM: 44122110010
REGULER 2

1.
- The Equalitarian Style
yaitu gaya komunikasi dengan aspek penting berupa adanya landasan kesamaan. The equalitarian
style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah.
- The Structuring Style
yaitu gaya komunikasi yang berstruktur dengan memanfaatkan pesan verbal secara tertulis
maupun lisan untuk memantapkan perintah yang harus dilaksanakan. Contoh: Pengirim pesan
lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain
- Dynamic
adalah interaksi dan interdependensi yang melibatkan dari komunikator, pesan, media,
komunikan dan dampak komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi hirarki otoritas dan tanggungjawab.
- Relinquishing (Gaya Pelepasan)
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima pesan, pendapatan ataupun
gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
- Controlling Style (membatasi, mengatur)
Gaya komunikasi ini memiliki sifat mengendalikan. Biasanya, gaya komunikasi ini ditandai
dengan adanya kehendak atau tujuan untuk memaksa, membatasi dan mengatur perlilaku, pikiran
serta tanggapan orang lain. Gaya ini disebut juga dengan komunikasi satu arah yang bersifat
menghalangi interaksi.
- Withdrawal Style
Gaya komunikasi ini menunjukkan tidak adanya keinginan untuk membangun komunikasi
dengan orang lain yang disebabkan oleh adanya beberapa kesulitan yang dihadapi. Akibatnya,
komunikasi melemah. Contohnya, saat seseorang mengatakan "Saya tidak ingin dilibatkan dalam
masalah ini". Kalimat tersebut memiliki makna bahwa ia mencoba untuk lepas tanggung jawab,
namun tetap menunjukkan keinginan untuk menghindari komunikasi dengan orang lain. 

2. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri. Ia
akan bergabung dengan manusia lain untuk membentuk kelompok-kelompok dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup.

3.
1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan. Dalam bidang komunikasi
organisasi atau komunikasi bisnis, jika kita sebagai pengirim pesan memiliki sebuah ide atau
gagasan yang berkaitan dengan organisasi atau bisnis yang kita lakukan dan ingin disampaikan
kepada khalayak, maka proses komunikasi pun dimulai. Begitu pun dengan bidang komunikasi
atau konteks komunikasi lainnya.

2 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
2. Pengirim pesan yang melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam sebuah pesan. Hal
ini terjadi ketika kita sebagai pengirim pesan menempatkan ide atau gagasan ke dalam sebuah
pesan. Sebagai pengirim pesan, kita melakukan encode terhadap ide atau gagasan tersebut atau
mengekspresikannya dalam kata-kata atau gambar. Kita harus mengembangkan keterampilan
dalam melakukan encode ide atau gagasan agar pesan-pesan yang dikemas menjadi lebih efektif.

3. Pengirim pesan memproduksi pesan dalam sebuah media. Pesan yang telah dikemas oleh
pengirm pesan kemudian disajikan kepada khalayak melalui  saluran atau media komunikasi.
Media yang digunakan dalam pengiriman pesan umumnya dapat berbentuk oral, tertulis, visual,
maupun elektronik.

4. Pengirim pesan mengirimkan pesan melalui sebuah saluran komunikasi. Saluran komunikasi


atau media komunikasi yang akan digunakan untuk mengirimkan pesan tentu berkembang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Berbagai teknologi yang ada kini dapat digunakan oleh pengirim
pesan untuk menyampaikan pesannya kepada khalayak. Saluran komunikasi umumnya terkait
dengan sistem yang digunakan untuk mengirim pesan. Saluran komunikasi dapat berupa
percakapan secara tatap muka, internet sebagai media komunikasi, dan lain-lain. 

5. Khalayak menerima pesan. Jika saluran komunikasi berfungsi dengan baik, maka pesan-pesan
akan dapat menjangkau khalayak sasaran. Perlu dipahami pula bahwa sampainya pesan kepada
khalayak tidaklah menjamin khalayak akan memberikan perhatian ataupun memahami isi pesan
secara tepat. Hal ini disebabkan adanya penafsiran yang berbeda yang dilakukan oleh khalayak
serta adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi. 

6. Khalayak melakukan decode terhadap pesan. Setelah pesan diterima oleh khalayak, tahap yang


dilakukan selanjutnya oleh khalayak adalah melakukan decode terhadap pesan.

7. Khalayak memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan. Pengirim pesan dapat


menciptakan ruang atau kesempatan bagi penerima pesan untuk memberikan respon atau
tanggapan dengan cara-cara yang positif. Pemberian respon atau tanggapan oleh khalayak
tergantung pada kemampuan khalayak untuk mengingat pesan dan bertindak, kemampuan
khalayak untuk bertindak, serta motivasi khalayak untuk memberikan respon.

8. Khalayak memberikan umpan balik kepada pengirim pesan. Dalam rangka memberikan


respon atau tidak memberikan respon terhadap pesan, khalayak dapat memberikan umpan balik
yang dapat membantu pengirim pesan melakukan evaluasi usaha komunikasi yang efektif.
Umpan balik dapat diberikan dapat berupa komunikasi verbal (menggunakan kata-kata tertulis
atau ujaran), komunikasi nonverbal (menggunakan gestur, ekspresi wajah atau perlambang
lainnya) ataupun keduanya. Sebagaimana pesan, umpan balik yang disampaikan oleh khalayak
juga memerlukan proses decode karena adanya pemaknaan yang beragam.

4.
- Ibaratkan Anda Sebuah Brand

Sama seperti perusahaan yang membutuhkan branding, diri Anda pun demikian. Jadi, bayangkan
diri Anda adalah sebuah brand. Apa yang Anda ingin orang lain pikirkan saat mendengar atau

3 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
mengingat nama Anda? Jika Anda sudah mengetahuinya, bagus. Selanjutnya tinggal menuju
langkah strategi untuk menyampaikannya pada orang lain.

- Cari ‘Tagline’ Diri

Tagline diri sebenarnya lebih mengarah kepada prinsip hidup. Setiap orang sebaiknya memiliki
prinsip hidup untuk menimbulkan keyakinan pada setiap jalan kehidupannya. Mungkin prinsip
hidup Anda “I am not a woman that needs a man. I’m a woman a man needs”. Dengan
mengingat ‘tagline’ tersebut setiap harinya, dengan sendirinya Anda bisa menunjukkan pribadi
yang mandiri, well organized, namun tetap menunjukkan sisi kelembutan.

- Manfaatkan Media Sosial

Menurut Shama Hyder, penulis buku Zen of Social Media Marketing, media sosial sangat
berpengaruh pada pembangunan citra diri. Sama seperti brand yang memanfaatkan media sosial
untuk meningkatkan awareness, sebaliknya jangan pula menjadikan media sosial sebagai lahan
‘curhat’. Sebuah perusahaan tak mungkin menuliskan keluhan dan kerugiannya di media
sosialnya, Anda pun tak perlu melakukan itu—kecuali Anda ingin dikenal sebagai orang yang
selalu sendu atau pemarah.

- Saring Informasi Yang Dibagikan

Setiap individu tetap membutuhkan privasi. Untuk membentuk sebuah citra diri, Anda perlu
menyaring segala informasi yang akan dibagikan kepada orang lain. Tak semua orang bisa
memahami dengan baik niat Anda. Tak menutup kemungkinan orang mengambil kesimpulan
sendiri dan menyebarkan hal yang salah kepada orang lain tanpa mengonfirmasinya pada Anda. 

- Lakukan, Bukan Bicarakan

Talk less, do more, Glitzy. Percayalah, membicarakan kelebihan Anda tanpa membuktikannya
hanya akan menimbulkan gosip dari orang sekeliling. Cara mudah menangkis komentar negatif
adalah membuktikannya melalui aksi dan tindakan—bukan kata-kata.

- Konsisten Melakukannya

Citra diri baik yang Anda bangun akan bertahan selamanya jika konsisten dilakukan dan
menjadikannya sebuah kebiasaan. Anda harus bisa konsisten dengan prinsip, tujuan, dan
menikmati proses agar personal brand Anda kuat. Inilah pula yang membedakannya dengan
istilah pencitraan diri tadi. 

- Kenali Diri Sendiri

4 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
Tak perlu menjadi orang lain ketika ingin menciptakan diri yang baik dan positif. Tanya diri
Anda sendiri—sosok seperti apakah yang ingin Anda bangun dari diri sendiri. Kenali pula
kelebihan dan kelemahan kita. Akan lebih bijak jika Anda mengeksploitasi kelebihan diri untuk
kepentingan orang banyak. Biarkan kehebatan Anda tetap bisa dirasakan manfaat baiknya oleh
banyak orang. Jangan membangun citra tanpa kapabilitas diri, karena Anda tak akan pernah bisa
mencapainya.

- Jangan Berbohong

Bukan hanya menjadi orang lain, menjalankan sesuatu dengan tidak jujur akan berujung pada
kebuntuan. Orang lain pun akan dengan mudah ‘mencium’ bau busuk yang Anda coba tutupi.
Dengan terbiasa jujur, orang lain akan percaya dengan sendirinya pada citra diri yang Anda
sedang atau sudah bangun.  

5 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Anda mungkin juga menyukai