SKS : 2 sks
1 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAWABAN
NAMA: RIDYAH RAHMAWATI
NIM: 44122110010
REGULER 2
1.
- The Equalitarian Style
yaitu gaya komunikasi dengan aspek penting berupa adanya landasan kesamaan. The equalitarian
style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah.
- The Structuring Style
yaitu gaya komunikasi yang berstruktur dengan memanfaatkan pesan verbal secara tertulis
maupun lisan untuk memantapkan perintah yang harus dilaksanakan. Contoh: Pengirim pesan
lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain
- Dynamic
adalah interaksi dan interdependensi yang melibatkan dari komunikator, pesan, media,
komunikan dan dampak komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi hirarki otoritas dan tanggungjawab.
- Relinquishing (Gaya Pelepasan)
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima pesan, pendapatan ataupun
gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
- Controlling Style (membatasi, mengatur)
Gaya komunikasi ini memiliki sifat mengendalikan. Biasanya, gaya komunikasi ini ditandai
dengan adanya kehendak atau tujuan untuk memaksa, membatasi dan mengatur perlilaku, pikiran
serta tanggapan orang lain. Gaya ini disebut juga dengan komunikasi satu arah yang bersifat
menghalangi interaksi.
- Withdrawal Style
Gaya komunikasi ini menunjukkan tidak adanya keinginan untuk membangun komunikasi
dengan orang lain yang disebabkan oleh adanya beberapa kesulitan yang dihadapi. Akibatnya,
komunikasi melemah. Contohnya, saat seseorang mengatakan "Saya tidak ingin dilibatkan dalam
masalah ini". Kalimat tersebut memiliki makna bahwa ia mencoba untuk lepas tanggung jawab,
namun tetap menunjukkan keinginan untuk menghindari komunikasi dengan orang lain.
2. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri. Ia
akan bergabung dengan manusia lain untuk membentuk kelompok-kelompok dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan tujuan hidup.
3.
1. Pengirim pesan memiliki sebuah ide atau gagasan. Dalam bidang komunikasi
organisasi atau komunikasi bisnis, jika kita sebagai pengirim pesan memiliki sebuah ide atau
gagasan yang berkaitan dengan organisasi atau bisnis yang kita lakukan dan ingin disampaikan
kepada khalayak, maka proses komunikasi pun dimulai. Begitu pun dengan bidang komunikasi
atau konteks komunikasi lainnya.
2 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
2. Pengirim pesan yang melakukan encode terhadap ide atau gagasan dalam sebuah pesan. Hal
ini terjadi ketika kita sebagai pengirim pesan menempatkan ide atau gagasan ke dalam sebuah
pesan. Sebagai pengirim pesan, kita melakukan encode terhadap ide atau gagasan tersebut atau
mengekspresikannya dalam kata-kata atau gambar. Kita harus mengembangkan keterampilan
dalam melakukan encode ide atau gagasan agar pesan-pesan yang dikemas menjadi lebih efektif.
3. Pengirim pesan memproduksi pesan dalam sebuah media. Pesan yang telah dikemas oleh
pengirm pesan kemudian disajikan kepada khalayak melalui saluran atau media komunikasi.
Media yang digunakan dalam pengiriman pesan umumnya dapat berbentuk oral, tertulis, visual,
maupun elektronik.
5. Khalayak menerima pesan. Jika saluran komunikasi berfungsi dengan baik, maka pesan-pesan
akan dapat menjangkau khalayak sasaran. Perlu dipahami pula bahwa sampainya pesan kepada
khalayak tidaklah menjamin khalayak akan memberikan perhatian ataupun memahami isi pesan
secara tepat. Hal ini disebabkan adanya penafsiran yang berbeda yang dilakukan oleh khalayak
serta adanya hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi selama proses komunikasi.
4.
- Ibaratkan Anda Sebuah Brand
Sama seperti perusahaan yang membutuhkan branding, diri Anda pun demikian. Jadi, bayangkan
diri Anda adalah sebuah brand. Apa yang Anda ingin orang lain pikirkan saat mendengar atau
3 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
mengingat nama Anda? Jika Anda sudah mengetahuinya, bagus. Selanjutnya tinggal menuju
langkah strategi untuk menyampaikannya pada orang lain.
Tagline diri sebenarnya lebih mengarah kepada prinsip hidup. Setiap orang sebaiknya memiliki
prinsip hidup untuk menimbulkan keyakinan pada setiap jalan kehidupannya. Mungkin prinsip
hidup Anda “I am not a woman that needs a man. I’m a woman a man needs”. Dengan
mengingat ‘tagline’ tersebut setiap harinya, dengan sendirinya Anda bisa menunjukkan pribadi
yang mandiri, well organized, namun tetap menunjukkan sisi kelembutan.
Menurut Shama Hyder, penulis buku Zen of Social Media Marketing, media sosial sangat
berpengaruh pada pembangunan citra diri. Sama seperti brand yang memanfaatkan media sosial
untuk meningkatkan awareness, sebaliknya jangan pula menjadikan media sosial sebagai lahan
‘curhat’. Sebuah perusahaan tak mungkin menuliskan keluhan dan kerugiannya di media
sosialnya, Anda pun tak perlu melakukan itu—kecuali Anda ingin dikenal sebagai orang yang
selalu sendu atau pemarah.
Setiap individu tetap membutuhkan privasi. Untuk membentuk sebuah citra diri, Anda perlu
menyaring segala informasi yang akan dibagikan kepada orang lain. Tak semua orang bisa
memahami dengan baik niat Anda. Tak menutup kemungkinan orang mengambil kesimpulan
sendiri dan menyebarkan hal yang salah kepada orang lain tanpa mengonfirmasinya pada Anda.
Talk less, do more, Glitzy. Percayalah, membicarakan kelebihan Anda tanpa membuktikannya
hanya akan menimbulkan gosip dari orang sekeliling. Cara mudah menangkis komentar negatif
adalah membuktikannya melalui aksi dan tindakan—bukan kata-kata.
- Konsisten Melakukannya
Citra diri baik yang Anda bangun akan bertahan selamanya jika konsisten dilakukan dan
menjadikannya sebuah kebiasaan. Anda harus bisa konsisten dengan prinsip, tujuan, dan
menikmati proses agar personal brand Anda kuat. Inilah pula yang membedakannya dengan
istilah pencitraan diri tadi.
4 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
Tak perlu menjadi orang lain ketika ingin menciptakan diri yang baik dan positif. Tanya diri
Anda sendiri—sosok seperti apakah yang ingin Anda bangun dari diri sendiri. Kenali pula
kelebihan dan kelemahan kita. Akan lebih bijak jika Anda mengeksploitasi kelebihan diri untuk
kepentingan orang banyak. Biarkan kehebatan Anda tetap bisa dirasakan manfaat baiknya oleh
banyak orang. Jangan membangun citra tanpa kapabilitas diri, karena Anda tak akan pernah bisa
mencapainya.
- Jangan Berbohong
Bukan hanya menjadi orang lain, menjalankan sesuatu dengan tidak jujur akan berujung pada
kebuntuan. Orang lain pun akan dengan mudah ‘mencium’ bau busuk yang Anda coba tutupi.
Dengan terbiasa jujur, orang lain akan percaya dengan sendirinya pada citra diri yang Anda
sedang atau sudah bangun.
5 SOAL INI BERSIFAT RAHASIA “HARUS DIKEMBALIKAN” | MILIK UNIVERSITAS MERCU BUANA