Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED

READING AND COMPOSITION) DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA


PESERTA DIDIK MI BAHRUL ULUM MENGANTI-GRESIK

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada STAI AL-AZHAR Menganti Gresik untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian Kualitatif dan Studi Pustaka

Dosen Pengampu:
Muhamad Arif, M.Pd

Oleh:
Miftakhul Hidayah (20182600206)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR
MENGANTI GRESIK
2021
A. Latar Belakang
Minat merupakan suatu dorongan atau keinginan apabila seseorang untuk
menjadi tertarik pada sesuatu yang ia sukai. Minat juga diartikan suatu momen dari
kecendrungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap
penting. Objek yang menarik perhatian dapat membentuk minat karena adanya
dorongan dan kecendrungan untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan
mencapainya.
Sedangkan Membaca merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh
konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, mengevaluasi konsep-konsep
pengarang dan mereflesikan atau bertindak seperti yang dimaksud dalam konsep itu
dengan cara, memahami setiap isi dari apa yang tertulis dengan saksama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan, keinginan seseorang
atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan
untuk membaca, serta menunjukan ketertarikan pada berbagai lambang dan simbol,
yang diikuti dan diminatinya.1
Kurikulum SD 1994 menekankan bahwa tujuan pembelajaran membaca di
Sekolah Dasar dibagi ke dalam dua golongan, yakni pertama agar siswa menguasai
teknik membaca, dan kedua agar siswa dapat memahami isi bacaan. tujuan pertama
dicapai melalui pembelajaran membaca permulaan, dan tujuan yang kedua dicapai
melalui pembelajaran membaca pemahaman. Pembelajaran membaca pemahaman
bertujuan agar siswa mampu mengambil manfaat pesan yang disampaikan penulis
melalui tulisan. Lebih rinci, pembelajaran membaca pemahaman bertujuan, agar siswa
mampu memahami isi, menyerap pikiran, dan perasaan orang lain melalui tulisan.2
Membaca adalah suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang,
khususnya peserta didik. Sebab membaca dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, fakta yang ada justru berbanding terbalik. Sebab pada saat ini cukup banyak
peserta didik yang kurang memeliki minat membaca. Banyak dari mereka yang lebih
memilih mendengarkan dari pada harus membaca langsung.
Permasalahan diatas tentunya menjadi sebuah tantangan yang berat bagi para
pendidik. Oleh karena itu, sangat diperlukan sistem pendidikan, model pembelajaran,
metode pembalajaran atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat baca
1
Liani Niliawati, Penerapan Metode CIRC (cooperative integrated reading and composition) untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV, jurnal (Universitas Pendidikan Indonesia,
2018), 24
2
Ibid, 25.
peserta didik. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman membaca siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition).
Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis,
dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, dan memahami kosa kata dan seni
Bahasa. Menurut Slavin ” Model kooperatif tipe CIRC adalah sebuah pembelajaran
menulis dan membaca dengan level yang lebih tinggi di sekolah dasar”. Model ini
dapat membuat siswa lebih mampu menyalurkan keaktifan belajarnya dengan cara
berdiskusi secara kelompok dan juga sangat menunjang pembelajaran dalam
menentukan pikiran pokok karena tahap-tahap pembelajarannya sangat memudahkan
siswa dalam memahami materi. Hal lain yang mendasari penerapan model ini adalah
karena prinsi-prinsip kooperatif yang sangat baik diterapkan untuk memperbaiki
permasalahan pengelolaan kelas yang ditemukan. Prinsip utama kooperatif yang
mengaharuskan semua anggota kelompok saling membantu serta adanya tanggung
jawab anggota kelompok terhadap kelompoknya, membuat pembelajaran menjadi
lebih kondusif. Selain siswa mampu saling membantu dalam pemahaman, siswa juga
tidak akan saling mengganggu karena akan merugikan kelompoknya.3
Model pembelajaran CIRC pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan
menulis reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya. Model pembelajaran CIRC
dapat membantu guru memadukan kegiatan membaca dan menulis sebagai kegiatan
integratif dalam pelaksanaan pembelajaran membaca. Hal ini sejalan dengan Slavin
yang menjelaskan bahwa tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim
kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan
yang dapat diaplikasikan secara luas. CIRC memiliki tiga unsur penting. Hal ini
disampaikan Slavin, yang menjelaskan tiga unsur utama dalam CIRC, yakni
kelompok pembaca, kelompok membaca, dan aktivitas menceritakan kembali.
Kelebihan model pembelajaran CIRC menurut Saifulloh, adalah sebagai
berikut. (1) Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak; (2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat
dan kebutuhan siswa; (3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa
3
Ibid, 25.
sehingga hasil belajar siswa akan dapat bertahan lebih lama; (4) Pembelajaran terpadu
dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) Pembelajaran terpadu
menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa; (6) Pembelajaran terpadu
dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain; (7) Membangkitkan motivasi
belajar serta memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar. Selain
kelebihan, CIRC juga memiliki kekurangan dalam pelaksanaannya. Adapun
kekurangan model pembelajaran CIRC ini diantaranya membutuhkan waktu yang
tidak sedikit dalam pelaksanaannya. Waktu tersebut digunakan pada saat diskusi.
Selain itu, sulitnya mengatur kelas untuk kondusif sehingga suasana kelas cenderung
ramai. Oleh karena itu, cara yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut,
yakni guru harus pandai dalam mengatur waktu, seperti memberikan batasan waktu
ketika proses diskusi berlangsung dan guru harus menguasai kondisi kelas agar
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ini dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan salah satu sekolah di
kecematan Memganti yang telah menerapkan model pembelajaran CIRC dan mampu
meningkatkan minat baca peserta didik di sekolahannya. Yakni MI Bahrul Ulum
Menganti Gresik, hal ini tampak dalam hasil belajar peserta didik khususnya pada
mata pelajaran B.indonesia dimana mata pelajaran ini adalah mata pelajaran yang
sangat berhubungan langsung dengan minat baca peserta didik. Tidak hanya dari hasil
belajar peserta didik saja tetapi juga dari meningkatnya kreativitas peserta didik serta
Diadakannya kegiatan “One Month One Literacy” yaitu setiap satu bulan sekali
peserta didik wajib menyetorkan 1 karya tulis (puisi, cerpen, pantun, novel, dll)
kepada guru kelasnya masing-masing, bagi karya tulis terbaik setiap kelas akan
mendapatkan reward dari pihak sekolah. Tidak hanya itu, ada pepustakaan yang juga
dapat membaantu peserta didik dalam meningkatkan minat baca mereka.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengkaji lebih mendalam tentang
penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) dalam meningkatkan minat baca peserta didik MI Bahrul Ulum
Menganti Gresik. Maka dari itu, dalam hal ini peneliti mengangkat judul “Penerapan
Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti
Gresik”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang pembahasan MI Bahrul Ulum Menganti Gresik
merupakan salah satu sekolah swasta di wilayah Kecamatan Menganti yang
menerapkan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition). MI Bahrul Ulum Menganti Gresik menerapkan model
pembelajaran CIRC ini dengam harapan agar siswa dapat meningkatkan minatnya
terhadap membaca, dengan diselingi beberapa kegiatan atau progam sekolah yang
dapat membantu dan memudahkan siswa dalam meningkatkan minat baca nya.
Minat membaca merupakan, keinginan seseorang atau siswa terhadap
bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca.
Minat membaca sangat penting bagi peserta didik sebab membaca sangag
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Minat membaca yang meningkat atau berkembang di MI Bahrul Ulum
Menganti Gresik tampak dari hasil belajar peserta didik, meningkatnya kreativitas
peserta didik serta Diadakannya kegiatan “One Month One Literacy”. Tidak hanya
itu, ada pepustakaan yang juga dapat membantu peserta didik dalam
meningkatkan minat baca mereka.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah pada
penelitian ini mengarah pada penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition) dan peningkatan minat baca peserta didik
yang dilaksanakan di MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.
C. Fokus Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka fokus masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated


Reading and Composition) dalam meningkatkan minat baca peserta didik MI
Bahrul Ulum Menganti Gresik?

2. Apa saja kendala dalam menerapkan model pembelajaran CIRC (Cooperative


Integrated Reading and Composition) dalam meningkatkan minat baca peserta
didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition) dalam meningkatkan minat baca peserta
didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.
2. Untuk mengetahui kendala dalam menerapkan model pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam meningkatkan minat
baca peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Secara Teoritis
a. Sebagai bahan kajian dan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan minat
baca dengan menerapkan model pembelajaran CIRC.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang akan
datang.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru
Sebagai bahan acuan untuk mengoreksi diri agar selalu melakukan
pembaharuan, sehingga mampu membentuk generasi yang semakin unggul
dari segi akademik maupun akhlak.
b. Bagi sekolah
Sebagai pendorong untuk selalu mengadakan pembaharuan program
kegiatan, sehingga dapat menjadi bahan kajian untuk mengembangkan
sekolah ke arah yang lebih baik.
c. Bagi peneliti
Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan, serta memberikan
pengalaman langsung kepada peneliti mengenai penerapan model
pembelajaran CIRC dan peningkatan minat baca peserta didik.
F. Kerangka Teoritik
1. Definisi model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition)
Model pembelajaran cooperative integrated reading and composition
(CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran terpadu. Menurut Fogarty,
berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu dapat dikelompokkan
menjadi:4

1) Model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi model connected


(keterhubungan) dan model nested (terangkai)

2) Model antar mata pelajaran yang meliputi model sequenced (urutan), model
shared (perpaduan), model webbed (jaring laba-laba), model theaded
(bergalur), dan model integrated (terpadu)

3) Model dalam lintas siswa.

Model pembelajaran CIRC pertama kali dikemukakan oleh Robert E.


Slavin dkk. Alasan pengembangan model ini karena kekhawatiran mereka
terhadap pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa oleh pendidik masih
dilakukan secara tradisional.5 Kessler berpendapat bahwa model CIRC
merupakan gabungan kegiatan membaca dan menulis yang menggunakan
pembelajaran baru dalam pemahaman bacaan dengan menulis. Keberhasilan
model CIRC sangat bergantung pada proses pembelajaran yang dilaksanakan.
CIRC telah dikembangkan dalam pembelajaran sejak tahun 1986 di sekolah
dasar. Sekarang, CIRC telah digunakan dalam berbagai tingkatan kelas.6

Model CIRC adalah kegiatan pembelajaran membaca terkait pengajaran


langsung memahami bacaan dan seni berbahasa menulis terpadu. Model CIRC
merupakan pengembangan pembelajaran kooperatif TAI. Dalam
pembelajarannya, aktivitas peserta didik belajar dalam kelompok yang heterogen.
Semua kegiatan melibatkan siklus reguler yang diawali presentasi dari guru,
latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes.

4
Ujang S. Hidayat, Model-Model Pembelajaran Efektif (Suatu Panduan Menjadi Guru Profesional), (Yayasan
Budi Mulia Sukabumi, 2016), 110.
5
Suyanto, Menjelajahi Pembelajaran Inovatif, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka, 2009), 68.
6
Andi Halimah, Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Dalam Pembelajaran
Membaca Dan Menulis Di Sd/Mi, diakses dari http://portalriset.uin-
alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian/penerbitan_jurnal/103%20JA-Andi%20Halimah%20%20Edited-2-Jun
%202014.pdf pada tanggal 07 April 2021 pukul 21.29
2. Tujuan model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition)
Menurut Kessler, ciri-ciri metode CIRC adalah: (1) adanya satu tujuan
tertentu, (2) adanya tanggung jawab tiap individu, (3) dalam satu kelompok tiap
anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses, (4) tidak ada kompetisi
antara kelompok, (5) tidak ada tugas khusus, dan (6) menyesuaikan diri dengan
kebutuhan menjadi kewajiban tiap individu.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka tujuan CIRC dalam prosesnya
menggunakan kelompok-kelompok kooperatif untuk membantu para siswa
mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara
lugas. CIRC terdiri atas tiga unsur penting kegiatan dasar terkait pengajaran
langsung, yaitu: pelajaran memahami bacaan, seni berbahasa, dan menulis
terpadu. Semua kegiatan mengikuti siklus reguler yang meli- batkan presentasi
dari siswa, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan,
dan tes.
Model CIRC pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
peserta dalam memahami isi bacaan sekaligus membina kemampuan menulis
reproduksi atas bahan bacaan yang dibacanya. Model CIRC dapat membantu guru
memadukan kegiatan membaca dan menulis dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca.7
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC (cooperative integrated
reading and composition)

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3) Siswa bekerja sama saling membaca dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

5) Guru membuat kesimpulan bersama

7
Andi Halimah, Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Dalam Pembelajaran
Membaca Dan Menulis Di Sd/Mi, diakses dari http://portalriset.uin-
alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian/penerbitan_jurnal/103%20JA-Andi%20Halimah%20%20Edited-2-Jun
%202014.pdf pada tanggal 07 April 2021 pukul 21.29
6) Penutup8

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative


Integreted Reading And Composition)
Kelebihan dari model pembelajaran CIRC antara lain:9

a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan anak

b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan
kebutuhan anak

c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar
anak didik akan dapat bertambah lebih lama

d. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir


anak

e. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis


(bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam
lingkungan anak

f. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswakearah


belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna

g. Menumbuhkembangkan interaksi social anak seperti kerjasama, toleransi,


komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain

Kekurangan model CIRC adalah pada saat presentasi, hanya siswa yang aktif,
yang tampil memerlukan waktu yang relatif lama, adanya kegiatan- kegiatan
kelompok yang tidak bisa berjalan seperti apa yang diharapkan. Akan tetapi,
penggunaan model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
menimbulkan sebuah masalah yaitu apabila guru sedang mengajarkan satu
kelompok membaca, siswa lain di dalam kelas tersebut harus diberikan kegiatan-
kegiatan yang dapat mereka selesaikan dengan sedikit pengarahan dari guru. Hal
ini dapat dihindari apabila guru bisa mengelola waktu dan kelas secara baik.

8
Ujang S. Hidayat, Model-Model Pembelajaran Efektif (Suatu Panduan Menjadi Guru Profesional), (Yayasan
Budi Mulia Sukabumi, 2016), 112.
9
Ibid, 111
5. Definisi membaca
Slameto mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
sesorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat
selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari karena minat
menambah dorongan untuk belajar.10
Menurut Hurlock, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal
ini akan mendatangkan kepuasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap batin dari
dalam diri seseorang yang merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal
tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan perasaan senang yang timbul
dari dorongan batin seseorang. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi
seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan
dan cita-cita yang menjadi keinginannya.11
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
diajarkan di Sekolah Dasar. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan
satu dengan yang lain dan merupakan satu kesatuan. Kegiatan membaca
merupakan kegiatan reseptif, suatu bentuk penyerapan yang aktif. Dalam kegiatan
membaca, pikiran dan mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya aktifitas fisik
saja. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang membaca. Berikut ini akan
dikemukakan berbagai pendapat mengenai kegiatan membaca.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, membaca adalah melihat serta


memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dengan kata

10
Nur Fitriani, Hubungan Antara Minat Baca Dengan Kemampuan Memahami Bacaan Siswa Kelas V SD Se-
gugus II Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012, (Universitas Negri Yogyakarta:
2012), 7.
11
Ibid, 8.
lain, membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung
di dalam bahan tulis.

Menurut Akhadiah, membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang


terpadu yang mencangkup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-
kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik
kesimpulan mengenai maksud bacaan.

Finochiaro dan Bonomo secara singkat mengatakan bahwa reading


adalah “bringing meaning ti and getting meaning from printed or written
material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam
bahasa tertulis.12

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa


membaca merupakan proses aktivitas komunikasi yang kompleks. Membaca
bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang
hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis sehingga
diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Melalui membaca, informasi dan
pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh.

Farida Rahim mengemukakan bahwa minat baca ialah keinginan yang


kuat disertai dengan usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya
untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya
sendiri atau dorongan dari luar.

Menurut Herman Wahadaniah minat baca adalah suatu perhatian yang


kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca
sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya
sendiri atau dorongan dari luar. Minat membaca juga merupakan perasaan senang
seseorang terhadap bacaan karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu
dapat diperoleh kemanfaatan bagi dirinya.

Minat baca merupakan suatu kecenderungan kepemilikan keinginan atau


ketertarikan yang kuat dan disertai usaha-usaha yang terus menerus pada diri
seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukan secara terus menerus dan
12
Ibid, 10.
diikuti dengan rasa senang tanpa paksaan, atas kemauannya sendiri atau dorongan
dari luar sehingga seseorang tersebut mengerti atau memahami apa yang
dibacanya.

Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa minat baca terkandung


unsur perhatian, kemauan, dorongan dan rasa senang untuk membaca. Perhatian
bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan membaca, mempunyai kemauan
yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa senang yang timbul dari dalam
diri maupun dari pengaruh orang lain. Semua itu merupakan aktivitas yang
dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap.13

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca

Dawson dan Bamman mengemukakan prinsip-prinsip yang


mempengaruhi minat baca sebagai berikut:14

1) Seseorang atau siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-


bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara
penyajiannya sesuai dengan kenyataan individunya. Isi dari bahan bacaan
yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan individu, merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap minat bacanya.

2) Kegiatan dan kebiasaan membaca dianggap berhasil atau bermanfaat jika


siswa memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasarnya, yaitu rasa aman, status, kedudukan tertentu, kepuasan efektif dan
kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Jika
kegiatan membaca dianggap menguntungkan seseorang, maka membaca
merupakan suatu kegiatan yang dianggap sebagai salah satu kebutuhan
hidupnya.

3) Tersedianya sarana buku bacaan dalam keluarga merupakan salah satu faktor
pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca. Ragam bacaan yang
memadai dan beraneka ragam dalam keluarga akan sangat membantu anak
dalam meningkatkan minat baca.

13
Ibid, 12
14
Ibid, 14.
4) Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna
serta kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang
mendorong minat baca siswa.

5) Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan siswa untuk


membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong
perkembangan dan peningkatan minat baca siswa.

6) Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong


timbulnya minat baca siswa. Pergaulan teman dalam sekolah menjadi salah
satu faktor penting dalm pembentukan minat. Siswa yang berminat terhadap
kegiatan membaca, akan lebih sering mengajak temannya ikut melakukan
kegiatan membaca baik di dalam kelas ataupun perpustakaan sehingga
memberikan pengaruh positif juga terhadap temannya.

7) Faktor guru yang berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar
mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca. Guru yang baik
harus mengetahui karakteristik dan minat anak. Guru bisa menyajikan bahan
bacaan yang menarik dan bervariasi supaya siswa tidak merasa bosan.

Dengan demikian minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh


seorang siswa melainkan harus dibentuk. Perlu suatu upaya, terutama dari
kalangan pendidik, di samping dari lingkungan keluarganya sebagai lingkungan
terdekat, untuk melatih, memupuk, membina, dan meningkatkan minat baca.
Minat sangat memegang peranan penting dalam menentukan langkah yang akan
kita kerjakan. Walaupun motivasinya sangat kuat tetapi jika minat tidak ada, tentu
kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula
halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa
minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.15

7. Cara menumbuhkan minat baca


Pengajaran membaca tidak saja diharapkan untuk meningkatkan
keterampilan membaca. Tetapi juga meningkatkan minat dan kegemaran
membaca siswa. Menurut Wiryodijoyo agar membaca menjadi pekerjaan yang
menyenangkan bagi para siswa, maka diperlukan kerja sama yang erat antara

15
Ibid, 16
orang tua dan guru, yaitu memberikan motivasi dan mengusahakan buku-buku
bacaan.
Pembentukan kebiasaan membaca hendaklah dimulai sedini mungkin
dalam kehidupan, yaitu sejak masa kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak, usaha
pembentukan minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu
sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang
dikatakan dan berbicara).
Setelah anak mulai sekolah, perlu semakin dirangsang untuk membuka
dan membaca buku-buku yang sesuai dengan yang dipelajarinya di sekolah.
Bercerita kepada anak sebelun tidur atau pada waktu-waktu tertentu lainnya,
terutama pada usia 3-5 tahun juga merupakan usaha untuk menumbuhkan minat
baca. Selain itu, anak juga perlu dibawa ke perpustakaan dan ditunjukkan
bagaimana cara membaca di ruangan baca di perpustakaan. Membaca bahan
bacaan, baik itu surat kabar, buku-buku pelajaran, atau buku-buku bacaan
merupakan hal penting untuk mendisiplinkan diri agar rajin membaca. Jika
disiplin ini telah berjalan, maka minat membaca akan terbentuk dan akhirnya
kebiasaan membaca akan tercapai.16
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Creswell dalam J.R. Raco mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai
suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu
gejala sentral.17
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. 18
Melalui metode kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat mengungkap fakta-
fakta secara kompeherensif tentang penerapan model pembelajaran CIRC
(cooperative integrated reading and composition) dalam meningkatkan minat
baca peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.

16
Ibid, 17.
17
J.R.Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo, 2010), 7.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), 14.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus. Studi
kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Selain itu penelitian
studi kasus dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu studi-studi kasus
eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif.19 Studi kasus lebih dikehendaki untuk
melacak peristiwa- peristiwa kontemporer, bila peristiwa-peristiwa yang
bersangkutan tak dapat dimanipulasi. Karena itu studi kasus mendasarkan diri
pada teknik-teknik yang sama dengan kelaziman yang ada pada strategi historis,
tetapi dengan menambahkan dua sumber bukti yang biasanya tak termasuk dalam
pilihan sejarawan, yaitu observasi dan wawancara sistemik. Kekuatan yang unik
dari studi kasus adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan
berbagai jenis bukti seperti dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi.
2. Sumber data
Menurut Lofland and Lofland dalam Lexy J. Moleong, sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal iti bagian ini jenis
datangnya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan
statistik.20
Sumber dan jenis data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berupa
tindakan dan kata-kata sebagai sumber data primer, dan dokumen-dokumen
sebagai data pendukung/ data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini
meliputi:
a) Data primer
Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diperoleh sendiri oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian. Data primer diperoleh peneliti
dengan melakukan observasi, dan wawancara kepada kepala sekolah, waka
kurikulum, wali kelas 1-6, dan siswa di MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.
b) Data sekunder
Data sekunder, yaitu data penunjang selain dari data primer, data ini
digunakan sebagai bahan pendukung dalam pembahasan penelitian ini. Data
ini biasanya berbentuk dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian, seperti foto-foto tentang penerapan model

19
Robert K. Yin, Studi Kasus Desain &Metode (Depok: Rajagrafindo, 2002), 1.
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 157.
pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and composition) dalam
meningkatkan minat baca peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.
Dalam mengumpulkan dan memperoleh data, peneliti menggunakan beberapa
metode diantaranya sebagai berikut.
1) Metode observasi
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku yang berkaitan
dengan penelitian, dan makna dari perilaku tersebut. Sanafiah Faisal dalam
Sugiyono mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi,
observasi yang secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak
berstruktur.21
a. Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang tampak.
b. Observasi terang atau tersamar
Dalam observasi ini, dalam melakukan pengumpulan data
peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal
sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar dalam obervasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang,maka
peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi dalam
pengumpulan data.
c. Observasi tak berstruktur

21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 310.
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan
berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah
penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka
observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan
pedoman observasi.
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen
yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Metode observasi yang peneliti gunakan adalah observasi
partisipatif yang mana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber pada penelitian.
Cara ini digunakan untuk mendapatkan data kualitatif tentang penerapan
model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition) dalam meningkatkan minat baca siswa.
2) Metode wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat disimpulkan makna dalam
suatu topik tertentu. Esterberg dalam Sugiyono mengemukakan beberapa
macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak
terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak
terstruktur.22
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam
melakukan wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
22
Ibid, 317.
b. Wawancara semistruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth
interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara
ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-
idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
c. Wawancara tak berstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara tidak
terstruktur dan mendalam kepada kepala sekolah, waka kurikulum, wali
kelas 1-6, dan peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik dengan
membawa konsep pertanyaan yang sesuai dengan data yang ingin penulis
dapatkan. Jenis data-data yang ingin diperoleh yaitu tentang penerapan
model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition) dalam meningkatkan minat baca peserta didik.
3) Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen yang dibuat oleh
subyek penelitian sendiri atau orang lain tentang subyek. Dokumen
merupakan catatan kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam
bentuk lisan, tulisan, dan karya bentuk. Dokumentasi dilakukan peneliti
untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, profil sekolah,
visi, misi, struktur organisasi, struktur kurikulum, data guru, data siswa,
program kegiatan sekolah, sarana dan prasarana, serta foto-foto penerapan
model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition) dalam meningkatkan minat baca peserta didik MI Bahrul
Ulum Menganti Gresik.
4. Instrument pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci dalam
penelitian, sehingga yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Peneliti kualitatif disebut sebagai human instrumen, yang berfungsi
untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dalam melakukan penelitian,
peneliti menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara.
5. Teknik analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat dipahami dengan mudah, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak
sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman,
yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification.
a) Data reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan
membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b) Data display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, grafik, dan sejenisnya.
Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
c) Conclution drawing/verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapt berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.23
6. Uji keabsahan data
Uji keabsahan data merupakan kegiatan akhir pada penelitian kualitatif.
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan
teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, uji tranferability, uji
dependability, dan uji confirmability.24 Namun yang paling utama adalah uji
kredibilitas data. Uji kredibilitas dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan
referensi, dan member check. Untuk menetapkan keabsahan data, peneliti
menggunakan teknik pemeriksaan data, antara lain sebagai berikut.
1) Trianggulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data diperoleh.25 Triangulasi terbagi
menjadi tiga macam, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, dan
triangulasi teori.
a. Triangulasi sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda. Contoh untuk menguji kredibilitas data tentang
penerapan model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading
and composition) dalam meningkatkan minat baca pada peserta didik,
maka tahap pengumpulan data dan tahap pengujian data yang telah
diperoleh dari satu guru, melalui wawancara, pengamatan secara
langsung, dan dokumen lain, dari ketiga data tersebut dideskripsikan
dan dikategorikan, mana data yang sama, yang berbeda dan mana
spesifik dari ketiga sumber tersebut.
b. Triangulasi metode, berarti melakukan pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Contoh
tentang hasil wawancara penerapan model pembelajaran CIRC

23
Ibid, 345.
24
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 324.
25
Ibid, 330.
(cooperative integrated reading and composition) dalam meningkatkan
minat baca pada peserta didik akan diuji derajat kepercayaannya
dengan metode wawancara kepada sumber yang berbeda, seperti
wawancara kepada guru kelas 1, kemudian melakukan pengecekan
dengan wawancara kepada guru kelas 2, dengan fokus masalah yang
sama yaitu penerapan model pembelajaran CIRC (cooperative
integrated reading and composition) dalam meningkatkan minat baca
pada peserta didik.
c. Triangulasi teori, menurut Lincon dan Guba, berdasarkan anggapan
bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu
atau lebih teori. Seperti contoh, hasil temuan dari penerapan model
pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and composition)
dalam meningkatkan minat baca pada peserta didik dilakukan dengan
teori yang ada.
Jadi, triangulasi yang peneliti gunakan adalah triangulasi metode,
sumber dan teori, dengan harapan dapat menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan yang terjadi dalam penelitian.
2) Menggunakan bahan refrensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. 26 Misalnya, data
hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data
tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh
foto-foto.
3) Analisis kasus negative
Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan
contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan
informasi yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan digunakan
sebagai bahan pembanding.27
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini tertulis dalam lima bab, dengan susunan sistematis sebagai berikut.

26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 375.
27
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 334.
Bab Pertama, adalah bab pendahuluan yang didalamnya diuraikan latar
belakang, identifikasi dan batasan masalah, fokus masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, dan definisi operasional.
Bab kedua, adalah bab yang berisi landasan teori yang yang berfungsi untuk
mempermudah peneliti dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan obyek
penelitian meliputi: definisi, tujuan, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and composition) serta
definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan cara menumbuhkan minat baca.
Bab ketiga, dijelaskan tentang metode penelitian yang meliputi jenis dan
pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik
analisis data, dan uji keabsahan data.
Bab keempat, di paparkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di
lapangan yang terdiri dari sub pokok bahasan, yaitu latar belakang objek penelitian
dan paparan data hasil penelitian. Pada sub pokok bahasan pertama mengenai
gambaran umum obyek penelitian, yang terdiri atas profil MI Bahrul Ulum Menganti
Gresik, sejarah sekolah, letak geografis sekolah, visi dan misi sekolah, struktur
organisasi MI Bahrul Ulum Menganti Gresik, data guru MI Bahrul Ulum Menganti
Gresik, data siswa MI Bahrul Ulum Menganti Gresik, serta sarana dan prasarana MI
Bahrul Ulum Menganti Gresik. Sedangkan pada sub pokok bahasan yang kedua
adalah diskusi hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran CIRC
(cooperative integrated reading and composition) dalam meningkatkan minat baca
peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang terdiri dari dua sub bab. Pada sub
bab pertama di paparkan kesimpulan-kesimpulan penelitian yang disesuaikan dengan
fokus masalah, sedangkan pada sub bab kedua berisikan saran.
I. Outline Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Identifikasi dan batasan masalah
C. Fokus masalah
D. Tujuan penelitian
E. Kegunaan penelitian
F. Definisi Operasional
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Model Pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition)
B. Tujuan Model Pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading and
composition)
C. Langkah-langkah Model Pembelajaran CIRC (cooperative integrated reading
and composition)
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC (cooperative
integrated reading and composition)
E. Definisi Minat Baca
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
G. Cara Menumbuhkan Minat Baca
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
B. Sumber data
C. Instrumen pengumpulan data
D. Teknik pengumpulan data
E. Teknik analisis data
F. Uji keabsahan data
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum obyek penelitian
B. Penyajian data hasil penelitian
C. Diskusi hasil penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
J. Daftar Pustaka Sementara
Fitriani, Nur. “Hubungan Antara Minat Baca Dengan Kemampuan Memahami
Bacaan Siswa Kelas V SD Se-gugus II Kecamatan Gedongtengen Kota
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, (Yogyakarta: Universitas Negri
Yogyakarta: 2012)
Halimah, Andi. “Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ)
Dalam Pembelajaran Membaca Dan Menulis Di Sd/Mi”, diakses dari
http://portalriset.uin-
alauddin.ac.id/bo/upload/penelitian/penerbitan_jurnal/103%20JA-Andi
%20Halimah%20%20Edited-2-Jun%202014.pdf pada tanggal 07 April 2021
pukul 21.29
Hidayat, Ujang S. “Model-Model Pembelajaran Efektif (Suatu Panduan Menjadi Guru
Profesional)”, (Yayasan Budi Mulia Sukabumi, 2016)
Moleong, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016
Niliawati, Liani, dkk. “Penerapan Metode CIRC (cooperative integrated reading and
composition) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
IV” Journal (Universitas Pendidikan Indonesia, 2018)
Raco, J.R. “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta: Grasindo, 2010.
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung: Alfabeta, 2014)
Suyanto, “Menjelajahi Pembelajaran Inovatif”, (Jatim: Masmedia Buana Pustaka,
2009)
Yin, Robert K. “Studi Kasus Desain &Metode” (Depok: Rajagrafindo, 2002)
Instrumen Penelitian
Fokus Masalah Data Teknik
Pengumpulan Data
1. Bagaimana penerapan 1. Apakah dengan diterapkannya model - Observasi
model pembelajaran pembelajaran CIRC perkembangan minat - Wawancara
CIRC (Cooperative baca peserta didik MI Bahrul Ulum - Dokumentasi
Integrated Reading Menganti Gresik sudah terlaksana
and Composition) dengan baik?
dalam meningkatkan 2. Apa saja program kegiatan yang
minat baca peserta disiapkan dalam menerapkan model
didik MI Bahrul Ulum pembelajaran CIRC guna meningkatkan
Menganti Gresik? minat baca peserta didik MI Bahrul
Ulum Menganti Gresik?
3. Apa saja wujud peningkatan minat baca
peserta didik MI Bahrul Ulum Menganti
Gresik?
4. Bagaimana implikasi penerapan model
pembelajaran CIRC dalam meningkatkan
minat baca peserta didik MI Bahrul
Ulum Menganti Gresik?
2. Apa saja kendala 1. Apakah dalam menerapkan model
dalam menerapkan pembelajaran CIRC (Cooperative
model pembelajaran Integrated Reading and Composition)
CIRC (Cooperative guna meningkatkan minat baca peserta
Integrated Reading didik MI Bahrul Ulum Menganti Gresik
and Composition) ditemukan kendala?
dalam meningkatkan 2. Apa saja kendala yang ditemukan selama
minat baca peserta menerapkan model pembelajaran CIRC
didik MI Bahrul (Cooperative Integrated Reading and
Ulum Menganti Composition) guna meningkatkan minat
Gresik? baca peserta didik MI Bahrul Ulum
Menganti Gresik?
3. Bagaimana cara untuk mengatasi kendala
dalam menerapkan model pembelajaran
CIRC (Cooperative Integrated Reading
and Composition) guna meningkatkan
minat baca peserta didik MI Bahrul
Ulum Menganti Gresik?

Anda mungkin juga menyukai