Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm.

23-34

PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED


READING AND COMPOSITION) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA KELAS IV
Liani Niliawati, Ruswandi Hermawan1, Arie Rakhmat Riyadi2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: lianin26@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil kemampuan membaca pemahaman


siswa kelas IV yang masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar
kemampuan membaca siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah metode CIRC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penerapan metode CIRC dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa serta mendeksripsikan peningkatannya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart, yang
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata hasil tes serta
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM pada setiap siklus. Nilai rata-rata pada
siklus I adalah 70,21 dengan ketuntasan 56,67% dan nilai rata-rata pada siklus II
adalah 81,88 dengan ketuntasan 90%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa.

Kata kunci: metode circ, kemampuan membaca pemahaman

Abstract: The research background is the students’ reading comprehension ability in


fourth grade which is still low. Based on observations, students have difficulty in
understand the reading. The evidence was the learning achievement of students’
reading comprehension ability is still under predetermined criteria (KKM). One of the
learning methods applied to solve the problem is the CIRC method. The purpose of
this study is to describe the application of CIRC method in improving students’
reading comprehension ability and describe the improvement. This type of research is
Classroom Action Research using the Kemmis and McTaggart model, consisting of
four stages: planning, action, observation, and reflection. The results showed an
increase of average score of test and increase in the number of students who achieve
the determined criteria (KKM) at each cycle. The average value of the first cycle is
70.21 and 56.67% KKM achievement and the average value of second cycle is 81.88
and 90% KKM achievement. Based on these results, it can be conclude that the
implementation of CIRC method can improve the students reading comprehension
ability.

Keywords: CIRC, reading comprehension ability

1
rh@upi.edu
1
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and…

2
arie.riyadi@upi.edu

2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm. 23-34

Membaca merupakan kegiatan Bedasarkan data hasil observasi dan


menyerap berbagai informasi dan wawacara yang dilakukan, siswa masih
pengetahuan serta wawasan baru yang kesulitan dalam memahami bacaan.
dapat meningkatkan kecerdasan Salah satu cara yang dapat
seseorang sehingga mampu menjawab digunakan untuk meningkatkan
tantangan hidup pada masa mendatang. kemampuan pemahaman membaca siswa
Setiap aspek kehidupan melibatkan adalah dengan menggunakan metode
kegiatan membaca. Begitupun dengan CIRC (Cooperative Integrated Reading
siswa di Sekolah Dasar, mereka perlu and Composition). CIRC bertujuan untuk
membaca untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan siswa dalam
kecerdasannya. Hal ini sejalan dengan memahami isi bacaan sekaligus membina
Burns, dkk. 1996 (dalam Rahim, 2008, kemampuan menulis reproduksi atas
hlm. 1) mengemukakan bahwa: bahan bacaan yang dibacanya. Dalam
kemampuan membaca merupakan Abidin, Y (2016, hlm. 92). Metode
sesuatu yang vital dalam suatu pembelajaran ini dapat membantu siswa
masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak secara integratif, yakni siswa dapat
yang tidak memahami pentingnya belajar memahami bacaan sekaligus dapat
membaca tidak akan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis
belajar. Belajar membaca merupakan dalam pelaksanaan pembelajarannya.
usaha yang terus-menerus, dan anak-anak Penelitian ini juga memiliki
yang melihat tingginya nilai (value) tujuan untuk (1) mendeskripskan
membaca dalam kegiatan pribadinya penerapan metode CIRC dalam
akan lebih giat belajar dibandingkan meningkatkan kemampuan membaca
dengan anak-anak yang tidak pemahaman siswa dan (2)
menemukan keuntungan dari kegiatan mendeskripsikan peningkatan
membaca. kemampuan membaca pemahaman
Kurikulum SD 1994 menekankan melalui metode CIRC.
bahwa tujuan pembelajaran membaca di Pembelajaran kooperatif
Sekolah Dasar dibagi ke dalam dua merupakan pembelajaran berkelompok
golongan, yakni pertama agar siswa yang dilakukan siswa dalam proses
menguasai teknik membaca, dan kedua pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
agar siswa dapat memahami isi bacaan. pendapat Slavin (2005, hlm. 4&8)
tujuan pertama dicapai melalui menjelaskan bahwa: pembelajaran
pembelajaran membaca permulaan, dan kooperatif merujuk pada berbagai macam
tujuan yang kedua dicapai melalui metode pengajaran di mana siswa para
pembelajaran membaca pemahaman. siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
Pembelajaran membaca pemahaman kecil untuk saling membantu satu sama
bertujuan agar siswa mampu mengambil lainnya dalam mempelajarai materi
manfaat pesan yang disampaikan penulis pelajaran. Dalam pembelajaran
melalui tulisan. Lebih rinci, pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk
membaca pemahaman bertujuan, agar bersama dalam kelompok yang
siswa mampu memahami isi, menyerap beranggotakan empat orang untuk
pikiran, dan perasaan orang lain melalui menguasai materi yang disampaikan oleh
tulisan. Menurut Depdikbud, 1995a7 guru.
(dalam Somadayo, 2011, hlm. 4). Tom V. Savage, 1987: 217 (dalam
Namun pada kenyataanya, Rusman, hlm. 203) mengemukakan
kemampuan siswa dalam membaca bahwa cooperative learning adalah suatu
pemahaman di kelas IV (kelas tinggi) pendekatan yang menekankan kerja sama
saat ini belum sesuai dengan harapan. dalam kelompok.

3
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and…

Metode pembelajaran CIRC dalam hati setengah cerita kemudian


merupakan salah satu bagian dari secara bergantian membaca bersama
pembelajaran kooperatif. CIRC adalah pasangaannya dengan nyaring (5) siswa
singkatan dari Cooperative Integrated yang berperan sebagai pendengar
Reading and Composition. Robert E. mengikuti dan membetulkan setiap
Slavin (2005, hlm. 16) menjelaskan kesalahan yang dibuat oleh pembaca (6)
bahwa CIRC merupakan program siswa menuliskan prediksi akhir cerita (7)
komprehensif untuk mengajarkan siswa membaca keseluruhan cerita dan
membaca dan menulis pada siswa menuliskan dan membacakan kata-kata
sekolah dasar kelas tinggi. sulit tersebut secara nyaring (8) siswa
CIRC (Cooperative Integrated mencari makna kata-kata sulit dengan
Reading and Composition) dalam melihat kamus atau sumber lain, tahap
penelitian ini adalah metode pascabaca (9) siswa membuat peta
pembelajaran terpadu antara kemampuan perjalanan tokoh (10) siswa
membaca dan menulis yang melibatkan mengumpulkan teks cerita yang telah
siswa secara aktif (fisik maupun mental) dibacanya (11) siswa menceritakan
dalam proses pembelajaran untuk kembali teks yang telah dibacanya
membantu siswa memahami isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri
yang dilakukan secara individu maupun berdasarkan peta perjalanan tokoh yang
kelompok. dibuatnya (12) siswa menukarkan hasil
Metode CIRC pada dasarnya kerja kepada temannya sehingga satu
bertujuan untuk meningkatkan sama lain memeriksa kelengkapan
kemampuan siswa dalam memahami isi pekerjaannya (13) siswa diberikan tes
bacaan sekaligus membina kemampuan tentang membaca pemahaman.
menulis reproduksi atas bahan bacaan Kelebihan metode CIRC menurut
yang dibacanya. Metode CIRC dapat Saifulloh, 2003 (dalam Miftahul Huda,
membantu guru memadukan kegiatan 2014, hlm. 221) adalah sebagai berikut.
membaca dan menulis sebagai kegiatan (1) Pengalaman dan kegiatan belajar
integratif dalam pelaksanaan siswa akan selalu relevan dengan tingkat
pembelajaran membaca. Hal ini sejalan perkembangan anak; (2) Kegiatan yang
dengan Slavin (2005, hlm. 203) yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari
menjelaskan bahwa tujuan utama dari minat dan kebutuhan siswa; (3) Seluruh
CIRC adalah menggunakan tim-tim kegiatan belajar lebih bermakna bagi
kooperatif untuk membantu para siswa siswa sehingga hasil belajar siswa akan
mempelajari kemampuan memahami dapat bertahan lebih lama; (4)
bacaan yang dapat diaplikasikan secara Pembelajaran terpadu dapat
luas. CIRC memiliki tiga unsur penting. menumbuhkembangkan keterampilan
Hal ini disampaikan Slavin, 2005 (dalam berpikir siswa; (5) Pembelajaran terpadu
Abidin, 2016, hlm. 98) yang menjelaskan menyajikan kegiatan yang bersifat
tiga unsur utama dalam CIRC, yakni pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan
kelompok pembaca, kelompok membaca, permasalahan yang sering ditemui dalam
dan aktivitas menceritakan kembali. lingkungan siswa; (6) Pembelajaran
Adapun langkah yang diterapkan terpadu dapat menumbuhkembangkan
dalam penelitian ini yakni tahap prabaca interaksi sosial siswa, seperti kerjasama,
(1) membagi kelompok berpasangan toleransi, komunikasi, dan respek
secara heterogen (2) guru terhadap gagasan orang lain; (7)
memperkenalkan cerita yang akan anak Membangkitkan motivasi belajar serta
baca (3) memberikan paket cerita dan memperluas wawasan dan aspirasi guru
LKS, tahap membaca (4) siswa membaca dalam mengajar. Selain kelebihan, CIRC

4
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and...

juga memiliki kekurangan dalam teks. Tujuan tersebut antara lain, (1)
pelaksanaannya (Widyasari, 2012, hlm. Membaca untuk memeroleh rincian-
2). Adapun kekurangan model rincian dan fakta-fakta; (2) Membaca
pembelajaran CIRC ini diantaranya untuk mendapatkan ide pokok; (3)
membutuhkan waktu yang tidak sedikit Membaca untuk mendapatkan organisasi
dalam pelaksanaannya. Waktu tersebut teks; (4) Membaca untuk mendapatkan
digunakan pada saat diskusi. Selain itu, kesimpulan; (5) Membaca untuk
sulitnya mengatur kelas untuk kondusif mendapatkan klasifikasi, dan (6)
sehingga suasana kelas cenderung ramai. Membaca untuk membuat perbandingan
Oleh karena itu, cara yang dilakukan atau pertentangan.
untuk mengatasi kelemahan tersebut, Menurut Abidin, 2016, hlm. 18,
yakni guru harus pandai dalam mengatur proses pembelajaran membaca secara
waktu, seperti memberikan batasan waktu garis besar harus terdiri atas tiga tahapan
ketika proses diskusi berlangsung dan yakni tahapan prabaca, tahapan
guru harus menguasai kondisi kelas agar membaca, dan tahapan pascabaca.
pelaksanaan pembelajaran menggunakan Adapun prinsip-prinsip membaca
model ini dapat berjalan dengan baik. pemahaman Menurut McLaughlin &
Membaca pemahaman merupakan Allen, 2002 (dalam Farida, 200, hlm. 3),
istilah yang digunakan untuk kegiatan prinsip-prinsip membaca yang di
membaca yang bertujuan untuk dasarkan pada penelitian yang paling
memperoleh informasi yang terkandung memengaruhi pemahaman membaca
dalam teks bacaan. Menurut Tarigan ialah seperti yang dikemukakan berikut
(2008: 58) menyatakan bahwa membaca (1) Pemahaman merupakan proses
pemahaman (atau reading for konstruksi sosial; (2) Keseimbangan
understanding) yang dimaksud di sini kemahiraksaraan adalah kerangka kerja
adalah jenis membaca yang bertujuan kurikulum yang membantu
untuk memahami standar-standar atau perkembangan pemahaman; (3) Guru
norma-norma kesastraan (literacy membaca yang profesional (unggul)
standards), resensi kritis (critical memengaruhi belajar siswa; (4) Pembaca
review), drama tulis (printed drama), dan yang baik memegang peranan yang
pola-pola fiksi (patterns of fiction). metodes dan berperan aktif dalam proses
Menurut Yunus Abidin (2012, hlm. membaca; (5) Membaca hendaknya
60) menyatakan bahwa membaca terjadi dalam konteks yang bermakna; (6)
pemahaman dapat pula diartikan sebagai Siswa menemukan manfaat membaca
proses sungguh-sungguh yang dilakukan yang berasal dari berbagai teks pada
pembaca untuk memperoleh informasi, berbagai tingkatan kelas; (7)
pesan, dan makna yang terkandung dalam Perkembangan kosakata dan
sebuah bacaan. pembelajaran memengaruhi pemahaman
Berdasarkan beberapa pendapat membaca; (8) Pengikutsertaan adalah
yang dikemukakan ahli, dalam penelitian suatu faktor kunci pada proses
ini kemampuan membaca pemahaman pemahaman; (9) Metode dan
adalah kemampuan siswa dalam proses keterampilan membaca bisa diajarkan;
memperoleh informasi dari teks bacaan (10) Asesmen yang dinamis
yang dapat digunakan dalam kehidupan menginformasikan pembelajaran
sehari-hari. membaca pemahaman. Brown, 1984: 54
Anderson 1972: 117 (dalam (dalam Somadayo, 2011, hlm. 16)
Somadayo, 2011, hlm. 12) menyatakan menyatakan bahwa prinsip utama
bahwa membaca pemahaman memiliki pembaca yang baik ialah pembaca yang
tujuan untuk memahami isi bacaan dalam

26
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm. 23-34

berpartisipasi aktif dalam proses membandingkan hasil tes dan hasil


membaca. observasi siklus I dan siklus II.
Jenis-jenis membaca pemahaman Adapun rumus untuk menghitung
adalah pemahaman literal, pemahaman persentase keterlaksanaan aktivitas guru
interpretasi, pemahaman kritis, dan dan siswa dengan menggunakan langkah
pemahaman kreatif. metode CIRC adalah sebagai berikut.
Indikator membaca pemahaman 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
dalam penelitian ini adalah membuat ∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛
= 𝑋 100%
prediksi akhir cerita, menuliskan kata- ∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛
kata sulit dan maknanya, menjawab Sumber: Sanjaya (2010, hlm. 42)
pertanyaan tentang isi bacaan, serta Untuk menghitung nilai skor yang
menceritakan kembali bacaan dengan diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas
menggunakan bahasa sendiri. Adapun dilakukan dengan menggunakan rumus
cara mengungkap data dari indikator- sebagai berikut.
indikator kemampuan membaca 𝑹
𝑺= 𝑿 𝟏𝟎𝟎
pemahaman tersebut adalah melalui tes. �
Keterangan: �
METODE S = Nilai yang diharapkan
Metode penelitian yang R = Jumlah skor dari item
digunakan dalam penelitian ini adalah N = Skor maksimum tes tersebut
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain Sumber: Sa’adah dalam Sanjaya (2010,
penelitian yang dilakukan pada penelitian hlm. 41)
ini menggunakan model PTK menurut
Kemmis dan McTaggart (dalam Hopkins, Hasil perhitungan nilai kemudian
2011, 92). yang terdiri dari empat disesuaikan dengan kriteria ketuntasan
komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, belajar siswa yang dikelompokkan ke
pengamatan dan refleksi. Keempat dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak
komponen yang berupa untaian tersebut tuntas. Siswa dikatakan tuntas apabila
dipandang sebagai satu siklus. Pelaksaan telah mencapai KKM 75 dan siswa
siklus dalam penelitian ini sebanyak dua dikatakan belum tuntas apabila nilai yang
kali. diperoleh belum mencapai KKM.
Partisipan penelitian ini yaitu siswa Menurut Trianto (2013, hlm. 241), suatu
kelas IVA semester II tahun ajaran kelas dikatakan tuntas belajarnya jika
2016/2017 pada salah satu Sekolah Dasar dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85%
di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. siswa telah tuntas belajarnya. Dalam
Intstrumen yang digunakan untuk menghitung persentase rata-rata
mengungkap data adalah tes, observasi, ketuntasan belajar siswa digunakan
catatan lapangan dan wawancara. rumus sebagai berikut.
Teknik analisis data yang ∑𝑵
𝑷𝑻𝑩 = 𝑿 𝟏𝟎𝟎
digunakan adalah teknik kuantitatif dan 𝑵
teknik kualitatif. Teknik kuantitatif Keterangan:
digunakan untuk menganalisis data hasil PTB = Persentase ketuntasan belajar
tes tertulis siswa pada siklus I dan siklus siswa (%)
II. Sedangkan teknik kualitatif digunakan ∑N = Jumlah siswa yang mendapat
untuk menganalisis data hasil observasi nilai di atas KKM
pelaksaanan aktivitas belajar siswa dan N = Jumlah keseluruhan siswa
kinerja guru pada masing-masing siklus. Sumber: Trianto (2013, hlm. 241)
Data hasil tes dan hasil observasi tersebut
dianalisis secara deskriptif dengan

27
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and...

Hasil yang diperoleh dari Pelaksanaan pembelajaran siklus I


perhitungan rumus di atas kemudian dengan menerapkan metode CIRC
diinterpretasikan ke dalam bentuk tulisan sebagai berikut.
dekriptif. Tahap prabaca: Siswa dibagi ke
Selanjutnya, peneliti menghitung nilai dalam beberapa kelompok yang terdiri
rata-rata hasil belajar siswa dengan atas 2-4 orang (secara heterogen).
menggunakan rumus sebagai berikut. Kemudian, guru memperkenalkan cerita
∑𝒙
yang akan anak baca dengan jalan
𝑿=
𝑵 menyampaikan beberapa informasi
Keterangan: tentang isi bacaan. Setelah itu, siswa
X = Rata-Rata diberikan paket cerita dan LKS yang
∑X = Jumlah skor seluruh siswa dikerjakan dalam kelompoknya.
N = Jumlah seluruh siswa Tahap membaca: Siswa membaca
Sumber: Arikunto (2004, hlm. 45) dalam hati setengah cerita kemudian
secara bergantian membaca bersama
Tabel. 3.3. pasangannya dengan nyaring. Siswa yang
Kriteria Tingkat Keberhasilan Membaca berperan sebagai pendengar mengikuti
Pemahaman Siswa dan membetulkan setiap kesalahan yang
Nilai Kategori dibaut oleh pembaca. Setelah membaca
92 < A ≥ 100 Sangat Baik sebagian cerita, siswa diminta
83 < B ≤ 92 Baik menuliskan prediksi akhir cerita yang
75 ≤ C ≤ 83 Cukup dibaca. Kemudian siswa membaca
< 75 Perlu Bimbingan keseluruhan cerita membaca dan diminta
untuk menuliskan dan membacakan kata-
(Kemendikbud: Panduan Penilaian kata sulit secara bergantian dengan
Untuk SD, 2016) nyaring, siswa menuliskan kata-kata sulit
dan membacanya secara nyaring. Setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN menemukan kata sulit, siswa mencari
makna kata-kata sulit yang dituliskannya
Pelaksanaan pembelajaran dengan dengan melihat kamus atau sumber lain.
menerapkan metode CIRC dalam 3. Observasi Siklus I
penelitian ini sebanyak 2 siklus. Pada pelaksanaan siklus I, peneliti
dibantu oleh empat observer, yaitu wali
A. Deskripsi Hasil Temuan kelas IV A dan dua teman sejawat.
Siklus I Sebelum melakukan pembelajaran,
1. Perencanaan Siklus I peneliti membagikan lembar observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam kepada para observer serta menjelaskan
perencanaan adalah menyusun dan pengisian lembar observasi tersebut.
mempersiapkan instrument pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan
dan instrument pengungkap data dengan langkah metode CIRC. Data
penelitian. kegiatan proses pembelajaran siklus I
2. Pelaksanaan Siklus I dengan menggunakan metode CIRC yang
Siklus I dilaksanakan pada hari diamati sebanyak tiga tahapan dengan 13
Selasa, 4 April 2017 yang berlangsung langkah pembelajaran, dimana langkah
selama 4 x 35 menit. Siswa yang terlibat pembelajaran yang terlaksana sebanyak
dalam penelitian berjumlah 30 orang 11 poin dan 2 poin belum dilaksanakan,
yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 sehingga jika dipersentasekan adalah
siswa perempuan. 85% termasuk kategori baik. Rekapitulasi
pelaksanaan pembelajaran dengan

28
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm. 23-34

metode CIRC pada siklus I sebagai sebesar 2.50 dengan ketuntasan 62.50%
berikut. atau sekitar 19 dari 30 siswa dan
indikator menceritakan kembali diperoleh
Tabel 1. Rekapitulasi dengan nilai rata-rata 2.47 dengan
KeterlaksanaanMetode CIRC Siklus I ketuntasan 62.67% atau sekitar 19 siswa.
Persentase Obser Obser Obser Rata Berdasarkan teori menurut
Keterlaksa ver I ver II ver III Rata Turner, 1989:159 (dalam Somadayo,
naan 2011, hlm. 10), salah satu indikator
Ya (%) 85% 85% 85% 85 kemampuan membaca pemahaman yang
% telah ditentukan adalah siswa dapat
Tidak (%) 15% 15% 15% 15 memahami bacaan dengan mengenal dan
% mengetahui kosakata yang terdapat dalam
teks bacaan. Namun persentase indikator
Hasil tes kemampuan membaca menuliskan kata-kata sulit dan maknanya
pemahaman siswa pada siklus I mencapai yang didapat pada siklus I, ketercapaian
ketuntasan sebesar 56.67% atau sekitar indikator masih rendah. Hal ini di duga
17 siswa yang telah mencapai KKM. disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Siswa yang belum tuntas sebesar 43.33% kesiapan siswa dalam belajar serta
atau sekitar 13 siswa. Hasil ketuntasan ketersediaan media atau sumber belajar
kemampuan membaca pemahman siswa yang masih kurang. Salah satu perbaikan
pada siklus I dapat dilihat pada grafik yang dilakukan oleh guru selaku peneliti
berikut. adalah dengan menyiapkan Kamus
Bahasa Indonesia serta sumber lain
seperti membuat daftar kosakata sulit dan
Persentase Ketuntasan
maknanya hingga mempersiapkan kamus
Siklus I
bahasa online. Dengan demikian,
Tuntas diharapkan siswa dapat mencapai
indikator menuliskan kata-kata sulit dan
43.33 maknanya dengan baik.
% 56.67 Tidak
% Tuntas 4. Refleksi Siklus I
Refleksi dilakukan untuk
Grafik 1. Ketuntasan Siklus I
mengetahui kekurangan atau kendala
pada siklus I, sehingga dapat diperoleh
Nilai rata-rata hasil tes
kesimpulan tentang bagian yang perlu
kemampuan membaca pemahaman siswa
diperbaiki dan bagian yang telah
pada siklus 1 adalah 70.21. Nilai tertinggi
mencapai tujuan penelitian. Setelah
sebesar 93.75 dan nilai terendah 31.25.
melakukan diskusi dengan teman sejawat,
Indikator membaca pemahaman
guru kelas, dan para ahli, banyak hal
yang memiliki persentase paling tinggi
yang harus menjadi perbaikan.
adalah indikator menjawab pertanyaan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dengan nilai rata-rata 3.47 dengan
dilakukan, perbaikan dilakukan pada
persentase ketuntasan 86.67% atau
langkah pembelajaran. Adapaun
sekitar 26 dari 30 siswa. Indikator
perbaikan yang dilakukan sebagai
menuliskan prediksi akhir cerita
berikut.
diperoleh dengan nilai rata-rata 2.80
Siswa masih kesulitan dalam
dengan ketuntasan 70% atau sekitar 21
menemukan makna kata sulit karena
dari 30 siswa. Indikator menuliskan kata
tidak membawa media (kamus). Dengan
dan makna kata sulit nilai rata-rata
demikian guru harus mencari alternatif

29
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and...

perbaikan, seperti membuat daftar manfaat dari kerja berpasangan.


kosakata sulit serta menyiapkan media Kemudian, guru memperkenalkan cerita
berupa kamus online. yang akan anak baca dengan jalan
Siswa masih meniru teks bacaan menyampaikan beberapa informasi
ketika diminta menceritakan kembali, hal tentang isi bacaan. Adapun informasi
ini diduga karena langkah yang disampaikan adalah tentang teks
mengumpulkan teks cerita pada tahap “Kali Gajah Wong”. Setelah itu, siswa
prabaca tidak terlaksana. Selain itu pada diberikan cerita dan LKS yang dikerjakan
saat pembuatan peta perjalanan tokoh, dalam kelompoknya. Guru menjelaskan
beberapa siswa tidak menuliskan kembali tahapan kegiatan yang akan
kejadian secara lengkap. Dengan dilakukan siswa sehingga siswa
demikian, guru harus lebih memahami kegiatan yang akan
memperhatikan kembali langkah dilakukannya.
pembelajaran agar kemampuan membaca Tahap membaca: Siswa membaca
pemahaman siswa lebih baik. di dalam hati setengah cerita kemudian
Meskipun demikian, secara bergantian membaca setengah
pembelajaran dengan menerapkan cerita dengan nyaring, kemudian siswa
metode CIRC telah berjalan dengan baik yang berperan sebagai pendengar
dan dapat meningkatkan keterlibatan mengikuti dan membetulkan setiap
siswa dalam proses pembelajaran. kesalahan yang dibaut oleh pembaca,
Siklus II guru berkeliling untuk mengamati siswa
sehingga seluruh siswa melaksanan
1. Perencanaan Siklus II kegiatan ini. Setelah membaca sebagian
Perencanaan siklus II sama cerita, guru memberikan penjelasan
dengan perencaan pada siklus I, yakni tentang membuat prediksi serta
menyusun dan mempersiapkan instrumen memberikan contohnya kemudian siswa
penelitian. diminta menuliskan prediksi akhir cerita
Tindakan siklus II merupakan upaya yang telah dibacanya tersebut. Siswa
perbaikan dan penyempurnaan terhadap melanjutkan membaca cerita atau wacana
siklus sebelumnya. Semua tahapan yang secara bergantian dengan nyaring.
dilakukan sama, hanya saja pada Selanjutnya menuliskan kata-kata sulit
pembelajaran siklus II ada beberapa hal dan membacakan kata sulit tersebut
yang perlu ditekankan dan ditambahkan secara nyaring tanpa canggung, guru
sesuai dengan perbaikan pada hasil membimbing siswa dalam menyebutkan
refleksi siklus I. kata-kata sulit tersebut. Setelah
2. Pelaksanaan Siklus II menuliskan dan membacakan kata-kata
Pelakasanaan siklus II sulit, siswa bersama kelompoknya
dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April mencari makna kata-kata sulit yang
2017 yang berlangsung selama 4 x 35 dituliskannya dengan melihat kamus atau
menit. Pada saat pelaksanaan siklus II, sumber lain seperti daftar kata sulit yang
peneliti dibantu oleh tiga observer, yaitu dibuat guru serta kamus online. Siswa
wali kelas IV A dan satu guru dan satu yang tidak membawa kamus kesulitan
teman sejawat. dalam menemukan makna kata sulit.
Penerapan pembelajaran pada siklus II Tahap pascabaca: Siswa membuat
dengan menggunakan metode CIRC peta perjalanan tokoh cerita yang
adalah sebagai berikut. dibacanya, kemudian cerita dikumpulkan.
Tahap prabaca: Siswa dibentuk ke Selanjutya, siswa diminta menceritakan
dalam kelompok berpasangan (secara kembali teks yang telah dibaca
heterogen) dimana guru menjelaskan berdasarkan peta perjalanan tokoh

30
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm. 23-34

tersebut dengan menggunakan bahasa mengumpulkan teks cerita yang telah


sendiri. Kemudian, cerita dan pekerjaan dibaca, siswa mengumpulkan teks cerita
lainnya yang telah dibuat ditukarkan dengan tertib.
dengan temannya sehingga satu sama lain Ketuntasan siwa pada siklus II
saling memeriksa kelengkapan pekerjaan mencapai 90% atau sebanyak 27 dari 30
temannya. Kemudian, siswa diberikan tes siswa. Persentase ketuntasan tersebut
tentang pemahaman isi cerita. Guru termasuk ke dalam kategori sangat baik.
memberikan penguatan serta mengoreksi Ketuntasan klasikal membaca
pekerjaan siswa. pemahaman siklus II dapat digambarkan
3. Obeservasi Siklus II sebagai berikut.
Data kegiatan proses
pembelajaran siklus II dengan
menggunakan metode CIRC yang diamati Persentase Ketuntasan
sebanyak tiga tahapan dengan 13 langkah Siswa Siklus II
kegiatan pembelajaran. Tahapan dan
langkah-langkah pembelajaran tersebut 10% Tuntas
telah dilaksanakan secara keseluruhan.,
kategori sangat baik. Rekapitulasi Tidak
pelaksanaan pembelajaran dengan
90% Tuntas
metode CIRC pada siklus II sebagai
berikut. Grafik 2. Ketuntasan Siklus II

Tabel 2. Rekapitulasi Keterlaksanaan Nilai rata-rata hasil tes


Metode CIRC Melalui Aktivitas Guru kemampuan membaca pemahaman siswa
dan Siswa Siklus II pada siklus II adalah 81.88 dengan
Persentase Obser Obser Obser Rata persentase 90%. Nilai tertinggi sebesar
Keterlakas ver I ver II ver - 100 dan nilai terendah 43.75.
anaan III Rata Indikator membaca pemahaman
Ya (%) 100% 100% 100% 100 yang memiliki persentase paling tinggi
% adalah indikator menjawab pertanyaan
Tidak (%) 0% 0% 0% 0% sebesar 90% atau sekitar 28 dari 30
siswa. Indikator membaca pemahaman
Meski demikian, ada beberapa menuliskan prediksi akhir cerita dengan
kendala yang ditemukan oleh observer, persentase 86.67% atau sekitar 27 dari 30
yaitu pada saat siswa berperan sebagai siswa. Indikator menuliskan kata dan
pendengar dan membetulkan setiap makna kata sulit sebesar 75% atau sekitar
kesalahan bacaan pasangannya, siswa SA 22 dari 30 siswa dan indikator
dan RJ tidak melaksanakan instruksi guru menceritakan kembali bacaan
dengan baik. Hal ini diduga karena siswa dengan menggunakan bahasa sendiri
tersebut duduk di belakang, sehingga sebesar 75.83% atau sekitar 22
kurang memperhatikan instruksi guru dari 30 siswa. Indikator menuliskan
dengan baik. Beberapa siswa kesulitan kata sulit dan maknanya
dalam dalam mencari makna kata sulit mendapat persentase paling rendah,
karena siswa tersebut tidak membawa karena beberapasiswa tidak
kamus, namun guru memberikan membawa media kamus, sehingga sulit
bimbingan untuk mencari tahu makna dalam mencari makna kata.
dari kata-kata sulit yang dituliskan siswa. 4. Refleksi Siklus II
Temuan lain yang ditemukan oleh Kekurangan pada pembelajaran
observer adalah pada langkah siklus II adalah pada saat pembagian
kelompok, beberapa siswa masih
31
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and...

mengalami kesulitan dalam mencari

32
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm. 23-34

makna kata sulit dan menceritakan Berdasarkan hasil temuan dan


kembali bacaan menggunakan bahasa pengolahan data, dapat dideskripsikan
sendiri. bahwa kemampuan membaca
Perbaikan yang dilakukan pada pemahaman siswa pada siklus I dan
tahap prabaca adalah guru memberikan siklus II mengalami peningkatan. Rata –
aturan tegas dalam pembagian kelompok, rata hasil tes kemampuan membaca
sehingga siswa dapat menerima teman pemahaman siswa pada siklus I adalah
yang menjadi pasangannya. 70.21 dengan ketuntasan 56.67% atau
Perbaikan yang dilakukan pada sekitar 17 siswa yang telah tuntas.
tahap membaca adalah guru dapat Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
menugasakan siswa untuk membawa mencapai 81.88 dengan ketuntasan 90%
kamus ataupun mendonwload kamus atau sekitar 27 siswa yang tuntas. Dengan
online, sehingga siswa dapat mencari demikian, hasil tes kemampuan membaca
makna kata sulit dengan cepat dan tepat. pemahaman siswa mengalami
Perbaikan pada tahap pascabaca peningkatan rata-rata sebesar 81.88 –
adalah pada saat menceritakan kembali 70.21 = 11.67 atau meningkat sebesar
teks bacaan dengan menggunakan bahasa 33.33% atau mengalami peningkatan
sendiri. Guru dapat menugaskan siswa siswa yang tuntas sebanyak 10 orang.
untuk membuat peta perjalanan tokoh Pencapaian indikator membaca
atau pun dengan memberikan stimulus pemahaman juga mengalami peningkatan
berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi dari siklus I ke Siklus II, yang dapat
cerita sehingga siswa memiliki gambaran dijelaskan sebagai berikut:
dalam menceritakan kembali teks bacaan
dengan menggunakan bahasa sendiri.
Siklus ISiklus II
B. Pembahasan 90.00%
Berdasarkan hasil temuan dan 86.67%75.00%86.67%
70.00% 62.50% 75.83%
61.67%
pengolahan data yang telah diuraikan
pada siklus I dan silus II, dapat
dideskripsikan bahwa:
1. Penerapan metode pembelajaran A B C D
CIRC
Penerapan metode CIRC pada siklus I Grafik 3. Siklus 1 dan siklus 2
dan siklus II dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman 1. Indikator menuliskan prediksi
berjalan dengan lancar dan mengalami akhir cerita
peningkatan kemampuan membaca Pada siklus I, indikator
pemahaman siswa. Persentase menuliskan prediksi akhir cerita
keterlaksaan pembelajaran dengan diperoleh dengan nilai rata-rata 2.80
menggunakan metode CIRC pada siklus I dengan ketuntasan 70% atau sebanyak 21
mencapai 85%, sedangkan pada siklus II siswa mencapai indikator ini. Siklus II
ketercapaian meningkat menjadi 100%. nilai rata-rata indikator adaah 3.47
Dengan demikian, pelaksanaan dengan persentase ketercapaian sebesar
pembelajaran dengan menggunakan 86.67% atau sebanyak 26 siswa yang
metode CIRC siklus I dan siklus II mencapai indikator ini. Berdasarkan data
mengalami peningkatan sebesar 100% - tersebut, indikator menuliskan prediksi
85% = 15% akhir cerita mengalami peningkatan nilai
2. Peningkatan Kemampuan rata-rata sebesar 0.67 dengan peningkatan
Membaca Pemahaman Siswa persentase 16.67%.

33
Niliawati, Hermawan, Riyadi, Penerapan Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and...

2. Indikator menuliskan kata-kata


sulit dan maknanya SIMPULAN
Pada siklus I, indikator Berdasarkan hasil temuan
menuliskan kata-kata sulit diperoleh penelitian dan pembahasan yang
dengan nilai rata-rata 2.50 dengan dilaksanakan selama dua siklus, dapat
ketuntasan 62.50% atau sekitar 19 siswa diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut.
yang mencapai indikator ini. Sedangkan 1) Penerapan metode CIRC dapat
pada siklus II nilai rata-rata sebesar 3.00 meningkatkan kemampuan membaca
dengan ketuntasan 75% atau sekitar 23 pemahaman siswa kelas IV di salah
siswa yang telah indikator ini. Dengan satu sekolah dasar yang ada di
demikian, indikator menuliskan kata sulit Kecamatan Sukasari Kota Bandung.
dan maknanya mengalami peningkatan 2) Peningkatan kemampuan membaca
nilai rata-rata sebesar 0.50 dengan pemahaman siswa dapat dilihat dari
peningkatan persentase 12.5% nilai hasil tes kemampuan membaca
pemahaman siswa. Pada siklus I nilai
3. Indikator menjawab pertanyaan rata-rata sebesar 70.21, pada siklus II
tentang isi bacaan meningkat menjadi 80.81. Siswa
Pada siklus I, indikator menjawab yang tuntas pada siklus I sebesar
pertanyaan tentang isi bacaan diperoleh 56.67% dan mengalami peningkatan
dengan nilai rata-rata 3.47 dengan pada siklus II menjadi 90%.
persentase ketuntasan 86.67% atau
sekitar 26 siswa yang mencapai indikator. DAFTAR RUJUKAN
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata Abidin, Y. (2012). Model Penilaian
yang diperoleh adalah 3.60 dengan Otentik dalam Pembelajaran
ketuntasan 90% atau sekitar 27 siswa Membaca Pemahaman
yang mencapai indikator. Dengan Berorientasi Pendidikan Karakter.
demikian, indikator menjawab Jurnal Pendidikan Karakter. (2).
pertanyaan tentang isi bacaan mengalami Hlm. 173-175.
peningkatan nilai rata-rata sebesar 0.13 Abidin, Y. (2015). Pembelajaran
dengan peningkatan persentase 3.33%. Membaca Berbasis Karakter.
Bandung: Refika Aditama.
4. Menceritakan kembali bacaan Abidin, Y. (2016). Pembelajaran
dengan menggunakan bahasa Membaca Berbasis Karakter.
sendiri Bandung: Refika Aditama.
Pada siklus I, indikator Arikunto, S dan Cepi. (2004). Evaluasi
menceritakan kembali bacaan dengan Program Pendidikan Pedoman
menggunakan bahasa sendiri diperoleh Teoretis Praktis Bagi Praktisi
dengan nilai rata-rata 2.47 dengan Pendidikan. Jakarta: Bumi
persentase ketuntasan 61.67% atau Aksara.
sekitar 19 siswa yang mencapai indikator. Huda, M. (2014). Model-Model
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata Pengajaran dan Pembelajaran.
sebesar 3.03 dengan persentase Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ketuntasan 75.83% atau sekitar 23 siswa Hopkins, D. (2011). Panduan Guru:
yang mencapai indikator. Dengan Penelitian Tindakan Kelas.
demikian, indikator menceritakan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kembali bacaan dengan menggunakan KEMENDIKBUD. (2016). Panduan
bahasa sendiri mengalami peningkatan Penilaian Untuk Sekolah Dasar
nilai rata-rata 0.56 dengan peningkatan (SD). Jakarta: Kemendikbud.
persentase sebesar 14.16%.

34
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. III No. I, April 2018, hlm. 23-34

Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca


di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rusman. (2014). Model-Model
Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Fajar Kencana.
Slavin, E.R. (2005). Cooperative
Learnig: Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Somadayo, S. (2011). Metode dan Teknik
Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutirto. (2016). Peningkatan Kemampuan
Membaca Melalui Penerapan
Metode Cooperative Integrated
Reading and Composition
(CIRC). Jurnal Penelitian
Pendidikan Indonesia (JPPI), 4
(1). Hlm. 60.
Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Widyasari, M, dkk. (2012). Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC)
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
Geografi SMA. Jurnal.

35

Anda mungkin juga menyukai