C. MATERI
PARADIGMA PMII
ASWAJA SEBAGAI MANHAJUL FIKR
ISLAM SEBAGAI TEOLOGI PEMBEBASAN
ANALISA SOSIAL (ANSOS)
STRATEGI GERAKAN (STRATAG)
MANAGEMEN AKSI
E. PESERTA
Mahasiswa STIT Al-muslihun
Mahasiswa se-Blitar Raya
Mahasiswa Sekarisidenan
F. PENUTUP
Demikian TOR ini dibuat, semoga dapat menjadi bahan pertimbang dan motifasi kita semua,
sehingga terjalin kerjasama yang memberi manfaan demi terlaksananya kegiatan ini. Kami atas
nama segenap panitia PKD menyapaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika
ditemukan banyak kesalahan dan kekhilafan. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan
kemudahan dan kelancaran atas segala usaha dan aktifitas yang kita lakukan,dan semoga amal
kebaikan dari semua pihak dalam kegiatan ini mendapatkan kemulyaan disisi Allah amin.
Blitar 03 April 2012
PANITIA PKD
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT “BONGKAR” STIT AL-MUSLIHUUN
M. SHOLIHUL MUHTADIN
Ketua panitia
M. RHOMDHONI
Sekretaris
Mengetahui
Pengurus komisariat” BONGKAR” Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STIT Al-Muslihuun
Tlogo Blitar
SYAYID FAIZIN
Ketua Komisariat
ULASAN MATERI
I. PARADIGMA PMII
A. Tujuan
Peserta mampu memahami arti penting paradigma sebagai acuan gerakan dalam medan juang,
peserta nantinya diharapakan memiliki acuan gerakan dalam memperjuangkan nilai-nilai yang
diperjuangkan di dalam PMII.
B. Pokok Bahasan
1. Urgensi paradigma dalam organisasi gerakan.
2. Refleksi paradigma arus balik masyarakat pinggiran.
3. Paradigma Kritis Transormatif sebagai acuan gerakan
C. Ringkasan
Paradigma merupakan sesuatu yang vital bagi pergerakan organisasi, karena paradigma
merupakan titik pijak dalam membangun dalam membangun konstruksi pemikiran dan cara
memandang persoalan yang termanifestasikan dalam sikap dan perilaku organisasi.
Paradigma Arus Balik Masyarakat Pinggiran muncul pada saat periode sahabat Muhaimin
Iskandar pada zaman orde baru merupakan arena subur bagi sikap perlawanan PMII terhadap
negara.
Pada periode sahabat Syaiful Bahri diperkenalkan Paradigma Kritis Transformatif tidak jauh
beda dengan paradigma sebelumnya, titik bedanya terletak pada pendalaman teoritik. Sementara
di lapangan terkonsentrasi pada aktifitas jalanan dan wacana kritis. Semangat perlawanan oposisi
baik dengan negara maupun dengan kapitalisme global.
A. TUJUAN
Umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode
dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam
kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga
rakyat langsung mengambil jalan pintas dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka
pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan
harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan,
seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
B. POKOK PEMBAHASAN
1. Membahas hal-hal yang hsrus disiapkan sebelum aksi (pra aksi) ini penting untuk dilakukan
agar supaya segala sesuatunya terprogram secara sistematis.
2. Membahas hal-hal yang harus dilakukan saat aksi, karena segala sesuatunya dapat berubah
ketika sudah dilapangan, oleh karena itu hal-hal tersebut dalam tahap yang kedua ini akan akan
dibahas.
3. Membahas segala sesuatu tentang pasca aksi, hal ini termasuk bisa dikatakan sebagai
evaluasi dari keseluruhan aksi pada saat itu
C. RINGKASAN
Manajemen aksi: Pengertian Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap,
penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa tertentu dan
dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan
mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat
keputusan untuk melakukan sesuatu.