Anda di halaman 1dari 2

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis keuangan untuk mengetahui


kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan yang melibatkan data dari laporan
keuangan selama periode tertentu. Analisis rasio keuangan dilakukan dengan
membandingkan angka-angka di dalam laporan keuangan dalam periode tahun yang
sama maupun pefiode tahun yang berbeda. Contohnya, perbandingan antara total
aset dengan total kewajiban atau perbandingan antara komponen di laporan laba rugi
dengan komponen di laporan posisi keuangan.

Analisis rasio keuangan bertujuan untuk menilai target kinerja yang dicapai oleh
manajemen serta menilai peluang dan risiko bisnis di masa depan. Fungsi rasio
keuangan dalam perusahaan adalah mengetahui penggunaan maksimal aset dan
keuangan, mengetahui tingkat kesehatan keuangan, dan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk berkembang. Hasil analisis rasio keuangan
bermanfaat bagi manajemen perusahaan, para pemegang saham, pemberi pinjaman
atau kreditor, pemerintah, tenaga kerja dan masyarakat

Pengertian Analisis Rasio Likuiditas


Pengertian analisis rasio menurut beberapa ahli:
a. Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
(utang) jangka pendek. Artinya, apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan
mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menjukan atau mengukur
kemampuan perusahaan dlam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, naik
kewajiban kepada pihak luara perusahan (likuiditas badan usaha) maupun didalam
perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi  kewajiban (utang) pada saat ditagih.
b. Menurut John J. Hampton, Rasio likuiditas bertujuan untuk menguji kecukupan
dana, solvency perusahaan ( Kesanggupan melunaskan hutangnya), kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Macam-
macam rasio likuiditas seperti rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio),
perputaran piutang (reveivable turn over), dan perputaran persediaan (inventory
turn over).
c. Menurut Kasmir (2016), standar industri rasio likuiditas adalah rasio lancar
sebanyak 2 kali, rasio cepat sebanyak 1,5 kali, rasio kas sebesar 50%, rasio
perputaran kas sebanyak 10 kali dan inventory to net working capital sebesar
12%.

Anda mungkin juga menyukai