Standar Operasional Prosedur Boiler
Standar Operasional Prosedur Boiler
PROSEDUR MENYALAKAN BOILER THERMAL OIL HEATER ( TOH ) DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR
ATAU MR
1. Sebelum burner dinyalakan, ruang bakar harus benar-benar bersih untuk menghindari ledakan dari bahan bakar yang
terkumpul dalam ruang, Proses pembersihan harus diulang setiap kali pembakaran dimulai.
2. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu Oli dari kondisi dingin menuju suhu operasi yang diperlukan harus
mengikuti rekomendasi pembuat thermal.
DATA OPERASIONAL
Data berikut ini harus dibaca dan selalu dipantau :
1. Temperature inlet dan outlet TOH.
2. Tekanan Oli.
3. Flow rate Oli.
4. Level Oli pada expansion tank.
5. Temperature gas buang.
Catatan penting:
1. Ketika thermal oil dimatikan karena kondisi abnormal ataupun karena sengaja dimatikan, maka pompa sirkulasi harus
tetap dijalankan sekitar 15 menit atau lebih lama lagi sesuai dengan yang di anjurkan oleh pembuat thermaloil heater.
Semua kondisi kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum thermal oil hendak dinyalakan.
2. Sebelum dilakukan perbaikan pada bagian/parts yang bertekanan, maka hal itu harus dilakukan di bawah pengawasan
inspector boiler atau pabrik.
3. Pipa coil di thermal oil tidak boleh dikosongkang selama kondisi unit mesin thermal oil masih dalam keadaan panas,
karena kemungkinan terjadinya kebakaran akan cenderung terjadi. Setiap kegiatan hot work seperti pengelasan ketika
perbaikan akan menyebabkan situasi berbahaya seperti terjadinya.
4. Ketika suhu oli panas telah diturunkan, bagian dari mesin dapat diisolasi dan dikosongkan sampai kering kemudian
dibilas untuk mencegah pembentukan campuran yang dapat meledak. gas inert juga dapat dimasukkan ke bagian yang
diperbaiki selama proses hotwork.
“BERSIHKAN RUANG BAKAR SEBELUM BURNER DINYALAKAN, DAN BERKURANGNYA OLI BISA
DILIHAT DARI LEVEL GLASS EXPANSION TANK”
9. Thermal oil heater harus dioprasikan sesuai prosedur untuk menghindari kerusakan pada thermal oil heater dan
keselamatan oprator.
PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap tangki penyimpanan bahan bakar cair meliputi:
1. Membuang cairan lain yang terkumpul di luar tangki atau pipa yang penampungan bahan bakar.
2. Menghindari dari kemungkinan terjadinya percampuran uadara dan bahan bakar yang dapat menyebabkan ledakan.
3. Sebuah kotak berisi pasir harus tersedia di beberapa tempat, dan juga ventilasi udara harus tetap diperhatikan terutama
di unit yang menggunakan bahan bakar gas. Ketika terjadi kebocoran, maka pasokan bahan bakar harus dihentikan
segera untuk menghindari kemungkinan buruk.
4. Limbah oli yang terbuang dapat terbakar jika ada pemicu sumber panas lain, seperti api atau percikan. Ini dinamakan
dengan pengapian spontan. Oleh karena itu limbah minyak harus ditampung didalam drum berbahan logam dan dengan
diisi air untuk mencegah pengapian spontan tersebut. Limbah harus dibuang sesegera mungkin.
5. Pada umumnya, cara pencegahan yang terbaik terhadap potensi kebakaran adalah dengan sikap peduli kebersihan,
membuang sampah/limbah yang berpotensi terjadi kebakaran dan pengetahuan tentang potensi bahaya. Ledakan ketika
mengoprasikan thermal oil atau boiler kebanyakan disebabkan karena kurangnya kepedulian dan tidak adanya
pengetahuan tentang potensi bahaya.
PEMADAMAN KEBAKARAN
Jika terjadi kebakaran di ruang boiler, yang harus dilakukan oleh operator boiler/thermal oil adalah:
1. Menyalakan sirene peringatan kebakaran
2. Hubungi bagian layanan dinas pemadam kebakaran.
3. Membatasi pasokan udara keruang boiler/thermal oil dengan menutup ventilasi udara dan
4. Memutuskan suplai bahan bakar ke burner.