Anda di halaman 1dari 17

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS X

KURIKULUM MERDEKA

EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA

Gambar : Berbagai Grafik Fungsi Eksponensial


Sumber : https://www.tutorialexample.com/wp-content/uploads/2021/06/exponential-function-in-machine-learning.png

Setyati Puji Wulandari


Laelatul Dhian Permata

SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo


2023

H a l a m a n 1 | 17
Rencana Pembelajaran Menggunakan Modul Ajar

Alokasi pembelajaran reguler tatap muka dengan 1 JP setara 45 menit, dan 1 pertemuan = 2 JP

Pertemuan Ke- Rincian Kegiatan


1 : Asesmen awal bentuk perpangkatan
Bilangan berpangkat (eksponen)
Sifat bilangan berpangkat (eksponen)
Lembar kerja
2 : Sistem bilangan
Bentuk akar
Sifat bentuk akar
Lembar kerja
3 : Merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar
Menyederhanakan bentuk √𝑎 ± 𝑏√𝑐
Lembar kerja
4 : Persamaan eksponensial
Lembar kerja
5 : Fungsi dan grafik eksponensial
Lembar kerja
6 : Penerapan eksponensial
Lembar kerja
7 : Logaritma sebagai invers dari eksponensial
Sifat-sifat logaritma
Lembar kerja
8 : Penugasan
9 : Asesmen akhir materi

Keterangan : Penugasan dan Asesmen akhir materi berada pada lembar terpisah

H a l a m a n 2 | 17
Pertemuan 1

P1-1. Asesmen Awal


Masih ingatkah kamu semasa SMP kelas IX, kamu telah mengenal bilangan berpangkat. Mari kita
lihat seberapa memori bilangan berpangkat terekam dalam alam bawah sadarmu :)
Dalam waktu 5 menit, pasangkan pernyataan di sebelah kiri dengan pilihan jawaban di sebelah
kanan berikut dengan benar ! Jawaban bisa saja lebih dari satu

Soal Pilihan Jawaban


Dari 6 soal, berapa banyak soal yang
43 1. a. 4 + 4 + 4
22 × 8 2. b. 4 x 4 x 4 kamu jawab dengan benar?
(24 )2 3. c. 3 x 3 x 3 x 3 Refleksi Diri
26 : 4 4. d. 28 Jika saya telah menjawab benar
3𝑥 4 5. e. 26 minimal 4 dari 6 nomor , maka saya
(2𝑥)2 6. f. 25 dapat melanjutkan ke tahap
g. 24 berikutnya.
h. 23 Namun apabila kurang dari itu, maka
i. 22
yuk kita ingat lagi bilangan berpangkat
j. 3𝑥 × 3𝑥 × 3𝑥 × 3𝑥
k. 3 × 𝑥 × 𝑥 × 𝑥 × 𝑥 yang telah dipelajari waktu SMP dan
l. 2𝑥 2 bersiap untuk materi bilangan
m. 4𝑥 2 berpangkat SMA ini.

P1-2. Intermezo
Pada tahun 2020-2022 lalu, Indonesia dan dunia secara global dilanda wabah pandemi
Covid-19. Setiap hari berita di televisi, radio, media cetak, maupun media internet selalu
mengabarkan update terbaru tentang berapa banyak orang yang terjangkit. Laju kenaikan kasus
dlaam ilmu epidemiologi menyatakan seberapa besar kasus tersebut meningkat dalam suatu
periode waktu tertentu. Tanpa ada pembatasan yang ketat, maka jumlah pasien tertular virus
akan naik secara eksponensial. Misalnya jumlah kasus baru meningkat dua kali lipat dalam
waktu satu minggu. Hal ini dapat diartikan setiap satu pasien menularkan ke dua orang, maka
jumlah pasien pada hari pertama hingga ketujuh adalah, 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64. Permasalahan
tersebut salah satu kasus yang dapat dipecahkan apabila kita mempelajari materi Eksponensial
dan Logaritma.
Penemuan konsep eksponen dimulai sejak zaman Euclid,
seorang matematikawan Yunani yang dikenal sebagai Bapak
Geometri. Namun, penggunaan eksponen secara modern dilakukan
oleh Michael Stifel, seorang matematikawan Inggris dalam bukunya
“Arithmetica Integra” pada tahun 1544.
Menurut The Britannica Dictionary, eksponen adalah, “A
symbol that is written above and to the right of a number to show how
many times the number is to be multiplied by itself.” Eksponen
merupakan suatu simbol atau angka yang menunjukkan seberapa
banyak suatu angka yang dikalikan.

P1-3. Bilangan Berpangkat (Eksponen)


Definisi : Jika 𝑛 adalah sebuah bilangan bulat positif dan 𝒂 bilangan real maka 𝒂𝒏 didefinisikan
sebagai hasil kali bilangan 𝑎 sebanyak 𝑛 dan ditulis sebagai
𝒂𝒏 = 𝒂 × 𝒂 × 𝒂 × 𝒂 × … × 𝒂 (sebanyak n faktor)
𝑎 disebut bilangan pokok (basis)
𝑛 disebut pangkat (eksponen)

H a l a m a n 3 | 17
Contoh bilangan berpangkat :
𝑎3 = 𝑎 × 𝑎 × 𝑎
𝑥4 = 𝑥 × 𝑥 × 𝑥 × 𝑥
25 = 2 × 2 × 2 × 2 × 2
(−3)3 = (−3) × (−3) × (−3)
2 4 2 2 2 2
( ) = ( )×( )×( )×( )
3 3 3 3 3
(4𝑥)3 = (4𝑥) × (4𝑥) × (4𝑥)

P1-4. Sifat Bilangan Berpangkat (Eksponen)


Sifat Contoh
1. Pangkat penjumlahan 𝑎 × 𝑎 = 𝑎
𝑛 𝑚 𝑛+𝑚 2
2 ×2 = 23 2+3 5
= 2 = 32
Bukti : 2 × 2 = 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 32
2 3

2. Pangkat pengurangan 𝑎𝑛 : 𝑎𝑚 = 𝑎𝑛−𝑚 25 : 23 = 25−3 = 22 = 4


2×2×2×2×2
Bukti : 25 : 23 = 2×2×2
=2×2=4
3. Pangkat perkalian (𝑎𝑛 )𝑚 =𝑎 𝑚𝑛 (23 )2=2 3×2 6
= 2 = 64
Bukti : (23 )2 = (23 ) × (23 ) = 8 × 8 = 64
4. Perkalian bilangan (𝑎𝑏)𝑛 = 𝑎𝑛 × 𝑏 𝑛 (2𝑥)3 = 23 × 𝑥 3 = 8𝑥 3
yang dipangkatkan Bukti : (2𝑥)3 = (2𝑥) × (2𝑥) × (2𝑥)
= 2 × 2 × 2 × 𝑥 × 𝑥 × 𝑥 = 8𝑥 3
5. Perpangkatan pada 𝑎 𝑛 𝑎𝑛 2 3 23 8
( ) = 𝑛 ( ) = 3=
bilangan pecahan 𝑏 𝑏 3 3 27
dengan 𝑏 ≠ 0 2 3 2 2 2 2×2×2 8
Bukti : ( ) = ( ) × ( ) × ( ) = =
3 3 3 3 3×3×3 27
6. Pangkat negatif 1 1 1
𝑎−𝑛 = 3−2 = =
𝑎𝑛 3 2 9
dengan a ≠ 0
𝑚
7. Pangkat pecahan 𝑛 3 6
√𝑎𝑚 = 𝑎 𝑛 √ 26 = 23 = 22 = 4
8. Pangkat nol 𝑎0 = 1, 𝑎 ≠ 0 30 = 1, (−2)0 = 1
9. Bilangan negatif (−𝑎)𝑛 = −𝑎𝑛 (−3)3 = (−3) × (−3) × (−3) = −(33 ) = −27
berpangkat ganjil 𝑛 bilangan ganjil
10. Bilangan negatif (−𝑎)𝑛 = −𝑎𝑛 (−3)2 = (−3) × (−3) = (32 ) = 9
berpangkat genap 𝑛 bilangan genap

P1-5. Lembar Kerja


1. Uraikan dan nyatakan hasil akhirnya !
a. 34 × 3
1 2 1 3
b. (− 3) × (3)
3
c. 2435 ∶ 32
5
d. √64 ∶ 2
2. Ubah bilangan berpangkat berikut menjadi bilangan berpangkat tanpa memuat pangkat
negatif !
a. 5−4
1 −3
b. ( )
2

H a l a m a n 4 | 17
c. (−3)−1
3 −5
d. (𝑥)
3. Nyatakan bentuk berikut menjadi bentuk paling sederhana !
1 2
a. 32 × 33
1 −3
b. (23 )
3 −2
c. (√2)
3 1
d. 34 : 32
4. Nyatakan bentuk berikut menjadi bentuk paling sederhana !
a. 3𝑥 2 × 2𝑥
𝑎 3 𝑏3
b.
𝑎2 𝑏
34
c. 310
12𝑥 7 𝑦 5
d. 3𝑦 6
5. Ubah dan sederhanakan bilangan berpangkat berikut menjadi bilangan berpangkat tanpa
memuat pangkat negatif atau nol !
𝑥 2𝑦7𝑧2
a.
𝑥 3𝑦4𝑧
2𝑥 3 𝑦 −2
b. 3𝑧 −2
14𝑥 7 𝑦 15
c.
21𝑥 2 𝑦 3
4𝑥 −2 𝑦 4
d.
6𝑧 −5

Refleksi Diri
Jika saya telah menjawab benar minimal 4 dari 6 nomor , maka saya dapat melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 8-9.

H a l a m a n 5 | 17
Pertemuan 2

P2-1. Sistem Bilangan (Rasional dan Irasional)


Sebelum memahami bentuk akar, kita ingat lagi sistem bilangan berikut :

Q R
C B
A

A : Himpunan bilangan asli, yaitu {1,2,3,...}


C : Himpunan bilangan cacah, yaitu {0,1,2,3...}
B : Himpunan bilangan bulat, yaitu {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}
Q : Himpunan bilangan rasional, yaitu himpunan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
𝑎
𝑏
dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Apabila bilangan rasional diubah
menjadi bilangan desimal maka bilangannya akan berhenti pada angka tertentu atau akan tak
berhingga namun membentuk pola pengulangan. Bilangan rasional terdiri dari bilangan
pecahan dan bulat baik itu positif maupun negatif.
R : Himpunan bilangan real, yaitu terdiri dari bilangan rasional dan irasional.
Bilangan irasional, apa itu? Lawan dari bilangan rasional, yaitu bilangan yang tidak dapat
𝑎
dinyatakan dalam bentuk 𝑏 . Apabila bilangan irasional diubah menjadi bilangan desimal maka
bilangannya tidak akan berhenti pada angka tertentu atau tidak membentuk pola pengulangan.
Coba Pahami :
Pahami pengertian himpunan bilangan. Nyatakan bilangan berikut apakah termasuk bilangan
rasional atau irasional dengan memberi tanda centang pada kolom sesuai dan penjelasannya.
𝑎
Bilangan Bilangan Bilangan Bentuk 𝑏 , 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐵, 𝑏 ≠ 0
Rasional ? Irasional ?
5
0,45
1,2
30%
0,333...
0,272727...
1,090909...
√2
√4
√7
𝜋

P2-2. Bentuk Akar


𝑛
Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya bahwa bilangan berpangkat √𝑎𝑚 dapat diubah
𝑚
𝑛
menjadi 𝑎 𝑛 . Pada bentuk √𝑎𝑚 , 𝑎𝑚 menyatakan bilangan pokok dan 𝑛 menyatakan indeks akar
(𝑛 ≥ 2). Apabila 𝑛 = 2, maka indeks akar tidak perlu ditulis (contoh √4, baca : akar dari 4).
3
Namun jika 𝑛 > 2, maka indeks akar perlu ditulis (contoh √4, baca : akar pangkat 3 dari 4).

H a l a m a n 6 | 17
P2-3. Sifat Bentuk Akar
Sifat Contoh
1. √𝑎 + √𝑏 = √𝑏 + √𝑎 dengan 𝑎 > 𝑏 √3 + √2 = √2 + √3
√18 + √8 = ... lanjutkan dan sederhanakan
2. 𝑥√𝑎 ± 𝑦√𝑎 = (𝑥 ± 𝑦)√𝑎 3√5 + 4√5 = (3 + 4)√5 = 7√5
4√2 − √8 =.... lanjutkan dan sederhanakan
3. √𝑎 × √𝑏 = √𝑎𝑏 √5 × √15 = √75 = 5√3
2√6 × 5√3 = ... lanjutkan dan sederhanakan
√𝑎 𝑎
4. = √𝑏 dengan 𝑏 ≠ 0 64 √64 8
√𝑏 √ = =
729 √729 81
6 64

729
=... lanjutkan dan sederhanakan

P2-4. Lembar Kerja


Sederhanakan bentuk berikut :
1. 6√2 + 4√2 − 10√2
2. 2√28 + √20 + √125
3. 3√32 − 2√50
4. 2√20 − √80
5. √3 × √12
6. 2√5 × 3√2
7. 6√2(2√2 − √6)
8. 2√5(√3 + √5)
2
9. (√5 + √3)
10. (√7 + √2)(√7 − √2)

Refleksi Diri
Jika saya telah menjawab benar minimal 7 dari 10 nomor , maka saya dapat melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 18-19

H a l a m a n 7 | 17
Pertemuan 3

P3-1. Merasionalkan penyebut pecahan


Contoh :
6 6 √2 6√2
a. = × = 2 = 3√2
√2 √2 √2
6 6 √3−√2 6(√3−√2)
b. = × = = 6(√3 − √2)
√3+√2 √3+√2 √3−√2 3−2
1
c. 3√2
= ... lanjutkan
1−√2
d. 1+√2
= ... lanjutkan

P3-2. Menyederhanakan bentuk √𝒂 ± 𝒃√𝒄 menjadi √𝒙 ± √𝒚, 𝐝𝐚𝐧 𝒙 ≥ 𝒚


2
Bentuk √𝑎 ± 𝑏√𝑐 dapat disederhanakan jika 𝑎2 − (𝑏√𝑐) adalah bilangan kuadrat sempurna.
2
Misal √9 − 2√14 dapat disederhanakan karena 92 − (2√14) = 81 − 56 = 25.
Contoh : Sederhanakan bentuk √9 + 2√14
Misalkan √9 + 2√14 = √𝑥 + √𝑦 … (1) dengan syarat 𝑥 > 𝑦
Jika kedua ruas dikuadratkan diperoleh persamaan
9 + 2√14 = 𝑥 + 𝑦 + 2√𝑥𝑦 … (2)
Ruas kiri dan ruas kanan persamaan (2) masing-masing terdiri dari bagian rasional dan
irasional, yaitu
Bagian rasional : 9 = 𝑥 + 𝑦 … (3)
Bagian irasional : 2√14 = 2√𝑥𝑦 atau 𝑥𝑦 = 14 … (4)
dengan mensubstitusikan (3) ke (4) diperoleh
𝑥(9 − 𝑥) = 14
Atau cara mudah :)
⟺ 9𝑥 − 𝑥 2 = 14
Cari dua bilangan 𝑥 dan 𝑦 apabila
⟺ 𝑥 2 − 9𝑥 + 14 = 0
Dijumlahkan : 𝑥 + 𝑦 = 9
⟺ (𝑥 − 2)(𝑥 − 7) = 0
Dikalikan : 𝑥𝑦 = 14
𝑥 = 2 atau 𝑥 = 7
Maka ditemukan 2 bilangan yang memenuhi yaitu
Untuk 𝑥 = 7 maka 𝑦 = 2
𝑥 = 7 dan 𝑦 = 2
Jadi √9 + 2√14 = √7 + √2

Coba! Dengan cara yang sama coba sederhanakan bentuk berikut : √39 + 12√3

P3-3. Lembar Kerja


1. Rasionalkan bentuk pecahan berikut :
10
a.
√5
3
b. 2√5
2
c.
√5+√3
√7+√2
d.
√3
1+√3
e. 4−2√3
2. Sederhanakan bentuk berikut :

H a l a m a n 8 | 17
a. √10 + 2√21
b. √12 + 2√35
c. √8 − 2√7
d. √24 + 12√3
e. √32 − 10√7

Refleksi Diri
Jika saya telah menjawab benar minimal 7 dari 10 nomor , maka saya dapat melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 22 dan 24.

H a l a m a n 9 | 17
Pertemuan 4

P4-1. Persamaan Eksponensial


Adalah persamaan yang bilangan pokok (basis) nya, pangkat (eksponen) nya, atau keduanya
memuat suatu variabel. Untuk bentuk eksponen 𝑎 𝑓(𝑥) , dengan 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1.
Ada 7 bentuk persamaan eksponen, namun yang kita pelajari hanya 3 saja.
1. Persamaan bentuk 𝒂𝒇(𝒙) = 𝒂𝒑 memiliki penyelesaian 𝒇(𝒙) = 𝒑
Contoh. Tentukan himpunan penyelesaian dari :
a. 43𝑥+6 = 1 b. 22𝑥+4 = 8 Lembar Kerja
Jawab : Jawab : Selesaikan soal c-f secara diskusi
4 3𝑥+6
=1 2 2𝑥+4
=8 3-4 orang. Tentukan himpunan
⟺4 3𝑥+6
=4 0
⟺2 2𝑥+4
=2 3 penyelesaian soal berikut !
2
Sehingga 3𝑥 + 6 = 0 Sehingga 2𝑥 + 4 = 3 c. 52𝑥 +5𝑥−12 = 1
⟺ 3𝑥 = −6 ⟺ 2𝑥 = −1 2 1
d. 3𝑥 −𝑥−9 = 27
⟺ 𝑥 = −2 1
⟺𝑥=− 6 2
e. √1252𝑥 −12𝑥+8 = 625
1
2
Jadi, HP = Jadi, HP = 3
4 4 1
{𝑥|𝑥 = −2} 1 f. (23𝑥+1 ) = √16
{𝑥|𝑥 = − 2}

2. Persamaan bentuk 𝒂𝒇(𝒙) = 𝒂𝒈(𝒙) memiliki penyelesaian 𝒇(𝒙) = 𝒈(𝒙)


Contoh. Tentukan himpunan penyelesaian dari :
a. 62𝑥−4 = 362𝑥+3 2
1 𝑥 −2 1 𝑥 1 𝑥 Lembar Kerja
b. (9) . (243) = (27) ,
Jawab : Selesaikan soal c-f secara diskusi 3-4
6 2𝑥−4
= 36 2𝑥+3 memiliki penyelesaian orang. Tentukan himpunan penyelesaian
⟺6 2𝑥−4 2 2𝑥+3
= (6 ) 𝑥1 dan 𝑥 2 , (𝑥 1 > 𝑥 2 ). soal berikut !
2𝑥−4 4𝑥+6 Nilai 5𝑥 − 𝑥 = ... 2
⟺6 =6 1 2 c. 7𝑥 −3𝑥−10 = 49𝑥+2
Sehingga Jawab : 3
𝑥 2 −2 𝑥 𝑥
d. 4𝑥−2 = √83𝑥+1
1 1 1 2 1
2𝑥 − 4 = 4𝑥 + 6 ( ) .( ) =( ) e. √8𝑥 −4𝑥+3 = 32𝑥−1 , memiliki
9 243 27
2
⟺ (3−2 )𝑥 −2 . (3−5 )𝑥 = (3−3 )𝑥 penyelesaian 𝑝 dan 𝑞 (𝑝 > 𝑞). Nilai
⟺ −2𝑥 = 10
2 𝑝 + 6𝑞 = ...
⟺ 𝑥 = −5 ⟺ 3−2𝑥 +4−5𝑥 = 3−3𝑥
f. Sistem persamaan
Jadi, HP = {𝑥|𝑥 = −5} Sehingga −2𝑥 2 − 5𝑥 + 4 = −3𝑥 2𝑥+𝑦−2 2𝑥+2𝑦−5
⟺ −2𝑥 2 − 2𝑥 + 4 = 0 {3 𝑥−𝑦+4 = 9 𝑥−𝑦+2
5 = 125
⟺ 𝑥2 + 𝑥 − 2 = 0 memiliki penyelesaian 𝑥 dan 𝑦. Nilai
⟺ (𝑥 + 2)(𝑥 − 1) = 0 𝑥 + 𝑦 adalah ...
⟺ 𝑥 = −2 ∨ 𝑥 = 1
Jika 𝑥1 = 1 dan 𝑥2 = −2,
maka 5𝑥1 − 𝑥2 = 5 + 2 = 7.

H a l a m a n 10 | 17
𝟐
3. Persamaan bentuk 𝑨(𝒂𝒇(𝒙) ) + 𝑩(𝒂𝒇(𝒙) ) + 𝑪 = 𝟎 memiliki langkah penyelesaian
dengan memisalkannya kedalam bentuk persamaan kuadrat.
Contoh. Tentukan himpunan penyelesaian dari :
a. 9𝑥 − 12(3𝑥 ) + 27 = 0, b. 22𝑥+1 − 2𝑥 − 6 = 0 Lembar Kerja
nilai 𝑥1 + 𝑥2 = ... Jawab. Selesaikan soal c-g secara diskusi
Jawab. 22𝑥+1 − 2𝑥 − 6 = 0 4-5 orang. Tentukan penyelesaian
𝑥 𝑥)
9 − 12(3 + 27 = 0 2𝑥 𝑥
⟺ 2 (2) − 2 − 6 = 0 soal berikut !
2𝑥 𝑥)
⟺ 3 − 12(3 + 27 = 0 Misalkan 2 = 𝑝, maka
𝑥 c. 22𝑥 − 3(2𝑥+1 ) + 8 = 0
Misalkan 3 = 𝑘, maka
𝑥
2𝑝2 − 𝑝 − 6 = 0 d. 32−𝑥 + 3𝑥−1 − 4 = 0
2
𝑘 − 12𝑘 + 27 = 0 ⟺ (2𝑝 + 3)(𝑝 − 2) = 0 e. 32𝑥 − 10(3𝑥+1 ) + 81 = 0,
⟺ (𝑘 − 9)(𝑘 − 3) = 0 3 jika 𝑥1 > 𝑥2 , maka 𝑥1 − 𝑥2 =
⟺𝑝=− ∨𝑝=2
⟺𝑘 =9∨𝑘 =3 2 ...
3
Untuk 𝑘 = 9 maka 3𝑥 = 9 ⟺ Untuk 𝑝 = − 2 maka tidak f. 2(34𝑥 ) − 20(32𝑥 ) + 18 = 0,
3 𝑥 = 32 ⟺ 𝑥 = 2 ada nilai 𝑥 yang memenuhi nilai 𝑥1 + 𝑥2 = ...
Untuk 𝑘 = 3 maka 3 = 3 ⟺
𝑥
Untuk 𝑝 = 2 maka 2𝑥 = g. 32𝑥+1 − 28(3𝑥 ) + 9 = 0, jika
𝑥=1 2⟺𝑥=1 𝑥1 > 𝑥2 , maka 3𝑥1 − 𝑥2 = ...
Maka nilai 𝑥1 + 𝑥2 = 2 + 1 = 3 Jadi, HP = {𝑥|𝑥 = 1}

Refleksi Diri
Jika saya telah menjawab benar minimal 10 dari 13 nomor , maka saya dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 25- 26.

H a l a m a n 11 | 17
Pertemuan 5

P5-1. Fungsi Eksponensial


Definisi : Fungsi eksponensial 𝒇 dengan bilangan pokok 𝑎 (𝑎 suatu konstanta) adalah fungsi
yang didefinisikan dengan rumus 𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙 , 𝒂 > 𝟎, 𝒂 ≠ 𝟏.
Grafik Fungsi Eksponensial

Jika kurva fungsi 𝑦 = 𝑎 𝑥 digambarkan pada bidang cartesius, maka grafik fungsi eksponen
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Grafik memotong sumbu y.
2. Jika basis 𝑎 > 1 maka grafik monoton naik, sedangkan untuk basis 0 < 𝑎 < 1 maka grafik
monoton turun.
3. Grafik memiliki garis simetri yaitu sumbu 𝑦 atau garis 𝑥 = 0.
4. Grafik memiliki asimtot datar yaitu sumbu 𝑥 atau garis 𝑦 = 0.
5. Grafik selalu berada di daerah 𝑦 positif.

P5-2. Lembar Kerja


Kita akan belajar mengenai prosedur membuat grafik fungsi eksponensial
1. Lukislah grafik fungsi 𝑦 = 2𝑥
a. Sebelum melukis grafik, terlebih dahulu lengkapi data pada tabel berikut.
𝑥 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

𝑦 = 2𝑥

b. Gambarkan titik-titik koordinat yang telah ditemukan di poin 1a pada bidang cartesius
pada kertas milimeter blok ! Buat sketsa grafik eksponensialnya !

1 𝑥
2. Lukislah grafik fungsi 𝑦 = 2−𝑥 dan 𝑦 = (2)
a. Sebelum melukis grafik, terlebih dahulu lengkapi data pada tabel berikut.
𝑥 -2 -1 0 1 2 3 4 5

𝑦 = 2−𝑥

1 𝑥
𝑦=( )
2

H a l a m a n 12 | 17
b. Gambarkan titik-titik koordinat yang telah ditemukan di poin 2a pada bidang cartesius
1 𝑥
pada kertas milimeter blok ! Buat sketsa grafik 𝑦 = 2−𝑥 dan 𝑦 = (2) pada satu bidang
cartesius !
1 𝑥
c. Apakah kedua grafik 𝑦 = 2−𝑥 dan 𝑦 = (2) berimpitan? Jelaskan !
1 𝑥
d. Identifikasi karakteristik grafik fungsi eksponen 𝑦 = 2𝑥 dan 𝑦 = ( ) dengan
2
melengkapi titik-titik berikut :
1 𝑥
1) Grafik 𝑦 = 2−𝑥 dan 𝑦 = (2) memotong sumbu Y di titik ...
2) Untuk fungsi 𝑦 = 2𝑥 karena basis 𝑎 = 2 maka grafik monoton ..., sedangkan untuk
1 𝑥 1
fungsi 𝑦 = (2) karena basis 𝑎 = 2 maka grafik monoton ...
3) Apakah kedua grafik memotong sumbu X ? Mengapa?
4) Kedua grafik memiliki sumbu simetri yaitu garis ...
5) Kedua grafik selalu berada di daerah ...
6) Kedua grafik memiliki asimtot ... yaitu ....

P5-3. Lembar Kerja (Soal B halaman 29 buku Erlangga)

Refleksi Diri
Jika saya telah mampu menggambar grafik fungsi eksponensial danmenjawab benar minimal 3
dari 5 nomor dari soal B halaman 29 buku Erlangga , maka saya dapat melanjutkan ke tahap
berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 28-30.

H a l a m a n 13 | 17
Pertemuan 7
Pertemuan 6

P6-1. Penerapan Eksponensial


Salah satu penerapan eksponensial dalam ilmu fisika, boologi, kimia, maupun ekonomi adalah
pada Pertumbuhan dan Peluruhan.
Pertumbuhan adalah perubahan secara kuantitas dari suatu objek pada rentang waktu tertentu
dengan perubahan naik, dengan kata lain kuantitas objek tersebut bertambah. Peluruhan adalah
perubahan secara kuantitas dari suatu objek pada rentang waktu tertentu dengan perubahan
turun, dengan kata lain kuantitas objek tersebut berkurang. Misal kecepatan pertumbuhan
suatu bakteri pada keadaan tertentu berbanding lurus dengan banyak bakteri pada saat itu.
Kecepatan reaksi zat-zat kimia sebanding dengan banyak zat pada saat itu.
Contoh.
1. Massa 𝑦 gram suatu radioaktif yang mengalami penyusutan dalam 𝑡 tahun ditentukan oleh
𝑡
1 25
rumus 𝑦 = 10 (2) .
a. Berapa massa 𝑦 mula-mula apabila 𝑡 = 0 ?
b. Berapa massa 𝑦 setelah 80 tahun ?
Pembahasan.
1 0
a. Untuk 𝑡 = 0, maka massanya adalah 𝑦 = 10 (2) = 10 gram
80
1 25
b. Untuk 𝑡 = 80, maka massanya adalah 𝑦 = 10 ( ) = 1,088 gram
2

P6-2. Lembar Kerja


2. Jumlah tenaga kerja di suatu perusahaan dinyatakan dengan rumus 𝑁 = 300(2)0,6𝑡 , dengan
N jumlah buruh setelah 𝑡 tahun.
a. Berapakah jumlah buruh pada awalnya?
b. Berapakah jumlah buruh setelah 3 tahun?
3. Perkembangbiakan suatu populasi bakteri setiap 𝑡 jam ditentukan dengan rumus 𝑄(𝑡) =
20𝑒 0,03𝑡 , 𝑡 ≥ 0.
a. Tentukan jumlah populasi mula-mula!
b. Berapa jumlah populasi bakteri setelah 72 jam?
4. Persamaan suatu permintaan akan barang ditentukan oleh rumus : 𝑝 = 500 − 0,5𝑒 0,004𝑥 .
Tentukan harga barang 𝑝 jika :
a. 𝑥 = 1000 satuan barang
b. 𝑥 = 1500 satuan barang

Refleksi Diri
Jika saya telah mampu menjawab benar minimal 2 dari 3 nomor, maka saya dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 37.

H a l a m a n 14 | 17
Pertemuan 7

P7-1. Logaritma Sebagai Invers Eksponensial


Pada bahasan eksponensial, kita mengetahui 10−1 = 0,1, 102 = 100, dan 103 = 1000.
Dari ketiga bilangan itu, 10 disebut bilangan pokok,
-1,2, dan 3 disebut pangkat,
0,1; 100; dan 1000 disebut hasil perpangkatan.
Logaritma adalah invers (balikan) dari eksponensial.
Bentuk umum bilangan logaritma yaitu 𝑎 log 𝑥 yang berarti pangkat (eksponen) dari 𝑎 yang
menghasilkan 𝑥. 𝑎 log 𝑥 dibaca logaritma dengan basis 𝑎 dari 𝑥.
Sehingga 𝑦 = 𝑎 log 𝑥 ⇔ 𝑥 = 𝑎 𝑦 , dengan 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1, 𝑥 > 0,
𝑎 adalah bilangan pokok/basis,
𝑥 adalah numerous/domain logaritma,
𝑦 adalah hasil/range logaritma.
Contoh.
Bentuk Eksponensial Bentuk Logaritma
8 = 23 ⇔ 2
log 8 = 3
32 = 9 ⇔ 3
log 9
54 = 625 ⇔ 5
log 625 = 4

P7-2. Lembar Kerja


1. Nyatakan dalam bentuk a-o berikut 2. Tentukan nilai 3. Tentukan nilai 𝑥
menjadi bentuk logaritma atau logaritma dari yang memenuhi
eksponensial (sesuai kolom yang kosong) soal a-o berikut : persamaan a-j
No Eksponensial Logaritma berikut :
1
a. 43 = 64 ⇔ ... a. 3
log 9 = −2 a. 4
log 16 = 𝑥
1
b. 60 = 1 ⇔ ... b. 2
log 2 = 1 b. 3
log = 𝑥
9
3
c. 42 = 8 ⇔ ... c. log 10 = 1 c. 𝑥 = 7 log 1
4 1
d. 83 = 16 ⇔ ... d. 2
log 16 d. 𝑥 log 16 = −4
1
e. 10-1 = 10 ⇔ ... e. 7
log 343 e. 𝑥
log 25 = 2
1
f. 2−6 = ⇔ ... f. 3
log 243 f. 𝑥
log 36 = 4
64
−3
1
g. ( ) = 125 ⇔ ... g. 4
log 1 g. 5
log 𝑥 = 0
5
1 4 1
h. ( ) = ⇔ ... h. 36
log 6 h. 7
log 𝑥 = 1
2 16
1 1
i. ... ⇔ 5
log 125 = 3 i. 8
log i. 3
log 𝑥 =
64 3

1
j. ... ⇔ 8
log 1 = 0 j. 4
log j. 2
log 𝑥 = −4
√16

2
1
k. ... ⇔ log = −4 k. √2 log 8
16
4
1
l. ... ⇔ log = −3 l. log 1000
64

H a l a m a n 15 | 17
1. Nyatakan dalam bentuk a-o berikut 2. Tentukan nilai 3. Tentukan nilai 𝑥
menjadi bentuk logaritma atau logaritma dari yang memenuhi
eksponensial (sesuai kolom yang kosong) soal a-o berikut : persamaan a-j
No Eksponensial Logaritma berikut :
1 1 1
m. ... ⇔
3 log =3 m. log 100
27
1
n. ... ⇔ 2 log 64 = −6 n. log 0,0001

1
o. ... ⇔ 2
log √32 o. 3
log 9 = −2

P7-3. Sifat-Sifat Logaritma


Jika basis 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1, 𝑏 > 0, dan 𝑐 > 0, maka berlaku sifat berikut :
1. 𝑎
log 1 = 0 dan 𝑎 log 𝑎 = 1
2. 𝑎
log 𝑏 + 𝑎 log 𝑐 = 𝑎 log(𝑏𝑐)
𝑏
3. 𝑎
log 𝑏 − 𝑎
log 𝑐 = 𝑎
log ( 𝑐 )
𝑎𝑚 𝑛 𝑎
4. log 𝑏 𝑛 = 𝑚 log 𝑏
𝑚 log 𝑏
5. 𝑎
log 𝑏 = 𝑚 log 𝑎
, dengan 𝑚 > 0, 𝑚 ≠ 1
𝑎 log 𝑏
6. 𝑎 =𝑏
7. 𝑎
log 𝑏 . 𝑏 log 𝑐 = 𝑎
log 𝑐
1
8. 𝑎
log 𝑏 = 𝑏 log 𝑎

P7-4. Lembar Kerja 2


Gunakan sifat logaritma untuk menyederhanakan bentuk berikut :
1. log 5 + log 2 = log 10
2. log 2 + log 18 − log 6 + log 5 − log 3 = ...
3. 2
log 48 − 2
log 3 = ...
4. 5
log 150 − 5
log 24 + 5
log 4 = ...
4
5. log 35 + log 70 − log 2 + 2 log 5 = ...

6. 8
log 32 = ...
7. 9
log √243 = ...
8. 2 2 log 5 + 2 2 log 2 = ...
9. 4
log √2 − 4
log √8 = ...
2 81 3
10. 2 2 log 3 + 2
log 8
− 2 2 log 4 = ...
2 log 3
11. 2 = ...
2 log 8
12. 4 = ...
1
13. 2
log 3 . 3
log 25 . 5
log 4 = ...
2 2 3 1
14. 3
. log 8 −2. 2
log 16 + 2 . 2
log 32 = ...

H a l a m a n 16 | 17
2 log
√5+2 4 log 5
15. 2 log 3. 3 log 5 = ...

16. Diketahui 2
log 3 = 𝑎 dan 2
log 5 = 𝑏. Hitunglah 2
log 0,3 =...
17. Diketahui 2
log 3 = 1,585 dan 2
log 5 = 2,322. Hitunglah 2
log 60 =...
18. Diketahui 9
log 8 = 𝑎, hitung 4
log 3 =...
19. Jika 8
log 5 = 𝑎, maka tentukan 2
log √5
20. Jika 5
log 3 = 𝑎 dan 3
log 4 =b, maka tentukan 12 log 75
21. Diketahui log 2 = 0,301 dan log 3 = 0,477, maka nilai log √24 = ...
22. Diketahui log 2 = 0,301 dan log 3 = 0,477, maka nilai log 576 = ...
3
23. Diketahui log 2 = 𝑎 dan log 3 = 𝑏. Hitunglah log √152 = ...
24. Diketahui 7
log 2 = 𝑎 dan 2
log 3 = 𝑏. Hitunglah 6
log 98 =...
1
25. Jika 𝑚 = 0,333 … dan 𝑛 = √72 + √72 + √72 − ⋯ , maka tentukan 𝑚 log 𝑛 !

Refleksi Diri
Jika saya telah mampu menjawab benar minimal 20 dari 25 nomor, maka saya dapat melanjutkan
ke tahap berikutnya.
Namun apabila kurang dari itu, maka saya perlu belajar lebih mendalam materi ini kembali.

Pengayaan
Untuk lebih mendalami materi ini silakan berlatih soal secara mandiri pada Buku Erlangga
karangan BK Noormandiri halaman 49.

H a l a m a n 17 | 17

Anda mungkin juga menyukai