SURAT KEPUTUSAN
NOMOR : 005/C-2.6/Yafkamma/SS/VIII/2023
TENTANG
STATUTA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) KRISTEN SORONG SELATAN PAPUA BARAT
Statuta Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kristen Sorong
Selatan Papua Barat Daya adalah sebagai berikut :
PEMBUKAAN
Bahwah sesungguhnya upaya yang mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
adalah amanah dalam UUD 1945 agar tercapai peningkatan kualitas Indonesia
seutuhnya, rohania dan jasmaniah, harkat dan martabatnya dalam rangka
mewujudkan manusia Indonesia yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut ditetapkan sistem pendidikan nasional
sebagai upaya yang terpadu di bidang pendidikan yang berakar dalam kebudayaan
bangsa di dalam wadah Negara Kesatuan Repoblik Indonesia.
PASAL 1
Dalam Statuta ini yang dimaksud dengan:
1. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional;
2. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencangkup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, dan doctor;
3. Yayasan adalah Yayasan Frans Carl Kamma Teminabuan Kabupaten
Sorong Selatan Propinsi Papua Barat.
4. STKIP adalah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen
Sorong Selatan.
5. Ketua adalah Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Kristen
6. Senat adalah Senat Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Kristen Sorong Selatan
7. Dewan Penyantun adalah Dewan yang beranggotakan tokoh-tokoh
masyarakat dan diadakan untuk membantu upaya pengembangan
perguruan tinggi;
8. Bagian adalah unsur pelaksana akademik untuk mengelola sumber daya
manusia bagi pengembangan pendidikan dan cabang-cabang ilmu;
9. Program Studi adalah satuan rencana belajar sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan akademik, profesi, dan atau vokasi yang
diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditunjukan agar
mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
dengan sasaran kurikulum;
10. Warga Kampus adalah civitas akademika dan staf administrasi pada
STKIP
11. Civitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa
pada STKIP
PASAL 2
(1) Visi :
“ Menjadi Lembaga Pendidikan Kristen di Indonesia Timur yang Unggul
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi dan
Takut Akan TUHAN (Amsal 1:7)”.
(2) Misi :
1. Membangun Kehidupan Masyarakat Sorong Selatan Papua Barat yang
berkualitas tinggi, memiliki spiritualitas iman dan moral dalam
membangun yang dilandasi dengan hidup setia, jujur dan takut akan
Tuhan.
2. Menyelenggarakan Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
berkualitas dengan “ Sistem Pendidikan Berpola Asrama”, agar
Pendidikan Anak Berbasis Konteks Papua.
3. Menghasilkan Lulusan yang mampu menguasai Iptek dalam
mencerdaskan Anak Bangsa.
(3) Tujuan :
1. Menjadi Lembaga STKIP Kristen Sorong Selatan Papua Barat yang
ingin menimba Air Kehidupan dari Sumur Sendiri di Tanah Papua.
2. Menyelenggarakan Pendidikan Guru Sekolah Dasar untuk
menghasilkan Lulusan yang mampu mendidik dan mengajar Anak
mengenal 3M yaitu Membaca, Menulis dan Menghitung, agar anak
memiliki dasar-dasar pendidikan yang baik untuk pengembangan diri
dalam menghadapi dunia pendidikan yang kompleks.
3. Mengelola Sumber Daya Manusia yang memiliki kualitas untuk
mendidik dan mengajar Ilmu Teologi di bidang Pendidikan Agama
Kristen, anak mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
secara pribadi dalam kehidupannya.
PASAL 3
(1) STKIP Kristen Sorong Selatan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945
(2) STKIP Kristen Sorong Selatan ini merupakan lembaga pendidikan tinggi
swasta di lingkungan departemen Pendidikan Nasional yang berkedudukan
di Biak Papua.
PASAL 4
STKIP Kristen Kristen Sorong Selatan mempunyai lambang logo berbentuk segi
Lima.
PASAL 5
Makna lambang STKIP Kristen Sorong Selatan adalah :
a. Segi Lima mengandung makna secara nasional dan teologis Kristiani yaitu :
1. Lima Dasar Falsafah Bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.
2. Lima Kitab Musa yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
b. Batu mengandung makna teologis bahwa Yesus Kristus sendiri adalah batu
penjuru Allah.
c. Batu Karang merupakan pemberian gelar yang diberikan oleh Yesus Kristus
kepada Simon Petrus (Kefas) untuk menjadi dasar sebuah kekuatan jemaat
Allah yang dibangun atas dasar iman Petrus. Diatas batu karang itu Aku akan
mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. (Matius 4 :
17; 16 : 16-18; Yohanes 1 : 42; Yohanes 21).
d. Alkitab yang berisikan Firman Allah yaitu Perjanjian Lama yang berisikan 39
Kitab dan Perjanjian Baru yang berisikan 27 Kitab.
e. Salib adalah merupakan lambang penderitaan Kristus yang oleh karena dosa
manusia, sehingga Ia dihukum mati diatas salib. Salib juga merupakan lambang
panji kemenangan Kristus atas kuasa maut dan janji keselamatan bagi setiap
PASAL 6
(1) STKIP Kristen Kristen Sorong Selatan memiliki bendera berwarna,
(2) Penjelasan bendera berwarna hijau kuning sesuai dengan ciri khas GKI di
Tanah Papua.
(3) Bendera STKIP Kristen Sorong Selatan akan diatur dengan Keputusan Ketua
atas persetujuan senat.
PASAL 7
(1) STKIP Kristen Sorong Selatan memiliki Himne dan Mars STKIP Kristen
PASAL 8
(1) STKIP memiliki busana akademik yang bentuk dan warnanya diatur dengan
Keputusan Ketua atas persetujuan senat
(2) STKIP memiliki tata cara akademik tentang penggunaan busana akademik
yang diatur dengan Keputusan Ketua atas persetujuan Senat.
BAB IV
BADAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PASAL 9
(1) STKIP Kristen diselengagarakan oleh Yayasan F.C.Kamma Teminabuan.
(2) YAYASAN F.C.Kamma Teminabuan berwewenangan membina,
memilihara, menjaga, dan mengawasi penyelengaraan STKIP Kristen.
PASAL 10
(3) STKIP menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat
(4) Pedidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia
terdidik
(5) Penelitian merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan
empirik, teori, konsep, metodologi, model, dan informasi baru yang
memperkaya ilmu pengetahuan, tehnologi, dan seni.
(6) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan
ilmu pengetahuan, tehnologi dan atau seni dalam upaya memberikan
sumbangan demi kemajuan masyarakat.
(7) Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
merupakan kesatuan dan kebulatan kebijaksanaan dalam penyelenggaraan
pendidikan
PASAL 12
(1) STKIP menyelengarakan pendidikan dengan menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar.
(2) Bahasa Daerah dan Bahasa Asing dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar sejau diperlukan dalam menyampaian pengetahuan dan atau
pelatihan keterampilan tertentu
PASAL 13
(1) Tahun akademik penyelenggaraan pendidikan pada STKIP dibagi dalam 2
(dua) semester
(2) Pada akhir penyelenggaraan program pendidikan akademik,pendidikan
profesi, dan pendidikan vokasi, diadakan upacara wisuda
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1),dan ayet (2),
diatur dengan Keputusan Ketua atas persetujuan senat
PASAL 14
(1) Administrasi akademik STKIP diselenggarakan dengan menerapkan
system kredit semester
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1),diatur dengan
Keputusan Ketua
PASAL 15
(1) Pendidikan diselenggarakan melalui perkuliahan, dalam bentuk tatap
muka, kegiatan transtuktur dan kegiatan mandiri
(2) Dalam penyelengaraan pendidikan dapat diadakan praktikum, diskusi,
seminar, dan kegiatan ilmiah lain.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1) dan ayet (2)
diatur dengan Keputusan Ketua
PASAL 17
(1) Penyelengaraan pendidikan dilaksanakan atas dasar kurikulum
(2) Kurikulum merupakan perangkat rencana dan pengaturan mengnai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya yang digunakan pedoman penyelengaraan kegiatan belajar
mengajar
(3) Kurikulum di susun oleh Program Studi sesuai dengan keperluan dan
perkembangan masyarakat pedoman penyusunan kurikulum Jurusan, serta
mengacu pada pedoman penyusunan kurikulum yang berlaku secara
Nasional.
(4) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayet (2) sebelum disahkan
berlakunya oleh Ketua terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dan
pertimbangan dari Senat
(5) Kurikulum dievaluasi secara berkala untuk disesuaikan dengan
perkembangan bidang-bidang keilmuan yang bersangkutan dan kebutuhan
masyarakat
(6) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1) diatur dengan
Keputusan Ketua.
PASAL 18
(1) Terhadap kegiatan dan kemajuan balajar mahasiswa dilakukan penilaian
secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan
pengamatan
(2) Ujian dapat diselengarakan melalui ujian tengah semester, ujian semester,
ujian akhir program studi , ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertai
(3) Ujian akhir program studi suatu program sarjana dapat terdiri atas ujian
komprehensif dan atau ujian karya tulis, dan uatau ujian skripsi
(4) Dalam bidang-bidang tertentu penilaian hasil belajar untuk program
sarjana dapat dilaksanakan tanpa ujian skripsi
(5) Penelitian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A,B,C,D, dan E yang
masing-masing bernilai 4,3,2,1, dan 0.
(6) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1), ayet (2), dan
ayet (3) diatur dengan keputusan Ketua.
PASAL 19
(1) Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi
keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki anggota civitas akademika
untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara berrtanggung
jawab dan mandiri
(2) Ketua mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota civitas akademika
dapat melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsinya secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi yang
dilandasi oleh norma dan kaidah keilmuan.
(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), setiap anggota civitas akademika harus mengupayakan agar
kegiatan serta hasilnya meningkatkan pelaksanaan kegiatan akademika
STKIP Kristen
(4) Dalam, melaksanakan kebebasan akademika dan kebebasan mimbar
akademika setiap anggota civitas akademika yang bersangkutan harus
bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai
dengan norma dan kaidah keilmuan, teknologi dan seni
(5) Dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Ketua dapat mengijinkan penggunaan sumber daya STKIP Kristen,
sepanjang kegiatan tersebut tidak ditunjukan untuk:
a. Merugikan pribadi lain;
b. Semata-mata memperoleh kuntungan materi bagi pribadi yang
melaksanakannya.
PASAL 21
(1) Pelaksanaan kebebasan akademik diarahkan untuk memantapkan
terwujudnya pengembangan diri civitas akademika ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
(2) Dalam merumuskan pengaturan pelaskanaan kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik, Senat berpedoman pada ketentuan
sebagaimana dimaksud ayat (1).
PASAL 22
(1) Pasal 23 Otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang
berpedoman pada norma dan kaidah keilmuaan yang harus ditaati oleh
para anggota civitas akademika.
(2) Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
STKIP Kristen, beserta civitas akademika berpedoman pada otonomi
keilmuan.
PASAL 23
(1) Setiap civitas akademika wajib menjunjung tinggi etika akademika.
(2) Etika akademik merupakan asas moral yang berdasar kejujuran,
keterbukaan, obyektif dan menghargai pendapat dan penemuan akademisi
lain.
(3) Etika perlu ditegakkan kepada segenap civitas akademika.
BAB VIII
GELAR DAN PENGHARGAAN
PASAL 25
Syarat pemberian gelar akademik, profesi, dan/atau vokasi meliputi :
a. Telah menyelesaikan semua kewajiban pendidikan akademik, profesi,
dan/atau vokasi yang harus dipenuhi dalam mengikuti suatu program studi.
b. Telah menyelesaikan semua kewajiban administrasi dan keuangan
berkenan dengan program studi yang diikuti.
c. Telah dinyatakan lulus dari STKIP Kristen, yang menyelenggarakan
pendidikan akademik, profesi, dan/atau vokasi.
PASAL 26
(1) Dalam rangka menunjang kemajuan dan pengembangan, STKIP Kristen,
dapat memberikan penghargaan kepada :
a. Warga kampus yang berprestasi, serta berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugas sesuai dengan bidannya, baik dalam lingkungan
STKIP Kristen, maupun dalam masyrakat.
b. Warga masyarakat yang telah menunjukan dedikasi dan prestasi luar
biasa dalam ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, kemanusiaan dan
sebagainya.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan keputusan Ketua dan persetujuan Senat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan –undangan yang berlaku.
PASAL 27
(1) STKIP Kristen, merupakan unit organisasi dilingkungan Departemen
Pendidikan Nasional, dipimpin oleh ketua yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada menteri.
(2) Pembinaan STKIP Kristen, secara fungsional berada dilingkungan
koordinasi Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
PASAL 28
Tugas pokok STKIP Kristen, adalah menyelenggarakan pendidikan tinggi yang
meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 29
Untuk menyelenggarankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 29,
STKIP Kristen, mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pendidikan tinggi.
b. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan penelitian, dan usaha
dalam rangka memelihara, melestarikan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakatan atau kemanusiaan.
c. Menyelenggarakan, membina dan mengembangkan pengabdian kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan manusia pada
umumnya, bangsa Indonesia pada khususnya.
d. Menyelenggarakan pembinaan dosen, mahasiswa, dan tenaga administrasi.
e. Menyelenggarakan kegiatan layanan administrative.
PASAL 30
(1) Organisasi STKIP Kristen, terdiri dari :
a. Unsur Pimpinan
b. Senat STKIP Kristen,
PASAL 31
(1) Ketua merupakan pembantu Menteri dibidang yang menjadi tugas dan
kewajibannya serta penanggungjawab utama pada STKIP Kristen,.
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ketua
bertanggungjawab kepada Menteri.
(3) Ketua mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mempimpin STKIP Kristen, sesuai dengan tugas pokok yang digariskan
menteri, membina tenaga kependidikan, mahasiswa dan tenaga
administrasi agar berdaya guna dan berhasil guna.
b. Menentukan kebijakan pelaksanaan penyelenggaraaan pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dilingkungan
STKIP Kristen, yang secara fungsional menjadi tanggungjawabnya sesuai
dengan kebijakan umum pemerintah, kebijakan Menteri dan kebijakan
teknis Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
PASAL 33
(1) Ketua diangkat oleh Yayasan, setelah mendapat pertimbangan Senat, dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Wakil Ketua diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat
pertimbangan Senat, dan tanggungjawab langsung kepada Ketua.
PASAL 34
(1) Masa Jabatan Ketua adalah 4 (Empat) Tahun dan dapat diangkat kembali
dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (Dua) kali masa jabatan berturut-
turut.
(2) Masa jabatan Wakil Ketua, mengikuti berakhirnya masa jabatan Ketua.
PASAL 35
(1) Senat merupakan badan normative dan perwakilan tertinggi pada STKIP
Kristen,
(2) Senat terdiri dari Guru Besar, Guru Besar Emiritus, Ketua, Para Dekan, Wakil
Dosen Fakultas, dan unsur lain yang ditetapkan Senat.
(3) Unsur lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Guru Besar sebagai
Dosen Luar Biasa, Ketua Lembaga dilingkungan STKIP Kristen,, dan pihak
tertentu yang dipandang perlu.
(4) Penetapan anggota Senat dilakukan dengan Keputusan Ketua.
(5) Senat diketuai oleh Ketua didampingi oleh seorang Sekretaris yang dipilih
diantara anggota.
(6) Masa jabatan anggota senat Waki dosen Program Studi adalah 4 (Empat)
tahun, dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2
(dua) kali masa jabatan berturut – turut.
(7) Tata cara pemilihan wakil dosen untuk menjadi anggota Senat/wakil Program
Studi diatur dengan Keputusan Ketua atas persetujuan Senat.
(8) Dalam hal Ketua Senat berhalangan, Sekretaris Senat dapat bertindak sebagai
Ketua Senat.
(9) Senat mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan STKIP Kristen,.
PASAL 36
(1) Panitia Ad Hoc Senat dapat dibentuk oleh Senat untuk melakukan tugas-tugas
khusus yang diperlukan
(2) Pimpinan Panitia Ad Hoc Senat dan anggotanya ditetapkan oleh Ketua Senat
(3) Jika diperlukan anggota Panitia Ad Hoc Senat dapat dintujuk dari luar anggota
Senat dengan mengutamakan relevansi dan keahliannya
PASAL 38
(1) Pelaksanaan akademik di bidang pendidikan dapat berbentuk Program Studi,
Bagian dan Laboratorim.
(2) Program Studi mengkoordinasikan dan /atau pelaksanakan pendidikan
akademik, profesi, dan/atau vokasi dalam satu atau seperangkat cabang ilmu
pengetahuan, teknologi dan atau seni
(3) Program program studi pelaksanakan pendidikan akademik, profesi, dan/atau
vokasi satuan pendidikan yang membawahinya
(4) Program Studi dalam menyelengarakan satu atau beberapa Program Studi
(5) Laboratorium merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada
Bagian.
(6) STKIP Kristen, memiliki Program Studi sebagai berikut :
a. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
(7) STKIP Kristen, dalam melaksanakan pendidikan akademik, provesi dan/atau
vokasi dapat membuka dan atau menutup Program Studi dan bagian, atas
pertimbangan Senat STKIP Kristen, dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 39
(1) Lembaga Penelitian di STKIP Kristen, merupakan unsur yang
mengkoordinasikan, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan yang
diselengarakan oleh pusat penelitian, fakultas, jurusan, bagian, laboratorium,
kelompok dan peorangan serta ikut mengusahakan dan mengendalikan
administrasi sumber daya yang diperlukan
(2) Pusat Penelitian pada Lembaga Penelitian merupakan unsur pelaksanaan yang
menyelengarakan kegiatan penelitian/pengkajian
(3) Organisasi Lembaga Penelitian terdiri atas Ketua di bantu oleh sekretaris
PASAL 40
(1) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat di STKIP Kristen, meerupakan
unsur pelaksanaan yang mengkoordinasikan, memantau, dan menilai
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselengarakan
oleh Unit Peleksanaan Kegiatan, Program Studi, Bagian Laboratorium,
kelompok dan perorangan serta ikut mengusahakan dan mengendalikan
administrasi sumber daya yang diperlukan
(2) Pusat Kegiatan pada Lembaga Pengabdian kepada masyarakat mereupakan
unsur pelakasanaan yang menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat
(3) Organisasi Lembaga Pengabdian kepada masyarakat terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Puasat Kegiatan, Koordinator Pengabdian Masyarakat, Program
Studi, dan tenaga administrasi
(4) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat dimimpin oleh seorang ketuan
dibantu seorang sekretaris
PASAL 41
(1) Lembaga Pengembangan Pendidikan merupakan unsure pelaksanan
pengembangan pendidikan dilingkumgam STKIP Kristen, yang
menyelenggrakan kegiatan pengkajian system pembelajaran, teknologi
pembelajaran, peningkatan kemampuan pembelejaran dosen, dan perjaminan
mutu pendidikan
(2) Pusat pengembangan pada Lembaga Pengembangan Pendidikan merupakan
unsure pelaksanaan yang menyelenggarakan kegiatan Lembaga
Pengembangan Pendidikan
(3) Organisasi Lembaga Pengembagan Pendidik terdiri atas Ketua, Sekretaris,
pusat pengembangan, dan tebaga administrasi
(4) Lembaga Pengembangan Pendidikan dipimpinoleh seorang ketua dibantu
seorang sekretaris
(5) Pusat pengembangan dipimpin oleh seorang kepala dibantu seorng sekretaris
dan sebuah tim pengembangan yang beranggotakan sekurang-kurangnya 6
(enam) dan tenaga administrasi
PASAL 42
(1) Pusat Penelitian di Lembaga Penelitian, Pusat Kegiatan di Lembaga
Pengabdian kepada masyarakat, dan Pusat Pengembangan di Lembaga
Pengembangan Pendidikan dapat dibentuk sesuaia dengan kebutuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(2) Jumlah dan jenis pusat sabagaimana dimaksud pada ayet (1) diatur dengan
Keputusan Ketua atas persetujuan Senat
PASAL 43
Jumlah dan jenis lembaga dapat dikembangkan sesuai dengan keperluan dan
kemampuan STKIP Kristen,, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
PASAL 44
(1) Unsur penunjang pada STKIP Kristen, merupakan perangkat kelengkapan di
bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berada
di luar fakultas dan pengabdian kepada masyarakat yang berada di luar
fakultas dan dalam bentuk Unit Pelaksanaan Teknik
(2) Unit Pelaksanaan Teknis dipimpini oleh seorang Kepala dibantu seorng
Sekretaris yang diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada Ketua
PASAL 45
(1) Organisasi Program Studi terdiri atas :
a. Unsur pimpinan : Ketua dan Sekretaris;
b. Kelompok dosen ;
c. Laboratorium
(2) Organisasi Bagian terdiri dari :
a. Usur pimpinan : Ketua dan Sekretaris;
b. Kelompok dosen;
c. Laboratorium.
PASAL 46
(1) Program Studi mempunyai tugas melaksanakan :
a. Pendidikan dan pengajaran dalam sebagian atas satu cabang ilmu,
teknologi, atau kesenian
b. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenia
tertentu;
c. Pengelolaan dan pembinaan warga kampus
(2) Bagian mempunyai tugas melaksanakan :
a. Penelitian dan pengembangan ilmu pengtahuan, teknologi, atau kesenian;
b. Pengabdian kepada masyarakat;
c. Pengelolaan dan pembinaan sumber daya menusia bagi pengembangan
pendidikan dan cabang-cabang ilmu
PASAL 48
(1) STKIP mempunyai Dewan Penyantun yang mendampingi Ketua dalam :
a. Mengasuh hubungan baik antara masyarakat, instansi, pemerintah dan
badan swasta dengan perguruan tinggi;
b. Membatu memecahkan permasalahan perguruan tinggi;
c. Membantu pengembangan perguruan tinggi;
d. Menampung aspirasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan peran dan pengembangan perguruan tinggi
(2) Dewan Penyantun terdiri atas anggota karena jabatan dan anggota dari tokoh
masyarakat
(3) Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Ketua atas
pertimbangan Senat
(4) Masa Jabatan anggota Dewan Penyantun 4 (empat) tahun dana dapat diangkat
kembali.
PASAL 49
(1) Tenaga kependidikan di STKIP Kristen, terdiri atas dosen dan tenaga
penunjang akademik yang diangkat atas dasar tingkat pendidikan tinggi yang
dicapai, pengetahuan keahlian dan kepribadian yang dimiliki
(2) Dosen merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama
mengajar di STKIP Kristen,
(3) Dosen sebagaimana tersebut ayet (2) terdiri atas dosen tetap, dosen tidak tetap,
dan dosen tamu
(4) Dosen biasa merupakan dosen yang diangkat di tempatkan sabagai dosen tetap
di STKIP Kristen,
(5) Dosen tidak tetap merupakan yang bukan tenaga tetap di STKIP Kristen
(6) Dosen tamu merupakan tenaga ahli yang diundang dan diangkat sebagai dosen
di STKIP Kristen selama jangka waktu tertentu
(7) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas Asisten Ahli, Lektor, Lektor
Kepala dan Guru Besar
(8) Jenjang jabatan akademik dosen sebagaimana dimaksud pada ayet (5) dapat
dibarikan kepada dosen tetap dan dosen tidak tetap
(9) Lektor Kepala samapai dengan Guru Besar diangkat oleh Materi atas usul
Ketua sesudah memperoleh persetujuan Senat, dan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
(10) Guru Besar yang telah mengakhiri masa jabatannya diangkat kembali
menjadi Guru Besar di STKIP Kristen sabagaimana penghargaan istimewa
dari Senat universitas, dengan sambutan Guru Besar Emeritus, dan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(11) Tenaga penunjang akademik terdiri atas peneliti, pengembangan di bidang
pendidikan, pustakawan, laporan dan teknis
(12) Persyaratan pengangkatan dana atau penunjukan tenaga kependidikan
sebgaimana dimaksud pada ayet (1) samapai dengan ayet (9) diatur sesuai
dengan ketentuan peranturan perundang-undangan yang berlaku
PASAL 50
(1) Tenaga administrasi di STKIP Kristen terdiri atas Pegawai yang diangkat oleh
Ketua Yayasan
(2) Tenaga administrasi STKIP Kristen merupakan seseorang yang berdasarkan
pendidikan dan kemampuannya sarta pertyaratan kepegawaian lain yang
dipenuhinya
(3) Jenjang jabatan, wewenang dan tata cata pengangkatan diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangannya yang berlaku
PASAL 51
(1) Mahasiswa merupakan peserta didik terdaftar secara sah pada salah satu
Program Studi yang diselenggarakan oleh STKIP Kristen dan tidak kehilangan
bahaya sebagi mahasiswa STKIP Kristen kerana berbagai alsan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2) Hal-hal yang berkaitan dengan :
a. Syarat untuk menjadi mahasiswa ;
b. Mahasiswa asing;
c. Mahasiswa pindahan
d. Mahasiswa luar biasa dan mahasiswa pendengar;
e. Batalnya kedudukan sebagai mahasiswa;
f. Kedudukan seseoranga sebagai mahasiswa; diatur denga Keputusan Ketua
(3) Hak dan kewajiban mahasiswa diatur dengan Keputusan Ketua
PASAL 52
(1) Untuk melaksanakan kepentingan kepemimpinan, penalaran, kilmuan, minat,
bakat, kegemaran dan kesejateraan mahasiswadapat dibentuk organisasi
kemahasiswaan pada STKIP Kristen, serta Progra Studi
(2) Ditingkat Program Studidapat di bentuk organisasi kemahasiswaan non
struktural yang merupakan perwakilan di Program Studi yang
mempunyaitugas pokok menyelenggarakan kegiatan serta wahana
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat penalaran dan kailmuan
sesuai dengan program yang bersangkutan
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1) dan (2) diatur
sesuia dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
PASAL 53
(1) Mahasiswa yang melanggar peraturan yang berlaku di STKIP Kristen dapat
dikenai sanksi baik akademik maupun non akademik.
PASAL 54
Atribut kemahasiswaan, bentuk dan tata cara penggunaannya diatur dengan
Keputusan Ketua atas persetujuan Senat.
PASAL 55
(1) Alumni merupakan mereka yang tamat pendidikan di STKIP Kristen.
(2) Alumni dapat membentuk organisasi alumni yang bertujuan untuk membina
hubungan dengan STKIP Kristen dalam upaya untuk menunjang pencapaian
tujuan pendidikan tinggi.
PASAL 56
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya STKIP Kristen dapat memperoleh
sarana dan prasarana dari Pemerintah, masyarakat dan sumber lain yang tidak
mengikat.
PASAL 57
(1) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal
dari Pemerintah diselenggarakan berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi
pengelolaan kekayaan milik Negara.
(2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal
dari masyarakat dan pihak luar negeri yang diluar penggunaan dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, diatur dengan Keputusan Ketua atas
persetujuan Senat.
(3) Tata cara pendayagunaan sarana dan prasarana untuk memperoleh dana guna
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi STKIP Kristen, diatur dengan
Keputusan Ketua atas persetujuan Senat.
PASAL 58
(1) Pembiayaan Perguruan Tinggi dapat diperoleh dari sumber Pemerintah,
masyarakat dan pihak luar negeri.
(2) Penggunaan dana yang berasal dari pemerintah baik dalam bentuk anggaran
rutin maupun anggaran pembangunan serta subsidi, diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dana yang diperoleh dari masyarakat adalah perolehaan dana STKIP Kristen
yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut :
a. Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP)
b. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)
c. Biaya Seleksi Ujian Masuk STKIP Kristen
d. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi STKIP.
e. Hasil jual produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan tinggi.
f. Penerimaan hibah perorangan, lembaga Pemerintah atau lembaga non
Pemerintah; dan
g. Penerimaan dari masyarakat lainnya.
(4) Penerimaan dan penggunaan dana yang diperoleh oleh pihak luar negeri diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat didasarkan atas
prinsip saling menguntungkan.
PASAL 59
(1) STKIP Kristen menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan
ketatausahaan yang berlaku.
(2) Pembukuan keuangan STKIP Kristen diperiksa oleh aparat Pengawasan
Fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAL 61
Struktur tariff dan cara pengelolaan yang berasal dari masyarakat diatur dengan
Keputusan Ketua atas persetujuan senat.
PASAL 62
(1) STKIP Kristen menjunjung tinggi kode etik yaitu pedoman sikap dan tingkah
laku dosen, tenaga administrasi, dan mahasiswa dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya masing-masing serta dalam pergaulan sehari-hari.
(2) STKIP Kristen dapat memberikan sanksi kepda dosen, tenaga administrasi,
dan mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik.
(3) Kriteria kode etik, tolak ukur, persyaratan, dan tata cara pemberian sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Keputusan
Ketua.
(4) Untuk menegakkan etika kehidupan dosen, tenaga administrasi, dan
mahasiswa disusun kode etik yang ditetapkan dengan Keputusan Ketua.
PASAL 63
(1) STKIP Kristen dapat memberikan penghargaan kepada warga kampus, warga
masyarakat, dan pihak – pihak lain yang telah berprestasi luar biasa bagi
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
(2) Kriteria, tolak ukur, persyaratan, dan tata cara pemberian penghargaan
sebagimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Ketua.
PASAL 64
STKIP Kristen memberikan sanksi kepada dosen, tenaga administrasi, dan
mahasiswa yang melakukan pelanggaran kode etik sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
PASAL 65
STKIP Kristen melaksanakan monitoring dan pengawasan mutu dan efisiensi
akademik keuangan, sarana dan prasarana, ketenagaan, dan manajemen secara
berkelanjutan dengan menggunakan system dan prosedur yang ditetapkan dengan
Keputusan Ketua.
PASAL 66
STKIP Kristen melaksanakan pengendalian mutu Program-Program Studi dan
kelembagaan dengan mengikuti ketententuan paraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Ketua.
PASAL 67
(1) Dalam pelaksanaan kegiatan akademik, STKIP Kristen dapat menjalin
kerjasama dengan perguruan tinggi dan atau lebaga lain baik didlam maupun
diluar negri.
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayet (1) dapat berbentuk :
a. Kontrak manajemen;
b. Program kembaran;
c. Program pemindahan kredit;
d. Tukar menukar dosen dan mahasiswa dalam penyaelengaraan kegiatan
akademik;
e. Pemenfaatan barsama sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan akademik
(3) Kerjasama dalam berbentuk kontrak manajeman, program kembaran, dan
program pemindahan kredit dengan perguruan tinggi luar negri sebagaimana
dimaksud pada ayet (1) hanya dapat dilaksanakan sepanjang program studi
dari perguruan tinggi luar negri teleh terakreditasi di negerinya
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayet (1), khusus
berkenaan dengan kerjasama dengan perguruan tinggi dan atau lembaga lain
di luar negeri, diatur sesuai dengan ketentuan pereturan perundang-undangan
yang berlaku
PASAL 68
Dalam rangka pembinaan pindidikan tinggi, STKIP Kristen dpaat member
bantuan kepada Perguruan Tinggi lain.
PASAL 69
Perubahan Statuta ini dilaksanakan atas persetujuan Senat STKIP Kristen dan
disahkan oleh Koordinator KopertisnWilayah XIV Papua.
Ditetapkan di : Teminabuan
Pada Tanggal : 09 Mei 2023